Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Amoniak
Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus molekul NH3 yang terdiri dari
3 atom hydrogen dan 1 atom nitrogen. Biasanya senyawa ini terdapat dalam fase
gas dengan bau tajam yang khas. Amonia umumnya bersifat basa (pKb=4.75),
namun dapat juga bertindak sebagai asam lemah (pKa=9.25). Amonia bersifat
basa lemah karena larutan basa tidak berubah seluruhnya menjadi ion hidroksida
dalam larutan.
Sifat Fisik :
a. Berat molekul : 17,03 kg/kg mol
b. Fase : cair
c. Warna : tak berwarna
d. Titik didih : -33,35 °C (101,3 KPa)
e. Titik leleh : -77,7 °C
f. Specific heat : 2097,2 (0°C); 2226,2 (100°C)
g. Kelarutan dalam air (%wt) : 42,8 (0°C); 14,1 (60°C)
h. Specific gravity : 0,690 (-40°C); 0,639 (0°C); 0,590 (40°C)
i. Berat jenis (%wt) : 970 kg/m3 (8°C); 618 kg/m3 (100°C)
9
10
Sifat Kimia :
a. Amonia bereaksi dengan formaldehid menghasilkan
hexamethylenetetramine dan air, reaksinya sebagai berikut :
6CH2O + 4NH3 → (CH2)6N4 + 6H2O
b. Amonia stabil pada temperatur sedang, tetapi terdekomposisi menjadi
hidrogen dan nitrogen pada temperatur yang tinggi, pada tekanan
atmosfer dekomposisi terjadi pada 450 – 500o C.
c. Oksidasi amonia pada temperatur yang tinggi menghasilkan nitrogen dan
air.
d. Reaksi antara amonia dan karbondioksida menghasilkan ammonium
carbamat, reaksinya sebagai berikut :
2NH3 + CO2 → NH2CO2NH4
Ammonium carbamat kemudian terdekomposisi menjadi urea dan air.
e. Ammonium bereaksi dengan uap phospor pada panas yang tinggi
menghasilkan nitrogen dan phospine.
Reaksinya sebagai berikut :
2NH3 + 2P → 2PH3 + N2
f. Belerang dan ammonia anhidrat cair bereaksi menghasilkan hidrogen
sulfit. Reaksinya sebagai berikut :
10S + 4NH3 → 6H2S + N4S4
g. Pemanasan amonia dengan logam yang reaktif seperti magnesium
menghasilkan magnesium nitrit.
Reaksinya sebagai berikut :
3Mg + 2NH3 → Mg3N2 + 3H2
h. Reaksi antara amonia dan air bersifat reversibel. Reaksinya sebagai
berikut :
NH3 + H2O ↔ NH4+ + OH
Kelarutan amonia turun dengan cepat dengan naiknya temperatur.
11
2.1.2 Formaldehid
Formaldehid adalah senyawa organic dengan struktur CH20, biasanya
berbentuk gas atau larutan. Larutan ini mempunyai sifat tidak berwarna atau
hamper tidak berwarna seperti air, sedikit asam baunya sangat menusuk dan
korosif, terurai jika dipanaskan dan melepaskan asam formiat. Formaldehid
merupakan reduktor kuat yang bereaksi kuat dengan bahan pengoksidasi dan
berbagai senyawa organic.
Sifat Fisik :
a. Berat molekul : 30,03 kg/kg mol
b. Fase : cair
c. Berat jenis : 815,3 kg/m3 (-20 °C) 915,1 kg/m3 (-80 °C)
d. Titik cair : -118 o C
e. Suhu kritis : 137,2 – 141,2 °C
f. Tekanan kritis : 6,784 – 6,637 Mpa
g. Entropi : 218,8 J/mol.K
h. Panas pembakaran : 561 KJ/mol
Sifat Kimia :
a. Bereaksi dengan amonia membentuk hexamine dan air
1. 6CH2O + 4NH3 → (CH2)6N4 + 6H2O
b. Bereaksi dengan asetaldehid pada fase cair membentuk pentaeritriol
1. CH3CHO + 3CH2O → C(CH2OH)3CHO
2.2 Produk
Produk yang dihasilkan dari prarancangan pabrik ini adalah Heksamin atau
Hexamethylenetetramine. Bahan ini merupakan senyawa sintetik organik dengan
rumus kimia (CH2)6N4 (Roth, 2016).
2.2.1 Heksamin
Heksamin (hexamethylenetetramine) merupakan senyawa sintetik organik
dengan rumus kimia C6H12N4, berwarna putih, tidak berbau, dan merupakan
padatan kristal yang dapat terurai pada temperatur tinggi. Heksamin bersifat basa
lemah, larut dalam air, alkohol atau eter (Roth,2016). Heksamin terbuat dari
amoniak dan formaldehid (US Patent 2640826-A).
Berikut adalah sifat fisik dan sifat kimia heksamin
Sifat Fisik :
a. Rumus Molekul : C6H12N4
b. Berat Molekul (BM) : 140.2 Kg/Kmol
c. Fase : Padat
d. Bentuk : Kristal
e. Specific gravity : 1.270 (25°C)
f. Warna : Putih
g. Titik sublimasi : 263°C
h. Titik nyala : 250°C
i. pH (Larutan 10%) : 7.5-9.0 (air: 100g/l, 20°C)
j. Densitas : 1.331 gr/cm3 pada 20°C
k. Kelarutan dalam air : 46.5 g/100g pada 25°C
43.4 g/100g pada 70°C
l. Kemurnian : min 99 %
(Roth,2016).
Sifat Kimia :
a. Pada reaksi nitrasi hexamine akan dihasilkan cyclotrimethylene trinitramine
atau lebih populer dengan sebutan RDX yang mempunyai daya ledak tinggi.
13
b. Hexamine tidak bereaksi dengan alkohol pada kondisi netral ataupun biasa,
tetapi bereaksi pada kondisi asam membentuk garam amonium reaksinya
sebagai berikut:
𝐶6𝐻12𝑁4 + 12𝑅 − 𝑂𝐻 + 4𝐻𝐶𝑙 → 𝑁𝐻4𝐶𝑙 + 6𝐶𝐻2(𝑂 − 𝑅)2
c. Jika hexamine dipanaskan dengan asam kuat dan fase cair akan terhidrolisis
membentuk formaldehid dan garam amonium.
Reaksi yang terjadi:
𝐶6𝐻12𝑁4 + 4𝐻𝐶𝑙 + 6𝐻2𝑂 → 6𝐻2𝑂 + 𝑁𝐻4𝐶𝑙
(Kirk and Orthmer, 1993).
2.3 Proses Pembuatan Heksamin
Dalam pembutan heksamin secara komersial dengan bahan baku
amoniak dan formaldehid dikenal 3 (tiga) macam proses, yaitu :
inert serta impuritas seperti metanol dibuang dari bagian atas reaktor seperti waste
gas. Gas ini masih mengandung hidrogen 18 – 20 % dan dapat dimanfaatkan
sebagai bahan bakar. Dari reaktor produk masuk ke dalam centrifuge untuk dicuci
dengan air kemudian dikeringkan dan dipasarkan. Konversi dari proses ini adalah
97 % dan yield proses ini mencapai 95 %. (European Patent Office no. 0468353b)
Jenis Proses
Uraian
Meissner Leonard AGF Lefebvre
Jumlah
2 1 1
Reaktor
16