You are on page 1of 33

PRAKTIKUM

PARASITOLOGI

BLOK 18 HIV / AIDS


By : Priskila Fransiska
Lumempouw / Koedoeboen
HELMINTOLOGI
Strongiloides stercoralis
• Nama penyakit : strongiloidiasis
• Bentuk infektif : larva filariform (bentuk kurus
dengan mulut tertutup sedikit tajam).
• Gejala: creeping eruption,gatal yang hebat,
Keluhan pada sistem gastrointestinal, malaise
• Diagnosis : menemukan larva rhabditiform
(autoinfeksi) dlm tinja segar
• Obat: Albendazole 400 mg – dalamwaktu 7
hari.
Strongiloides stercoralis
cacing dewasa bentuk parasiter (hanya cacing betina)

• Hanya ditemukan pada betina saja


• Bentuk : Filariform
• Panjang : ± 2mm
• Esofagus : 1/3 panjang badan
• Uterus : berisi telur telur
• Telur – telur berada pada ¼ badan posterior
• Ekor : berujung lancip
Strongiloides stercoralis
cacing dewasa bentuk bebas,cacing jantan

• Bentuk : pendek,gemuk
• Panjang : ± 0.7 mm
• Ekor : lancip ,membengkok(melengkung)
dan memiliki spekulum(spikula)
• Esofagus : 2 bulbi dan pendek
Strongiloides stercoralis
cacing dewasa bentuk bebas,cacing betina

• Bentuk : panjang,gemuk
• Panjang : ± 1 mm
• Esofagus : 2 bulbi dan pendek
• Uterus : berisi telur-telur
• Vulva : ± ½ panjang badan
• Ekor : ujungnya lancip dan melengkung
Strongiloides stercoralis
larva rhabditiform

• Bentuk : halus,pendek
• Panjang : ± 225 mikron
• Ruang mulut : terbuka,pendek,lebar
• Esofagus : 2 bulbi, 1/3 panjang badan
• Ekor : berujung lancip /runcing
Strongiloides stercoralis
larva filariform

• Bentuk : halus,panjang
• Panjang : 700 mikron
• Ruang mulut : tertutup
• Esofagus : ½ panjang badan
• Ekor : bercabang
PROTOZOOLOGI
Toxoplasma gondii
• Nama penyakit : toxoplasmosis
• Bentuk infektif : Trofozoit atau bentuk proliferative
dengan bentuk sel seperti bulan sabit
• Gejala:
Demam, gangguan kognotif,
kognotif penurunan kesadaran
1. T. akuisita : asimptomatik,
asimptomatik limfadenopati,ensefalitis
2.T.kongenital : abortus,lahir mati,lahir cacat
Obat : Pirimetamin,preparat sulfa,spiramisin
First line KombinasiPirimentamin
KombinasiPirimentamin (50 – 75 mg/ hari)
+ Sulfadiazine (4-6 6 g/day).
Toxoplasma gondii
Bentuk kista / bradizoit
• Sediaan jaringan otak
• Bentuk kista bulat dgn dinding yang tebal
• Berisi banyak trofozoit
Toxoplasma gondii
Bentuk trofozoit / proliferatif

• Terdapat dalam sel


• Di luar sel ditemukan berkelompok/satu-satu
satu atau berdua
• Bentuk spt bulan sabit dgn satu kutub tumpul
• Panjang 3-4 mikron
• Inti satu, di tengah
Toxoplasma gondii
Bentuk kista Bentuk trofozoit
Blastocystis hominis
• Nama penyakit : Blastocyasis
• Bentuk infektif : Kista dari blastocytis hominis
• Gejala: Gangguan pada sistem GI Tract seperti
diarea, disentri,, nausea, konstipasi.
• Diagnosis : menemukan B.hominis dalam tinja
• Obat : Metronidazol 750 mg dalam 3 x
sehariselama 10 hari
Blastocystis hominis
Pewarnaan trikrom
• Pewarnaan trikrom 6 X 100
• Besar : 5 – 40 mikron
• Badan homogen di tengah yang dapat
mengambil wana hijau
• “Inti-inti” sekitar badan homogen
Isospora belli
• Nama penyakit : Isosporiasis
• Bentuk infektif : Ookista matang (dinding
berlapis dua)
• Gejala: Gangguan pada GI Tract seperti diare.
Pada penderita AIDS demam,
 malaise, diare
persistent yang dapat menyebabkan kematian.
• Obat : Kombinasi trimethoprim (TMP) 160 mg
+ Sulfametoksazol (SMX) 800 mg diberikan 4
kali sehariselama 7 – 10 hari.
Isospora belli
Ookista matang

• Ookista (lugol)
• Ookista lonjong/elips, besar 25 – 33 mikron
• Dinding berlapis dua, rata , tdk berwarna
• Berisi 2 sporokista,
tiap sporokista mengandung 4 sporozoit
• Sitoplasma bergranula,inti satu
• Pada tinja segar bentuk imatur
dan mengandung satu sporoblast
Cryptosporidium spp
• Nama penyakit : Kriptosporidiosis
• Bentuk infektif : Ookista matang (mengandung
4 sporozoit).
• Gejala: Diare kronik, anoreksiapenurunan
anoreksia
BB.
• Obat : Azitromisin 900 atau 1.200 mg sekali 2
hariselama 2 minggu.
Cryptosporidium spp
(pulasan tahan asam 10 X 100)

• Diameter 4 – 5 mikrometer
• Ookista matang mengandung 4 sporozoit
• Ookista berwarna terang pink merah
• Mengandung granula yang warnanya lebih gelap
Cyclospora cayetanensis
• Nama penyakit : Cyclosporiasis
• Bentuk infektif : Ookista matang (mengandung
2 sporokista).
• Gejala: Pada pasien AIDS diare kronis dan
infeksi kandung empedu (dapat terjadi).
• Obat : Trimetoprim 160 mg + Sulfametoksazol
800 mg 4 x sehariselama 10 hari.
Cyclospora cayetanensis
Ookista (lugol
lugol) 10 X 40

• Ookista ( Acid fast stain)


• Ookista berwarna kemerahan
• Ukuran 8 – 10 mikrometer
• Spesimen tinja,sediaan basah
• Ookista terwarnai tidak merata
• Ookista mengandung 2 sporokista,
1 sporokista berisi 2 sporozoit
Microsporidium spp
• Nama penyakit : Mikrosporidiasis
• Bentuk infektif : Spora
• Gejala: Diare kronis dan dapat terjadi infeksi
kandung empedu yang disertai dengan nyeri
abdomen, muntah, dan demam.
• Obat : Albendazol 400 mg 2 x sehariselama 2 –
4 minggu.
Microsporidium spp
• Latar belakang berwarna hijau pucat
• Kontras antara mikrosporidia dengan sekitar jelas
• Spora mikrosporidia berwarna merah muda
MIKOLOGI
Kriptokokosis
Kriptokokosis
• Sediaan jaringan paru dengan pulasan mucicarmin (pewarnaan simpai)
• Jamur mudah dilihat sebagai blastospora dengan simpainya berwarna merah tua
Cryptococcus neoformans
• Nama penyakit : Kriptokokosis
• Bentuk infektif : Blastospora (dengan bentuk simpai
yang jelas sebagai inti).
• Gejala: Padapasien AIDS  Meningitis kriptokokus dan
terdapat lesi kulit yang bila di tes swab pada lesi kulit
pada mikroskop didapatkan gambaran jamur
Cryptococcus neoformans..
• Diagnosis :
• Obat : Induksi Amfoterisin B 0,7 – 1 Mg/KgBB disertai
dengan pemberian flusitosin 100 mg selama 2 minggu
yang diikuti dengan flukonazol 400 mg selama paling
sedikit 10 minggu.
Biakan Cryptococcus neoformans
dengan tinta india

• Blastospora dengan simpai jelas sebagai inti dan struktur tidak berwarna pada
dasar hitam
Histoplasmosis
• Nama penyakit : Histoplamosis
• Bentuk infektif : Pada pemeriksaan mikroskop
dengan pulasan HE terdapat sel ragi
intraseluler.
• Gejala: Demam,, malaise, BB menurun, lesi di
kulit, keringat tengah malam,
malam batuk berdahak.
• Obat : First line therapy  Amphotericin B +
Itraconazole.
Histoplasmosis
sediaan jaringan tonsil pulasan HE

• Sel ragi 1 – 5 mikron


• Intraselular
• Dikelilingi halo hialin yang tidak terpulas
Biakan Histoplasma capsulatum
Sediaan lacto phenol cotton blue (lpcb)
(
• Makrokonidia yg khas dengan tonjolan halus (tuberculated)
• Mikrokonidia tak khas
Candida spp
• Nama penyakit : Kandidiasis
• Bentuk infektif : (+) Biakan koloni candida, tampak sel
ragi / blastospora dalam gambaran mikroskop
• Gejala: Lesi putih yang berupa bercak – bercak putih
pada cavitas oral sampai dengan esophagus, bila
diangkat menimbulkan bekas dan dapat berdarah 
Pada pasien AIDS nyeri hebat seperti terbakar, nafsu
makan menurun, dan menurunkan quality of life.Pada
pasien AIDS  kandidiosis sistemik.
• Obat :
Topical anti fungal Nystatin
Nystatin, Amphoterin B
Oral Flukonazole
Biakan Candida spp.
Pada Agar Sabouraud Dekstrosa (ASD)

A. Koloni Candida spp.


Yang berasal dari biakan darah pada ASD
B. Koloni Candida spp. Hasil biakan ulang A pada ASD

You might also like