You are on page 1of 74

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id
RINGKASAN DISERTASI

MODEL PROMOSI KESEHATAN DALAM PEMBERANTASAN


SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH DENGUE

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan derajat Doktor Program


Studi Penyuluhan Pembangunan/Pemberdyaan Masyarakat
Minat Studi Promosi Kesehatan

Di Surakarta pada tanggal 28 Oktober 2016

Oleh:
HERU SUBARIS KASJONO (NIM: T620809003)

Komisi Pembimbing:
Prof. Dr. dr. AA Subiyanto, MS. : Promotor
Dr. Drajat Tri Kartono, MS. : Co Promotor I
Dr. Ir. Eny Lestari, MS. : Co Promotor II

PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit
2016to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dewan Penguji:

Ketua : Prof. Drs. Sutarno, M.Sc., Wakil Rektor I UNS


Ph.D

Sekertaris : Prof. Dr. M. Furqon Direktur UNS


Hidayatullah., M.Pd Pascasarjana

Anggota : Dr. Sapja Anantanyu., SP., Kepala UNS


M.Si Program Studi

Anggota : Prof. Dr. Hartono, dr., M.Si Dekan Fak. UNS


Kedokteran
Anggota : Prof. Dr. dr. AA Subiyanto., Promotor UNS
MS

Anggota : Dr. Drajat Tri Kartono., MS Co-Promotor 1 UNS

Anggota : Dr. Ir. Eny Lestari., MS Co-Promotor 2 UNS

Anggota : Prof. Dr. Bhisma Murti, MPH., Penguji 1 UNS


M.Sc., Ph.D

Anggota : Prof. DR. KRT. Adi Heru Penguji 2 UGM


Sutomo., M.Sc., DCN

commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan Disertasi yang berjudul “ Model
Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam
Berdarah Dengue”.
Penulisan ini dapat terlaksana dengan baik berkat bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada yang terhormat;
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi., MS., Selaku Rektor Universitas Negeri
Sebelas Maret Surakarta.
2. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah., M.Pd., Selaku Direktur
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
3. Dr. Sapja Anantanyu., SP., M.Si., Selaku Kepala Program Studi
Penyuluhan Pembangunan/Pemberdayaan Masyarakat,
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
4. Prof. Dr. dr. Ahmad Arman Subiyanto., MS., Selaku Promotor,
yang telah memberikan semangat dan bimbingan.
5. Dr. Drajat Tri Kartono., MS., Selaku Co Promotor 1 yang telah
memberikan bimbingan, saran dan memotivasi penulis.
6. Dr. Ir. Eny Lestari., MS., Selaku Co Promotor 2 yang telah
memberikan bimbingan dan saran.
7. Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan Kemenkes R.I., atas beasiswa yang telah
diberikan.
8. Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Yogyakarta beserta staf atas pemberian semangat yang tiada
henti-hentinya.
9. Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Yogyakarta
commit to user
beserta staf.

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Terakhir ucapan terima kasih yang tidak terhingga penulis
sampaikan kepada orang tua terhormat (Bapak Kasidi dan Ibu Suwarni)
dan mertua (Bapak Alm. Suparto dan Ibu Wiyati) atas Do’a, segala
kasih sayang dan segala dukungannya. Demikian juga istri tercinta
(Endang Paryanti), dan anak tersayang Nur Muhammad Herunda Putra,
yang telah mendorong dan memberikan motivasi.
Semoga semua amal dan kebaikan yang telah diberikan kepada
penulis akan diberikan imbalan yang terbaik dari Alloh SWT dan
semoga disertasi ini bermanfaat. Amin.

Surakarta, Oktober 2016

Penulis

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK

Heru Subaris Kasjono, 2016. Model Promosi Kesehatan Dalam


Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue. Disertasi
Pembimbing I: Prof. Dr. dr. A.A. Subiyanto, MS., II: Dr. Drajat Tri
Kartono, MS., III: Dr. Ir. Eny Lestari, MS. Program Studi Penyuluhan
Pembangunan/Pemberdayaan Masyarakat Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan
salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang sampai saat
ini belum dapat ditanggulangi, serta merupakan kasus DBD tertinggi di
dunia. Berdasarkan program yang sudah dilaksanakan dengan
pendekatan promosi kesehatan PSN DBD dan hasil-hasil penelitian
yang telah dilakukan belum cukup untuk menanggulangi DBD, serta
belum mampu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pemberantasan sarang nyamuk. Penelitian ini bertujuan: Menganalisis
pengaruh penyuluhan PSN DBD, program PSN DBD, modal sosial,
persepsi PSN DBD, persepsi penyakit DBD, partisipasi PSN DBD di
rumah tangga, partisipasi di lingkungan secara langsung dan tidak
langsung terhadap kepadatan jentik berdasarkan Container Index (CI) di
Kabupaten Bantul. Penelitian ini dirancang dengan pendekatan
kuantitatif dan dilengkapi data kualitatif dengan pendekatan cross
sectional. Untuk menggali informasi digunakan lembar observasi,
panduan wawancara, kuesioner dan fokus group discussion. Kuesioner
diujikan pada 225 ibu rumah tangga. Sampel pada penelitian ini ibu
rumah tangga sebanyak 600 orang. Hasil penelitian menunjukkan:
pengaruh penyuluhan PSN DBD, program PSN DBD, modal sosial,
persepsi PSN DBD, persepsi penyakit DBD, partisipasi PSN DBD di
rumah tangga, partisipasi di lingkungan secara langsung dan tidak
langsung terhadap kepadatan jentik berdasarkan Container Index (CI),
dengan model fit X2=7.159, P=0.067, GFI=0.997, AGFI=0.964,
RMSEA=0.048, NFI=0.999 dan CFI=0.999. Modal social keluarga
dipengaruhi oleh penyuluhan PSN DBD dan program PSN DBD.
Partisipasi PSN DBD di rumah tangga dipengaruhi oleh faktor
penyuluhan PSN DBD, program PSN DBD, modal sosial, persepsi
commit to user
terhadap PSN DBD, dan persepsi terhadap penyakit DBD. Partisipasi
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PSN DBD di lingkungan dipengaruhi oleh faktor penyuluhan PSN
DBD, program PSN DBD, modal sosial, persepsi terhadap PSN DBD,
persepsi terhadap penyakit DBD, dan partisipasi PSN DBD di rumah
tangga. Kepadatan jentik nyamuk berdasarkan Container Index (CI)
dipengaruhi oleh faktor penyuluhan PSN DBD, program PSN DBD,
modal sosial, persepsi terhadap PSN DBD, persepsi terhadap penyakit
DBD, partisipasi PSN DBD di rumah tangga dan partisipasi PSN DBD
di rumah lingkungan. Kesimpulan: Model pemberantasan sarang
nyamuk demam berdarah dengue yang baik dirancang dengan
meningkatkan partisipasi PSN DBD dikeluarga dan lingkungannya
melalui perbaikan pelaksanaan penyuluhan dan program PSN DBD
(Jumantik dan Tim Gertak) dengan memperhatikan modal sosial
keluarga (warga).

Kata Kunci: Promosi Kesehatan, Pemberantasan Sarang Nyamuk,


Modal Sosial, Partisipasi, Demam Berdarah Dengue.

commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT

Heru Subaris Kasjono, 2016. Health Promotion Model of


Eradicating Mosquito Breeding Places of Dengue Hemorrhagic Fever.
Dissertasion. First Promotore: Prof. Dr. dr. A.A. Subiyanto, MS.,
Second Promotore: Dr. Drajat Tri Kartono, MS., Third Promotore: Dr.
Ir. Eny Lestari, MS. Devalopment Education/Community
Empowerment Study Program of Postgraduate Program of Sebelas
Maret University, Surakarta.
Dengue fever is still being one of the public health problems in
Indonesia which could not be addressed until now, and also being the
highest case of dengue fever in the world. Based on the program that
was already undertaken by using health promotion approach for
eradicating mosquito breeding Place and the research results that have
been done, it was not enough to overcome the dengue fever, and are not
able to improve public participation in eradicating mosquito.This
research has aim: to analyze the influence of eradicating mosquito
breedinng place counseling, the eradicating mosquito breedinng place
program, the social capital, the perception of eradicating mosquito
breeding place, the dengue fever perception, the eradicating mosquito
breeding place participation in households, directly or indirectly
participation in the neighborhood to the density of larva based on
Container Index (CI) in Kabupaten Bantul.This research is designed
with the quantitative approach and it is equipped qualitative data with
the Cross Sectional approach. To obtain information, it used
observation sheets, an interview guide, the questionnaire, and focus
group discussion. The questionnaire was tested to 225 housewives. The
samples in this research were housewives as many as 600 people. The
research result shows: the counseling influence of the eradicating
mosquito breeding place counseling, the eradicating mosquito breeding
place program, the social capital, the eradicating mosquito breeding
place perception, the dangue fever perception, the eradicating mosquito
breeding place participation in households, directly or indirectly
participation in the neighborhood to the density of larva based on
Container Index (CI), by using fit X2=7.159, P=0.067, GFI=0.997,
commit to user
AGFI=0.964, RMSEA=0.048, NFI=0.999 and CFI=0.999. model Social
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
capital family was influenced by the counseling of the eradicating
mosquito breeding place counseling and the eradicating mosquito
breedinng place program. The eradicating mosquito breedinng place
participation at households is influenced by an eradicating mosquito
breedinng place counseling factor, the eradicating mosquito breeding
place program, the social capital, the perception on the eradicating
mosquito breeding place, and perception on the dengue fever. The
participation of eradicating mosquito breeding place in the
neighborhood is affected by a counseling factor of eradicating mosquito
breedinng place, the eradicating mosquito breedinng place program, the
social capital , the perception on eradicating mosquito breeding place,
the perception on dengue fever, and the eradicating mosquito breeding
place participation at households. The density of mosquito larvae, based
on Container Index (CI), is affected by the eradicating mosquito
breeding place counseling factors, the eradicating mosquito breeding
place programs, the social capital, the eradicating mosquito breeding
place perception, perception against disease of dengue fever, the
eradicating mosquito breeding place participation in households and the
eradicating mosquito breedinng place participation in the
neighborhoods. Conclusion: a good model of mosquito eradication
dengue fever is designed by increasing the participation of eradicating
mosquito breeding place in the households and its environment through
improvements counseling program eradicating mosquito breedinng
place and dengue fever (Jumantik dan Team Gertak) by being attention
to social capital family (residents).

Keywords: Promotion Of Health, The Mosquito Eradication, Social


Capital, Participation, Dengue Fever .

commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................iii
ABSTRAK ...........................................................................................v
ABSTRACT.........................................................................................vii
DAFTAR ISI........................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.....................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................4
C. Tujuan Penelitian ...............................................................5
D. Manfaat Penelitian .............................................................6
E. Kebaruan Penelitian ...........................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Pustaka ...............................................................9
1. Promosi Kesehatan......................................................9
2. Modal Sosial ...............................................................13
3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Partisipasi ..16
4. Penyuluhan sebagai sarana perubahan perilaku sehat
masyarakat ..................................................................17
5. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) DBD dan
Kepadatan Jentik (CI) .................................................18
B. Kerangka Berpikir..............................................................19
C. Hipotesis ............................................................................21

BAB III METODE PENELITIAN


A. Rancangan Penelitian.........................................................23
B. Metode Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian ..............23
C. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................24
D. Instrumen Pengumpulan Data............................................25
E. Analisis Data ......................................................................26

BAB IV HASIL PENELITIAN


A. Hasil Analisis Jalur ............................................................27
commit to user

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Model promosi kesehatan dalam pemberantasan sarang
nyamuk DBD di Kabupaten Bantul ...................................34

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN


A. Simpulan ...........................................................................37
B. Implikasi ............................................................................39
C. Saran ..................................................................................42

PUBLIKASI.........................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................48
BIODATA............................................................................................54

commit to user

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan
salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang sampai saat
ini belum dapat ditanggulangi, serta merupakan kasus DBD tertinggi di
dunia. Penyakit DBD bahkan endemis hampir di seluruh provinsi,
kurun waktu 5 tahun terakhir jumlah kasus dan daerah terjangkit terus
meningkat dan menyebar luas sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa
(Sumantri, 2012). Berdasarkan ramalan Inter-governmental Panel on
Climate Change (IPCC) tahun 1996 melalui simulasi menyebutkan, jika
keadaan lingkungan dan perilaku masyarakat tidak berubah maka,
insiden DBD di Indonesia diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat
dari sekarang pada tahun 2070 (Sintorini, 2006).
Hasil survei Dinkes Kabupaten Bantul (2011a), menyatakan
partisipasi masyarakat dalam melaksanakan PSN dari tahun 1999
sampai 2011 belum memuaskan karena nilai ABJ belum mencapai
target yang ditetapkan Kabupaten Bantul sebesar 80%. Hasil ini masih
jauh dari harapan nasional sebesar 95%, dan berdasarkan profil
kesehatan kabupaten Bantul tahun 2015 ABJ rata-rata 84% yang
berpotensi terhadap penularan DBD karena masih terdapat tempat-
tempat potensial perkembangbiakan jentik yang mendukung, sehingga

commit to user

Heru Subaris Kasjono 1


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

penyakit DBD masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di


Kabupaten Bantul.
Berdasarkan hasil penelitian dan beberapa studi sebelumnya
menunjukkan partisipasi masyarakat dalam melaksanakan PSN belum
mencapai target. Hal ini disebabkan sulitnya membuat orang peduli dan
mau menjaga kebersihan lingkungan untuk melaksanakan PSN
(Hutabarat et al., 2007), pengetahuan masyarakat tentang penyebab
penyakit DBD masih rendah (Krianto. 2008b; Miklon, 2007), persepsi
masyarakat yang keliru tentang DBD serta peran dan tanggungjawab
siapa pencegahan dan pemberantasan DBD (Sudarno, 2008). Adanya
budaya masyarakat yang kurang mendukung PSN 3M (Sudiadnyana,
2008; Sukowati, 2010), strategi pendekatan yang dipilih pemerintah
kurang tepat, peran petugas masih rendah (Alvira, 2010; Krianto,
2008c), dan kemitraan dalam sosialisasi PSN 3 M Plus belum terjalin
dengan baik (Armstrong et al., 2006), serta masyarakat merasa lebih
percaya dengan bahan kimia dibandingkan melakukan PSN secara
mandiri (Cahyo, 2006; Haryono, 1999). Selain itu ada tempat - tempat
yang berpotensi sebagai perindukan nyamuk tidak diperiksa atau belum
dijangkau oleh warga, seperti lahan dan rumah kosong, tempat
pemakaman serta ruang publik (Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul,
2011b).
Penelitian modal sosial diberbagai negara menunjukkan bahwa
modal sosial dapat dibangun pada
committingkat
to user mikro, meso, dan makro.

Heru Subaris Kasjono 2


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

Miller et al. (2006), dan Brata (2004), menunjukkan bahwa modal


sosial menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi masalah kesehatan,
kemiskinan, pendidikan dan ketersediaan modal di tingkat rumah
tangga di Indonesia. Meskipun lebih dari satu dekade penelitian tentang
modal sosial dan kesehatan, hubungan teoritis dan empiris antara modal
sosial dan kesehatan masih belum diselesaikan dan makna dari berbagai
bentuk modal sosial individu dan kolektif serta implikasinya terhadap
kesehatan dan promosi kesehatan perlu eksplorasi lebih lanjut
(Eriksson, 2011).
Berdasarkan program yang sudah dilaksanakan dengan
pendekatan promosi kesehatan PSN DBD dan hasil-hasil penelitian
yang telah dilakukan belum cukup untuk menanggulangi DBD, serta
belum mampu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pemberantasan sarang nyamuk. Padahal partisipasi masyarakat adalah
hal yang utama dalam pengendalian DBD dan masyarakat sendirilah
yang akan bisa memelihara keberlanjutannya (WHO, 2006). Agar
masyarakat dapat berpartisipasi meningkatkan pelaksanaan PSN dan
berkelanjutan, perlu dicari model promosi kesehatan yang sesuai
dengan karakteristik masyarakat, modal sosial masyarakat, dan faktor-
faktor lain yang mempengaruhi partisipasi masyarakat.

commit to user

Heru Subaris Kasjono 3


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan berbagai fakta yang telah dipaparkan maka terdapat
permasalahan berkaitan promosi kesehatan dalam pemberantasan
sarang nyamuk DBD, yaitu:
1. Apakah penyuluhan PSN DBD dan program PSN DBD
berpengaruh terhadap modal sosial ?
2. Apakah penyuluhan PSN DBD, program PSN DBD dan modal
sosial berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap persepsi
PSN DBD ?
3. Apakah penyuluhan PSN DBD, program PSN DBD, modal sosial
berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap persepsi
penyakit DBD ?
4. Apakah penyuluhan PSN DBD, program PSN DBD, modal sosial,
persepsi PSN DBD, persepsi penyakit DBD berpengaruh langsung
dan tidak langsung terhadap partisipasi PSN DBD di rumah
tangga?
5. Apakah penyuluhan PSN DBD, program PSN DBD, modal sosial,
persepsi PSN DBD, persepsi penyakit DBD, partisipasi PSN DBD
di rumah tangga berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap
partisipasi PSN DBD di lingkungan ?
6. Apakah penyuluhan PSN DBD, program PSN DBD, modal sosial,
persepsi PSN DBD, persepsi penyakit DBD, partisipasi PSN DBD
di rumah tangga, partisipasicommit
di lingkungan
to user berpengaruh langsung
Heru Subaris Kasjono 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

dan tidak langsung terhadap kepadatan jentik berdasarkan


Container Index (CI) ?
7. Bagaimana model promosi kesehatan dalam pemberantasan sarang
nyamuk demam berdarah dengue (PSN DBD) berdasarkan faktor-
faktor yang diteliti di Kabupaten Bantul ?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka disusunlah
tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh penyuluhan PSN DBD dan program PSN
DBD terhadap modal sosial.
2. Menganalisis pengaruh penyuluhan PSN DBD, program PSN DBD
dan modal sosial secara langsung dan tidak langsung terhadap
persepsi PSN DBD.
3. Menganalisis pengaruh penyuluhan PSN DBD, program PSN
DBD, modal sosial secara langsung dan tidak langsung terhadap
persepsi penyakit DBD.
4. Menganalisis pengaruh penyuluhan PSN DBD, program PSN
DBD, modal sosial, persepsi PSN DBD, persepsi penyakit DBD
secara langsung dan tidak langsung terhadap partisipasi PSN DBD
di rumah tangga.
5. Menganalisis pengaruh penyuluhan PSN DBD, program PSN
DBD, modal sosial, persepsi PSN DBD, persepsi penyakit DBD,
commit to user

Heru Subaris Kasjono 5


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

partisipasi PSN DBD di rumah tangga secara langsung dan tidak


langsung terhadap partisipasi PSN DBD di lingkungan.
6. Menganalisis pengaruh penyuluhan PSN DBD, program PSN
DBD, modal sosial, persepsi PSN DBD, persepsi penyakit DBD,
partisipasi PSN DBD di rumah tangga, partisipasi di lingkungan
secara langsung dan tidak langsung terhadap kepadatan jentik
berdasarkan Container Index (CI).
7. Merancang model promosi kesehatan dalam Pemberantasan Sarang
Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) di Kabupaten
Bantul.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis
Manfaat praktis yang diharapkan adalah sebagai sumbangan
pemikiran bagi pihak-pihak yang terkait dalam pertimbangan
pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan pencegahan dan
penanggulangan DBD, khususnya pemberantasan sarang nyamuk
agar suatu wilayah bebas DBD secara berkelanjutan.
2. Manfaat akademik
Manfaat akademik yang diharapkan adalah sebagai bahan
kajian dan pengembangan pendekatan promosi kesehatan,
khususnya mengenai model promosi kesehatan dalam
Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN
commit to user

Heru Subaris Kasjono 6


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

DBD) untuk mendukung keberlanjutan sistem pencegahan dan


penanggulangan DBD.

E. Kebaruan Penelitian
Untuk menunjukkan kebaruan penelitian, penelitian ini
dibandingkan dengan penelitian penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya. Selain penelitian itu, peneliti menggunakan teori Health
Belief Model (Nadioo dan Wills, 1996) sebagai teori utama dalam
penelitian. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya dan teori HBM
dibagi atas empat hal, yaitu berdasarkan tujuan, metode penelitian yang
digunakan, variabel penelitian dan hasil penelitian.
1. Tujuan penelitian
Penelitian yang telah dilakukan pada umumnya tentang kampanye
dan keberhasilan program pencegahan dan pengendalian DBD di
masyarakat dengan outcome kasus DBD. Penelitian ini berbeda,
karena penelitian bertujuan menghasilkan model promosi kesehatan
dalam pemberantasan sarang nyamuk DBD (PSN DBD)
berdasarkan HBM, dan penyuluhan, program yang sudah
dilaksanakan serta modal sosial dengan outcome kepadatan jentik
nyamuk berdasarkan Container Index (CI).
2. Metode penelitian
Penelitian terdahulu pada umumnya menggunakan kualitatif dan
sedikit yang menggunakan kuantitatif dengan The Health Belief
commit to user

Heru Subaris Kasjono 7


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

Model (HBM). Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross


Sectional dan paradigma kuantitatif sebagai tumpuan analisis,
dilengkapi dengan informasi berdasarkan data kualitatif untuk
mendukung dan mempertajam analisis kuantitatif. Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah path analysis yang didukung
dengan informasi kualitatif, sedangkan penelitian terdahulu pada
umumnya menggunakan regresi ganda dan regresi logistik.
3. Variabel penelitian
Penelitian terdahulu pada umumnya menggunakan sebagian atau
seluruhnya dari teori HBM terkait perilaku pencegahan, penularan
DBD dan kasus/kejadian DBD. Penelitian ini berbeda, karena
mengintegrasikan modal sosial dalam teori HBM, terkait dengan
partisipasi PSN DBD di rumah tangga dan lingkungan, dan serta
kepadatan jentik nyamuk yang dilihat Container Indeks (CI).
4. Hasil penelitian
Hasil penelitian berbeda dari penelitian sebelumnya, disebabkan
penelitian ini menghasilkan suatu rumusan model promosi
kesehatan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat baik di
rumah warga dan di lingkungannya dalam PSN DBD untuk
menurunkan kepadatan jentik nyamuk Ae.aegypti melalui
peningkatkan penyuluhan PSN DBD dan program DBD
berdasarkan modal sosial individu (keluarga), sehingga dapat
menurunkan kasus DBD di suatu
commitwilayah.
to user

Heru Subaris Kasjono 8


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Promosi kesehatan
Promosi kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui proses pembelajaran diri oleh, untuk,
dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya sendiri
serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai
dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan (Depkes, 2006a).
Hakekatnya promosi kesehatan adalah penopang utama bagi
setiap program kesehatan. Dengan kata lain, promosi kesehatan
walaupun berdiri sendiri sebagai salah satu program kesehatan, tidak
boleh berjalan sendiri. Promosi kesehatan harus selalu bergandeng
tangan dengan setiap program kesehatan dalam rangka mencegah
timbulnya masalah baru (kasus baru) dan mengatasi masalah (kasus)
yang terlanjur ada, serta memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Petugas-petugas kesehatan lain merupakan ujung
tombak bagi promosi kesehatan karena merekalah yang selalu
berhubungan langsung dengan individu-individu (pasien atau klien) dan
keluarga serta dipercaya dapat membantu mereka (Hartono, 2010).
Model promosi kesehatan sampai saat ini, dari beberapa pendapat
ahli sebagai berikut: commit to user

Heru Subaris Kasjono 9


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

1) Caplan and Holland (1990), bentuk ini menjelaskan bahwa ada


empat paradigma dari promosi kesehatan. Paradigma itu antara lain
adalah cara pandang tradisional (berhubungan dengan medis dan
pendekatan perubahan sikap yang dijelaskan lebih awal), cara
pandang humanisme (berhubungan dengan pendekatan
pendidikan), cara pandang humanisme radikal (berhubungan
dengan pendekatan penguatan), cara pandang bentuk radikal
(mempertahankan bentuk tidak berkualitas merupakan penyebab
dari banyak masalah kesehatan).
2) Beattie (1991), Tipologi Beattie mengemukakan empat strategi
untuk promosi kesehatan, antara lain dengan ajakan kesehatan, aksi
legislatif, konseling pribadi, dan pembangunan komunitas.
3) French and Adams (1986), menawarkan hierarki model tiga. Fase
pertama adalah model perubahan perilaku yang termasuk medis,
perubahan sikap dan pendekatan pendidikan. Fase kedua adalah
model penguatan diri sendiri yang bertujuan untuk meningkatkan
otonomi individu. Fase ketiga adalah model tindakan kolektif.
4) Model promosi kesehatan Ewles dan Simnett (1994),
mempertimbangkan lima pendekatan:
a) Medis: difokuskan pada penyakit dan penjelasan biomedis dari
kesehatan; konsep sempit dari sakit.
b) Perilaku: mendorong individu untuk menerima perilaku hidup
sehat. commit to user

Heru Subaris Kasjono 10


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

c) Pendidikan: pembekalan pengetahuan dan informasi dan


membantu pengembangan keterampilan bagi perorangan untuk
membuat keputusan.
d) Pemberdayaan: menolong individu untuk mengidentifikasi
tentang pengakuan dan kebutuhan.
e) Perubahan sosial: memusatkan pada lingkungan sosial ekonomi
sebagai penentu kesehatan, meliputi lobby, perencanaan
kebijakan, dan negosiasi.
5) Tannihil dalam Nadioo dan Willis (1996), model promosi
kesehatan ini banyak diterima oleh para pegawai kesehatan.
Tannihill berbicara tentang tiga bidang aktifitas yang meliputi,
pendidikan kesehatan, perlindungan kesehatan, dan pencegahan.
6) Health Belief Model
Dikembangkan oleh Becker pada tahun 1984 (Naidoo dan
Willis, 1996). Menjelaskan adanya pengetahuan seseorang terhadap
ancaman kesehatan dan pemahaman terhadap perilaku yang
disarankan untuk mencegah atau mengatasi masalah kesehatan
didasarkan pada penilaian feasibilitas dan keuntungan
dibandingkan dengan biaya. Dalam “Health Belief Model” persepsi
individu sangat berpengaruh dalam menentukan seseorang untuk
melakukan upaya tindakan preventif atau pencegahan penyakit. Hal
ini menjadikan HBM sebagai model yang menjelaskan
commit tomereka
pertimbangan seseorang sebelum user berperilaku sehat. Oleh
Heru Subaris Kasjono 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

karena itu, HBM memiliki fungsi sebagai model pencegahan atau


preventif (Stanley & Maddux: 1986).
Teori perubahan perilaku The Belief Model menekankan pada
persepsi yang kuat dan dugaan yang kuat dari adanya dampak penyakit
terhadap pengobatan. Hampir serupa dengan persepsi manfaat dan
persepsi kerugian dari perilaku kesehatan yang efektif. Pada model ini
terdapat 4 komponen persepsi yang penting yaitu:
1. Perceived Threat
2. Perceived Susceptibility dan Perceived Severity
3. Perceived Benefits dan Perceived Barriers
4. Cues to Action:
Adanya keempat komponen persepsi yang mempengaruhi
perilaku masyarakat terhadap kesehatan. Teori perubahan perilaku self
efecacy menekankan adanya contoh dalam diri seseorang sehingga
perilaku seseorang dicontoh oleh masyarakat sekitar hingga menjadikan
sebuah budaya masyarakat. Teori perubahan perilaku ini biasa
digunakan dalam perubahan perilaku masyarakat khususnya kesehatan
dengan memanfaatkan tokoh masyarakat sekitar yang dianggap
mempunyai peran penting dan mempunyai suritauladan khususnya
dibidang kesehatan. Pendekatan perubahan perilaku pada masyarakat
didasarkan pada tokoh masyarakat sekitar yang dianggap mempunyai
pengaruh lebih atau tokoh masyarakat yang mempunyai suritauladan
commit
dalam perilaku hidup sehat (Judge dan toBono,
user 2001).

Heru Subaris Kasjono 12


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

2. Modal sosial
Kemampuan masyarakat untuk bekerjasama demi mencapai
tujuan bersama di dalam berbagai kelompok dan organisasi disebut
modal sosial. Menurut Bourdieu dalam Winter (2000), modal sosial
merupakan wujud nyata (sumber daya) dari suatu institusi kelompok.
Modal sosial merupakan jaringan kerja yang bersifat dinamis dan bukan
alamiah. Modal sosial merupakan investasi strategis baik secara
individu maupun kelompok. Bourdieu menggambarkan bahwa modal
sosial merupakan kumpulan sumber daya yang dimiliki setiap
keanggotaan dalam suatu kelompok yang digunakan secara bersama-
sama. Jika dibandingkan dengan Bourdeiu, Coleman menggunakan
terminologi berbeda dalam menggambarkan modal sosial. Coleman
menggambarkan modal sosial bukan dari sesuatu yang terlihat hasil
tetapi lebih kepada sesuatu yang dilakukan atau dengan kata lain fungsi
dari modal sosial itu sendiri. Menurut Edward (2004), menyebut modal
sosial sebagai sumberdaya karena ia dapat memberi kontribusi terhadap
kesejahteraan individu dan masyarakat seperti halnya dengan
sumberdaya lain (alam, ekonomi dan sumberdaya manusia) dan
mengaplikasikan konsep modal sosial lebih menekankan pada bentuk
norma dan sanksi terutama dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.
Mengacu pada Uphoff (2000), modal sosial dirinci menjadi dua
kategori yaitu bentuk struktural dan kognitif. Masing-masing kategori
commit to user
dirinci unsurnya sebagaimana disajikan pada Tabel 2.1. Peranan dan
Heru Subaris Kasjono 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

aturan mendukung empat fungsi dasar dan kegiatan yang diperlukan


untuk tindakan kolektif, yaitu pembuatan keputusan, mobilisasi dan
pengelolaan sumber daya, komunikasi, koordinasi dan resolusi konflik.
Hubungan-hubungan tersebut membangun pertukaran (exchange) dan
kerjasama (cooperation) yang melibatkan barang material maupun non
material. Hubungan-hubungan tersebut membentuk jejaring (network).
Peranan, aturan dan jejaring memfasilitasi tindakan kolektif yang saling
menguntungkan (mutually beneficial collective action, MBCA).
Tabel 2.1. Kategori modal sosial

Struktural Kognitif
Sumber dan  Peran dan aturan  Norma
Manifestasi  Network dan hubungan  Nilai
interpersonal lainnya  Sikap
 Tata cara dan keteladanan  Kepercayaan

Domain  Organisasi sosial  Kebudayaan


masyarakat

Faktor dinamis  Ketertakitan horizontal  Rasa percaya


 Keterkaitan vertikal  Solidaritas
 Kerjasama
 Kedermawanan

Elemen umum Harapan yang mengarah pada perilaku bekerjasama


yang menghasilkan manfaat bersama

Sumber: Uphoff (2000)

Krishna dan Shrader (2000), menggambarkan modal sosial


commitdari
kognitif sebagai sisi kurang nyata to usermodal sosial, norma-norma

Heru Subaris Kasjono 14


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

kepercayaan, solidaritas, dan timbal balik. Modal sosial struktural, di


sisi lain, mengacu pada komposisi, lingkup, dan kegiatan lembaga
tingkat lokal dan jaringan. Singkatnya, modal sosial struktural mengacu
pada apa yang dilakukan orang, sedangkan modal sosial kognitif
mengacu pada apa yang orang rasakan berkaitan dengan hubungan
sosial (Harpham et al., 2002).
Gambar 2.1 menggambarkan pembagian antara modal sosial
struktural dan kognitif untuk pendekatan individual dan kolektif dalam
modal sosial. Seorang individu dapat terlibat dalam jaringan ditandai
dengan bounding, bridging dan atau linking. Orang-orang seperti
memiliki akses keberbagai bentuk modal sosial struktural. Keterlibatan
dalam jaringan yang berbeda menghasilkan penciptaan norma timbal
balik serta kepercayaan antara orang-orang. Modal sosial bounding
jaringan secara informal akan memperkuat ikatan antara orang-orang
yang mempunyai etnis, keluarga yang sama (thick trust) pada orang
yang dikenal secara pribadi (kepercayaan pribadi). Keterlibatan dalam
menjembatani (bridging) dan menghubungkan (linking) secara formal
antara jaringan orang dengan berbagai latar belakang dapat
mengakibatkan, kepercayaan antara orang-orang yang tidak secara
pribadi mengenal satu sama lain (thin trust). Pada tingkat kolektif,
modal sosial struktural sering didefinisikan dan diukur sebagai tingkat
agregat keterlibatan, yaitu sebagai proporsi orang yang terlibat dalam
berbagai jenis jaringan di daerahcommit to userDemikian pula, modal sosial
tertentu.
Heru Subaris Kasjono 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

kolektif kognitif sering diartikan dan diukur sebagai tingkat agregat


kepercayaan, seperti proporsi individu percaya di daerah tertentu.

Struktural Kognitif

Modal sosial Agregat Bounding, Agregat kepercayaan


kolektif Bridging dan linking dan bentuk timbal
“Pendekatan jaringan sosial balik
kohesi sosial”
Bounding informal Thick personal
Modal sosial Bridging Trust atau
individu Linking formal KEPERCAYAAN
“Pendekatan Thin umum
jaringan sosial” Institusional

JARINGAN TIMBAL BALIK

Gambar 2.1. Perbedaan bentuk struktural dan kognitif dalam modal


sosial kolektif dan individual (Eriksson, 2010).

3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi


Upaya peningkatan partisipasi masyarakat tidak selalu berjalan
lancar. Dalam penerapannya seringkali ditemui kendala (hambatan)
yang dapat menghalangi terjadinya suatu perubahan. Solomon dalam
Dubois (1992), menjelaskan bahwa faktor-faktor kontekstual seperti
struktur ekonomi dan politik, nilai dan kepercayaan, serta definisi
peran, secara langsung atau tidak langsung mendukung atau
menghambat pemberdayaan. Hambatan tidak langsung adalah bias,
commit to user

Heru Subaris Kasjono 16


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

stereo type, diskriminasi dan stigmatisasi, sedangkan hambatan


langsung adalah keterampilan yang belum berkembang.
Keseluruhan faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi
masyarakat dalam proses pembangunan tersebut, oleh Korten dan
Averack (1992), diformulasikan sebagai faktor dalam diri individu atau
karakteristik individu (person inner determinan) dan faktor diluar diri
individu atau faktor lingkungan (environmental faktor).
4. Penyuluhan sebagai sarana perubahan perilaku sehat
masyarakat

Penyuluhan adalah program pendidikan luar sekolah yang


bertujuan untuk memberdayakan sasaran dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat secara mandiri. Karena penyuluhan adalah
program pendidikan maka dalam pelaksanaannya harus memperhatikan
unsur-unsur tujuan pendidikan seperti berikut (Slamet, 2003):
a. Orang yang menjadi sasaran penyuluhan.
b. Perubahan perilaku apa yang diinginkan.
c. Masalah (subject matter) yang diinginkan dengan perubahan
perilaku tersebut.
d. Situasi lingkungan.
Penyuluhan kesehatan masyarakat adalah suatu proses perubahan,
pertumbuhan dan perkembangan diri manusia menuju kepada
keselarasan dan keseimbangan jasmani, rohani dan sosial dari manusia
commit
tersebut terhadap lingkungannya, to user mampu dan bertanggung
sehingga
Heru Subaris Kasjono 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

jawab untuk mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri serta


masyarakat lingkungannya (Notoatmodjo, 2010).
Tujuan penyuluhan kesehatan masyarakat adalah (Depkes, 2009):
a. Kesehatan dianggap sebagai hal penting dan diberi nilai tinggi oleh
masyarakat.
b. Masyarakat melakukan tindakan yang perlu untuk mencapai
kesehatan diri dan lingkungannya.
c. Masyarakat berusaha membantu dan mengembangkan serta
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia untuk mencapai
tingkat kesehatan yang optimal.
5. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) DBD dan kepadatan
jentik (CI)

Sebagaimana diketahui cara pencegahan dan pemberantasan DBD


yang dapat dilakukan saat ini adalah memberantas vektor yaitu nyamuk
penular Aedes aegypti dan pemberantasan terhadap jentik-jentiknya.
Cara yang paling tepat adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam
Berdarah Dengue (PSN DBD) yang harus didukung oleh peran serta
masyarakat. Apabila PSN DBD dilaksanakan oleh seluruh masyarakat
maka populasi nyamuk Aedes aegypti akan dapat ditekan serendah-
rendahnya, sehingga penularan DBD tidak terjadi lagi. Upaya
penyuluhan dan motivasi kepada masyarakat harus dilakukan secara
berkesinambungan dan terus-menerus, karena keberadaan jentik
commit tomasyarakat
nyamuk berkaitan erat dengan perilaku user (Depkes RI, 2007).
Heru Subaris Kasjono 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

Hadinegoro et al. (2005), menyatakan bahwa strategi dalam


pencegahan DBD, meliputi:
a. Fogging
b. Penyuluhan kepada masyarakat
c. Pemantuan jentik berkala
d. Penggerakan masyarakat dalam PSN DBD
Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat partisipasi
masyarakat dalam PSN DBD adalah melihat ada atau tidaknya jentik
disetiap tempat genangan air. Ukuran-ukuran yang digunakan untuk
mengetahui kepadatan jentik Aedes aegypti: (WHO, 2006 & Depkes RI,
2006a).
a. Angka Bebas Jentik (ABJ):
Jumlah rumah tidak ditemukan jentik
x 100%
Jumlah rumah yang diperiksa

b. House index (HI)


Jumlah rumah yang ditemukan jentik x 100%
Jumlah rumah yang diperiksa

c. Container index (CI)


Jumlah Container dengan jentik x 100%
Jumlah Container yang diperiksa

B. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir penelitian adalah dasar pemikiran dari
penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan telaah
commit to user

Heru Subaris Kasjono 19


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

kepustakaan. Oleh karena itu, kerangka berpikir memuat teori, dalil atau
konsep-konsep yang akan dijadikan dasar dalam penelitian. Uraian
dalam kerangka berpikir menjelaskan hubungan dan keterkaitan antara
variabel penelitian (Riduwan, 2012).
Penelitian ini menggunakan teori Health Belief Model (Nadioo
dan Wills, 1996), yang terkait dengan partisipasi dalam pelaksanaan
PSN 3 M Plus di rumah tangga maupun lingkungan masyarakat.
Pelaksanaan PSN dengan 3 M plus pada penelitian mengacu pada
program pemerintah yang selama ini sudah dilaksanakan. Pada
penelitian ini memasukkan faktor modal sosial, karena berdasarkan
kajian pustaka dan jurnal yang ada selama ini, modal sosial merupakan
hal penting bagi pembangunan segala bidang, termasuk kesehatan.
Namun pada penelitian kesehatan masyarakat masih sangat jarang,
(Eriksson, 2010). Secara skematis alur pikir pada Gambar 2.2.

commit to user

Heru Subaris Kasjono 20


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

Gambar 2.2. Hubungan antar variabel penelitian

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dijelaskan, dapat


dirumuskan hipotesis kerja penelitian sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh positif yang signifikan faktor penyuluhan PSN
DBD dan program PSN DBD terhadap modal sosial keluarga di
Kabupaten Bantul.
2. Terdapat pengaruh positif yang signifikan faktor penyuluhan PSN
DBD, program PSN DBD dan modal sosial secara langsung dan
commit to user

Heru Subaris Kasjono 21


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

tidak langsung terhadap persepsi PSN DBD di rumah tangga di


Kabupaten Bantul.
3. Terdapat pengaruh positif yang signifikan faktor pengaruh
penyuluhan PSN DBD, program PSN DBD, modal sosial secara
langsung dan tidak langsung terhadap persepsi penyakit DBD di
rumah tangga di Kabupaten Bantul.
4. Terdapat pengaruh positif yang signifikan faktor penyuluhan PSN
DBD, program PSN DBD, modal sosial, persepsi PSN DBD,
persepsi penyakit DBD secara langsung dan tidak langsung
terhadap partisipasi PSN DBD di rumah tangga di Kabupaten
Bantul.
5. Terdapat pengaruh positif yang signifikan faktor penyuluhan PSN
DBD, program PSN DBD, modal sosial, persepsi PSN DBD,
persepsi penyakit DBD, partisipasi PSN DBD di rumah tangga
secara langsung dan tidak langsung terhadap partisipasi PSN DBD
di rumah lingkungan di Kabupaten Bantul.
6. Terdapat pengaruh positif yang signifikan faktor penyuluhan PSN
DBD, program PSN DBD, modal sosial, persepsi PSN DBD,
persepsi penyakit DBD, partisipasi PSN DBD di rumah tangga,
partisipasi di lingkungan secara langsung dan tidak langsung
terhadap kepadatan jentik berdasarkan Container Index (CI) di
Kabupaten Bantul.
commit to user

Heru Subaris Kasjono 22


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik
(Muhajir, 2007). Pengamatan utama penelitian adalah menilai
partisipasi dalam pemberantasan sarang nyamuk DBD serta
mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan
Cross Sectional dan paradigma kuantitatif (Singarimbun dan Effendi,
2008; Notoadmodjo, 2007), sebagai tumpuan analisis, dilengkapi
dengan informasi berdasarkan data kualitatif sesuai pendapat Brannen
(2002), untuk mendukung dan mempertajam analisis kuantitatif.

B. Metode Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Metode Penetuan Lokasi Penelitian
Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive),
dalam penentuan Provinsi D.I.Y dan Kabupaten Bantul. Pada penelitian
ini penentuan desa terpilih menggunakan rumus sampel untuk estimasi
proporsi tunggal karena besar populasi sasaran (N) diketahui
(terbatas=finite) yaitu sebanyak 75 desa, rumus ukuran sampel untuk
menaksir proporsi sebuah populasi sebagai berikut (Lemeshow et al.,
1997):

commit to user

Heru Subaris Kasjono 23


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

N.Z21-αP(1-P)
n= d2(N-1)+ Z21-αP(1-P)

Nilai perkiraan proporsi (P)=0,96 yang diperoleh dari 72 desa


endemis dan sporadis DBD dari total 75 desa, nilai Z21-α/2 = 1,96 pada
derajat kepercayaan (CI) 95% dan presisi mutlak (d) sebesar 10%, maka
hasil perhitungan besar sampel pada tahap desa adalah 7 desa, yang
ditetapkan secara acak untuk 7 desa yang endemis dan 3 desa yang
potensial diambil semua. Selanjutnya dari desa yang terpilih semua
dusun dan Rukun Tetangga (RT) yang tidak termasuk untuk uji
kuesioner diambil sebagai lokasi penelitian pada masing-masing Desa.
2. Waktu Penelitian
Pengumpulan data primer dilakasanakan selama enam bulan yaitu
dari bulan Januari sampai Juni 2015.

C. Populasi dan Sampel Penelitian.


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga masyarakat
yang tinggal di Kabupaten Bantul pada tahun 2014, baik yang berada di
daerah endemis, sporadis dan potensial DBD sebanyak 254.149 KK.
Adapun besar sampel dihitung menggunakan pendapat Harris (1985)
dalam Murti (2013), rumus ukuran untuk analisis multivariat; n >10 m,
bila melibatkan ≥ 6 prediktor (variabel independen), maka pada
penelitian ini dibutuhkan minimal 60 rumah tangga. penelitian
commit to user

Heru Subaris Kasjono 24


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

menggunakan sampel atau responden ibu rumah tangga sebanyak 600


responden yang diperoleh dari hasil perkalian 10 desa dengan 60
responden kepala rumah tangga yang ditetapkan secara quota atau
quota sampling. Jadi besar sampel keseluruhan 600 responden.
Pemilihan ibu rumah tangga pada setiap RT di masing-masing desa
dilakukan secara random sederhana dengan sistem undian.

D. Instrumen Pengumpulan Data


1. Sumber data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer
dan data sekunder.
2. Teknik pengumpulan dan instrumen data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini mengacu pada
tujuan penelitian dan identifikasi variabel penelitian yang diteliti.
Instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Observasi
b. Kuesioner
c. Panduan wawancara
d. Focus Group Discussion (FGD)
Uji coba instrument, analisis validitas dan reliabilitas untuk
mengetahui kelayakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Uji
coba kuesioner pada penelitian ini dilakukan pada salah satu dusun
pada masing-masing desa di commit
wilayah penelitian. Adapun responden
to user

Heru Subaris Kasjono 25


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

pada uji coba ini sebanyak 225 orang. Pengumpul data (enumerator),
fasilitator dan FGD mendapat pelatihan dari peneliti selama 1 hari
untuk menyamakan persepsi dan teknik pelaksanaan pengumpulan
data dilapangan. Adapun enumerator yang menggunakan instrumen
kuesioner dan observasi sebanyak 20 orang yang berasal dari
mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan
Yogyakarta, semester lima (5), sedangkan untuk FGD dipandu oleh
satu orang Sanitarian Puskesmas setempat dan satu orang pencatat
atau perekam pelaksanaan FGD.
3. Validitas instrumen
Data penelitian ini uji validitas instrumen yang dilakukan adalah
jenis uji validitas konstruk untuk menilai seberapa jauh instrumen
dapat mengukur sifat bangunan pengertian. pengujian validitas
dilakukan dengan analisis faktor (Exploratory Factor Analysis)
(Azwar, 2007).
4. Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan melihat koefisien
Alpha Cronbach.

E. Analisis Data
Tahapan Analisis data terbagi dalam: 1) Tahap deskripsi data, 2)
Tahap pengujian hipotesis, dan 3) Pengujian model dengan analisis
jalur. commit to user

Heru Subaris Kasjono 26


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Analisis Jalur
Analisis jalur bertujuan untuk mengukur hubungan langsung
maupun hubungan tidak langsung antar variabel dalam model (Ghozali,
2012).
Adapun hasil uji kecocokan model (goodness of fit) dari model
atau path diagram yang sesuai dengan kerangka konseptual dapat di
lihat pada Tabel 4.1. sebagai berikut:
Tabel 4.1. Nilai goodness of fit dari model atau path diagram yang
sesuai dengan kerangka konseptual

Keterangan Nilai
Nobservasi = 600
Adjusted R Square = 0,601
Model Fit X2 = 7.159
P = 0,067
GFI = 0.997
AGFI = 0.964
RMSEA = 0,048
NFI = 0.999
CFI = 0.999

Berdasarkan nilai uji kecocokan model (goodness of fit) dari


model atau path diagram pada Tabel 4.1 diatas dapat dikatakan bahwa
model sudah fit. Hasil model sesuai gambar 4.1 digunakan untuk
menjawab hipotesis penelitian ini.
commit to user

Heru Subaris Kasjono 27


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

Gambar 4.1. Model Analisis Jalur

commit to user

Heru Subaris Kasjono 28


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

Tabel 4.2. Hasil analisis pengaruh penyuluhan PSN DBD (X2) dan
program PSN DBD (X3) terhadap modal sosial (X1)
Variabel Variabel Koefisien P
Dependen Independen regresi (β)
Modal Sosial Penyuluhan PSN DBD 0.652 0,001
(X1) (X2)
Program PSN DBD (X3) 0.065 0,124

Adjusted R = 0,49
Square
Sumber: Analisis data primer
Berdasarkan Tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa hipotesis
pertama terbukti dan besarnya koefisien determinasi (R2), sebesar 0.49,
yang berarti modal sosial dipengaruhi secara langsung dan positif oleh
penyuluhan dan program PSN DBD sebesar 0.49 atau 49%.
Penyuluhan berpengaruh langsung paling besar.
Tabel 4.3. Hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
PSN DBD.
Variabel Variabel Koefisien P
Dependen Independen regresi (β)
Persepsi PSN Modal Sosial (X1) 0.448 0,001
DBD (X4) Penyuluhan PSN DBD 0.191 0,001
(X2)
Program PSN DBD (X3) 0.314 0,001

Adjusted R = 0,691
Square
Sumber: Analisis data primer commit to user

Heru Subaris Kasjono 29


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa hipotesis kedua


terbukti dan besarnya koefisien determinasi (R2), sebesar 0.69, yang
berarti persepsi PSN DBD dipengaruhi oleh penyuluhan, program dan
modal sosial sebesar 0.69 atau 69%. Modal sosial berpengaruh paling
besar terhadap persepsi PSN DBD.
Tabel 4.4. Hasil analisis faktor – faktor yang mempengaruhi persepsi
penyakit DBD
Variabel Variabel Koefisien P
Dependen Independen regresi (β)
Persepsi Modal Sosial (X1) 0.140 0,025
penyakit DBD Penyuluhan PSN DBD 0.833 0,001
(X5) (X2)
Program PSN DBD (X3) 0.040 0,132
Adjusted R = 0,456
Square
Sumber: Analisis data primer
Berdasarkan Tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa hipotesis
ketiga terbukti dan besarnya koefisien determinasi (R2), sebesar 0.46,
yang berarti persepsi penyakit DBD dipengaruhi oleh penyuluhan,
program dan modal sosial sebesar 0.46 atau 46%. Penyuluhan
berpengaruh paling besar terhadap persepsi penyakit DBD. Namun
program PSN DBD tidak berpengaruh langsung dengan nilai
propbabilitas jauh diatas 0.05.

commit to user

Heru Subaris Kasjono 30


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

Tabel 4.5. Hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi


PSN DBD di rumah tangga
Variabel Variabel Koefisien P
Dependen Independen regresi (β)
Partisiapsi PSN Modal Sosial (X1) 0.142 0,001
DBD di rumah Penyuluhan PSN DBD 0.263 0,001
tangga (X6) (X2)
Program PSN DBD (X3) 0.123 0,001
Persepsi PSN DBD (X4) 0.557 0,001
Persepsi penyakit 0.063 0.014
DBD(X5)
Adjusted R = 0.794
Square
Sumber: Analisis data primer
Berdasarkan Tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa hipotesis
keempat terbukti dan besarnya koefisien determinasi (R2) sebesar 0.79,
yang berarti partisipasi PSN DBD dipengaruhi oleh penyuluhan,
program dan modal sosial sebesar 0.79 atau 79%. Persepsi PSN DBD
berpengaruh paling besar terhadap PSN DBD di rumah tangga.
Tabel 4.6. Hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi
PSN DBD di lingkungan
Variabel Variabel Koefisien P
Dependen Independen regresi (β)
Partisipasi PSN Modal Sosial (X1) 0.093 0,001
DBD di Penyuluhan PSN DBD 0.152 0,001
lingkungan (X7) (X2)
Program PSN DBD (X3) 0.039 0,001
Persepsi PSN DBD (X4) 0.183 0.049
Persepsi penyakit DBD 0.821 0,001
commit to user

Heru Subaris Kasjono 31


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

(X5)
Partisipasi PSN DBD di 0.124 0.009
rumah tangga (X6)
Adjusted R = 0.988
Square
Sumber: Analisis data primer
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa hipotesis keempat
terbukti dan besarnya koefisien determinasi (R2), sebesar 0.99, yang
berarti partisipasi PSN DBD dipengaruhi oleh penyuluhan, program,
modal sosial, persepsi PSN DBD, persepsi penyakit DBD, dan
partisipasi PSN DBD di rumah tangga sebesar 0.99 atau 99%. Persepsi
penyakit DBD berpengaruh paling besar terhadap partisipasi PSN DBD
di lingkungan.
Tabel 4.7. Hasil Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Kepadatan Jentik Nyamuk (CI)
Variabel Variabel Koefisien P
Dependen Independen regresi (β)
Kepadatan Jentik Modal Sosial (X1) 0.169 0,001
Nyamuk /CI (Y) Penyuluhan PSN DBD 0.244 0.003
(X2)
Program PSN DBD (X3) 0.251 0.001
Partisipasi PSN DBD di 0.166 0.001
rumah tangga (X6)
Partisipasi PSN DBD di 0.374 0.001
lingkungan (X7)
Adjusted R = 0.601
Square
Sumber: Analisis data primer commit to user

Heru Subaris Kasjono 32


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa hipotesis keempat


terbukti dan besarnya koefisien determinasi (R2), sebesar 0.60, yang
berarti kepadatan jentik nyamuk (CI) dipengaruhi oleh penyuluhan,
program, modal sosial, persepsi PSN DBD, persepsi penyakit DBD,
partisipasi PSN DBD di rumah tangga, dan partisipasi PSN DBD di
lingkungan sebesar 0.60 atau 60%. Partisipasi di lingkungan
berpengaruh paling besar terhadap kepadatan jentik nyamuk.
Adapun ringkasan pengaruh langsung dan tidak langsung variabel
independen pada penelitian terhadap kepadatan jentik nyamuk (CI)
seperti pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8. Ringkasan pengaruh langsung dan tidak langsung pada
kepadatan jentik nyamuk Ae.Aegypti (CI).
Variabel Variabel Independen Pengaruh (%) Total

Dependen Langsung Tidak


(%) langsung (%)

Container Penyuluhan PSN DBD 24.4 47.19 71.59


Index (CI) (X2)

Program PSN DBD 25.1 4.15 29.25


(X3)

Modal Sosial (X1) 16.9 2.82 19.72


Partisipasi PSN DBD di 16.6 24.01 40.61
rumah tangga (X6)

Partisipasi PSN DBD di 37.4 0.00 37.4


lingkungan (X7)

Sumber: Analisis data primer commit to user

Heru Subaris Kasjono 33


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

Berdasarkan analisis jalur terhadap pengaruh langsung dan tidak


langsung variabel yang berpengaruh terhadap kepadatan jentik nyamuk
dengan menghitung CI, menunjukkan bahwa partisipasi PSN DBD di
lingkungan, program PSN DBD dan penyuluhan PSN DBD
mempengaruhi secara langsung lebih besar (37,4%, 25,1% dan 24,4%)
terhadap CI, seperti terlihat pada tabel 4.37. Bila dilihat dari pengaruh
totalnya, maka penyuluhan PSN DBD, partisipasi PSN DBD di rumah
tangga dan partisipasi PSN DBD di lingkungan memberikan pengaruh
relatif besar terhadap CI, yaitu sebesar 71,59%, 40,61% dan 37,4%.

B. Model promosi kesehatan dalam pemberantasan sarang


nyamuk DBD di Kabupaten Bantul.
Setelah didapatkan konsep model dari uji analisis jalur (Gambar
4.1), selanjutnya konsep model tersebut dikompilasi dengan hasil
wawancara dan FGD, berdasarkan teori sistem berpikir dan sistem
tindakan dari Checkland (1999), maka dapat diajukan model akhir
seperti pada Gambar 4.2.

commit to user

Heru Subaris Kasjono 34


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

Keterangan : = Umpan balik


Gambar 4.2. Desain model promosi kesehatan dalam pemberantasan
sarang nyamuk DBD berkelanjutan.

Gambar 4.2. merupakan skema dari model yang mendorong


keberlanjutan kegiatan promosi kesehatan yang dilaksanakan di
masyarakat, terutama dalam PSN DBD. Sehingga diharapkan kasus
DBD disuatu wilayah tidak terjadi lagi. Tahapan yang diharapkan terus
berlangsung, yaitu mulai dari tahapan input, proses, output,outcome dan
feedback.

commit to user

Heru Subaris Kasjono 35


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

Secara sederhana model promosi kesehatan dalam PSN DBD


dapat dijelaskan sebagai berikut: kepadatan jentik nyamuk (Container
Index) dapat rendah, bila dilakukan PSN DBD baik di keluarga maupun
dilingkungan secara rutin atau berkesinambungan oleh seluruh warga.
PSN DBD dilakukan secara berkesinambungan bila persepsi warga
terhadap PSN DBD baik atau positif, persepsi warga positif bila
dilakukan penyuluhan dan program PSN DBD dengan baik, serta
menggunakan modal sosial warga sebagai acuan utama (Gambar 4.3).
Penyuluhan dilakukan pada saat kumpulan PKK Desa/Dusun/RT, Dasa
Wisma atau majelis taklim/kelompok pengajian, jadi tidak usah
menggunakan wahana atau forum atau kelompok baru dalam
memberikan penyuluhan.

Gambar 4.3. Model promosi kesehatan dalam PSN DBD


Secara sederhana
commit to user

Heru Subaris Kasjono 36


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik
beberapa kesimpulan penelitian antara lain:
1. Modal sosial keluarga dipengaruhi secara positif dan signifikan
oleh penyuluhan PSN DBD dan program PSN DBD. Penyuluhan
berpengaruh relatif besar terhadap modal sosial.
2. Persepsi PSN DBD dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh
faktor penyuluhan PSN DBD, program PSN DBD dan modal
sosial keluarga. Modal sosial berpengaruh paling besar terhadap
persepsi PSN DBD.
3. Persepsi penyakit DBD dipengaruhi secara postif dan signifikan
oleh faktor penyuluhan PSN DBD, program PSN DBD dan modal
sosial keluarga. Penyuluhan PSN DBD berpengaruh paling besar
terhadap persepsi penyakit DBD.
4. Partisipasi PSN DBD di rumah tangga dipengaruhi secara positif
dan signifikan oleh faktor penyuluhan PSN DBD, program PSN
DBD, modal sosial, persepsi terhadap PSN DBD, dan persepsi
terhadap penyakit DBD. Persepsi terhadap PSN DBD dan
penyuluhan berpengaruh relatif besar terhadap PSN DBD di rumah
tangga.

commit to user

Heru Subaris Kasjono 37


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

5. Partisipasi PSN DBD di lingkungan dipengaruhi secara positif dan


signifikan oleh faktor penyuluhan PSN DBD, program PSN DBD,
modal sosial, persepsi terhadap PSN DBD, persepsi terhadap
penyakit DBD, dan partisipasi PSN DBD di rumah tangga. Persepsi
terhadap penyakit DBD berpengaruh paling besar terhadap
partisipasi di lingkungan.
6. Kepadatan jentik nyamuk berdasarkan Container Index (CI)
dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh faktor penyuluhan
PSN DBD, program PSN DBD, modal sosial, persepsi terhadap
PSN DBD, persepsi terhadap penyakit DBD, partisipasi PSN DBD
di rumah tangga dan partisipasi PSN DBD di rumah lingkungan.
Partisipasi di lingkungan berpengaruh paling besar terhadap
kepadatan jentik nyamuk.
7. Model pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue
yang baik dirancang dengan meningkatkan partisipasi PSN DBD
dikeluarga dan lingkungannya melalui perbaikan pelaksanaan
penyuluhan dan program PSN DBD (Jumantik dan Tim Gertak)
dengan memperhatikan modal sosial keluarga. Penyuluhan PSN
DBD dapat diperbaiki melalui peningkatan kemampuan penyuluh,
penggunaan media dan metode, serta memperhatikan modal sosial
warga (sasaran penyuluhan).

commit to user

Heru Subaris Kasjono 38


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

B. Implikasi
Berdasarkan dari hasil penelitian memberikan implikasi
teoritis, metodologis dan praktis sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Hasil analisis jalur memberikan implikasi teoritis dari aspek
perbaikan penyuluhan dan program PSN DBD yang sudah ada dengan
mempertimbangkan modal sosial. Beberapa konsep pemberdayaan
masyarakat yang telah ada tidak menekankan pada aspek modal sosial
yang jelas dalam mendasari pemberantasan penyakit DBD. Konsep
yang selama ini dikembangkan cenderung melakukan modifikasi
perubahan perilaku di masyarakat tanpa memperhatikan modal sosial
yang dimiliki oleh masyarakat sehingga menyebabkan berbagai
intervensi program yang telah diberikan pada masyarakat tidak
sustainable. Keadaan ini yang menyebabkan program berhenti saat
program selesai dan masyarakat tidak mampu melanjutkan program
yang sudah ada.
Selain hal tersebut, hasil penelitian ini menguatkan model The
Health Beliefe Model yang dikembangkan oleh Becker pada tahun 1984
(Naidoo dan Willis, 1996). Model tersebut menekankan pada persepsi
individu yang kuat dan dugaan yang kuat dari adanya dampak penyakit.
Hampir serupa dengan persepsi manfaat dan persepsi kerugian dari
perilaku kesehatan. Pada model ini terdapat 4 komponen persepsi yang
commit to user
penting yaitu: 1) Perceived Threat (persepsi terhadap ancaman
Heru Subaris Kasjono 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

penyakit,bisa mengenai sesorang); 2) Perceived Susceptibility


(kepercayaan seseorang dengan menganggap menderita penyakit adalah
hasil melakukan perilaku tertentu. Perceived susceptibility juga
diartikan sebagai perceived vulnerability yang berarti kerentanan yang
dirasakan yang merujuk pada kemungkinan seseorang dapat terkena
suatu penyakit ) dan Perceived Severity (berprinsip pada persepsi
keparahan yang akan diterima individu); 3) Perceived Benefits (persepsi
keuntungan yang memiliki hubungan positif dengan perilaku sehat) dan
Perceived Barriers (persepsi hambatan aatau persepsi menurunnya
kenyamanan saat meninggalkan perilaku tidak sehat); 4) Cues to Action
(dukungan atau dorongan dari lingkungan terhadap individu yang
melakukan perilaku sehat).
Disertasi ini menjelaskan perilaku sehat PSN DBD (partisipasi
atau keikutsertaan individu/ keluarga dalam rumah tangga dan di
lingkunganpemukimannya) dipengaruhi oleh persepsi terhadap PSN
DBD dan persepsi penyakit DBD, serta oleh penyuluhan yang
dilaksanakan oleh petugas kesehatan dan program PSN DBD yang
sudah dilaksanakan, dengan mengintegrasikan modal sosial dalam
HBM. Selain itu juga melihat outcome atau hasil dari perilaku sehat
PSN DBD yakni berupa kepadatan jentik nyamuk Aedes dengan
mengukur Container Index (CI). Sedangkan teori health belief model
belum memasukkan modal sosial dan outcome dari perilaku sehat
commit
individu atau keluarga dan terlebih to user
penerapannya dalam PSN DBD.
Heru Subaris Kasjono 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

2. Implikasi Metodologis
Penelitian ini menggunakan Uji Path Analysis, sehingga dapat
diketahui pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap kepadatan
jentik nyamuk. Namun diperkirakan masih ada variabel yang dapat
mendukung PSN DBD yang perlu dikaji lebih lanjut baik secara
kuantitatif maupun kualitatif, seperti variabel lingkungan infrastruktur,
sosio demografi, manajemen pencegahan DBD dan iklim global.
3. Implikasi Praktis
Praktik implementasi promosi kesehatan melalui penyuluhan dan
program PSN DBD yang dilaksanakan dengan baik serta
mengikutsertakan peran tokoh masyarakat akan meningkatkan modal
sosial masyarakat (terutama aspek kepercayaan, kepatuhan terhadap
norma dan relasi mutual), hal tersebut bisa membuat orang mau atau
berkewajiban untuk berpartisipasi (aksi bersama) dalam kegiatan PSN
DBD di rumah tangga dan lingkungannya, bila partisipasi PSN DBD di
rumah tangga dan di lingkungan pemukiman dilaksanakan secara rutin
dan serentak, maka kepadatan jentik nyamuk Aedes aegypty akan
menurun, bahkan bisa tidak ada sama sekali jentik.
Penyuluhan sebaiknya dilaksanakan pada organisasi lokal yang
paling banyak dan mudah diakses oleh warga, yakni kelompok PKK
Desa/RW/Dusu/RT, kelompok Dasa Wisma, dan majlis taklim atau
kelompok pengajian. Penyuluhan dan program PSN DBD yang
commit to user
dilaksanakan pada sebuah lingkungan yang ditandai dengan modal
Heru Subaris Kasjono 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

sosial yang tinggi dapat mendukung perilaku meningkatkan kesehatan


dan difusi informasi kesehatan dapat lebih efektif, maka itu sebelum
melaksanakan penyuluhan dan program seharusnya perlu pemetaan atau
survei tentang modal sosial warga atau sasaran penyuluhan dan
program.

C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diberikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Pemerintah Pusat
Berdasarkan hasil penelitian dapat peneliti berikan masukan bagi
pemerintah pusat khususnya Kementrian Kesehatan, pada
KEPMENKES 1457 Tahun 2003 tentang Standar Pelayanan Minimal
yang menguatkan pentingnya upaya pengendalian DBD di Indonesia
memasukkan unsur modal sosial dalam upaya penyuluhan dan program
PSN DBD. Hal ini penting diperhatikan karena potensi yang ada dalam
masyarakat menentukan keberhasilan berbagai program kerja dari
pemerintah pusat.
2. Bagi Pemerintah Daerah
Model promosi kesehatan hasil penelitian dalam PSN DBD ini
dapat dijadikan sebagai salah satu model dalam pencegahan DBD untuk
melengkapi upaya promosi kesehatan yang sudah dilaksanakan selama
ini. commit to user

Heru Subaris Kasjono 42


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

a. Menetapkan regulasi yang jelas terkait program PSN DBD


dengan mengintegrasikan modal sosial.
b. Memberikan kewenangan penuh kepada masyarakat untuk
mengambil keputusan yang terkait pencegahan DBD dengan PSN,
sehingga masyarakat dapat berpartisipasi pada tingkat
pendelegasian, sedangkan Dinas Kesehatan atau Puskesmas sebagai
fasilitator.
3. Bagi Dinas Kesehatan
a. Perlunya program yang berbasis penguatan modal sosial dalam
rangka keberhasilan program-program pencegahan penyakit DBD
yang telah dilakukan oleh dinas kesehatan sebagai stakeholder,
terutama aspek kepercayaan dan peran tokoh masyarakat, dengan
cara memperbaiki kemampuan petugas promkes dan DBD, serta
Tim Gertak, juga meningkatkan peran serta tokoh masyarakat
dalam setiap proses pencegahan penyakit DBD.
b. Peningkatan kompetensi petugas promkes dan petugas DBD
dengan pelatihan penyuluhan berbasis modal sosial dan penyuluhan
secara komprehensif, meliputi; penguasaan materi disesuaikan
dengan budaya peserta, kemampuan empati, kemampuan
menghidupkan suasana, memotivasi peserta, mengendalikan
diskusi dan waktu memberikan penyuluhan.

commit to user

Heru Subaris Kasjono 43


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

c. Penyegaran kepada Jumantik dan Tim Gertak, dengan penekanan


materi pada tugas pokok dan fungsi serta teknik feedback yang
efektif pada semua proses yang dilaksanakan.
d. Mendorong terbentuknya satu rumah satu Jumantik atau Jumantik
berbasis keluarga dan perlu adanya bentuk perhatian atau
penghargaan bagi Jumantik dan wilayah yang berhasil meniadakan
jentik nyamuk.
4. Bagi Petugas Promkes dan DBD
a. Memperbaiki pelaksanaan penyuluhan yang telah dilakukan selama
ini, terutama penguasaan materi disesuaikan dengan budaya
peserta, kemampuan empati, kemampuan menghidupkan suasana,
memotivasi peserta, mengendalikan diskusi dan waktu memperikan
penyuluhan.
b. Sebelum pelaksanaan penyuluhan harus melakukan pemetaan
modal sosial sasaran, dengan cara wawacara atau survei
pendahuluan.
c. Menggunakan media dan metode yang variatif, seperti
menggunakan proyektor (LCD), memutarkan video pendek tentang
pencegahan dan penanggulangan DBD, serta melaksanakan praktik
langsung supaya masyarakat lebih mudah memahami dan
melaksanakan PSN DBD.
d. Melakukan feedback mulai dari input, proses dan output /outcome
commit to user
promosi kesehatan yang dilaksanakan.
Heru Subaris Kasjono 44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

5. Bagi Jumantik dan Tim Gertak


Jumantik dan tim gertak harus melaksanakan tugas pokok yang
sudah diberikan, seperti melaksanakan penyuluhan, memberikan
motivasi, mengajak responden atau anggota keluarga untuk bersama-
sama memeriksa jentik, dan memberikan informasi tentang
berkembangbiaknya nyamuk Aedes kepada warga.
6. Bagi Warga atau Masyarakat
a. Setiap keluarga harus melaksanakan PSN DBD 3 M Plus dan
melakukan pengelolaan sampah rumah tangga masing-masing
dengan sistem pemilahan yang ada di sekitar rumah atau
lingkungan sehingga tidak menjadi sarang perindukan nyamuk
Aedes.
b. Melakukan PSN DBD secara periodik (minimal 1 minggu sekali)
dirumah masing masing dan bersama sama dilingkungan RT atau
RW/Dusun pada radius 100m secara serentak.
c. Saling mengingatkan dan membantu terkait pelaksanaan PSN DBD
di rumah tangga serta di lingkungannya.
d. Harus ada satu keluarga satu Jumantik, supaya PSN DBD
berkesinambungan dan efektif.

7. Bagi Peneliti selanjutnya


Perlunya dilakukan penelitian lanjutan yang membandingkan
efektivitas intervensi program dan penyuluhan PSN DBD dengan
commit to user

Heru Subaris Kasjono 45


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

memasukkan model sosial masyarakat, terutama untuk keberlanjutan


bebas penyakit DBD di suatu daerah berdasarkan model yang telah
dirumuskan pada penelitian ini, dan meneliti faktor lain yang
berpengaruh terhadap kepadatan jentik nyamuk, selain variabel yang
sudah diteliti pada penelitian ini, misalnya variabel perubahan iklim,
pengelolaan air bersih, kualitas sanitasi lingkungan, tanggung jawab
masyarakat, manajemen pencegahan dan infrastruktur.

Publikasi :
1. Kasjono, HS., A.A. Subiyanto, Drajat Tri Kartono, Eny Lestari.
2016. Social Capital Based Health Promotion of Mosquito
Breeding Places Elimination of Dengue Hemorrhagic Fever in
Bantul District Proceeding International Conference on Health &
Well-Being 2016. ISSN:2503-5193.

2. Kasjono, HS., A.A. Subiyanto, Drajat Tri Kartono, Eny Lestari.


2016. Health Promotion Model of Mosquito Breeding Places
Elimination of Dengue Hemorrhagic Fever in Bantul District
International Journal of Scientific Reseach And Education (IJSAE),
Volume 4, Issue 02.Pages-5008-5015, March-2016, ISSN(e):2321-
7545.

3. Kasjono, HS., A.A. Subiyanto, Drajat Tri Kartono, Eny Lestari.


2016. Social Capital Capacity as Prediction of Dengue Control in
Bantul District. International Journal of Public Health Science
(IJPHS), Vol.5 No.1.pp.1-122. March 2016.ISSN 2252-8806.
commit to user

Heru Subaris Kasjono 46


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

4. Kasjono,HS., 2016. Pengembangan Modal Sosial Dalam Promosi


Kesehatan. Penerbit: Nuha Medika, Yogyakarta (Buku).

5. Kasjono, HS., A.A. Subiyanto, Drajat Tri Kartono, Eny Lestari.


2016. Strengthening Social Capital on Mosquito Eradicatiin of
Dengue Hemorrhagic Fever in Bantul District.Indian Journal
Science&Technology. ISSN: 09746846 (Submit-27-4..ID.92074)
(terindeks SCOPUS).

commit to user

Heru Subaris Kasjono 47


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

DAFTAR PUSTAKA

Alvira, N. 2010. Faktor-faktor Resiko yang Berhubungan dengan


Keberadaan Jentik Aedes aegypty Berdasarkan Status
Endemisitas di Kabupaten Bantul. (Tesis) Magister
Epidemiologi Lapangan Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.
Armstrong R, Doyle J., Lamb C., Waters E. 2006. Multi-sectoral Health
Promotion and Public Health: The Role of Evidence. Journal
of Public Health, vol. 28, no.2. 2006, pp.168-172.
Azwar, S. 2007. Reliabilitas Dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Beattie, A. 1991. Knowledge and Control in Health Promotion: A Test
Case for Social Policy and Social Theory, in Gabe J, Calnan
M and Bury M. The Sociology of the Health Service. London:
Routledge.
Brannen, J. 2002. Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Brata, A. G. 2004. Social Capital and Credit in A Javanese Village.
Research Institute University of Atmajaya Yogyakarta.
Cahyo, K. 2006. Kajian Faktor-faktor Perilaku dalam Keluarga yang
Mempengaruhi Pencegahan Penyakit Demam Berdarah
Dengue (DBD) di Kelurahan Meteseh Kota Semarang. Media
Litbang Kesehatan XVI, (4), 32-41.
Caplan, R & Holland, R. 1990. Rethinking Health Education Theory.
Health Education Journal. Vol. 49, Hal 10-12.
Checkland, Peter. 1999. Systems Thinking, Systems Practice. New
York. John Wiley & Sons, Ltd, Baffins Lane, Chichester, West
Sussex PO19 IUD, England.
commit to user

Heru Subaris Kasjono 48


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006a. Pedoman


Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah. Jakarta: Katalog
dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI.
............. 2007. Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah
Dengue (PSN DBD) oleh Juru Pemantau Jentik (Jumantik).
Jakarta: Ditjen PPM dan PLP.
............. 2009. Perkembangan dan Tantangan Masa Depan Promosi
Kesehatan di Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. 2011a. Profil Kesehatan Bantul
dalam Angka 2011. Bantul: Subdin Pemberantasan Penyakit
Penyehatan Lingkungan.
..............2011b. Desa Bebas 4 Masalah Kesehatan. Bantul: Dinas
Kesehatan Kabupaten Bantul.
Dubois & Miley, K. K. 1992. Social Work an Empowering Profession.
Boston: Allyn and Bacon.
Edwards. 2004. Measuring Social Capital: An Australian Framework
and Indicators. Australia: Australian Bureau of Statistics.
Eriksson, M. 2010. Social Capital, Health, and Community Action –
Implication for Health Promotion. Sweden:Umea University.
..............2011. Social Capital and Health Implications for Health
Promotion. PhD Review. Department of Public Health and
Clinical Medicine, Epidemiology and Global Health. Umea
University, Umea, Sweden.
Ewles, L & Simnett, I. 1994. Promoting Health a Practical Guide.
Second Edition. Terjemahan Ova Emilia: Promosi Kesehatan
Petunjuk Praktis. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
French, J & Adams, L. 1986. Models of Health Education and
Promotion. Health Education Journal, Vol 49, Hal. 1.
commit to user

Heru Subaris Kasjono 49


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

Gozali, I. & Fuad. 2012. Teori, Konsep dan Aplikasi dengan Program
Lisrel 8.80 Edisi III. Penerbit Universitas Diponegoro:
Semarang.
Hadinegoro, H., Rezeki, S., Satari., & Irawan, H. 2005. Demam
Berdarah Dengue. Naskah Lengkap Pelatihan bagi Pelatih,
Dokter Spesialis Anak, dan Dokter Spesialis Penyakit Dalam.
Tata Laksana Kasus DBD. Jakarta: FKUI.
Hartono. 2010. Promosi Kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit.
Jakarta. Rineka Cipta.
Haryono. 1999. Efek Program Pengendalian Demam Berdarah Dengue
dan Karakteristik Rumah Tangga Terhadap Status Angka
Bebas Jentikdi Kotamadya Jayapura. Badan Litbang
Kesehatan [Internet]. Terdapat di:
“http://www.litbang.DepartemenKesehatan.go.id/lokaciamis/ar
tikel/demamberdarah-arda.htm. Diakses 13 Maret 2008.”
Hutabarat, T., Windyaningsih, C, & Delliana, J. 2007. Modul Pelatihan
Bagi Pengelola Program Penyakit Demam Berdarah Dengue
di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Pengendalian dan
Penyehatan Lingkungan, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Judge, T. A. & Bono, J. B. 2001. Relationship of Core Self-Evaluations
Traits-Self-Esteem, Generalized Self-Efficacy, Locus of
Control, and Emotional Stability-With Job Satisfaction and Job
Performance: A Meta-Analysis. Journal of Applied
Psychology, vol. 86, no. 1, hlm. 80-92.
Korten & Averack, G. 1992. Community Managemen. Assian
Experience and Perspective. USA Kumarian Press.
Krianto. 2008b. Studi PSP Pemeriksaan Jentik Berkala Anak sekolah di
Kota Depok. Depok: Forum Kota Depok Sehat. Laporan Tidak
Dipublikasikan.
commit to user

Heru Subaris Kasjono 50


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

………. 2008c. Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Perilaku


Pengendalian Vektor Dengue: Studi Introversi Pada Murid-
murid Sekolah Dasar di Kota Depok. Jakarta: Program Doktor
(Disertasi) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia.
Lameshow, S., Hosmer, Jr., & Klar, J. 1997. Besar Sampel Dalam
Penelitian Kesehatan. Edisi Bahasa Indonesia. Cetakan
Pertama. Yogyakarta: Gajah Mada Press.
Miklon. 2007. Pemberdayaan Desa Wisma dakam Pemberantasan
Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) di Kelurahan
Simpang Tiga Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru. (Tesis)
Program Pascasarjana, Fakultas Kedokteran Universitas
Gajah Mada.
Miller, L. D., Scheffler, R., Lam, S., Rosenberg, R., & Rupp, A. 2006.
Social Capital and Health in Indonesia. Robert Wood Johnson
Foundation and WHO for Financial Support.
dlmiller@uclink.berkeley.edu.
Muhajir. 2007. Metodologi Keilmuan Paradigma Kualitatif, Kuantitatif
dan Mixed. Edisi V Revisi. Yogyakarta: Rake Sarasin.
Murti, B. 2013. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif
dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Nadioo, J. & Wills. 1996. Health Promotion. Foundation for Practice.
London: Baillere Tindall.
Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
..............2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Edisi Revisi.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-karyawan dan
commit
Peneliti Pemula. Bandung: to user Alfabeta.
Penerbit
Heru Subaris Kasjono 51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

Singarimbun, M. dan Effendi, S. 2008. Metode Penelitian Survai.


Jakarta Barat. LP3ES Indonesia Anggota IKAPI. ISBN 979-
8015-479. Cetakan ke-19.
Sintorini, M. M. 2006. Dinamika Penularan Demam Berdarah Dengue
dalam Kaitan dengan Pola Variabilitas Iklim (Studi Kasus
DBD di DKI Jakarta). Jurnal Teknik Lingkungan Edisi
Khusus, Agustus. Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknik
Lingkungan Universitas Trisakti-Jakarta.
Slamet, M. 2003. Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam
Pembangunan Pedesaan. “Di dalam Membentuk Pola
Perilaku Manusia Pembangunan. Diedit oleh Adjat Sudrajat
dan Ida Yustina. Bogor: IPB Press.
Stanley, M. A., & Maddux, J. E. 1986. Cognitive Processes in Health
Enhancement: Investigation of a Combined Protection
Motivation and Self-Efficacy Model. Basic and Applied Social
Psychology, 7(2).
Sudarno, J. 2008. Evaluasi Pengendalian Vektor Demam Berdarah
Dengue (DBD) di Daerah Endemis Puskesmas Singgani Kota
Palu Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2006-2007. (Tesis)
Program Pascasarjana, Fakultas Kedokteran Universitas
Gadjah Mada.
Sudiadnyana, I. W. 2008. Evaluasi Peran Juru Pemantau Jentik dalam
Meningkatkan Partisipasi Masyarakat pada Pemberantasan
Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (Studi di
Kabupaten Tabanan Provinsi Bali). (Tesis) Program
Pascasarjana, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Sukowati, S. 2010. Masalah Vektor Demam Berdarah Dengue dan
Pengendaliannya di Indonesia. Buletin Jendela Epidemiologi,
vol. 2, Agustus 2010: 12.

commit to user

Heru Subaris Kasjono 52


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

Sumantri, A. 2012. Environmental Based Prevention Model on The


Dengue Haemorhagic Fever Dissemination in The DKI Jakarta
Province. Journal of Natural Sciences Research, Vol.2, no.3.
Uphoff, N. 2000. Understanding Social Capital: Learning from the
Analysis and Experience of Participation. In P. Dasgupta and
I.Serageldin (eds). Social capital A Multifaceted Perspective.
The World Bank, Washington D.C.
Winter. 2000. Toward a Theorised Understanding of Family Life and
Social Capital. Working Paper No. 21. ISSN 1440-4761.
Australia: Australian Institute of Family Studies.
World Health Organization (WHO). 2006. Situation of Dengue/ Dengue
Haemorrhagic Fever in the South-East Asia Region:
Prevention and Control Status in SEA Countries
[Internet].http://w3.whosea.org/en/Section10/Section332.htm.
Diakses tanggal 27 Juli 2010.

commit to user

Heru Subaris Kasjono 53


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

BIODATA

Data Pribadi
 Nama : Heru Subaris Kasjono, SKM, MKes
 Jenis kelamin : Laki – laki
 NIP : 196606211989021001
 Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 21 Juni 1966
 Agama : Islam
 Pangkat/Golongan : Pembina Utama/ IV B
 Jabatan Akademik : Lektor Kepala
 Status : Kawin
 Alamat : Maesan Rt: 2 / 9, Tamanan,
Banguntapan, Bantul
 Telepon : 081 642 733 72 / 0821 366 777 60
 Alamat e-mail : kherusubaris@gmail.com

Pendidikan
1. SMAN I Surakarta (1982 - 1985)
2. Akademi Penilik Kesehatan Teknologi Sanitsi (APK-TS) Depkes
RI, Yogyakarta (1985 - 1988)
3. Pendidikan AKTA III IKIP Negeri Semarang (1992)
4. Fakultas Kesehatan Masyarakat (S1) Minat Utama Kesehatan
Kerja, Universitas Indonesia (1995)
commit to user

Heru Subaris Kasjono 54


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

5. Pendidikan AKTA IV IKIP Negeri Yogyakarta (1997)


6. Program Pasca Sarjana (S2) UGM, Program Studi Ilmu Kedokteran
Klinis, Minat Utama Epidemiologi Klinis dan Biostatistik (2003)

Pekerjaan/Jabatan
1988 - Sekarang Staf Pengajar di Jurusan Kesehatan Lingkungan,
Poltekkes Kemenkes RI, Yogyakarta.

2000 - 2009 1. Ketua LSM Pemberdayaan Kesehatan


Masyarakat Indonesia Yogyakarta.
2. Ketua II, Forum Pariwisata Sehat Yogyakarta

2004 - 2010 1. Ketua II Forum Kota Sehat Kota Yogyakarta


2. Sekretaris Pusat Studi Epidemiologi dan
Biostatistik (CeBioS) Poltekkes Depkes
Yogyakarta

2005 - 2007 Ketua Penyusunan dan Uji coba Standar


Kompetensi Sanitarian Prop. DIY

2006 - 2010 Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungkungan,


Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

2006 - 2010 Ketua Asosiasi Pendidikan Kesehatan


Lingkungan Indonesia

2005 - 2010 1. Konsultan bidang Kesehatan Lingkungan di


Badan Mutu Pelayanan Kesehatan (BMPK)
DIY
2. Kosultan Kesehatan Masyarakat di CV. Air
Mas Yogyakarta
commit to user

Heru Subaris Kasjono 55


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

2011 - Sekarang Mitra Bestari, Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan


“SURYA MEDIKA”, Penerbit. LITBANG
STIKES Surya Global Yogyakarta.

2012 - Sekarang Konsultan Rumah Zakat Indonesia bidang


Pemberdayaan Masyarakat bidang Kesehatan

2014 - 2019 Wakil Ketua Lembaga Pemberdayaan


Masyarakat Desa (LPMD) Desa Tamanan,
Banguntapan, Bantul.

2016 1. Penasehat Asosiasi Pengusaha Daur Ulang


Plastik Indonesia (APDUPI)
2. Penasehat LSM Children Of The Earth
Indonesia (CHILDOE)

Penelitian
No Judul / Kegaiatan Riset Sumber Tahun
Dana/Penerbit/Forum
Ilmiah
1 Evaluasi Kawasan Ditjen P2PL, Direktorat 2015
Tanpa Rokok di Penyakit Tidak Menular
Indonesia (PTM).

2 Evaluasi Iklan Layanan Badan Promkes, Kemenkes 2015


Masyarakat 1000 hari RI.
Kehidupan Pertama

3 Riset Kesehatan Dasar Penanggungjawab Teknis 2013


(Riskesdas) Ka.Blora/Badan Litbangkes
Kemenkes RI
commit to user

Heru Subaris Kasjono 56


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

4 Riset Fasilitas Penanggung jawab teknis 2011


Kesehatan Kab. Karanganyar/ Badan
(RIFASKES) Libangkes Kemenkes RI

5 ”Population Badan Libangkes 2010


Enumeration: Kota Kemenkes RI.
Yogyakarta” dalam
Rangka Pengembangan
Pengembangan Sistem
Regristrasi Kematian.

6 Survey Pemeringkatan Yayasan Danamon Peduli 2009


(Grading) Pasar (tidak di publikasikan)
Tradisional Se- Provinsi
DIY dalam Rangka
Penyusunan Pasar
Sehat.

7 Pengolahan limbah Riset Pembinaan Tenaga 2009


Rumah Tangga dengan Kesehatan (Risbinakes)
Filtermembran Alamiah Badan PPSDM Kes.
Kemenkes RI (tidak di
publikasikan)

8 Analisis Faktor Proyek Riset Kesehatan 2008


Kesehatan Lingkungan Prop.DIY
terhadap Kesehatan (tidak di publikasikan)
Masyarakat di Prop.
DIY
9 Hubungan Beberapa Sanitasi (Jurnal Kesehatan 2008
faktor dengan Tingkat Lingkungan) Vol 2. No. 1
Endemisitas DBD di Agustus 2008
commit to user

Heru Subaris Kasjono 57


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

Puskesmas Dlingo I
Bantul
10 Pemanfaatan Sanitasi (Jurnal Kesehatan 2008
Pengolahan Metode Lingkungan) Vol 1. No. 2
CIDAT ( Circular Januari 2008
Double Anaerobic
Tank) terhadap COD.
TSS, Ammonia Limbah
Cair Industri
Pemotongan Ayam

11 Dampak Tempat Dinas Kesehatan Prop.DIY 2008


Pembuangan Sampah
(TPA) Piyungan
terhadap Kualitas
Lingkungan dan
Kesehatan Masyarakat
Sekitar di Kab. Bantul
2008

12 Rokok dalam Mensana (informasi 2008


Perspektif Lingkungan kesehatan dan Media Sehat .
Edisi 1/ 2008

13 Pemanfaatan Metode Sanitasi (Jurnal Kesehatan 2007


Pengolahan Lingkungan) Vol 1. No. 1
Fitoremidiasi terhadap Agustus 2007
Kadar COD,BOD,SS
dan Merkuri di Industri
Penambangan Emas
Kokap Kulon Progo
sebagai antisipasi
terulangnya Kasus commit to user
Heru Subaris Kasjono 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

Buyat

14 Survei Perilaku Jurnal Teknologi Kesehatan 2007


Penyalahgunaan (Journal 0f Health
NAPZA dan IMS pada Teknology) Vol.3. No.1
Siswa SMU/SMK di Maret 2007
Kota Yogyakarta 2006
15 Analisis Dampak Proyek ADKL Dinkes 2007
Kesehatan Lingkungan Prop.DIY
(ADKL): Studi Dampak (tidak di publikasikan)
Penambangan Emas
terhadap Lingkungan
dan Masyarakat di
Kokap Kulon Progo.
DIY

16 Analisis Dampak Proyek ADKL Dinkes 2006


Kesehatan Lingkungan Prop.DIY
(ADKL): Dampak (tidak di publikasikan)
Pemcemaran Plumbum
terhadap kesehatan
Masyarakat di Kota
Yogyakarta

17 Analisis Faktor Risiko Dinkes Prop. DIY 2006


Kejadian Luar Biasa (tidak di publikasikan)
Hepatitis A di
Yogyakarta

18 Rapid Health Badan PPSDM dan 2006


Assesment (RHA) Poltekkes Yogyakarta
Pasca Bencana Gempa
Bumi di Prop. DIY
commit to user

Heru Subaris Kasjono 59


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

19 Analisis Dampak Proyek ADKL Dinkes 2005


Kesehatan Lingkungan Prop.DIY
(ADKL): Dampak (tidak di publikasikan)
Pemcemaran Udara
Lalu Lintas terhadap
Kesehatan Masyarakat
Kota Yogyakarta

20 Hubungan Faktor Berita Kedokteran 2005


Lingkungan Fisik Masyarakat Tri Wulan 4
Rumah dengan tahun 2005
Kejadian Pneumonia
pada Anak Balita
Wilayah Kerja
Puskesmas
Banguntapan II Bantul

21 Faktor Risiko Debu Jurnal Sains Kesehatan 32. 2005


Rumah terhadap No.2 September 2005
Kejadian Asma Balita
di Yogyakarta

22 Analisis Dampak Proyek ADKL Dinkes 2004


Kesehatan Lingkungan Prop.DIY
(ADKL): Dampak (tidak di publikasikan)
Pembakaran Debu
Kapur terhadap
Kesehatan Masyarakat
Bedoyo Gunungkidul
DIY

23 Rapid Survey BP3 Jurusaan Kesehatan 2004


commit to user

Heru Subaris Kasjono 60


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

Kecelakaan Pada Lingkungan. Poltekkes


Tatanan Rumah Tangga Yogyakarta (tidak di
di Desa Banyuraden publikasikan)
Gamping. Sleman
24 Gambaran Perilaku Forum Kota Sehat (FKS) 2004
Hidup Bersih dan Sehat Yogyakarta dan Dinas
pada Tatanan Rumah Kesehatan Yogyakarta
Tangga di RW IV
Keluarahan
Terban.Gondokusuman
Yogyakarta

25 Studi Kualitas Air Proyek Perbaikan Kualitas 2003


Minum Terhadap Permukiman dan Kualitas
Kesehatan Masyarakat Air Pro. DIY
Di Kab. Sleman (tidak di publikasikan)

26 Faktor Partikulat Tesis. Epidemiologi Klinik. 2003


Matter (PM10) terhadap UGM
Kejadian Asma pada (tidak di publikasikan)
Anak

27 Pemanfaatan Sambiloto RISBINAKES Badan 2003


sebagai larvasida Jentik PPSDM Kes. Depkes RI
Ae.aegypty

Keanggotaan Profesi/organisasi
1. Anggota HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan
Indonesia):
Tahun 2001 - 2006 sebagai Sekretaris I Pengda HAKLI Propinsi
DIY. commit to user

Heru Subaris Kasjono 61


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

Tahun 2006 - 2011 sebagai Ketua Pengda HAKLI Propinsi DIY.


Tahun 2011 - 2016 sebagai ketua Pengda HAKLI prop DIY.
2. Anggota Asosiasi Hiperkes dan Keselamatan Kerja Indonesia
(AHKKI).
3. Anggota Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)
Tahun 2009 - 2013 Ketua III IAKMI Prop.DIY.
4. Anggota Perkumpulan Promosi dan Pendidikan Kesehatan
Masyarakat Indonesia (PPPKMI).

Karya Buku yang di Publikasikan


No Judul Buku Penerbit Tahun
1 Epidemiologi Lingkungan Pusdiknakes Depkes RI. 1993
Jakarta

2 Manajemen Epidemiologi Media Pressindo, 2004


Yogyakarta

3 Pemasaran Produk Media Pressindo, 2004


Kesehatan Yogyakarta

4 Buku Aplikasi Statistika Media Pressindo, 2005


di Bidang Kesehatan Yogyakarta

5 Buku Hygiene Cendikia Medika, 2007


Lingkungan Kerja Yogyakarta

6 Intisari Epidemiologi Cendikia Medika, 2008


Yogyakarta
commit to user

Heru Subaris Kasjono 62


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

7 Besar Sampel untuk Cendikia Medika, 2008


Penelitian Kesehatan Yogyakarta

8 Masyarakat BERNAS, Yogyakarta 2008


Berkomunikasi

9 Teknik Sampling untuk Graha Ilmu, Yogyakarta 2009


Penelitian Kesehatan

10 Analisis Multivariat untuk Cendikia Medika, 2009


Penelitian Kesehatan Yogyakarta

11 Etika Sanitarian dan Graha Ilmu, Yogyakarta 2010


Pembangunan
Berwawasan kesehatan

12 Tekonologi Penyediaan Gosyen Publishing , 2011


Air Minum Yogyakarta

13 Penyehatan Permukiman Gosyen Publishing, 2011


Yogyakarta

14 Sedekah Sampah Untuk Parama Publishing, 2016


Pemberdayaan Masyarakat Yogyakarta

15 Pengembangan Modal Nuhamedika, 2016


Sosial Dalam Promosi Yogyakarta
Kesehatan

commit to user

Heru Subaris Kasjono 63


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Model Promosi Kesehatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

Penghargaan
1. Sebagai Dosen Poltekkes Depkes Yogyakarta berprestasi pertama
tahun 2005.
2. Sebagai Dosen berprestasi pertama Tingkat Nasional dari Menteri
Kesehatan Republik Indonesia dan Presiden RI. tahun 2005
3. Satya Lencana Pengabdian X tahun dari Presiden RI tahun 2006
4. Satya Lencana Pengabdian XX tahun dari Presiden RI tahun 2010
5. Atas peran serta yang telah diberikan dalam memajukan
Kabupaten Bantul pada Bidang Pemerintahan, Pembangunan dan
Kemasyarakatan,dari Bupati Bantul tahun 2015.

commit to user

Heru Subaris Kasjono 64

You might also like