You are on page 1of 2

Judul : Kesantunan Berbahasa sebagai Upaya Meraih Komunikasi yang Efektif

Volume : Vol 8 No 1 (2017): Arkhais: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia
Tahun Terbit : 2015-07-13
Penulis : Hamidah
Reviewer : Dwita Utami Damayanti
NIM : 1801617072
Manusia tidak akan pernah hidup tanpa adanya komunikasi. Komunikasi dianggap sebagai bentuk
paling ideal antara manusia dengan manusia yang lain untuk mewujudkan egonya dan
kemampuannya dalam berinteraksi secara individu dan sosial. Komunikasi terbagi dalam level
yang beragam. Komunikasi yang berada pada level antar individu disebut dengan komunikasi
interpersonal. Banyak tujuan dari komunikasi model interpersonal, tetapi pada hakikatnya setiap
bentuk komunikasi mempunyai kelebihan dan kekurangan. Salah satu kelebihan komunikasi
interpersonal adalah memanusiakan orang, asumsinya karena kita secara langsung bertemu dan
mengadakan interaksi dengan orang lain (komunikasi semacam ini, mampu memberikan adanya
rasa support, mengakui, menghargai, dan menghormati orang lain). Komunikasi interpersonal
terbukti mampu mengubah khalayak atau individu dengan pendekatan – pendekatan yang
dilakukan dengan cara sangat personal. Kekurangan komunikasi model interpersonal salah satunya
adalah tidak dapat diaplikasikan ketika kita berelasi dengan orang yang jumlahnya banyak, atau
ketika kita berelasi dengan pihak – pihak yang terkait dengan media dan institusi yang lebih
mengarah pada sistem yang kuat. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
mengenai kesantunan berbahasa yang dapat dijadikan sebagai upaya dalam meraih komunikasi
yang efektif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif
dengan melakukan penggambaran dan penyajian data yang berhubungan dengan masalah
penelitian yakni kesantunan berbahasa dan komunikasi efektif. Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah percakapan antara dosen dan mahasiswa yang diambil dari media
sosial. Kemudian dalam menganalisis data, penelitian ini menggunakan teori strategi kesantunan
berbahasa Brown dan Levinson dan 5 hukum komunikasi yang efektif. Hasil dari penelitian ini
mengungkapkan bahwa ketidaksantunan berbahasa dapat menyebabkan komunikasi menjadi tidak
efektif. Oleh karena itu, delapan strategi kesantunan berbahasa Brown dan Levinson dapat
digunakan sebagai upaya meraih komunikasi yang efektif. Kesalahan yang sering terjadi pada
kalangan mahasiswa saat berkomunikasi lisan adalah penggunaan bahasa Indonesia yang kental
dengan pengaruh bahasa daerah (struktur kata, struktur klausa atau kalimat), pengaruh bahasa
asing, masalah salah kaprah, dan kegagalan pengajaran bahasa Indonesia. Mahasiswa pendidikan
bahasa Indonesia harus dapat menjadi teladan bagi mahasiswa lain agar kesalahan-kesalahan
seperti di atas tidak terus-menerus terjadi. Beberapa poin yang harus menjadi pegangan bagi
seorang mahasiswa dalam berkomunikasi lisan dengan mahasiswa lain adalah sebagai berikut: (1)
sikap terhadap bahasa Indonesia, (2) lafal bahasa Indonesia dalam komunikasi lisan, dan (3)
pemahaman terhadap bahasa Indonesia baku. Kalimat Komunikasi yang baik harus memenuhi
persyaratan tidak menyimpang dari kaidah bahasa, logis atau dapat diterima nalar, jelas dan dapat
menyampaikan maksud atau pesan dengan tepat. Kalimat yang tidak menyimpang dari kaidah
bahasa maksudnya adalah kalimat yang cermat baik dari segi pemilihan kata dan bentukan kata
maupun susunan kalimatnya memenuhi aturan sintaksis yang benar. Sebaliknya, kalimat yang
menyimpang dari kaidah bahasa, susunan kalimatnya tidak sesuai dengan aturan sintaksis yang
benar. Sekiranya melalui artikel ini, dapat menyadarkan kita betapa bahasa Indonesia kurang
diperhatikan kaidahnya dalam komunikasi lisan, terutama bagi mahasiswa dalam berinteraksi
setiap hari di lingkungan kampus yang juga adalah calon-calon pendidik. Dalam menyiapkan diri
mengemban profesi yang akan diterima nanti, kita harus mulai melakukan perubahan dari diri
untuk kepentingan diri sendiri dan dunia pendidikan. Tumbuhkanlah sikap yang positif terhadap
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa pemersatu bangsa, dan pemersatu perbedaan-
perbedaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai mahasiswa, kita harus
dapat menjadikan teladan dan contoh masyarakat lain dalam hal berkomunikasi lisan
menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar dilingkungan kampus. Penghargaan kita
terhadap bahasa indonesia harus lebih tinggi daripada penghargaan kita terhadap bahasa asing
manapun.

You might also like