You are on page 1of 6

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN

DAGING
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
UNIKA SOEGIJAPRANATA
SEMARANG

DENDENG
KELOMPOK A2
Aurelius F.T 15.I1.0135
Yovita Hartono 16.I1.0069
Patricia Dwilestari 16.I1.0117
Yauw Ellen Tiffania 16.I2.0003
Ivo Ruth Waskita 16.I2.0015

Abstrak
Dendeng sapi merupakan produk olahan daging sapi kering yang melewati proses curing
dan pengeringan. Proses curing dilakukan menggunakan metode curing kering dengan
melumuri daging sapi menggunakan bumbu yang dihaluskan, sedangkan proses
pengeringan dilakukan menggunakan oven. Tujuan praktikum ini adalah untuk
mengetahui pengaruh dari perbedaan suhu pengeringan dan konsentrasi gula terhadap
dendeng. Metode penelitian dibagi menjadi 3 tahap yaitu pembuatan dendeng, uji kadar
air, dan uji sensori. Hasil menunjukkan bahwa suhu pengeringan 70oC akan menghasilkan
dendeng yang sesuai standar kadar air dendeng <12% dan warna dendeng coklat gelap.
Semakin banyak penambahan gula merah maka kadar air dan warna dendeng semakin
gelap, sedangkan semakin banyak penambahan gula putih maka rasa dendeng semakin
manis dan tekstur dendeng semakin kasar. Disimpulkan bahwa suhu pengeringan
mempengaruhi kadar air dan warna dendeng, sedangkan konsentrasi dan jenis gula
mempengaruhi kadar air, warna, rasa, dan tekstur dendeng.

Kata kunci : dendeng sapi, suhu pengeringan, konsentrasi gula.

1. TINJAUAN PUSTAKA bumbu dan dikeringkan dengan kadar air


maksimal 12%. Persyaratan mutu
Dendeng merupakan produk daging dendeng sapi berdasarkan SNI 01-2908-
kering yang dibuat dengan penambahan 1992 dapat dilihat di tabel SNI mengenai
garam dapur, gula, dan rempah-rempah spesifikasi persyaratan mutu dendeng
khas Indonesia (Saputro, 2016). sapi pada lampiran. Ciri-ciri fisik
Rempah-rempah yang digunakan yaitu dendeng yang baik adalah dendeng
bawang putih, lengkuas, ketumbar, memiliki warna coklat kehitaman,
merica, dan asam jawa. Dendeng dapat lembaran daging relatif tipis, tidak
dibuat dari daging sapi, ayam, babi, atau terdapat bercak putih kehijauan akibat
kambing tetapi yang paling umum jamur, dan permukaan dendeng masih
digunakan adalah sapi (Buckle et al., basah karena dendeng tergolong
1985). Menurut SNI 01-2908-1992, makanan semi basah (Saputro, 2016).
dendeng sapi memiliki bentuk Proses pembuatan dendeng melibatkan
lempengan yang dibuat dari irisan atau proses curing dan pengeringan. Proses
gilingan daging sapi segar yang diberi curing bertujuan untuk mengawetkan

1
serta memperbaiki rasa, warna, dan putih 99,8% sedangkan gula merah 92%,
tekstur dendeng (Soeparno, 2005), dan kadar air gula putih 5,5% sedangkan
sedangkan proses pengeringan bertujuan gula merah 10% (Oey Kam Nio, 2002).
untuk mengurangi kadar air dalam Gula putih memiliki ukuran partikel
dendeng sehingga dapat menghambat lebih besar dari gula merah sehingga
pertumbuhan mikroba perusak (Kosim, akan menghasilkan tekstur lebih kasar
2015). Proses curing dibagi menjadi 2 pada produk dendeng (Soputan, 2004).
yaitu curing kering dengan melumuri Rempah-rempah berupa bawang putih,
daging menggunakan bumbu yang sudah lengkuas, ketumbar, dan merica yang
dihaluskan dan curing basah dengan digunakan pada pembuatan dendeng
merendam daging ke larutan bumbu berperan untuk menghambat aktivitas
(Soputan, 2004). Proses pengeringan mikroba, sedangkan asam jawa berperan
dapat dilakukan dengan sinar matahari sebagai antioksidan (Rahmawati, 2012).
atau oven. Pengeringan oven tergolong
mudah dan lebih cepat dibanding 2. TUJUAN PRAKTIKUM
pengeringan sinar matahari karena tidak
memerlukan peralatan khusus dan suhu Tujuan praktikum ini adalah untuk
dapat diatur (Dewi, 2011). Semakin mengetahui pengaruh dari perbedaan
tinggi suhu pengeringan maka semakin suhu pengeringan dendeng serta
rendah kadar air karena terjadi mengetahui pengaruh dari perbedaan
perbedaan kandungan uap air dalam konsentrasi bahan baku yang digunakan
dendeng dan udara sekitar sehingga terhadap dendeng.
penguapan air semakin cepat (Ikhsan,
2016). Suhu pengeringan juga 3. METODE PRAKTIKUM
mempengaruhi warna dendeng yaitu
semakin tinggi suhu pengeringan maka 3.1. Materi
semakin gelap warna dendeng (Kasanah, 3.1.1. Alat
2016). Pengeringan suhu 70oC mampu Alat yang digunakan adalah pisau,
memenuhi standar kadar air dendeng talenan, oven, tray, timbangan, baskom,
12% dan warna dendeng coklat gelap cling wrap, dan chiller.
(Ikhsan, 2016).
3.1.2. Bahan
Garam dan gula dalam proses curing Bahan yang digunakan adalah daging
berfungsi sebagai pengawet dan sapi, ketumbar, garam dapur, lada, asam
penambah aroma serta cita rasa (Martin, jawa, lengkuas, bawang putih, gula
2001). Gula menimbulkan reaksi putih, dan gula merah.
maillard antara gugus karbonil dari gula
reduksi dengan gugus amino dari protein 3.2. Metode
daging yang menyebabkan warna coklat 3.2.1. Pembuatan Dendeng
gelap pada dendeng (Soputan, 2004). Daging sapi diiris tipis lalu dilumuri
Gula merah mempunyai warna coklat dengan bumbu yang sudah dihaluskan
gelap sedangkan gula putih mempunyai dan didiamkan selama 24 jam pada
warna putih sehingga semakin banyak chiller. Selanjutnya, daging dikeringkan
penambahan gula merah maka warna dengan oven selama 3 jam pada suhu
dendeng semakin gelap (Febrianingsih, 60oC (kelompok 1-3) dan 70oC
2016). Gula putih mempunyai sifat (kelompok 4-5) lalu dilanjutkan dengan
sedikit higroskopis dibanding gula pengeringan selama 5 jam pada suhu
merah karena kemurnian sukrosa gula 70oC (kelompok 1-3) dan 80oC

2
(kelompok 4-5). Dendeng yang sudah lengkuas, ketumbar, merica, dan asam
jadi dianalisa. jawa. Garam dan gula dalam proses
curing berfungsi sebagai pengawet dan
3.2.2. Uji Kadar Air (Moisture penambah aroma serta cita rasa (Martin,
Balance) 2001). Rempah-rempah berupa bawang
Dendeng ditimbang sebanyak 0,5 gram putih, lengkuas, ketumbar, dan merica
dan diletakkan diatas plate aluminium. yang digunakan berperan untuk
Selanjutnya cover moisture balance menghambat aktivitas mikroba,
ditutup dan sampel dipanaskan pada sedangkan asam jawa berperan sebagai
suhu 100-105oC selama 10 menit. Persen antioksidan (Rahmawati, 2012).
kadar air yang tertera dicatat.
5.1. Uji Kadar Air
3.2.3. Uji Sensori Data pengamatan menunjukkan bahwa
Dendeng dianalisa secara sensoris dendeng pada kelompok A1-A3 yang
meliputi warna, rasa, dan tekstur. menggunakan suhu 60oC pada 3 jam
pengeringan pertama dan 70oC pada 5
4. HASIL PENGAMATAN jam pengeringan kedua serta
menggunakan konsentrasi gula merah
Berdasarkan data di tabel 1 pengamatan dan gula putih masing-masing 16,5 gr
pada lampiran dapat dilihat bahwa kadar dan 16,5 gr (A1); 10 gr dan 30 gr (A2 dan
air tertinggi diperoleh kelompok A5 A3) memiliki kadar air sebesar 6,51%;
yaitu 7,80 % dan terendah diperoleh 3,17%; dan 2,08%. Kelompok A4-A5
kelompok A4 yaitu 1,67 %. Warna yang menggunakan suhu 70oC pada 3
dendeng sapi coklat kehitaman diperoleh jam pengeringan pertama dan 80oC pada
A4 dan A5, warna coklat tua diperoleh 5 jam pengeringan kedua serta
A1, warna coklat diperoleh A3, dan menggunakan konsentrasi gula merah
warna coklat agak terang diperoleh A2. dan gula putih masing-masing 30 gr dan
Rasa dendeng sapi sangat tidak manis 10 gr (A4-A5) memiliki kadar air sebesar
diperoleh A4, rasa tidak manis diperoleh 1,67%; dan 7,80%. Kadar air dalam
A3, rasa agak manis diperoleh A1, dan dendeng dipengaruhi oleh suhu
rasa manis diperoleh A2 dan A5. Tekstur pengeringan dan konsentrasi serta jenis
dendeng sapi sangat kasar diperoleh A1 gula yang digunakan. Semakin tinggi
dan A2, tekstur kasar diperoleh A4, suhu pengeringan maka semakin rendah
tekstur halus diperoleh A3, dan tekstur kadar air karena terjadi perbedaan
sangat halus diperoleh A5. kandungan uap air dalam dendeng dan
udara sekitar sehingga penguapan air
5. PEMBAHASAN semakin cepat (Ikhsan, 2016).
Pengeringan suhu 70oC mampu
Pada praktikum ini, dendeng sapi dibuat memenuhi standar kadar air dendeng
melalui proses curing kering dengan 12% (Ikhsan, 2016). Semakin banyak
melumuri daging sapi menggunakan penambahan gula merah maka kadar air
bumbu yang sudah dihaluskan (Soputan, dalam dendeng semakin tinggi karena
2004), sedangkan proses pengeringan gula merah bersifat lebih higroskopis
dilakukan dengan oven karena mudah dibanding gula putih dimana kadar air
dan cepat (Dewi, 2011). Bumbu yang gula putih 5,5% sedangkan gula merah
dihaluskan untuk melumuri daging sapi 10% (Oey Kam Nio, 2002). Persen kadar
dalam praktikum ini sesuai teori Saputro air yang diperoleh seluruh kelompok
(2016) yaitu garam, gula, bawang putih, sudah memenuhi syarat SNI 01-2908-

3
1992 tentang kadar air maksimal dalam penambahan gula merah maka warna
dendeng yaitu maksimal 12%. Hasil dendeng semakin gelap (Febrianingsih,
persen kadar air kelompok A4-A5 yang 2016). Hasil data yang didapat sesuai
menggunakan suhu 70oC pada 3 jam teori dimana kelompok A4-A5 yang
pengeringan pertama dan kelompok A1- menggunakan suhu pengeringan lebih
A3 yang menggunakan suhu 70oC pada tinggi (70oC pada 3 jam pengeringan
5 jam pengeringan kedua juga sudah pertama dan 80oC pada 5 jam
sesuai dengan teori Ikhsan (2016) yaitu pengeringan kedua) dan konsentrasi gula
<12%. Perbedaan persen kadar air merah yang lebih banyak (30 gr gula
setelah dendeng diuji dengan moisture merah) menghasilkan warna dendeng
balance pada A1-A3 dengan suhu coklat kehitaman. Perbedaan warna
pengeringan dan konsentrasi gula yang dendeng pada A1 dan A2-A3 dengan
sama maupun pada A4-A5 dengan suhu suhu pengeringan dan konsentrasi gula
pengeringan dan konsentrasi gula yang yang sama dapat terjadi karena persepsi
sama terjadi karena adanya perbedaan panelis dalam melihat warna. Selain itu,
dalam menyamakan ketebalan daging perbedaan ini bisa terjadi karena adanya
yang digunakan tiap kelompok sehingga perbedaan ketebalan daging sehingga
mempengaruhi kemampuan suhu mempengaruhi kemampuan gula dan
pengering untuk menurunkan kadar air suhu pengering untuk menembus daging
dalam produk akhir dendeng. dan mengubah warna daging pada
produk dendeng.
5.2. Uji Sensori
Data hasil pengamatan menunjukkan Gula putih mempunyai tingkat
bahwa kelompok A1 serta A2-A3 kemanisan lebih tinggi dari gula merah
dengan suhu pengeringan yang sama dan karena kemurnian sukrosa gula putih
konsentrasi gula yang sama 99,8% sedangkan gula merah 92% (Oey
menghasilkan warna dendeng coklat tua, Kam Nio, 2002). Hasil data rasa
coklat agak terang, dan coklat, kelompok A1 dan A2 sesuai teori yaitu
sedangkan kelompok A4-A5 dengan agak manis dan manis karena
suhu pengeringan yang sama dan konsentrasi gula putih lebih banyak dari
konsentrasi gula yang sama gula merah. Hasil rasa kelompok A4
menghasilkan warna dendeng coklat juga sesuai teori yaitu sangat tidak manis
kehitaman. Warna dendeng dipengaruhi karena konsentrasi gula merah lebih
oleh suhu pengeringan dan konsentrasi banyak dari gula putih. Penyimpangan
serta jenis gula yang digunakan. Suhu hasil rasa tidak manis pada kelompok A3
pengeringan yang semakin tinggi akan yang menggunakan konsentrasi gula
menghasilkan warna dendeng yang yang sama dengan A2 dan hasil rasa
semakin gelap (Kasanah, 2016). manis pada kelompok A5 yang
Pengeringan suhu 70oC menghasilkan menggunakan konsentrasi gula yang
warna dendeng coklat gelap (Ikhsan, sama dengan A4 terjadi karena persepsi
2016). Gula akan menimbulkan reaksi indera pengecap panelis terhadap rasa
maillard antara gugus karbonil dari gula dan adanya perbedaan ketebalan daging
reduksi dengan gugus amino dari protein yang mempengaruhi kemampuan gula
daging yang menyebabkan warna coklat untuk menembus ke dalam daging dan
gelap pada dendeng (Soputan, 2004). menghasilkan perbedaan tingkat
Gula merah mempunyai warna coklat kemanisan pada produk dendeng.
gelap sedangkan gula putih mempunyai
warna putih sehingga semakin banyak

4
Gula putih memiliki ukuran partikel 6. KESIMPULAN
lebih besar dari gula merah sehingga
akan menghasilkan tekstur lebih kasar  Perbedaan suhu untuk pengeringan
pada produk dendeng (Soputan, 2004). berpengaruh terhadap kadar air dan
Hasil data tekstur dendeng kelompok A1 warna produk dendeng.
dan A2 sesuai teori yaitu sangat kasar  Suhu pengeringan 70oC akan
karena konsentrasi gula putih lebih menghasilkan dendeng yang sesuai
banyak dari gula merah. Hasil tekstur standar kadar air dendeng <12% dan
dendeng kelompok A5 juga sesuai teori warna dendeng coklat gelap.
yaitu sangat halus karena konsentrasi  Semakin tinggi suhu pengeringan
gula merah lebih banyak dari gula putih. maka kadar air dalam dendeng
Penyimpangan hasil tekstur halus pada semakin rendah dan warna dendeng
kelompok A3 yang menggunakan semakin gelap.
konsentrasi gula yang sama dengan A2  Perbedaan konsentrasi gula putih dan
dan hasil tekstur kasar pada kelompok gula merah yang ditambahkan dalam
A4 yang menggunakan konsentrasi gula proses pembuatan dendeng akan
yang sama dengan A5 terjadi karena mempengaruhi kadar air, warna, rasa,
persepsi indera pengecap panelis dan tekstur produk dendeng.
terhadap tekstur.  Semakin banyak penambahan gula
merah maka kadar air dalam dendeng
Syarat mutu dendeng sapi menurut SNI semakin tinggi karena kadar air gula
01-2908-1992 dapat dilihat di tabel SNI putih 5,5% sedangkan gula merah
mengenai persyaratan mutu dendeng 10% sehingga gula merah bersifat
sapi pada lampiran. Produk dendeng sapi lebih higroskopis.
yang dihasilkan pada praktikum ini telah  Semakin banyak penambahan gula
memenuhi beberapa spesifikasi merah maka warna dendeng semakin
persyaratan mutu dendeng sapi yaitu gelap.
kadar air tidak lebih dari 12% dan
 Semakin banyak penambahan gula
dihasilkan warna serta bau khas dendeng
putih maka rasa dendeng semakin
sapi. Pada praktikum ini tidak dilakukan
manis karena kemurnian sukrosa gula
pengujian kadar protein, abu larut dalam
putih 99,8% sedangkan gula merah
asam, benda asing, kapang dan serangga
92%.
sehingga tidak dapat dilakukan
 Semakin banyak penambahan gula
perbandingan hasil antara produk
putih maka tekstur dendeng semakin
dendeng sapi dengan syarat SNI
kasar karena butiran partikel gula
tersebut. Hasil produk dendeng sapi
putih lebih besar dari gula merah.
yang diperoleh juga telah sesuai dengan
teori tentang ciri-ciri fisik dendeng sapi
Semarang, 14 November 2018
yang baik yaitu dendeng memiliki warna
coklat kehitaman, lembaran daging
Aurelius F.T
relatif tipis, tidak terdapat bercak putih
Yovita Hartono
kehijauan akibat jamur, dan permukaan
Patricia Dwilestari
dendeng masih basah karena dendeng
Yauw Ellen Tiffania
tergolong makanan semi basah (Saputro,
Ivo Ruth Waskita
2016).

5
7. DAFTAR PUSTAKA Oey Kam Nio. (2002). Daftar Komposisi
Bahan Pangan. Fak. Kedokteran UI,
Buckle, K.A., R.A.Edward, G.H.Fleet Jakarta.
dan M.Wooton. (1985). Ilmu Rahmawati, Y. (2012). Karakteristik
Pangan. Terjemahan. UI Press. Warna dan Mikrobiologis serta
Jakarta. Palatabilitas Dendeng Sapi yang
Dewi, R.S., Nurul, H., Ruzita, A. (2011). Diberi Perlakuan Metode Curing
Changes in the Physicochemical Berbeda. Departemen Ilmu
Properties, Microstructure, and Produksi dan Teknologi Peternakan,
Sensory Characteristics of Shark Fakultas Peternakan. Institut
Dendeng Using Different Drying Pertanian Bogor.
Methods. American Journal of Food Saputro E. (2016). Formulation of
Technology 6(2): 149-157. Natural Curing in the
Febrianingsih, F., Harapin, H., dan Manufacturing of Dendeng Sapi –
Amiluddin, I. (2016). Kualitas Indonesian Dried Beef from Local
Organoleptik Dendeng Sapi yang Beef Cattle. Proceedings of
Diberi Gula Merah dengan Level International Seminar on Livestock
Berbeda. Jurnal Ilmu dan Teknologi Production and Veterinary
Peternakan Tropis, Vol.3 No.2. Technology, p.502-513.
Ikhsan, M., Musin, dan Patang. (2016). Soeparno. (2005). Ilmu dan Teknologi
Pengaruh Variasi Suhu Pengering Daging. Gadjah Mada Universitity
Terhadap Mutu Dendeng Ikan Lele Press, Yogyakarta.
Dumbo (Clarias gariepinus). Jurnal Soputan, J.E.M. (2004). Dendeng Sapi
Pendidikan Teknologi Pertanian, Sebagai Alternatif Pengawetan
Vol. 2 (2016) : 114-122. Daging. Institut Pertanian Bogor.
Kasanah, S.R., Ir. Wardoyo, dan Edy, S. SNI [Standar Nasional Indonesia].
(2016). The Influence of Time and (1992). SNI 01-2908-1992.Dendeng
Temperature Drying on Sapi. Badan Standardisasi Nasional.
Charactheristic of Ground Jerky of Jakarta.
Local Chicken Meat. Fakultas
Peternakan, Universitas Islam 8. LAMPIRAN
Lamongan (UNISLA).
Kosim, A., T. Suryati, A. Gunawan. 8.1. Tabel SNI tentang Spesifikasi
(2015). Physical Properties and Persyaratan Mutu Dendeng Sapi
Antioxidant Activity of Indonesian 8.2. Tabel Hasil Pengamatan
Dried Meat Product (Dendeng) with 8.3. Foto Produk Dendeng
Addition of Strawberry (Fragaria 8.4. Laporan Sementara
ananassa) as Curing Ingredient.
Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi
Hasil Peternakan, ISSN 2303-2227,
Vol. 03 No. 3.
Martin, M. (2001). Meat curing
technology. In : Y.H. Hui, Wai-Kit
Nip, R. W. Rogers, & O. A. Young
(Eds). Meat Science and
Applications. Marcel Dekker, Inc.,
New York.

You might also like

  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Document2 pages
    Pendahuluan
    albertfebriano
    No ratings yet
  • KWN Kelompok 9
    KWN Kelompok 9
    Document40 pages
    KWN Kelompok 9
    albertfebriano
    No ratings yet
  • Lapres Sosis
    Lapres Sosis
    Document8 pages
    Lapres Sosis
    albertfebriano
    No ratings yet
  • PBL 1 Albert DKK
    PBL 1 Albert DKK
    Document9 pages
    PBL 1 Albert DKK
    albertfebriano
    No ratings yet
  • CV Senat
    CV Senat
    Document1 page
    CV Senat
    albertfebriano
    No ratings yet
  • Dendeng A2
    Dendeng A2
    Document7 pages
    Dendeng A2
    albertfebriano
    No ratings yet
  • Dendeng D3
    Dendeng D3
    Document7 pages
    Dendeng D3
    albertfebriano
    No ratings yet
  • Ham
    Ham
    Document7 pages
    Ham
    albertfebriano
    No ratings yet
  • REMPAH BATUK
    REMPAH BATUK
    Document10 pages
    REMPAH BATUK
    albertfebriano
    No ratings yet
  • Ham
    Ham
    Document7 pages
    Ham
    albertfebriano
    No ratings yet
  • Pie Uts
    Pie Uts
    Document9 pages
    Pie Uts
    albertfebriano
    No ratings yet
  • Cover
    Cover
    Document1 page
    Cover
    albertfebriano
    No ratings yet
  • Laporan Anpang
    Laporan Anpang
    Document33 pages
    Laporan Anpang
    albertfebriano
    No ratings yet
  • Haspeng Karbo Biokim Kloter F
    Haspeng Karbo Biokim Kloter F
    Document9 pages
    Haspeng Karbo Biokim Kloter F
    albertfebriano
    No ratings yet