You are on page 1of 187

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI

INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN BERAGUMENTASI


PESERTA DIDIK

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmi Tarbiyah Dan Keguruan Sebagai Salah Satu
Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Hana Nahdiana
NIM: 11140150000028

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
Abstrak

Hana Nahdiana (11140150000028), Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan


Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatulah
Jakarta, Judul Skripsi “Pengaruh Model Pembelajaran Yurisprudensi
Inquiry Terhadap Kemampuan Berargumentasi Peserta Didik”.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh yuriprudensi inquiry terhadap


kemampuan berargumentasi peserta didik. Metode penelitian yaitu kuantitatif
yang merupakan eksperiemen semu dengan menggunakan rancangan non-
equivalent pre-test post-test group design. Populasi penelitian adalah seluruh
peserta didik kelas X di SMA Dua Mei. Sampelnya adalah peserta didik kelas X
IPS 1 dan X IPS 2 yang masing-masing berjumlah 32, sampel diambil dengan
cara purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode tes dan
instrumennya adalah tes essay. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan
menggunakan analisis deskriptif dan statistic inferensial menggunakan Uji-t
Independent sample test. Berdasarkan hasil analisis data, terdapat perbedaan
kemampuan berargumentasi yang signifikan antara kelompok peserta didik yang
belajar menggunakan model pembelajaran yurisprudensi inquiry dengan
kelompok peserta didik yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional. Dimana thitung > ttabel (10.639 > 1,697). Model pembelajaran
yurisprudensi inquiry berpengaruh sebesar 23,14 % pada kelas eksperimen
terhadap kemampuan berargumentasi peserta didik. Dengan demikian maka
model pembelaran yurisprudensi inquiry berpengaruh positif terhadap
kemampuan berargumentasi peserta didik.

Kata Kunci : Yurisprudensi Inquiry, kemampuan berargumentasi.

v
Abstract

Hana Nahdiana (11140150000028), Department of Social Sciences Education,


Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Thesis Title "Effects of Learning
Model of Jurisprudence Inquiry on Students' Argumentation Skill".

This research was aims to examined the effect of yurisprudensi inquiry on


students’s argumentation skill. The research method is quantitative which is a
quasi experiment using a non-equivalent pre-test post-test group design. The
research uses non-equivalent post-test pre-test group design. The population of
this study was all ten grade SMA Dua Mei Tangerang Selatan. The samples were
X IPS 1 and X IPS 2, samples were taken by means purposive sampling. The data
was collected using test methods and the instruments in for of essay test. The data
collected were analyzed using descriptive statistic and inferential statistic by
using t-test independent sample test. Based on the data analys, it was found that
there was significant different of students argumentation skill between student
who were taught through yurisprudensi inquiry learning model and those who
were taught through conventional learning model where the tvave > ttable
(10.639>1.697). it can be conclude that the yurisprudensi inquiry learning model
give effect toward to argumentation skill.

Keywords: yurisprudensi inquiry, argumentation skill.

vi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT Yang


Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Atas kasih saying-Nya pula penulis diberi
kekuatan dan kesabaran untuk dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
Shalawat serta salam senantiasa tercurah bagi Nabi mulia Rasulullah Muhammad
SAW, Rasul pembawa rahmat bagi alam semesta, Rasul yang akan memberikan
syafaat bagi kita di hari akhir nanti, aamiin.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat akademis
untuk menyelesaikan studi S1 program studi Pendidikan IPS Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, dengan judul ”Pengaruh Model Pembelajaran
Yurisprudensi Inquiry terhadap Kemampuan Berarugumentasi Peserta Didik”
Keberhasilan penelitian dan selesainya laporan ini tidak terlepas dari
adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah berpatisipasi dalam
penelitian ini. Semoga dapat menjadi amal baik dan dibalas oleh Allah SWT.
Secara khusus, rasa terimakasih dan apresiasi yang tinggi disampaikan kepada:
1. Prof. Dr. H. A. Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarifhidayatullah Jakarta.
2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan dan Pembimbing
Akademik Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarifhidayatullah Jakarta.
3. Drs. Syaripullah, M.Si, selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan IPS Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarifhidayatullah Jakarta.
4. Tri Harjawati, M.Si, selaku pembimbing yang telah membantu penulis
dengan ilmu, masukkan, dan pencerahannya sehingga menyelesaikan
skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
5. Dr. Jakiatin Nisa, M.Pd, selaku pembimbing yang telah membantu penulis
dengan ilmu, masukkan, dan pencerahannya sehingga menyelesaikan
skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

vii
6. Seluruh dosen jurusan Pendidikan IPS, khususnya Konsentrasi Ekonomi,
atas ilmu dan bimbingannya selama penulis menuntut ilmu di UIN
Syarifhidayatullah Jakarta.
7. Drs. Hendi Subarman, MM, selaku Kepala SMA Dua Mei, yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian, serta seluruh
staf akademika SMA Dua Mei Tangerang Selatan.
8. Ayahanda tercinta Rahmat Hidayat, dan Ibunda tercinta Nur Izzah yang
kasih sayangnya kepada penulis tak terhingga. Terimakasih atas segala
dukungan, do’a dan kesabarannya, semoga Allah SWT menyayangi
keduanya sebagaimana keduanya menyayangi penulis.
9. Kakak-kakak tersayang, Nadia Elok Fadilah, Dinah Rahmayanti, dan Izma
Nur Arfiani, serta Adikku tersayang Ayma Ley Fahlewi, tempat berkeluh
kesah dan sumber inspirasi dan semangat, bagian kehidupan tak
tergantikan.
10. Keluarga besar Jurusan Pendidikan IPS 2014, khususnya konsentrasi
Ekonomi, atas segala dukungannya, semangat, dan kepedulian yang akan
menjadi kenangan yang indah bagi penulis.
11. Sahabat-sahabatku yang telah memberikan warna selama menjalani
perkuliahan Nur Lia Pangestika, Linda Khairani, Faristin Firdausiyah,
Hera Nuragustin, Cindi Ekaputri Suryadi, Febrilia Syifa Mutia, serta Agha
Faishal Wafa Emkauti, tempat suka dan duka menggantikan keluarga.
12. Sahabat-sahabatku Kostan Pondok Sakinah, Fida dan Rahma, yang telah
menemaniku setiap hariku.
13. Semua pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu, atas segala
dukungan, bantuan, dan do’a yang telah diberikan.

Akhirnya, hanya do’a yang dapat penulis panjatkan agar segala kebaikan yang
telah dilakukan semua pihak dibalas oleh Allah SWT dengan sebaik-baik balasan.
Penulis juga berharap semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang
positif bagi dunia pendidikan, serta menambah pustaka dan referensi bagi yang

viii
membutuhkan . saran dan masukkan sangat diharapkan penulis, semi
kesempurnaan penelitian ini.

Jakarta, 30 November 2018

Penulis

ix
DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... v
ABSTRACT ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................. 10
C. Pembatasan Masalah ............................................................ 11
D. Rumusan Masalah ................................................................ 11
E. Tujuan Penelitian ................................................................. 11
F. Manfaat Penelitian ............................................................... 11
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Kajian Teori ............................................................................ 12
1. Model Pembelajaran.......................................................... 12
a. Hakikat Model Pembelajaran ..................................... 12
b. Tujuan Model Pembelajaran ....................................... 13
c. Ciri-ciri Model Pembelajaran ...................................... 14
d. Macam-macam Model Pembelajaran .......................... 15
2. Yurisprudensi Inquiry ...................................................... 20
a. Pengertian Yurisprudensi Inquiry ............................... 20
b. Kelebihan dan Kelemahan Yurisprudensi Inquiry ...... 24
c. Tahapan Pembelajaran Yurisprudensi Inquiry ............ 25
d. Penerapan Yurisprudensi Inquiry di kelas .................. 25
3. Kemampuan Berargumentasi ............................................ 28
a. Pengertian Kemampuan ............................................. 28

x
b. Indikator kemampuan berargumentasi ........................ 31
c. Pentingnya kemampuan berargumentasi..................... 32
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................ 34
C. Kerangka Berpikir .................................................................. 40
D. Hipotesis Penelitian ............................................................... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 42
B. Desain Penelitian ................................................................. 43
C. Objek Penelitian ................................................................... 44
D. Variabel Penelitian ............................................................... 45
E. Teknik Pengumpulam Data .................................................. 47
F. Instrumen Penelitian.............................................................. 49
G. Uji Coba Instrumen .............................................................. 53
H. Teknik Analisis Data ............................................................. 53
I. Uji Hipotesis ....................................................................... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Objek Penelitian ................................................................... 60
1. Profil Sekolah SMA Dua Mei ......................................... 60
2. Visi dan Misi SMA Dua Mei .......................................... 61
3. Tujuan Sekolah ............................................................... 62
4. Data Sekolah ................................................................... 62
5. Data Siswa....................................................................... 62
6. Data Guru ........................................................................ 64
B. Karakteristik Responden ...................................................... 66
C. Deskripsi Data ...................................................................... 67
D. Uji Prasyarat Analisis ........................................................... 68
E. Uji Hipotesis ......................................................................... 72
F. Pembahasan .......................................................................... 74
G. Keterbatasan Penelitian ........................................................ 94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................. 95

xi
B. Implikasi .................................................................................. 95
C. Saran ........................................................................................ 96
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 97
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rumpun Model Interaksi Sosial ................................................. 15


Tabel 2.2 Rumpun Model Pemrosesan Informasi....................................... 17
Tabel 2.3 Rumpun Model Personal ............................................................ 28
Tabel 2.4 Rumpun Model Perilaku ............................................................. 19
Tabel 2.5 Model-model Pembelajaran ........................................................ 20
Tabel 2.6 Tahapan Pembelajaran Model Yurisprudensi Inquiry ................ 25
Tabel 2.7 Penelitian Relevan ...................................................................... 37
Tabel 3.1 Waktu Penyusunan dan Penelitian Skripsi ................................. 42
Tabel 3.2 Desain Penelitian ........................................................................ 44
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen observasi kemampuan berargumenatsi ....... 50
Tabel 3.4 Kisi-kisi obserasi kegiatan pembelajaran ekonomi .................... 51
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumrn soal tes ......................................................... 52
Tabel 4.1 Data Kelas SMA Dua Mei .......................................................... 62
Tabel 4.2 Pembagian Tugas Guru SMA Dua Mei .................................... 64
Tabel 4.3 Data Responden kelas eksperimen ............................................. 66
Tabel 4.4 Data Responden kelas kontrol .................................................... 66
Tabel 4.5 Statistik deskriptif ....................................................................... 68
Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Pretest Kemampuan Berargumentasi ........ 70
Tabel 4.7 Uji Homogenitas Data Pretest Kemampuan Berargumentas ..... 72
Tabel 4.8 Uji-t Data Postest Kemampuan Berargumentasi ........................ 75
Tabel 4.9 Hasil Tes Awal (Pre-test) Kelas Eksperimen dan Kontrol ........ 76
Tabel 4.10 Hasil Tes Awal (Pre-test) Kelas Kontrol .................................... 77
Tabel 4.11 Hasil Tes Awal (Pre-test) Kelas Eksperimen ............................. 78
Tabel 4.12 Hasil Tes Akhir (Post-test) Kelas Eksperimen dan Kontrol ....... 87
Tabel 4.13 Tabel Distribusi Hasil Tes Awal (Post-test) Kelas Kontrol ...... 89
Tabel 4.14 Tabel Distribusi Hasil Tes Awal (Post-test) Kelas Eksperimen 90

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir ........................................................... 42


Gambar 4.1 Diagram Nilai Rata-rata Tes Awal (Pre-test) ............................. 76
Gambar 4.2 Diagram Nilai Rata-rata Tes Akhir (Postest) ............................. 88

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi
Lampiran 2 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 4 Surat Keterangan Validator
Lampiran 5 Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian
Lampiran 6 RPP Kelas Eksperimen
Lampiran 7 RPP Kelas Kontrol
Lampiran 8 Silabus
Lampiran 9 Rubrik Penilaian Kemampuan Berargumentasi
Lampiran 10 Lembar Observasi Pembelajaran Ekonomi
Lampiran 11 Hasil Pre-test dan Post-test Kemampuan Berargumentasi di Kelas
Kontrol
Lampiran 12 Hasil Pre-test dan Post-test Kemampuan Berargumentasi di
Eksperimen
Lampiran 13 Hasil Uji Normalitas Data Pre-test Kemampuan Berargumentasi
Lampiran 14 Hasil Uji Homogenitas Data Pre-test Kemampuan Berargumentas
Lampiran 15 Hasil Uji T-test Independent Samples di kelas Kontrol dan
Eksperimen
Lampiran 16 Soal Pre-test dan Post-test Kemampuan Berargumentas
Lampiran 17 Uji Referensi
Lampiran 18 Biodata Penulis

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi
manusia dan juga merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi
anak-anak di dunia termasuk anak-anak di Indonesia. Pendidikan
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan mencerdaskan
manusia. Hal ini membuktikan bahwa pendidikan sangat berkaitan erat
dengan kehidupan sehari-hari manusia karena dengan adanya
pendidikan yang berkualitas mampu mensejahterakan kehidupan
untuk selanjutnya.
Namun berdasarkan sejarah bangsa Indonsia mengenai
pendidikan, pendidikan belum bisa menyejahterakan masyarakat.
Ketika dapat merebut Indonesia kembali, Belanda mengeluarkan surat
keputusan (koninklijk besluit 1848) yang isinya tentang penetapan
anggaran belanja pengajaran bagi orang-orang Indonesia, terutama
bagi anak-anak pegawai Indonesia. Sementara itu, 1884 keluar surat
keputusan yang memberi kesempatan berdirinya sekolah swasta.
Konteks pendidikan dan pengajaran ini pada prinsipnya adalah
untuk memenuhi kebutuhan pegawai rendahan di kantor-kantor
pamong praja atau kantor-kantor yang lain. Di zaman pemerintahan
Hindia-Belanda, terdapat tiga jenis tingkatan pendidikan, yaitu
pendidikan rendah, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.1
Hal itu menjadi permasalahan pendidikan bagi bangsa
Indonesia, masyarakat yang ingin mendapatkan pendidikan dibatasi
hanya dari kalangan tertentu saja.

1
Muhammad Rifai, Sejarah Pendidikan Nasional (Dari Masa Klasik Hingga Modern),
(Yogyakarta:Ar-ruzzmdia, 2016), h. 59.

1
2

Sehingga pada masa kemerdekaan pada tahun 1945-1950 KNIP


membuat sebuah realisasi usaha pembaharuan pendidikan dan
pengajaran, antara lain sebagai berikut :
1. Untuk menyusun masyarakat baru, perlu adanya
perubahan pedoman pendidikan dan pengajaran. Paham
perseorangan yang hingga kini berlaku haruslah diganti
dengan paham kesusilaan dan perikemnusiaan yang
tinggi. Pendidikan dan pengajaran harus membimbing
murid-murid menjadi warga negara yang mempunyai
rasa tanggung jawab.
2. Untuk memperkuat persatuan rakyat kita, hendaknya
diadakan satu macam sekolah untuk segala lapisan
masyarakat. Perlu diingat pula bahwa sesuai dengan
dasar keadilan sosial, semua sekolah harus terbuka
untuk tiap-tiap penduduk negara, baik laki-laki maupun
perempuan.
3. Metode yang berlaku di sekolah-sekolah hendaknya
berdasarkan sistem. Sistem itu hendaklah diusahakan
berlaku agar aktivitas rakyat kita kepada pekerjaan bisa
berkembang seluas-luasnya. Selain perguruan-
perguruan biasa, hendaknya diadakan perguruan untuk
orang dewasa yang memberikan pelajaran untuk
pemberantasan buta huruf dan seterusnya hingga
bersifat taman ilmu rakyat dengan memerhatikan garis-
garis besar seperti yang tersebut pada di atas. Di
samping itu, harus ada perguruan-perguruan pemimpin
masyarakat untuk tiap lapangan usaha yang penting.
Untuk keperluan pengajaran orang dewasa ini,
hendaknya kantor pusat dipisahkan.
4. Kewajiban belajar dengan lambat laun dijalankan
dengan ketentuan bahwa dalam tempo yang sesinkat-
singkatnya paling lama 10 tahun dapat berlaku dengan
sempurna dan merata (6 tahun sekolah untuk tiap-tiap
anak Indonesia).
5. Sekolah rendah tidak memungut uang sekolah. Untuk
sekolah menengah dan perguruan tinggi, hendaklah
diadakan aturan pembayaran dan tunjangan yang luas
sehingga soal keuangan jangan menjadi halangan bagi
pelajar-pelajar yang kurang mampu.2
Tujuan dari pendidikan nasional adalah memanusiakan
manusia, menyejahterakan manusia untuk kehidupa masa kini dan

2
Ibid, h.123-124.
3

masa yang akan datang. Namun, pendidikan di Indonesia masih jauh


dari kata tersebut, masih banyak anak-anak yang tidak bisa menikmati
pendidikan di Indonesia meskipun pemerintah menggadang-gadang
sekolah gratis selama 12 tahun.
Adapun tujuan dan fungsi pendidikan tertuang dalam pasal 3
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, yakni:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban yang martabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
berilmu, cakap, kjreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.3

Kualitas pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan,


dibuktikan di antaranya oleh data UNESCO tentang peringkat Indeks
Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi
dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per
kepala yang menunjukkan bahwa indeks pengembangan manusia
Indonesia pada 2015 berada di peringkat 113 turun dari posisi 110 di
2014. UNDP mencatat, IPM Indonesia 2015 sebesar 0,689 dan berada
di tingkat 113 dari 118 negara di dunia. IPM ini meningkat sekitar 30,5
persen dalam 25 tahun terakhir. Namun, di saat yang bersamaan,
UNDP melihat ada sejumlah indikator kesenjangan yang bertolak
belakang dengan peningkatan IPM tersebut.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, faktor-
faktor yang bisa mendorong kualitas pendidikan adalah, (1)
Kurikulum, (2), Perencanaan Pembelajaran, (3) Strategi Pembelajaran,
(4) Manajemen Pembelajaran, dan (5) Kegiatan Belajar Mengajar,
dimana komponennya adalah kelas, guru, dan siswa.

3
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pasal 3, h.3.
4

Kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun


untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan
tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf
pengajarnya. Salah satu pegangan dalam pengembangan kurikulum
ialah prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Ralph Tyler (1949). Ia
mengemukakan kurikulum ditentukan oleh empat faktor atau asas
utama, yaitu:
1. Falsafah bangsa, masyarakat, sekolah dan guru-guru (aspek
filosofis).
2. Harapan dan kebutuhan masyarakat (orang tua, kebudayaan
masyarakat, pemerintah, agama, ekonomi dan sebagainya)
(aspek sosiologis)
3. Hakikat anak antara lain taraf perkembangan fisik, mental,
psikologis, emosional, sosial serta cara anak belajar (aspek
psikologis).
4. Hakikat pengetahuan atau disiplin ilmu (bahan pelajaran).4
Tidak adanya konsistensi dalam pendidikan Indonesia perihal
kurikulum membuat sejumlah guru dan siswa kebingungan dan
berdampak pada proses belajar mengajar di kelas dan berujung pada
ketidak efektifan kegiatan belajar mengajar.
Yang kedua adalah Perecanaan Pembelajaran, perencanaan
pembelajaran adalah bekal dan pedoman seorang guru yang akan
melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas, dengan adanya
perencanaan pembelajaran maka ativitas mengajar akan lebih terarah
karena sudah terencana.
Selanjutnya adalah strategi pembelajaran, strategi pembelajaran
merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang
pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan
memudahkan peserta didik menerima dan memahami mater

4
Prof. Dr. s. Nasution M.A, Kurikulum dan Pengajaran, (Bandung, 1989), h. 5-6.
5

pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat


dikuasainya di akhir kegiatan belajar. 5
Mager (1977: 54) menyampaikan beberapa kriteria yang dapat
digunakan dalam memilih startegi pembelajaran, yaitu (1) berorientasi
pada tujuan pembelajaran, (2) pilih teknik pembelajaran sesuai dengan
keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki saat bekerja nanti
(dihubungkan dengan dunia kerja). dan (3) gunakan media
pembelajaran sebanyak mungkin memberikan rangsangan pada indera
peserta didik.6
Manajemen pendidikan, dewasa ini setiap guru atau dosen pada
prinnsipnya dapat menjadi kepala sekolah, pengawas, atau rektor
universitas tanpa adanya pelatihan khusus. Dalam masyarakat industri
modern, seorang rektor adalah seorang manajer yang dapat mengelola
program akademik, juga mengelola dana universitas secara
professional, mengelola program pendidikan berkelanjutan untuk
masyarakat. Seorang administrator pendidikan dan pelatihan akan
mengelola berbagai jenis dan jenjang pendidikan dan pelatihan di
provinsi itu dari perguruan tinggi sampai Taman Kanak-Kanak.
Manajemen pendidikan dan pelatihan dalam masyarakat
industri modern merupakan manajemen yang transparan, artinya
terbuka bagi pastisipasi masyarakat. Dengan demikian ada tempat bagi
perubahan dan penyesuaian yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
yang semakin tinggi taraf pendidikannya dan sejalan dengan itu
semakin demokratis sikapnya.7
Faktor yang terakhir adalah kegiatan belajar mengajar, adalah
serangkaian kegiatan belajar yang dilakukan jika adanya guru, peserta
didik dan tentunya fasilitas (kelas). Bekerja sama dalam belajar antara

5
Prof. Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd., Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif), (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 2.
6
Ibid, h 8.
7
Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, M.Sc.Ed., Manajemen Pendidikan Nasional, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2008), h. 182.
6

guru dan peserta didik merupakan suatu bentuk kelakuan yang perlu
dikembangkan dan dipupuk. Belajar kelompok merupakan salah satu
metode belajar-mengajar dalam masyarakat industry modern. Sejalan
dengan kemajuan dalam bidang pendidikan, maka guru diharapkan
menggunakan model-model yang bisa mengembangkan minat belajar
peserta didik.
Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para
guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efesien untuk
mencapai tujuan yang akan dicapainya. Dengan memilih model
pembelajaran yang efesien maka hal tersebut juga berpengaruh pada
tingkat minat belajar peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.
Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi
perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Seperti yang dikemukakan oleh Joyce dan Weil bahwa setiap model
yang akan digunakan dalam pembelajaran menentukan perangkat yang
dipakai dalam pembelajaan tersebut.
Model-model pembelajaran terdapat bermacam-macam di
antaranya yaitu model pembelajaran kontruktivisme, model
pembelajran CTL (Contextual Teaching and Learnig), model
pembelajaran kooperatif (Cooperative Learnng), model pembelajaran
berbasis PAIKEM, model pembelajaran berbasis inkuiri, dan lain-lain.8
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh
peneliti pada bulan November 2017, Selama proses kegaitan belajar
mengajar di SMA Dua Mei Tangerang Selatan masih menggunakan
pembelajaran konvensional (ceramah), pembelajaran konvensional
atau yang sering disebut dnegan teaher oriented dimana guru masih
menjadi pusat kegiatan belajar mengajar dan peserta didik belum bisa
mencari informasi sendiri masih bergantung pada guru. Hal ini terjadi
karena kurangnya pemahaman guru mengenai model-model

8
Drs. Mamad Kasmad, S.Pd., M.Pd dan Dr.Suko Pratomo, M.Pd, Model-model
Pembelajaran Berbasis PAIKEM, (Tangerang: Pustaka Mandiri, 2012), h.14
7

pembelajaran dan memanfaatkan fasilitas yang tersedia. Minimnya


penggunaan model pembelajaran membuat peserta didik menjadi tidak
antusias dalam proses pembelajaran. Dengan demikian hal ini
menjadikan peserta didik kesulitan dalam memahami mata pelajaran
tersebut, sulit menjelaskan kembali, peserta didik sulit untuk
menyampaikan hal-hal yang belum dipahaminya yang akan berdampak
pada rendahnya kemampuan berargumentasi peserta didik.
Salah satu model pembelajaran yang dapat mengasah
kemampuan berarguentasi peserta didik adalah engan menggunakan
model pembelajaran yurisprudensi inquiry, dimana model
pembelajaran yang dipelopori oleh Donal Oliver dan James P.Shaver
ini didasarkan atas pemahaman masyarakat di mana setiap orang
berbeda pandangan dan prioritas satu sama lain, dan nilai-nilai
sosialnya saling berkonfrontasi satu sama lain. Memecahkan masalah
kompleks dan kontroversial di dalam konteks aturan sosial yang
produktif membutuhkan warga negara yang mampu berbicara satu
sama lain dan bernegosiasi tentang keberbedaan tersebut.
Model pembelajaran ini melatih peserta didik untuk peka
terhadap permasalahan sosial, mengambil posisi (sikap) terhadap
permasalahan tersebut, serta mempertahankan sikap tersebut dengan
argumentasi yang relevan dan valid. Model ini juga dapat mengajarkan
peserta didik untuk dapat menerima atau menghargai sikap orang lain
terhadap suatu masalah yang mungkin bertentangan dengan sikap yang
ada pada dirinya, atau sebaliknya ia bahkan menerima dan mengakui
kebenaran sikap yang diambil orang lain terhadap suatu isu sosial
tertentu. Sebagai contoh, seorang peserta didik menyampaikan
argumentasinya mengenai kelemahan BUMN dan BUMD dengan
argumentasi yang rasional dan logis.
Semakin berkembangnya zaman yang modern dan terpengaruh
oleh globalisasi menuntut setiap-tiap dari warga negara agar senantiasa
belajar untuk menghadapi hidupnya dan tidak kaget jika ada gejala-
8

gejala sosial yang ada di lingkungan sekitarnya. Proses perubahan


pendidikan yang terus-menerus agar manusia bisa lebih bermakna dan
siap menghadapi hidupnya. Salah satu cara untuk menghadapi
perkembangan zaman dan perubahan pendidikan secara terus-menerus
adalah dengan kemampuan beragumentasi, karena hanya dengan
kemampuan argumentasi peserta didik mampu mengambil posisi dan
sikap untuk untuk menyeleksi benar dan tidaknya informasi yang
didapatnya seiring dengan maraknya globalisasi. Menurut Dori Wuwur
Hendrikus orang yang menguasai ilmu retorika dan terampil dalam
mempergunakan bahasa, dapat mengalami banyak sukses dalam dihup
dan karyanya, antara lain (1) mengalami kemudahan dalam proses
berkomunikasi, (2) baginya terbuka kesempatan dan kemungkinan
yang lebih luas untuk mendapatkan kerja, (3) lebih mudah mendapat
pengakuan dan penghargaan dari orang lain (4) pengertian terhadap
orang lain semakin terbina, dan (5) dapat terbina sikap batin yang
positif terhadap sesame dan dunia sekitar, yang dapat memperbesar
sukses dalam hidup dan karyanya. 9
Argumentasi adalah pendapat seseorang yang didasarkan
dengan fakta yang mampu untuk mempengaruhi, dengan
menggunakan fakta maka ini akan meyakinkan orang lain tentang
kebenaran atas pemikirannya dan ditambahkan dengan contoh realita
di lingkungan sekitar. Kemampuan beragumentasi sangat penting
diajarkan kepada peserta didik agar peserta didik mampu mengatasi
permasalahan atau gejala sosial sehingga dapat memecahkan masalah
tersebut dalam kehidupan sehari-harinya baik dalam lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat sekitar.
Dari paparan di atas sangat penting mengembangkan
kemampuan peserta didik agar mereka mampu mengatasi
permasalahan dan memecahkan masalah sendiri, kemampuan

9
Dori Wuwur Hendrikus, Retorika Terampil Berpidato, Berdiskusi, Beragumentasi,
Bernegosiasi, (Yogyakarta:Kanisius, 1991), h. 19.
9

berargumentasi dapat diajarkan melalui model pembelajaran


yurisprudensi inquiry.
Berdasarkan jurnal pendidikan dari Yustina Titik Riyanti yang
berjudul Model Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensi Untuk Mengukur
Hasil Belajar Peserta didik Sekolah Dasar Pada Pembelajaran PKn
menghasilkan Inkuiri Jurisprudensi berpengaruh terhadap hasil belajar
peserta didik , berdasarkan data permasalahan dan alternative
pemecahannya dalam 67,5 % menjadi 80%. Sehingga mengalami
kenaikan sebesar 12,5 %. 10
Ipah Tiyani Pemanfaatan Model Jurisprudensidental Inquiry
Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerpen Pada Peserta didik
Kelas X F SMA N 2 Playen Gunung Kidul Penggunaan model
jurisprudental Inquiry dapat meningkatkan keterampilan menulis
cerpen peserta didik kelas X F SMA Negeri 2 Playen.11
Berdasarkan paparan penjelasan di atas, peneliti memilih SMA
Dua Mei sebagai objek penelitian untuk melihat pengaruh penggunaan
model pembelajaran yurisprudensi inquiri terhadap kemampuan
berargumentasi peserta didik. Dengan menggunakan model
pembelajaran yuridprudensi inquiry dapat mengembangkan
kemampuan berargumentasinya, memilah informasi yang tepat dan
memposisikan diri di masyarakat.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas maka peneliti tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Model
Pembelajaran Yurisprudensi Inquiry Terhadap Kemampuan
Berargumentasi Peserta Didik”

10
Yustina Titik Riyanti, Model Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensi Untuk Mengukur
Hasil Belajar Peserta didik Sekolah Dasar Pada Pembelajaran PKn, Jurnal Pendidikan, Vo.4
No.1 Juli-Desember 2016
11
Ipah Tiyani, Pemanfaatan Model Jurisprudential Inquiry Untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Cerpen Pada Siswa Kelas X F SMA Negeri 2 Playen Gunungkidul, Skripsi
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta, 2013.
10

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka
permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Peserta didik tidak terlibat aktif dalam pembelajaran ekonomi di
kelas.
2. Pembelajaran ekonomi di kelas belum memberikan kesempatan
pada peserta didik seluas-luasnya untuk mengembangkan
kemampuan beragumentasi.
3. Kemampuan beragumentasi peserta didik masih rendah.
C. Pembatasan Masalah
1. Kegiatan belajar mengajar masih berpusat pada guru dengan model
pembelajaran konvensional
2. Kemampuan berargumentasi peserta didik masih rendah
3. Tempat penelitian adalah SMA Dua Mei Tangerang Selatan
4. Objek penelitian adalah peserta didik kelas X IPS 1 dan X IPS 2
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah
dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Apakah benar model pembelajaran yurisprudensi inquiry berpengaruh
terhadap kemampuan berargumentasi peserta didik ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menguji penerapan model yurisprudensi inquiry terhadap
kemampuan berargumentasi peserta didik.
2. Untuk menguji pengaruh model yurisprdensi inquiry terhadap
kemampuan berargumentasi peserta didik.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini yaitu:
1. Kegiatan Ilmiah / Manfaat Teoritis
a. Menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi peneliti
2. Kegiatan Terapan / Manfaat Praktis
11

a. Dapat menyelesaikan masalah teori secara praktis


BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori
1. Model Pembelajaran
a. Hakikat Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam
12
tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan
pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya
tujuan-tujuan pengajaran, dan pengelolaan kelas. 13 Joyce dan
Weil menyatakan bahwa model mengajar merupakan model
belajar dengan model tersebut guru dapat membantu peserta
didik untuk mendapatkan atau memperoleh informasi, ide,
keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide diri
sendiri.14
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, model
pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artiya para guru
boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien
untuk mencapai tujuan yang akan dicapainya. Dengan memilih
model pembelajaran yang efesien maka hal tersebut juga
berpengaruh pada tingkat minat belajar peserta didik dalam
kegiatan belajar mengajar.
Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman
bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan
pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Joyce dan Weil
bahwa setiap model yang akan digunakan dalam pembelajaran

12
Dr. Rusman, M.Pd, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali, 2012), h.132.
13
Ibid, h.133.
14
Ibid, h.134.

12
13

menentukan perangkat yang dipakai dalam pembelajaan


tersebut.
Model-model pembelajaran terdapat bermacam-macam
di antaranya yaitu model pembelajaran kontruktivisme, model
pembelajran CTL (Contextual Teaching and Learning), model
pembelajaran kooperatif (Cooperative Learnng), model
pembelajaran berbasis PAIKEM, model pembelajaran berbasis
inkury, dan lain-lain.15
b. Tujuan Model Pembelajaran
Soekamto dalam Trianto mengemukakan maksud dari
model pembelajaran adalah :
Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.16
Dari pengertian model pembelajaran tersebut, maka
peneliti menyimpulkan model pembelajaran dapat dipahami
sebagai suatu desain, pola atau rancangan yang digunakan untuk
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Hal itu
dilakukan untuk menciptaka suasana yang menunjang agar
peserta didik merasa bebas untuk merespon secara alami dan
teratur. Sehingga tujuan belajar tercapai dengan baik.
Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat
melaksanakan pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan
hasil pembelajaran. Dalam penerapannya model pembelajaran
harus dilakukan dengan kebutuhan siswa karena masing-masing
model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip dan tekanan utama
yang berbeda. Model pembelajaran adalah sutau rencana atau
15
Drs. Mamad Kasmad, S.Pd., M.Pd dan Dr.Suko Pratomo, M.Pd, Model-model
Pembelajaran Berbasis PAIKEM, (Tangerang: Pustaka Mandiri, 2012), h.14
16
Ibid, h. 59
14

pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum


(rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-
bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas
atau yang lain.
c. Ciri-Ciri Model Pembelajaran
Model-model pembelajaran memiliki cirri-ciri sebagai
berikut:
1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli
tertentu.
2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.
3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar
mengajar di kelas.
4) Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (1) urutan
langkah-langkah pembelajaran; (2) adanya prinsip-prinsip
reaksi; (3) sistem sosial dan (4) sistem pendukung. Keempat
bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan
melaksanakan suatu model pembelajaran.
5) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model
pembelajaran. Dampak tersebut meliputi : (1) dampak
pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur; (2)
dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.
6) Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan
pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.17
d. Macam-macam Model Pembelajaran
Model pembelajaran menurut Joyce dan Weil
dikelompokkan dalam empat rumpun, yaitu model interaksi
sosial, model pemrosesan informasi, model personal, dan model
perilaku.18
a. Model Interaksi Sosial (The Social Models of Teaching)
17
Dr. Rusman, M.Pd, Op.Cit, h.136.
18
Muhammad Faturahman, Model-model Pembelajaran Inovatif Alternatif Desain
Pembelajaran Yang Menyenangkan. (Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2015), h.32.
15

Model interaksi sosial ini didasari oleh teori belajar Gestalt


(field theory). Model interaksi sosial yang menitikberatkan
pada hubungan yang harmonis antara individu dengan
masyarakat (learning to life together). Model interaksi sosial
adalah model yang mengutamakan hubungan individu
dengan masyarakat atau orang lain , dan memusatkan
perhatiannya kepada proses dengan realita yang ada
dipandang sebagai satu negosiasi sosial. Model ini
menekankan pada hubungan personal dan sosial
kemasyarakatan di antara peserta didik yang berfokus pada
peningkatan kemampuannya untuk berhubungan dengan
orang lain, terlibat dalam proses-proses yang demokrats dan
bekerja secara produktif dalam masyarakat.
Tabel 2.1 Rumpun Model Interaksi Sosial
Model Tokoh Tujuan
Penentuan Herbert Telen Perkembangan
kelompok John Dewey keterampilan untuk
partisipasi dalam
proses social yang
demokratis melalui
penekanan yang
dikombinasikan pada
keterampilan
antarpribadi
(kelompok) dan
keterampilan-
ketermpilan penentuan
akademik. Aspek
perkembangan pribadi
merupakan hal penting
dalam hal ini.
Inkuiri Byron Pemecahan masalah
(penemuan Massialas social terutama
social) Benjamin Cox melalui penemuan,
social, dan penalaran
logis
Jurisprudensi Donald Oliver Dirancang terutama
Inquiry James untuk mengajarkan
16

P.Shaver kerangka acuan


yurisprudensial
sebagai cara berpikir
dan penyeliesaian isu-
isu social.
Bermain peran Fannies Fhafel Dirancang untuk
(role playing) George Shafel memengaruhi peserta
didik agar menemukan
nilai-nilai pribadi dan
social. Perilaku dan
nilai-nilainya
diharapkan anak
menjadi sumber
penemuan berikutnya
Simulasi social Serene Dirancang untuk
Bookock membantu peserta
Harold didik mengalami
Guetzkow macam-macam proses
dan kenyataan social,
dan untuk menguji
reaksi mereka, serta
untuk memperoleh
konsep keterampilan
pembuatan social
Sumber : Muhammad Faturahman, Model-model Pembelajaran Inovatif
Alternatif Desain Pembelajaran Yang Menyenangkan. (Yogyakarta: Ar-Ruz
Media, 2015).

b. Model Pemrosesan Informasi (Information Processing


Models)
Model pemrosesan informasi dipelopori oleh Robert
Gagne. Asumsinya adalah pembelajaran merupakan faktor
yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan
merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Dalam
pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang
kemudian diolah hingga menghasilkan output dalam bentuk
hasil belajar.19
Tabel 2.2 Rumpun Model Pemrosesan Informasi

19
Ibid, h. 36-37.
17

Model Tokoh Tujuan


Model Hilda Taba Didesain utama untuk
berpikir mengembangakan
induktif proses mental dan
alasan akademik atau
membangun teori,
tetapi kapasitas ini
bermanfaat untuk
pribadi dan tujuan
social dengan baik
Model latihan Ricahrd Didesain utama untuk
inkuiri Suchman mengembangan
proses mental dan
alasan akademik atau
membangun teori,
tetapi kapasitas ini
bermanfaat untuk
pribadi dan tujuan
social dengan baik
Inkuiri ilmiah Joseph J. Didesain untuk
Schwab mengajar penelitian
system disiplin, tetapi
juga diharapkan dapat
memperoleh dampak
domain lainnya
Penemuan Jerome Didesain terutama
konsep Bunner untuk mengembangan
alasan induktif, tetapi
juga untuk
pengembangan
konsep dan analisis
Pertumbuhan Jean Piaget Didesain untuk
kognitif Irving Sigel menciptakan
Edmung pengembangan
Sulivan intelektual umum,
Lewrence khususny alasan
Kohiberg logis, tetapi dapat
diaplikasikan untuk
pengembangan social
dan moral dengan
baik
Model penata David Didesain untuk
lanjutan Ausubel menciptakan efesiensi
kemampuan dalam
informasi premosesan
18

untuk mendapatkan
dan menghubungkan
bodie of knowledge.
Memori Harry Didesain untuk
Lorayne menciptakan
Jerry Lucas kemampuan memori
Sumber : Muhammad Faturahman, Model-model Pembelajaran Inovatif
Alternatif Desain Pembelajaran Yang Menyenangkan. (Yogyakarta: Ar-
Ruz Media, 2015).

c. Model Personal (personal family)


Model ini merupakan rumpun model pengajaran
yang menekankan pada proses mengembangkan kepribadian
individu peserta didik dengan memerhatikan kehidupan
emosional. Model ini banyak memusatkan pada usaha
individu dalam menciptakan hubungan yang baik dengan
lingkungannya20
Tabel 2.3 Rumpun Model Personal
Model Tokoh Tujuan
Pengerjaan Calr rogers Penekanan pada
non-direktif pembentukan
kemampuan untuk
perkembangan
pribadi dalam arti
kesadaran diri,
pemahaman
diri,kemandirian, dan
konsep diri.
Latihan William Meningkatkan
kesadaran Schutz Fritz kemampuan
Perls seseorang untuk
eskplorasi diri dan
kesadaran diri.
Sinektik William Perkembangan
Gordon pribadi dalam
kreativitas dan
pemecahan masalah
kreatif.
System- David hunt Dirancang untuk
sistem meningkatkan
konseptual kekomplekan dan

20
Ibid, h. 38.
19

keluwesan pribadi.
Pertemuan William glaser Perkembangan
kelas pemahaman diri dan
tanggung jawab
kepada diri sendiri
dan kelompok social.
Sumber : Muhammad Faturahman, Model-model Pembelajaran Inovatif
Alternatif Desain Pembelajaran Yang Menyenangkan. (Yogyakarta: Ar-
Ruz Media, 2015).

d. Model perilaku (behavioral model of teaching)


Model behavioral menekankan pada perubahan perilaku
yang tampak dari peserta didik sehingga konsisten dengan
konsep dirinya. Sebagai bagian dari teori stimulus-respon,
model behaviorial menekankan bahwa tugas-tugas harus
diberikan dalam suatu rangkaian yang kecil, berurutan dan
mengandung perilaku tertentu.21
Tabel 2.4 Rumpun Model Perilaku
Model Tokoh Tujuan
Manajemen B.F Skinner Fakta-fakta, konsep,
kontingensi keterampilan dan
dan kontrol perilaku/keterampilan
diri social
Relaksasi Rim & Mengalihkan
santai dan Masters kesantaian kepada
pengurangan Wolpe kecemasan dalam
ketegangan situasi social
Latihan Wolpe Ekspresi perasaan
asertif Lazarus, langsung dan spontan
desentitsasi selter dalam situasi social
latihan Wolpe
langsung
Sumber : Muhammad Faturahman, Model-model Pembelajaran Inovatif
Alternatif Desain Pembelajaran Yang Menyenangkan. (Yogyakarta: Ar-
Ruz Media, 2015).

2. Yurisprudensi Inquiry
a. Pengertian Yurisprudensi Inqury
Joyce, Weil, dan Calhoun mendeskripsikan empat
kategori model mengajar, yaitu kelompok model sosial (social
21
Ibid, h. 38.
20

family), kelompok pengolahan informasi (information


processing family), kelompok model personal (personal family),
dan kelompok model sistem perilaku (behavioral system
family). Tiap-tiap model tersebut dijaarkan ke dalam beberapa
tipe yang lebih terukur. Jika dituangkan dalam bentuk tabel
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.5 Model-model Pembelajaran
Fa the social The The The
mili family information personal behavioural
es processing
family
family system family
Mo partners inductive non directive mastery
dels inlearnin thinking teahing leaning
g
concept
positive attainment enhancing direct
interdepe self esteem instruction
nce memories
simulation
structural advance
inquiry organizers
social leaning
group scientific
investigat inquiry programmed
ion schecdule
inquiry
role training
playing
synectik
jurisprud
ential
inquiry

Sumber : Aunurahman, Belajar dan Pembelajaran. (Bandung, Afabeta, 2010)

Berdasarkan uraian di atas, maka yurisprudensi inquiry


merupakan salah satu model pembelajaran yang termasuk ke
dalam kelompok model sosial (social family).22
Model pembelajaran yang dipelopori oleh Donal Oliver
dan James P.Shaver ini didasarkan atas pemahaman masyarakat

22
Aunurahman, Belajar dan Pembelajaran. (Bandung, Afabeta, 2010), h 148.
21

di mana setiap orang berbeda pandangan dan prioritas satu sama


lain, dan nilai-nilai sosialnya saling berkonfrontasi satu sama
lain. Memecahkan masalah kompleks dan kontroversial di
dalam konteks aturan sosial yang produktif membutuhkan
warga Negara yang mampu berbicara satu sama lain dan
bernegosiasi tentang keberbedaan tersebut.
Jadi, model pembelajaran telaah yurisprudensial melatih
peserta didik untuk peka terhadap permasalahan sosial,
mengambil posisi (sikap) terhadap permasalahan tersebut, serta
mempertahankan sikap tersebut dengan argumentasi yang
relevan dan valid. Model ini juga dapat mengajarkan peserta
didik untuk dapat menerima atau menghargai sikap orang lain
terhadap suatu masalah yang mungkin bertentangan dengan
sikap yang ada pada dirinya. Atau sebaliknya, ia bahkan
menerima dan mengakui kebenaran sikap yang diambil orang
lain terhadap suatu isu sosial tertentu. Sebagai contoh, seorang
peserta didik mengambil sikap tidak setuju atas kenaikan harga
bahan bakar minyak dengan berbagai argumentasi yang rasional
dan logis. Tentunya yang mengambil sikap sebaliknya (setuju)
juga dengan berbagai argumentasi yang logis dan rasional.
Akhirnya, keduanya sama-sama dapat menganalisis kelebihan
dan kelemahan dari masing-masing posisi (sikap) yang
diambilnya. Sebaliknya, bisa saja teman yang setuju kenaikan
Bahan Bakar Minyak (BBM) akan berubah sikapnya jadi tidak
setuju setelah mendengar argumentasi dari temannya yang lain
yang menurutnya lebih baik, lebih rasional, dan lebih
mempunyai implikasi yang positif terhadap masyarakat.23
Secara umum tahap pembelajaran inkuiri yurisprudensi,
yaitu (1) orientasi kasus/ permasalahan (orientation to the case),

23
Prof. Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd., Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif, h. 31.
22

(2) identifikasi isu (identifying issue), (3) penetapan


posisi/pendapat (taking posision), (4) menyelidiki cara
berpendirian, pola argumentasi (exploring the stance, patterns
of argumentation), (5) memperbaiki dan mengkualifikasi posisi
(refining and qualifying the position), dan (6) melakukan
pengujian asumsi-asumsi terhadap posisi/pendapatnya (testing
factual assumstions behind qualified positions).24
b. Kelebihan dan kelemahan
Setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Dengan adanya kelebihan
dan kekurangan tersebut dapat menjadi acuan guru untuk
menyampaikan materi pembelajaran. Adapun kelebihan dan
kekurangan model pembelajaran yurisprudensi inquiry
adalah:
Menurut Sanjaya bahwa model ini memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan, diantaranya :
Kelebihan
1. Model inkuiri merupakan model pembelajaran yang
menekankan kepada pengembangan aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor, secara seimbang sehingga
pembelajaran akan lebih bermakna.
2. Model inkuiri memberikan ruang kepada siswa untuk
belajar sesuai dengan gaya belajar meraka.
3. Model inkuiri merupakan model yang dianggap sesuai
dengan perkembangan psikologi belajar modern yang
menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah
laku.
4. Keuntungan lain adalah model pembelajaran ini dapat
melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Suatu Tinjauan Konseptual


Operasional), h 71.
23

di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki


kemampuan belajar yang bagus tidak akan terlambat
oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Kekurangan
1. Jika model inkuiri digunakan sebagai model
pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan
keberhasilan siswa.
2. Model ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh
karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3. Dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu
yang panjang sehingga sering guru sulit
menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
4. Semua kriteria keberhasilan ditentukan oleh kemampuan
siswa menguasai materi pelajaran, maka model inkuiri
akan sulit diimplemintasikan oleh setiap guru.
c. Tahapan Pembelajaran
1) Orientasi Kasus/Permasalahan
Pada tahap ini guru mengajukan kasus dengan
membacakan kasus yang terjadi, memperlihatkan
film/video kasus, atau mendiskusikan suatu kasus yang
sedang hangat di masyarakat atau kasus di sekolah.
Langkah berikutnya adalah meninjau fakta-fakta dengan
jalan melakukan analisis, siapa yang terlibat mengapa
bisa terjadi, dan sebagainya.
2) Identifikasi Isu
Pada tahap ini peserta didik dibimbing untuk
mensintesis fakta-fakta yang ada ke dalam sebuah isu
yang sedang dibahas; kaitannya dengan kebijakan
publik, dan munculnya kontroversi di masyarakat, dan
sebagainya; karakteristik nilai-nilai yang terkait (seperti
kemampuan berbicara, perlindungan terhadap
24

kesejahteraan umum, otonomi daerah/local, atau


kesamaan memperoleh kesempatan); melakukan
identifikasi konflik terhadap nilai-nilai yang ada. Dalam
tahap ini peserta didik belum diminta untuk menentukan
pendapatnya terhadap kasus yang dibahas.
3) Penetapan Posisi/Pendapat
Dalam tahap ini peserta didik mengartikulasikan
atau mengambil posisi terhadap kasus yang ada. Peserta
didik menyatakan posisinya terkait dengan nilai sosial
atau konsekuensi dari keputusannya.
4) Menyelidiki Cara Berpendirian, Pola Argumentasi
Menetapkan keputusan pada bagian mana yang
terjadi pelanggaran nilai-nilai secara faktual. Ajukan
bukti-bukti yang diinginkan/tidak diinginkan
(mendukung/tidak mendukung) sebagai konsekuensi
dari pandangan/pendapat yang diajukan. Berikan
klarifikasi terhadap nilai-nilai konflik dengan
menggunakan analogi. Menetapkan prioritas dari satu
nilai (keputusan) di antara keputusan/ nilai-nilai lainnya
dan mengeveluasi kekurangan-kekurangan dari
nilai/keputusan yang lainnya.
5) Memperbaiki dan Mengkualifikasi Posisi
Peserta didik menyatakan posisinya dan
alasannya terhadap masalah, dan menguji sejumlah
situasi/kondisi yang mirip terhadap permasalahannya.
Peserta didik mengkualifikasi (terhadap standar)
posisinya.
6) Melakukan Pengujian Asumsi-Asumsi terhadap
Posisinya/Pendapatnya
Peserta didik melakukan identifikasi asumsi-
asumsi factual dan melihat relevansinya, serta
25

menentukan konsekuensi yang diperkirakan dan


25
melakukan pengujian validitas faktualnya.
d. Penerapan Yurisprudensi Inquiry Di Kelas
Secara operasional kegiatan guru dan peserta didik
selama pembelajaran dapat dijabarkan sebagi berikut:26
Tabel 2.6
Tahapan Pembelajaran Model Yurisprudensi Inquiry

Tahapan Kegiatan Peserta


No Kegiatan Guru
Pembelajaran Didik
Guru menyajikan
Peserta didik
bahan
mencermati
ajar/permasalahan/kasu
permasalahan yang
s yang sedang hangat
akan dikaji
Orientasi terjadi
1 kasus/permas Guru membimbing
alahan peserta didik untuk Mengkaji fakta-fakta
mengkaji ulang fakta- yang terkait
fakta yang permasalahan/kasus
berhubungan dengan yang akan dibahas
permasalahan
Guru membimbing dan Peserta didik
mendorong peserta melakukan sintesis
didik untuk melakukan terhadap fakta yang
sintesis terhadap fakta- terkait dengan isu-isu
fakta yang ada. di masyarakat
Guru mengarahkan Peserta didik
peserta didik untuk melakukan pemilihan
memilih salah satu isu salah satu isu sebagai
sebagai bahan diskusi. bahan diskusi
Peserta didik
Guru membimbing
melakukan
Identifikasi peserta didik untuk
2 identifikasi terhadap
isu/kasus melakukan identifikasi
nilai-nilai dan
terhadap nilai-nilai dan
konflik nilai dalam
konflik social
kasus
Guru membimbing Peserta didik
peserta didik untuk berusaha untuk
mengenali fakta-fakta mengenali fakta-
pada kasus yang fakta pada kasus
dibahas yang dibahas
Guru membimbing Peserta didik
peserta didik untuk melakukan
mendefinisikan/mengaj pendefinisian/meneta

25
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional), h 72.
26
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional), h. 74-75
26

ukan pertanyaan- pkan permasalahan


pertanyaan dan berusaha
mengajukan
pertanyaan-
pertanyaan
(mengapa, siapa, apa,
dan bagaimana)
Guru membimbing
Peserta didik
peserta didik untuk
menentukan/menetap
mengartikulasikan
kan posisi/pendapat
posisi (menentukan
terhadap
posisi/pemdapat
permasalahan yang
terhadap permasalahan
dikaji
yang dikaji)
Pengambilan Peserta didik
Guru membimbing
3 posisi/pendap mengemukakan
peserta didik untuk
at alasan dasar
mengemukakan alasan
mengapa berada pada
dasar mengapa berada
posisi/pendapat
pada posisi/pendapat
tersebut (kaitannya
tersebut (kaitannya
terhadap kasus/nilai
terhadap kasus/nilai
sosial atau
sosial atau konsekuensi
konsekuensi terhadap
terhadap keputusannya)
keputusannya)
Guru membimbing Peserta didik
peserta didik untuk menetapkan
menetapkan pendapat pendapat/pendirian
tentang nilai-nilai tentang nilai-nilai
masyarakat yang masyarakat mana
dilanggar. yang dilanggar.
Peserta didik
Guru membimbing
berusaha untuk
peserta didik
menjelaskan hal-hal
membuktikan akibat
yang mungkin
yang tidak
muncul, baik tidak
diinginkan/diinginkan
diinginkan/diinginka
terhadap
n terhadap
posisi/pendapatnya.
Menyelidiki posisi/pendapatnya
cara Guru Peserta didik
4 berpendirian, menjelaskan/mengklasi menjelaskan/mengkl
pola rifikasi konflik nilai asirifikasi konflik
argumentasi dengan contoh nilai dengan contoh
sejenis/analogy sejenis/analogy
Guru membimbing
Peserta didik
peserta didik untuk
menetapkan prioritas
menetapkan prioritas
Guru membimbing
Peserta didik
peserta didik untuk
menetapkan prioritas
menetapkan prioritas
dari satu nilai
dari satu nilai
(keputusan) di antara
(keputusan) di antara
keputusan/nilai-nilai
keputusan/nilai-nilai
lainnya
lainnya
Guru membimbing Peserta didik
peserta didik untuk menunjukkan
27

menunjukkan kekurangan-
kekurangan- kekurangan dari
kekurangan dari nilai/keputusan yang
nilai/keputusan yang lainnya
lainnya
Guru membimbing Peserta didik
peserta didik menyatakan
menyatakan posisinya posisinya dan
dan alasannya terhadap alasannya terhadap
masalah. masalah
Guru membimbing
Peserta didik
Memperbaiki peserta didik menguji
menguji sejumlah
dan sejumlah
5 situasi/kondisi yang
megkualifika situasi/kondisi yang
mirip terhadap
si posisi mirip terhadap
permasalahannya
permasalahannya
Guru membimbing
Peserta didik
peserta didik
mengkualifikasi
mengkualifikasi
S (terhadap standar)
(terhadap standar)
u posisinya.
posisinya.
m
Peserta didik
b Guru membimbing
melakukan
e peserta didik untuk
identifikasi terhadap
r mengidentifikasikan
asumsi-asumsi
Melakukan asumsi-asumsi faktual
faktual dan
: pengujian dan menentukan jika
menentukan jika
asumsi- relevan.
relevan.
M 6 asumsi
Guru membimbing
a terhadap Peserta didik
peserta didik untuk
d posisinya/pen menentukan
e menentukan
dapatnya konsekuensi yang
konsekuensi yang
diperkirakan dan
diperkirakan dan
W menguji validitas
menguji validitas
e factual
faktual.
n
a, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional), (Jakarta:Bumi Aksara, 2009)

Peneliti Oliver dan Shaver menemukan bahwa penerapan model


Yurisprudensi Inquiry telah berhasil dengan sukses meningkatkan hasil
belajar peserta didik kelas 7 dan kelas 8. Namun, model ini kurang
berhasil jika diterapkan pada tingkat kelas rendah. Berdasarkan
beberapa kajian literatur, penelitian model ini di Indonesia masih sangat
jarang diuji cobakan atau mungkin belum pernah dilakukan. Oleh
karena itu, model ini sangat baik untuk diterapkan pada sekolah-
sekolah, khususnya pada tingkat kelas atas (SMA/SMK).27

27
Made Wena, Strategi Pembelajaran.., h. 76.
28

3. Kemampuan Beragumentasi
a. Pengertian Kemampuan Argumentasi
Kemampuan menurut Wikipedia adalah kapasistas seorang
individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau
bisa dijelaskan bahwa kemampuan adalah sebuah penilaian terkini
atas apa yang dapat dilakukan seseorang.28
Argumentasi adalah suatu proses untuk mencapai suatu
kesimpulan. 29 Sedangkan dalam Kamus Bahasa Indoensia-Melayu
argumentasi adalah pemberian alasan dan penjelasan bukti-bukti
yang disampaikannya sangat ilmiah.30 Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia berargumentasi adalah memberikan alasan untuk
31
memperkuat atau menolak suatu pendapat. Dengan
mempergunakan prinsip-prinsip logika sebagai alat bantu utama,
maka argumentasi atau tulisan argumentative yang ingin mengubah
sikap dan pendapat orang lain bertolak dari dasar-dasar tertentu,
menuju sasaran yang hendak dicapainya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berargumentasi
adalah kemampuan untuk mencapai suatu kesimpulan dengan
menggunakan dasar prinsip-prinsip logika.
Dasar yang harus diperhatikan sebagai titik tolak argumentasi
adalah :32
1) Pembicara atau pengarang harus mengetahui serba sedikit tentang
subyek yang akan dikemukakannya, sekurang-kurangnya
mengenai prinsip-prinsip ilmiahnya. Karena argumentasi pertama-
tama didasarkan pada fakta, informasi, evidensi, dan jalan pikiran
yang menghubung-hubungkan fakta-fakta dan informasi-

28
Id.m.wikipedia.org, di akses pada hari Minggu, 8 Juli 2018, pukul 22:3 WIB
29
Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1981), h.
120.
30
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia-Melayu, 1997.
h.19.
31
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:PT
Gramedia Utama Edisi 4, 2008) , Cet. 1, h.85.
32
Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, h. 101.
29

informasi tersbut. Dengan mengetahui serba sedikit mengenai


obyek yang akan dikemukakannya, serta mengetahui prinsip
ilmiah yang mencakup subyek tadi, maka penulis atau pembicara
dapat memperdalam masalah tersebut dengan penelitian,
observasi, dan autoritas untuk memperkuat data dan informasi
yang telah diperolehnya.
2) Pengarang harus bersedia mempertimbangkan pandangan-
pandangan atau pendapat-pendapat yang bertentangan dengan
pendapatnya sendiri. Mempertimbangkan pendapat lawan tidak
berarti harus menyerah kepada lawan. Mempertimbangkan
pendapat lawan adalah dengan tujuan untuk mengetahui apakah di
antara fakta-fakta yang diajukan lawan ada yang dapat
dipergunakannya, sehingga malah akan memperlemah pendapat
lawan tadi. Dan dapat juga terjadi bahwa fakta dan evidensi
lawanlah yang benar, sehingga pendapat lawanlah yang harus
diterima.
3) Pembicara atau penulis argumentasi harus berusaha untuk
mengemukakan pokok persoalnnya dengan jelas: ia harus
menjelaskan mengapa ia harus memilih topic tersebut. Sementara
itu ia harus mengemukakan pula konsep-konsep dan istilah-
istilah yang tepat.
b. Indikator Kemampuan Beragumentasi
Terdapat indikator-indikator dalam mengukur kemampuan
berargumentasi peserta didik, di antaranya:
Argumentasi menurut Mc. Neil dan Krajick memuat tiga aspek
meliputi:33
1) Claim merupakan pernyataan yang menjawab pertanyaan
2) Evidence data ilmiah yang mendukung suatu pernyataan

33
Ade Cyntia Pritasari, dkk. Peningkatan Kemampuan Argumentasi Melalui Penerapan
Model Problem Based Learning Pada Siswa Kelas X SMA Batik Surakarta Tahun Pelajaran
2014/2015.(universtas negeri Surakarta, 2016). Volume 8, Nomor 1.
30

3) Reasoning merupakan suatu alasan atau pembenaran yang


menguhubungkan pernyataan dengan bukti
Menurut Toulmin terdapat empat indikator untuk mengukur
kemampuan berargumentasi peserta didik, yaitu:34
1) Klaim mengukur kemampuan berargumentasi berupa
pernyataan
2) Data disertakan untuk mendukung klaim, diukur berdasarkan
aspek kecukupan dan kualitas data
3) Pembenaran digunakan untuk menjelaskan hubungan antara
data dan klaim
4) Dukungan digunakan untuk mendukung sebuah pembenaran
Sedangkan menurut sumber lain, indikator kemampuan
berargumentasi adalah :
1) Keaktifan dalam berdiskusi
Peserta didik dinilai mempunyai kemampuan berargumentasi jika
ia mampu aktif dan terlibat dalam kegiatan belajar mengajar.
Keaktifan tersebut dinilai dengan ia mampu menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang telah guru berikan, selain itu dia bisa menanyakan
hal-hal atau materi yang tidak dapat dipahaminya.
2) Ketepatan dalam menunjukan data
Dalam berargumentasi, peserta didik harus mampu menunjukan
ketepatan dari argumennya tersebut, berkaitan dengan isu-isu atau
masalah yang sedang dibahas dalam kegiatan belajar mengajar di
kelas.
3) Keaslian dalam referensi
Keaslian merupakan hal yang sangat penting dalam
berargumen,peserta didik diharapkan mampu menyatakan
argumennya sendiri dan dipastikan peserta didik tidak mengambil

34
Agus Budiyono, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Argument Based Science
Inquiry (ABSI) Terhadap Peningkatan Kemampuan Berargumentasi Siswa SMA. (Universitas
Islam Madura, 2016). Volume 4 , Nomor 1.
31

karya orang lain tanpa mengutip dan mencamtumkan sumberya


dengan jelas.
4) Kelancaran dalam berargumen
Kelancaran dalam berargumentasi, dalam artian peserta didik tidak
terbata-bata dalam menyampaikan argumennya.
c. Pentingnya Kemampuan Barargumentasi
Kemampuan berargumentasi sangat penting dikuasai oleh
peserta didik ,baik kemampuan berargumentasi secara lisan maupun
dengan tulisan. Pengertian argumentasi sendiri adalah suatu bentuk
pernyataan yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat
orang lain agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara). Argumen
dapat dikatakan hal 14 yang esen sial dalam kehidupan sehari-hari.
Hampir setiap pekerjaan ataupun segala hal memerlukan argumen.
Keesensialan argumentasi tersebut disandarkan pada dua alasan,
yakni argumentasi merupakan sebuah usaha mencari tahu
pandangan mana yang lebih baik dari yang lain dan argumen
dijabarkan sebagai cara seseorang menjelaskan dan mempertahan
kan suatu gagasan. Dalam kegiatan menulis, argumentasi menjadi
bagian penting yang harus diperhatikan. Dalam sebuah tulisan
ilmiah penulis berusaha menyampaikan pendapatnya tentang suatu
gejala, konsep atau teori tentunya dengan tujuan bahwa ia dapat
meyakinkan pembacanya akan kebenaran pendapatnya. Oleh karena
itu seorang penulis harus benar-benar memahami apa yang
dimaksud dengan sebuah argumen. Ia perlu tahu jenis-jenis
pernyataan yang diajukan dan cara merangkaikan semuadengan
benar. Beberapa dasar yang harus diperhatikan oleh pembicara atau
pengarang sebagai titik tolak argumentasi menurut Keraf antara
lain:
1. Pertama, pembicara atau pengarang harus mengetahui sedikit
tentang subjek yang akan dikemukakannya, sekuran-kurangnya
32

mengenai prinsip-prinsip ilmiahnya. Karena argumentasi


pertama-tama didasarkan pada fakta, informasi, evidensi, dan
jalan pikiran yang menghubung-hubungkan fakta dan informasi-
informasi tersebut. Dengan mengetahui serba sedikit mengenai
objek yang akan dikemukakannya, serta mengetahui prinsip
ilmiah yang mencakup subjek tadi, maka penulis atau pembicara
dapat memperdalam masalah tersebut dengan penelitian,
observasi, dan autoritas untuk memperkuat data dan informasi
yang telah diperoleh.
2. Kedua, pembicara atau penulis harus bersedia
mempertimbangkan pandangan-pandangan atau pendapat-
pendapat yang bertentangan dengan pendapatnya sendiri.
3. Ketiga, pembicara atau penulis argumentasi harus berusaha
untuk Mengemukakan pokok persoalannya dengan jelas ia harus
menjelaskan mengapa ia harus memilih topik tersebut.
Sementara itu ia harus mengemukakan pula konsep-konsep dan
istilah-istilah yang tepat.
4. Keempat, pembicara atau penulis harus menyelidiki persyaratan
mana yang masih diperlukan bagi tujuan-tujuan lain yang
tercakup dalam persoalan yang dibahas itu, dan sampai di mana
kebenaran dari pernyataan yang telah dirumuskannya itu.
5. Kelima, dari semua maksud dan tujuan yang terkandung dalam
persoalan itu,yang mana yang lebih memuaskan pembicara atau
penulis untuk menyampaikan masalahnya.

Salah satu cara untuk memastikan keabsahan argumen adalah


dengan mengujinya menggunakan metode yang diciptakan oleh
Stephen Toulmin yang didesain agar kita dapat menilai keabsahan
argumentasi. Menggunakan pola argumentasi Toulmin sangat
efektif untuk mengukur kemampuan berargumentasi seseorang.
Hasil penelitian Simon, Enduran,dan menunjukkan bahwa pola
33

argumentasi Toulmin (Toulmin Argumentation Pattern atau TAP)


sangat cocok bagi seorang peneliti untuk mengidentifikasi
argumentasi dan mengukur kualitas argument.

B. Penelitian Relevan
Referensi yang digunakan dalam penelitian ini tidak hanya
berdasarkan pada teori-teori dari buku, melainkan juga melihat pada
penelitian yang sebelumnya telah dilakukan. Penelitian sebelumnya
yang telah dilakukan yang dikaitkan dengan penelitian ini yaitu:
Yustina Titik Riyanti, tahun 2006 dengan judul penelitian
“Model Pembelajaran Inkuri Jurisprudensial Untuk Mengukur Hasil
Belajar Siswa Sekolah Dasar Pada Pembelajaran Pkn”. Jenis data tang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Sampelnya adalah kelas IV SDN 2 Curah Katok
Kabupaten Situbondo Tahun 2015/2016. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian tindakan, dengan teknik pengumpulan data meliputi
wawancara, observasi, dan tes. Dalam penelitian ini terdapat dua
variabel yaitu variabel bebas dan terikat, variabel bebas ditandai
dengan (X), dimana model pembelajaran inkuiri jurisprudensial
sebagai variabel X. Selanjutnya variabel terikat ditandai dengan (Y)
dimana hasil belajar siswa sebagai variabel Y. Hasil penelitian
diperoleh data rata-rata peningkatan keaktifan siswa dari siklus I
dengan 70,00 ke siklus II dengan nilai 78,50 sebesar 8,5 %. Selain itu,
penerapan model pembelajaran inkuiri jurisprudensial juga mampu
mengukur peningkatan hasil belajar siswa, siklus I dan siklus II, yaitu
67,5 menjadi 80. Sehingga mengalami kenaikan sebesae 12,5 %. 35
Berikut ini adalah persamaan dan perbedaan antara penelitian
terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu, persamaan
sama-sama menggunakan metode penelitian kuantitatif dan

35
Yustina Titik Riyanti, Model Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensi Untuk Mengukur
Hasil Belajar Peserta didik Sekolah Dasar Pada Pembelajaran PKn, Jurnal Pendidikan, Vo.4
No.1 Juli-Desember 2016.
34

menggunakan variabel bebas (X) untuk model pembelajaran


yurisprudensi inkuiri. Perbedaan : variable terikat (Y), yaitu
kemampuan berargumentasi peserta didik.
Agus Budiyono, tahun 2016 dengan judul “Pengaruh Model
Pembelajaran Argument Based Science Inquiry (ABSI) terhadap
Peningkatan Kemampuan Berargumentasi Peserta Didik”. Jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Populasinya adalah seluruh siswa kelas XI di MAN Pamekasan Jawa
Timur dengan sampel sebanyak satu kelas yang dipilih secara cluster
random sampling dengan jumlah 34 siswa. Instrument penelitian yang
digunakan adalah tes kemampuan berargumentasi. Dalam penelitian
ini terdapat dua variabel (X), dimana model pembelajaran Argument
Based Science Inquiry sebagai variabel X, selanjutnya variabel terikat
(Y), dimana kemampuan berargumentasi sebagai variabel Y. dimana
hasil pembelajaran Argument Based Science Inquiry berpengaruh
sangat besar terhadap kemampuan berargumentasi siswa dengan nilai
effect size sebesar 5,80, serta meningkatkan kemampuan
berargumentasi siswa dengan nilai <g> sebesar 0,85 atau berada pada
kategori tinggi.36 Berikut ini adalah persamaan dan perbedaan antara
penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu,
persamaan sama-sama menggunakan metode penelitian kuantitatif dan
menggunakan variabel terikat kemampuan berargumentasi peserta
didik (Y). Perbedaan : variable terikat (X), yaitu untuk model
pembelajaran yurisprudensi inkuiri.
Ipah tiyani, tahun 2013 dengan judul “Pemanfaatan Model
Jurisprudensial Inqury Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis
Cerpen Pada Siswa Kelas XF SMA N 2 Playen Gunung Kidul”. Jenis
data yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Subjek dalam

36
Agus Budiyono, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Argument Based Science
Inquiry (ABSI) Terhadap Peningkatan Kemampuan Berargumentasi Siswa SMA . Jurnal FKIP
Universitas Islam Madura, 2016.
35

penelitian ini yaitu siswa kelas XF SMAN 2 Playen Gunung Kidul


yang terdiri dari 30 siswa. Teknik analisis data mengggunakan teknik
analisis deskriptif kualitatif kuantitatif. Dalam penelitian ini terdapat
dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat, variabel bebas
ditandai dengan (X), dimana model jurisprudensi inquiry sebagai
variabel X, selanjutnya variabel terikat ditandai dengan (Y), dimana
keterampilan menulis cerpen sebagai variabel Y. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan model ini dapat meningkatkan
kemampuan menulis cerpen kelas XF SMAN 2 Playen Gunung Kidul.
Nilai rata-rata kemampuan menulis cerpen meningkat sebesar 6,27 %.
Berikut ini adalah persamaan dan perbedaan antara penelitian
terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu, persamaan
sama-sama menggunakan metode penelitian kuantitatif dan
menggunakan variabel bebas (X) untuk model pembelajaran
yurisprudensi inkuiri. Perbedaan : variable terikat (Y), yaitu
kemampuan berargumentasi peserta didik.
Ade Cyntia Pritasari, dkk tahun 2016. Dengan judul
“Peningkatan Kemampuan Argumentasi Melalui Penerapan Model
Problem Based Learning Pada Siswa Kelas X SMA Batik Surakarta
Tahun Pelajaran 2014/2015”. Jenis data yang digunakan adalah
kuantitatif. Sampel adalah siswa kelas X MIA 1 SMA Batik Surakarta
tahun pelajaran 2014/2015. Dalam penelitian ini terdapat variabel
bebas dan variabel terikat, dimana kemampuan argumentasi sebagai
variabel X, dan model problem based learning sebagai variabel Y.
Hasil penelitian menunjukkan teradapat peningkatan kemampuan
berargumentasi dari siklus I, II, dan III mengalami peningkatan
28,96% menjadi 50,06%. Berikut ini adalah persamaan dan perbedaan
antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan
yaitu, persamaan sama-sama menggunakan metode penelitian
kuantitatif dan menggunakan variabel bebas (X) kemampuan
36

berargumentasi peserta didik. Perbedaan : variable terikat (Y), yaitu


model pembelajaran yurisprudensi inquiry.

Table 2.7 Penelitian Relevan

Persamaan Dan
No Nama Judul Hasil
Perbedaan
1 Yustina Titik Model Persamaan : Penelitian ini Inkuiri
Riyanti pembelajaran menggunakan model Jurisprudensi
inkuiri pembelajaran inkuiri berpengaruh
jurisprudensi untuk jurisprudensi terhadap hasil
mengukur hasil Perbedaan : belajar peserta didik
belajar Penelitian ini mengukur , berdasarkan data
hasil belajar peserta didik permasalahan dan
, lokasi penelitian alternatif
dilakukan di SDN 2 pemecahannya
Curah Kotok, Kecamatan dalam 67,5 %
Kapongan, Kabupaten menjadi 80%.
Situbondo. Pada mata Sehingga
pelajaran PKn. mengalami
kenaikan sebesar
12,5 %
2 Ipah Tiyani Penggunaan model Persamaan : Penelitian ini Penggunaan model
jurisprudental menggunakan model jurisprudental
inquiry untuk jurisprudental Inquiry Inquiry dapat
meningkatkan Perbedaan : Penelitian ini meningkatkan
keterampilan mengukur peningkatan keterampilan
menulis cerpen keterampilan menulis menulis cerpen
pada peserta didik cerpen peserta didik. peserta didik kelas
kelas XF SMAN 2 Lokasi penelitian X F SMA Negeri 2
Playen Gunung dilakukan di SMA N 2 Playen.
Kidul Playen, Gunung Kidul

3 Ade Cyntia Peningkatan Persamaan : Penelitian ini Hasil penelitian


Pritasari, dkk. Kemampuan mengukur kemampuan menunjukkan
Argumentasi berargumentasi peserta bahwa terdapat
Melalui Penerapan didik peningkatan
Model Problem Perbedaan : Peneliti kemampuan
Based Learning menggunakan model berargumentasi
Pada Siswa Kelas pembelajaran Problem peserta didik
X SMA Batik Based Learning Pada sebesar 28,96%
Surakarta Tahun Siswa Kelas X SMA menjadi 50,06
Pelajaran Batik Surakarta Tahun %
2014/2015. Pelajaran 2014/2015
4 Agus Budiyono Pengaruh Persamaan : Penelitian Terdapat
Penerapan Model mengukur kemampuan peningkatan
Pembelajaran berarumentasi peserta kemampuan
Argument Based didik berargumentasi
Perbedaan : Peneliti siswa dengan
menerap kan model nilai effect size
pembelajaran argument sebesar 5,80
based learning serta
37

meningkatnya
kemampuan
berargumentasi
siswa dengan
nilai sebesar
0,85 dengan
kategori tinggi

5 Muhammad Penerapan JIM Persamaan : Terdapat


sholehudin (Jurisprudensi menggunakan model peningkatan
Inquiri Model) yurisprudensi inquiry keterampilan
pada pembelajaran Perbedaan : mengukur menulis teks
keterampilan keterampilan menulis teks esposisi sebesar 7,2
menulis teks eksposisi %
eksposisi di kelas X
SMA N MT
Bojonegoro

C. Kerangka Berpikir
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran
mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan,
termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, dan pengelolaan kelas.
Joyce dan Weil menyatakan bahwa model mengajar merupakan model
belajar dengan model tersebut guru dapat membantu peserta didik
untuk mendapatkan atau memperoleh informasi, ide, keterampilan, cara
berpikir, dan mengekspresikan ide diri sendiri. Dari teori ini terdapat
macam-macam model pembelajaran.
Model interaksi sosial adalah model yang mengutamakan
hubungan individu dengan masyarakat atau orang lain , dan
memusatkan perhatiannya kepada proses dengan realita yang ada
dipandang sebagai satu negosiasi sosial, Model pemrosesan informasi
dipelopori oleh Robert Gagne. Asumsinya adalah pembelajaran
merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan, model
personal Model ini merupakan rumpun model pengajaran yang
menekankan pada proses mengembangkan kepribadian individu peserta
didik dengan memerhatikan kehidupan emosional, Model behavioral
38

menekankan pada perubahan perilaku yang tampak dari peserta didik


sehingga konsisten dengan konsep dirinya. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan model interaksi sosial dimana di dalam model interaksi
sosial terdapat model yurisprudensi inquiry
Model pembelajaran yurisprudensi inquiry diterapkan untuk
mengukur kemampuan berargumentasi peserta didik. Dimana langkah-
langkah pembelajaran yurisprudensi inquiry adalah orientasi
kasus/permasalahan, identifikasi kasus, pengambilan posisi/pendapat,
menyelidiki cara berpendirian, memperbaiki dan mengkualifikasi
posisi, serta melakukan pengujian asumsi-asumsi terhadap
posisi/pendapatnya. Model ini diterapkan untuk mengukur kemampuan
berargumentasi peserta didik, dimana kemampuan berargumentasi
adalah kemampuan berargumentasi adalah kemampuan untuk mencapai
suatu kesimpulan dengan menggunakan dasar prinsip-prinsip logika.
Indikator-indikator kemampuan argumentasi menurut Toulmin adalah
klaim mengukur kemampuan berargumentasi berupa pernyataan, data
disertakan untuk mendukung klaim, diukur berdasarkan aspek
kecukupan dan kualitas data, pembenaran digunakan untuk
menjelaskan hubungan antara data dan klaim, serta dukungan
digunakan untuk mendukung sebuah pembenaran.
Dari pemaparan di atas peneliti tertarik untuk mengkaji lebih
dalam mengenai pengaruh model yurisprudensi inquiry terhadap
kemampuan berargumentasi peserta didik. Yang diukur melalui
indikator-indikator klaim, data, pembenaran dan dukungan di SMA
Dua Mei Tangerang Selatan.
39

Model Pembelajaran

Model Model Model pemrosesan Model interaksi


perilaku personal informasi sosial

Model yurisprudensi
inquiry

Kemampuan
berarumentasi

Toulmin:

Kemampuan
berarumentasi

Klaim Data Pembenaran Dukungan

Kemampuan
berargumentasi
pesera didik

Gb. 2.1

Kerangka Berpikir
40

D. Hipotesis Penelitian

= Tidak ada pengaruh yang signifikan dari penerapan


model yurisprudensi inquiry terhadap kemampuan
berargumentasi peserta didik
= Ada pengaruh yang signifikan dari penerapan model
yurisprudensi inquiry terhadap kemampuan
berargumentasi peserta didik
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Dua Mei Tangerang
Selatan yang beralamat di Jl. Abdul Ghani Nomor 135, Cempaka
Putih, Tangerang Selatan. Sekolah yang berjarak relatif cukup
dekat dengan tempat tinggal peneliti berjarak sekitar 1,6 km. bisa
dijangkau dengan menggunakan angkutan kota S10 atau ojek
online ditempuh sekitar 10 menit.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang diperlukan
dalam suatu penelitian. Waktu penelitian ini dilakukan secara
bertahap, berikut ini adalah alur kegiatan penelitian. Adapun
gambaran kegiatan yang dilakukan dalam proses penelitian sebagai
berikut:
Tabel 3.1
Waktu Penyusunan dan Penelitian Skripsi
2018
No Tahapan penelitian Bulan
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Revisi Proposal
2 Penyusunan
Instrumen Penelitian
3 Pengujian Instrumen
Penelitian
4 Pengumpulan Data
Penelitian
5 Pengolahan Data

41
42

6 Penyusunan Bab IV
dan V
7 Kelengkapan Data
8 Sidang Munaqasah

B. Desain Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi
experimental design atau penelitian semu. Pada quasi experimental
design ini, peneliti menerima keadaan subjek apa adanya. Quasi
experimental design memiliki kelompok kontrol namun tidak dapat
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi
pelakasanaan eksperimen secara penuh.37 Metode ini dipilih karena
kelompok kontrol yang dapat digunakan dalam penelitian sulit
untuk diperoleh. Metode ini digunakan untuk meneliti
kemungkinan adanya pengaruh model pembelajaran dengan cara
memberi perlakuan pada kelompok eksperimen dan kemudian
hasilnya dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent
Control Group Design yang pengambilan kelompok eksperimen
38
maupun kelompok kontrolnya tidak dipilih secara acak.
Nantinya kedua kelompok yang digunakan sebagai sampel
penelitian akan diberi perlakuan yang berbeda. Kelompok pertama
diberi perlakuan dengan model Yurisprudensi Inquiry sebagai
kelompok eksperimen sedangkan kelompok kedua dijadikan
kelompok kontrol dengan model yang biasa digunakan guru
disekolah tempat penelitian berlangsung.
Kedua kelompok tersebut akan diberikan tes awal (pretest)
sebelum dilakukan perlakuan dan tes akhir (postest) setelah
37
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2016), h.114
38
Ibid, h.116
43

dilakukan perlakuan perlakuan dan hasil dari kedua kelompok


tersebut akan dibandingkan oleh peneliti. Adapun desain
penelitiannya sebagai berikut :

Tabel 3.2
Desain Penelitian
Perlakuan Pretest Perlakuan Postest
Eksperimen O1 X O2
Kontrol Y1 - Y2

Keterangan :
X = Perlakuan berupa penerapan model Yurisprudensi Inquiry
yang diberikan kepada kepada kelompok eksperimen
O1 = Pemberian pretest kepada kelompok eksperimen
O2 = Pemberian posttest kepada kelompok eksperimen
Y1 = Pemberian pretest kepada kelompok kontrol
Y2 = Pemberian posttest kepada kelompok kontrol
C. Objek Penelitian
Sampel dalam penelitian ini berjumlah orang. Teknik
sampling yang digunakan adalah purposive sample atau sampel
bertujuan yang dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan
berdasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi berdasarkan
adanya tujuan tertentu. Pengambilan sampel dengan teknik bertujuan
ini cukup baik karena sesuai dengan pertimbangan peneliti sendiri
sehingga dapat mewakili populasi. 39 Dalam hal ini yaitu dengan
mengambil dua kelas secara acak dari empat kelas yang memiliki
karakteristik yang sama.
Kelas eksperimen adalah kelas peserta didik yang
mendapatkan pembelajaran ekonomi melalui model pembelajaran

39
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka
Cipta, 2013), h.183
44

yurisprudensi inquiry sedangkan kelas kontrol adalah adalah kelas


peserta didik yang mendapatkan pembelajaran melalui model
pembelajaran konvensional.
Kelas X IPS 1 dengan jumlah peserta didik 32 orang sebagai
kelas eksperimen dan kelas X IPS 2 dengan jumlah peserta didik 32
orang sebagai kelas kontrol.
D. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono, variabel penelitian adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu: Variabel
Independen (variabel bebas) adalah model Yurisprudensi Inquiry yang
disimbolkan dengan huruf X. Variabel dependen (variabel terikat)
adalah kemampuan berargumen peserta didik yang disimbolkan
dengan huruf Y.
1. Definisi Konseptual
a) Variabel bebas (X)
Joyce dan Weil menyatakan bahwa model mengajar
merupakan model belajar dengan model tersebut guru dapat
membantu peserta didik untuk mendapatkan atau memperoleh
informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan
ide diri sendiri.40 Sedangkan Yurisprudensi Inquiry adalah model
pembelajaran yang dipelopori oleh Donal Oliver dan James
P.Shaver ini didasarkan atas pemahaman masyarakat di mana
setiap orang berbeda pandangan dan prioritas satu sama lain, dan
nilai-nilai sosialnya saling berkonfrontasi satu sama lain.
b) Variabel terikat (Y)
Kemampuan menurut Wikipedia adalah kapasistas
seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu

40
Dr.Rusman, M.Pd, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali, 2012), h.134
45

pekerjaan atau bisa dijelaskan bahwa kemampuan adalah


sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan
seseorang.41
Argumentasi adalah suatu proses untuk mencapai suatu
kesimpulan. 42 Dengan mempergunakan prinsip-prinsip logika
sebagai alat bantu utama, maka argumentasi atau tulisan
argumentative yang ingin mengubah sikap dan pendapat orang
lain bertolak dari dasar-dasar tertentu, menuju sasaran yang
hendak dicapainya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
berargumentasi adalah kemampuan untuk mencapai suatu
kesimpulan dengan menggunakan dasar prinsip-prinsip logika.
2. Definisi Operasional
a) Variabel bebas (X)
Variabel bebas sebagai faktor yang akan mempengaruhi
variabel terikat yaitu yurisprudensi inquiry (X). yurisprudensi
inquiry adalah model untuk melatih peserta didik untuk peka
terhadap permasalahan sosial, mengambil posisi (sikap)
terhadap permasalahan tersebut, serta mempertahankan sikap
tersebut dengan argumentasi yang relevan dan valid.
b) Variabel terikat (Y)
Variabel terikat sebagai respon stimulus yang diberikan
oleh predictor atau faktor dari variabel bebas. Pengaruh yang
akan diteliti yaitu kemampuan berargumen peserta didik.
E. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis
yaitu :

41
Id.m.wikipedia.org, di akses pada hari Minggu, 8 Juli 2018, pukul 22:3 WIB
42
Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1981), h.
120
46

1. Observasi
Observasi adalah tindakan atau proses pengambilan
informasi, atau data melalui media pengamatan.Dalam melakukan
observasi ini, peneliti menggunakan sarana utama indera
penglihatan. Melalui pengamatan indera penglihatan, seorang guru
diharuskan melakukan pengamatan terhadap tindakan dan perilaku
responden di kelas atau sekolah. 43
Observasi juga bisa dikatakan sebagai pengumpulan data
yang akurat dengan cara mengamati obyek yang akan
diteliti.Didalam melakukan observasi peneliti harus memiliki
pengetahuan terhadap obyek yang akan diamati, menentukan
tujuan dan cara untuk mencatat hasil observasi. Dalam penelitian
ini, dilakukan observasi terhadap proses pembelajaran ekonomi
dan kemampuan berargumentasi peserta didik di kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Observasi dilakukan untuk mengetahui
kemampuan berargumentasi peserta didik di kelas eksperimen
maupun kontrol dan untuk mengetahui kegiatan proses
pembelajaran ekonomi dengan model yurisprudensi inquiry.
Observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam pencatatanya
menggunakan dua alat observasi yaitu :
a. Check lists
Check lists merupakan salah satu pencatatan dalam
mengamati obyeknya menggunkan tanda ceklis (√) apabila
obyek yang diamati melaksanakan kegiatan sesuai yang
penelikti harapkan. Dalam penelitian ini Check lists digunakan
untuk megamati kegiatan proses pembelajaran ekonomi yang
ditinjau dari guru di kelas kontrol dan eksperimen.44

43
Sukardi, Metode Penelitian Pendekatan Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2012), h. 50
44
Zaenal Arrifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, dan Prosedur, (Bumi Siliwangi
: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h.164-165
47

2. Tes
Tes adalah sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban
benar atau salah, pertanyaan yang membutuhkan jawaban,
pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan
mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek
tertentu dari orang yang dikenai tes. Dengan demikian, setiap tes
menuntut keharusan adanya respons dari orang yang dites yang
dapat disimpulkan sebagai suatu atribut yang dimiliki oleh orang
tersebut yang sedang dicari informasinya45. Tes juga didefinisikan
sebagai suatu teknik atau cara untuk mengukur kemampuan siswa
dengan adanya pertanyaan, pernyataan atau serangkaian tugas
yang harus dikerjakan atau dijawab oleh siswa untuk mengukur
aspek kognitif siswa.46Tes ini akan diberikan kepada kelas kontrol
dan kelas eksperimen. Siswa akan diberikan tes beupa pre-test dan
post-test untuk megukur kemampuan berargumentasi peserta didik
pada mata pelajaran ekonomi di kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Bentuk soal tes yang akan diberikan kepada siswa
yaitu soal essay.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur variabel-variabel dalam penelitian yang ingin diamati.
Instrumen yang digunakan dalam penlitian ini adalah berupa tes
kemampuan berargumentasi peserta didik serta didukung dengan
lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan peserta
didik.
1. Kisi-kisi Observasi
Kisi-kisi observasi digunakan sebagai pengamatan untuk
mengukur kemampuan berargumentasi peserta didik dan kegiatan
proses pembelajaran ekonomi.. Kisi-kisi observasi yang digunakan

45
Sudji Munadi, “Analisis Validasi Kualitas Soal Tes Hasil Belajar pada Pelaksanaan
Program Pembelajaran”, Jurnal Cakrawala Pendidikan, No.1, 2011, h.6
46
Opcit, h.118
48

untuk meneliti yaitu kisi-kisi observasi kemampuan berargumentasi


dan kisi-kisi observasi kegiatan pembelajaran ekonomi ditinjau dari
kegiatan Kisi-kisi observasi kemampuan berargumentasi pencatatanya
menggunakan rating scale yang bernilai 1-3. Kisi-kisi observasi
kegiatan proses pembelajaran ekonomi ditinjau dari kegiatan guru di
kelas dalam pencatatannya menggunakan Check lists yang bernilai 1
apabila langkah kegiatan pembelajaran terlaksanakan dan bernilai 0
apabila salah satu langkah kegiatan pembelajaran belum terlaksana.
a. Kisi-Kisi Observasi Kemampuan Berargumentasi peserta didik
Kisi-Kisi observasi kemampuan berargumentasi peserta didik
di Kelas Eksperimen mempunyai empat Indikator yang dijadikan
tolak ukur untuk mengamati peserta didik dalam berargumentasi di
dalam kelas dengan menggunakan model pembelajaran yurisprudensi
inquiry. Empat indikator kemampuan berargumentasi yang akan
diamati oleh peneliti yaitu Akurasi klaim setiap peserta didik dalam
mengambil keputusan, kecukupan data yang diberikan oleh peserta
didik dalam argumentasinya, Pembenaran untuk menjelaskan
hubungan antara data dan klaim tidak mendukung klaim, serta
Dukungan untuk melandasi pembenaran tidak mendukung klaim.
Berikut adalah tabel kisi-kisi instrument obserasi kemampuan
berargumentasi peserta didik di kelas eksperimen:
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Observasi Kemampuan Berargumentasi Peserta
Didik di Kelas Eksperimen
Kemampuan Argumentasi Skor dan Kriteria
No
Unsur Aspek 1 2 3
1 Klaim Akurasi Klaim Klaim Klaim
klaim sepenuhnya sebagian sepenuhnya
tidak akurat akurat akurat
2 Data Kecukupan Menyertakan Menyertakan Menyertakan
data data tetapi data tetapi data yang
tidak relevan tidak cukup cukup untuk
untuk untuk mendukung
mendukung mendukung klaim
49

klaim klaim
Kualitas data Data ada Data Data
tetapi tidak sebagian sepenuhnya
dianalisis dianalisis dianalisis
untuk untuk untuk
mendukung mendukung mendukung
klaim klaim klaim
3 Pembenaran Kualitas Pembenaran Pembenaran Pembenaran
pembenaran untuk untuk untuk
menjelaskan menjelaskan menjelaskan
hubungan hubungan hubungan
antara data antara data antara data
dan klaim dana klaim dan klaim
tidak sebagian sepenuhnya
mendukung mendukung mendukung
klaim klaim klaim
4 Dukungan Kualitas Dukungan Dukungan Dukungan
dukungan untuk untuk untuk
melandasi melandasi menlandasi
pembenaran pembenaran pembenaran
tidak sebagian sepenuhnya
mendukung mendukung mendukun
klaim klaim klaim

Nilai yang diperoleh : N= x 100

Kriteria penilaian :
85% - 100% = Sangat baik
67% - 84% = Baik
51% - 66 % = Cukup baik
<50% = Kurang baik.
b. Kisi-kisi Observasi Kegiatan Pembelajaran ekonomi ditinjau dari
Kegiatan Guru di Kelas Eksperimen
Kisi-kisi observasi kegiatan pembelajaran IPS ditinjau dari
kegiatan guru di kelas eksperimen, indikatornya mengacu pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di kelas eksperimen. Model
pembelajaran guru di kelas adalah yurisprudensi inquiry dan materi
yang dijelaskan yaitu permasalahan ekonomi. Kisi-kisi observasi
kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen mempunyai 36 pernyataan.
Kisi-kisi observasi pembelajaran ekonomi ditinjau dari kegiatan guru
50

akan diamati oleh guru mata pelajaran ekonomi di kelas X IPS 1 di


SMA Dua Mei.
Tabel 3.4
Kisi-kisi observasi kegiatan pembelajaran ekoomi ditinjau dari
Kegiatan Guru di kelas eksperimen
Indikator Nomor Pernyataan
Kesesuaian dengan 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,
rencana pelaksanaan 19,20,21 22,23, 24, 25,
pembelajaran di 26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36
kelas eksperimen

2. Kisi-kisi Soal Tes


Instrumen yang digunakan untuk mengetahui kemampuan
memecahkan masalah yaitu dengan menggunkan soal pre-test dan post-
test. Soal pre-test dan post-test berupa soal essay. Soal-soal yang dibuat
untuk pre-test dan post-test sesuai dengan materi pokok yang diajarkan.
Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah permasalahan
ekonomi pada mata pelajaran ekonomi. Pembuatan indikator soal pretest
dan posttest sesuai dengan taksonomi bloom dari C3 (penerapan) ,C4
(analisis) dan C5 (sintesis). Adapun kisi-kisi instrument kemampuan
memecahkan masalah yaitu:
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berargumentasi
No Indikator Pembelajaran Level Taksonomi Nomor
Soal
C1 C2 C3 C4 C5 C6
1. Mejelaskan pengertian √ 1
kelangkaan
2. Menjelaskan mengapa terjadi √ 2
kelangkaan
3. Menjelaskan pengertian biaya √ 6
peluang
51

4. Memberikan contoh biaya √ 7


peluang pada kesempatan kerja
bila melakukan produksi di
bidang lain
5. Memaparkan argumen √ 4
mengenai salah satu masalah
pokok di Indonesaia
6. Memaparkan keadaan sumber √ 3
ekonomi di Indonesia
7. Memberikan argument √ 5
mengenai sistem ekonomi yang
ada di Indonesia, bandingkan
dengan di negara lain

G. Uji Coba Instrumen


1. Uji Validasi
Uji coba instrumen untuk mengetahui baik buruknya
instrument penelitian yang akan digunakan, dan untuk mengetahui
tingkat validitas dan realibilitas instrument yang dibuat maka
sebaiknya lembar observasi harus diuji coba terlebih dahulu untuk
memastikan variabel yang akan diteliti.
Dalam suatu penelitian yang menggunakan instrument, perlu
dilakukan uji validitas untuk mengetahui kevalidan dari instrument
yang dibuat. Instrument yang valid berarti alat ukur ya digunakan
untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrument tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.47
Selain uji validitas, perlu juga dilakukan uji realibilitas pada
instrument penelitian. Realibilitas instrument menunjuk pada satu
pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tesebut
sudah baik.48 Oleh karena itu, pengujian realibilitas lembar observasi

47
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R & D,),
h. 173
48
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktik, hal.174
52

dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana konsisten hasil


pengukuran yang diukur.
Uji validitas dan uji realibilitas untuk instrument yang berupa
lembar observasi dilakukan dengan experts judgment. Penelitian ini
menggunakan uji validitas konstruk (construct validity) dengan
menggunakan pendapat dari ahli (experts judgment). Setelah
instrument dikonstruksi pada aspek-aspek yang akan diukur yaitu
berupa kemampuan berargumentasi selanjutnya dikonstruksi dengan
para ahli.49
2. Uji Reabilitas
Reabilitas adalah indeks yang menunjukan konsistensi dari
suatu hasil pengukuran. Uji reabilitas harus dilakukan hanya pada
pertanyaan yang telah memiliki atau memenuhi uji validitas, jika
tidak memenuhi syarat uji validitas maka tidak perlu diteruskan untuk
di uji reabilitas.50 Uji reabilitas pada penelitian ini menggunakan Alfa
Cronbach. Alfa Cronbach adalah koefisien yang menunjukkan
seberapa baiknya item yang positif berkorelasi satu sama lain. Nilai
alpha dikatakan realibel apabila > 0,600. Reabilitas soal pretest dan
posstest menggunakan software SPSS Version 21.
Rumus uji reabilitas yang menggunakan Alfa Cronbach yaitu :51

ii = [ ][ ]

Rumus yang digunakan untuk mencari yaitu :




=

ii = Reabilitas instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan
∑ = Jumlah butir pertanyaan

49
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R & D,
hal.177
50
Zaenal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma, (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya,2011),h.248
51
Logcit, h.186-187
53

= Varians total

Langkah-langkah Uji reabilitas dengan menggunakan SPSS yaitu:


a. Klik analyze, pilih scale.
b. pilih reability analysis
c. pindahkankan data item soal ke kotak sebelah kanan.
d. klik statistics, berikan tanda ceklis pada scale if them correlated,
kemudian klik ok.
H. Teknik Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah bagian dari statistic yang
mempelajari cara pengumpulan dan penyajian data sehingga mudah
dipahami. Statistic deskriptif hanya berhubungan dengan hal yang
menguraikan atau memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu
52
data atau keadaan atau fenomena. Dengan kata lain, statistic
deskriptif adalah statistic yang mempunyai tugas mengorganisasi dan
menganalisis data angka, agar dapat memberikan gambaran secara
teratur, ringkas dan jelas, mengenai suatu gejala, peristiwa atau
keadaan, sehingga dapat ditarik pengertian atau makna tertentu. 53 Di
antaranya terdapat nilai rata-rata (mean, nilai maksimum, median, dan
modus. Selain itu, data juga berbentuk tabel distribusi frekuensi dan
histogram. Mean diperoleh dari jumlah total dibagi jumlah individu.54
Median adalah angka atau nilai yang di atas nilai atau angka ½ N dan
di bawahnya juga terdapat ½ N.55 Modus adalah nilai yang mempunyai
frekuensi terbanyak dalam distrtibusi.56
Tabel distribusi frekuensi diperoleh dengan langkah sebagai berikut57.

52
M.Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Statistik I (Statistik Deskriptif), (Jakarta: Bumi
Aksara, 2005), h.6.
53
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.4-5
54
Anas Sudijono, Ibid, h.79.
55
Anas Sudijono, Ibid, h. 93.
56
Anas Sudijono, Ibid, h. 108
57
M.Iqbal Hasan, Ibid. h.43-44
54

a. Menentukan kelas interval dengan rumus strugges


K = 1 + 3,3 log n
Keterangan:
K = jumlah kelas interval
n = jumlah data
log = logaritma
b. Menghitung rentang data
Untuk menghitung rentang data dengan menggunakan rumus =
(skor tertinggi – skor terendah) + 1
c. Menentukan panjang kelas
Menentukkan panjang kelas dengan rumus = rentang / jumlah kelas
2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah pengujian untuk data yang diambil
berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Ada
beberapa teknik dapat digunakan untuk menguji normalitas data antara
lain : dengan kertas peluang normal, uji chi-kuadrat, uji Liliefors, dan
teknik Kolmogorov-Sminov, dan SPSS.58
Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan
menggunakan teknik Kolmogorov-Sminov. Uji normalitas
menggunakan teknik Kolmogorov-Sminov adalah pengujian data yang
disajikan secara individu dan pengujian normalitas juga dapat
menggunakan Q-Q plot yaitu data dinyatakan berdistribusi normal
apabila sebaran data dalam bentuk titik yang merapat atau berimpit
dalam sebuah garis lurus.
Pengujian data yang berdistribusi normal atau tidak
berdasarkan teknik Kolmogorov-Sminov dan Saphiro Wilk yaitu jika
taraf signifikasi (Sig.) yang diperoleh > α = 0,05, maka sampel berasal
dari populasi yang berdistribusi normal dan jika taraf signifikasi (Sig.)

58
Agus Irianto, Statistik Konsep Dasar, Aplikasi,& Pengembangannya, (Jakarta : Kencana
Prenada Media Group), h.275-276
55

yang diperoleh < α = 0,05, maka sampel bukan berasal dari populasi
yang berdistribusi normal. Analisis data untuk uji normalitas
menggunakan aplikasi software SPSS Version 21.
Langkah-langkah Uji normalitas Kolmogorov-Sminov dan
Saphiro-Wilk dengan menggunakan SPSS yaitu :
1) Buka file “metakognisi”
2) Pada menu analyze, kemudian pilih sub menu descriptive statistics,
kemudian klik explore.
3) Masukkan variabel metakognisi pada kotak dependent list,
kemudian pilih plots.
4) Pada descriptive secara otomatis sudah terceklis.
5) Pada boxplot, klik none, selanjutnya klik normality plots with test,
lalu klik continue dan ok.59
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk
melihat adanya perbedaan data dasar (ketidakhomogenan kelompok
yang dibandingkan). Ada beberapa rumus yang digunakan untuk uji
homogenitas yaitu uji Harley, uji Cohran, uji Levene, dan uji Bartlett.
Uji analisis data untuk uji homogenitas menggunakan bantuan aplikasi
software SPSS Version 21. Dalam penelitian ini, uji homogenitas yang
digunakan menggunakan uji Levene. Rumus Uji Levene yaitu :
k
( N  k ) N i ( Z i.  Z ... ) 2
W i 1
k ni
(k  1) ( Z ij  Z i .) 2
i 1 j 1

=| ̅|

Keterangan :
n = Jumlah observasi
k = Jumlah kelompok

59
Kadir, Statistik Terapan Konsep, Contoh dan Analisis Data dalam Program SPSS,
(Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2015), h.156
56

̅ = Rata-rata dari kelompok ke-i


= Rata-rata kelompok dari z
= Rata-rata keseluruhan
Jika nilai W< maka diterima dan dinyatakan data
sampel atau populasi homogen. Langkah-langkah uji Levene
menggunakan SPSS yaitu sebagai berikut ;
1) Klik variable view, lalu ubah nama variable sesuai kebutuhan
peneliti, setel angka 0 pada kolom decimals.
2) Klik Data View. Ketikkan seluruh data pada kolom.
3) Klik analyze, kemudian klik one way anova.
4) Klik variable data pindahkan ke kotak dependent list dan variable
kelas atau kelompok pindahkan ke kotak factor dan kemudian beri
tanda ceklis pada homogeneity of variance test.
5) Klik Continue dan klik ok.
6) Kemudian lihat taraf signifikasi pada tabel test of homogeneity of
variances. Jika taraf signifikasi > 0,05 maka diterima dan data
dinyatakan homogen.60
I. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji hipotesis yaitu uji
T-test dan analisis regresi linear.
a. T-test
Uji T-test adalah uji beda yang dilakukan antara dua kelompok
dengan sampel berbeda. Uji T-test ini dilakukan untuk mengetahui
perbedaan rata-rata hitung diantara dua kelompok sampel. T-test
dibagi menjadi dua kategori yaitu : 61
a) Uji beda rata-rata dari kelompok sampel berbeda yang disebut
sampel berbeda disebut sampel bebas (independent sample)

60
Edi Riadi, Statistik Penelitian, (Yogyakarta : Andi Yogyakarta, 2016), h.135-143
61
Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyanti, Metode Penelitian Kuantitatif,
(Jakarta : Gava Media, 2017), h.156
57

b) Uji beda terhadap rata-rata dari kelompok sampel sama disebut


correlatedsamples atau paired samples (sampel berhubungan).
Pengujian T-test untuk penelitian ini menggunakan uji T-test
Independent Sample Test. Tujuan pengujian T-test sampel ini adalah
untuk mengetahui perbedaan rata-rata hitung dari dua kelompok yang
diberi perlakuan yang berbeda. Analisis data untuk uji T-test
menggunakan aplikasi software SPSS Version 21. Di dalam uji T-test,
jika nilai probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan jika nilai
probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak.62
Rumus Uji T-test Sampel Berpasangan :63
̅
=

̅ = rata-rata beda
= banyaknya data
= Standar deviasi beda
J. Hipotesis Statistik
1. Perumusan Hipotesis pertama
= Tidak ada pengaruh yang signifikan dari penerapan model
yurisprudensi inquiry terhadap kemampuan berargumentasi
peserta didik
= Ada pengaruh yang signifikan dari penerapan model
yurisprudensi inquiry terhadap kemampuan berargumentasi
peserta didik
: =
: ≠
Keterangan :
= Rata-rata skor kerjasama siswa kelas eksperimen
= Rata-rata skor kerjasama siswa kelas Kontrol
2. Perumusan hipotesis kedua

62
Ibid, h.157-166
63
Supranto,Statistik Teori dan Aplikasi,Edisi ketujuh, (Jakarta : Erlangga, 2009), h.339
58

= Tidak ada pengaruh yang signifikan dari penerapan model


yurisprudensi inquiry terhadap kemampuan berargumentasi
peserta didik
= Ada pengaruh yang signifikan dari penerapan model
yurisprudensi inquiry terhadap kemampuan berargumentasi
peserta didik
: =
: ≠
Keterangan :
= Rata-rata skor kemampuan berargumentasi peserta didik kelas
eksperimen
= Rata-rata skor kemampuan beragrumentasi peserta didik kelas
kontrol
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penjelasan Umum Objek Penelitian


1. Profil SMA Dua Mei Tangerang Selatan
SMA Dua Mei Ciputat terletak di Jl. H. Abdul Gani No. 135
Cempaka Putih Ciputat Timur - Tanggerang, berdekatan dengan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. SMA Dua Mei
merupakan bagian dari Yayasan Pendidikan Dua Mei. Yayasan
Pendidikan Dua Mei sebagai lembaga pendidikan dan pelatihan dari
jenjang Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah
Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam kegiatannya dihadapkan
pada hal-hal yang perlu dikomunikasikan. Komunikasi dengan
berbagai pihak dan para pemangku kepentingan (Stakeholders)
sangatlah diperlukan dalam menjalankan semua peranannya, dengan
segala bentuk kegiatan dan usahayang menyangkut tentang program
dan kegiatan sekolah, peserta didik, tenaga pengajar, fasilitas dan
hasil belajar. Semua hal tersebut diinformasikan secara lengkap dan
jelas melalui suatu media komunikasi.64
Informasi kepada para pihak berupa keterangan, penjelasan,
atau informasi lain yang bersifat terus menerus dan berkelanjutan.
Untuk itu Yayasan Pendidikan Dua Mei memandang perlu
diterbitkannya buku tentang “25 Tahun Yayasan Pendidikan Dua
Mei”.Terbitnya buku dimaksud, bertepatan dengan perjalanan
Yayasan Pendidikan Dua Mei (YPDM) sampai dengan tahun
pelajaran 2010/2011 telah berusia genap seperempat abad. Dengan

64
Data Sekolah SMA Dua Mei Tangerang Selatan, diolah pada tanggal 22 Oktober 2018

59
60

harapan buku ini menjadi media informasi dan komunikasi


yang efektif tentang aktivitas Yayasan Pendidikan Dua Mei.
Berawal dari keinginan untuk mendirikan sebuah paket
pendidikan yang berkelanjutan, Yayasan Pendidikan Dua Mei
mengawali mendirikan pendidikan untuk jenjang Sekolah Taman
Kanak-kanak Dua Mei (TK Dua Mei) pada tahun 1985. Ini
merupakan sebuah paket dari bagian pendidikan (TK, SD, SMP dan
SMA, SMK Dua Mei) yang bernaung dan diasuh oleh Yayasan
Pendidikan Dua Mei.
TK Dua Mei berlokasi di Jl. H. Abdul Gani No.135 Cempaka
Putih Ciputat Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten. Menempati
gedung milik Yayasan Pendidikan Dua Mei. Izin Operasional TK Dua
Mei ini diterbitkan melalui Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Barat, Nomor:
34/102.1/Kep/OT/1998, 15 Januari 1998.
Sejalan dengan perkembangannya, seluruh Civitas Akademik
Yayasan Pendidikan Dua Mei sampai tahun pelajaran 2010/2011 telah
berhasil mengantarkan seluruh jenjang pendidikan mulai TK sampai
dengan SMA/SMK dengan terakreditas A.65
2. Visi dan Misi SMA Dua Mei Tangerang Selatan
Visi SMA Dua Mei Tangerang Selatan adalah Menjadikan SMA
Dua Mei sebagai sekolah unggulan yang handal dalam mencerdaskan
anak bangsa yang akan menjadi pemimpin masa datang, dan siap
menghadapi era globalisasi.
Misi berisi langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
rangka mewujudkan visi di atas adalah :66
a.) Menyelenggarakan pendidikan umum yang berpedoman pada
kurikulum nasional, regional, dan internasional berbasis
kompetensi

65
Data Sekolah SMA Dua Mei Tangerang Selatan, diolah pada tanggal 22 Oktober 2018
66
Data Sekolah SMA Dua Mei Tangerang Selatan, diolah pada tanggal 24 Oktober 2018
61

b.) Menyelenggarakan pendidikan dengan berdasarkan manajemen


berbasis sekolah
c.) Menghasilkan lulusan yang berkompeten, bermutu, terampil, dan
mandiri
d.) Menghasilkan sumber daya manusia yang berguna bagi dirinya,
nusa, bangsa dan agama.
3. Tujuan Sekolah
Tujuan sekolah dari SMA Dua Mei adalah Menyelenggarakan
pendidikan yang diarahkan pada terbentuknya generasi muda yang
berkualitas, berilmu pengetahuan, berwawasan luas, memiliki
kepribadian dan mental spiritual yang tinggi.67
4. Data siswa
Peserta didik SMA Dua Mei tahun pelajaran 2018/2019 adalah
sebanyak 356 orang yang terdiri dari 11 rombongan belajar dan terbagi
menjadi laki-laki sebanyak 194 orang dan perempuan 162 orang. Hal
tersebut dapat dilihat di tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1
SMA Dua Mei Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2018/2019
Laki-
No Kelas/Program Rombel Perempuan Jumlah
Laki
1 X IPS 2 49 28 77
2 X MIPA 1 12 22 34
3 XI MIPA 2 33 30 63
4 XI IPS 2 33 30 63
5 XII MIPA 1 18 14 32
6 XII IPS 3 49 38 87
JUMLAH 11 194 162 356
Sumber : Data Sekolah SMA Dua Mei Tangerang Selatan, diolah pada tanggal 25 Oktober 2018

Dari data tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah peserta didik-
siswi yang tercatat pada tahun ajaran 2018/2019 adalah 356 peserta

67
Data Sekolah SMA Dua Mei Tangerang Selatan, diolah pada tanggal 24 Oktober 2018
62

didik-siswi yang terbagi menjadi peserta didik kelas X IPS 1, X IPS 2,


X MIPA , XI IPS 1, XI IPS 2, XI MIPA 1, XI MIPA 2, XII IPS 1, XII
IPS 2, XII IPS 3, dan XII MIPA. Jumlah peserta didik-siswi di SMA
Dua Mei dapat dikatakan kapasistas lebih dari cukup. Dapat dilihat dari
jumlah kelas yang tersedia dan jumlah peserta didik-siswinya dimasing-
masing kelas. Hal ini tentu memengaruhi proses belajar di kelas. Di
SMA Dua Mei setiap kelasnya rata-rata berisi 30-35 peserta didik.
Keadaan ini berpengaruh terhadap kondisi belajar mengajar di kelas,
apabila peserta didik-siswi jumlahnya terlalu banyak tentu dapat
mengurangi kualitas konsentrasi masing-masing peserta didik di kelas.
Pada tabel atas juga menunjukan bahwa peserta didik di SMA Dua Mei
lebih banyak menunjukkan laki-laki disbanding perempuan. Hal inilah
yang menyebabkan peneliti ingin benar-benar mengetahui tingkat
pendidikan pada SMA Dua Mei terkait kemampuan berargumentasi
peserta didik di SMA Dua Mei.
5. Data guru
Guru SMA Dua Mei Tangerang Selatan sudah cukup. Setiap
mata pelajaran terdapat guru yang ahli dengan latar belakang yang
sesuai dengan yang diajarkannya terdapat kepala sekolah, dua wakil
kepala sekolah, dan selebihnya adalah guru ahli. Berikut adalah data
guru yang disajikan pada tabel 4.2 :68

68
Data Sekolah SMA Dua Mei Tangerang Selatan, diolah pada tanggal 25 Oktober 2018
63

Tabel 4.2
Pembagian Tugas Guru dalam Proses Belajar Mengajar Semester 1 Dan 2
Tahun Ajaran 2018/2019

Rombel
X XI XII Jumlah
No Nama guru Bidang studi X XI XII
MI MIP MI jam
IPS IPS PS
PA A PA
1 Drs. H.Hendi Subarman Kepala Sekolah - - - - - - -
2 M. Syaiful Bachri, S.Kom TIK 2 2 2 2 14
3 Murni, S.Pd Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2 22
4 Ila kholilah, S.Pd Sosiologi 3 3 3 - - 3 27
5 Arie Endrianti, M.Pd Fisika - 3 - 3 3 - 12
6 Masamah, S.Pd Biologi 3 3 - 3 3 - 18
7 Abdul Aziz Muhlas, M.Pd Sejarah 3 3 3 3 3 3 33
8 Indah Wahyuningsih, Wakil Kepala 3 3 3 3 3 3 33
S.Pd Sekolah /
Matematika
9 Diah Sugihati, S.S Bahasa Jepang 2 2 2 2 2 2 22
10 Drs. HM. M Suparjo, Wakil Kepala - - 3 - - 3 15
MM Sekolah/
Ekonomi
1 Elis Nur Aziah, S.Pd Matematika - - - - 3 3 12
12 Abdul Karim, S.Pd Kimia - 3 - 3 3 - 12
13 Andhita Anggraini, S.Pd Geografi 3 3 - 3 - 3 24
14 Septi Budiarsih, S.Pd Bahasa - - 3 3 3 3 24
Indonesia
15 Drs. Jumaroh Ibnu PAI 3 3 3 3 3 3 33
16 Niken Ayu Fitriani, M.Pd Bahasa 3 3 - - - - 9
Indonesia
17 Rahardian, S.Pd Penjaskes 3 3 3 3 3 3 33
18 Ahmad Rosani, S.Ag Bahasa Inggris 3 3 - - - - 9
19 Deni Kusnedi, SE Ekonomi 3 3 - - - - 9
Sumber : Data Sekolah SMA Dua Mei Tangerang Selatan, diolah pada tanggal 25 Oktober 2018

Dari data tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kerja
guru di SMA Dua Mei sudah cukup. Adanya staff pengajar yang
jumlahnya memadai tentu dapat memaksimalkan kinerja dan masing-
64

masing pegawai dan hasil belajar peserta didik tingkat pendidikan


pengajar tetap yang berada di SMA Dua Mei bisa dikatakan baik.
Seluruh pengajar tetapnya memiliki latar belakang terakhir Strata Satu
(S1) pendidikannya, ada pula sebagaian pengajar yang tingkat
pendidikannya Magister (S2). Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa
kualitas pengajar di SMA Dua Mei baik. Pengajar yang baik bukan
hanya pengajar yang memiliki latar belakang juga menentukan kualitas
dari seorang pengajar. Pengajar di SMA Dua Mei memiliki
pengalaman yang cukup banyak, pengajar di SMA Dua Mei banyak
yang sudah senior dan memiliki jam terbang cukup banyak dalam
mengajar di kelas. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa banyaknya
pengalaman mengajar pada guru-guru senior yang tidak menentukan
kualitas mengajar dan meningkatkan kemampuan berargumentasi
peserta didik karena tidak menggunakan inovasi model pembelajaran.
Oleh sebab itu peneliti melakukan penelitian di SMA Dua Mei karena
ingin melihat sejauh mana kemampuan berargumentasi peserta didik
dengan ketersediaan tenaga pendidik/pengajar yang ada di SMA Dua
Mei Tangerang Selatan.
B. Karakteristik Respoden
Berikut ini dijelaskan gambaran umum tentang responden yang
menjadi objek dalam penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah
peserta didik SMA Dua Mei. Peneliti melakukan eksperimen pada dua
kelas yaitu kelas X IPS 1 sebanyak 32 peserta didik, dan X IPS 2 sebanyak
32 peserta didik.

Tabel 4.3 Data Responden


Kelas Eksperimen (X IPS 1)

Jenis Kelamin Jumlah


Laki-laki 23
Perempuan 9
Jumlah 32
Sumber : Data Sekolah SMA Dua Mei Tangerang Selatan, diolah pada tanggal 25 Oktober 2018
65

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah responden


kelas eksperimen kelas X IPS 1 berjenis kelamin laki-laki sebanyak 23
orang atau 71,9 % sedangkan responden berjenis kelamin perempuan
sebanyak 9 orang atau 28,1 %.

Tabel 4.4 Data Responden


Kelas Kontrol (X IPS 2)

Jenis Kelamin Jumlah


Laki-laki 19
Perempuan 13
Jumlah 32
Sumber : Data Sekolah SMA Dua Mei Tangerang Selatan, diolah pada tanggal 25 Oktober 2018

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah responden


kelas kontrol kelas X IPS 1 berjenis kelamin laki-laki sebanyak 19 orang
atau 59,4 % sedangkan responden berjenis kelamin perempuan sebanyak
13 orang atau 40,6 %.

C. Deskripsi Data
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh model pembelajaran
yurisprudensi inquiry terhadap kemampuan berargumentasi peserta didik
pada mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini dilakukan di SMA Dua Mei
Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian
Quasi Experiment dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group
Design. Pengambilan teknik sampel pada penelitian ini menggunakan
purposive sampling yaitu berdasarkan atas pertimbangan tertentu sesuai
dengan keinginan peneliti. Pada pelaksanaanya peneliti mengambil dua
kelompok sampel yang sudah ditentukan oleh guru kelas atas
pertimbangan tertentu untuk dijadikan sampel. Jumlah sampel yang akan
diteliti sebanyak 64 peserta didik di kelas X SMA Dua Mei, kelas X IPS 1
dijadikan sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 32 peserta didik dan
kelas X IPS 2 dijadikan sebagai kelas kontrol dengan jumlah 32 peserta
66

didik. Kelas eksperimen mendapat perlakuan menggunakan model


pembelajaran yurisprudensi inquiry dan kelas kontrol menggunakan model
pembelajaran konvensional berupa ceramah. Pengambilan data pada
penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 21 September-5 Oktober
2018.
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan peneliti untuk tingkat akurasi instrument
yang akan diberikan kepada sampel untuk diteliti. Uji validitas yang
digunakan oleh peneliti yaitu soal tes kemampuan berargumentasi.
Instrumen soal tes kemampuan berargumentasi dikonsultasikan oleh
dosen ahli yaitu Tri Harjawati, M.Si dan Dr. Jakiatin Nisa, M.Pd.
Setelah mendapatkan persetujuan mengenai kejelasan dan kevalidan
instrumen dari dosen pembimbing.
Soal tes kemampuan berargumentasi berbentuk essay yang
berjumlah 7 soal. Setelah mendapatkan persetujuan mengenai
kejelasan dan kevalidan instrument dari dosen pembimbing, peneliti
melalukan uji validitas di kelas XI IPS 1 dengan jumlah 32 siswa.
Hasil uji coba instrument soal tes kemampuan memecahkan
masalah kemudian dianalisis dengan bantuan software SPSS Version
21. Berikut Ini hasil uji validitas soal tes kemampuan berargumentasi
di kelas X IPS 1 SMA Dua Mei :
Tabel 4.5
Uji Validitas soal tes kemampuan berargumentasi

No. Soal r hitung r tabel Hasil


1 0,743 0, 4044 Valid
2 0,412 0, 4044 Valid
3 0,713 0, 4044 Valid
4 0,722 0, 4044 Valid
5 0,635 0, 4044 Valid
6 0,615 0, 4044 Valid
7 0,662 0, 4044 Valid
Sumber : Data primer penelitian, diolah pada tanggal 11 September 2018
67

Dari hasil uji validitas soal tes kemampuan berargumentasi, soal


dari nomor 1 sampai dengan nomor 7 dinyatakan valid karena r hitung ≥
r tabel. Dari tabel di atas dapat dianalisis, soal nomor 2, memiliki nilai r
hitung yang lebih rendah dibandingkan dengan r hitung yang diperoleh
dari beberapa soal lainnya. Soal tes memecahkan masalah nomor dua
yang ditanyakan yaitu tentang penyebab kelangkaan di Indonesia.
Tingkat kesukaran soal tes kemampun berargumentasi untuk kelas XI
IPS 1 terdapat di soal nomor 2. Meskipun soal nomor 2 memiliki nilai r
hitung lebih rendah dibandingkan nilai r hitung yang diperoleh beberapa
soal lain, soal nomor 2 dinyatakan valid. Soal tes kemampuan
berargumentasi yang berjumlah 7 soal dinyatakan valid, setelah itu soal
tes kemampuan berargumentasi diuji reabilitasnya.
1. Uji Reabilitas
Uji reabilitas yaitu uji untuk menentukan reabilitasnya butir-
butir soal yang akan djadikan pretest dan posttest. Uji reabilitas dapat
dilakukan, setelah butir-butir soal telah dilakukan uji validitas. Dalam
penelitian menggunakan cronbach alpha untuk menentukan tingkat
reabilitas butir-butir soal tes kemampuan berargumentasi. Butir-butir soal
tes kemampuan berargumentasi dikatakan realibel, apabila nilai alpha ≥
0,600. Hasil uji coba instrumen soal tes kemampuan berargumentasi
kemudian dianalisis dengan bantuan software SPSS Version 21. Berikut
Ini hasil uji reabilitas soal tes kemampuan kemampuan berargumentasi di
kelas XI IPS 1 SMA Dua Mei:

Tabel 4.6
Uji Reabilitas soal tes kemampuan berargumentasi

Item Pertanyaan cronbach alpha N of Item Keterangan


Permasalahan 0,807 10 Realibel
Ekonomi
Sumber : Data primer penelitian, diolah pada tanggal 11 September 2018
68

Dari hasil uji reabilitas yang terdapat pada tabel di atas, butir-butir
soal tes memecahkan masalah dinyatakan realibel karena nilai cronbach
alpha ≥ 0,600. Nilai cronbach alpha dengan total 0,807 termasuk kategori
yang tinggi untuk uji reabilitas. Apabila soal tes kemampuan
berargumentasi dinyatakan realibel, maka peneliti dapat menggunakan
soal tes memecahkan masalah untuk pretest dan posttest yang akan
diujikan di kelas X IPS 1 dan X IPS 2.
D. Uji Prasyarat Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah bagian dari statistic yang mempelajari cara
pengumpulan dan penyajian data sehingga mudah dipahami. 69 Statistic
deskriptif hanya berhubungan dengan hal yang menguraikan atau
memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan
atau fenomena.

Tabel 4.7

Statistics
pretest postest pretest postest kontrol
eksperimen eksperimen kontrol
Valid 32 32 32 32
N
Missing 0 0 0 0
Mean 61.44 79.94 58.44 64.81
Median 65.00 80.00 56.00 65.00
Mode 67 80 54 60
Std. Deviation 8.048 6.133 6.565 5.202
Minimum 45 65 45 55
Maximum 72 92 72 75
Sum 1966 2558 1870 2074
Sumber : Data primer penelitian, diolah pada tanggal 6 November 2018

Berdasarkan tabel 4.3, didapati nilai rata-rata pretest kelas ekperimen


adalah 61.44 dan meningkat pada posttest sebesar 79.94, sedangkan nilai
rata-rata pretest kelas kontrol adalah 58.44 dan posttest 64.81. Modus pada
69
M.Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Statistik I (Statistik Deskriptif), (Jakarta: Bumi
Aksara, 2005), h.6.
69

masing-masing tes adalah 67 dan 80 untuk tes awal akhir kelas eksperimen,
serta 54 dan 60 untuk tes awal dan akhir kelas kontro. Dan median kelas
eksperimen pada tes awal adalah 65 dan pada tes akhir adalah 80, sedangkan
median pada kelas kontrol adalah 56 untuk tes awal dan 65 untuk tes akhir.

1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data penelitian
berdistribusi normal atau tidak.70 Data yang akan diuji normalitas
yaitu data pre-test kerjasama siswa dan data pre-test tes
memecahkan masalah. Penelitian ini menggunakan uji normalitas
Kolmogorof-Sminov. Berdasakan uji normalitas Kolmogorof-
Sminov, data dinyatakan berdistribusi normal apabila nilai sig >
0,05. Jika nilai sig < 0,05 maka data dinyatakan tidak berdistribusi
normal. Hasil perhitungan uji normalitas Kolmogorof-Sminov
diperoleh dengan bantuan software SPSS Version 20.
Uji normalitas data pretest kemampuan berargumentasi
Uji normalitas data pre-test kerjasama dilakukan untuk
mengetahui data pre-test kemampuan berargumentasi yang ada di
kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal atau tidak.
Pengambilan data pre-test kerjasama kelas kontrol dilakukan di
kelas X IPS 2 dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional yaitu diskusi dan pengambilan data pre-test
kerjasama kelas eksperimen dilakukan di kelas X IPS 1 dengan
menggunakan model pembelajaran yurisprudensi inquiry. Berikut
ini hasil uji normalitas data pretest kerjasama di kelas eksperimen
dan kelas kontrol

70
Agus Irianto, Statistik Konsep Dasar, Aplikasi,& Pengembangannya, (Jakarta :
Kencana Prenada Media Group), h.275-276
70

Tabel 4.8
Uji Normalitas Data Pretest Kemampuan Berargumentasi Siswa Kelas
Kontrol dan Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 64
Mean 0E-7
a,b
Normal Parameters Std.
7.28528632
Deviation
Absolute .166
Most Extreme Differences Positive .166
Negative -.152
Kolmogorov-Smirnov Z 1.330
Asymp. Sig. (2-tailed) .058
Sumber : Data Primer Penelitian, diolah pada tanggal 13
Oktober 2018

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil pengujian


normalitas dengan menggunakan Kolmogorof-Sminov data pre-test
kerjasama siswa dinyatakan berdistribusi normal karena nilai taraf
signifikasi (Sig) yang diperoleh dari kelas eksperimen dengan uji
normalitas Kolmogorov-Sminov lebih besar dari 0.05. Hasil yang
diperoleh uji normalitas normalitas Kolmogorov-Sminov di kelas
eksperimen yaitu bernilai 0,058 > 0,05.
Uji normalitas Kolmogorov-Sminov di kelas kontrol
dinyatakan berdistribusi normal karena nilai taraf signifikasi (Sig)
yang di peroleh lebih besar dari 0,05. Hasil yang diperoleh uji
normalitas data pre-test kemampuan berargumentasi siswa dengan
menngunakan Kolmogorov-Sminov di kelas kontrol yaitu bernilai
0,058 > 0,05.
71

2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui data
penelitian mempunyai data yang homogen atau tidak.71 Data yang
akan diuji homogenitas yaitu data pretest kemampuan
berargumentasi peserta didik dan data pretest homogenitas yaitu
data pretest tes kemampuan berargumentasi. Penelitian ini
menggunakan uji homogenitas Levene. Berdasarkan uji
homogenitas Levene, data dinyatakan homogeny apabila nilai Sig >
0,05. Jika Sig <0,05 maka data dinyatakan tidak homogeny. Hasil
perhitungan uji homogenitas Levene diperoleh dengan bantuan
software SPSS version 20.
Uji Homogenitas Data Pretest Kemampuan Berargumentasi
Uji homogenitas data pretest kemampuan berargumentasi
peserta didik dilakukan untuk mengetahui pretest kemampuan
berargumentasi yang ada di kelas kontrol dan kelas eksperimen
mempunyai data yang homogeny atau tidak. Pengambilan data
pretest kemampuan berargumentasi peserta didik kelas eksperimen
dilakukan di X IPS 1 dengan menggunakan model yurisprudensi
inquiry dan pengambilan data pretest pada kelas kontrol di kelas X
IPS 2 dengan menggunakan model konvensional yaitu diskusi.
Berikut ini hasil uji homogenitas data pretest kemampuan
berargumentasi di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 4.9
Uji Homogenitas Data Pretest Kemampuan Berargumentasi Siswa Kelas
Kontrol dan Eksperimen
Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.


3.058 1 62 .085

Sumber : Data Primer Penelitian, diolah pada tanggal 13 Oktober 2018

71
Kadir, Statistik Terapan Konsep, Contoh dan Analisis Data dalam Program SPSS,
(Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2015), h.156
72

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil pengujian


homogenitas dengan menggunakan levene, data pretest
kemampuan berargumentasi peserta didik dinyatakan homogeny
karena nilai taraf signifikansi (Sig) yang diperoleh dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol lebih besar dari 0,005. Hasil yang
diperoleh uji homogenitas dengan menggunakan levene statistic
bernilai 3.058 dengan signifikansi 0.085>0.05. dapat disimpulkan
data pretest kemampuan berargumentasi peserta didik di kelas
kontrol dan kelas eksperimen mempunyai data yang homogen.
E. Uji Hipotesis
Uji t-test Independent Sampel Test
Hasil uji prasyarat analisis data menunjukan data pretest
kemampuan berargumentasi mempunyai data yang homogeny dan
berdistribusi normal. Tahap selanjutnya dilakukan uji hipotesis
dnegan uji T-Test Independen Sampel Test untuk mengetahui
seberapa besar tingkat pengaruh model pembelajaran yurisprudensi
inquiry terhadap kemampuan berargumentasi pada mata pelajaran
ekonomi. Kriteria pengujian hipotesis T-test Independen Sampel
Test yaitu apabila nilai taraf signifikansi (Sig) < 0,05 maka terdapat
pengaruh model pembelajaran yurisprudensi inquiry terhadap
kemampuan berargumentasi peserta didik.
1) Hipotesis
Ho = Model Pembelajaran Yurisprudensi Inquiry tidak
berpengaruh terhadap kemampuan berargumentasi
peserta didik.
Ha = Model Pembelajaran Yurisprudensi Inquiry berpengaruh
positif dan signifikansi terhadap kemampuan
berargumentasi peserta didik
2) Kriteria Pengambilan Keputusan
73

Maka dengan tingkat kepercayaan = 95% atau (α) = 0,005.


Derajat kebebasan (df) = n-k-1 = 32-1-1 = 30, serta pengujian
dua sisi diperoleh dari nilai t 0,05 = 1,6972. Ho diterima
apabila ttabel ≤ thitung ≤ ttabel atau Sig ≥ 5%. Sedangkan Ho
ditolak apabila thitung < ttabel atau Sig < 5%

Tabel 4.10
Uji –t Data Posttest Kemampuan Berargumentasi Siswa
Kelas Kontrol dan Eksperimen
Independent Samples Test
Levene's Test for t-test for Equality of Means
Equality of
Variances
F Sig. T Df Sig.
(2-
tailed)

nilai Equal variances assumed .400 .529 10.639 62 .000


ekonomi
Equal variances not assumed 10.639 60.393 .000

Sumber : Data Primer Penelitian, diolah pada tanggal 13 Oktober 2018

Berdasarkan tabel menunjukkan pengujian hipotesis


dengan uji T-Test Independen Sampel Test diperoleh nilai t
sebesar 10.639 dengan nilai taraf signifikansi (Sig) sebesar
0,000 < 0,005 yang berarti memenuhi kriteria pengujian yaitu
((Sig (2-tailed)) < 0,005 yaitu 0,000 `< 0,05 maka Ho ditolak
dan H1 diterima. Dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat
pengaruh model yurisprudensi inquiry terhadap kemampuan
berargumentasi peserta didik.
74

F. Pembahasan Hasil Penelitian


1. Catatan Lapangan Penerapan Model Pembelajaran Yurisprudensi
Inquiry terhadap Kemampuan Berargumentasi Peserta Didik

Penelitian ini dilakukan di SMA Dua Mei Tangerang Selatan.


Peneliti mengambil sampel penelitian dua kelas yaitu kelas X IPS 1 dan X
IPS 2, yang setiap kelasnya terdiri dari 32 peserta didik. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran
yurisprudensi inquiry terhadap kemampuan berargumentasi peserta didik.
Peneliti memilih kelas X IPS 1 sebagai kelas eksperimen sedangkan untuk
kelas kontrolnya, peneliti memilih kelas X IPS 2.

Model pembelajaran yurisprudensi inquiry di kelas ini ada tanggal 19


September- 12 Oktober 2018. Langkah pertama yang dilakukan peneliti
adalah memberikan surat izin penelitian kepada kepala sekolah. Setelah itu
peneliti berdiskusi terkait penelitian kepada guru ekonomi kelas X di SMA
Dua Mei.

Kelas kontrol merupakan kelas yang melaksanakan pembelajaran


Ekonomi tanpa menggunakan model pembelajaran yurisprudensi inquiry,
sedangkan kelas eksperimen adalah kelas yang melaksanakan pembelajaran
ekonomi yang menggunakan model pembelajaran yurisprudensin inquiry.
Penelitian ini dilakukan sebanyak lima kali pertemuan. Pertemuan pertama,
peneliti masuk ke kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk menjelaskan
model pembelajaran yang akan digunakan selama lima kali pertemuan dan
juga peneliti memberikan pretest kepada kelas kontrol dan eksperimen, untuk
mengukur kemampuan peserta didik sebelum dilakukan treatment yang akan
digunakan peneliti.

Adapun jadwal pelajaran ekonomi pada kelas kontrol yaitu


setiap hari Kamis dan Jumat, sedangkan untuk kelas eksperimen
dilakukan pada hari Selasa dan Jumat. Adapun materi yang digunakan
peneliti adalah kebutuhan adalah kebutuhan manusia. Pertemuan
pertama dilakukan pada kelas pada kelas kontrol hari jumat tanggal 19
september 2018 pada pukul 8.20-10.40 yang tidak menggunakan
75

model pembelajaran yurisprudensi inquiry dan kemudian pada kelas


eksperimen pada pukul 10.40-12.00 menggunakan yurisprudensi
inquiry dan pada pertemuan pertama juga peneliti memberikan pretest.
Pertemuan kedua pada kelas eksperimen dilakukan pada hari selasa
pada tanggal 25 September 2018 dengan mulai menggunakan model
pembelajaran yurisprudensi inquiry. Pertemuan ketiga peneliti masih
melakukan treatmen pada kelas eksperimen. Pertemuan terakhir
peneliti memberikan posttest kepada kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Berikut ini adalah data hasil penelitian kelas kontrol dan
kelas eksperimen dari hasil pretest dan hasil posttest.
a) Tes Awal ( Pre-test )
Langkah yang dilakukan setelah meneliti data kelas
eksperimen adalah memberikan pre-test kepada kedua kelas. Tes
yang diberikan adalah tes hasil belajar berupa tes objektif
berbentuk essai materi kebutuhan manusa yang dikerjakan oeh 32
siswa kelas X IPS 1 dan X IPS 2 32 siswa.
Hasil rangkuman pre-test kelas X IPS 1 (kelas eksperimen)
dan X IPS 2 (Kelas kontrol) dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.11
Hasil Tes Awal (Pre-test) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No. Kelas Jumlah siswa Rata-rata

1. X IPS 1 (Eksperimen) 32 61.44


2. X IPS 2 (Kontrol) 32 58.44
Total 64 119.88
Sumber : Data Primer Penelitian, diolah pada tanggal 14 Oktober 2018

Dari hasil perhitungan statistik, maka diperoleh bahwa nilai


rata-rata tes awal ( Pre-test) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
adalah 61.44 ( Enam Puluh Satu koma empat empat) dan 58.44
(Lima puluh delapan koma empat empat). Dapat disajikan dalam
grafik berikut ini
76

Gambar Diagram 4.1


Nilai Rata-Rata Tes Awal Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen

Nilai Rata-Rata

65
60 Eksperimen
55 Kontrol
Eksperimen
Kontrol

Sumber : Data Primer Penelitian, diolah pada tanggal 14 Oktober 2018

Distribusi frekuensi dari hasil pre-test kelas eksperimen dan


kelas Kontrol akan disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel distribusi frekuensi pretest didapatkan dengan


menggunakan rumus:

K = 1 + 3.3 Log n
K = 1 + 3,3 Log 32
K= 1 + 4,96
K = 5,96

Jadi, kelas interval setelah pembulatan berjumlah 6 kelas.


Rentang = nilai maksimal – nilai minimal
= 72 – 45
= 27
Panjang kelas = Rentang – Jumlah kelas
= 27 : 6 = 4,5
77

a. Kelas Kontrol

Tabel 4.12
Hasil Tes Awal (Pre-test) Kelas Kontrol
No. Nilai Frekuensi (siswa) Persen %
1 45-49,5 1 3%
2 50-54,5 14 43,8%
3 55-59,5 4 12,5%
4 60-64,5 3 9,4%
5 65-69,5 8 25%
6 70-74,5 2 6,3%
Jumlah 32 100%
Sumber : Data Primer Penelitian, diolah pada tanggal 14 Oktober 2018

Dari tabel tersebut, diketahui nilai Pre-Test Kelas Kontrol


untuk nilai terendah adalah 45 (empat puluh lima), nilai tertingi 72
(tujuh puluh dua).

Tabel distribusi frekuensi pretest kelas eksperimen


didapatkan dengan menggunakan rumus:

K = 1 + 3.3 Log n
K = 1 + 3,3 Log 32
K= 1 + 4,96
K = 5,96
Jadi, kelas interval setelah pembulatan berjumlah 6 kelas.
Rentang = nilai maksimal – nilai minimal
= 72 – 45
= 27
Panjang kelas = Rentang – Jumlah kelas
= 27 : 6 = 4,5
78

b. Kelas Eksperimen

Tabel 4.13
Hasil Tes Awal (Pre-test) Kelas Eksperimen
No. Nilai Frekuensi (siswa) Persen %
1 45-49,5 2 6,3%

2 50-54,5 7 21,8%
3 55-59,5 4 12,5%
4 60-64,5 2 6,3%
5 65-69,5 13 40,6%
6 70-74,5 4 12,5%

Jumlah 32 100%

Sumber : Data Primer Penelitian, diolah pada tanggal 14 Oktober 2018

Dari tabel tersebut, diketahui nilai Pre-Test Kelas Eksperimen untuk


nilai terendah adalah 45 (empat puluh lima), nilai tertingi 72 (tujuh puluh
dua).

b) Penerapan Model Pembelajaran yurisprudensi inquiry


1. Kelas Kontrol
Pelaksanaan perlakuan pada kelas kontrol, yaitu pada
kelas X IPS 2. Kegiatan pembelajaran mata pelajaran ekonomi
materi permasalahan ekonomi dilaksanakan dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional dengan
metode ceramah. Proses pembelajaran kelas control dilakukan
selama empat kali pertemuan, dengan masing-masing
pertemuan waktunya 3 Jam Pelajaran yaitu 3 x 40 menit.
Hal-hal yang dilakukan sebelum melaksanakan
pembelajaran, peneliti membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sebanyak empat untuk materi
permasalahan ekonomi untuk kelas kontrol, peneliti tidak
menerapkan model pembelajaran seperti di kelas eksperimen
79

yaitu yurisprudensi inquiry, peneliti hanya menggunakan


model pembelajaran konvensional.
Pada pertemuan pertama, pada kelas kontrol dilakukan
pada hari Kamis, 20 September 2018 pukul 08.20 sampai
10.20. pertemuan pertama ini peneliti hanya memberikan
penjelasan kepada peserta didik tentang materi dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Setelah itu peneliti
memberikan pre-test kepada peserta didik untuk mengukur
kemampuan awal peserta didik. Pre-test yang diberikan peneliti
adalah sebuah tes essay yang terdiri dari tujuh soal tentang
materi permasalahan ekonomi. setelah selesai mengerjakan tes,
peneliti menutup kelas dengan membaca do’a serta
mengingatkan peserta didik untuk mempelajari materi yang
akan dipelajari untuk pertemuan berikutnya.
Pertemuan kedua pada kelas kontrol pada hari Kamis,
27 September 2018 pukul 8.20 sampai 10.20. pada pertemuan
kedua, peneliti menjalankan pembelajaran sesuai dengan RPP
yang telah dibuat, dengan materi kelangkaan. Pada tahapan
pertama, peneliti menyampaikan do’a dan salam serta
mengkondisikan kelas.
Pada pertemuan ini peserta didik belum terkondisikan
dengan baik, masih banyak peserta didik yang terlihat belum
siap untuk melakukan pembelajaran ekonomi. Selanjutnya
peneliti mengabsesn peserta didik satu persatu. Setelah selesai
mengkondisikan kelas, guru menjelaskan materi yang akan
dibahas yaitu menjelaskan tentang kelangkaan serta faktor-
faktornya dengan ceramah, kemudian peneliti menannyakan
pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik dan sebaliknya.
Setelah selesai ceramah mengenal materi terkait, kemudian
jawaban dikumpulkan kepada guru, dan dinilai oleh peneliti.
Setelah itu peneliti menutup kelas dengan membaca do’a.
80

Pertemuan ketiga, kelas kontrol dilakukan pada hari


Kamis, 4 Oktober 2018 pukul 8.20-10.20, pada pertemuan
ketiga peneliti melakasanakan pengajaran sesuai dengan RPP
yang dibuat, RPP pada pertemuan ketiga adalah materi masalah
pokok ekonomi, pertemuan ketiga dilakukan dengan alokasi
waktu 3 JP, 3 x 40 menit. Model yang digunakan adalah model
pembelajaran konvensional dengan metode ceramah. Pada
pertamuan ini peserta didik mulai bisa terkondisi, peserta didik
mulai siap untuk belajar ekonomi dengan peneliti. Tahapan
pertama pendahuluan peneliti membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam dan do’a dipimpin oleh peneliti. Setelah
itu peneliti melakukan apersepi dengan mengulang materi
sebelumnya, dan menjelaskan materi yang akan dibahas, lalu
peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran.
Pada penelitian ini peneliti menjelaskan materi tentang
masalah pokok ekonomi dengan model ceramah. Pada
pertemuan ini terdapat 4 peserta didik yang tidak hadir dan 2
tidak mengikuti pelajaran, sehingga peneliti meminta peserta
didik yang hadir untuk memberi tahu kegiatan belajar mengajar
dan materi yang sudah dilakukan kepada peserta didik yang
tidak hadir. Setelah selesai menjelaskan materi kemudian
peneliti memberikan soal individu untuk menguji pencapaian
indikator peserta didik. Pada pertemuan ketiga peserta didik
mulai fokus terhadap materi, dan terdapat peningkatan
keaktifan dengan terdapat beberapa peserta didik yang bertanya
kepada peneliti. Setelah selesai peneliti menutup kelas dengan
memberikan salam.
Pertemuan keempat pada kelas kontrol dilakukan pada
hari Kamis, 11 Oktober 2018, pukul 8.20-10.20. pada
pertemuan kali ini peneliti melakukan pembelajaran sesuai
dengan RPP yang telah dibuat dengan materi biaya peluang,
81

pembelajaran dilakukan dengan alokasi waktu 3 JP, 3 x 40


menit. Peneliti menggunakan model pembelajaran
konvensional dengan metode ceramah. Pada pertemuan terakhir
ini, peserta didik mulai terkondisi, tahap pertama seperti biasa,
peneliti membuka kelas dan mengucap salam, menannyakan
kabar peserta didik dan mengabsen. Setelah itu peneliti
melakukan apersepsi dengan menannyakan atau mengulang
materi sebelumnya, setelah itu peneliti mulai menjelaskan
materi yang akan dibahas dan menjelaskan tujuan pembelajaran
hari itu. Kemudian, peneliti menjelaskan materi biaya peluang
dengan model konvensional metode ceramah. Pada tahap akhir
pertemuan keempat peneliti memberikan post-test kepada
peserta didik untuk melihat progress dari kelas kontrol selama
empat kali pertemuan. Post-test tersebut berupa tes essay yang
terdiri dari 7 soal materi kebutuhan manusia. Setelah itu
peneliti mengucapkan terimakasih kepada peserta didik kelas X
IPS 2.
2. Kelas Eksperimen
Pelaksanaan perlakuan pada kelas eksperimen, yaitu pada
kelas X IPS 1. Perlakuan dalam penelitian ini adalah berupa
penggunaan model pembelajaran yurisprudensi inquiry, pada
kegiatan belajar mengajar ekonomi materi permasalahan
ekonomi.
Hal-hal yang dilakukan sebelum melaksanakan
perlakuan tersebut, yang dilakukan peneliti adalah membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi
permasalahan ekonomi, yang kemudian dikonsultasikan kepada
dosen pembimbing. Setelah menyiapkan segala kebutuhan pada
saat penelitian, peneliti menentukan waktu pelaksanaan
perlakuan sebanyak empat kali pertemyan dengan masing-
masing pertemuan 3 Jam Pelajaran (JP) yaitu 3 x 40 menit.
82

Pada kelas eksperimen, jadwal pembelajaran ekonomi adalah


hari Selasa pukul 07.00-09.00. Pada kelas eksperimen peneliti
menggunakan model pembelajaran yurisprudensi inquiry
berbeda dengan kelas kontrol yang menggunakan model
pembelajaran konvensional, dimana memiliki tahapan sebagai
berikut, yaitu pendahuluan, kegiatan inti berupa penjelasan
materi oleh peneliti kemudian masuk pada tahap yurisprudensi
inquiry yaitu orientasi kasus, identifikasi isu, peserta didik
mengambil posisi, menyelidiki cara berpendirian dan pola
argumentasi, memperbaiki dan mengkualifikasi posisi, dan
melakukan pengujian asumsi-asumsi.
Pada pertemuan pertama, hal yang dilakukan peneliti
adalah melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP pertemua
pertama yaitu, membuka kelas dengan mengucapkan salam,
memperkenalkan diri, menannyakan kabar peserta didik, dan
mengabsesn satu persatu. Pada pertemuan kali ini peneliti
menjelaskan tujuan yang akan dicapai selama penelitian.
Pertemuan pertama dilakukan pada hari Selasa, 18 September
2018, pukul 07.00 sampai 09.00. Hal yang dilakukan pada
pertemuan pertama ini adalah peneliti membeirkan pre-test
kepada kelas eksperimen untuk melihat kemampuan awal
peserta didik sebelum diberlakukannya penggunaan model
pembelajaran yurisprudensi inquiry terhadap kemampuan
berargumentasi peserta didik. Pre-test yang diberikan peneliti
adalah soal essay sebanyak tujuh soal dengan materi
permasalahan ekonomi. Pada pertemuan pertama, terlihat
banyak peserta didik belum terlihat antusias untuk mengikuti
pelajaran ekonomi. Kondisi kelas juga belum kondusif, namun
setelah peneliti menjelaskan tujun pembelajaran di kelas,
peserta didik menjadi lebih tenang.
83

Setelah selesai mengerjakan pre-test¸peserta didik


mengumpulkan jawaban kepada peneliti, kemudian peneliti
menutup kelas serta mengingatkan peserta didik untuk
mempelajari materi permalahan ekonomi.
Pada pertemuan kedua kelas eksperimen, dilakukan
pada hari Selasa, 25 September 2018, pukul 07.00 sampai
09.00. Pada pertemuan kedua, peneliti melakukan pembelajaran
ekonomi sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Peneliti kedua
peneliti mulai menggunakan model pembelajaran yurisprudensi
inquiry pada kelas eksperimen, yaitu kelas X IPS 1. Tahapan
pertama yang dilakukan peneliti adalah kelas dengan mengucap
salam kemudian do’a yang dipimpin oleh peneliti,
mengkondisikan kelas, dan mengabsen peserta didik. Pada saat
mengkondisikan kelas penelti mengalami kesulitan untuk
mengaturnya karena keadaan kelas yang sangat berisik dan ada
beberapa peserta didik yang belum masuk kelas.
Setelah ini tahap apersepsi, peneliti menjelaskan materi
yang akan dibahas yaitu tentang kelangkaan peneliti juga
menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu
yurisprudensi inquiry. Peneliti menjelaskan yurisprudensi
inquiry adalah model pembelajaran yang akan meningkatkan
kemampuan berargumentasi peserta didik. Setelah itu peneliti
menjelaskan tahapan-tahapan pada model yurisprudensi
inquiry.
Tahapan berikutnya, peneliti menjelaskan materi
tentang kelangkaan menggunakan model pembelejaran
yurisprudensi inquiry. Pada saat menjelaskan materi peserta
didik memperhatikan peneliti dengan baik, sehingga jalannya
kegiatan belajar mengajar berjalan lancer. Pada saat
mempresentasikan, peneliti memberikan kesempatan peserta
didik untuk bertanya terkait materi yang disampaikan. Setelah
84

selesai menjelaskan materi, peneliti memberikan sebuah isu


kepada peserta didik dimana isu tersebut yang akan menjadi
pokok bahasan argument peserta didik, setelah itu peserta didik
mengambil posisi pro atau kontra oleh permasalahan tersebut,
dan menjelaskan argumennya mengapa peserta didik
mengambil posisi pro atau kontra berdasarkan data-data yang
diperoleh dari sumber buku referensi atau internet.
Setelah selesai, peneliti memberikan soal individu untuk
mengukur ketercapaian indikator peserta didik, kemudian
jawaban dikumpulkan kepada peneliti, dan peneliti menutup
pelajaran hari itu dengan menyimpulkan materi yang sudah
dibahas dan memberikan salam.
Pertemuan ketiga pada kelas eksperimen dilakukan
pada hari Selasa, 2 Oktober 2018 pukul 07.00 sampai 09.00.
Alokasi waktu pembelajaran ekonomi yaitu 3 JP, 3 x 40 menit.
Peneliti melakukan pengajaran sesuai dengan RPP yang dibuat.
Pertemuan ketiga peneliti mengajar materi masalah pokok
ekonomi. Hal pertama yang dilakukan peneliti yaitu membuka
kelas dengan salam, mengkondisikan kelas, dan mengabsen
peserta didik. Pada saat mengkondisikan kelas, terlihat
perbedaan pada pertemuan sebelumnya, peserta didik pada
pertemuan ketiga sedikit lebih tenang untuk memulai pelajaran.
Setelah itu peneliti melakukan apersepsi, yaitu mereview mater
sebelumnya dengan menanyakan kepada peserta didik apa yang
mereka ingat pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu peneliti
menjelaskan materi yang akan dibahas yaitu tentang masalah
pokok ekonomi serta menjelaskan tujuan pembelajaran. Peneliti
sudah tidak lagi menjelaskan model yang akan digunakan
kepada peserta didik, karena pertemuan sebelumnya peneliti
sudah menjelaskan model yang diguanakan selama empat kali
85

pertemuan. Setelah selesai dengan apersepsi, peneliti mulai


melaksanakan model pembelajaran yurisprudensi inquiry.
Pada tahap ini peserta didik sudah bisa mengambil
posisi tanpa perlu arahan dari peneliti, mengumpulkan data
untuk berargumen, kemudian memaparkan argumennya di
kelas mengenai isu yang diberikan oleh guru sebelumnya.
Setelah itu, peneliti memberikan soal individu untuk mengukur
ketercapaia indikator pembelajaran pada hari itu, kemudian
peserta didik mengumpulkan jawaban dan peneliti menutup
pembelajaran pada hari itu dengan salam.
Pertemuan keempat pada kelas eksperimen dilakukan
pada hari Selasa, 9 Oktober 2018, pukul 07.00 sampai 09.00.
Alokasi waktu pembelajaran yaitu 3 JP, 3 x 40 menit. Peneliti
melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat.
Pada pertemuan keempat peneliti akan membahas menganai
biaya peluang. Tahapan pertama pada pembelajaran yaitu
membuka kelas, peneliti mengucap salam serta do’a yang
dipimpin oleh peneliti. Pertemuan terakhir ini peserta didik
jauh lebih tenang untuk memulai pelajaran. Selanjutnya,
peneliti melakukan apersepsi, mengulang materi sebelumnya.
Setelah itu peneliti menjelaskan materi yang akan dibahas yaitu
tentang biaya peluang. Setelah itu peneliti menjelaskan tujuan
pembelajaran.
Pada tahap ini peserta didik sudah bisa mengambil
posisi tanpa perlu arahan dari peneliti, mengumpulkan data
untuk berargumen, kemudian memaparkan argumennya di
kelas mengenai isu yang diberikan oleh guru sebelumnya.
Setelah itu, peneliti memberikan soal individu untuk mengukur
ketercapaia indikator pembelajaran pada hari itu, kemudian
peserta didik mengumpulkan jawaban.
86

Pada presentasi pertemuan keempat, peserta didik jauh


lebih baik dalam menyampaikan argumennya di kelas.. Setelah
selesai, peneliti memberikan kuis individu kepada peserta
didik. Setelah selesai, peneliti memberikan Post-Test kepada
peserta didik untuk melihat progres setelah menggunakan
treatment model pembelajaran yurisprudensi inqury selama
penelitian. Setelah itu, peneliti menutup kelas dengan berdoa
bersama, dan mengucapkan terimakasih kepada peserta didik
selama pembelajaran.
c) Tes Akhir ( Post-test )
Langkah yang dilakukan setelah meneliti data kelas
eksperimen adalah memberikan post-test kepada kedua kelas. Tes
yang diberikan adalah tes hasil belajar berupa tes kemampuan
berargumen berbentuk essai materi kebutuhan manusia yang
dikerjakan oeh 32 siswa kelas X IPS 1 dan X IPS 2 32 siswa.
Hasil rangkuman post-test kelas X IPS 1 (kelas eksperimen)
dan X IPS 2 (Kelas kontrol) dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.14
Hasil Tes Akhir (Post-test) Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
No. Kelas Jumlah siswa Rata-rata

1. X IPS 1 (Eksperimen) 32 79,94


2. X IPS 2 (Kontrol) 32 64,81
Total 64 144,75
Sumber : Data Primer Penelitian, diolah pada tanggal 14 Oktober 2018

`Dari hasil perhitungan statistik, maka diperoleh bahwa


nilai rata-rata tes akhir ( Post-test) Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol adalah 79,94 (Tujuh puluh Sembilan koma sembilan
empat) dan 64,81 (enam puluh empat koma delapan satu). Dapat
disajikan dalam grafik berikut ini.
87

Gambar Diagram 4.2


Nilai Rata-Rata Tes Akhir Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen

Nilai Rata-Rata

80

60
Eksperimen
40
Kontrol
20

0
Eksperimen Kontrol

Sumber : Data Primer Penelitian, diolah pada tanggal 14 Oktober 2018

Tabel distribusi frekuensi posttest didapatkan dengan


menggunakan rumus:

K = 1 + 3.3 Log n
K = 1 + 3,3 Log 32
K= 1 + 4,96
K = 5,96
Jadi, kelas interval setelah pembulatan berjumlah 6 kelas.

Rentang = nilai maksimal – nilai minimal


= 75 – 55
=
Panjang kelas = Rentang – Jumlah kelas
= 20 : 6 = 3,3

c. Kelas Kontrol

Tabel 4.15
Hasil Tes Awal (Post-test) Kelas Kontrol
88

No. Nilai Frekuensi (siswa) Persen %


1 55-58,3 4 12,5%
2 58,4-61,7 6 18,8%
3 61,8-65,1 8 25%
4 65,2-68,5 7 21,8%
5 68,6-71,9 4 12,5%
6 72-75,3 3 9,4%
Jumlah 32 100%
Sumber : Data Primer Penelitian, diolah pada tanggal 14 Oktober 2018

Dari tabel tersebut, diketahui nilai Post-Test Kelas Kontrol


untuk nilai terendah adalah 55 (lima puluh lima), nilai tertingi 75
(tujuh puluh lima).

Tabel distribusi frekuensi pretest didapatkan dengan


menggunakan rumus:

K = 1 + 3.3 Log n
K = 1 + 3,3 Log 32
K= 1 + 4,96
K = 5,96
Jadi, kelas interval setelah pembulatan berjumlah 6 kelas.
Rentang = nilai maksimal – nilai minimal
= 92 – 65
= 27
Panjang kelas = Rentang – Jumlah kelas
= 27 : 6 = 4,5
89

d. Kelas Eksperimen

Tabel 4.16
Hasil Tes Akhir (Pre-test) Kelas Eksperimen
No. Nilai Frekuensi (siswa) Persen %
1 65-69,5 1 3%
2 69,6-74,1 5 15,6%
3 74,2-78,6 8 25%
4 78,7-83,2 9 28%
5 83,3-87,8 6 18,8%
6 87,9-92,4 3 9,4%
Jumlah 32 100%
Sumber : Data Primer Penelitian, diolah pada tanggal 14 Oktober 2018

Dari tabel tersebut, diketahui nilai Post-Test Kelas


Eksperimen untuk nilai terendah adalah 65 (enam puluh lima), nilai
tertingi 92 (sembilan puluh dua).

2. Pengaruh Model Yurisprudensi Inquiry Terhadap Kemampuan


Berargumentasi Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ekonomi

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan bahwa model


pembelajaran yurisprudensi inquiry berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kemampuan berargumentasi. Hal ini dibuktikan dnegan hasil
statistic uji t diperoleh nilai t hitung sebesar 10,639 dan t tabel 1,697
dengan nilai taraf signifikansi (Sig) sebesar 0,000, karena thitung > ttabel
(10,639>1,697), signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05), maka
penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis yang menyatakan
“Model Pembelajaran yurisprudensi inquiry berpengaruh terhadap
Kemampuan Berargumentasi Peserta Didik”.
Proses pembelajaran ekonomi di kelas kontrol dan kelas
eksperimen dilaksanakan selama empat kali pertemuan. Materi yang
diajarkan yaitu tentang kebutuhan manusia. Teknik pengumpulan data
digunakan oleh peneliti yaitu tes kemampuan berargumen yang terdiri
90

dari 7 soal yang berbentuk essay. Model pembelajaran yurisprudensi


inquiry yang diterapkan di kelas eksperimen berhasil meningkatkan
kemampuan berargumentasi peserta didik dengan nilai awal rata-rata
61,44 meningkat menjadi 79,94. Sedangkan pada kelas kontrol yang
tidak diterapkan model yurisprudensi inquiry rata-rata awal sebesar
58,44 dan hanya meningkat sebsar 64,81. Peningkatan prosentasi hasil
tes pada kelas eksperimen sebesar 23,14% sedangkan pada kelas
kontrol berdasarkan hasil tes awal dan akhir hanya meningkat sebesar
9,82%. Hal ini membuktikan bahwa dengan menerapkan model
pembelajaran yurisprudensi inquiry maka kemampuan berargumentasi
lebih meningkat daripada dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional .
Hal ini sejalan dengan teori model pembelajaran menurut Joyce
& Weil bahwa dengan menggunakan model guru dapat membantu
peserta didik untuk mendapatkan atau memperoleh informasi, ide,
keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide diri sendiri. 72
Dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif maka
kegiatan belajar mengajar tidak lagi berpusat pada peserta didik, hal itu
akan memunculkan ide-ide atau pendapat-pendapat peserta didik.
Menurut Soekamto tujuan menggunakan model pembelajaran
adalah untuk menciptakan suasana yang menunjang agar peserta didik
merasa bebas untuk merespon secara alami dan teratur. 73 Dengan
meningkatkan nilai mata pelajaran ekonomi peserta didik dengan
menggunakan model pembelajaran maka bisa dipastikan tujuan belajar
tercapai dengan baik. Model pembelajaran berfungsi pedoman bagi
pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Maka dari
itu, seorang pengajar memerlukan model-model pembelajaran yang
inovatif berdasarkan kebutuhan peserta didik karena masing-masing

72
Dr. Rusman, M.Pd, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali, 2012), h.134
73
Drs. Mamad Kasmad, S.Pd., M.Pd dan Dr.Suko Pratomo, M.Pd, Model-model
Pembelajaran Berbasis PAIKEM, (Tangerang: Pustaka Mandiri, 2012), h.59
91

model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan tekanan yang


berbeda.
Model Pembelajaran yurisprudensi inquiry oleh Donal Oliver
dan James P.Shaver ini melatih peserta didik untuk peka terhadap
permasalahan sosial, mengambil posisi (sikap) terhadap suatu
permasalahan, serta mempertahankan sikap dengan argumentasi yang
74
relevan dan valid. Secara umum tahap pembelajaran model
yurisprudensi inquiry yaitu pertama, orientasi kasus dimana pada tahap
ini guru mengajukan kasus yang sedang hangat di masyarakat atau
kasus di sekolah. Dimana pada penelitian ini guru memberikan kasus
berbagai sumber ekonomi yang langka dan kebutuhan manusia yang
tidak terbatas kemudian peserta didik meninjau fakta-fakta dengan
melakukan analisis. Langkah kedua adalah identifikasi isu, pada tahap
ini peserta didik dibimbing untuk mensintesis fakta-fakta yang ada ke
dalam sebuah isu yang sedang dibahas, pada tahap ini peserta didik
belum diminta untuk menentukan pendapatnya terhadap kasus yang
sedang dibahas. Langkah selanjutnya yaitu peserta didik menyatakan
posisinya, peserta didik mengambil posisi pro atau kontra terhadap
permasalahan yang sedang dibahas oleh peneliti. Langkah selanjutnya
adalah menyelidiki cara berpendirian dan pola argumentasi, pada tahap
ini peserta didik memberikan data-data dan bukti-bukti sebagai bahan
pendukung argumentasinya, kemudian mengevaluasi kekurangan-
kekurangan daru nilai atau keputusan yang lainnya. Langkah kelima
yaitu memperbaiki dan mengkualifikasi posisi dimana pada tahap ini
peserta didik mempetimbangkan posisinya apakah dia akan bertahan
pada posisinya atau akan berpindah dengan cara menguji sejumlah
situasi atau kondisi yang mirip terhadap permasalahannya, langkah
terakhir adalah melakukan pengujian asumsi-asumsi terhadap
posisinya atau pendapatnya.

74
Prof. Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd., Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif, (Jakarta:Bumi Aksara, 2014), h.31
92

Kelebihan dari model ini merupakan model yang dianggap


sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang
menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku dibuktikan
denga adanya tanggapan posisi peserta didik yang kemudian bisa
berpindah posisi jika merasa tidak benar permasalahannya. Sedangkan
kekurangannya adalah dalam mengimplementasikannya, memerlukan
waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya
dengan waktu yang telah ditentukan.
Model yurisprudensi inquiry adalah model yang melatih
peserta didik untuk bisa berargumen, argumentasi adalah pemberian
alasan dan penjelasan bukti-bukti yang yang disampaikannya ilmiah.
Argumentasi adalah memberikan alasan untuk memperkuat atau
menolak suatu pendapat.75 Indikator yang dipakai peneliti adalah dari
Toulmin yang terdapat empat indikator yaitu klaim, untuk mengukur
kemampuan berargumentasi berupa pernyataan. Kemudian data,
disertakan untuk mendukung klaim diukur berdasarkan aspek
kecukupan dan kualitas data, yaitu pembenaran digunakan untuk
menjelaskan hubungan antara data dan kalim serta dukungan yang
digunakan untuk mendukung sebuah pembenaran.76
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ipah Tiyani yang menyatakan bahwa model
pembelajaran yurisprudensi inquiry dapat meningkatkan keterampilan
menulis cerpen peserta didik dengan nilai rata-rata kemampuan
menulis cerpen meningkat sebesat 6,27 %`. 77 Sejalan dengan hal
tersebut, Sanjaya menjelaskan bahwa kelebihan dari model
yurisprudensi inquiry adalah model pembelajaran yang menekankan

75
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:PT
Gramedia Utama Edisi 4, 2008) , Cet. 1, h.85
76
Agus Budiyono, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Argument Based Science
Inquiry (ABSI) Terhadap Peningkatan Kemampuan Berargumentasi Siswa SMA. (Universitas
Islam Madura, 2016). Volume 4 , Nomor 1.
77
Ipah Tiyani, Penggunaan model jurisprudental inquiry untuk meningkatkan
keterampilan menulis cerpen pada peserta didik kelas XF SMAN 2 Playen Gunung Kidul, Skripsi
Universitas Negeri Yogyakarta: 2013.
93

kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik,


secara seimbang sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. Model
pembelajara yurisprudensi inquiry juga dapat mengajarkan peserta
didik untuk dapat menerima atau menghargai sikap orang lain terhadap
suatu masalah yang mungkin bertentangan dengan sikap yang ada pada
dirinya, atau sebaliknya, ia bahkan menerima dan mengakui kebenaran
sikap yang diambil orang lain terhadap suatu isu sosial tertentu. Model
pembelajaran yurisprudensi inquiry melatih peserta didik untuk peka
terhadap permasalahan tersebut,serta dapat mengembangkan
kemampuan berargumentasi dengan isu-isu yang diberikan oleh guru.
dengan menggunakan model pembelajaran yurisprudensi inquiry
setiap peserta didik mempunyai kesempatan untuk berargumentasi
sesuai dengan posisinya atau sikapnya.
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa model
pembelajaran yurisprudensi inquiry berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kemampuan berargumentasi peserta didik pada mata
pelajaran ekonomi kelas X IPS 1 di SMA Dua Mei Tangerang Selatan.
G. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu:
1. Pelakasanakan pembelajaran model pembelajaran yurisprudensi
inquiry membutuhkan banyak waktu, sehingga harus disesuaikan
materi yang akan diajarkan dengan alokasi waktu yang tersedia pada
mata pelajaran ekonomi.
2. Pada kegiatan belajar mengajar, terdapat beberapa peserta didik yang
absen dan tidak mengikuti pembelajaran di kelas. Sehingga peneliti
membutuhkan waktu yang lebih untuk menjelaskan kembali mater
yang telah diajarkan kepada peserta didik yang terlambat masuk atau
tidak masuk.
3. Pembelajaran model yurisprudensi inquiry saat tahap pembelajaran
dimulai, kelas mulai kurang kondusif sehingga jalannya kegiatan
belajar mengajar tidak sesuai rencana pelakasanaan pembelajaran.
94
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan analisis data, maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran
yurisprudensi inquiry terhadap kemampuan berargumentasi peserta didik. Hal
ini dibuktikan dengan perolehan nilai uji T-Test Independen Sampel Test
diperoleh nilai t sebesar 10.639 dengan nilai taraf signifikansi (Sig) sebesar
0,000 < 0,005 yang berarti memenuhi kriteria pengujian yaitu ((Sig (2-tailed))
< 0,005 yaitu 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima.. Terdapat
peningkatan rata-rata nilai kemampuan berargumentasi di kelas eksperimen
dari nilai rata-rata pre-test 61,44 meningkat dari nilai post-test kemampuan
kerjasama menjadi 79,94. Sehingga model pembelajaran yurisprudensi
inquiry berpengaruh terhadap kemampuan berargumentasi peserta didik pada
mata pelajaran ekonomi di kelas X IPS 1 di sekolah SMA Dua Mei
Tangerang Selatan.

B. Implikasi
Hasil penelitian ini memiliki implikasi positif bagi kegiatan
pembelajaran ekonomi. pemilihan model pembelajran yang tepat sesuai
dengan materi yang akan diajarkan dapat berpengaruh terhadap kemampuan
berargumentasi peserta didik pada pelajaran ekonomi. Pada proses
pembelajaran ekonomi terdapat perbedaan kemampuan berargumentasi yang
mendapat perlakuan model pembelajaran yurisprudensi inquiry dengan
proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
Diharapkan guru dapat meningkatkan kemampuan berargumentasi
peserta didik dengan model pembelajaran yang membuat peserta didik aktif
dan membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan. Hasil penelitian ini
digunakan sebagai masukan bagi para guru untuk memperhatikan model

95
96

pembelajaran yang tepat dan menarik untuk kegiatan proses


kegiatan belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

C. Saran
Berdasarkan temuan yang penulis temukan dalam penelitian ini, ada
beberapa saran penulis terkait penelitian ini, diantaranya:
1) Berdasarkan hasil penelitian bahwa pembelajaran ekonomi dengan model
pembelajaran yurisprudensi inquiry mampu meningkatkan kemampuan
berargumentasi, sehingga pembelajaran tersebut dapat menjadi salah satu
variasi pembelajaran ekonomi yang dapat diterapkan.
2) LKS sebagai bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini dapat
digunakan sebagai sumber informasi mengenai perkembangan
pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari. Guru dapat membuat
Lembar Kerja Siswa yang lebih menarik dan konstruktif dalam berbagai
pokok bahasan ekonomi lain.
3) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji seberapa besar
pengaruh model pembelajaran yurisprudensi inquiry terhadap masing-
masing indikator kemampuan berargumentasi peserta didik.
97

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,


Jakarta:Rineka Cipta, 2013

Aunurahman, Belajar dan Pembelajaran. Bandung, Afabeta, 2010

Budiyono, Agus, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Argument Based


Science Inquiry (ABSI) Terhadap Peningkatan Kemampuan
Berargumentasi Siswa SMA. (Universitas Islam Madura, 2016). Volume 4
, Nomor 1.

Cyntia Pritasari, Ade, dkk. Peningkatan Kemampuan Argumentasi Melalui


Penerapan Model Problem Based Learning Pada Siswa Kelas X SMA
Batik Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015.(universtas negeri Surakarta,
2016). Volume 8, Nomor 1.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia-Melayu,


1997.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,


(Jakarta:PT Gramedia Utama Edisi 4, 2008) , Cet. 1.

Faturahman, Muhammad, Model-model Pembelajaran Inovatif Alternatif


Desain Pembelajaran Yang Menyenangkan. Yogyakarta: Ar-Ruz
Media, 2015.

Hendrikus, Dori Wuwur, Retorika Terampil Berpidato, Berdiskusi,


Beragumentasi, Bernegosiasi, Yogyakarta:Kanisius, 1991

Id.m.wikipedia.org, di akses pada hari Minggu, 8 Juli 2018, pukul 22:3 WIB
Kasmad, Mamad, dan Suko Pratomo, Model-model Pembelajaran Berbasis
PAIKEM, Tangerang: Pustaka Mandiri, 2012
98

Keraf , Gorys, Argumentasi dan Narasi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,


1981.

Nasution M.A, Kurikulum dan Pengajaran, Bandung, 1989.

Rifai , Muhammad, Sejarah Pendidikan Nasional (Dari Masa Klasik


Hingga Modern), Yogyakarta:Ar-ruzzmdia, 2016.

Riyanti, Yustina Titik , Model Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensi Untuk


Mengukur Hasil Belajar Peserta didik Sekolah Dasar Pada
Pembelajaran PKn, Jurnal Pendidikan, Vo.4 No.1 Juli-Desember 2016

RusmanModel-model Pembelajaran, Jakarta: Rajawali, 2012

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif Kualitatif dan R&D,


Bandung: Alfabeta, 2016

Tilaar , H.A.R.., Manajemen Pendidikan Nasional, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2008

Tiyani , Ipah, Pemanfaatan Model Jurisprudential Inquiry Untuk


Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerpen Pada Siswa Kelas X F
SMA Negeri 2 Playen Gunungkidul, Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Yogyakarta, 2013.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional, pasal 3

Uno, Hamzah B, Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belajar


Mengajar yang Kreatif dan Efektif), Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
99

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : SMA Dua Mei Tangerang Selatan


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester :X
Materi Pokok : Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam
Kaitannya Dengan Kebutuhan Manusia,
Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi
Subtema : Berbagai Ekonomi Yang Langka Dan Kebutuhan
Manusia Yang Tidak Terbatas
Alokasi Waktu : 3 JP
Pertemuan : ke-1

A. Komptensi Inti
3.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
3.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli,(toleransi, gotong royong),santun, dan percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan
procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi,seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
3.4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan
mengarangi sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandangan/teori.
100

B. Kompetensi Dasar (KD)


1.1 Mengidentifikasikan kebutuhan manusia
1.2 Mendeskripsikan berbagai sumber ekonomi yang langka dan kebutuhan
manusia yang tidak terbatas
C. Indikator
1. Mendeskripsikan pengertian kelangkaan
2. Mengidentifikasikan faktor penyebab kelangkaan
3. Mengidentifikasikan pengelolaan sumber daya ekonomi
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :
1. Mendeskripsikan pengertian kelangkaan
2. Mengidentifikasi faktor-faktor kelangkaan
3. Mengidentifkasikan pengelolaan sumber daya ekonomi
E. Materi Pembelajara (terlampir)
1. Pengertian kelangkaan
2. Faktor-faktor penyebab kelangkaan
3. Pengelolaan sumber daya ekonomi
F. Model/Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Inquiri
2. Model : Yurisprudensi
G. Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Media:
a. Powerpoint untuk menampilkan materi tentang kelangkaan
ekonomi
2. Alat :
a. Papan tulis
b. Spidol dan penghapus
3. Sumber Belajar :
Buku siswa : Alam dan Rudianto. Buku Siswa Ekonomi SMA/MA
Kelas 10 Edisi Permintaan, (Jakarta:Erlangga, 2013).
H. Kegiatan Pembelajaran
101

Tahapan Kegiatan Alokasi


Kegiatan Pendidik Peserta Didik Waktu
Kegiatan 1. Guru menyampaikan Siswa mendengarkan 30 Menit
Awal salam, berdo’a dan penjelasan guru
absesnsi.
2. Guru mengingatkan
materi sebelumnya
3. Guru menyampaikan
materi yang akan dibahas
Kegiatan 1. Guru memberikan soal 1.Siswa mendapatkan soal 90 menit
inti pretest kepada siswa pretest
yang berkaitan dengan
materi kebutuhan
manusia, kelangkaan, dan
sistem ekonomi 2.siswa memperhatikan
2. Guru memberitahukan penjelasan dari guru.
siswa untuk mengerjakan
pretest selama 40 menit. 3.siswa mengumpulkan
3. Guru meminta siswa jawaban.
untuk mengumpulkan
soal dan jawaban pretest.

Kegiatan 1. Guru meminta siswa 1. Siswa 10 menit


penutup untuk mempelajari memperhatikan
penjelasan guru
materi tentang
2. Salah satu siswa
masalah pokok memimpin doa
ekonomi
2. Guru menutup
pelajaran dengan
membaca hamdalah
102

dan memberi salam


kepada siswa
103

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : SMA Dua Mei Tangerang Selatan


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester :X
Materi Pokok : Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam
Kaitannya Dengan Kebutuhan Manusia,
Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi
Subtema : Masalah Pokok Ekonomi

Alokasi Waktu : 3 JP
Pertemuan : ke-2

A. Komptensi Inti
3.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
3.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli,(toleransi, gotong royong),santun, dan percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan
procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi,seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
3.4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan
mengarangi sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandangan/teori.
B. Kompetensi Dasar (KD)
1.3 Mengidentifikasikan masalah pokok ekonomi, yaitu tentang apa,
bagaimana dan untuk siapa barang diproduksi
C. Indikator
104

1. Mengidentifikasikan barang-barang apa, bagaimana cara memproduksi


dan untuk siapa barang diproduksi.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :
1. Mengidentifikasikan barang-barang apa, bagaimana cara memproduksi
dan untuk siapa barang diproduksi.
E. Materi Pembelajara (terlampir)
1. Pengertian barang apa yang diproduksi
2. Bagaimana barang itu diproduksi
3. Untuk siapa barang itu di produksi
F. Model/Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Inquiri
2. Model : Yurisprudensi
G. Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Media:
b. Powerpoint untuk menampilkan materi tentang kelangkaan
ekonomi
2. Alat :
c. Papan tulis
d. Spidol dan penghapus
4. Sumber Belajar :
Buku siswa : Alam dan Rudianto. Buku Siswa Ekonomi SMA/MA
Kelas 10 Edisi Permintaan, (Jakarta:Erlangga, 2013).
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
No. Tahapan
Guru Siswa
a. Orientasi
Pendahuluan (10
1. Guru mengucapkan Siswa secara serentak
Menit)
salam pembuka. menjawab salam dan berdo’a
1. menyampaikan
2. Guru memimpin siswa
tujuan dan
berdo’a
memotivasi siswa
3. Guru mengabsen siswa
105

b. Apersepsi
1. Guru memberikan Siswa mendengarkan dan
gambaran tentang dipersilahkan bertanya jika
pelajaran yang akan ada yang ingin ditanyakan.
diberikan yaitu dengan
memperlihatkan
gambar-gambar Siswa mendengarkan dan
kebutuhan. memahami tujuan
c. Motivasi pembelajaran
1. Guru menjelaskan
model yang akan
dipakai selama
kegiatan belajar
mengajar
2. Guru memberikan
penjelasan mengenai
tujuan yang akan
dicapai

Kegiatan Inti 1. Tahap Penyajian


(115 menit) Guru memberikan penjelasan Siswa memperhatikan dengan
Menyajikan atau informasi mengenai materi baik materi yang disampaikan
informasi, k. oleh guru
Penerapan model 2. Penerapan Model
pembelajaran Yurisprudensi
Yurisprudensi a. Eksplorasi
Tahap 1 : Mengarahkan siswa
kepada kasus Siswa mendengarkan dan
2.
1. Guru memperkenalkan melihat gambar yang sedang
materi kasus kepada siswa diputar
yaitu dengan memberikan
gambar mengenai masalah
pokok ekonomi Siswa mendengarkan
2. Guru memaparkan fakta penjelasan guru
yaitu dengan menyebutkan
fakta dan isu dalam gambar
tersebut Siswa mensintesis fakta
106

Tahap 2 : Mengidentifikasi isu dan isu yang ditugaskan


1. Guru meminta siswa oleh guru
mensintesis fakta dan isu
yang disebutkan sebelumnya
oleh guru yaitu dengan Siswa memilih satu isu
memahami lebih dalam untuk didiskusikan
fakta dan isu
2. Guru meminta siswa Siswa mengidentifikasi
menetapkan satu isu untuk nilai, konflik dan
didiskusikan mengenali fakta dasar serta
3. Guru meminta siswa untuk permasalahan yang ada
mengidentifikasi dan dalam gambar tersebut
mengenali konflik serta bersama teman
fakta terhadap permasalahan sebangkunya.
dalam gambar tersebut.
yaitu dengan mendiskusikan Siswa menetapkan posisi
bersama teman sementara.
sebangkunya.
4. Tahap ketiga: Memilih Posisi
1. Guru meminta siswa untuk
mengartikulasi posisinya Siswa mengungkapkan
yaitu menetapkan sementara posisi dasar dan
posisinya pro atau kontra mengangkat tangan jika
terhadap kasus tersebut memilih posisi tersebut
2. Guru meminta siswa untuk
mengungkapkan posisi dasar
yaitu dengan mendengarkan
intruksi guru (mengangkat
tangan)
Tahap keempat:
Mengeksplorasi Sikap atau Siswa berpindah tempat dan
Pendirian Serta Bentuk berkumpul dengan siswa lain
Argumentasi yang memilih posisi sama
b. Elaborasi Siswa mengungkapkan
1. Guru meminta siswa konsekuensi dari posisi yang
berkumpul dengan siswa diambil
lain yang mengambil posisi
107

sama
2. Guru menunjuk dua orang Siswa menjelaskan prioritas
dari masing-masing dan memaparkan
perwakilan posisi untuk argumentasinya mengenai
membuktikan konsekuensi fakta-fakta dan isu dengan
posisi yang diambil berdiri
3. Guru meminta siswa
membuat prioritas dan
memaparkan fakta-fakta dan
isu yaitu dengan menunjuk Siswa menegaskan posisinya
siswa untuk menyampaikan
pendapatnya Siswa menetapkan posisi final
4. Tahap Kelima: Menegaskan dengan mengangkat tangan
dan Mengkualifikasi posisi apabila ingin berpindah posisi.
1. Guru meminta siswa
menegaskan posisinya
2. Guru meminta siswa
mengkualifikasi posisi yaitu
dengan menetapkan posisi
final pro atau kontra (guru
bertanya kembali apakah
ada yang berpindah posisi
atau tidak pada masing-
masing posisi sebelumnya) Siswa mendengarkan guru
Tahap keenam: Menguji saat mengidentifikasi asumsi-
Asumsi Faktual di balik Posisi asumsi yang telah dipaparkan
yang sudah Qualified sebelumnya.
c. Konfirmasi Siswa mendengarkan
1. Guru mengidentifikasi penjelasan guru
asumsi-asumsi siswa
terhadap masing-masing
posisi apakah relevan atau
tidak Siswa mengerjakan tes
2. Guru menentukan mengenai materi yang telah di
konsekuensi yang pelajari. Kuis dikerjakan
diperkirakan akan terjadi secara individu dengan
3. Tahap Menguji kinerja estimasi waktu 10 menit.
108

individu
Guru memberikan latihan Siswa menukar lembar
sebagai evaluasi jawabannya dengan teman
pembelajaran berupa pilihan sebangku dan saling
ganda mengoreksi jawaban teman
sesuai intruksi guru
Evaluasi
4. Tahap Penskoran
a. Setelah siswa selesai
mengerjakan, guru Siswa menghitung skor sesuai
meminta siswa untuk dengan petunjuk guru
menukar hasil jawaban
kuis yang telah
dikerjakan dengan teman
sebangkunya untuk
dikoreksi bersama dan
dibahas bersama
b. Setelah selesai dibahas,
guru memberikan
penjelasan perhitungan
skor siswa, untuk
kemudian dikembalikan
kepada pemiliknya
c. Guru memasukkan nilai
siswa dengan memanggil
nama siswa sacara urut
sesuai absen
1. Guru menyimpulkan
materi pembelajaran
yang telah disampaikan
yaitu tentang masalh
Penutup (10 pokok ekonomi
3.
menit) 2. Guru memberitahukan
materi yang akan
datang yaitu tentang
biaya peluang
Siswa menjawab salam
3. Guru mengucapkan
109

salam penutup

Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Argumentasi

Kemampuan
Skor dan kriteria
Argumentasi
No Nama
Unsur Aspek 1 2 3

Jakarta, Agustus 2018

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa


IPS

Deni Kusnaedi, SE Hana


Nahdiana
110

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : SMA Dua Mei Tangerang Selatan


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester :X
Materi Pokok : Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam
Kaitannya Dengan Kebutuhan Manusia,
Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi
Subtema : Biaya Peluang

Alokasi Waktu : 3 JP
Pertemuan : ke-3

A. Komptensi Inti
3.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
3.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,(toleransi,
gotong royong),santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan
procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi,seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
3.4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan
mengarangi sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandangan/teori.
B. Kompetensi Dasar (KD)
1.4 Mengidentifikasikan hilangnya kesempatan pada tenaga kerja bila
melakukan produksi dibidang lain
C. Indikator
111

1. Mendeskripsikan pengertian biaya peluang


2. Memberikan contoh biaya
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :
4. Mendeskripskan pengertian biaya peluang
5. Memberikan contoh biaya peluang
E. Materi Pembelajara (terlampir)
4. Pengertian biaya peluang
5. Contoh biaya peluang pada kesempatan kerja
F. Model/Metode Pembelajaran
3. Pendekatan : Inquiri
4. Model : Yurisprudensi
G. Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Media:
c. Powerpoint untuk menampilkan materi tentang kelangkaan
ekonomi
2. Alat :
e. Papan tulis
f. Spidol dan penghapus
5. Sumber Belajar :
Buku siswa : Alam dan Rudianto. Buku Siswa Ekonomi SMA/MA
Kelas 10 Edisi Permintaan, (Jakarta:Erlangga, 2013).
H. Kegiatan Pembelajaran
No. Tahapan Kegiatan Pembelajaran
Guru Siswa
1. d. Orientasi
4. Guru mengucapkan
Pendahuluan (10
salam pembuka.
Menit)
5. Guru memimpin siswa Siswa secara serentak
menyampaikan
do’a menjawab salam dan berdo’a
tujuan dan
6. Guru mengabsen siswa
memotivasi siswa
e. Apersepsi
2. Guru memberikan Siswa mendengarkan dan
112

gambaran tentang dipersilahkan bertanya jika


pelajaran yang akan ada yang ingin ditanyakan.
diberikan yaitu dengan
memperlihatkan
gambar-gambar
kebutuhan.
f. Motivasi Siswa mendengarkan dan
3. Guru memberikan memahami tujuan
penjelasan mengenai pembelajaran
tujuan yang akan
dicapai
2. Kegiatan Inti 3. Tahap Penyajian
(115 menit) Guru memberikan penjelasan Siswa memperhatikan dengan
Menyajikan atau informasi mengenai materi baik materi yang disampaikan
informasi, biaya peluang oleh guru
Penerapan model 4. Penerapan Model
pembelajaran Yurisprudensi
Yurisprudensi d. Eksplorasi
Tahap 1 : Mengarahkan siswa
kepada kasus
3. Guru memperkenalkan Siswa mendengarkan kasus
materi kasus kepada siswa yang diberikan guru
yaitu mengenai biaya
peluang
4. Guru memaparkan fakta
yaitu dengan menyebutkan
fakta dan isu dalam Siswa mendengarkan
kasustersebut penjelasan guru
Tahap 2 : Mengidentifikasi isu
5. Guru meminta siswa
mensintesis fakta dan isu Siswa mensintesis fakta
yang disebutkan dan isu yang ditugaskan
sebelumnya oleh guru yaitu oleh guru
dengan memahami lebih
dalam fakta dan isu
6. Guru meminta siswa Siswa memilih satu isu
menetapkan satu isu untuk untuk didiskusikan
113

didiskusikan
7. Guru meminta siswa untuk Siswa mengidentifikasi
mengidentifikasi dan nilai, konflik dan
mengenali konflik serta mengenali fakta dasar serta
fakta terhadap permasalahan permasalahan yang ada
tersebut. yaitu dengan dalam kasus tersebut
mendiskusikan bersama bersama teman
teman sebangkunya. sebangkunya.
8. Tahap ketiga: Memilih Posisi
3. Guru meminta siswa untuk Siswa menetapkan posisi
mengartikulasi posisinya sementara.
yaitu menetapkan sementara Siswa mengungkapkan posisi
posisinya pro atau kontra dasar dan mengangkat tangan
terhadap kasus tersebut jika memilih posisi tersebut
4. Guru meminta siswa untuk
mengungkapkan posisi
dasar yaitu dengan
mendengarkan intruksi guru
(mengangkat tangan)
Tahap keempat:
Mengeksplorasi Sikap atau Siswa berpindah tempat dan
Pendirian Serta Bentuk berkumpul dengan siswa lain
Argumentasi yang memilih posisi sama
e. Elaborasi Siswa mengungkapkan
5. Guru meminta siswa konsekuensi dari posisi yang
berkumpul dengan siswa diambil
lain yang mengambil posisi
sama
6. Guru menunjuk dua orang Siswa menjelaskan prioritas
dari masing-masing dan memaparkan
perwakilan posisi untuk argumentasinya mengenai
membuktikan konsekuensi fakta-fakta dan isu dengan
posisi yang diambil berdiri
7. Guru meminta siswa
membuat prioritas dan
memaparkan fakta-fakta dan
isu yaitu dengan menunjuk
114

siswa untuk menyampaikan Siswa menegaskan posisinya


pendapatnya
8. Tahap Kelima: Menegaskan Siswa menetapkan posisi final
dan Mengkualifikasi posisi dengan mengangkat tangan
3. Guru meminta siswa apabila ingin berpindah posisi.
menegaskan posisinya
4. Guru meminta siswa
mengkualifikasi posisi yaitu
dengan menetapkan posisi
final pro atau kontra (guru
bertanya kembali apakah
ada yang berpindah posisi
atau tidak pada masing-
masing posisi sebelumnya)
Tahap keenam: Menguji Siswa mendengarkan guru
Asumsi Faktual di balik Posisi saat mengidentifikasi asumsi-
yang sudah Qualified asumsi yang telah dipaparkan
f. Konfirmasi sebelumnya.
5. Guru mengidentifikasi Siswa mendengarkan
asumsi-asumsi siswa penjelasan guru
terhadap masing-masing
posisi apakah relevan atau
tidak
6. Guru menentukan Siswa mengerjakan kuis
konsekuensi yang mengenai materi yang telah di
diperkirakan akan terjadi pelajari. Kuis dikerjakan
7. Tahap Menguji kinerja secara individu dengan
individu estimasi waktu 10 menit.
Guru memberikan latihan
sebagai evaluasi Siswa menukar lembar
pembelajaran berupa pilihan jawabannya dengan teman
ganda sebangku dan saling
mengoreksi jawaban teman
sesuai intruksi guru
8. Tahap Penskoran
Evaluasi d. Setelah siswa selesai
mengerjakan, guru
115

meminta siswa untuk Siswa menghitung skor sesuai


menukar hasil jawaban dengan petunjuk guru
kuis yang telah
dikerjakan dengan teman
sebangkunya untuk
dikoreksi bersama dan
dibahas bersama
e. Guru memasukkan nilai
siswa dengan memanggil
nama siswa sacara urut
sesuai absen
3. 4. Guru menyimpulkan
materi pembelajaran
Penutup (10 yang telah disampaikan
menit) yaitu tentang
5. Guru mengucapkan Siswa menjawab salam
salam penutup

Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Argumentasi

Kemampuan Argumentasi Skor dan kriteria


No
Unsur Aspek 1 2 3

Jakarta, Agustus 2018

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa IPS

Deni Kusnaedi, SE Hana Nahdiana


116

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : SMA Dua Mei Tangerang Selatan


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester :X
Materi Pokok : Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam
Kaitannya Dengan Kebutuhan Manusia,
Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi
Subtema : Sistem ekonomi

Alokasi Waktu : 3 JP
Pertemuan : ke-1

A. Komptensi Inti
3.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
3.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,(toleransi,
gotong royong),santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan
procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi,seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
3.4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan
mengarangi sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandangan/teori.

B. Kompetensi Dasar (KD)


1.5 Mengidentifikasikan sistem ekonomi untuk memecahkan masalah
ekonomi
117

C. Indikator
1. Pengertian sistem ekonomi
2. Macam-macam sistem ekonomi
3. Kebaikan dan kelemahan sistem ekonomi
4. Cara memecahkan masalah ekonomi melalui sistem ekonomi yang
dianut.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :
6. Menjelaskan pengertan sistem ekonomi
7. Mengidentifikasikan macam-macam sistem ekonomi
8. Menyebutkan kelemahan dan kebaikan sistem ekonomi
9. Mendeskripsikan cara memecahkan masalah ekonomi yang dianut
E. Materi Pembelajara (terlampir)
6. Pengertian sistem ekonomi
7. Macam-macam sistem ekonomi
8. Kelemahan dan kebaikan sistem ekonomi
9. Cara memecahkan masalah ekonomi yang dianut
F. Model/Metode Pembelajaran
Metode : Ceramah dan Diskusi
G. Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Media:
d. Powerpoint untuk menampilkan materi tentang kelangkaan
ekonomi
2. Alat :
g. Laptop dan LCD Proyektor
h. Papan tulis
i. Spidol dan penghapus
6. Sumber Belajar :
Buku siswa : Alam dan Rudianto. Buku Siswa Ekonomi SMA/MA
Kelas 10 Edisi Permintaan, (Jakarta:Erlangga, 2013).
H. Kegiatan Pembelajaran
118

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu

Pendahuluan 1) Persiapan psikis dan fisik dalam membuka 15 Menit


pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa
bersama
2) Peserta didik bersama guru mengkondisikan kelas
3) Memberi motivasi siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran
Kegiatan Inti 1) Guru memberikan soal posttest kepada siswa yang 90 Menit
berkaitan dengan materi konflik dan integrasi.
2) Siswa mengerjakan soal posttest.
3) Guru meminta siswa mengumpulkan soal dan
jawaban postest

Penutup 1) Guru meminta siswa untuk mempelajari materi 5 Menit


selanjunya
2) Guru menutup pelajaran dengan membaca
hamdallah dan memberi salam kepada siswa.
119

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : SMA Dua Mei Tangerang Selatan


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester :X
Materi Pokok : Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam
Kaitannya Dengan Kebutuhan Manusia,
Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi
Subtema : Masalah Pokok Ekonomi

Alokasi Waktu : 3 JP
Pertemuan : ke-2

B. Komptensi Inti
3.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
3.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,(toleransi,
gotong royong),santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan
procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi,seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
3.4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah
abstrak(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarangi
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandangan/teori.
B. Kompetensi Dasar (KD)
1.4 Mengidentifikasikan masalah pokok ekonomi, yaitu tentang apa,
bagaimana dan untuk siapa barang diproduksi
I. Indikator
120

2. Mengidentifikasikan barang-barang apa, bagaimana cara memproduksi


dan untuk siapa barang diproduksi.
J. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :
2. Mengidentifikasikan barang-barang apa, bagaimana cara memproduksi
dan untuk siapa barang diproduksi.

3. Materi Pembelajara (terlampir)


10. Pengertian barang apa yang diproduksi
11. Bagaimana barang itu diproduksi
12. Untuk siapa barang itu di produksi

4. Model/Metode Pembelajaran
5. Pendekatan : Inquiri
6. Model : Yurisprudensi

5. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Media:
e. Powerpoint untuk menampilkan materi tentang kelangkaan
ekonomi
2. Alat :
j. Papan tulis
k. Spidol dan penghapus
7. Sumber Belajar :
Buku siswa : Alam dan Rudianto. Buku Siswa Ekonomi SMA/MA
Kelas 10 Edisi Permintaan, (Jakarta:Erlangga, 2013).

6. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
No. Tahapan
Guru Siswa
121

1. g. Orientasi
7. Guru
mengucapkan
salam pembuka.
8. Guru memimpin
siswa berdo’a
9. Guru mengabsen
Siswa secara serentak
siswa
menjawab salam dan
h. Apersepsi
berdo’a
3. Guru memberikan
gambaran tentang
Pendahuluan pelajaran yang
(10 Menit) akan diberikan
menyampaikan yaitu dengan
Siswa mendengarkan
tujuan dan memperlihatkan
dan dipersilahkan
memotivasi gambar-gambar
bertanya jika ada yang
siswa kebutuhan.
ingin ditanyakan.
i. Motivasi
4. Guru menjelaskan
model yang akan
Siswa mendengarkan
dipakai selama
dan memahami tujuan
kegiatan belajar
pembelajaran
mengajar
5. Guru memberikan
penjelasan
mengenai tujuan
yang akan dicapai

2. Kegiatan Inti 5. Tahap Penyajian


(115 menit) Guru memberikan Siswa memperhatikan
Menyajikan penjelasan atau informasi dengan baik materi yang
122

informasi, mengenai materi k. disampaikan oleh guru


Penerapan 6. Penerapan Model
model Yurisprudensi
pembelajaran g. Eksplorasi
Yurisprudensi Tahap 1 : Mengarahkan
siswa kepada kasus Siswa mendengarkan
5. Guru memperkenalkan dan melihat gambar
materi kasus kepada yang sedang diputar
siswa yaitu dengan
memberikan gambar
mengenai masalah Siswa mendengarkan
pokok ekonomi penjelasan guru
6. Guru memaparkan
fakta yaitu dengan
menyebutkan fakta dan Siswa mensintesis
isu dalam gambar fakta dan isu yang
tersebut ditugaskan oleh guru
Tahap 2 :
Mengidentifikasi isu
9. Guru meminta siswa Siswa memilih satu
mensintesis fakta dan isu untuk didiskusikan
isu yang disebutkan
sebelumnya oleh guru Siswa
yaitu dengan mengidentifikasi nilai,
memahami lebih dalam konflik dan mengenali
fakta dan isu fakta dasar serta
10. Guru meminta siswa permasalahan yang
menetapkan satu isu ada dalam gambar
untuk didiskusikan tersebut bersama
11. Guru meminta siswa teman sebangkunya.
untuk mengidentifikasi
123

dan mengenali konflik Siswa menetapkan


serta fakta terhadap posisi sementara.
permasalahan dalam
gambar tersebut. yaitu
dengan mendiskusikan
bersama teman Siswa
sebangkunya. mengungkapkan
12. Tahap ketiga: Memilih posisi dasar dan
Posisi mengangkat tangan
5. Guru meminta siswa jika memilih posisi
untuk mengartikulasi tersebut
posisinya yaitu
menetapkan sementara
posisinya pro atau
kontra terhadap kasus
tersebut
6. Guru meminta siswa
untuk mengungkapkan Siswa berpindah tempat
posisi dasar yaitu dan berkumpul dengan
dengan mendengarkan siswa lain yang memilih
intruksi guru posisi sama Siswa
(mengangkat tangan) mengungkapkan
Tahap keempat: konsekuensi dari posisi
Mengeksplorasi Sikap yang diambil
atau Pendirian Serta
Bentuk Argumentasi
h. Elaborasi Siswa menjelaskan
9. Guru meminta siswa prioritas dan
berkumpul dengan memaparkan
siswa lain yang argumentasinya
mengambil posisi sama mengenai fakta-fakta
124

10. Guru menunjuk dua dan isu dengan berdiri


orang dari masing-
masing perwakilan
posisi untuk
membuktikan Siswa menegaskan
konsekuensi posisi posisinya
yang diambil
11. Guru meminta siswa Siswa menetapkan posisi
membuat prioritas dan final dengan
memaparkan fakta- mengangkat tangan
fakta dan isu yaitu apabila ingin berpindah
dengan menunjuk posisi.
siswa untuk
menyampaikan
pendapatnya
12. Tahap Kelima:
Menegaskan dan
Mengkualifikasi posisi
5. Guru meminta siswa
menegaskan posisinya
6. Guru meminta siswa
mengkualifikasi posisi Siswa mendengarkan
yaitu dengan guru saat
menetapkan posisi mengidentifikasi asumsi-
final pro atau kontra asumsi yang telah
(guru bertanya kembali dipaparkan sebelumnya.
apakah ada yang Siswa mendengarkan
berpindah posisi atau penjelasan guru
tidak pada masing-
masing posisi
sebelumnya)
125

Tahap keenam: Menguji Siswa mengerjakan tes


Asumsi Faktual di balik mengenai materi yang
Posisi yang sudah telah di pelajari. Kuis
Evaluasi Qualified dikerjakan secara
i. Konfirmasi individu dengan estimasi
9. Guru mengidentifikasi waktu 10 menit.
asumsi-asumsi siswa
terhadap masing- Siswa menukar lembar
masing posisi apakah jawabannya dengan
relevan atau tidak teman sebangku dan
10. Guru menentukan saling mengoreksi
konsekuensi yang jawaban teman sesuai
diperkirakan akan intruksi guru
terjadi
11. Tahap Menguji
kinerja individu
Guru memberikan Siswa menghitung skor
latihan sebagai evaluasi sesuai dengan petunjuk
pembelajaran berupa guru
pilihan ganda

12. Tahap Penskoran


f. Setelah siswa
selesai
mengerjakan, guru
meminta siswa
untuk menukar hasil
jawaban kuis yang
telah dikerjakan
dengan teman
126

sebangkunya untuk
dikoreksi bersama
dan dibahas
bersama
g. Setelah selesai
dibahas, guru
memberikan
penjelasan
perhitungan skor
siswa, untuk
kemudian
dikembalikan
kepada pemiliknya
h. Guru memasukkan
nilai siswa dengan
memanggil nama
siswa sacara urut
sesuai absen
3. 6. Guru
menyimpulkan
materi
pembelajaran yang
telah disampaikan
yaitu tentang
Penutup (10
masalh pokok
menit)
ekonomi
7. Guru
memberitahukan
materi yang akan Siswa menjawab salam
datang yaitu
tentang biaya
127

peluang
8. Guru
mengucapkan
salam penutup

Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Argumentasi

Kemampuan
Skor dan kriteria
Argumentasi
No Nama
Unsur Aspek 1 2 3

Jakarta, Agustus 2018

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa IPS

Deni Kusnaedi, SE Hana Nahdiana


128

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : SMA Dua Mei Tangerang Selatan


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester :X
Materi Pokok : Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam
Kaitannya Dengan Kebutuhan Manusia,
Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi
Subtema : Biaya Peluang

Alokasi Waktu : 3 JP
Pertemuan : ke-3

C. Komptensi Inti
3.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
3.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,(toleransi,
gotong royong),santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan
procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi,seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
3.4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah
abstrak(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarangi
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandangan/teori.
B. Kompetensi Dasar (KD)
1.5 Mengidentifikasikan hilangnya kesempatan pada tenaga kerja bila
melakukan produksi dibidang lain
K. Indikator
3. Mendeskripsikan pengertian biaya peluang
129

4. Memberikan contoh biaya


L. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :
10. Mendeskripskan pengertian biaya peluang
11. Memberikan contoh biaya peluang
M. Materi Pembelajara (terlampir)
13. Pengertian biaya peluang
14. Contoh biaya peluang pada kesempatan kerja
N. Model/Metode Pembelajaran
7. Pendekatan : Inquiri
8. Model : Yurisprudensi
O. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Media:
f. Powerpoint untuk menampilkan materi tentang kelangkaan
ekonomi
2. Alat :
l. Papan tulis
m. Spidol dan penghapus
8. Sumber Belajar :
Buku siswa : Alam dan Rudianto. Buku Siswa Ekonomi SMA/MA
Kelas 10 Edisi Permintaan, (Jakarta:Erlangga, 2013).

P. Kegiatan Pembelajaran
No. Tahapan Kegiatan Pembelajaran
Guru Siswa
1. Pendahuluan j. Orientasi
(10 Menit) 10. Guru
menyampaikan mengucapkan
tujuan dan salam pembuka. Siswa secara serentak
memotivasi 11. Guru memimpin menjawab salam dan
130

siswa siswa do’a berdo’a


12. Guru mengabsen
siswa
k. Apersepsi Siswa mendengarkan
4. Guru memberikan dan dipersilahkan
gambaran tentang bertanya jika ada yang
pelajaran yang ingin ditanyakan.
akan diberikan
yaitu dengan
memperlihatkan
gambar-gambar
kebutuhan. Siswa mendengarkan
l. Motivasi dan memahami tujuan
6. Guru memberikan pembelajaran
penjelasan
mengenai tujuan
yang akan dicapai
2. Kegiatan Inti 7. Tahap Penyajian
(115 menit) Guru memberikan Siswa memperhatikan
Menyajikan penjelasan atau informasi dengan baik materi yang
informasi, mengenai materi biaya disampaikan oleh guru
Penerapan peluang
model 8. Penerapan Model
pembelajaran Yurisprudensi
Yurisprudensi j. Eksplorasi
Tahap 1 : Mengarahkan
siswa kepada kasus Siswa mendengarkan
7. Guru memperkenalkan kasus yang diberikan
materi kasus kepada guru
siswa yaitu mengenai
biaya peluang
131

8. Guru memaparkan
fakta yaitu dengan
menyebutkan fakta dan Siswa mendengarkan
isu dalam penjelasan guru
kasustersebut
Tahap 2 :
Mengidentifikasi isu Siswa mensintesis
13. Guru meminta siswa fakta dan isu yang
mensintesis fakta dan ditugaskan oleh guru
isu yang disebutkan
sebelumnya oleh guru
yaitu dengan Siswa memilih satu
memahami lebih isu untuk didiskusikan
dalam fakta dan isu
14. Guru meminta siswa Siswa
menetapkan satu isu mengidentifikasi nilai,
untuk didiskusikan konflik dan mengenali
15. Guru meminta siswa fakta dasar serta
untuk mengidentifikasi permasalahan yang
dan mengenali konflik ada dalam kasus
serta fakta terhadap tersebut bersama
permasalahan tersebut. teman sebangkunya.
yaitu dengan
mendiskusikan Siswa menetapkan
bersama teman posisi sementara.
sebangkunya. Siswa mengungkapkan
16. Tahap ketiga: Memilih posisi dasar dan
Posisi mengangkat tangan jika
7. Guru meminta siswa memilih posisi tersebut
untuk mengartikulasi
posisinya yaitu
132

menetapkan sementara
posisinya pro atau
kontra terhadap kasus
tersebut
8. Guru meminta siswa Siswa berpindah tempat
untuk mengungkapkan dan berkumpul dengan
posisi dasar yaitu siswa lain yang memilih
dengan mendengarkan posisi sama Siswa
intruksi guru mengungkapkan
(mengangkat tangan) konsekuensi dari posisi
Tahap keempat: yang diambil
Mengeksplorasi Sikap
atau Pendirian Serta
Bentuk Argumentasi Siswa menjelaskan
k. Elaborasi prioritas dan
13. Guru meminta siswa memaparkan
berkumpul dengan argumentasinya
siswa lain yang mengenai fakta-fakta
mengambil posisi dan isu dengan berdiri
sama
14. Guru menunjuk dua
orang dari masing-
masing perwakilan
posisi untuk Siswa menegaskan
membuktikan posisinya
konsekuensi posisi
yang diambil Siswa menetapkan posisi
15. Guru meminta siswa final dengan mengangkat
membuat prioritas dan tangan apabila ingin
memaparkan fakta- berpindah posisi.
fakta dan isu yaitu
133

dengan menunjuk
siswa untuk
menyampaikan
pendapatnya
16. Tahap Kelima:
Menegaskan dan
Mengkualifikasi posisi
7. Guru meminta siswa
menegaskan posisinya Siswa mendengarkan
8. Guru meminta siswa guru saat
mengkualifikasi posisi mengidentifikasi asumsi-
yaitu dengan asumsi yang telah
menetapkan posisi dipaparkan sebelumnya.
final pro atau kontra Siswa mendengarkan
(guru bertanya kembali penjelasan guru
apakah ada yang
berpindah posisi atau
tidak pada masing-
masing posisi Siswa mengerjakan kuis
sebelumnya) mengenai materi yang
Tahap keenam: Menguji telah di pelajari. Kuis
Asumsi Faktual di balik dikerjakan secara
Posisi yang sudah individu dengan estimasi
Evaluasi Qualified waktu 10 menit.
l. Konfirmasi
13. Guru mengidentifikasi Siswa menukar lembar
asumsi-asumsi siswa jawabannya dengan
terhadap masing- teman sebangku dan
masing posisi apakah saling mengoreksi
relevan atau tidak jawaban teman sesuai
14. Guru menentukan intruksi guru
134

konsekuensi yang
diperkirakan akan
terjadi
15. Tahap Menguji Siswa menghitung skor
kinerja individu sesuai dengan petunjuk
Guru memberikan guru
latihan sebagai evaluasi
pembelajaran berupa
pilihan ganda

16. Tahap Penskoran


i. Setelah siswa
selesai
mengerjakan, guru
meminta siswa
untuk menukar hasil
jawaban kuis yang
telah dikerjakan
dengan teman
sebangkunya untuk
dikoreksi bersama
dan dibahas
bersama
j. Guru memasukkan
nilai siswa dengan
memanggil nama
siswa sacara urut
sesuai absen
3. Penutup (10 9. Guru
menit) menyimpulkan
135

materi
pembelajaran yang Siswa menjawab salam
telah disampaikan
yaitu tentang
10. Guru
mengucapkan
salam penutup

Q. Penilaian
Lembar Kegiatan Siswa
Soal Pilgan

Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Argumentasi

Kemampuan Argumentasi Skor dan kriteria


No
Unsur Aspek 1 2 3

Jakarta, Agustus 2018

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa IPS

Deni Kusnaedi, SE Hana Nahdiana


136

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : SMA Dua Mei Tangerang Selatan


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester :X
Materi Pokok : Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam
Kaitannya Dengan Kebutuhan Manusia,
Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi
Subtema : Sistem ekonomi

Alokasi Waktu : 3 JP
Pertemuan : ke-1

D. Komptensi Inti
3.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
3.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,(toleransi,
gotong royong),santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan
procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi,seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
3.4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah
abstrak(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarangi
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandangan/teori.
B. Kompetensi Dasar (KD)
1.6 Mengidentifikasikan sistem ekonomi untuk memecahkan masalah
ekonomi
R. Indikator
137

5. Pengertian sistem ekonomi


6. Macam-macam sistem ekonomi
7. Kebaikan dan kelemahan sistem ekonomi
8. Cara memecahkan masalah ekonomi melalui sistem ekonomi yang
dianut.
S. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :
12. Menjelaskan pengertan sistem ekonomi
13. Mengidentifikasikan macam-macam sistem ekonomi
14. Menyebutkan kelemahan dan kebaikan sistem ekonomi
15. Mendeskripsikan cara memecahkan masalah ekonomi yang dianut
T. Materi Pembelajara (terlampir)
15. Pengertian sistem ekonomi
16. Macam-macam sistem ekonomi
17. Kelemahan dan kebaikan sistem ekonomi
18. Cara memecahkan masalah ekonomi yang dianut
U. Model/Metode Pembelajaran
Metode : Ceramah dan Diskusi
V. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Media:
g. Powerpoint untuk menampilkan materi tentang kelangkaan
ekonomi
2. Alat :
n. Laptop dan LCD Proyektor
o. Papan tulis
p. Spidol dan penghapus
9. Sumber Belajar :
Buku siswa : Alam dan Rudianto. Buku Siswa Ekonomi SMA/MA
Kelas 10 Edisi Permintaan, (Jakarta:Erlangga, 2013).

W. Kegiatan Pembelajaran
138

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu

Pendahuluan 4) Persiapan psikis dan fisik dalam 15 Menit


membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam dan berdoa
bersama
5) Peserta didik bersama guru
mengkondisikan kelas
6) Memberi motivasi siswa untuk aktif
dalam proses pembelajaran
Kegiatan Inti 4) Guru memberikan soal posttest kepada 90 Menit
siswa yang berkaitan dengan materi
konflik dan integrasi.
5) Siswa mengerjakan soal posttest.
6) Guru meminta siswa mengumpulkan
soal dan jawaban postest

Penutup 3) Guru meminta siswa untuk 5 Menit


mempelajari materi selanjunya
4) Guru menutup pelajaran dengan
membaca hamdallah dan memberi
salam kepada siswa.
139

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : SMA Dua Mei Tangerang Selatan


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester :X
Materi Pokok : Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam
Kaitannya Dengan Kebutuhan Manusia,
Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi
Subtema : Berbagai Ekonomi Yang Langka Dan Kebutuhan
Manusia Yang Tidak Terbatas
Alokasi Waktu : 3 JP
Pertemuan : ke-1

E. Komptensi Inti
3.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
3.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli,(toleransi, gotong royong),santun, dan percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan
procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi,seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
3.4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan
mengarangi sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandangan/teori.
B. Kompetensi Dasar (KD)
1.3 Mengidentifikasikan kebutuhan manusia
140

1.4 Mendeskripsikan berbagai sumber ekonomi yang langka dan kebutuhan


manusia yang tidak terbatas
X. Indikator
4. Mendeskripsikan pengertian kelangkaan
5. Mengidentifikasikan faktor penyebab kelangkaan
6. Mengidentifikasikan pengelolaan sumber daya ekonomi
Y. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :
16. Mendeskripsikan pengertian kelangkaan
17. Mengidentifikasi faktor-faktor kelangkaan
18. Mengidentifkasikan pengelolaan sumber daya ekonomi
Z. Materi Pembelajara (terlampir)
19. Pengertian kelangkaan
20. Faktor-faktor penyebab kelangkaan
21. Pengelolaan sumber daya ekonomi
AA. Model/Metode Pembelajaran
9. Metode : Ceramah dan Diskusi
BB. Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Media:
h. Powerpoint untuk menampilkan materi tentang kelangkaan
ekonomi
2. Alat :
q. Papan tulis
r. Spidol dan penghapus
10. Sumber Belajar :
Buku siswa : Alam dan Rudianto. Buku Siswa Ekonomi SMA/MA
Kelas 10 Edisi Permintaan, (Jakarta:Erlangga, 2013).
141

CC. Kegiatan Pembelajaran

Tahapan Kegiatan Alokasi


Kegiatan Pendidik Peserta Didik Waktu
Kegiatan 4. Guru menyampaikan Siswa mendengarkan 30 Menit
Awal salam, berdo’a dan penjelasan guru
absesnsi.
5. Guru mengingatkan
materi sebelumnya
6. Guru menyampaikan
materi yang akan dibahas
Kegiatan 4. Guru memberikan soal 1.Siswa mendapatkan soal 90 menit
inti pretest kepada siswa pretest
yang berkaitan dengan
materi kebutuhan
manusia, kelangkaan, dan
sistem ekonomi 2.siswa memperhatikan
5. Guru memberitahukan penjelasan dari guru.
siswa untuk mengerjakan
pretest selama 40 menit. 3.siswa mengumpulkan
6. Guru meminta siswa jawaban.
untuk mengumpulkan
soal dan jawaban pretest.

Kegiatan 3. Guru meminta siswa 3. Siswa 10 menit


penutup untuk mempelajari memperhatikan
penjelasan guru
materi tentang
4. Salah satu siswa
masalah pokok memimpin doa
ekonomi
4. Guru menutup
pelajaran dengan
142

membaca hamdalah
dan memberi salam
kepada siswa
143

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : SMA Dua Mei Tangerang Selatan


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester :X
Materi Pokok : Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam
Kaitannya Dengan Kebutuhan Manusia,
Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi
Subtema : Masalah Pokok Ekonomi

Alokasi Waktu : 3 JP
Pertemuan : ke-2

F. Komptensi Inti
3.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
3.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli,(toleransi, gotong royong),santun, dan percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan
procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi,seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
3.4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan
mengarangi sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandangan/teori.
B. Kompetensi Dasar (KD)
1.3 Mengidentifikasikan masalah pokok ekonomi, yaitu tentang apa,
bagaimana dan untuk siapa barang diproduksi
C. Indikator
144

1. Mengidentifikasikan barang-barang apa, bagaimana cara memproduksi


dan untuk siapa barang diproduksi.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :
1. Mengidentifikasikan barang-barang apa, bagaimana cara memproduksi
dan untuk siapa barang diproduksi.
E. Materi Pembelajara (terlampir)
1. Pengertian barang apa yang diproduksi
2. Bagaimana barang itu diproduksi
3. Untuk siapa barang itu di produksi
F. Model/Metode Pembelajaran
Metode : Ceramah dan Diskusi
G. Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Media:
i. Powerpoint untuk menampilkan materi tentang kelangkaan
ekonomi
2. Alat :
s. Papan tulis
t. Spidol dan penghapus
11. Sumber Belajar :
Buku siswa : Alam dan Rudianto. Buku Siswa Ekonomi SMA/MA
Kelas 10 Edisi Permintaan, (Jakarta:Erlangga, 2013).
145

H. Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Waktu

1. Kegiatan Awal 10 menit


1. Memberikan salam
2. Mengadakan presensi
3.
5. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran produk, proses,
psikomotor, dan keterampilan sosial dan perilaku berkarakter.
2. Kegiatan Inti 100 menit
1. Menyampaikan materi ke siswa sebagai pengantar proses
pembelajaran.
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan
pertanyaan tentang materi yang telah disampaikan.
3. Guru mengadakan tanya jawab berdasarkan materi yang telah
disampaikan (menunjuk beberapa siswa dan memberikan beberapa
pertanyaan) mengenai masalah pokok ekonomi
3. Kegiatan Akhir/Tindak Lanjut 10 menit
1. Menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama siswa.
2. Pembelajaran diakhiri dengan do’a
3. Ditutup dengan salam

Rubrik Penilaian Tes Kemampuan ArgumentasI

Kemampuan
Skor dan kriteria
Argumentasi
No Nama
Unsur Aspek 1 2 3
146

Jakarta, Agustus 2018

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa IPS

Deni Kusnaedi, SE Hana Nahdiana


147

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : SMA Dua Mei Tangerang Selatan


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester :X
Materi Pokok : Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam
Kaitannya Dengan Kebutuhan Manusia,
Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi
Subtema : Biaya Peluang

Alokasi Waktu : 3 JP
Pertemuan : ke-3

A. Komptensi Inti
3.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
3.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli,(toleransi, gotong royong),santun, dan percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan
procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi,seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
3.4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan
mengarangi sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandangan/teori.
B. Kompetensi Dasar (KD)
1.4 Mengidentifikasikan hilangnya kesempatan pada tenaga kerja bila
melakukan produksi dibidang lain
C. Indikator
148

1. Mendeskripsikan pengertian biaya peluang


2. Memberikan contoh biaya
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :
1. Mendeskripskan pengertian biaya peluang
2. Memberikan contoh biaya peluang
E. Materi Pembelajara (terlampir)
1. Pengertian biaya peluang
2. Contoh biaya peluang pada kesempatan kerja
F. Model/Metode Pembelajaran
Metode : Ceramah dan Diskusi
G. Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Media:
j. Powerpoint untuk menampilkan materi tentang kelangkaan
ekonomi
2. Alat :
u. Papan tulis
v. Spidol dan penghapus
12. Sumber Belajar :
Buku siswa : Alam dan Rudianto. Buku Siswa Ekonomi SMA/MA
Kelas 10 Edisi Permintaan, (Jakarta:Erlangga, 2013).
H. Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Waktu

1. Kegiatan Awal 10 menit


1. Memberikan salam
2. Mengadakan presensi
3.
5. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran produk, proses,
psikomotor, dan keterampilan sosial dan perilaku berkarakter.
2. Kegiatan Inti 100 menit
149

1. Menyampaikan materi ke siswa sebagai pengantar proses


pembelajaran.
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan
pertanyaan tentang materi yang telah disampaikan.
3. Guru mengadakan tanya jawab berdasarkan materi yang telah
disampaikan (menunjuk beberapa siswa dan memberikan beberapa
pertanyaan) mengenai biaya peluang
3. Kegiatan Akhir/Tindak Lanjut( 5 menit) 10 menit
1. Menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama siswa.
2. Pembelajaran diakhiri dengan do’a
3. Ditutup dengan salam

Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Argumentasi

Kemampuan Argumentasi Skor dan kriteria


No
Unsur Aspek 1 2 3

Jakarta, Agustus 2018

Guru Mata Pelajarann Mahasiswa IPS

Deni Kusnaedi, SE Hana Nahdiana


150

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : SMA Dua Mei Tangerang Selatan


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester :X
Materi Pokok : Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam
Kaitannya Dengan Kebutuhan Manusia,
Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi
Subtema : Sistem ekonomi

Alokasi Waktu : 3 JP
Pertemuan : ke-1

A. Komptensi Inti
3.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
3.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli,(toleransi, gotong royong),santun, dan percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan
procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi,seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
3.4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan
mengarangi sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandangan/teori.
B. Kompetensi Dasar (KD)
1.7 Mengidentifikasikan sistem ekonomi untuk memecahkan masalah
ekonomi
151

C. Indikator
9. Pengertian sistem ekonomi
10. Macam-macam sistem ekonomi
11. Kebaikan dan kelemahan sistem ekonomi
12. Cara memecahkan masalah ekonomi melalui sistem ekonomi yang
dianut.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :
1. Menjelaskan pengertan sistem ekonomi
2. Mengidentifikasikan macam-macam sistem ekonomi
3. Menyebutkan kelemahan dan kebaikan sistem ekonomi
4. Mendeskripsikan cara memecahkan masalah ekonomi yang dianut
E. Materi Pembelajara (terlampir)
1. Pengertian sistem ekonomi
2. Macam-macam sistem ekonomi
3. Kelemahan dan kebaikan sistem ekonomi
4. Cara memecahkan masalah ekonomi yang dianut
F. Model/Metode Pembelajaran
Metode : Ceramah dan Diskusi
G. Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Media:
k. Powerpoint untuk menampilkan materi tentang kelangkaan
ekonomi
2. Alat :
w. Laptop dan LCD Proyektor
x. Papan tulis
y. Spidol dan penghapus
13. Sumber Belajar :
Buku siswa : Alam dan Rudianto. Buku Siswa Ekonomi SMA/MA
Kelas 10 Edisi Permintaan, (Jakarta:Erlangga, 2013).

H. Kegiatan Pembelajaran
152

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


waktu

Pendahuluan 7) Persiapan psikis dan fisik dalam membuka 15 Menit


pelajaran dengan mengucapkan salam dan
berdoa bersama
8) Peserta didik bersama guru mengkondisikan
kelas
9) Memberi motivasi siswa untuk aktif dalam
proses pembelajaran
Kegiatan Inti 7) Guru memberikan soal posttest kepada siswa 90 Menit
yang berkaitan dengan materi konflik dan
integrasi.
8) Siswa mengerjakan soal posttest.
9) Guru meminta siswa mengumpulkan soal dan
jawaban postest

Penutup 5) Guru meminta siswa untuk mempelajari materi 5 Menit


selanjunya
6) Guru menutup pelajaran dengan membaca
hamdallah dan memberi salam kepada siswa.
153

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : SMA Dua Mei Tangerang Selatan


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester :X
Materi Pokok : Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam
Kaitannya Dengan Kebutuhan Manusia,
Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi
Subtema : Masalah Pokok Ekonomi

Alokasi Waktu : 3 JP
Pertemuan : ke-2

G. Komptensi Inti
3.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
3.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,(toleransi,
gotong royong),santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan
procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi,seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
3.4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah
abstrak(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarangi
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandangan/teori.
B. Kompetensi Dasar (KD)
1.4 Mengidentifikasikan masalah pokok ekonomi, yaitu tentang apa,
bagaimana dan untuk siapa barang diproduksi
I. Indikator
154

2. Mengidentifikasikan barang-barang apa, bagaimana cara memproduksi


dan untuk siapa barang diproduksi.
J. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :
2. Mengidentifikasikan barang-barang apa, bagaimana cara memproduksi
dan untuk siapa barang diproduksi.

3. Materi Pembelajara (terlampir)


4. Pengertian barang apa yang diproduksi
5. Bagaimana barang itu diproduksi
6. Untuk siapa barang itu di produksi

4. Model/Metode Pembelajaran
Metode : Ceramah dan Diskusi
5. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Media:
l. Powerpoint untuk menampilkan materi tentang kelangkaan
ekonomi
2. Alat :
z. Papan tulis
aa. Spidol dan penghapus
14. Sumber Belajar :
Buku siswa : Alam dan Rudianto. Buku Siswa Ekonomi SMA/MA
Kelas 10 Edisi Permintaan, (Jakarta:Erlangga, 2013).

6. Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Waktu
155

1. Kegiatan Awal 10 menit


1. Memberikan salam
2. Mengadakan presensi
3.
5. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran produk,
proses, psikomotor, dan keterampilan sosial dan perilaku
berkarakter.
2. Kegiatan Inti 100 menit
1. Menyampaikan materi ke siswa sebagai pengantar
proses pembelajaran.
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan pertanyaan tentang materi yang telah
disampaikan.
3. Guru mengadakan tanya jawab berdasarkan materi
yang telah disampaikan (menunjuk beberapa siswa dan
memberikan beberapa pertanyaan) mengenai masalah
pokok ekonomi
3. Kegiatan Akhir/Tindak Lanjut 10 menit
1. Menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama
siswa.
2. Pembelajaran diakhiri dengan do’a
3. Ditutup dengan salam

Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Argumentasi

Kemampuan
Skor dan kriteria
Argumentasi
No Nama
Unsur Aspek 1 2 3
156

Jakarta, Agustus 2018

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa IPS

Deni Kusnaedi, SE Hana Nahdiana


157

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : SMA Dua Mei Tangerang Selatan


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester :X
Materi Pokok : Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam
Kaitannya Dengan Kebutuhan Manusia,
Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi
Subtema : Biaya Peluang

Alokasi Waktu : 3 JP
Pertemuan : ke-3

H. Komptensi Inti
3.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
3.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,(toleransi,
gotong royong),santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan
procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi,seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
3.4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah
abstrak(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarangi
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandangan/teori.
B. Kompetensi Dasar (KD)
1.5 Mengidentifikasikan hilangnya kesempatan pada tenaga kerja bila
melakukan produksi dibidang lain
K. Indikator
3. Mendeskripsikan pengertian biaya peluang
158

4. Memberikan contoh biaya


L. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :
3. Mendeskripskan pengertian biaya peluang
4. Memberikan contoh biaya peluang
M. Materi Pembelajara (terlampir)
7. Pengertian biaya peluang
8. Contoh biaya peluang pada kesempatan kerja
N. Model/Metode Pembelajaran
Metode : Ceramah dan Diskusi
O. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Media:
m. Powerpoint untuk menampilkan materi tentang kelangkaan
ekonomi
2. Alat :
bb. Papan tulis
cc. Spidol dan penghapus
15. Sumber Belajar :
Buku siswa : Alam dan Rudianto. Buku Siswa Ekonomi SMA/MA
Kelas 10 Edisi Permintaan, (Jakarta:Erlangga, 2013).

P. Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Waktu

1. Kegiatan Awal 10 menit


1. Memberikan salam
2. Mengadakan presensi
3.
5. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran produk,
proses, psikomotor, dan keterampilan sosial dan perilaku
berkarakter.
159

2. Kegiatan Inti 100 menit


1. Menyampaikan materi ke siswa sebagai pengantar
proses pembelajaran.
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan pertanyaan tentang materi yang telah
disampaikan.
3. Guru mengadakan tanya jawab berdasarkan materi
yang telah disampaikan (menunjuk beberapa siswa dan
memberikan beberapa pertanyaan) mengenai biaya
peluang
3. Kegiatan Akhir/Tindak Lanjut( 5 menit) 10 menit
1. Menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama
siswa.
2. Pembelajaran diakhiri dengan do’a
3. Ditutup dengan salam

Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Argumentasi

Kemampuan Argumentasi Skor dan kriteria


No
Unsur Aspek 1 2 3

Jakarta, Agustus 2018

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa IPS

Deni Kusnaedi, SE Hana Nahdian


160

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : SMA Dua Mei Tangerang Selatan


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester :X
Materi Pokok : Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam
Kaitannya Dengan Kebutuhan Manusia,
Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi
Subtema : Sistem ekonomi

Alokasi Waktu : 3 JP
Pertemuan : ke-1

I. Komptensi Inti
3.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
3.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,(toleransi,
gotong royong),santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan
procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi,seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
3.4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah
abstrak(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarangi
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandangan/teori.
B. Kompetensi Dasar (KD)
1.8 Mengidentifikasikan sistem ekonomi untuk memecahkan masalah
ekonomi
Q. Indikator
13. Pengertian sistem ekonomi
161

14. Macam-macam sistem ekonomi


15. Kebaikan dan kelemahan sistem ekonomi
16. Cara memecahkan masalah ekonomi melalui sistem ekonomi yang
dianut.
R. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :
5. Menjelaskan pengertan sistem ekonomi
6. Mengidentifikasikan macam-macam sistem ekonomi
7. Menyebutkan kelemahan dan kebaikan sistem ekonomi
8. Mendeskripsikan cara memecahkan masalah ekonomi yang dianut
S. Materi Pembelajara (terlampir)
9. Pengertian sistem ekonomi
10. Macam-macam sistem ekonomi
11. Kelemahan dan kebaikan sistem ekonomi
12. Cara memecahkan masalah ekonomi yang dianut
T. Model/Metode Pembelajaran
Metode : Ceramah dan Diskusi
U. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Media:
n. Powerpoint untuk menampilkan materi tentang kelangkaan
ekonomi
2. Alat :
dd. Laptop dan LCD Proyektor
ee. Papan tulis
ff. Spidol dan penghapus
16. Sumber Belajar :
Buku siswa : Alam dan Rudianto. Buku Siswa Ekonomi SMA/MA
Kelas 10 Edisi Permintaan, (Jakarta:Erlangga, 2013).

V. Kegiatan Pembelajaran
162

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu

Pendahuluan 10) Persiapan psikis dan fisik dalam 15 Menit


membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam dan berdoa
bersama
11) Peserta didik bersama guru
mengkondisikan kelas
12) Memberi motivasi siswa untuk
aktif dalam proses pembelajaran
Kegiatan Inti 10) Guru memberikan soal posttest 90 Menit
kepada siswa yang berkaitan dengan
materi konflik dan integrasi.
11) Siswa mengerjakan soal posttest.
12) Guru meminta siswa
mengumpulkan soal dan jawaban
postest

Penutup 7) Guru meminta siswa untuk 5 Menit


mempelajari materi selanjunya
8) Guru menutup pelajaran dengan
membaca hamdallah dan memberi
salam kepada siswa.
163

SILABUS

Nama Sekolah : SMA Dua Mei Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Ekonomi

Kelas/Program :X

Semester :1

Standar Kompetensi : 1. Memahami permasalahan ekonomi dalam


kaitannya dengan kebutuhan manusia, kelangkaan,
dan sistem ekonomi

Alokasi : 3jam/minggu

Kegiatan
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Peni
pembelajaran

1.5 Mengidentifikasi Kebutuhan Manusia  Mencari informasi  Mendeskrips  P


kan kebutuhan  Pengertian tentang pengertian ikan n
manusia kebutuhan kebutuhan pengertian p
 Macam-macam manusia melalui kebutuhan h
kebutuhan berbagai macam  Mengidentif  P
sumber ikasian n
 Mengidentifikasik bermacam-  P
an bermacam- macam n
macam kebutuhan kebutuhan k
manusia di daerah manusia p
setetmpat
 Mendiskusikan
kebutuhan
manusia di daerah
setempat yang
paling dominan
 Mengklasifikasika
n jenis kebutuhan
berdasarkan
tingkatan
kebutuhan

1.6 mendeskripsikan Berbagai sumber  Menggali  Mendeskrips


berbagai sumber ekonomi yang langka informasi tentang ikan
ekonomi yang dan kebutuhan manusia pengertian
164

langka dan yang tidak terbatas. kelangkaan kelangkaan


kebutuhan  Pengertian  Mendisukusikan  Mengidentif
manusia yang kelangkaan faktor penyebab ikasikan
tidak terbatas  Faktor penyebab kelangkaan di faktor-faktor
kelangkaan daerah setempat penyebab
 Pengelolaan sumber dan sekitarnya kelangkaan
daya ekonomi  Mengidentifikasik  Mengidentif
an berbagai ikasi
sumber ekonomi pengalokasi
yang langka dan an sumber
kebutuhan daya yang
manusia yang mendatangk
tidak terbatas an manfaat
melalui studi bagi rakyat
pustaka di daerah banyak
setempat dan
sekitarnya
 Bersikap rasional
dalam menyikapi
berbagai pilihan
kebutuhan
1.7 Mengidentifikasi Masalah Pokok  Mengidentif
kan masalah Ekonomi  Mengidentifikasik ikasikan
pokok ekonomi,  Barang apa yang an barang-barang barang apa,
yaitu tentang diproduksi apa, bagaimana bagaimana
apa, bagaimana  Bagaimana cara cara memproduksi cara
dan untuk siapa memproduksi dan untuk siapa memproduk
barang  Untuk siapa barang barang diproduksi si dan untuk
diproduksi diproduksi melalui studi siapa barang
lapangan di suatu diproduksi
daerah.

1.8 Mengidentifikasi Biaya peluang  Mendeskrips


kan hilangnya 
 Pengertian biaya Mengkaji ikan
kesempatan pada referensi tentang pengertian
peluang
tenaga kerja bila
 Contoh biaya permasalahan biaya
melakukan ekonomi untuk peluang
peluang pada
produksi di menemukan  Menunjukka
kesempatan kerja
bidang lain konsep biaya n contoh
peluang biaya
 Mendiskusikan peluang
contoh biaya pada
peluang pada kesempatan
kesempatan kerja kerja bila
bila melakukan melakukan
produksi dibidang produksi di
165

lain bidang lain

1.9 Mengidentifikasi Sistem ekonomi  Mendeskrips


kan sistem  Pengertian sistem  Mengkaji ikan
ekonomi untuk ekonomi referensi tentang pengertian
memecahkan  Macam-macam sistem ekonomi sistem
masalah sistem ekonomi  Mengidentifikasik ekonomi
ekonomi  Kebaikan dan an sistem
kelemahan sistem ekonomi yang ada  Mengidentif
ekonomi dan cara ikasikan
 Cara memecahkan memecahkan sistem
masalah ekonomi masalah ekonomi ekonomi
melalui sistem melalui studi yang ada
ekonomi yang lapangan dancara
dianut. memecahka
n masalah
ekonomi
(produksi,
distribusi
dan
konsumsi)
166

SMA DUA MEI TANGERANG SELATAN


PRETEST EKONOMI
Materi Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam Kaitannya Dengan
Kebutuhan Manusia, Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi
Tahun Pelajaran 2018/2019
Kelas/Program : X Waktu : 60 Menit

PETUNJUK UMUM
1. Tulislah identitas Anda di sudut atas pada lembar jawaban
2. Periksa dan bacalah soal-soal sebelum Anda menjawab
3. Jumlah soal sebanyak 3 butir
4. Dahulukan soal-soal yang Anda anggap mudah
5. Kerjakanlah pada lembar jawaban dengan pulpen hitam
6. Kerjakan soal ini sendiri-sendiri tanpa berdiskusi dengan teman.

SOAL
1. Jelaskan pengertian kelangkaan !
2. Mengapa terjadi kelangkaan di Indonesia, berikan argumentasi anda !
3. Bagaimana keadaan sumber ekonomi di Indonesia? jelaskan berdasarkan
argumentasi anda!
4. Paparkan argumen anda mengenai salah satu masalah pokok di
Indonesaia!
5. Jelaskan pengertian biaya peluang!
6. Berikan contoh biaya peluang pada kesempatan kerja bila melakukan
produksi di bidang lain!
7. Bagaimana pendapat anda mengenai sistem ekonomi yang ada di
Indonesia, bandingkan dengan di negara lain!

SELAMAT MENGERJAKAN
167

SMA DUA MEI TANGERANG SELATAN


POSTTEST EKONOMI
Materi Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam Kaitannya Dengan
Kebutuhan Manusia, Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi
Tahun Pelajaran 2018/2019
Kelas/Program : X Waktu : 60 Menit

PETUNJUK UMUM
1. Tulislah identitas Anda di sudut atas pada lembar jawaban
2. Periksa dan bacalah soal-soal sebelum Anda menjawab
3. Jumlah soal sebanyak 3 butir
4. Dahulukan soal-soal yang Anda anggap mudah
5. Kerjakanlah pada lembar jawaban dengan pulpen hitam
6. Kerjakan soal ini sendiri-sendiri tanpa berdiskusi dengan teman.

SOAL
1. Jelaskan pengertian kelangkaan !
2. Sebutkan dan jelaskan fakor-faktor kelangkaan!
3. Jelaskan pengelolaan sumber daya ekonomi!
4. Sebutkan dan jelaskan masalah-masalah pokok ekonomi!
5. Jelaskan pengertian biaya peluang!
6. Berikan contoh biaya peluang pada kesempatan kerja bila melakukan
produksi di bidang lain!
7. Jelaskan pengertian sistem ekonomi di Indonesia!

SELAMAT MENGERJAKAN
168

Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Argumentasi

Kemampuan Argumentasi Skor dan Kriteria


No
Unsur Aspek 1 2 3
1 Klaim Akurasi Klaim Klaim Klaim
klaim sepenuhnya sebagian sepenuhnya
tidak akurat akurat akurat
2 Data Kecukupan Menyertakan Menyertakan Menyertakan
data data tetapi data tetapi data yang
tidak relevan tidak cukup cukup untuk
untuk untuk mendukung
mendukung mendukung klaim
klaim klaim
Kualitas data Data ada Data Data
tetapi tidak sebagian sepenuhnya
dianalisis dianalisis dianalisis
untuk untuk untuk
mendukung mendukung mendukung
klaim klaim klaim
3 Pembenaran Kualitas Pembenaran Pembenaran Pembenaran
pembenaran untuk untuk untuk
menjelaskan menjelaskan menjelaskan
hubungan hubungan hubungan
antara data antara data antara data
dan klaim dana klaim dan klaim
tidak sebagian sepenuhnya
mendukung mendukung mendukung
klaim klaim klaim
4 Dukungan Kualitas Dukungan Dukungan Dukungan
dukungan untuk untuk untuk
melandasi melandasi menlandasi
pembenaran pembenaran pembenaran
tidak sebagian sepenuhnya
mendukung mendukung mendukun
klaim klaim klaim
169

LEMBAR OBSERVASI

Pertemuan :
Hari/tanggal :
Nama Observer :

NO. ASPEK YANG DIAMATI REALISASI KETERANGAN


Y T
I Pra-Pembelajaran
1. Guru mengucapkan salam pembuka
2. Guru memimpin siswa berdoa
3. Guru menanyakan kabar siswa
4. Guru
II Membuka pelajaran
1. Guru menyampaikan model pembelajaran
yang akan digunakan
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
III Kegiatan Inti Pembelajaran
1. Guru memberikan penjelasan atau informasi
mengenai materi terkait
2. Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan
lain yang relevan
3. Guru menyampaikan materi secara sistematis.
IV Model pembelajaran
1 Guru memperkenalkan materi kasus kepada
siswa
2 Guru memaparkan fakta yaitu dengan
menyebutkan fakta dan isu dalam kasus
tersebut
3. Guru meminta siswa mensintesis fakta dan isu
yang sudah disebutkan
4. Guru meminta siswa menetapkan satu isu
untuk didiskusikan
5. Guru meminta siswa untuk
mengidentifikasikan kasus tersebut
6. Guru meminta siswa untuk mengartikulasi
posisinya yaitu menetapkan sementara
posisinya pro atau kontra
7. Guru meminta siswa untuk mengungkapkan
posisi dasar yaitu dengan mengangkat tangan
8. Guru menyuruh siswa berkumpul dengan
siswa lain yang mengambil posisi sama
9. Guru menunjuk dua orang dari masing-masing
perwakilan posisi untuk membuktikan
170

konsekuensi posisi yang diambil


10. Guru meminta siswa membuat prioritas dan
memaparkan fakta-fakta dan isu yaitu dengan
menunjuk siswa untuk menyampaikan
pendapatnya
11. Guru meminta siswa menegaskan posisinya
12. Guru meminta siswa mengkualifikasikan
posisi yaitu dengan menetapkan posisi final
pro atau kontra
13. Guru mengidentifikasikan asumsi-asumsi
siswa terhadap masing-masing posisi
14. Guru menentukan konsekuensi yang akan
terjadi
15. Guru menyimpulkan materi pembelajaran
16. Guru mengucapkan salam penutup
V Media Pembelajaran
1. Guru menumbuhkan pastisipasi aktif peserta
didik dalam pembelajaran
2. Guru membuat media pembelajaran dengan
jelas
3. guru membuat media pembelajaan relevan
dengan pesan yang akan disampaikan
4. Guru melibatkan siswa dalam penggunaan
media pembelajaran
5. Guru membuat media pembelajaran terbaca
dan mudah dipahami
6. Guru membuat media pembelajaran menarik
perhatian siswa
7. Guru membuat media pembelajaran
menggunakan warna yang realistic
VI Penilaian
1. Guru mengevaluasi peserta didik
2. Guru melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi
VII Penutup
1. Guru menyimpulkan materi yang diajarkan
2. Guru mengakhir pelajaran dengan melakukan
doa bersama
171

Hasil Pretest Dan Postest Kelas Eksperimen

Peserta Didik SMA Dua Mei

Eksperimen
No Nama
Pretest Postest
1 Achmad Fadhil S 50 76
2 Achmad Zaky 54 74
3 Adam Ramdani 52 72
4 Adinda Ayuningtias 69 83
5 Aditya Firmansyah 67 85
6 Anugrah Rezeki R 65 80
7 Atilla Rauzan M 56 77
8 Auzan Abdi Dzil Ikram 70 89
9 Dea Restu Nur F 65 80
10 Deswita Khairunnufus 54 80
11 Devina Nur Fajwah 65 87
12 Dian Fitriani 62 85
13 Dimas Hibatulloh 56 77
14 Fauzan Dias Gilang Saputra 54 74
15 Fauzan Fadlu Rahman 53 73
16 Galih Allan Nurin 67 75
17 Monica Andriyani 69 80
18 M Fajar Andriansyah 69 83
19 M Sendy Sontany 72 90
20 M Haekal Dzaki 56 76
21 M Iqbal Sidqi 45 78
22 Nabil Saputra 67 85
23 Nabila Azzahra M 69 87
24 Nabila Nur K 55 78
25 Prince Kamga Bravo 67 80
26 Puput Naja Naila 45 65
27 Putri Nurul Amanda 72 92
28 Rafi Anandito A 63 82
29 Rahadian Pratama 67 78
30 Rangga Pati Putra P 67 80
31 Regita Zefanya 54 70
32 Rehans Maulana 70 87
172

Hasil Pretest Dan Postest Kelas Kontrol

Peserta Didik SMA Dua Mei

Kontrol
No Nama
Pretest Posttest
1 Abdul Zaqi Ridwan 54 65
2 Abdul Rahman Alfarizhi Sillahi 53 67
3 Agus Hidayatulloh 54 60
4 Alicia Adelaide 54 62
5 Amir H. 60 64
6 Anak Agung Ngurah Dimas Daniero 65 65
7 Anggi Anggriani 45 56
8 Annisa Arwianti 50 55
9 Azra Syafitri 52 58
10 Bagas Kurniawan 54 65
11 Bitnari Jannah Korselina 65 68
12 Daffa Dafinci 63 68
13 Dhea Azahra Amalia 54 67
14 Distara Muhamad Farit 53 65
15 Diva Riski Almansyah 65 70
16 Ellang Anto Prayoga 67 70
17 Geby Putri Nanda 70 72
18 Gusti Pakubuana Jaya Siam 65 67
19 Ivan Denny Saputra 63 67
20 Kartika Apriliani 54 68
21 Muhammad Aditya Surya Saputra 57 65
22 Muhamad Arby Afdal 56 60
23 Muhammad Dwi Rizaldi 54 60
24 Muhammad Rizky Alfareza 67 70
25 Muhammad Syahriel 72 75
26 Muhammad Zaky Asyhari 65 70
27 Maleda Littler 54 60
28 Nilla Amalia Nabilla 54 62
29 Nur Anissa Zahra 56 60
30 Putri Dwi Cahyaningrum 54 60
31 Raihan Pramana Putra 56 58
32 Rakha Nadhifa Putra Haloki 65 75

You might also like