Professional Documents
Culture Documents
KONTROL MUTU
Dalam menjamin kualitas pekerjaan yang dicapai sesuai dengan spesifikasi
yang disyaratkan, maka kontraktor akan melaksanakan serangkaian uji
material yang digunakan dalam kegiatan ini. Diantaranya adalah;
• Pengujian tanah
Uji tanah dilakukan untuk mengetahui apakah kondisi tanah sudah
memenuhi syarat dalam spesifikasi teknis seperti uji Sand Cone,
DCP, CBR dan pengujian lain yang dibutuhkan.
• Pengujian Beton
Beton termasuk bahan utama dalam paket kegiatan ini sehingga
perlu dijaga kualitasnya, pengujian yang dilakukan terhadap beton
dilakukan sejak awal pengerjaan.
Pada material yang digunakan untuk membuat beton dilaksanakan
pengujian dari batching plant untuk mengetahui kualitas bahan
yang dipakai selain itu mix design yang dibuat akan diajukan
kepada pengawas untuk disetujui mengenai komposisi campuran
beton yang dibuat. Sebelum pengecoran dilakukan terlebih dahulu
dilakukan slump test sehingga didapatkan tingkat keenceran dalam
beton segar. Selain itu juga dibuat benda uji kubus untuk diuji di
laboratorium kekuatan tekannya melalui uji tekan kubus. Waktu
pengujian beton dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan
peraturan PBI ‘71 serta SNI.
• Pengujian aspal
Pengujian aspal dilakukan pada saat design trial mix dan tes
marshal untuk mengetahui kekuatannya dalam menerima beban.
• Pengujian besi
Besi tulangan yang dipakai adalah U-24 untuk besi tulangan
polos dan U-39 untuk besi tulangan ulir.
1. PENDAHULUAN
Tahap Pelaksanaan Pekerjaan adalah tahap realisasi design
rencana menjadi sebuah bangunan yang utuh. Pada tahap ini dibutuhkan
metodologi yang efektif dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
shop drawing. Metode yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan dapat
berbeda meskipun untuk pekerjaan yang sama, hal ini tergantung dari
sumber daya dan kondisi lingkungan yang dihadapi.
Perencanaan yang matang mengenai tahapan-tahapan dalam
menyelesaikan pekerjaan dilapangan mutlak diperlukan untuk
mendapatkan hasil yang sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan. Selain
menjamin mutu yang dihasilkan, perencanaan juga harus memperhitungkan
keselamatan kerja semua yang terlibat dalam proses pelaksanaan pekerjaan
sehingga tercapai ZERO ACCIDENT sesuai dengan standar OHSAS dalam
proyek.
2. LATAR BELAKANG
Pekerjaan Pembangunan jembatan AKses Marunda Berlokasi di daerah
dengan kondisi lingkungan yang cukup padat dengan mobilisasi masyarakat,
untuk itu maka harus diperhatikan mengenai dampak lingkungan yang terjadi
selama pelaksanaan pekerjaan terutama lalu lintas kendaraan.
3. PEKERJAAN ADMINISTRASI
a. PASCA LELANG
Setelah diputuskan pemenang lelang dalam paket pekerjaan
Pembangunan jembatan Akses Marunda Tahun Anggaran 2010 maka
selaku pemenang lelang hal pertama yang kami lakukan adalah
menyerahkan Surat Jaminan Pelaksanaan sebagai syarat keluarnya
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan dilanjutkan dengan melengkapi
dokumen yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut
antara lain:
• Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Permanen yang berbentuk Barchat
dan Kurva “S” serta Network Planning.
• Jadwal penugasan personil inti.
• Jadwal pengiriman peralatan proyek (MOB DEMOB)
• Jadwal Pengiriman bahan-bahan material proyek.
• Rincian metode pelaksanaan masing-masing bagian
pekerjaan secara lebih mendetail.
• Menyerahkan surat pemberitahuan secara tertulis, bahwa
pekerjaan tersebut akan segera kami laksanakan dengan tembusan
kepada Instansi yang terkait.
• Koordinasi dengan petugas terkait dan instansi terkait, baik
dengan konsultan perencana, wakil dari pengguna jasa maupun
dengan konsultan pengawas dan bersosialisasi dengan lingkungan
setempat, untuk dapat mengantisifasi hal-hal yang dapat
mengganggu dan menghambat aktifitas pada saat pelaksanaan
pekerjaan
b. ADMINISTRASI LAPANGAN
Selama masa pelaksanaan pekerjaan dilapangan juga dilakukan
proses administrasi untuk tertib laporan terhadap pihak-pihak yang
terkait dalam pelaksanaan pekerjaan Pembangunan jembatan AKses
Marunda tahun anggaran 2010. Dokumen yang dipersiapkan selama
masa pelaksanaan pekerjaan meliputi
• Laporan kegiatan,
• Laporan Surat-menyurat,
b. PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan tanah meliputi pekerjaan galian tanah, urugan limestone,
urugan tanah dan pemadatan menggunakan alat berat dan stamper.
Volume pekerjaan galian tanah memiliki variasi tergantung kedalaman
penggaliannya. Adapun kedalaman galian yang disyaratkan beserta
volume penggaliannya antara lain:
3
• Galian tanah biasa, dalam s/d 1 m 262.50 m
3
• Galian tanah biasa, dalam 1 m s/d 2 m 262.50 m
3
• Galian tanah biasa, dalam 2 m s/d 3 m 262.50 m
3
• Galian tanah biasa, dalam 3 m s/d 4 m 262.50 m
3
• Galian tanah biasa, dalam 4 m s/d 5 m 262.50 m
3
• Galian tanah biasa, dalam 5 m s/d 6 m 131.25 m
d. PERKERASAN ASPAL
Setelah perkerasan jalan beton selesai dikerjakan dan memiliki
umur yang memenuhi syarat untuk pelapisan laston maka Pekerjaan
perkerasan aspal dapat dimulai. Pekerjaan ini dimulai dengan
penyemprotan Prime Coat dengan menggunakan aspal emulsi jenis
2
CSS-1 sebanyak 0.4 l/m . volume pekerjaan pelapisan prime coat
sebanyak 1.628,70 Ltr dan dilaksanakan selama 1 Minggu dengan
produktifitas penyelesaian per-minggu sebanyak 814 Ltr. penyemprotan
menggunakan asphalt sprayer dimulai dari sisi terjauh perkerasan
beton sehingga Prime Coat yang sudah selesai dikerjakan tidak
terganggu oleh aktifitas penyemprotan prime coat bagian lain.
Setelah selesai penyemprotan maka hasilnya dijaga dari terkena
debu dan kotoran yang dapat merusak kualitas prime coat. Pekerjaan
dilaksanakan dalam kondisi kering dan cuaca cerah. Bila kondisi
cuaca berpotensi hujan maka pekerjaan dihentikan.
Bersamaan dengan penyemprotan lapis prime coat maka dikerjakan
penghamparan LASTON, Hotmix, density lapangan 97 – 100 % dengan
ketebalan padat 5 cm. besar pekerjaan penghamparan laston ini seluas
2
4.071,76 m dan dilaksanakan selama 4 Minggu sehingga dalam 1
2
minggu dapat menyelesaikan 1017.94 m lokasi penghamparan
LASTON.
Alat yang digunakan untuk pelaksanaan penghamparan laston ini
antara lain:
• Dump truck
• Asphalt Finisher
• Tandem roller
• Tire roller
e. PEKERJAAN STRUKTUR
Pekerjaan beton untuk pembuatan pondasi jembatan dilaksanakan
dengan cor ditempat, proses pengerjaan dimulai dengan pembuatan
bekisting mengunakan bekisting berat. Mutu beton yang dipakai K.300,
3
volume pekerjaan 978 m, dan dilaksanakan dalam 8 minggu.
Karena
pembuatan struktur dinding penutup dan pondasi jembatan
menggunakan volume beton yang cukup besar maka perlu diperhatikan
suhu beton agar tidak berbeda terlalu jauh waktu pegecoran
berlangsung, oleh karena itu pengecoran dilakukan secara
berkelanjutan dan dilakukan perawatan selama masa curing
time dengan menggunakan karung basah. Selain itu juga akan
dilakukan penyemprotan secara berkala untuk menurunkan suhu beton
yang ada pada pondasi jembatan selama masa curing.
• Laporan Harian;
Berisi rangkaian kegiatan yang dilakukan pada hari yang
dilaporkan dalam bentuk Buku Harian Lapangan (BHL). Laporan
harian berisi:
a. Kegiatan harian;
b. Jumlah tenaga kerja yang terlibat untuk setiap macam
pekerjaan;
c. Laporan cuaca;
d. Laporan surat-menyurat;
e. Laporan barang yang masuk dan barang yang ditolak berikut
kuantitas dan macamnya;
f. Laporan barang dipakai;
g. Jumlah, jenis dan kondisi peralatan;
h. Laporan kunjungan;
i. Laporan masalah yang dihadapi dan tindakan yang diambil.
• Laporan Mingguan;
Laporan mingguan berisi rekapitulasi dari laporan harian, laporan
kemajuan prestasi minggu yang dilaporkan dan target rencana
kemajuan pekerjaan minggu yang akan datang serta dilampiri
dengan laporan harian.
• Laporan Bulanan;
Laporan Bulanan berisi rekapitulasi dari laporan harian, dan Laporan
bulanan serta laporan kemajuan prestasi Bulan yang dilaporkan dan
target rencana kemajuan pekerjaan Bulan yang akan datang serta
dilampiri dengan laporan harian dan laporan mingguan.
• Laporan Akhir.
Laporan Akhir berisi rekapitulasi semua pekerjaan yang
dilaksanakan dan dilampiri dengan laporan harian, mingguan dan
bulanan. Dalam Laporan akhir dijabarkan semua kejadian yang
terjadi selama pelaksanaan proyek secara objektif dan lengkap.