Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Kelompok
2013
BAB I
TINJAUAN TEORI
DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk lain
yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik.
(Sir,Patrick manson,2001).
Demam berdarah adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus)
yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (Suriadi & Yuliani,
2001).
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae,dengan genusnya adalah
flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3
dan DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda, tergantung
dari serotipe virus Dengue. (Saroso, 2007)
2. ETIOLOGI
DHF disebabkan oleh virus dengue yang termasuk dalam genus Flavivirus dan ditularkan
oleh nyamuk Aedes Aegypti. Di Indonesia, virus tersebut sampai saat ini telah diisolasi menjadi
4 serotipe virus dengue yang termasuk dalam grup B dari arthropedi borne viruses ( Arbovirus ),
yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Infeksi oleh salah satu serotype menimbulkan
antibody seumur hidup terhadap serotype bersangkutan, tetapi tidak ada perlindungan terhadap
serotipr lain. Virus dengue ini terutama ditularkan melalui vector nyamuk aedes aegypti.
Nyamuk aedes albopictus,
aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain kurang berperan. Jenis nyamuk ini terdapat hampir
di seluruh Indonesia kecuali di ketinggian lebih dari 1000 m di atas permukaan laut.
Perkembangan hidup nyamuk Aedes Aegypti dari telur hingga dewasa memerlukan waktu
sekitar 10-12 hari. Hanya nyamuk betina yang menggigit dan menghisap darah serta memilih
dari manusia untuk memotong telurnya. Sedangkan nyamuk jantan tidak dapat menghisap darah,
melainkan hidup Dari sari bunga tumbuh-tumbuhan. Umur nyamuk Aedes Aegypti betina sekitar
± 2 minggu. ( Hadinegoro, 1999 )
3. PATOFISIOLOGI
Virus dengue masuk pertama kali ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk,
terinfeksi oleh virus dengue untuk pertama kalinya atau mendapat infeksi berulang virus dengue
lainnya. Saat virus masuk kedalam peredaran darah melalui gigitan nyamuk, terjadi infeksi virus
dengue yang akan merangsang endotoxin,selanjutnya merangsang zat pyrogen dan endogen,
mengakibatkan interleukin 1, menggeser set point dari titik normal, sehingga terjadi menggigil,
demam, dan terjadi hipertermia mendadak. Dari hipertermi akan meningkatkan stress,
merangsang keluarnya histamine, menyebabkan peningkatan HCI, mengiritasi lambung, terjadi
mual dan penurunan nafsu makan, masukan yang tidak adekuat sehingga menyebabkan
ketidakseimbangan nutrisi yaitu kurang dari kebutuhan tubuh.
4. MANIVESTASI KLINIS
Infeksi virus dengue mengakibatkan manifestasi klinis yang bervariasi mulai dari
penyakit paling ringan, demam dengue, demam berdarah dengue sampai syndrome syok
dengue. Timbulnya bervariasi berdasarkan derajat Demam berdarah dengue.
· Fase pertama yang relatif ringan dengan demam mulai mendadak, malaise muntah, nyeri
kepala, anoreksia, dan batuk.
· Pada fase kedua ini penderita biasanya menderita ekstremitas dingin, lembab, badan panas,
maka merah, keringat banyak, gelisah, iritabel, dan nyeri mid-epigastrik. Seringkali ada
petekie tersebar pada dahi dan tungkai, ekimosis spontan mungkin tampak, dan mudah
memar serta berdarah pada tempat fungsi vena adalah lazim. Ruam makular atau
makulopopular mungkin muncul dan mungkin ada sianosis sekeliling mulut dan perifer.
Nadi lemah dan cepat. Hati membesar sampai 4-6 cm dibawah tepi costa dan biasanya keras
agak nyeri. Kurang dari 10% penderita ekimosis atau perdarahan saluran cerna yang nyata,
biasanya pasca masa syok yang tidak terkoreksi.
Menurut patokan dari WHO pada tahun 1975, diagnosa DBD (DHF) harus berdasarkan
adanya gejala klinik sebagai berikut :
1. Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari (tanpa sebab jelas).
2. Manifestasi perdarahan: paling tidak terdapat uji turniquet positif dari adanya salah satu
bentuk perdarahan yang lain misalnya positif, ekimosis, epistaksis, perdarahan yang lain
misalnya petekel, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, melena, atau hematomesis.
3. Pembesaran hati (sudah dapat diraba sifat permulaan sakit).
4. Syok yang ditandai nadi lemah, cepat, disertai tekanan nadi yang menurun (menjadi 20
mmHg atau kurang), tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau
kurang), disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki,
pasien menjadi gelisah, timbul sianosis disekitar mulut.
5. PENATALAKSANAAN
1. Secara Fisik
a. Anak demam ditempatkan dalam ruangan bersuhu normal
b. Pakaian diusahakan tidak tebal
c. Memberikan minuman yang banyak karena kebutuhan air meningkat
d. Memberikan kompres
Berikut ini cara mengkompres yang benar :
- Kompres dengan menggunakan air hangat, bukan air dingin atau es
- Kompres di bagian perut, dada dengan menggunakan sapu tangan yang telah dibasahi air
hangat
- Gosok-gosokkan sapu tangan di bagian perut dan dada
- Bila sapu tangan sudah kering, ulangi lagi dengan membasahinya dengan air hangat
1. Definisi
HIPERTERMI adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di hipotalamus (Corwin,
Elizabeth J, 2000).
Dikatakan demam jika suhu orang menjadi lebih dari 37,5 ºC (Oswari, E, 2006). Demam
terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang
oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil
reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi (Noer, Sjaifoellah,2004).
2. Tipe-tipe Demam
1. Demam Septik
Pada demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada mlam
hari dan turun kembali ketingkat yang diatas normal pada pagi hari. Sering disertai
keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat
yang normal dinamakan juga demam hektik.
2. Demam Remiten
Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah
mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua
derajat dan tidak sebesar perbedaan suhuyang dicatat pad demam septic.
3. Demam Intermiten
Pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa
jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali, disebut tersiana
dan bila terjadi duahari bebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
4. Demam KontinyuPada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak
berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menrus tinggi sekali
disebut hiperpireksia.
5. Demam Siklik
Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari ayng diikuti
oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan
suhu seperti semula.
3. Fase-fase Terjadinya Demam :
Ø Kelemahan, keletihan, dan nyeri ringan pada otot akibat katabolisme protein
Ø Berkeringat
Ø Menggigil ringan
Merupakan tindakan untuk menurunkan suhu tubuh dengan bantuan kompres dengan
menggunakan air hangat. Tindakan ini dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh dan
sebagai tindakan pengobatan.
1. air hangat
2. sapu tangan
Prosedur kerja:
- Kompres dengan menggunakan air hangat, bukan air dingin atau es
- Kompres di bagian perut, dada dengan menggunakan sapu tangan yang telah dibasahi air
hangat
- Gosok-gosokkan sapu tangan di bagian perut dan dada
- Bila sapu tangan sudah kering, ulangi lagi dengan membasahinya dengan air hangat
BAB III
1. IDENTITAS PASIEN
Nama klien : Tn. Nanta Hidayat
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur : 17 tahun
Status : lajang
Pekrjaan : pelajar
Agama : islam
Suku : padang
Alamat : Jl. Way seputih, 21 A.
2. DATA SUBYEKTIF
a. Keluhan yang dialami saat ini :
Klien mengeluh badan terasa panas sudah 2 hari yang lalu
Klien mengeluh pusing, lemas dan nyeri di seluruh tubuh
Klien mengeluh mual (+) dan muntah (-)
b. Data objektif :
Temp 38,90C
TD 120/90MmHg, nadi 90x/menit, pernafasan 20x/menit
Tampak mual, dan tidak muntah
Tidak terdapat Bintik merah di kulit
Trombosit 291,00
IGM : + (positif)
IGG : - (negatif)
c. Riwayat kesehatan sebelumnya :
Klien mengatakan pernah di rawat di rumah sakit dengan penyakit yang sama
kurang lebih 1 tahun yang lalu selama 5 hari.
f. Riwayat psikososial
Keluarga klien mengatakan, sebelum sakit klien berkomunikasi dengan
keluarga dan lingkungan tempat tinggal klien dengan sangat baik. Pada saat
klien sakit, klien lebih banyak diam karena kondisi umum yang lemah.
Namun, dukungan dan do’a selalu diberikan oleh keluarga dan lingkungan
sekitar untuk kesembuhan klien.klien mengatakan bahwa ia telah menerima
penyakitnya, dan ia mempunyai harapan untuk sembuh.
3. DATA OBYEKTIF
a. Pemeriksaan umum
1. Keadaan umum : k/u lemah
2. Kesadaran : compos mentis
3. Tanda-tanda vital :
TD : 120/60
RR : 19 x/menit
Nadi : 90 /menit
Suhu : 38,9 0C
4. TB : tidak diukur
BB : tidak diukur
b. Pemeriksaaan fisik
a. Pemeriksaan rambut, kuku, kulit dan wajah
1. Rambut : warna hitam, kulit kepala bersih, tidak ada Ketombe
2. Kulit : warna sawo matang, tidak terdapat lesi, kering, turgor kurang
elastis
3. Wajah : simetris kanan dan kiri
4. Kuku : pendek dan bersih
2. Hidung
(inspeksi)
Bentuk : simetris
Kepatenan lubang : simetris
Mukosa : kering
3. Mulut
(inspeksi)
Bibir : kering
Mukosa oral : kering
Gigi geligi : tidak ada caries
Gusi : warna merah muda
Lidah : bersih
Faring : normal
Leher : normal
Kelenjar tyroid : tidak ada pembesaran
5. Torak dada
Bentuk : simetris kanan dan kiri
Jantung : bunyi jantung lup dup
Paru : normal
6. Abdomen
(inspeksi)
Kulit : warna kulit sawo matang
Umbilicus : bentuk abdomen, tidak menonjol
dan tidak terdapat lesi
(auskultasi)
Hati : normal
Lipma : normal
7. Ekstermitas
(inspeksi)
Bentuk ekstermitas : simetris
Pengecilan otot :-
Kesulitan pergerakan sendi : tidak ada
(palpasi)
(perkusi)
5. PERENCANAAN
a. Identifikasi penyebab atau factor yang dapat menimbulkan : dehidrasi, infeksi.
b. Monitor tanda – tanda vital setiap 6 jam
c. Observasi fungsi neurologis : kejang delirium,sakit kepala, reaksi terhadap stimulasi dan
reaksi pupil
d. Anjurkan pasien minum 2000-3000 cc/24jam sesuai batas toleransi dan bila tidak ada
kontra indikasi
e. Monitor cairan masuk dan keluar setiap 1x /24 jam
f. Berikan cairan yang cukup untuk mengimbangi hipermetabolisme akibat peningkatan
suhu
g. Anjurkan pasien memakai pakaian tipis dan yang menyerap keringat
h. Beri kompres dengan air biasa
i. Atur suhu ruangan agar nyaman bagi pasien dan kalau perlu tempatkan pasien di ruangan
ber AC
j. Anjurkan pasien untuk mengurangi aktivitas yang berlebihan saat suhu naik
k. Jelaskan tanda dan gejala hipertemi dan intervensi yang di butuhkan
l. Monitor hasil pemeriksaan trombosit setiap hari
m. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain:
Pemberian terapi
Pemeriksaan penunjang
n. Ajarkan pasien:
Menghitung intake dan output
Mengenal tanda dan gejala peningkatan suhu tubuh
6. PELAKSANAAN
1. Tanggal 25 September 2013
a. Memantau tanda-tanda vital, TD :80/60 mmhg, Nadi :90 x/menit, RR : 19 x/
menit, suhu : 38,90 C
b. Memantau keadaan umum, k/u lemah
c. Memberikan cairan infus RL 20 tetes / menit
d. Melaksanakan program pengobatan, memberikan antibiotik ceftriaxon 2x1 gram
memalui IV bolus dan ranitidin 2x1 ampul melalui IV bolus, neurosanbe 1x1
ampul/drip, Parasetamol 3x1 tablet bila panas
e. pasien minum kurang lebih 2000-2500 cc/24jam dengan jumlah urin yang keluar
1750 cc
7. CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 25 September 2013
S : pasien mengatakan badannya terasa panas sejak 4 hari yang lalu
O : k/u lemah temp 38,50C
P : lanjutkan intervensi
P : lanjutkan intervensi
Tanggal 27 September 2013
P : lanjutkan intervensi
P : anjurkan pasien