You are on page 1of 4

MEKANISME TRANSDUKSI SINYAL KIMIA

Secara umum mekanisme transduksi sinyal kimia terutama yang tergolong ke dalam kelompok
berbasis protein dan peptida seperti sitokin dan faktor pertumbuhan diawali dengan perikatan
antara molekul sinyal dengan reseptornya, yang akan mengaktifasi reseptor tersebut. Reseptor
yang teraktifasi akan akan mengakibatkan teraktifasinya beberapa molekul transduktor membran.
Selanjutnya molekul transduktor membran yang telah teraktifasi akan menstimulasi aktifitas
molekul transduktor di sitosol yang biasanya merupakan enzim protein kinase. Enzim protein
kinase yang teraktifasi pada gilirannya akan mengaktifasi protein faktor transkripsi terkait.
Adanya aktifasi protein faktor transkripsi akan mengakibatkan protein tersebut berikatan dengan
segmen pemicu (enhancer) atau segmen promotor, yang akan memicu proses transkripsi gena
struktural yang diharapkan.

Sebagai ilustrasi yang cukup menarik dapat disimak mekanisme transduksi sitokin berikut ini
(interleukin dan interferon):

Pengikatan IL-1/IFN- pada reseptornya akan mengaktifkan suatu protein kinase yang dikenal
sebagai Janus Kinase-2 (JAK-2). Dimana JAK-2 yang teraktifasi akan memfosforilasi dirinya
dan juga reseptor IL-1/IFN- . JAK-2 yang telah terfosforilasi pada gilirannya akan
mengaktifasi tiga protein yang tergolong dalam keluarga Signal transducer and activation of
transcription, masing-masing STAT-1, STAT-3, dan STAT-5. Protein STAT-1 dan STAT-3 akan
berikatan dengan segmen pemicu (enhancer) pada struktur DNA yang secara spesifik akan
memicu gena struktural penyandi protein faktor transkripsi fos. Sementara itu protein STAT-5
akan berikatan dengan segmen pemicu pada struktur DNA yang akan memicu proses transkripsi
gena struktural bagi protein faktor transkripsi Spl21 (lihat gambar 10). Dimana protein fos dan
Spl21 akan memicu proses penyandian beberapa gena struktural yang akan menghasilkan
beberapa protein tertentu, semisal TNF- .
Protein TNF- yang disintesa melalui jalur transduksi sitokin akan berikatan dengan
reseptornya di membran plasma. Reseptor yang teraktifasi karena berikaitan dengan TNF-
akan menstimulasi protein G. Dimana protein-G akan mengaktifkan PLC, yang pada gilirannya
akan menghidrolisa fosfatidilkolin (PTC) yaitu suatu komponen lemak membran. PTC akan
terhidrolisis menjadi DAG dan fosfokolin (PC), dimana DAG akan bertindak selaku penyeranta
kedua yang akan mengaktifasi protein enzim terikat membran Asidik spingomielinase (ASMase)
dan protein sitosolik PKC. ASMase akan menghidrolisis spingomielin membran menjadi
bentukan keramid dan PC. Keramid akan menstimulasi keramid dependent protein kinase
(PKCer) yang akan memfosforilasi iKB selaku faktor inhibitor dari NFKB, sehingga
menyebabkan NFKB terpisah dari faktor inhibitornya. Pada jalur lain PKC juga melakukan
fosforilasi pada protein iKB sehingga NFKB dapat teraktifasi. Dengan teraktifasinya NFKB yang
terdiri dari dua sub unit, yaitu sub unit p50 dan p65, maka akan terjadi proses transkripsi pada
gena struktural yang diharapkan.

Sehubungan dengan pentingnya fungsi beberapa protein yang terlibat dalam proses sinyal
transduksi ini, tak pelak kiranya dibutuhkan suatu amatan yang mendalam pada gena-gena
struktural penyandinya yang dapat diamati pada tabel 4.1 di bawah ini :

Tabel 4.1 Jenis protein dan gena strukturnya

Jenis Protein Gena Struktural


Penyandi Faktor Pertumbuhan Int-2, Hst, Sis
Penyandi reseptor faktor pertumbuhan Ret, Erb,Kit,Fms,Ros,Neu, Met, Trk
Penyandi molekul transduktor membran Yes, Fgr, Src, Lck, H-Ras, Ki-Ras,N-Ras
Penyandi molekul transduktor sitosolik Mos, Pim, Raf
Penyandi faktor transkripsi Myc,N-Myc, L-Myc, Fos, Jun
Penyandi protein pengatur daur sel PRAD-1

Ilustrasi Mekanisme Sinyal Transduksi

Peristiwa sinyal transduksi diawali oleh adanya rangsang yang ditimbulkan oleh sinyal. Sinyal
seperti faktor pertumbuhan yang berikatan dengan reseptornya akan mengakibatkan aktifasi
enzim tirosin kinase (Pktyro) yang terkait dengan reseptor. Maka terjadilah autofosforilasi pada
gugus tirosin, gugus tirosin aktif pada gilirannya akan mengaktifkan faktor transduksi Src atau
protein Ras (bergantung jenis sinyal) melalui aktifitas dua protein yaitu: Grb-2 suatu protein
terkait reseptor faktor pertumbuhan, dan Sos (son of sevenless) yang akan menukar gugus GDP
di protein Ras menjadi gugus GTP. Adanya gugus GTP yang berikatan dengan protein Ras akan
mengaktifasi protein tersebut untuk melakukan fosforilasi kaskade MAPKKK-MAPKK-MAPK
dan Rsk. MAPK distimulasi oleh proses fosforilasi beberapa jenis protein seperti protein Rsk
kinase, dan protein aktifator transkripsi seperti Fos, Jun, dan Myc. Sementara itu faktor
penghambat (inhibisi) yang diperankan oleh protein retinoblastoma (Rb) disupresi oleh aktifitas
fosforilasi beberapa protein treonin. Pemutusan hubungan inhibisi antara protein Rb dengan
faktor transkripsi E2f dan Drtf-1 diperlukan untuk memulai proses inisiasi replikasi DNA dan
proses pentranskripsian protein aktifator transkripsi (Fos,Jun,Myc), faktor transkripsi (Tcf), dan
S6 kinase. Akumulasi dari faktor pengaktifasi transkripsi akan menghasilkan transkripsi enzim
Cyclin dependent kinase (CDK).

Pada jalur kedua terlihat bahwa ikatan antara beberapa faktor pertumbuhan lainnya dengan
reseptor akan mengaktifasi protein G. Dimana protein G aktif akan melepas sub unit nya yang
berikatan dengan gugus GTP untuk mengaktifasi enzim Adenilil siklase atau Fosfolipase C- .
Dimana kedua protein enzim tersebut akan mengaktifasi sintesa beberapa molekul penyeranta
kedua seperti cAMP, DAG, dan IP3. cAMP akan menstimulasi PKA melalui perikatan dengan
gugus proteinnya serta memindahkan faktor penghambatnya. Sementara DAG akan berikatan
dengan PKC di sitoplasma, dimana PKC teraktifasi dengan adanya ikatan kalsium. Sedangkan
ion kalsium yang mengaktifasi PKC berasal dari pembukaan saluran ion di membran dan di
retikulum endoplasma melalui aktifitas stimulasi dari IP3. PKC yang telah teraktifasi ini akan
membebaskan gugus molekul protein NFkB (faktor transkripsi) dari ikatan protein
penghambatnya yaitu : ikB. Sementara itu di dalam nukleus PKA akan mengaktifasi protein
aktifator transkripsi yaitu protein Creb, yang akan menstimulasi proses transkripsi dari beberapa
protein aktifator transkripsi lainnya. Pada saat yang bersamaan NfkB akan menstimulasi aktifitas
sintesis protein siklin. Dengan adanya peningkatan sintesa protein siklin maka akan terbentuk
kompleks siklin dengan Cdk (Cdk-siklin) yang bersama dengan protein PCNA akan
mengaktifkan proses replikasi sel. Sementara itu pada jalur inhibisi protein p53 akan
menstimulasi proses sintesa protein Cip-1 (p21) yang akan menghambat aktifitas dua protein,
yaitu : Proliferating Cell Nuclear antigen (PCNA) dan protein siklin yang membentuk kompleks
dengan Cdk (Cdk-siklin). Dimana PCNA ini berfungsi sebagai stimulator sintesis DNA yang
dikatalisa oleh enzim DNA polimerase , dan membantu proses perbaikan DNA (DNA repair)
yang dikatalisa oleh enzim DNA polimerase dan . Sedangkan kompleks Cdk-siklin berperan
penting dalam progresi siklus sel. Hambatan pada jalur inhibisi ini dapat diputus dengan
mengaktifkan protein Mdm-2 yang berperan dalam proses inhibisi protein p53.

contoh cara kerja hormone steroid.

Hormone steroid ditranspor dalam ikatan darah terhadap protein carrier. Komplek ini didisosiasi
dan hormone bergerak kedalam sitoplasma, dimana terikat reseptor. Hal ini mengakibatkan
aktivasi dan translokasi kompleks hormone steroid-reseptor kedalam nucleus, dimana disana
terikat pada lokasi akseptor spesifik kromatin, menyebabkan transkripsi gen spesifik, selanjutnya
mRNA ditranslasi dalam sitoplasma menuju molekul polipeptida.

System neuroendokrin dan pelepasan hormone

sekresi hormone pada umumnya dipicu oleh hormone lain atau oleh system syaraf. Kemampuan
organisme mendeteksi perubahan pada lingkungan ekternal karena adanya sensor syaraf yang
sensitive terhadap perubahan eksternal. Setiap stimuli dapat merangsang sekresi hormone
melalui tiga jalur;

1. nervus dihubungkan ke medulla adrenal memicu pelepasan catecolamin epinefrin dan


norepinefrin ke aliran darah
2. diperantarai nervus dari hipotalamus menuju pititari posterior di otak. Sel neurosekretori
ini mensekresi hormone oksitosin dan vasopressin
3. neuron hypothalamus mensekresi molekul neuropeptida kecil yang disebut releasing
factor atau inhibitory factor, kedalam pembuluh darah menuju pituitary anterior, dimana
mereka mengkontrol pelepasan set hormone yang lain : adrenocorticotropin (ACTH)
beraksi pada korteks adrenal, thyrotropin atau thyroid stimulating hormone (TSH) beraksi
pada thyroid,folicel stimulating hormone (FSH) dan leutinizing hormone (LH) pada
ovarium dan testis, somatotropin (Growth Hormon) beraksi pada hati dan prolactin pada
glandula mamae.

Dalam respon stimulasi hormonal, jaringan target mensintesis hormone lain. Jadi aliran kejadian
menghubungkan informasi sensoris diterima oleh system syaraf dengan membuat dan
melepaskan hormone oleh sel endokrin spesifik.

http://aneuk-gampoeng.blogspot.co.id/2011/11/mekanisme-transduksi-sinyal-kimia.html

You might also like