Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The study intended to gather information regarding beginner voters‟ opinion of of political advertising in Makassar‟s
mayor elections in 2008. This study is an integrative study. The method ot the study integrating two types of research
method from two different approaches namely, quantitative and qualitative approaches. The quantitative approach
which is used in this study is a survey method. The objective of survey method is to meet the validity of the data which
is measured using the percentage of representation of the beginner voters. The qualitative approach is using
phenomenological method. The phenomenological method is used to gather in-depth information using interpretation
from subjective statements from informants related to the subject of the research. The study showed some variety in
beginner voters‟ opinion of political advertising in Makassar‟s Mayor elections in 2008. the variety in beginner voters‟
opinion of political advertising in Makassar‟s Mayor elections in 2008 was maybe resulted by voters segmentation and
media preference. The study also showed that the criteria of good political advertisement according to beginner voters
are those which are easy to remember, easy to read, simple, clear and use a good Indonesian language.
Keywords : Opinion, Beginner Voter, Political Advertising
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui opini pemilih pemula terhadap Iklan Politik dalam Pilkada Walikota
Makassar 2008. Tipe penelitian ini adalah tipe penelitian integratif. Metode ini mengintegrasikan dua tipe penelitian
dari dua pendekatan yang berbeda yakni pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Tipe penelitian berlandaskan
pendekatan kuantitatif yang digunakan dalam peneltian ini adalah penelitian survei. Jenis penelitian ini bertujuan untuk
memenuhi validitas data yang diukur dari prosentasi keterwakilan pemilih pemula. Kemudian, tipe penelitian
berlandaskan pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian fenomenologi. Tipe ini
digunakan untuk memperoleh data mendalam melalui interpretasi terhadap pernyataan-pernyataan subjektif dari
informan terkait masalah yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa opini pemilih pemula terhadap iklan politik
dalam pilkada Walikota 2008 sangat bervariatif, hal ini disebabkan oleh adanya segmentasi pemilih dan pemilihan
media. Selanjutnya, kriteria iklan yang baik menurut perspektif pemilih pemula adalah iklan politik yang mudah diingat
dan dibaca, singkat dan jelas serta menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Kata kunci : Opini, Pemilih Pemula, Iklan Politik
297
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011
mendapatkan informasi yang akan digunakan Kebangsaan (PDK) Kota Makassar dan Ilham
sebagai bahan pertimbangan dalam memilih. Arief Sirajuddin calon incumbent dari Partai
Periklanan juga semestinya mengandung Golkar.
tujuan pendidikan politik.. Penggunaan media massa bagi kampanye
Iklan adalah sarana komunikasi untuk politik para kandidat juga dilakukan oleh para
menangkap memori positif seseorang. Sangat kandidat. Semua medium komunikasi menjadi
disayangkan miliaran dikeluarkan untuk sarana iklan politik. Tentu saja sasarannya
belanja iklan selama pemilu, tetapi tidak adalah masyarakat yang memiliki hak pilih.
berhasil menangkap memori positif seseorang. Keikutsertaan pemilih dalam mengikuti
Lalu, bagaimana dengan fenomena iklan kampanye politik di media massa diharapkan
politik pilkada Walikota di Makassar beberapa dapat menumbuhkan dan meningkatkan
waktu lalu? Fenomena yang nampak adalah pengetahuan dan sikap postitif terhadap
“perang” iklan yang dilakukan oleh masing- pelaksanaan pilkada yang dilaksanakan.
masing figur atau kandidat. “Perang” di sini Dilihat dari sisi khalayak, sebenarnya semakin
diartikan sebagai persaingan melalui berbagai banyak pemberitaan media yang dapat
media komunikasi. Masing-masing kandidat ditangkap oleh tokoh masyarakat atau pemuka
juga menggunakan dan memperkenalkan pendapat dapat diartikan semakin
jargon-jargon mereka, seperti Makassar Untuk bertambahnya muatan informasi yang tersedia
Semua (Ilham Arief Sirajuddin), The Mayor bagi mereka.
(Idris Manggabarani), Save Our City (Adil Berkaitan dengan kampanye politik
Patu), Jafar Sodding (Mantap Mentong), melalui media massa tersebut maka penelitian
Arwan Tjahyadi (Sang Pembaharu), Zulkifli ini akan menguraikan bagaimana opini pemilih
Gani Ottoh (Pro Rakyat Cess), Busrah pemula terhadap iklan politik dalam Pilkada
Abdullah (Tuwo Sipurennu), dan lain-lain. Walikota Makassar 2008 dan harapan pemilih
Selain itu, ada yang ingin menggunakan pemula terhadap iklan politik itu sendiri.
momentum pilkada ini sebagai alat untuk Dalam undang-undang disebut-kan bahwa
memperkenalkan diri, seperti Mc. Jegger setiap warga Negara yang telah mencapai usia
(Yang Mana Lebih Mantap), Bang Iwan (Ini 17 tahun, telah memiliki hak politik untuk ikut
Lebih Mantap), serta ada juga yang berpartisipasi dalam proses demokrasi.
menyelipkan iklan untuk percetakannya seperti Pemilih pemula, biasanya memiliki antusiasme
Fadli Ibrahim (Ini Pasti Lebih Mantap). yang besar dalam mempergunakan hak
Dapat dibayangkan bagaimana tingginya pilihnya untuk pertama kalinya.
suhu politik Pilkada Walikota Makassar. Para
kandidat saling berebut ruang dalam media
massa dan ruang-ruang publik yang ada. Rumusan Masalah
Sederet kegiatan para kandidat sengaja dimuat
1. Bagaimana tingkat terpaan iklan politik
untuk diketahui, diamati, dan dicermati oleh
media cetak, media elektronik, media luar
masyarakat. Pemanfaatan itu terlihat dalam
ruang dalam Pilkada Walikota Makassar
bentuk iklan (kampanye) politik; advertorial,
2008 terhadap pemilih pemula?
sponshorship, talkshow, billboard, baliho dan
2. Bagaimana opini pemilih pemula terhadap
banyak lagi.
iklan politik dalam Pilkada Walikota
Selain menggunakan atribut pilkada
Makassar 2008?
sebagai media sosialisasi diri, para bakal calon
Walikota juga turun langsung ke masyarakat
dalam bentuk kunjungan atau silaturahmi ke Kajian Konsep dan Teori
warga masyarakat yang kurang mampu, dan
atau dengan model bakti sosial, serta Opini Publik
penggalangan harapan seperti yang dilakukan
tim pemenangan Adil Patu bakal calon Istilah opini berasal dari kata opinion
Walikota usungan Partai Demokrasi (bahasa Inggris) yang berarti pendapat, pikiran
299
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011
atau pendirian. Sedangkan istilah opini publik keterbukaan dalam mengungkapkan ide-ide,
atau public opinion diartikan sebaga pendapat pendapat, keinginan, Kebutuhan, keluhan,
umum. Assegaf dan Soetomo (2000: 43) kritik yang membangun dan kebebasan dalam
mengemukakan bahwa istilah pendapat umum penulisan. Dengan kata lain opini publik itu
merupakan terjemahan opini publik (public merupakan efek dari kebebasan dalam
opinion) kurang tepat, bahkan salah kaprah. mengungkapkan ide-ide dan pendapat
Selanjutnya dikatakan bahwa keduanya (Rousseou, Vollaire, Mill). Sebenarnya hal ini
memang mempunyai arti yang sama, yang satu sangat menguntungkan bagi organisasi, pribadi
merupakan istilah bahasa Indonesia, yang maupun pemerintah apabila kritik, ide,
satunya adalah pungutan dari bahasa asing. pendapat, gagasan yang dengan cara spontan
Sedang kata umum menunjukkan istilah diutarakan.
yang lebih luas. Dalam pengertian bebas opini Sementara itu, Menurut (Cangara,
publik masih berhubungan dengan perbedaan 2009:168-170) Proses terbentuknya pendapat
publik umum dan bersifat pribadi, yang artinya seseorang melalui beberapa proses yang terdiri
opini publik masih membatasi diri terhadap dari:
sesuatu yang bersifat umum. Opini publik itu
sangat identik dengan pengertian kebebasan,
Latar Belakang
Sejarah
Faktor Sosial
Isu/
Sikap Pendapat
Faktor psikologis Situasi
Faktor Biologis
apid for at commercial rates, in order to secara umum iklan politik sesungguhnya tidak
transmit political messages to a mass akan pernah bisa mengubah seorang politisi
audience.” yang biasa-biasa saja menjadi seorang
Lewat iklan politik ini pula, para politisi pemimpin kharismastik yang luar biasa. .
berupaya mengatrol popularitasnya. Faktanya,
hasil survei yang dilakukan Lembaga Riset Kekuatan Media Massa sebagai Sarana Iklan
Indonesia (LRI) belum lama ini Politik
mengungkapkan adanya keterkaitan antara
iklan politik dan meningkatnya popularitas Media massa merupakan sarana persuasi
politisi. yang efektif dan dalam komunikasi politik
Sebagai contoh, popularitas seorang karena bisa menjangkau banyak pemilih yang
petinggi salah satu parpol mengalami menjadi target dengan waktu yang cepat dan
kenaikan menjadi 54 persen setelah dirinya biaya yang relatif murah. Tidak mungkin,
sering tampil dalam iklan politik. Sebelum khususnya dari sisi waktu, bagi tim sukses
adanya iklan politik tentang dirinya, kampanye mendatangi target pemilih mereka
popularitas petinggi parpol tersebut hanya secara langsung atau „door to door’.
sekitar 20 persen. Penggunaan media massa adalah cara yang
Dalam kancah politik, terutama di Barat, sangat memungkinkan untuk „bertemu
iklan politik bukanlah barang baru. Iklan langsung‟ dengan target pemilih melalui
politik dinilai sebagai salah satu sarana paling representasi media massa baik cetak maupun
ampuh untuk membujuk khalayak calon elektronik bagi para tim pelaksana kampanye
pemilih menjelang pemilu. Tidak Menurut Kenneth Janda dan kawan-
mengherankan, jika belanja iklan politik pun kawan (1987:306), media massa dalam
dari waktu ke waktu terus mengalami bentuk cetak dan siaran mempunyai lima
lonjakan berarti. fungsi khusus dalam sistem politik, yaitu,
Sebagai ilustrasi, di Amerika Serikat, “reporting the news, interpreting the news,
belanja iklan politik yang sebelumnya hanya socializing citizens about politics, influencing
lima persen dari total dana kampanye pemilu citizens’ attitudes and behaviors, and setting
presiden telah naik menjadi 15 persen pada the agenda for government action”. Kelima
pemilu presiden tahun 1972. Angka ini secara fungsi tersebut sekaligus menjadi kekuatan
berturut-turut naik lagi menjadi 20 persen media massa dalam kaitannya dengan politik.
pada pilpres 1988, 40 persen (1996), 64
persen (2004) dan 78 persen (2008). Pemilih Pemula
Demikian pentingnya peran iklan politik
Siswa atau remaja pada umumnya memiliki
dalam “bisnis parpol” sehingga salah satu
suatu sistem sosial yang seolah-olah
parameter bonafiditas parpol terletak pada
menggambarkan bahwa mereka mempunyai
seberapa banyak dana yang digelontorkan
“dunia sendiri”. Dalam sistem remaja ini
untuk iklan tersebut. Di samping itu, iklan
terdapat kebudayaan yang antara lain
politik merupakan jendela kamar dari sebuah
mempunyai nilai-nilai, norma-norma. Sikap
parpol. Ia sanggup menghubungkan parpol
serta bahasa tersendiri yang berbeda dari
dengan masyarakat. Khususnya calon
orang dewasa. Dengan demikian remaja pada
pemilih.
umumnya mempunyai persamaan dalam pola
Memang, iklan dibuat bertujuan antara
tingkah laku, sikap dan nilai, dimana pola
lain adalah untuk membangun citra dan
tingkah laku kolektif ini dapat berbeda dalam
mengapungkan isu. Lewat iklan, citra dan isu
beberapa hal dengan orang dewasa (Prijono,
dibangun sedemikian rupa sehingga menjadi
1987).
mimpi serta harapan khalayak.
Berkenaan dengan kapasitas kebudayaan
Meskipun iklan politik merupakan cara
remaja/siswa tersebut, setidaknya dapat
yang ampuh untuk memengaruhi khalayak,
dijadikan gambaran penting upaya melihat
tidak sedikit analis berkeyakinan bahwa
peta demokrasi dan kesadaran politik
301
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011
kalangan remaja di lingkungan persekolahan pengaruh dari luar atau dengan kata lain
sebagai bagian pemilih pemula dalam pilkada. bahwa pemilih pemula sangatlah labil dan
Undang-undang Pemilu men-syaratkan relatif mudah untuk dipengaruhi.
usia seseorang yang mengikuti pemilu Berdasarkan jumlah populasi pemilih
minimal 17 tahun atau telah menikah. Mereka pemula, maka penarikan sampel akan
ini masuk kategori pemilih pemula, yakni dilakukan dengan menggunakan sampling
pemilih yang pertama kali menggunakan hak kluster (Cluster Sampling). Jumlah sampel
pilih. tersebut ditentukan dengan menggunakan
(http://www.jurnalnasional.com/?med=koran rumus Slovin yang dikutip Rahmat (Yamane:
%20). 2002: 133) sebagai berikut:
Metode Penelitian N
n =
Tipe penelitian ini adalah tipe penelitian N.d2 + 1
integratif. Metode ini mengintegrasikan dua
tipe penelitian dari dua pendekatan yang
n = Jumlah Sampel
berbeda yakni pendekatan kuantitatif dan N = Jumlah Populasi
pendekatan kualitatif. Tipe penelitian d2 = Persentase ketidaktelitian karena
berlandaskan pendekatan kuantitatif yang kesalahan pengambilan sampel. Dalam
digunakan dalam peneltian ini adalah penelitian ini ditetapkan 5%.
penelitian survei. Jenis penelitian ini Guna memperoleh data secara
bertujuan untuk memenuhi validitas data yang mendalam, penelitian ini juga memilih
diukur dari prosentasi keterwakilan pemilih beberapa informan kunci sebagai data
pemula. Kemudian, tipe penelitian pembanding jawaban-jawaban yang muncul
berlandaskan pendekatan kualitatif yang dari kuisioner yang disebarkan pada sampel
digunakan dalam penelitian ini adalah atau koresponden. Selanjutnya peneliti
penelitian fenomenologi. Tipe ini digunakan memilih dua orang informan kunci yang
untuk memperoleh data mendalam melalui berdomisili di masing-masing kelurahan
interpretasi terhadap pernyataan-pernyataan dengan metode random sampling atau secara
subjektif dari informan terkait masalah yang acak dengan kriteria, informan adalah orang
diteliti. atau pemilih pemula yang aktif dalam suatu
Populasi dalam penelitian ini adalah organisasi masyarakat, baik Karang Taruna,
semua pemilih pemula yang terdaftar pada Remaja Mesjid atau LSM.
Daftar Pemilih Tetap, KPU Kota Makassar Berdasarkan kriteria tersebut di atas,
dan mempunyai akses terhadap iklan politik maka penetapan informan kunci dalam
itu sendiri. Kriteria dipilih karena pemilih penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3
pemula masih sangat rentan dengan pengaruh- berikut:
302
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011
Paccerakang 20 2
Untia 16 2
4. Tamalate
Parang Tambung 20 2
Tanjung Merdeka 19 2
Jumlah Populasi 148 16
Sumber: Data hasil olahan sendiri
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan (X1). Favourable atau sangat setuju (opini
dalam penelitian ini maka digunakan jenis sangat positif); (X2) Neutral (posisi
data sebagai berikut: Data primer dan Data tengah), dan (X3) Unfavourable atau tidak
sekunder. Teknik pengumpulan data, antara setuju (sikap negatif).
lain: 2. Variabel terikat (dependen) adalah iklan
a. Kuisioner politik yang berkaitan dengan pilkada
b. Indepth interview (wawancara Walikota Makassar 2008, dinotasikan
mendalam), dengan Y, kemudian indikator yang
c. Observasi digunakan untuk mengukur variabel ini
d. Dokumentasi dirinci ke dalam subvariabel yang masing-
Penelitian ini menggunakan dua variabel masing dinotasikan sebagai berikut:
yaitu pertama yakni variabel bebas a. Frekuensi (Yı) indikatornya (4) Sangat
(Berpengaruh), dan kedua variabel terikat Sering, (3) Sering, (2) Kadang-kadang,
(Terpengaruh). (1) Jarang
1. Variabel bebas (independen) adalah opini b. Durasi (Y2) indikatornya (5) > 15
pemilih pemula terhadap iklan politik Menit/hari, (4) 12-14 Menit/hari, (3) 8-
dalam pilkada Walikota Makassar 2008, 11 Menit/hari, (2) 4-7 Menit/hari, (1) <
kemudian di notasikan dengan X, skala 3 Menit/hari.
pengukuran untuk mengukur sikap dengan c. Isi (Y3) indikatornya (4). Sangat
menggunakan Skala Likert (Likert Scale), Rasional, (3) Rasional, (2) Tidak
variabel dirinci ke dalam subvariabel yang Rasional (1) Sangat Tidak Rasional
masing-masing dinotasikan sebagi berikut:
Opini Pemilih Pemula Terhadap Iklan Politik (1) surat kabar, (2) televisi, (3) audio media
dalam Pilkada Wali Kota Makassar 2008? radio, (4) internet, (5) baliho, (6) spanduk,
dan (7) stiker. Selain itu, responden juga
Opini atau pendapat pemilih pemula terhadap diminta untuk menyatakan pendapat atau
iklan politik dalam pilkada Wali Kota dan opininya terhadap kriteria iklan yang baik.
Wakil Wali Kota Makassar, dilihat dari daya
tarik dan kejelasan teks iklan politik melalui :
Opini Pemilih Pemula Terhadap Daya Tarik Visual Iklan Politik melalui
Media Surat Kabar
N=148
304
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011
Berdasarkan grafik di atas, opini pemilih “iklan-iklan yang ada di surat kabar
pemula terhadap iklan politik calon Wali Kota sangat menarik dan bervariasi, terutama
Makassar 2008 melalui surat kabar adalah iklan-iklan yang dibuat oleh tim
menarik sebagaimana distribusi penyataan pemenangan IASmo, yang sangat
yang didominasi oleh pernyataan menarik menarik ketika masa kampanye dimana
51,4% dan sangat menarik 27,7%. tim pemenangan IASmo membuat kuis
Selanjutnya 14,2% responden menyatakan kepada masyarakat, sehingga
kurang menarik, 4,7% responden menyatakan masyarakat juga ikut berpartisipasi
tidak tahu, dan 2,0% responden menyatakan dalam iklan tersebut.”
tidak menarik.
Data di atas diperkuat oleh pernyataan
Suwarni dari Kelurahan Bonto Makkio, yang
menyatakan bahwa:
Berdasarkan grafik di atas, opini pemilih Hal tersebut di atas diperkuat oleh
pemula terhadap daya tarik Iklan Politik pernyataan Rahmawaty, dari kelurahan
dalam Pilkada Wali Kota Makassar 2008 Maradekaya Selatan yang menyatakan bahwa:
melalui media televisi adalah menarik, “Walaupun hanya beberapa calon Wali
sebagaimana distribusi pernyataan responden Kota yang menampilkan iklannya di
yang didominasi oleh pernyataan menarik media televisi, namun dari beberapa
58,1% dan 18,9% menyatakan sangat yang ada bisa kita katakan bahwa iklan
menarik, selanjutnya 11,5% respon-den calon Wali Kota Makassar 2008 lalu,
menyatakan kurang menarik, 4,1% responden sudah cukup baik dan umumnya menarik,
menyatakan tidak menarik dan 7,4% terkhususnya pada saat menjelang buka
responden menyatakan tidak tahu. puasa, Iklan para calon Wali Kota
melakukan sholat bersama keluarganya
masing-masing”
305
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011
Opini Pemilih Pemula Terhadap Daya Tarik Visual Iklan Politik melalui
Media Internet
N=148
306
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011
memilih menarik, disusul 23,6% responden menggunakan facebook, tapi suatu hari
memilih tidak tahu, selanjutnya 9,5% saya diajak untuk berteman dengan salah
responden memilih sangat menarik, kemudian satu calon Wali Kota Makassar yakni pak
6,8% responden memilih kurang menarik dan Ilham Arief Sirajuddin. Selain itu,
4,7% responden memilih tidak menarik. memang ada website yang dimiliki
Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara sendiri oleh pak Ilham, atau mungkin
peneliti terhadap beberapa informan terpilih, dibuat sama tim pemenangan-nya. Saya
diantaranya, Rani dari Kelurahan Tanjung melihat tampilannya bagus dan
Merdeka, mengatakan bahwa: informasinya juga cukup bagus”.
“saya hampir setiap hari menggunakan
internet, memang lebih banyak
Opini Pemilih Pemula Terhadap Daya Tarik Visual Iklan Politik melalui Media Baliho
N=148
307
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011
Opini Pemilih Pemula Terhadap Daya Tarik Visual Iklan Politik melalui
Media Spanduk
N=148
Opini Pemilih Pemula Terhadap Daya Tarik Visual Iklan Politik melalui
Media Sticker
N=148
308
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011
309
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011
310
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011
311
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011
Media On line
http://www.kompas.com/read/xml/2008/08/23/10
343759/iklan.politik.contohlah.iklan.rokok
(http://www.jurnalnasional.com/?med=koran%20
)
(http://makassarkota.go.id/content/view/2050/131
/
(http://acowebid.multiply.com/journal/item/5).
(http://makassarterkini.com/6-Ikrar.php)
(www.liputan6.com)
gie86.blog.friendster.com/2007/10/khalayak-
komunikasi-politik/
312