You are on page 1of 16

Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol.

1 Juli – September 2011

ANALISIS OPINI PEMILIH PEMULA


TERHADAP IKLAN POLITIK DALAM PEMILIHAN
WALIKOTA MAKASSAR TAHUN 2008
Analysis of Beginner Voters’ Opinion of
Political Advertising in Makassar’s Mayor Elections in 2008

Abdul Jalil, M. Akbar


Universitas Fajar Makassar
abduljalilkomunikasi@gmail.com

Abstract

The study intended to gather information regarding beginner voters‟ opinion of of political advertising in Makassar‟s
mayor elections in 2008. This study is an integrative study. The method ot the study integrating two types of research
method from two different approaches namely, quantitative and qualitative approaches. The quantitative approach
which is used in this study is a survey method. The objective of survey method is to meet the validity of the data which
is measured using the percentage of representation of the beginner voters. The qualitative approach is using
phenomenological method. The phenomenological method is used to gather in-depth information using interpretation
from subjective statements from informants related to the subject of the research. The study showed some variety in
beginner voters‟ opinion of political advertising in Makassar‟s Mayor elections in 2008. the variety in beginner voters‟
opinion of political advertising in Makassar‟s Mayor elections in 2008 was maybe resulted by voters segmentation and
media preference. The study also showed that the criteria of good political advertisement according to beginner voters
are those which are easy to remember, easy to read, simple, clear and use a good Indonesian language.
Keywords : Opinion, Beginner Voter, Political Advertising

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui opini pemilih pemula terhadap Iklan Politik dalam Pilkada Walikota
Makassar 2008. Tipe penelitian ini adalah tipe penelitian integratif. Metode ini mengintegrasikan dua tipe penelitian
dari dua pendekatan yang berbeda yakni pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Tipe penelitian berlandaskan
pendekatan kuantitatif yang digunakan dalam peneltian ini adalah penelitian survei. Jenis penelitian ini bertujuan untuk
memenuhi validitas data yang diukur dari prosentasi keterwakilan pemilih pemula. Kemudian, tipe penelitian
berlandaskan pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian fenomenologi. Tipe ini
digunakan untuk memperoleh data mendalam melalui interpretasi terhadap pernyataan-pernyataan subjektif dari
informan terkait masalah yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa opini pemilih pemula terhadap iklan politik
dalam pilkada Walikota 2008 sangat bervariatif, hal ini disebabkan oleh adanya segmentasi pemilih dan pemilihan
media. Selanjutnya, kriteria iklan yang baik menurut perspektif pemilih pemula adalah iklan politik yang mudah diingat
dan dibaca, singkat dan jelas serta menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Kata kunci : Opini, Pemilih Pemula, Iklan Politik

297
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011

Pendahuluan pada saat ini dan menjadi perhatian seluruh


dunia yakni PKS = PalestinaKu Sayang.
Fenomena baru terkait iklan politik muncul di
Senada dengan hal tersebut di atas, baru-
Indonesia. Hal ini ditandai dengan banyaknya
baru ini hari sabtu, tanggal 24 Januari 2009,
iklan politik partai-partai besar yang
Golkar memasang iklan ucapan selamat hari
bermunculan di hampir semua media yang ada
ulang tahun untuk Megawati dan mbak Tutut
baik media elektronik seperti televisi, radio,
dengan judul Golkar Kirimkan Mega dan
internet dan media cetak serta media alternatif
Mbak Tutut Mawar Kuning, yang secara
lainnya seperti baliho, spanduk, baju kaos.
kebetulan lahir pada tanggal 23 Januari dan
Hal ini dapat kita saksikan setiap hari di
juga menjadi nomor urut partai berlambang
layar kaca dan iklan-iklan display yang ada di
pohon beringin ini.
sekitar kita. Beberapa diantaranya ada yang
Selanjutnya, media Harian Fajar juga
menonjolkan figur-figur Ketuanya, kadernya,
menampilkan iklan ucapan selamat ulang
dan lambang serta nomor urut partainya. Iklan
tahun dari Golkar untuk ibu Megawati dan
politik seperti iklan partai Golkar yang
Mbak Tutut dengan judul Iklan Golkar
menonjolkan figur Jusuf Kalla sebagai Ketua
Manfaatkan Ultah Mega dan Tutut.
Umum DPP Golkar, menampakkan kesan
(http://www.fajar.co.id/index.php?act=news&i
pemersatu bangsa dengan penyelesaian konflik
d=56467)
antara rakyat Aceh dan GAM (Gerakan Aceh
Fenomena di atas menunjukkan bahwa
Merdeka), konflik Poso, dan banyak lagi
peran iklan Politik dalam kancah perpolitikan
konflik lainnya.
di negeri ini sangat berperan dalam rangka
Selain Iklan politik Partai Golkar, Partai
sosialisasi kegiatan-kegiatan partai, bahkan
Demokrat juga menayangkan iklan politik
lebih jauh dianggap dapat membangun citra
yang memberi kesan bahwa suatu hal yang
yang positif. Hal ini dapat kita lihat dari
baru terjadi di Indonesia sejak zaman
kutipan wawancara JK di media online www.
kepemimpinan Soekarno hingga Megawati.
tribun-timur.com, jumat, 23 Januari 2009.
SBY membuat suatu gebrakan dengan
Periklanan bukanlah produk kebudayaan
mengeluarkan kebijakan penurun harga BBM
modern, sudah banyak bukti yang
tiga kali secara bertahap. Pada iklan politik
menunjukkan bahwa iklan sudah ada sejak
tersebut, memperlihatkan ucapan terima kasih
berabad-abad lampau. Kalau sorotan kepada
dari seorang pelaut karena melaut tidak mahal
periklanan kian terasa santer, itu akibat kian
lagi dan seorang sopir angkot sedang
maju metode berkomunikasi, seiring dengan
menghitung keuntungan dengan latar belakang
kian canggih dan berkembang teknologi
tangki bensin yang memperlihatkan indikator
komunikasi dan informasi. Selain itu,
harga BBM dengan nomor urut Partai
pemahaman orang terhadap tabiat dan tingkah
Demokrat (31).
laku manusia sebagai makhluk social-ekonomi
Selain itu, partai Gerindra muncul dengan
dan makhluk politik juga berkembang. Itu
iklan politik memperjuangkan rakyat dari
membuat peran periklanan dalam kehidupan
kalangan petani, menonjolkan Prabowo
masyarakat modern menjadi kian penting,
Subianto sebagai Ketua Dewan Pertimbangan
sejalan dengan tingkat kesejahteraan dan cita-
Pusat Partai Gerindra, menampilkan petani-
cita masyarakatnya. Iklan bahkan menjadi
petani serta harapan-harapannya, yang
sarana yang membuka cakrawala pengalaman
mengambil setting perkebunan dan
dan wawasan bagi khalayak luas untuk
persawahan.
perbaikan kualitas hidup secara keseluruhan.
Iklan Politik PKS juga muncul
Pemilu 2004 sudah mem-buktikan betapa
menggunakan kekuatan bahasa dengan
periklanan menjadi bagian dari komunikasi
singkatan-singkatan, seperti PKS = Partai
politik dengan beragam fungsi. Bagi partai
Kasih dan Santun, PKS = Partai Keluarga
politik dan kandidat politik, periklanan
Saya, PKS = Pasti Koruptor Sebel, bahkan
diharapkan dapat memengaruhi dan menjaring
lebih jauh mengankat isu yang sangat hangat
pemilih. Sementara pemilih berharap bisa
298
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011

mendapatkan informasi yang akan digunakan Kebangsaan (PDK) Kota Makassar dan Ilham
sebagai bahan pertimbangan dalam memilih. Arief Sirajuddin calon incumbent dari Partai
Periklanan juga semestinya mengandung Golkar.
tujuan pendidikan politik.. Penggunaan media massa bagi kampanye
Iklan adalah sarana komunikasi untuk politik para kandidat juga dilakukan oleh para
menangkap memori positif seseorang. Sangat kandidat. Semua medium komunikasi menjadi
disayangkan miliaran dikeluarkan untuk sarana iklan politik. Tentu saja sasarannya
belanja iklan selama pemilu, tetapi tidak adalah masyarakat yang memiliki hak pilih.
berhasil menangkap memori positif seseorang. Keikutsertaan pemilih dalam mengikuti
Lalu, bagaimana dengan fenomena iklan kampanye politik di media massa diharapkan
politik pilkada Walikota di Makassar beberapa dapat menumbuhkan dan meningkatkan
waktu lalu? Fenomena yang nampak adalah pengetahuan dan sikap postitif terhadap
“perang” iklan yang dilakukan oleh masing- pelaksanaan pilkada yang dilaksanakan.
masing figur atau kandidat. “Perang” di sini Dilihat dari sisi khalayak, sebenarnya semakin
diartikan sebagai persaingan melalui berbagai banyak pemberitaan media yang dapat
media komunikasi. Masing-masing kandidat ditangkap oleh tokoh masyarakat atau pemuka
juga menggunakan dan memperkenalkan pendapat dapat diartikan semakin
jargon-jargon mereka, seperti Makassar Untuk bertambahnya muatan informasi yang tersedia
Semua (Ilham Arief Sirajuddin), The Mayor bagi mereka.
(Idris Manggabarani), Save Our City (Adil Berkaitan dengan kampanye politik
Patu), Jafar Sodding (Mantap Mentong), melalui media massa tersebut maka penelitian
Arwan Tjahyadi (Sang Pembaharu), Zulkifli ini akan menguraikan bagaimana opini pemilih
Gani Ottoh (Pro Rakyat Cess), Busrah pemula terhadap iklan politik dalam Pilkada
Abdullah (Tuwo Sipurennu), dan lain-lain. Walikota Makassar 2008 dan harapan pemilih
Selain itu, ada yang ingin menggunakan pemula terhadap iklan politik itu sendiri.
momentum pilkada ini sebagai alat untuk Dalam undang-undang disebut-kan bahwa
memperkenalkan diri, seperti Mc. Jegger setiap warga Negara yang telah mencapai usia
(Yang Mana Lebih Mantap), Bang Iwan (Ini 17 tahun, telah memiliki hak politik untuk ikut
Lebih Mantap), serta ada juga yang berpartisipasi dalam proses demokrasi.
menyelipkan iklan untuk percetakannya seperti Pemilih pemula, biasanya memiliki antusiasme
Fadli Ibrahim (Ini Pasti Lebih Mantap). yang besar dalam mempergunakan hak
Dapat dibayangkan bagaimana tingginya pilihnya untuk pertama kalinya.
suhu politik Pilkada Walikota Makassar. Para
kandidat saling berebut ruang dalam media
massa dan ruang-ruang publik yang ada. Rumusan Masalah
Sederet kegiatan para kandidat sengaja dimuat
1. Bagaimana tingkat terpaan iklan politik
untuk diketahui, diamati, dan dicermati oleh
media cetak, media elektronik, media luar
masyarakat. Pemanfaatan itu terlihat dalam
ruang dalam Pilkada Walikota Makassar
bentuk iklan (kampanye) politik; advertorial,
2008 terhadap pemilih pemula?
sponshorship, talkshow, billboard, baliho dan
2. Bagaimana opini pemilih pemula terhadap
banyak lagi.
iklan politik dalam Pilkada Walikota
Selain menggunakan atribut pilkada
Makassar 2008?
sebagai media sosialisasi diri, para bakal calon
Walikota juga turun langsung ke masyarakat
dalam bentuk kunjungan atau silaturahmi ke Kajian Konsep dan Teori
warga masyarakat yang kurang mampu, dan
atau dengan model bakti sosial, serta Opini Publik
penggalangan harapan seperti yang dilakukan
tim pemenangan Adil Patu bakal calon Istilah opini berasal dari kata opinion
Walikota usungan Partai Demokrasi (bahasa Inggris) yang berarti pendapat, pikiran

299
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011

atau pendirian. Sedangkan istilah opini publik keterbukaan dalam mengungkapkan ide-ide,
atau public opinion diartikan sebaga pendapat pendapat, keinginan, Kebutuhan, keluhan,
umum. Assegaf dan Soetomo (2000: 43) kritik yang membangun dan kebebasan dalam
mengemukakan bahwa istilah pendapat umum penulisan. Dengan kata lain opini publik itu
merupakan terjemahan opini publik (public merupakan efek dari kebebasan dalam
opinion) kurang tepat, bahkan salah kaprah. mengungkapkan ide-ide dan pendapat
Selanjutnya dikatakan bahwa keduanya (Rousseou, Vollaire, Mill). Sebenarnya hal ini
memang mempunyai arti yang sama, yang satu sangat menguntungkan bagi organisasi, pribadi
merupakan istilah bahasa Indonesia, yang maupun pemerintah apabila kritik, ide,
satunya adalah pungutan dari bahasa asing. pendapat, gagasan yang dengan cara spontan
Sedang kata umum menunjukkan istilah diutarakan.
yang lebih luas. Dalam pengertian bebas opini Sementara itu, Menurut (Cangara,
publik masih berhubungan dengan perbedaan 2009:168-170) Proses terbentuknya pendapat
publik umum dan bersifat pribadi, yang artinya seseorang melalui beberapa proses yang terdiri
opini publik masih membatasi diri terhadap dari:
sesuatu yang bersifat umum. Opini publik itu
sangat identik dengan pengertian kebebasan,

Proses Pembentukan Opini Publik

Latar Belakang
Sejarah

Faktor Sosial
Isu/
Sikap Pendapat
Faktor psikologis Situasi

Faktor Biologis

Sumber: Cangara, 2009

Iklan Politik lain. Bahkan sejak Jefferson, Jackson, dan


Lincoln, penggunaan iklan untuk kegiatan
Sejarah iklan politik diawali di AS sejalan
politik sudah dilakukan dengan berbagai cara,
dengan keberhasilan para kapitalis dalam
misalnya melalui transparansi, spanduk,
abad ke-20 dalam hal teknik-teknik pencarian
kartoon, dan lagu-lagu.
dana dengan menjadikan politik sebagai
Bolland dalam (Cangara, 2009:345)
sumber keuangan. Penggunaan media untuk
mendefinisikan iklan sebagai bentuk
menjual para politisi bukan fenomena baru.
pembayaran yang dilakukan untuk membeli
Jauh sebelum era media elektronik, media-
tempat atau ruang dalam menyampaikan
media seperti pamphlets, poster, surat kabar
pesan-pesan lembaga atau institusi dalam
dan pertunjukan-pertunjukan publik misalnya
media. Oleh karena itu, iklan politik
parade dan pawai digunakan sebagai iklan
didefinisikan: “political Advertising refers to
politik. Isinya yakni mengajak orang untuk
the purchase and use of advertising space,
memilih calonnya dan menolak calon yang
300
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011

apid for at commercial rates, in order to secara umum iklan politik sesungguhnya tidak
transmit political messages to a mass akan pernah bisa mengubah seorang politisi
audience.” yang biasa-biasa saja menjadi seorang
Lewat iklan politik ini pula, para politisi pemimpin kharismastik yang luar biasa. .
berupaya mengatrol popularitasnya. Faktanya,
hasil survei yang dilakukan Lembaga Riset Kekuatan Media Massa sebagai Sarana Iklan
Indonesia (LRI) belum lama ini Politik
mengungkapkan adanya keterkaitan antara
iklan politik dan meningkatnya popularitas Media massa merupakan sarana persuasi
politisi. yang efektif dan dalam komunikasi politik
Sebagai contoh, popularitas seorang karena bisa menjangkau banyak pemilih yang
petinggi salah satu parpol mengalami menjadi target dengan waktu yang cepat dan
kenaikan menjadi 54 persen setelah dirinya biaya yang relatif murah. Tidak mungkin,
sering tampil dalam iklan politik. Sebelum khususnya dari sisi waktu, bagi tim sukses
adanya iklan politik tentang dirinya, kampanye mendatangi target pemilih mereka
popularitas petinggi parpol tersebut hanya secara langsung atau „door to door’.
sekitar 20 persen. Penggunaan media massa adalah cara yang
Dalam kancah politik, terutama di Barat, sangat memungkinkan untuk „bertemu
iklan politik bukanlah barang baru. Iklan langsung‟ dengan target pemilih melalui
politik dinilai sebagai salah satu sarana paling representasi media massa baik cetak maupun
ampuh untuk membujuk khalayak calon elektronik bagi para tim pelaksana kampanye
pemilih menjelang pemilu. Tidak Menurut Kenneth Janda dan kawan-
mengherankan, jika belanja iklan politik pun kawan (1987:306), media massa dalam
dari waktu ke waktu terus mengalami bentuk cetak dan siaran mempunyai lima
lonjakan berarti. fungsi khusus dalam sistem politik, yaitu,
Sebagai ilustrasi, di Amerika Serikat, “reporting the news, interpreting the news,
belanja iklan politik yang sebelumnya hanya socializing citizens about politics, influencing
lima persen dari total dana kampanye pemilu citizens’ attitudes and behaviors, and setting
presiden telah naik menjadi 15 persen pada the agenda for government action”. Kelima
pemilu presiden tahun 1972. Angka ini secara fungsi tersebut sekaligus menjadi kekuatan
berturut-turut naik lagi menjadi 20 persen media massa dalam kaitannya dengan politik.
pada pilpres 1988, 40 persen (1996), 64
persen (2004) dan 78 persen (2008). Pemilih Pemula
Demikian pentingnya peran iklan politik
Siswa atau remaja pada umumnya memiliki
dalam “bisnis parpol” sehingga salah satu
suatu sistem sosial yang seolah-olah
parameter bonafiditas parpol terletak pada
menggambarkan bahwa mereka mempunyai
seberapa banyak dana yang digelontorkan
“dunia sendiri”. Dalam sistem remaja ini
untuk iklan tersebut. Di samping itu, iklan
terdapat kebudayaan yang antara lain
politik merupakan jendela kamar dari sebuah
mempunyai nilai-nilai, norma-norma. Sikap
parpol. Ia sanggup menghubungkan parpol
serta bahasa tersendiri yang berbeda dari
dengan masyarakat. Khususnya calon
orang dewasa. Dengan demikian remaja pada
pemilih.
umumnya mempunyai persamaan dalam pola
Memang, iklan dibuat bertujuan antara
tingkah laku, sikap dan nilai, dimana pola
lain adalah untuk membangun citra dan
tingkah laku kolektif ini dapat berbeda dalam
mengapungkan isu. Lewat iklan, citra dan isu
beberapa hal dengan orang dewasa (Prijono,
dibangun sedemikian rupa sehingga menjadi
1987).
mimpi serta harapan khalayak.
Berkenaan dengan kapasitas kebudayaan
Meskipun iklan politik merupakan cara
remaja/siswa tersebut, setidaknya dapat
yang ampuh untuk memengaruhi khalayak,
dijadikan gambaran penting upaya melihat
tidak sedikit analis berkeyakinan bahwa
peta demokrasi dan kesadaran politik
301
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011

kalangan remaja di lingkungan persekolahan pengaruh dari luar atau dengan kata lain
sebagai bagian pemilih pemula dalam pilkada. bahwa pemilih pemula sangatlah labil dan
Undang-undang Pemilu men-syaratkan relatif mudah untuk dipengaruhi.
usia seseorang yang mengikuti pemilu Berdasarkan jumlah populasi pemilih
minimal 17 tahun atau telah menikah. Mereka pemula, maka penarikan sampel akan
ini masuk kategori pemilih pemula, yakni dilakukan dengan menggunakan sampling
pemilih yang pertama kali menggunakan hak kluster (Cluster Sampling). Jumlah sampel
pilih. tersebut ditentukan dengan menggunakan
(http://www.jurnalnasional.com/?med=koran rumus Slovin yang dikutip Rahmat (Yamane:
%20). 2002: 133) sebagai berikut:

Metode Penelitian N
n =
Tipe penelitian ini adalah tipe penelitian N.d2 + 1
integratif. Metode ini mengintegrasikan dua
tipe penelitian dari dua pendekatan yang
n = Jumlah Sampel
berbeda yakni pendekatan kuantitatif dan N = Jumlah Populasi
pendekatan kualitatif. Tipe penelitian d2 = Persentase ketidaktelitian karena
berlandaskan pendekatan kuantitatif yang kesalahan pengambilan sampel. Dalam
digunakan dalam peneltian ini adalah penelitian ini ditetapkan 5%.
penelitian survei. Jenis penelitian ini Guna memperoleh data secara
bertujuan untuk memenuhi validitas data yang mendalam, penelitian ini juga memilih
diukur dari prosentasi keterwakilan pemilih beberapa informan kunci sebagai data
pemula. Kemudian, tipe penelitian pembanding jawaban-jawaban yang muncul
berlandaskan pendekatan kualitatif yang dari kuisioner yang disebarkan pada sampel
digunakan dalam penelitian ini adalah atau koresponden. Selanjutnya peneliti
penelitian fenomenologi. Tipe ini digunakan memilih dua orang informan kunci yang
untuk memperoleh data mendalam melalui berdomisili di masing-masing kelurahan
interpretasi terhadap pernyataan-pernyataan dengan metode random sampling atau secara
subjektif dari informan terkait masalah yang acak dengan kriteria, informan adalah orang
diteliti. atau pemilih pemula yang aktif dalam suatu
Populasi dalam penelitian ini adalah organisasi masyarakat, baik Karang Taruna,
semua pemilih pemula yang terdaftar pada Remaja Mesjid atau LSM.
Daftar Pemilih Tetap, KPU Kota Makassar Berdasarkan kriteria tersebut di atas,
dan mempunyai akses terhadap iklan politik maka penetapan informan kunci dalam
itu sendiri. Kriteria dipilih karena pemilih penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3
pemula masih sangat rentan dengan pengaruh- berikut:

Sebaran Sampel dan Informan

NO Kecamatan Kelurahan Jumlah Sampel Jumlah


Informan
1. Makassar
Maccini Parang 19 2
Maradekaya 17 2
Selatan
2. Rappocini
Banta-bantaeng 20 2
Bonto Makkio 18 2
3. Biringkanaya

302
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011

Paccerakang 20 2
Untia 16 2
4. Tamalate
Parang Tambung 20 2
Tanjung Merdeka 19 2
Jumlah Populasi 148 16
Sumber: Data hasil olahan sendiri

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan (X1). Favourable atau sangat setuju (opini
dalam penelitian ini maka digunakan jenis sangat positif); (X2) Neutral (posisi
data sebagai berikut: Data primer dan Data tengah), dan (X3) Unfavourable atau tidak
sekunder. Teknik pengumpulan data, antara setuju (sikap negatif).
lain: 2. Variabel terikat (dependen) adalah iklan
a. Kuisioner politik yang berkaitan dengan pilkada
b. Indepth interview (wawancara Walikota Makassar 2008, dinotasikan
mendalam), dengan Y, kemudian indikator yang
c. Observasi digunakan untuk mengukur variabel ini
d. Dokumentasi dirinci ke dalam subvariabel yang masing-
Penelitian ini menggunakan dua variabel masing dinotasikan sebagai berikut:
yaitu pertama yakni variabel bebas a. Frekuensi (Yı) indikatornya (4) Sangat
(Berpengaruh), dan kedua variabel terikat Sering, (3) Sering, (2) Kadang-kadang,
(Terpengaruh). (1) Jarang
1. Variabel bebas (independen) adalah opini b. Durasi (Y2) indikatornya (5) > 15
pemilih pemula terhadap iklan politik Menit/hari, (4) 12-14 Menit/hari, (3) 8-
dalam pilkada Walikota Makassar 2008, 11 Menit/hari, (2) 4-7 Menit/hari, (1) <
kemudian di notasikan dengan X, skala 3 Menit/hari.
pengukuran untuk mengukur sikap dengan c. Isi (Y3) indikatornya (4). Sangat
menggunakan Skala Likert (Likert Scale), Rasional, (3) Rasional, (2) Tidak
variabel dirinci ke dalam subvariabel yang Rasional (1) Sangat Tidak Rasional
masing-masing dinotasikan sebagi berikut:

Kerangka Hubungan Variabel Penelitian

Variabel bebas Variabel Terikat


Independent Variable Dependent Variable

Opini Pemilih Pemula (Y) Iklan Politik (X)

- Favourable (Y1) - Frekuensi (X1)


- Netral (Y2) - Durasi (X2)
- Unfavourable (Y3) - Isi (X3)

Hasil Penelitian dan Pembahasan bantaeng, 18 responden berasal dari


Kelurahan Bonto Makkio, 20 responden
Responden penelitian sebanyak 148 orang. 19 berasal dari Kelurahan Paccerakang, 16
responden diantaranya berasal dari Kelurahan responden berasal dari Kelurahan Untia, 20
Maccini Parang, 17 Responden berasal dari responden berasal Kelurahan Parang
Kelurahan Maradekaya Selatan, 20
Responden berasal dari Kelurahan Banta-
303
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011

Tambung dan 19 responden berasal dari


Kelurahan Tanjung Merdeka.

Hasil penelitian yang dilakukan


menunjukkan bahwa kepemilikan media
responden sangat variatif, seperti yang terlihat Grafik Kepemilikan Media
dalam grafik berikut:
N=148

Sumber: Olahan Data Primer, 2009

Opini Pemilih Pemula Terhadap Iklan Politik (1) surat kabar, (2) televisi, (3) audio media
dalam Pilkada Wali Kota Makassar 2008? radio, (4) internet, (5) baliho, (6) spanduk,
dan (7) stiker. Selain itu, responden juga
Opini atau pendapat pemilih pemula terhadap diminta untuk menyatakan pendapat atau
iklan politik dalam pilkada Wali Kota dan opininya terhadap kriteria iklan yang baik.
Wakil Wali Kota Makassar, dilihat dari daya
tarik dan kejelasan teks iklan politik melalui :

Opini Pemilih Pemula Terhadap Daya Tarik Visual Iklan Politik melalui
Media Surat Kabar
N=148

304
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011

Berdasarkan grafik di atas, opini pemilih “iklan-iklan yang ada di surat kabar
pemula terhadap iklan politik calon Wali Kota sangat menarik dan bervariasi, terutama
Makassar 2008 melalui surat kabar adalah iklan-iklan yang dibuat oleh tim
menarik sebagaimana distribusi penyataan pemenangan IASmo, yang sangat
yang didominasi oleh pernyataan menarik menarik ketika masa kampanye dimana
51,4% dan sangat menarik 27,7%. tim pemenangan IASmo membuat kuis
Selanjutnya 14,2% responden menyatakan kepada masyarakat, sehingga
kurang menarik, 4,7% responden menyatakan masyarakat juga ikut berpartisipasi
tidak tahu, dan 2,0% responden menyatakan dalam iklan tersebut.”
tidak menarik.
Data di atas diperkuat oleh pernyataan
Suwarni dari Kelurahan Bonto Makkio, yang
menyatakan bahwa:

Opini Pemilih Pemula Terhadap Daya Tarik Visual


iklan Politik melalui media Televisi
N=148

Sumber: Olahan Data Primer, 2009

Berdasarkan grafik di atas, opini pemilih Hal tersebut di atas diperkuat oleh
pemula terhadap daya tarik Iklan Politik pernyataan Rahmawaty, dari kelurahan
dalam Pilkada Wali Kota Makassar 2008 Maradekaya Selatan yang menyatakan bahwa:
melalui media televisi adalah menarik, “Walaupun hanya beberapa calon Wali
sebagaimana distribusi pernyataan responden Kota yang menampilkan iklannya di
yang didominasi oleh pernyataan menarik media televisi, namun dari beberapa
58,1% dan 18,9% menyatakan sangat yang ada bisa kita katakan bahwa iklan
menarik, selanjutnya 11,5% respon-den calon Wali Kota Makassar 2008 lalu,
menyatakan kurang menarik, 4,1% responden sudah cukup baik dan umumnya menarik,
menyatakan tidak menarik dan 7,4% terkhususnya pada saat menjelang buka
responden menyatakan tidak tahu. puasa, Iklan para calon Wali Kota
melakukan sholat bersama keluarganya
masing-masing”

305
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011

Opini Pemilih Pemula Terhadap Daya Tarik Audio Iklan Politik


melalui media Radio
N=148

Sumber: Olahan Data Primer, 2009

Berdasarkan grafik di atas, menunjukkan beberapa informan pilihan, diantaranya, Dedi,


bahwa opini pemilih pemula terhadap iklan seorang remaja dari kelurahan Paccerakang,
politik calon Wali Kota Makassar 2008 di mengatakan bahwa:
media radio khusunya pada teks iklan,
sebanyak 43,9% responden memilih kurang “saya pernah mendengarkan Iklan calon
menarik, disusul 23,0% responden memilih Wali Kota melalui media radio, iklannya
menarik, selanjutnya 18,2% responden pak Halim Razak. Iklan tersebut dalam
memilih tidak tahu dan masing-masing 7,4% rangka menyambut hari kemerdekaan RI.
responden memilih tidak menarik dan sangat Jika ditanya daya tarik audionya,
menarik. menurut saya biasa saja, karena saya
Selanjutnya hal ini diperkuat dengan hasil tidak mengenal pak Halim sebelumnya”.
wawancara yang dilakukan peneliti terhadap

Opini Pemilih Pemula Terhadap Daya Tarik Visual Iklan Politik melalui
Media Internet
N=148

Sumber: Olahan Data Primer, 2009


Berdasarkan grafik di atas, menunjukkan politik calon Wali Kota Makassar 2008 di
bahwa opini pemilih pemula terhadap iklan media internet, sebanyak 55,4% responden

306
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011

memilih menarik, disusul 23,6% responden menggunakan facebook, tapi suatu hari
memilih tidak tahu, selanjutnya 9,5% saya diajak untuk berteman dengan salah
responden memilih sangat menarik, kemudian satu calon Wali Kota Makassar yakni pak
6,8% responden memilih kurang menarik dan Ilham Arief Sirajuddin. Selain itu,
4,7% responden memilih tidak menarik. memang ada website yang dimiliki
Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara sendiri oleh pak Ilham, atau mungkin
peneliti terhadap beberapa informan terpilih, dibuat sama tim pemenangan-nya. Saya
diantaranya, Rani dari Kelurahan Tanjung melihat tampilannya bagus dan
Merdeka, mengatakan bahwa: informasinya juga cukup bagus”.
“saya hampir setiap hari menggunakan
internet, memang lebih banyak

Opini Pemilih Pemula Terhadap Daya Tarik Visual Iklan Politik melalui Media Baliho

N=148

Sumber: Olahan Data Primer, 2009

Berdasarkan grafik di atas, menunjukkan informan terpilih, diantaranya Suwarni dari


bahwa opini pemilih pemula terhadap iklan Kelurahan Bonto Makkio, mengatakan
politik calon Wali Kota Makassar 2008 di bahwa:
media luar ruang khususnya baliho, sebanyak
41,2% responden memilih kurang menarik, “Banyak sekali iklan calon Wali Kota
disusul 33,8% responden memilih menarik, yang muncul, bahkan bukan saja iklan
selanjutnya 13,5% responden memilih sangat Wali Kota, namun ada juga yang sekedar
menarik, kemudian 11,5% responden memilih ikut-ikutan mau terkenal, ada beberapa
tidak menarik dan 0,0% responden memilih yang menarik, tapi karena terlalu banyak
tidak tahu. gambar-gambar yang terpasang
Hal ini diperkuat dengan hasil sehingga saya pusing melihatnya”.
Wawancara peneliti terhadap beberapa

307
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011

Opini Pemilih Pemula Terhadap Daya Tarik Visual Iklan Politik melalui
Media Spanduk
N=148

Sumber: Olahan Data Primer, 2009


Berdasarkan grafik di atas, menunjukkan Kelurahan Maradekaya Selatan, mengatakan
bahwa opini pemilih pemula terhadap iklan bahwa:
politik calon Wali Kota Makassar 2008 di
media luar ruang khususnya spanduk, “Setiap hari saya melihat spanduk-
sebanyak 46,6% responden memilih menarik, spanduk calon Wali Kota Makassar,
disusul 32,4% responden memilih kurang hampir di setiap sudut kota ada spanduk,
menarik, selanjutnya 13,5% responden baliho, apalagi sticker. Jika diperhatikan
memilih tidak menarik, kemudian 7,4% dengan baik spanduk-spanduk yang ada
responden memilih sangat menarik dan 0,0% memang menarik, tapi karena terlalu
responden memilih tidak tahu. banyak sehingga membuat kita pusing
Hal ini diperkuat dengan hasil melihatnya.”
Wawancara peneliti terhadap beberapa
informan terpilih, diantaranya Imran dari

Opini Pemilih Pemula Terhadap Daya Tarik Visual Iklan Politik melalui
Media Sticker
N=148

Sumber: Olahan Data Primer, 2009

308
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011

Berdasarkan grafik di atas, menunjukkan informan terpilih, diantaranya Wahyudi dari


bahwa opini pemilih pemula terhadap iklan Kelurahan Maccini Parang, mengatakan
politik calon Wali Kota Makassar 2008 di bahwa:
media luar ruang khususnya sticker, sebanyak
51,4% responden memilih menarik, disusul “saya suka dengan sticker yang dibuat
23,6% responden memilih Tidak menarik, oleh pasangan IASmo, bisa dipasang di
selanjutnya 13,5% responden memilih kurang motor. Tampilannya juga bagus,
menarik, kemudian 11,5% responden memilih warnanya orange kebetulan saya suka
sangat menarik dan 0,0% responden memilih dengan warna orange. Selain itu, ada
tidak tahu. juga sticker ucapkan Assalamu Alaikum
Selanjutnya hal ini diperkuat dengan Warahmatullahi Wabarakatuh …
hasil wawancara peneliti terhadap beberapa sebelum memasuki rumah ini”.

Opini Pemilih Pemula Terhadap Kriteria Iklan Politik Yang Baik

Sumber: Olahan Data Primer, 2009


Berdasarkan grafik di atas, menunjukkan benar dan 58,8% responden memilih singkat
bahwa opini pemilih pemula terhadap kriteria dan jelas.
iklan politik yang baik, sebanyak 67,6% Dengan demikian dapat disimpulkan
responden memilih mudah diingat, 44,6% bahwa Iklan politik yang baik menurut
responden memilih mudah dibaca, 27,7% pemilih pemula adalah iklan politik yang
responden memilih menggunakan bahasa mudah diingat dan dibaca serta singkat dan
daerah, selanjutnya 30,4% responden memilih jelas. Bukan iklan yang menggunakan bahasa
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan yang panjang, lebar dan kabur.

309
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011

Pilihan Pemilih Pemula Terhadap Calon Wali Kota Makassar


Pada Pilkada 2008
N=148

Sumber: Olahan Data Primer, 2009


Grafik di atas menunjukkan bahwa pada Pemilihan Umum dimana Pilkada Wali Kota
pemilihan pilkada Wali Kota Makassar 2008, Makassar dimenangkan oleh pasangan IASmo
dari 148 responden sebanyak 94 orang dengan perolehan suara sebanyak 67,6% suara
responden pemilih pemula yang memilih atau sebanyak 370.912 suara, disusul oleh
Ilham Arief Sirajuddin-Supomo Guntur pasangan IDIAL dengan perolehan suara
(IASmo), disusul pasangan Idris 18,48% atau sebanyak 102.241 suara,
Manggabarani-Adil Patu (IDIAL) dipilih oleh kemudian pasangan Halim Razak-Jafar
33 responden, kemudian 15 responden Sodding (Mantap mentong) sebanyak 6,78%
memilih pasangan Halim-Jafar dan masing- atau sebanyak 37.507 suara, Ridwan-Irwan
masing 3 responden memilih pasangan (RI) dengan perolehan 2.15% atau sebanyak
Firmansyah-Kasma dan pasangan Iriantosyah 11.885 suara, selanjutnya Firmansyah-Kasma
Kasim-Razak, sementara pasangan Ridwan- (Fasmi) dengan perolehan 2.44% atau
Irwan dan Ilham AB-Herman Handoko, tidak sebanyak 13.509 suara, Irianto Kasim-Razak
satupun dari responden yang memilih Djalle (IKRAR) dengan perolehan 2.34% atau
pasangan tersebut. 12.950 suara, Ilham Halim Bachri-Handoko
Hal ini, sesuai dengan hasil pilkada (Idola) dengan perolehan 0,74% atau 4.107.
resmi yang dikeluarkan oleh Komisi

Kesimpulan Wakil Wali Kota Makassar, periode


Berdasarkan Hasil temuan penelitian, terpaan 2009-2014 adalah sangat variatif.
iklan politik terhadap pemilih pemula pada
Pilkada Walikota 2008, maka dapat 2. Pemanfaatan media elektronik oleh para
disimpulkan, bahwa: calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota
bersama timnya dalam mengiklankan
1. Tingkat terpaan iklan politik melalui program-programnya adalah kurang
media cetak khususnya surat kabar efektif. Simpulan ini sekaligus bertolak
terhadap pemilih pemula di Kota belakang dengan pernyataan yang
Makassar dalam pilkada Wali Kota dan menyebutkan bahwa media elektronik
adalah merupakan media paling efektif

310
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011

dalam Curran, James dan Michael Gurevitch (Ed), 1994.


mengkomunikasikan/mengiklankan Mass media and Society. London –New Cork
:Edgard Arnold.
sesuatu. Firmanzah, 2007 Marketing Politik, Antara
Pemahaman dan Realitas, Yayasan Obor
3. Pemilih pemula lebih sering diterpa iklan Indonesia, Jakarta.
politik melalui media spanduk Hadi Sutrisno, (1990). Metodologi Research.
Janda, Kennet, Jeffrey M. Berry, Jerry Goldman.1987.
dibandingkan dengan media baliho dan The Challenge of Democracy, Government in
stiker. Sementara itu, iklan politik America, Boston: Houghton Mifflin Company.
melalui baliho dan stiker seimbang dalam Lin, Nan.1973. The Study of communication. Bobs-
menerpa pemilih pemula. Beberapa hal Merrill Indiana polis.
yang terkait dengan tingginya tingkat Little John, Stephen W. 1989, Theories of Human
Communication. Wadswort Publishing Company,
terpaan iklan politik melalui media New York.
spanduk disebabkan oleh krakterisktik Marshall McLuhan,1994. Understanding Media, Saga
spanduk sebagai salah satu media out Publication London
door advertising dengan gambar yang Mc Quail. Dennis. 1994. Mass Communicatio Theory,
relatif besar dan mencolok, impresif, third Ediotion, SAGE Publication, Ltd.
Mulyana, Dedy, 2002. Metodologi Penelitian
pembuatan materi yang mudah dan relatif Kualitatif. Paradigma Ilmu Komunikasi dan Ilmu
lebih murah, serta mudah dipindah- Sosial lainnya. Rosda Karya: Bandung
pasangkan. Nimmo, Dan.2000. Komunikasi Politik. Remaja
Rosdakarya Bandung.
4. Opini Pemilih Pemula Terhadap Iklan Nurudin, 2001.Komunikasi Propaganda. Remaja
Politik dalam Pemilih Wali Kota Rosdakarya. Bandung.
Panggabean (1994). Pendidikan Politik dan Kaderisasi
Makassar 2008, sangat bervariatif.
Bangsa. Sinar Harapan, Jakarta.
Apabila ditelusuri lebih jauh, tingkat Rahmat, Djalaluddin, 1999, Psikologi Komunikasi, PT.
ketertarikan responden terhadap iklan Remaja Rosdakarya. Bandung.
politik melalui media cetak disebabkan Rogers, Everett, and J. Dougles Story. Communication
oleh disain yang ditampilkan oleh Campaign. Map Literatur By Charles R. Barger
masing-masing kandidat, khususnya yang dan Steven. H. 1987. Handbook Communication
ditampilkan oleh tim pemenangan Science.: Saga Publication. London.
IASmo, sebagaimana pernyataan salah Rivers, William Ldkk. 2003. Media Massa dan
satu responden yang menyatakan bahwa Masyarakat Modern. Prenada Media, Jakarta. .
iklan yang ditampilkan di surat kabar Schramm, Wilbur, Donal, and Roberts. 1973. The
disainnya sangat menarik. Process And Effect Of Mass Communication
Theory. Universty of Illinois Press. Urbana
Chicago.
1973. Men, Messages,
Daftar Pustaka
and Media: A Look at Human Communication.
Arfani, Riza Noer (1996). Demokrasi Indonesia Harper & Row Publisher, New York, Evanson,
Kontemporer, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada San Francisco : London.
Budiardjo,Miriam (2008) . Dasar-dasar Ilmu Politik, Setiyono Budi (2008). Iklan dan Politik, Jakarta,
(Edisi Revisi) Jakarta: PT Gramedia Pustaka AdGOAL.Com.
Utama Sugiyono, 2000, Statistika untuk Penelitian: Cetakan
Bulaeng, Andi. 2000. Metode Penelitian Komunikasi Ketiga: Bandung Alpabeta
Kontemporer. Hasanud-din University Press Surakhmad, Winarno (1980) Dasar-dasar Research
Cangara, Hafied. 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. Pengantar Ilmiah, Bandung: CV Tarsito.
Raja Grafindo Persada. Jakarta Theopilus J Riyanto, Kekuatan media massa dalam
2009, Komuni-kasi kampanye kepresidenan di Amerika Serikat,
Politik: Konsep, Teori dan Strategi. Raja disertasi
Grafindo Persada, Jakarta: Rajawali Pers
Chaffee, Steven H.1985. Political Communication,
Makalah Seminar
Sage Publication. California.

311
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011

Maulana, Yusuf, Kredibilitas Iklan Politik di Televisi,


Kompas, Sabtu, 26 Juni 2004, hal. 5
Hardjoko, Wiryo Sri, Pendayagunaan Radio dan
Televisi Dalam Pendidikan,
Saripuddin U. Dkk (2003) Materi dan Pembelajaran
PKn, SD Pusat, Penerbitan Universitas Terbuka,
Jakarta
Umberto Sihombing. (2002). Menuju Pendidikan
Bermakna melalui Pendidikan Berbasis
Masyarakat. Jakarta: CV Multiguna.
Denny Dominicus Savio, “Khalayak Komunikasi
Politik”, (The London School Of Public
Relations-Jakarta) http://savio-

Media On line

 http://www.kompas.com/read/xml/2008/08/23/10
343759/iklan.politik.contohlah.iklan.rokok
 (http://www.jurnalnasional.com/?med=koran%20
)
 (http://makassarkota.go.id/content/view/2050/131
/
 (http://acowebid.multiply.com/journal/item/5).
 (http://makassarterkini.com/6-Ikrar.php)
 (www.liputan6.com)
 gie86.blog.friendster.com/2007/10/khalayak-
komunikasi-politik/

312

You might also like