You are on page 1of 28

Jenis Jenis Pupuk Dan Industri Pupuk Yang Berada Di

Indonesia
M Iqbal Saputra Gemasih. Hendra Zalmi, Aldi Rahmadani

Mahasiswa Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Padang, Indonesia

*E-mail: iqbalgemasih@gmail.com

Abstark, Pupuk merupdapat semua bahan yang ditaburkan pada


seluruh bagian tanah yang bermaksud untuk memperbaiki sifat fisik,
kimia dan biologis, agar dapat tumbuh subur sebagai tempat
tmbuhnya tanaman, dan tanah semakin subur. Kegemburan
merupdapat salah satu siat fisik tanah, dan juga berporositas serta
memiliki sistem penyerapan. Keasaman tanah termasuk dari sifat
kimia. Kehidupan organisme-organisme kecil termasuk sifat
biologis. Ada dua jenis pupuk yakni, Pupuk alami merupdapat pupuk
yang dihasilkan dari alam seperti dari kotoran hewan dan tumbuhan
yang terurai secara alami tanpa adanya sintesis kimia. Pupuk buatan
merupdapat pupuk yang dihasilkan dari hasil sintesis kimia. Pupuk
alami lebih unggul daripada pupuk buatan karena pupuk organik
dapat memperbaiki kesuburan tanah baik dari sifat fisik, kimia,
maupun biologis.
Kata kunci: Berporositas, Organisme Sintesis, Biologis,

I. Pendahuluan
Untuk mendapatkan hasil dan mutu [1] yang baik perlu adanya pemberian
pupuk pada tanah, yang mana penambahan pupuk ini bertujuan untuk memperbaiki
sifat-sifat dari tanah, baik sifat fisika, kimia dan biologis. Sebagai medium tempat
tumbuhnya tanaman, tanaman atau tumbuhan juga memerlukan asupan yang bagus
baik organik maupun zat anorganik. Asupan organik berasal dari penyerapan
karbondioksida dan melepaskan uap air. Sedangkan asupan anorganik didapatkan dari
penyerapan yang dilakukan oleh tanah melalui bagian tubuhan (akar) dalam bentuk
ion-ion
Ada dua macam pupuk, yaitu ada alami juga buatan dimana pengaruh
pemberian pupuk [2] alami pada tanah dapat memperbaiki kealamian tanah seperti
mineral dan unsur hara. Sedangkan yang buatan adalah pupuk yang dibuat oleh
manusia dalam industri, yang mengandung kandungan tertentu seperti unsur-unsur
hara. Dan ada dua pupuk buatan yakni pupuk tunggal yang hanya mengandung satu
unsur hara yang berfungsi sebagai penambah kesuburan, dan sebaliknya untuk pupuk
majemuk.
Unsur – unsur yang sangat dibutuhkan oleh tanaman[3] unsur dasar penyusun
senyawa organik dalam tumbuhan antara lain Karbon, Hidrogen, dan Oksigen
peristiwa tumbuhan menyerap unsur-unsur ini adalah peristiwa fotosintesis.
Sebelum diberikanya pupuk pada tanah, terlebih dahulu melakukan
pengolahan tanah, pengelolahan tanah ini dilakukan [4] dengan cara mengemburkan
tanah tersebut, ini bertujuan agar pupuk yang diberikan kepada tanah dapat merata
keseluruh bagian tanah, agar fungsi dari pupuk tersebut yang memberi nutrisi pada
tanah dan dapat diresap oleh tanah dengan baik, sehingga tanaman yang tumbuh di
atasnya dapat tumbuh dengan baik.
Pupuk organik merupdapat terjadi proses dekomposisi atau peristiwa
penguraian dari yang kompleks menjadi sederhana oleh mikroba. Tersusun dari
segala macam bahan alami yang beragam pola mineralisasinya, kandungan hara, dan
ketersediaanya [5] dan juga merupdapat pupuk lengkap karena mengandung unsur
makro dan mikro meskipun dalam jumlah sedikit. Penggunaan pupuk organik dapat
mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh pupuk anorganik
Apabila pupuk buatan dan alami dimixing pada saat pemberian hasilnya jauh
lebih baik daripada dengan pemberian yang berbeda [6] yaitu karena pemberi pupuk
organik dan pupuk anorganik ini secara seimbang tidak dapat merusak struktur dari
tanah sendiri, karna nutrisi yang diberikan kepada tanah cukup/seimbang, dalam
artian lain tidak ada yang berlebihan antara unsur unsur hara yang diberikan oleh
pupuk-pupuk organik maupun anorganik, serta tidak merubah sifat-sifat pada tanah,
kimia dan biologis. Dimana sifat fisika menyangkut kegemburan, porositas, dan daya
serap. Sifat kimia menyangkut pH serta kesetabilan unsur-unsur hara. Sedangkan siat
biologis menyangkut kehidupan mikroorganisme dalam tanah.
Kompos berperan dalam sifat-sifat tanah [7] karna dapat memberikan zat-zat
dibutuhkan untuk kelangsungannya hidup tumbuhan unsur-unsur itu antara lain selain
yang telah dikatdapat diatas ada juga unsur lain yang berguna bagi tumbunya
tumbuhan, yaitu Nitrogen (N) dalam bentuk ion ion asalnya dari terurainya oganisme
yang telah bersisa oleh bakteri serta petir yang memfiksasi senyawa nitogen.
Kegunaan nitrogen bagi tumbuhan yaitu berperan dalam proses pembuatan asam
amino, protein, asam nukleat, kloroil, mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Apabila
tanaman kekurangan unsur (N) membentuk daun menjadi pucat, kerdil, serta hasilnya
matang belum saat nya, sebaliknya proses tumbuh bunga dan pembuahan lambat jika
unsur nitogen yang dikandungnya berlebih. Phospor, kalium, kalsium, magnesium,
belerang, ferum, tembaga, klorin, dan boron semua unsur-unsur ini juga berperan
penting bagi tumbunya tanaman, asalkan dalam jumlah yang seimbang.
Akibat yang buruk dalam industrinya [8] menyebabkan peranan pupuk kimia
menjadi tiak efektif. Kurang efektifnya peranan pupuk kimia dikarendapat tanah
pertanian yang sudah jenuh oleh residu sisa baan kimia dari indutri pupuk. Ini juga
dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian, dan juga menyebabkan
ekosistem biologi tanah menjadi tidak seimbang, sehingga tujuan pemupukan untuk
mencukupi unsur hara dalam tanah tiak tercapai. Potensi genetis tanaman pun tidak
dapat dicapai mendekati maksimal.
Pupuk kompos lebih berpriorotas dalam penyuburan tanah yang biasanya
dalam system tani organik yang dapat memperbaiki sifat-sifat tanah dengan kata lain
pupuk kandang. [9] Menurut beberapa penelitian kompos yang baik berasal berasal ari
bahan-bahan dasar yang bermutu baik pula antara lain kompos yang telah matang
(tiak panas), mempunyai kapasiatas tukar kation, tiak mengandung bibit
penyakit/hama, memunyai pH netral, serta mampu mensuplai unsur hara makro
maupun mikro ke dalam tanah.
Untuk membantu kelangsungan hidupnya tumbuhan maka disini perlu peran
dari pupuk hijau [10] yang dikatdapat pupuk hijau ini maksudnya ialah pupuk organik
cair foliar karna mengandung unsur hara makro dan mikro esensial. Pupuk organik
cair dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun, pembentukan
bintil akar pada tanaman leguminosae dalam fotosistesis tanaman. Semakn tinggi
dosis pupuk maka semakin unsur hara dalam tumbuhan.

II. Pembahasan
Dari segi lingungan proses sol-gel termasuk ramah lingkungan karena limbah
yang dihasilkan cukup rendah [11] ini menyebabkan lingkungan tidak terdampak efek
yang negatif, beda dengan dampak yang diberikan ari pabrik industri limbah
khususnya industri pupuk, yang mana limbah industri pupuk yang jikalau berlebih
dapat merusak struktur tanah, oleh sebab itu perlunya penanganan mengenai masalah
ini.
Pemberian pupuk buatan pada tanah dapat memberikan ampak yang positif
maupun dampak negatif bagi tanah itu sendiri, tetapi jikalau dilihat dari kehidupan
Masyarakat tidak terkena dampak dari aktivitas [12] pemberian pupuk buatan
pada tanah ini, tetapi catatan harus dengan hati-hati dan dibawah pengawasan orang
dewasa. Pemberian pupuk buatan ataupun pupuk alami mempunyai peranan penting
tersendiri bagi tanah sebagai media tumbuhnya tumbuhan. Pupuk alami/buatan yang
diberikan mampu membaiki sifat-sifat tanah.
Akibat dampak yang diberikan dari limbah pabrik industri pupuk di Indonesia
perlu adanya suatu Pengontrol On-Off karna konrol ini suatu media aksi yang harus
ada dalam industri yang relative tidak mahal .[13] Dengan adaya Pengontrolan On-Off
ini mdapat dampak dari limbah pabrik industri pupuk dapat dapat teratasi, dan
masyarakat tidak perlu khawatir lagi dapat dampak limbah dari industri pabrik pupuk
Pemahaman atas kinerja dan penerapan [14] dari sisitem industri papbrik
pupuk perlu dipahami oleh seluruh pekerja di industri pupuk serta keselamatan kerja
dalam industri pabrik pupuk itu sendiri, karna setiap industri-industri memiliki
system dan keselamatan kerja yang berbeda-beda, maka dari itu perlunya pemaham
mengenai system dan keselamatan kerja indutri pabrik pupuk oleh masing-masing
pekerja. Performansi yang sesuai dengan teori [15] juga perlu dipahami oleh seluruh
pekerja maupun atasan dari industri pabrik pupuk, bukan hanya industri pabrik pupuk
tetapi juga industriindustri lainya. Jikalau ini semua tidak terlaksandapat dalam suatau
industri maka dapat menimbulkan kematian [16] hal ini yang sangat menakutkan bila
dalam suatu industri tidak memiliki system yang jelas, pekerja tidak mengerti
keselamatan kerja dalam suatu industri, dan performasi yang tidak sesuai dengan
teori, mdapat kematian kemungkinan besar yang dapat mengantui pabrik itu sendiri,
pekerja dan atasan-atasan yang berkerja pada suatu industri-industri tersebut.
Berdasarkan proses terjadinya ada dua jenis [17] pupuk yaitu: pupuk organik
(alami) dan pupuk anorganik (buatan) seperti yang kita ketahui pupuk alami adalah
pupuk yang tidak dibuat oleh tangan manusia, pupuk ini secara langsung terbentuk
akibat penguraian dari alam. Sedangkan pupuk buatan pastinya ada campur tangan
manusia dan tambahan zat kimia lainya. Dimana kegunaan nya tidak jauh berbeda
dengan pupuk organik.
Pemberian pupuk yang berlebihan baik pupuk arganik ataupun pupuk
anorganik dapat merusak unsur-unsur hara yang terdapat atau terkadung dalam tanah.
Hal ini menyebabkan bertambahnya waktu penumbuhan [18] atau waktu pertumbuhan
yang tidak sesui dengan pertumbuhan tanaman yang semestinya. Agar tumbuhan
dapat tumbuh dengan sempurna dan tepat pada waktunya mdapat prlu memberikan
pupuk organik/anorganik yang cukup pada tanah.
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi [19] perkembangan
industri-industri di Indonesia sangat pesat, khussunya industri pabrik pupuk, salah
satunya PT Pupuk Indonesia (Persero) yang merupdapat produsen pupuk terbesar di
Asia, industri-industri yang bekerja sama atau dibawah naunggan PT Pupuk
Indonesia diantaranya : PT Petrokimia Gresik di Kabupaten Gresik, provinsi Jawa
Timur, PT Pupuk Kujang Cikampek yang berlokasi di Cikampek Provinsi Jawa
Barat, PT Pupuk Kalimantan Timur yang berlokasi di Botang Provinsi Kalimantan
Timur, PT Pupuk Iskandar Muda berlokasi di Lhokseumawe, Provinsi Aceh, dan PT
Pupuk Sriwidjaya Palembang yang berlokasi di Palembang, Provinsi Sumatra
Selatan.
Salah satu faktor mengapa di Negara Indonesia banyak tersebar industri-
industri pabrik pupuk yaitu karna faktor lingkungan, cuaca, dan sumberdaya
alam[20] di Indonesia yang begitu melimpah yang menyebabkan untuk industri pupuk
kemajuannya sangat pesat di Negara Indonesia, karena alam Indonesia lingkunganya
yang bayak menyedidapat bahan-bahan dasar untuk pembuatan pupuk
buatan/anorganik, cuaca yang iklimnya tropis menyebabkan rempah-rempah atau
tumbuhan-tumbuhan yang dapat tumbuh subur dan baik di tanah Indonesia, serta
sumberdaya alam yang sangat melimpah. Ini dapat ditetapkan sebagai factor yang
tetap (fixedinterest rates) [21] karena memang tidak dapat dipungkirin factor-faktor
tersebut memeng banyak di Negara indonsia yang ber-iklim tropis.
Diharapkan dapat bermanfaat dalam perkembangan kimia bahan alam
tentang [22] kemajuan industri-industri pabrik pupuk di Indonesia ini, karna industri
pabrik pupuk di di Asia merupdapat pemasok pupuk terbesar. Dalam industri [23] yang
berkembang sangat pesat atau bias dikatan maju ini dapat berdampak positi bagi
kemajuan suatu Negara, khususna Negara Indonesia sendiri.
Produksi pupuk yang dihasilkan dapat berbeda pula sesuai kondisinya
lingkungannya[24] berbeda hasil produksi pupuk di daerah yang iklim Negara nya
tropis, tropis atau Negara yang memiliki 4 musim, ini dipengaruhi oleh factor-faktor
yang telah dijelaskan diatas menunjukkan bukti fisik (tangible) yang dapat
dilihat [25] agar kita lebih pandai mendapatkan pupuk relative murah dan berkualitas
bagus
Didalam lingkungan senyawa[26] senyawa-senyawa yang terkandung dalam
pupuk buatan berguna bagi tanah yang dapat meningkatkan unsur-unsur hara tanah
yang dapat dapat tumbuhan tumbuh dengan baik, dapat tetai bila pupuk ini diberikan
secara berlebihan pada tana juga dapat merusak struktur dari tanah itu sendiri,
dampak dari pembeiran pupuk mungkin tidak banyak sekali terlihat [ada linkungkan
asalkan diberikan dalam jumlah yang tidak berlebihan, maka senyawa-senyawa yang
terdapat dalam pupuk buatan tidakadapat membahaydapat di lingkungan
Komposisi bahan [27] pupuk buatan yang terpenting adalah menyadidapat
unsur-unsur yang diperlukan oleh tanah sebagai media tumbuhnya tumbuhan, maka
produksi pupuk buatan harus sangat memperhatikan unsur-unsur tertentu saja yang
diperlukan oleh tanah, tetapi juga dalam jumlah yang cukup tidak berlebihan.
Proses pembentukan [28] menghasilkan zat-zat bermanfaat. Asam laktat dapat
membunuh bakteri yang tidak bermanfaat serta meningkatkan kecepatan
perombdapat bahan organik seperti lignin dan selulosa. Namun, bila dibandingkan
dengan [29] dengan pupuk organik sangat baik untuk meningkatkan kesuburan fisika,
kimia, dan biologi tanah, ini lah salah Satu keuntungan [30] pupuk organik bila
dibandingkan pupuk buatan.
Kualitas produk tergantung kepada[31] komposisi yang terkandung dari pupuk
yang telah diproduksi, apakah pupuk yang telah diproduksi tersebut telah memenuhi
standar, apakah unsur-unsur yang dperlukan tanah yang dapat memperbaiki sifat
fisika, kimia, dan biologi tanah telah terkandung dalam pupuk tersebut, dan memiliki
efek/dampak yang cukup kecil bagi lingkungan
Sejarah berkembangnya [32] awalnya merupdapat bagian sejarah pertanian,
pupuk digundapat sejak manusia bercocok tanam, dari hasil pemikiran manusia yang
berasumsi pupuk buatan atau pupuk yang telah dibuat dengan penambahan bahan
kimia dapat terpenuhinya mutu serta kualitas serta nilai dari mdapatan. Dengan
berkembangnya pemikiran manusia, pembuatan pupuk sangat beraneka ragam. Salah
satu usaha untuk melakukan [33] itu seoerti pada zaman dahulu di mesir orang-orang
mengundapat bahan-bahan di alam (alami) yang dibakar dan ditaburkan ke tanah.
Suatu unsur kimia dalam [34] tanah sangat di perlukan yang merupdapat
sebagai medium tempat tumbuhnya tanaman, unsur-unsur kimia sangat diperlukan
karna bertujuan untuk membaiki sifat tanahr, tanah menjadi gembur, tanah memiliki
daya serap yang baik, pH netral serta unsur unsur yang stabil, itu lah Faktor-faktor
yang mempengaruhi [35] kesuburan tanah, agar tanah dapat subur dan tanaman yang
tumbuh di atas nya dapat tumbuh denga baik.
Pada dasarnya tanaman tidak perlu lagi membutuhkan pupuk tambahan seperti
anorganik untuk kelangsungan hidupnya, karna tanaman bisa mendapatkan nutrisi/
unsur hara dari lingkungan sekitar jika tidak dirusak oleh tangan manusia. Oleh
karena lingkungan sekitar rusak tanaman tidak bisa tumbuh subur sehingga dibuatlah
pupuk anorganik dari hasil campur tangan manusia dengan takaran komponen-
komponen penyusun sesuai dengan kriteria pupuk tersebut.
Seiring perkembangan zaman aktivitas petani semakin meningkat maka unsur
hara dalam tanah berkurang, tanaman menjadi tidak subur sehingga dengan adanya
pupuk dapat mengembalikan zat hara tersebut kembali walaupun tidak sealami tanpa
adanya pupuk.
Jika dalam pupuk terkandung hanya satu komponen zat kimia, maka
dikatdapat pupuk tunggal. Contoh nya pupuk K, N, dan lain sebagainya. Jika dalam
pupuk terkandung lebih dari satu zat kimia, maka dikatdapat pupuk majemuk contoh
nya pupuk NPK. Untuk pupuk majemuk sendiri disetiap zat kimia memiliki rasio
yang berbeda karna ini mempengaruhi jenis pupuk yang dihasilkan.
Dalam pupuk juga mengandung unsur makro dan mikro. Dimana unsur makro
membutuhkan kadar dalam jumlah besar biasanya diatas 100 ppm, sedangkan unsur
mikro membutuhkan kadar dalam jumlah seidkit biasanya dibawah 100 ppm.
Untuk membuat suatu pupuk buatan perlu diperhatikan komponen, jumlah
takaran, dan metode, hal ini sangat lah penting dalam memproduksi. Jika terjadi
kesalahan sedikit saja maka dapat sangat fatal dan mempengaruhi hasil pupuk untuk
tanaman.
Selain itu hal yang harus diperhatikan dalam membuat pupuk diantaranya
kandungan zat hara, kelarutan pupuk terhadap tanah, higrospisitas, keasaaman dan
kinerja pupuk. Jika zat hara banyak maka hasil tanaman dapat bagus. Jika kelarutan
pupuk cepat maka hasil tanaman dapat bagus begitupun pada higrospisitas. Jika
keasaman pupuk tinggi maka hasil tanaman tidak dapat bagus karna baiknya netral.
Sedangkan jika kinerja pupuk cepat dan tampak hasilnya cepat maka pupuk tersebut
termasuk salah satu pupuk yang cocok untuk tanaman.
Reaksi-reaksi yang terjadi dalam tanah ketika diberi pupuk disebut fisiologis
tanah. Dimana jenisnya ada fisologis masam dan basis. Terjadinya reaksi antara
pupuk dan tanah menjadi asam dan pH rendah dikatdapat fisiologis masam.
Sedangkan reaksi antara tanah dan pupuk menjadi basa dan pH tinggi dikatdapat
fisiologis basis.
Kata pupuk tidak lah jauh beda dengan kata “pemupukan”. Pemupukan berarti
suatu metode yang dilakukan dalam memberikan pupuk terhadap tanaman. Ada dua
metode yakni metode penyemprotan dan penanaman. Metode penyemprotan berarti
suatu metode dengan cara menyirami tanaman dengan pupuk dalam fase cair ke
bagian daun dan batang. Sedangkan metode penanaman berarti suatu metode dengan
cara menanamkan/ menyebarkan pupuk dalam fase padat di dalam tanah atau diatas
tanah tepatnya dipangkal batang.
Pupuk organik[36-60] banyak manfaat nya di bidang petanian, karena kualitas
dari pupuk organik yang telah dipercayai atau telah di akui oleh masyarakat Indonesia
dalam manfaatnya memperbaiki struktur tanah, bak dari sifat kimia fisika maupun
biologis tanah.oleh karena itu banyak memakai pupuk organik untuk perkebunannya,
karna tidak ada efek sam[ing yang dihasilkan, tidak merusak lingkungan dan juga
harganya murah dan serta mudah didapatkan tanpa perlu di keloloah dengan susah
terlebih dahulu, atau tanpa campur tangam manusia, karna kebanydapat pupuk
organik alam lah yang telah membuatnya. Pada umumnya pupuk organik juga dapat
memberikan efek samping terhadap linkungan atau pun masyaraka, jikalau diberikan
dalam jumlah yang berlebihan, dampak bagi masyarakat munkn sperti pupuk kandang
yang bauk nya menyebar ke pemukiman warga dan lain sebagainya oeh sebab itu
peggunannan pupuk organik ini digundapat secukupya tidak berlebih, agar hasil yang
didapatkan pun dapat lebih baik.
Pupuk anorganik[61-85] adalah pupuk yang di sintesis oleh tangan manusia dan
membutuhkan peralatan yang canggih, pupuk organik dibuat kerena kemajuan zaman
yang merubah pola fikir manusia ke lebih baik, atau ke lebih modern, oleh karena itu
pupuk anorganik atau pupuk buatan di buat manusia melalui campuran bahan-bahan
kimia dengan peralatan yang super canggih, bertujuan sama dengan pupuk organik
atau pupuk alami untuk memperbaiki struktur tanah, agar tanaman yang tumbuh di
atas tanah tersebut dapat tumbuh dengan baik, dan menghasilkan hasil yang bagus.
Perbedaan nya antara pupuk organik dengan pupuk anorganik ini adalah, bawha kita
tahu pupuk anoganik ini dibuat dari campuran bahan kimia yang bisa dikatan cukup
berabahaya bagi manusia, hewan, tumbuhan serta juga berdampak bagi lingkugan,
maka pemberian pupuk anorganik pada pertanian atau lain sebagainya harus dalam
jumlah yang sesuai/terkonrol, jikalau tidak ini dapat sangat merugikan, misalnya
petani memberikan pupuk anorganik ke kebunya dalam jumlah yang berlebihan, ini
dapat berdampak pada tanah pertanianya terlebih dahulu, dan akhirnya tanaman yang
tumbuh di atas tanah pertaniannya itu tidak dapat tumbuh dengan baik, karena
tanaman menngambil sumber mdapatan dari dalam tanah, bagaimana dapat baik
tanaman tersebut kalau tanahnya pun tidak menyedidapat unsur-unsur hara yang
diperlukannya
Karakteristik pupuk[86-95] harus sesuai dengan unsur-unsur apa saja yang
dibutuhkan oleh tanah, jikalau ini tidak sesuai atau kata lain ada satu unsur yang tida
terdapat dalam pupuk itu maka tanah dapat kekurangan usur itu, begitu pun
sebaliknya tidak juga boleh berlebih unsur lain, jikalau ada unsur lain yang
terkandung dalam pupuk tersebut maka tanah dapat berlebihan unsur tersebut yang
mungkin tidak dibutuhkan oleh tanah dan menimbulkan efek negate bagi tanah
tersebut, tanaman yang tumbuh diatasnya serta bagi lingkungan
Bahan[96-120] yang digundapat dalam pembuatan pupuk organik adalah bahan-
bahan yang mudah didapatkan dan tidak perlu dikelolah oleh tangan manusia dan
tanpa campur baur peralatan-peralatan yang canggih, pupuk organik dibuat secara
lami oleh alam, misalnya pupuk dari kotoran ayam, kotoran ternak dan lain
sebagainya, sedangkan pupuk anorganik dibuat oleh tangan manusia dan
menggundapat peralatan-peralatan canggih, biasanya dibuat oleh industri-industri
besar yang tersebar luas baik didunia maupun di Indonesia bahan-bahan yang
digundapat alam pembuatan pupuk anorganik ini adalah campuran dari baan-bahan
kimia yang cukup berbahaya, oleh karena itu perlu kehati-hatian dalam proses
pembuatan nya. Proses[121-130] pembuatan pupuk anorganik cukup rumit dan cukup
berbahaya jikalau tidak ada pengawasan atau tidak mengerti mengenai industri
ataupun zat-zat kimia, karna dalam proses pembuatannya dibutuhkan ketelitian yang
baik agar dapat memberikan hasil yang baik juga serta tidak membahaydapat diri
sendiri maupun orang lain, berbeda halnya dengan proses pembuatan pupuk organik,
pupuk organik alam lah yang membuatnya, tanpa ada campur tanggan manusia dalam
proses pembuatannya
Berdasarkan fungsi / kegunaannya [131-150] pupuk sangat dibutuhkan dalam
pertanian, baik pupuk organik mauun pupuk anorganik sangat diperlukan oleh petani
karna memberikan manfaat tersendiri dari masing-masing pupuk tersebut, walaupun
masing-masing pupuk tersebut pasti lah memberikan efek samping atau dampak
negatif bagi petani. Asalkan digundapat dalam jumlah yang tidak berlebihan antara
kedua jenis pupuk ini maka tidak dapat memberikan efek samping bagi tanah terlebih
dahulunya, kepada tumbuhan yang tumbuh diatasnya dan kerugian bagi masyarakat.
Industri pupuk tentu saja sebagai salah satu pilar penyangga ekonomi atau
perekonomian di Negara Indonesia. Karena peran industri ini sangat besar dalam
memacu pertumbuhan sector pertanian untuk memperkuat ketahanan pangan
nasional.
Sebagai Negara yang sebgian besar mengandalkan sector pertanian, tentu
begitu besar asa yang disandarkan pada BUMN pupuk tnah air. Yaitu, menghasilkan
pupuk berkualitas dengan harga murah atau bersubsidi, produksi pupuk selalu stabil
dan proses distribusi dalam memenuhi kebutuhan petani menjelang musim tanam pun
selalu lancer
Betapa besarnya harapan petani terhadap keberadaan BUMN pupuk. Memang
selama kiprahnya dalam mewujudkan kemandirian pangan dan pemberdayaan sector
pertanian guna memenuhi harapan petani sepeti Nikolaus inndustri pupuk pun tidak
pernah terlepas dari gonjang ganjing terutama apabila terjadi tersandatnya pasokan
pupuk yang mempengaruhi produksi gabah petani.
Dalam pengoperasian pabrik pupuk ada beberapa tantangan lainya yang tidak
kalah peliknya. Seperti persoalan kondisi pabik, harg distribusi dan ekspor pupuk
serta pendanaan. Termasuk masalah bahan baku utama pupuk urea yaitu bahan bakar
minyak dan gas bumi.
Bicara industri pupuk yang trgabung dalam PT Pupuk Indonesia tidak terlepas
dari nama besar PT Pupuk Sriwidjaya Palembang (Persero) atau disebut Pusri.
Sebagai pabrik pupuk terbesar di Indonesia, Pusri dalam menjalankan operasi
bisnisnya bertujuan untuk melaksandapat dan menunjang kebijaksanaan dan program
pemerintah di bidang ekonomi serta pembangunan nasional khususnya di industri
ppuk dan kimia lainya.
Hasil [139-150] yang diberikan dari pupuk organik maupun anorganik, meberikan
keuntungan tersendiri bagi petani, namun pastinya juga memberikan efek negatif bila
diberikan dalam jumlah berlebihan.
Tabel perbedaan antara pupuk rganik dengan pupuk buaan
Pupuk Organik Pupuk Anorganik
- Dibuat secara alami oleh alam - Dibuat oleh tangan manusia
- Biasanya berasal dari kotoran - Berasal dari campuran baan-
hewan atau dari tanaman bahan kimia
- Kurang berbahaya bagi MH - Sangat berbahaya bagi MH
- Mudah didapatkan - Sulit didapatkan
- Dibuat dengan alat seadanya - Dibuat dengan teknologi
- Dengan banuan cahaya matahari canggih
- Murah - Tidak dengan cahaya matahri
- Kandungan unsur-unsu yang - Mahal
terdapat didaammya tidak jelas - Kandunggan unsurnya sudah
- Tradisional jelas
- Tidak merusak jika diberikan - Modern
berlebih - Menimbulkan dampak bagi
- Contoh: lingkungan jika diberikan
berlebih
- Contoh:

Gambar1.Pupuk Organik
Sumber: Gambar 2. Pupuk Anorganik
https://tanamanmart.com/p Sumber:
upuk-organik-tanaman- https://www.tanikebun.com/j
buah/
enis- pupuk-anorganik/

Tabel kesamaan antara pupuk organik engan pupuk anorganik


Pupuk Organik dan Anorganik
- Berfungsi memperbaiki struktur
tanah
- Menyuburkan tanaman
- Megembalikan unsur hara

Beberapa industri pupuk di Indonesia:


 PT Petrokimia Gresik
 PT Pupuk Kujang Cikampek
 PT Pupuk Kalimantan Timur
 PT Pupuk Iskandar Muda

 PT Pupuk Iskandar Muda


Gambar 1. Industri-industri Pupuk di Indonesia
Sumber: http://pupuk-indonesia.co.id/id

III. Kesimpulan
Pupuk merupdapat bahan-bahan yang ditambahkan pada tanah baik organik
maupun anorganik bertujuan untuk merubah sifat tanah menjadi lebih bagus untuk
tumbuhnya tumbuhan dengan adanya unsur-unsur tertentu yang diberikan. Pengunaan
bahan dasar sangat menentukan jenis pupuk yang dihailkan dalam industri pupuk.
Dampak yang diberikan pupuk organik mungkin lebih jauh sedikit bila dibandingkan
dengan pupuk buatan terhadaplingkungan sekitar, tetapi bila digundapat dalam
jumlah yang seimbang dalam artian tidak berlebihan atau kekurangan karna berakibat
merusaknya sifat-siat dari tanah.

REFERENSI
[1]
Nurrochman, S. T., & Muhartini, S. (2011). Pengaruh Pupuk Kalium Klorida
dan Umur Penjarangan Buah Terhadap Hasil dan Mutu Salak (Salacca zalacca
(Gaertn.) Voss) Pondoh Super’. Vegetalika, 2(1), 54-65.
[2]
Nurrochman, S. T., & Muhartini, S. (2011). Pengaruh Pupuk Kalium Klorida
dan Umur Penjarangan Buah Terhadap Hasil dan Mutu Salak (Salacca zalacca
(Gaertn.) Voss ‘Pondoh Super’. Vegetalika, 2(1), 54-65.
[3]
Utami, A. R. Pemanfaatan Sludge Limbah Industri MSG Sebagai Bahan Baku
Pupuk Organik.
[4]
Pangaribuan, D. H. (2017). Pengurangan Pemakaian Pupuk Anorganik dengan
Penambahan Bokashi Serasah Tanaman pada Budidaya Tanaman Tomat.
Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy), 39(3).
[5]
Nurrahma, A. H. I., & Melati, M. (2013). Pengaruh Jenis Pupuk dan
Dekomposer terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Organik. Buletin
Agrohorti, 1(1).
[6]
Luthfyrakhman, H., & Susila, A. D. (2013). Optimasi dosis pupuk anorganik
dan pupuk kandang ayam pada budidaya tomat hibrida (Lycopersicon
esculentum Mill. L.). Buletin Agrohorti, 1(1), 119-126.
[7]
Wachjar, A., & Kadarisman, L. (2007). Pengaruh kombinasi pupuk organik
cair dan pupuk anorganik serta frekuensi aplikasinya terhadap pertumbuhan
tanaman kakao (Theobroma cacao L.) belum menghasilkan. Jurnal Agronomi
Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy), 35(3).
[8]
Anita, S. (2014). PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK CAIR HASIL
FERMENTASI LIMBAH CAIR INDUSTRI PENGOLAHAN KARET
TERHADAP KETERSEDIAAN CA, MG DAN SO 4=. Jurnal Ilmu
Lingkungan, 8(1), 97-102.
[9]
Syafruddin, S., Nurhayati, N., & Wati, R. (2012). Pengaruh jenis pupuk
terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa varietas jagungmanis Jurnal
Floratek, 7(1), 107-114.
[10]
Dewi, P., & Jumini, J. (2012). PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA
VARIETAS TOMAT AKIBAT PERLAKUAN JENIS PUPUK. Jurnal
Floratek, 7(1), 76-84.
[11]
Ningsih SK. SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL ZnO
DOPED Cu2+ MELALUI METODA SOL-GEL. EKSAKTA [Internet]. 30
Nov. 2017 [cited 18 Apr. 2019]; 18 (02): 39-1. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/51.
[12]
Setianto S. ANALISA KUANTITATIF CAMPURAN SENYAWA OKSIDA
SEBAGAI DASAR IDENTIFIKASI KANDUNGAN BAHAN SUMBER
DAYA ALAM Studi Kasus : Kandungan Mineral pada Pasir Besi di Pesisir
Pantai Selatan, Jawa Barat. EKSAKTA [Internet]. 30Nov.2017 [cited
18Apr.2019]; 18(02):173-7.Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/74
[3]
Hidayat D. ANALISIS RESPON PENGONTROL ON-OFF PADA
KENDALI UMPAN BALIK SISTEM FISIK ELEKTRONIK. EKSAKTA
[Internet]. 28Apr.2018 [cited 18Apr.2019]; 19(1):118-24. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/119
[14]
Hidayat D. IMPLEMENTASI PENGONTROL PID PADA MODEL FISIK
ELEKTRONIK. EKSAKTA [Internet]. 30Nov.2017 [cited
18Apr.2019];18(02):178-85. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/75
[15]
Hidayat D. IMPLEMENTASI PENGONTROL PID PADA MODEL FISIK
ELEKTRONIK. EKSAKTA [Internet]. 30Nov.2017 [cited
18Apr.2019];18(02):178-85. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/75
[16 ]
Iskandar I, Horiza H, Fauzi N. EFEKTIVITAS BUBUK BIJI PEPAYA
(Carica Papaya Linnaeaus) SEBAGAI LARVASIDA ALAMI TERHADAP
KEMATIAN LARVA AEDES AEGYPTY TAHUN 2015. EKSAKTA
[Internet]. 28Apr.2017 [cited 18Apr.2019];18(01):12-8. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/12
[17]
Sumarmin R, Yuniarti E, Razak A. KUALITAS SPERMA EJAKULAT
PEJANTAN AYAM KUKUAK BALENGGEK PADA PENGANDANGAN
TUNGGAL TERISOLASI (Ejaculated Sperm Quality of Isolated Single
Caging of Balenggek Chickens). EKSAKTA [Internet]. 28Apr.2017 [cited
18Apr.2019]; 18 (01):40-5. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/15
[18]
Ramli R, Jonuarti R, Hartono A. ANALISIS STRUKTUR NANO DARI
LAPISAN TIPIS COBALT FERRITE YANG DIPREPARASI DENGAN
METODE SPUTTERING. EKSAKTA [Internet]. 28Apr.2017 [cited
18Apr.2019]; 18(01):46-3. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/16
[19 ]
Iryani I, Iswendi I, Katrina IT. UJI AKTIVITAS ANTI DIABETES
MELLITUS SENYAWA METABOLIT SEKUNDER FRAKSI AIR DARI
BERAS KETAN HITAM (Oryza satival. Var glutinosa) PADA MENCIT
PUTIH. EKSAKTA [Internet]. 28Apr.2017 [cited 18Apr.2019]; 18(01):54-0.
Available from: http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/17
[20]
Sarjani F, Sri Sumantyo JT, Yohandri Y. PENGOLAHAN CITRA SATELIT
ALOS PALSAR MENGGUNDAPAT METODE POLARIMETRI UNTUK
KLASIFIKASI LAHAN WILAYAH KOTA PADANG. EKSAKTA
[Internet]. 29Apr.2017 [cited 18Apr.2019]; 18(01):69-7. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/21
[21]
Permana D. MODEL STOKASTIK RANTAI MARKOV EMPAT STATUS
PADA PENENTUAN NILAI HIDUP PELANGGAN. EKSAKTA [Internet].
29Apr.2017 [cited 18Apr.2019]; 18(01):78-5. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/22
[22]
Suryelita S, Etika SB, Kurnia NS. ISOLASI DAN KARAKTERISASI
SENYAWA STEROID DARI DAUN CEMARA NATAL (Cupressus
funebris Endl.). EKSAKTA [Internet]. 5May2017 [cited 18Apr.2019];
18(01):86-4. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/23
[23]
Syafei N. Riset Material ANALISA FENOMENA KOROSI PELAT PIPA
BAJA KARBON API 5L-X65 DALAM LARUTAN 7900 ML AIR LAUT
DAN 100 ML AMONIAK PADA KONDISI GAS CO2 DAN H2S JENUH
PADA SUHU RUANG. EKSAKTA [Internet]. 21Apr.2018 [cited
18Apr.2019]; 19(1):7-3. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/83
[24]
Putri D, Fifendy M, putri M. DIVERSITAS BAKTERI ENDOFIT PADA
DAUN MUDA DAN TUA TUMBUHAN ANDALEH (Morus macroura
miq.). EKSAKTA [Internet]. 28Apr.2018 [cited 18Apr.2019]; 19(1):125-30.
Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/122
[25]
Kurniawati Y, Amalita N, Syafriandi S. PENERAPAN IMPORTANCE
PERFORMANCE ANALYSIS DALAM MENILAI KEPUASAAN
STAKEHOLDER TERHADAP KINERJA PKL MAHASISWA D3
STATISTIKA. EKSAKTA [Internet]. 25Apr.2017 [cited 18Apr.2019];
18(01):1-1. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/4
[26]
Zainul, R. (2016). Design and Modification of Copper Oxide Electrodes for
Improving Conversion Coefficient Indoors Lights (PV-Cell) Photocells.
[27]
Zainul, R., Oktavia, B., Dewata, I., & Efendi, J. (2018, April). Thermal and
Surface Evaluation on The Process of Forming a Cu2O/CuO Semiconductor
Photocatalyst on a Thin Copper Plate. In IOP Conference Series: Materials
Science and Engineering (Vol. 335, No. 1, p. 012039). IOP Publishing.
[28]
Zainul, R., Oktavia, B., Dewata, I., & Efendi, J. (2018, April). Thermal and
Surface Evaluation on The Process of Forming a Cu2O/CuO Semiconductor
Photocatalyst on a Thin Copper Plate. In IOP Conference Series: Materials
Science and Engineering (Vol. 335, No. 1, p. 012039). IOP Publishing.
[29]
Zainul, R. (2016). Effect of Temperature and Particle Motion against the
ability of ZnO Semiconductor Photocatalyst in Humic Acid.
[30]
Dinata, A. A., Rosyadi, A. M., Hamid, S., & Zainul, R. (2018). A Review
Chemical Vapor Deposition: Process and Application.
[31]
Fatimah, P., Jumalia, R., Novianti, E. R., & Zainul, R. (2018). A REVIEW
Teknik Blended: Prinsip dan Dasar-Dasar.
[32]
Zainul, R., & Prima, C. B. (2017). Desain Geometri Sel PV .
[33]
Zainul, R., & Prima, C. B. (2017). Desain Geometri Sel PV.
[34]
Feronika, N. I., & Zainul, R. (2018). Kalium Permanganat: Termodinamika
Mengenai Transport Ionik dalam Air.
[35]
Kristy, D. P., & Zainul, R. (2019). Analisis Molekular dan Transpor Ion
Natrium Silikat.
[36]
Saleh, M. S. (2016). Pertumbuhan Kecambah Aren (Arenga pinnata (Wurmb.)
Merr) dari Pohon Induk Berbeda Ketinggian dengan Pemberian Pupuk
Organik. Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy),
39(1).
[37]
Nurrahma, A. H. I., & Melati, M. (2013). Pengaruh Jenis Pupuk dan
Dekomposer terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Organik. Buletin
Agrohorti, 1(1).
[38]
Wijayanto, A. (2018). PENDAMPINGAN PENGGUNAAN MOLASSES
DALAM MEMPERCEPAT PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN
FESES TERNAK UNTUK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK. JPM
Pambudi, 2(1), 1-12.
[39]
Wullandari, P., & Siregar, Z. A. (2017). Optimasi Rasio Air dan Bahan Yang
ditambahkan pada Pembuatan Pupuk Organik Granul dari Tepung Rumput
Laut Sargassum sp.--Ratio Optimization of Water and Other Ingredients in
The Production of Organik Granules Fertilizer from Sargassum sp. Flour.
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, 12(1), 31-42.
[40]
Madauna, I. S. (2009). AJIAN PUPUK ORGANIK CAIR LENGKAP DOSIS
RENDAH PADA SISTEM BUDIDAYA TANPA OLAH TANAH
TERHADAP PERTUMBUHAN GULMA DAN HASIL JAGUNG.
Agroland, 16(1).
[41]
Yulianto, Y. (2012). Penerapan teknologi sonic bloom dan pupuk organik
untuk peningkatan produksi bawang merah (Studi Kasus Bawang Merah di
Brebes, Jawa Tengah). Agroland, 15(3).
[42]
Fitriana, P. R., Setyobudi, L., & Santoso, M. (2016). Pengaruh pemberian
kombinasi biokultur kotoran sapi dan pupuk anorganik pada pertumbuhan dan
hasil baby kailan (Brassica oleracea var. Alboglabra). Jurnal Produksi
Tanaman, 4(5), 325-331.
[43]
Duaja, M. D., & Redo, Y. (2012). ANALISIS TUMBUH SELADA
(LACTUCA SATIVA L) PADA PERBEDAAN JENIS PUPUK ORGANIK
CAIR (Lettuce (Lactuca Sativa L) Growth Analysis A t Different Type Of
Liquid Organik Fertilizer). Bioplantae, 1(1).
[44]
Muswita, M., Murni, P., & Herliana, L. (2012). PENGARUH PUPUK
ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN SENGON (Albizia falcataria
(L.) Fosberg). Biospecies, 1(1).
[45]
RIGUNASIH, N. M., & KUSMAWATI, T. (2011). Sifat fisik tanah dan hasil
tanaman akibat pemberian pupuk organik pada sistem tumpangsari jagung-
kacang tanah pada Inceptisol. Agrotrop: Journal on Agriculture Science, 1(1).
[46]
Setiyo, Y., Tika, I. W., & Suhendra, L. APLIKASI KOMPOS SEBAGAI
PUPUK ORGANIK UNTUK MENINGKATKAN KANDUNGAN FENOL
PADA TANAMAN JAHE MERAH.
[47]
GUNAM, W., WIJAYA, I. M. M., ARNATA, I., & YOGA, I. W. S. (2007).
Pemanfaatan Sampah Organik Menjadi Pupuk Kompos dengan Bantuan
Mikroorganisme di Desa Sibetan Karangasem. Buletin Udayana Mengabdi,
7(2).
[48]
Negara, I. S., Simpen, S., Arsa, A., Diantariani, D., & Miwada, M. (2007).
Teknik Penampungan dan Fermentasi Air Kencing Sapi Bali di Desa Dauh
Yeh Cani, Badung Menjadi Pupuk Organik Ramah Lingkungan. Buletin
Udayana Mengabdi, 7(1).
[49]
Negara, I. S., Simpen, S., Arsa, A., Diantariani, D., & Miwada, M. (2007).
Teknik Penampungan dan Fermentasi Air Kencing Sapi Bali di Desa Dauh
Yeh Cani, Badung Menjadi Pupuk Organik Ramah Lingkungan. Buletin
Udayana Mengabdi, 7(1).
[50 ]
MEGA, I., ATMAJA, I. W. D., WIDYARSHANA, I. O., ADNYANI, I. A.
S., DIBIA, I. N., & DARMAWAN, D. P. PELATIHAN PEMBUATAN
PUPUK ORGANIK YANG BERKUALITAS DARI LIMBAH
PETERNDAPAT SAPI DAN BABI DI DESA MARGA DAUHPURI,
KECAMATAN MARGA, KABUPATEN TABANAN. Buletin Udayana
Mengabdi, 8(1).
[51]
Sekolah, S. S. K. S. P., KutaiTimur, T. I. P., No, J. S. H., & Timur, S. K.
(2012). PENINGKATAN PRODUKTIVITAS Indigofera sp. SEBAGAI
PDAPAT HIJAUAN BERKUALITAS TINGGI MELALUI APLIKASI
PUPUK ORGANIK CAIR: 1. PRODUKSI HIJAUAN DAN DAMPAKNYA
TERHADAP KONDISI TANAH.
[52]
Abdullah, L., Budhie, D. D. S., & Lubis, A. D. (2011). Pengaruh aplikasi urin
kambing dan pupuk cair organik komersial terhadap beberapa parameter
agronomi pada tanaman pdapat Indigofera sp. Pastura, 1, 5-8.
[53]
Lasamadi, R. D., Malalantang, S. S., & Anis, S. D. (2017). Pertumbuhan dan
perkembangan rumput gajah dwarf (Pennisetum purpureum cv. Mott) yang
diberi pupuk organik hasil fermentasi EM4. ZOOTEC, 32(5).
[54]
Marassing, J. S., Bawole, N., Dompas, F., & Kaunang, W. B. (2017).
PRODUKSI DAN KUALITAS RUMPUT GAJAH DWARF (Pennisetum
purpureum) CV. MOTT YANG DIBERI PUPUK ORGANIK HASIL
FERMENTASI EM4. ZOOTEC, 32(5).
[55]
Marassing, J. S., Bawole, N., Dompas, F., & Kaunang, W. B. (2017).
PRODUKSI DAN KUALITAS RUMPUT GAJAH DWARF (Pennisetum
purpureum) CV. MOTT YANG DIBERI PUPUK ORGANIK HASIL
FERMENTASI EM4. ZOOTEC, 32(5).
[56]
Perangin-Angin, J. O., Porajouw, O., Tuyuwale, J. A., & Pakasi, C. B. (2013,
January). Persepsi Petani Sayuran Dataran Tinggi terhadap Pupuk Organik di
Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon Timur. In COCOS (Vol. 2, No. 1).
[57]
Suarna, I. W. APLIKASI TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN PDAPAT
RAMAH LINGKUNGAN TERHADAP KUALITAS HIJAUAN (Studi
Pemanfaatan Pupuk Organik Kascing dan Sistem Tanam). Bumi Lestari
Journal of Environment, 4(2).
[58]
Supadma, A. N., & Arthagama, D. M. (2008). Uji formulasi kualitas pupuk
kompos yang bersumber dari sampah organik dengan penambahan limbah
ternak ayam, sapi, babi dan tanaman pahitan. Bumi Lestari Journal of
Environment, 8(2).
[59]
Supartha, I. N. Y., Wijana, G., & Adnyana, G. M. (2012). Aplikasi jenis
pupuk organik pada tanaman padi sistem pertanian organik. E-Jurnal
Agroekoteknologi Tropika (Journal of Tropical Agroecotechnology).
[60]
Gedoan, S. P., Hartana, A., Hamim, H., Widyastuti, U., & Sukarno, N. (2011).
Pertumbuhan Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) pada Lahan Pasca
Tambang Timah Di Bangka yang Diberi Pupuk Organik. Jurnal Ilmiah Sains,
11(2), 181-190.
[61]
Pangaribuan, D. H. (2017). Pengurangan Pemakaian Pupuk Anorganik dengan
Penambahan Bokashi Serasah Tanaman pada Budidaya Tanaman Tomat.
Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy), 39(3).
[62]
Luthfyrakhman, H., & Susila, A. D. (2013). Optimasi dosis pupuk anorganik
dan pupuk kandang ayam pada budidaya tomat hibrida (Lycopersicon
esculentum Mill. L.). Buletin Agrohorti, 1(1), 119-126.
[63]
Lestari, A. P., Sarman, S., & Indraswari, E. (2012). Subtitusi pupuk anorganik
dengan kompos sampahkota tanaman jagung manis (Zea Mays Saccharata
Sturt). Jurnal Penelitian Universitas Jambi: Seri Sains, 12(2).
[64 ]
Wachjar, A., & Kadarisman, L. (2007). Pengaruh kombinasi pupuk organik
cair dan pupuk anorganik serta frekuensi aplikasinya terhadap pertumbuhan
tanaman kakao (Theobroma cacao L.) belum menghasilkan. Jurnal Agronomi
Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy), 35(3).
[65]
Guntoro, D., Chozin, M. A., & Dwirestina, D. (2004). Pengaruh Penggunaan
Pupuk Anorganik dan Pupuk Semai Mikrobia terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Kapas (Gossypium hirsutum L.). Jurnal Agronomi Indonesia
(Indonesian Journal of Agronomy), 32(1).
[66]
Pangaribuan, D. H., Yasir, M., & Utami, N. K. (2012). Dampak Bokashi
kotoran ternak dalam pengurangan pemakaian pupuk Anorganik pada
budidaya tanaman tomat. Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of
Agronomy), 40(3).
[67]
DAMUD, D., Supriyadi, T., & MAHANANTO, M. (2011). PENGARUH
SUBSITUSI PUPUK ORGANIK TERHADAP PUPUK ANORGANIK
PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium
ascalonicum. L). JURNAL ILMIAH AGRINECA, 11(2).
[68]
Nasution, E. S., Mariati, M., & Barus, A. (2012). Tanggap Pertumbuhan Dan
Produksi Jagung Pioneer 23 Terhadap Berbagai Komposisi Vermikompos
Dan Pupuk Anorganik. Jurnal Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara,
1(1).
[69]
Hayati, M., Hayati, E., & Denni, D. (2011). Pengaruh pupuk organik dan
anorganik terhadap pertumbuhan beberapa varietas jagung manis di lahan
tsunami. Jurnal Floratek, 6(1), 74-83.
[70]
Sitorus, M. Pemberian Beberapa Dosis Mikroorganisme Selulolitik dan Pupuk
Anorganik Dosis Rendah pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
jacq) yang Belum Menghasilkan. Jurnal Teknobiologi, 4(2), 99-103.
[71]
Nurhayati, N. (2006). Pertumbuhan dan hasil jagung manis pada berbagai
waktu aplikasi bokashi limbah kulit buah kakao dan pupuk anorganik.
Agroland, 13(3).
[72]
Sumual, S. D., Pinaria, B. A., Tarore, D., & Senewe, E. (2014, February).
JENIS DAN POPULASI SERANGGA PADA TANAMAN TOMAT
(Lycopersicum esculentum Mill) FASE GENERATIF YANG
MENGGUNDAPAT PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK DI DESA
TONSEWER KECAMATAN TOMPASO II. In COCOS (Vol. 4, No. 2).
[73]
Dewi, W. S., Handayani, P., & Sumani, S. (2013). Keragaman dan Layanan
Ekologi Makrofauna Epigeik pada Pertanaman Wortel (Daucus Carota L.)
yang Diberi Berbagai Imbangan Pupuk Organik dan Anorganik. Sains Tanah-
Journal of Soil Science and Agroclimatology, 5(2), 113-120.
[74]
Widijanto, H., Anditasari, N., & Suntoro, S. (2013). Efisiensi Serapan S dan
Hasil Padi dengan Pemberian Pupuk Kandang Puyuh dan Pupuk Anorganik di
Lahan Sawah (Musim Tanam II). Sains Tanah-Journal of Soil Science and
Agroclimatology, 8(1), 58-65.
[75]
Hartati, S., Syamsiyah, J., & Widijanto, H. (2013). Pengaruh Pupuk Kandang
Sapi dengan Biodekomposer dan Pupuk Anorganik terhadap Efisiensi Serapan
K dan Hasil Tanaman Padi (Oryza Sativa L.) di Lahan Sawah Palur
Sukoharjo. Sains Tanah-Journal of Soil Science and Agroclimatology, 6(1),
53-60.
[76]
Hartati, S., Syamsiyah, J., & Widijanto, H. (2013). Pengaruh Pupuk Kandang
Sapi dengan Biodekomposer dan Pupuk Anorganik terhadap Efisiensi Serapan
K dan Hasil Tanaman Padi (Oryza Sativa L.) di Lahan Sawah Palur
Sukoharjo. Sains Tanah-Journal of Soil Science and Agroclimatology, 6(1),
53-60.
[77]
Minardi, S., Winarno, J., & Abdillah, A. H. N. (2013). Efek perimbangan
pupuk organik dan pupuk anorganik terhadap sifat kimia tanah andisol
tawangmangu dan hasil tanaman wortel (Daucus carota L.). Sains Tanah-
Journal of Soil Science and Agroclimatology, 6(2), 111-116.
[78]
Khairani, I. (2008). PENGARUH KASCING DAN PUPUK ANORGANIK
TERHADAP KETERSEDIAAN NITROGEN PADA ALFISOLS JUMANTONO
DAN SERAPANNYA OLEH TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L.
accharata) (Doctoral dissertation, Universitas Sebelas Maret).
[79]
Risky, R., Antara, M., & Effendy, E. Analisis Komparatif Produksi Dan
Pendapatan Usahatani Jagung Dengan Berbagai Kombinasi Pupuk Anorganik
Di Desa Beka Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi. Agroland, 25(3), 224-
228.
[80]
Puspitawati, M. D., & Anas, I. (2014). Pemanfaatan mikrob pelarut fosfat
untuk mengurangi dosis pupuk P anorganik pada padi sawah. Jurnal
Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy), 41(3).
[81]
Hasibuan, S., Pamukas, N. A., & Sirait, R. PERBAIKAN KUALITAS
KIMIA TANAH DASAR KOLAM PODSOLIK MERAH KUNING
DENGAN PEMBERIAN PUPUK CAMPURAN ORGANIK DAN
ANORGANIK. Berkala Perikanan Terubuk, 41(2), 92-110.
[82]
Munar, A., Utami, S., & Azmi, F. (2014). PEMBERIAN KOMPOS TKS
PLUS DAN EFISIENSI PUPUK ANORGANIK DALAM
MENINGKATKAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max L.). AGRIUM:
Jurnal Ilmu Pertanian, 16(2), 94-98.
[83]
Widiyawati, I., Junaedi, A., & Widyastuti, R. (2014). Peran Bakteri Penambat
Nitrogen untuk Mengurangi Dosis Pupuk Nitrogen Anorganik pada Padi
Sawah. Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy), 42(2).
[84]
Rosliani, R., & Sumarni, N. (2009). Pemanfaatan Mikoriza dan Aplikasi
Pupuk Anorganik pada Tumpang Sari Cabai dan Kubis di Dataran Tinggi.
Hortikultura, 19(3), 313-333.
[85]
Sutrisna, N., Suwalan, S., & Ishaq, I. (2003). Uji Kelaydapat Teknis dan
Finansial Penggunaan Pupuk NPK Anorganik pada Tanaman Kentang
Dataran Tinggi di Jawa Barat. Jurnal Hortikultura, 13(1), 67-75.
[86]
Prayuga, A. R., Pujiantara, M., & Hernanda, I. S. (2012). Analisa Pengaruh
Koordinasi Peralatan Proteksi Terhadap Karakteristik Voltage Sag Di PT.
Pupuk Kaltim (PKT) Bontang. Jurnal Teknik ITS, 1(1), B22-B27.
[87]
Ichsan, C. N., Harun, F., & Ariska, N. (2011). Karakteristik Pertumbuhan dan
Hasil Jamur Merang (Volvariella volvacea L.) Pada Media Tanam Dan
Konsentrasi Pupuk Biogreen yang Berbeda. Jurnal floratek, 6(2), 171-180.
[88]
Rahardjo, R. Pengaruh Macam Sumber Bahan Organik Dan Pupuk Urea
Tablet Terhadap Karakteristikkimiawi Tanah. Mapeta, 2(5).
[89]
Rahni, N. M. (2013). INOKULASI BIONODULIN DAN PUPUK
KOTORAN SAPI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIOLOGIS,
KOMPONEN HASIL DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH
(Arachis hypogaea L.) PADA ULTISOLS. CEFARS: JURNAL AGRIBISNIS
DAN PENGEMBANGAN WILAYAH, 4(2), 11-20.
[90]
Rahni, N. M. (2013). INOKULASI BIONODULIN DAN PUPUK
KOTORAN SAPI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIOLOGIS,
KOMPONEN HASIL DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH
(Arachis hypogaea L.) PADA ULTISOLS. CEFARS: JURNAL AGRIBISNIS
DAN PENGEMBANGAN WILAYAH, 4(2), 11-20.
[91]
Komarayati, S. (2008). Karakteristik Pupuk Organik Limbah Padat Industri
PulpPlus Arang Serbuk Gergaji. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 26(4), 313-
322.
[92]
INDRAYANI, I., FITRININGDYAH, T., & SOHRI, M. (2011).
PENGARUH BIOREGULATOR SERTA PUPUK N TERHADAP
KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAUN DAN INFESTASI Amrasca
biguttula (ISHIDA) PADA KAPAS. Jurnal Penelitian Tanaman Industri
(Industrial Crops Research Journal), 17(2), 60-66.
[93]
Pawoko, M. A. G. (2018). Prediksi Jumlah Permintaan Semen
Menggundapat Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation (Doctoral
dissertation, Universitas Brawijaya).
[94]
Komarayati, S. (2008). Karakteristik Pupuk Organik Limbah Padat Industri
PulpPlus Arang Serbuk Gergaji. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 26(4), 313-
322.
[95]
Damsir, S., Romli, M., Yani, M., & Herlambang, A. (2017).
KARAKTERISTIK LINDI HASIL FERMENTASI ANAEROBIK SAMPAH
KOTA DALAM LISIMETER DAN POTENSI
PEMANFAATANNYAMENJADI PUPUK CAIR. Journal of Agroindustrial
Technology, 26(2).
[96]
Zainul, R., Alif, A., Aziz, H., Arief, S., Dradjad, S., & Munaf, E. (2015).
Design of photovoltaic cell with copper oxide electrode by using indoor
lights. Research Journal of Pharmaceutical Biological and Chemical
Sciences, 6(4), 353-361.
[97]
Yasthopi, A. (2015). Photoelectrosplitting water for hydrogen production
using Research, 7(11), 57-67.
[98]
Zainul, R., Oktavia, B., Dewata, I., & Efendi, J. (2018, April). Thermal and
Surface Evaluation on The Process of Forming a Cu2O/CuO Semiconductor
Photocatalyst on a Thin Copper Plate. In IOP Conference Series: Materials
Science and Engineering (Vol. 335, No. 1, p. 012039). IOP Publishing.
[99]
Zainul, R. (2016). Design and Modification of Copper Oxide Electrodes for
Improving Conversion Coefficient Indoors Lights (PV-Cell) Photocells.
[100]
Dinata, A. A., Rosyadi, A. M., Hamid, S., & Zainul, R. (2018). A Review
Chemical Vapor Deposition: Process and Application.
[101]
Anwar, M., Munaf, E., Kosela, S., Wibowo, W., & Zainul, R. (2015). Study
of Pb (II) biosorption from aqueous solution using immobilized Spirogyra
subsalsa biomass. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research, 7(11),
715-722.
[102]
Febriani, S. S., Yolanda, T., Arianti, V. A., & Zainul, R. (2018). A Review
Solid Stated: Principles and Methode.
[103]
Zainul, R., Alif, A., Aziz, H., Arief, S., & Darajat, S. (2015). Modifikasi dan
Karakteristik IV Sel Fotovoltaik Cu2o/Cu-Gel Na2so4 Melalui Iluminasi
Lampu Neon. Eksakta, 2, 50.
[104]
Zainul, R. (2015). Disain dan Modifikasi Kolektor dan Reflektor Cahaya pada
Panel Sel Surya Al/Cu2O-Gel Na2SO4.
[105]
Mawardi, M., Deyundha, D., & Zainul, R. (2018, April). Characterization of
PCC Cement by Addition of Napa Soil from Subdistrict Sarilamak 50 Kota
District as Alternative Additional Material for Semen Padang. In IOP
Conference Series: Materials Science and Engineering (Vol. 335, No. 1, p.
012034). IOP Publishing.
[106]
Parbuntari, H., Prestica, Y., Gunawan, R., Nurman, M. N., & Adella, F.
(2018). Preliminary Phytochemical Screening (Qualitative Analysis) of Cacao
Leaves (Theobroma cacao L.). EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang
MIPA, 19(2), 40-45.
[107]
Harahap, F. S., & Lubis, L. T. (2018). Analysis of Heavy Metals Distribution
in the River Town of Hamasaki's Rod Padangsidimpuan. EKSAKTA: Berkala
Ilmiah Bidang MIPA, 19(2), 50-56.
[108]
Prabowo, H. (2018). Penyelidikan Kelaydapat Kimia Dan Penyebaran
Cadangan Pasir Besi Daerah Tiku Kabupaten Agam Untuk Bahan Baku
Semen Pada Pt. Semen Padang. EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang
MIPA, 19(1), 39-42.
[109]
Febriani, S. S., Yolanda, T., Arianti, V. A., & Zainul, R. (2018). A Review
Solid Stated: Principles and Methode.
[110]
Zainul, R. (2016). Determination of the half-life and the quantum yield of
ZnO semiconductor photocatalyst in humic acid
[111]
Putri, D. F., Ritonga, H. M., Murdiati, V., & Zainul, R. (2018). A REVIEW
WHAT IS HYDROTHERMAL?
[112]
Syafei, N. S. (2017). Analisa Fenomena Korosi Pelat Pipa Baja Karbon Api
5l-X65 Dalam Larutan 250 Ml Asam Asetat Dan 4750 Ml Aquades Pada
Kondisi Gas Co2 Dan H2s Jenuh Pada Suhu Ruang. EKSAKTA: Berkala
Ilmiah Bidang MIPA, 18(02), 113-120.
[113]
Syafei, N. S. (2018). Riset Material ANALISA FENOMENA KOROSI
PELAT PIPA BAJA KARBON API 5L-X65 DALAM LARUTAN 7900 ML
AIR LAUT DAN 100 ML AMONIAK PADA KONDISI GAS CO2 DAN
H2S JENUH PADA SUHU RUANG. EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang
MIPA, 19(1), 7-13.
[114]
Horiza, H., Azhar, M., & Efendi, J. (2017). Ekstraksi Dan Karakterisasi Inulin
Dari Umbi Dahlia (Dahlia Sp. L) Segar Dan Disimpan. EKSAKTA: Berkala
Ilmiah Bidang MIPA, 18(01), 31-39.
[115]
Liza, Y. M., Yasin, R. C., Maidani, S. S., & Zainul, R. (2018). Sol Gel:
Principle and Technique (A Review).
[116]
Zainul, R., Oktavia, B., & Dewata, I. efendi, j (2017, February 4). Studi
Dinamika Molekular dan Kinetika Reaksi pada Pembelahan Molekul Air
untuk Produksi Gas Hidrogen.
[117]
Anhar, A., Sumarmin, R., & Zainul, R. (2016). Measurement of Glycemic
Index of West Sumatera Local Rice Genotypes for Healthy Food
Selection. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research, 8(8), 1035-
1040.
[118]
Febriani, S. S., Yolanda, T., Arianti, V. A., & Zainul, R. (2018). A Review
Solid Stated: Principles and Methode.
[119]
Iskandar, I., Horiza, H., & Fauzi, N. (2017). Efektivitas Bubuk Biji Pepaya
(Carica Papaya Linnaeaus) Sebagai Larvasida Alami Terhadap Kematian
Larva Aedes Aegypty Tahun 2015. EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang
MIPA, 18(01), 12-18.
[120]
Zainul, R. (2016). Effect of Temperature and Particle Motion against the
ability of ZnO Semiconductor Photocatalyst in Humic Acid.
[121]
Yanuar F, Tillah M, Devianto D. Modeling of Human Development Index
Using Ridge Regression Method. EKSAKTA [Internet]. 30Oct.2018 [cited
13May2019]; 19(2):1-1. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/134
[122]
Enjelina W, Mansyurdin M, Meideliza T. Analysis of Nepenthes Hybrids in
Bukik Taratak West Sumatra by RAPD Technique. EKSAKTA [Internet].
30Oct.2018 [cited 13May2019]; 19(2):12-0. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/137
[123]
Syafei N, Hidayat D, Emilliano E, Men L. Analysis Cracking Corrosion on
Carbon Steel Pipes API 5L-X65 In Solution 7700 ml Aquades, 250 ml Acetic
Acid and 50 ml Ammonia with Gas CO2 and H2S in Saturation Condition.
EKSAKTA [Internet]. 30Oct.2018 [cited 13May2019];19(2):21-. Available
from: http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/138
[124]
Santoso B, Setianto S, Hasanah M, Wijatmoko B, Supriyana E, Mohammad
H. Mitigation of Land Movement using Self Potential Method in Ling-Anjung
Region Sumedang Regency. EKSAKTA [Internet]. 30Oct.2018 [cited
13May2019];19(2):32-9. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/141
[125]
Parbuntari H, Prestica Y, Gunawan R, Nurman M, Adella F. Preliminary
Phytochemical Screening (Qualitative Analysis) of Cacao Leaves (Theobroma
cacao L.). EKSAKTA [Internet]. 30Oct.2018 [cited 13May2019];19(2):40-5.
Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/142
[126]
Dinata M, Soehardi F. Factor Analysis of Physics Chemistry Waters that
Affects Damage Safety Cliff on the Outskirts of River Siak. EKSAKTA
[Internet]. 30Oct.2018 [cited 13May2019];19(2):46-9. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/143
[127]
Harahap F, Lubis L. Analysis of Heavy Metals Distribution in the River Town
of Hamasaki’s Rod Padangsidimpuan. EKSAKTA [Internet]. 30Oct.2018
[cited 13May2019];19(2):50-6. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/149

[128]
Badrulfalah B, Irianingsih I, Joebaedi K. Some Operations on Mixed
Monotone Operator in Banach Spaces. EKSAKTA [Internet]. 30Oct.2018
[cited 13May2019];19(2):57-1. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/150
[129]
Joebaedi K, Parmikanti K, Badrulfalah B. First Order Space Time
Autoregressive Stationary Model on Petroleum Data. EKSAKTA [Internet].
30Oct.2018 [cited 13May2019];19(2):62-9. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/152
[130]
Sofyanita S, Octaria Z. Fenthion Compound Degradation in the Pesticide
Bayleton 500 ec in Sonolysis, Ozonolysis and Sonozolysis with Addition of
TiO2-anatase. EKSAKTA [Internet]. 30Oct.2018 [cited
13May2019];19(2):70-9. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/153
[131]
Vauzia V, Gusmira E. The Response of Jabon Seeds Germination
(Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq.) against the Duration of Combustion
and Illumination. EKSAKTA [Internet]. 30Oct.2018 [cited
13May2019];19(2):80-7. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/154
[132]
Horiza H. The influence of the use of activated carbon Fibres of the cane
Against the drop in Salinity In the well Dig In RT 003 RW 006 Village Cape
Town Unggat Tanjungpinang Year 2017. EKSAKTA [Internet]. 21Apr.2018
[cited 13May2019];19(1):1-. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/97
[133]
Syafei N. Riset Material ANALISA FENOMENA KOROSI PELAT PIPA
BAJA KARBON API 5L-X65 DALAM LARUTAN 7900 ML AIR LAUT
DAN 100 ML AMONIAK PADA KONDISI GAS CO2 DAN H2S JENUH
PADA SUHU RUANG. EKSAKTA [Internet]. 21Apr.2018 [cited
13May2019];19(1):7-3. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/83
[134]
Ruswandi R. Determination of Fructose Content resulted by Inulin Hydrolysis
with DNS as Oxidizer. EKSAKTA [Internet]. 21Apr.2018 [cited
13May2019];19(1):14-3. Available
from:http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/102
[135]
Santoso B. IDENTIFIKASI AKUIFER MENGGUNDAPAT METODE
GEOLISTRIK RESISTIVITAS DI DAERAH BEBANDEM, KARANG
ASEM, BALI. EKSAKTA [Internet]. 21Apr.2018 [cited
13May2019];19(1):24-. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/101
[136]
Joebaedi K. MODEL STAR(1;1) PADA DATA PRODUKTIVITAS TEH.
EKSAKTA [Internet]. 21Apr.2018 [cited 13May2019];19(1):35-8. Available
from: http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/118
[137]]
Prabowo H. PENYELIDIKAN KELAYDAPAT KIMIA DAN
PENYEBARAN CADANGAN PASIR BESI DAERAH TIKU
KABUPATEN AGAM UNTUK BAHAN BAKU SEMEN PADA PT.
SEMEN PADANG. EKSAKTA [Internet]. 21Apr.2018 [cited
13May2019];19(1):39-2. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/121
[138]
Rizki Saputra M, Sumarmin R. PENGARUH EKSTRAK DAUN SIRIH
MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP GLUKOSA DARAH
MENCIT (Mus musculus L.) JANTAN YANG DIINDUKSI SUKROSA.
EKSAKTA [Internet]. 25Apr.2018 [cited 13May2019];19(1):43-5. Available
from: http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/124
[139]
Chatri M, Mansyurdin M, Bakhtiar A, Adnadi P. PERBANDINGAN
KOMPONEN MINYAK ATSIRI ANTARA DAUN MUDA DAN DAUN
DEWASA PADA HYPTIS SUAVEOLENS (L.)POIT. EKSAKTA [Internet].
30Nov.2017 [cited 13May2019];18(02):1-2. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/41
[140]
Azhar M, Ahda Y, Ihsanawati I, Puspasari F, Mawarni S, Risa B, Natalia D.
SKRINING BAKTERI PENDEGRADASI INULIN DARI RIZOSFER
UMBI DAHLIA MENGGUNDAPAT INULIN UMBI DAHLIA. EKSAKTA
[Internet]. 30Nov.2017 [cited 13May2019];18(02):13-0. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/44
[141]
Sanjaya H. DEGRADASI METHYLENE BLUE MENGGUNDAPAT
KATALIS ZnO-PEG DENGAN METODE FOTOSONOLISIS. EKSAKTA
[Internet]. 30Nov.2017 [cited 13May2019];18(02):21-9. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/45
[142]
Samah S. KARAKTERISASI PLASTIK BIODEGRADABEL DARI LDPE-
g-MA DAN PATI TANDAN KOSONG SAWIT. EKSAKTA [Internet].
30Nov.2017 [cited 13May2019];18(02):30-8. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/48
[143]
Ningsih SK. SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL ZnO
DOPED Cu2+ MELALUI METODA SOL-GEL. EKSAKTA [Internet].
30Nov.2017 [cited 13May2019];18(02):39-1. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/51
[145]
Saluza I. MODEL ESTIMASI GARCH DALAM MENGUKUR KINERJA
NILAI TUKAR RUPIAH. EKSAKTA [Internet]. 30Nov.2017 [cited
13May2019];18(02):52-1. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/53
[146]
Prihatini R. PEMANFAATAN AIR KELAPA UNTUK MENINGKATKAN
PERTUMBUHAN AKAR STEK TUNAS AKSILAR Andrographis
paniculata Nees. EKSAKTA [Internet]. 30Nov.2017 [cited
13May2019];18(02):62-8. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/54
[146]
Huda N. PENGARUH EKSTRAK SAMBILOTO (Andrographis paniculata
Nees.) TERHADAP SIKLUS ESTRUS MENCIT (Mus musculus L. Swiss
Webster). EKSAKTA [Internet]. 30Nov.2017 [cited 13May2019];18(02):69-
6. Available from: http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/
55
[147]
Hartono A. APLIKASI SENSOR PVDF UNTUK PENGUKURAN
PERGESERAN SUDUT. EKSAKTA [Internet]. 30Nov.2017 [cited
13May2019];18(02):100-6. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/6
[148]
Mulia M. ISOLASI KUMARIN DARI KULIT BUAH LIMAU SUNDAI
(Citrus nobilis Lour). EKSAKTA [Internet]. 30Nov.2017 [cited
13May2019];18(02):137-45. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/70
[149]
Sudrajat R. TINJAUAN TENTANG KETERKAITAN PARAMETER
DENGAN MODEL REGRESI MULTIVARIAT PADA KOLAM IKAN
TERTUTUP. EKSAKTA [Internet]. 30Nov.2017 [cited
13May2019];18(02):158-63. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/72
[150]
Nasir M. PENGARUH WAKTU HIGH ENERGY MILLING TERHADAP KARAKTERISTIK
NANOKAOLIN CAPKALA ASAL KALIMANTAN BARAT. EKSAKTA [Internet].
30Nov.2017 [cited 13May2019];18(02):200-9. Available from:
http://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/78

You might also like