You are on page 1of 2

Kenalkan, namanya Raka Gilang Bagaskara.

Dia sempat datang dalam hidupku, membawa senyum


tersendiri di kala dunia terlihat biasa saja di mataku. Dia yang mengubah segalanya.

Datang dengan uluran tangan, lalu mengucapkan nama “Raka, kalo di rumah dipanggil Gilang”. Aku
masih mengingat bagaimana rambutnya yang setengah acak-acakan itu mengajakku berkenalan, dan
dengan senyumnya membuat aku merasakan kehangatan yang berbeda.

Kembali lagi saat kami bertemu di kantin sekolah, kami tidak sengaja bertemu tatap mata, lalu ia
menggeser duduknya sambil mengisyaratkan untuk duduk dengannya. Seulas senyum tersungging di
wajah tampannya, membuatku kembali merasakan kehangatan. “Aku kasihan sama orang yang lalu
lalang di sana. Gara-gara kamu di sana, tuh ada yang bingung mau lewat mana.” Dan tentu saja, dari
situ aku mengetahui bahwa dia cukup menjengkelkan.
Aku masih mengingat kala itu, Raka datang ke rumah dengan sweater putihnya lalu mengajak aku
secara tiba-tiba untuk menemaninya. “Udah ayo buruan, kapan lagi kamu liat cowok ganteng kayak
aku olahraga?”. Aku tidak kaget lagi dengan kebiasaannya yang penuh dengan kepercayaan diri yang
tinggi.

Ia hanya membiarkanku berada duduk di pinggir lapangan, sambil sesekali menatapku sambil
menyunggingkan senyum kebanggaan, ketika ia bisa memasukkan bola itu ke ring-nya. Ia segera
datang, lalu mengambil air yang ada di genggamanku dan menegaknya sampai habis. Tanpa rasa
berdosa, ia hanya tersenyum jahil kepadaku.

Sempat ada niat melepaskan sepatu untuk segera melemparnya, namun terhenti ketika ia
mengucapkan rangkaian kalimat. “Aku suka sama kamu, makanya aku pingin kamu ada disini
nemenin aku, hehe.”

Ya tentu saja aku sempat terdiam ketika ia mengucapkan itu, begitu leluasanya ia mengucapkan hal
itu hingga aku tidak meempercayainya. Lalu sedetik kemudian aku tertawa, memukul pelan
lengannya. Namun sorot matanya tidak menunjukkan tanda bahwa ia bercanda. “Memangnya
wajahku kelihatan kayak lagi bercanda ya?” ucapnya dengan nada dingin. “Aku suka kamu. Aku
sayang sama kamu, bukan gurauan.” Lanjutnya sambil menggenggam tanganku.

You might also like