You are on page 1of 26

KELISTRIKAN OTOMOTIF

BATERAI (AKI)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kelistrikan Otomotif


Dosen Pengampu : Drs. C Sudibyo, M.T

Oleh :
RETNO DAMAYANTI
K2513056

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2015/2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan Judul ”Baterai (Aki) pada Kelistrikan
Otomotif” dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak tidak dapat
menyelesaikan Makalah ini dengan baik. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan lancar tanpa ada halangan.
2. Dosen pembimbing Mata Kuliah Teknologi Pembelajaran, Bapak Drs. C. Sudibyo, M.T. yang telah
membimbing dalam penyusunan makalah ini.
3. Orang tua yang senantiasa memberikan dukungan dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah.
4. Teman-teman mahasiswa/mahasiswi lainnya yang telah memberikan masukan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta,9 Maret 2015

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian dan Sejarah Baterai................................................................. 3
B. Jenis Baterai.............................................................................................. 5
BAB III PEMBAHASAN
A. Komponen Baterai (Aki)........................................................................... 15
B. Reaksi Kimia Baterai (Aki).......................................................................
C. Rangkaian Instalasi Pemakaian Baterai (Aki)........................................... 20
D. Rangkaian Instalasi Pengisian Baterai (Aki)............................................. 23
E. Rating Kapasitas Baterai (Aki)................................................................. 24
F. Stiker Spesifikasi Baterai (Aki)................................................................. 25
G. Pemeriksaan Baterai (Aki)......................................................................... 26
H. Perawatan dan Perbaikan Baterai (Aki).................................................... 27
BAB III
A. Kesimpulan ............................................................................................... 30
B. Saran.......................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 35
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era yang penuh teknologi seperti sekarang ini, banyak sekali hal-hal baru ataupun
hasil dari produk teknologi yang sering bahkan wajib kita gunakan untuk menunjang aktivitas
kita. Salah satunya adalah alat-alat kelistrikan, alat-alat ini secara langsung ataupun tidak
langsung dapat memberikan pengaruh positif yang sangat besar dalam memaksimalkan dan
merealisasikan tujuan dari kegiatan kita, alasan efisiensi waktu adalah tajuk utama mengapa
alat-alat kelistrikan digunakan.
Dari banyak alat-alat kelistrikan tersebut, penggunaan dan pemanfaatan baterai tidak
mungkin dilepaskan dari aktivitas manusia di era sekarang ini, handphone, laptop, bahkan
televisi sekalipun tidak mungkin terlepas dari peran sebuah baterai. Tapi, apakah kita semua
tahu, bagaimana baterai itu bekerja, komponenen apasaja yang terdapat dalam baterai itu
sendiri, tentu pemahaman dan informasi tentang baterai masih banyak diantara kita yang belum
memahami.
Oleh karena alasan tersebut, maka dalam penulisan makalah ini penulis akan
mengangkat judul yakni “Baterai (Aki) pada Kelistrikan Otomotif”.

B. Rumusan Masalah
1. Komponen apa saja yang terdapat dalam baterai (aki) ?
2. Bagaimana reaksi kimia baterai (aki) ?
3. Bagaimana rangkaian instalasi pemakaian baterai (aki) ?
4. Bagaimana rangkaian instalasi pengisian baterai (aki) ?
5. Bagaimana rating kapasitas baterai (aki) ?
6. Bagaimana stiker spesifikasi baterai (aki) ?
7. Bagaimana pemeriksaan pada baterai (aki)?
8. Bagaimana perawatan dan perbaikan pada baterai (aki) ?

C. Tujuan
1. Mengetahui komponen baterai (aki).
2. Mengetahui reaksi kimia baterai (aki).
3. Mengetahui rangkaian instalasi pemakaian baterai (aki).
4. Mengetahui rangkaian instalasi pengisian baterai (aki).
5. Mengetahui rating kapasitas baterai (aki).
6. Mengetahui stiker spesifikasi baterai (aki).
7. Mengetahui pemeriksaan pada baterai (aki).
8. Mengetahui perawatan dan perbaikan pada baterai (aki).

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian dan Sejarah Baterai

Baterai adalah alat yang mampu menghasilkan energi listrik dengan menggunakan
energi kimia. Baterai belumlah dikenal di zaman dahulu kala. Orang-orang bahkan belum
mengenal listrik. Penerangan hanya bersumber dari api. Seiring dengan kemajuan zaman,
orang-orang terus berfikir untuk menemukan kehidupan yang lebih efisien. Manusia terus
melakukan penelitian-penelitian untuk menemukan suatu cara hidup yang lebih maju.
Berawal dari penemuan artifak kuno yang ternyata berupa baterai sederhana di Baghdad
pada tahun 1930, membuat perhatian dunia tertuju pada berbagai penelitian untuk
pengembangan baterai serta pembuatan baterai. Penemuan artifak di Baghdad tersebut
menunjukkan bahwa awal mula ditemukannya baterai adalah di Baghdad di mana ilmuwan
Islamlah yang mempunyai kontribusi terbesar pada sejarah awal perkembangan baterai.
Namun, yang tercatat secara pasti dalam sejarah adalah yakni jenis-jenis baterai awal yang
dibuat oleh manusia yakni sel Daniell, sel Leclanche, dan sel aki.
Kajian-kajian mendalam mengenai konsep dasar yang dikembangkan dengan penelitian
berkelanjutan akhirnya menuju pada suatu hal yang semakin maju seperti yang kita rasakan
sekarang. Konsep-konsep dasar itu antara lain hantaran elektrolit, oksidasi-reduksi, dan sel
elektrokimia. Hantaran elektrolit mencakup kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan
listrik akibat dicelupnya dua buah elektroda (katoda dan anoda). Oksidasi-reduksi adalah
suatu konsep untuk menyatakan kemampuan suatu sel elektrokimia untuk mengadakan serah-
terima elektron. Adapun sel elektrokimia adalah sel yang mampu mengubah energi listrik
menjadi energi kimia atau sebaliknya serta terdiri dari dua buah elektroda (katoda dan anoda)
yang dicelupkan pada suatu larutan elektrolit dengan atau tanpa jembatan garam.
Untuk mengembangkan suatu penelitian khususnya dalam hal baterai, sangat perlu untuk
menengok akan sejarah penemuan dan pembuatan baterai karena dengan berbekal sejarahlah
seseorang dapat mengembangkan sesuatu yang lebih maju dan inovatif. Sejarah menjadi
sebuah modal penting dalam perkembangan zaman. Dalam makalah ini, akan dibahas
mengenai sejarah baterai (awal mula ditemukannya baterai).

Baterai atau aki adalah sebuah sel listrik dimana di dalamnya berlangsung proses
elektrokimia yang reversibel (dapat berbalikan) dengan efisiensinya yang tinggi. Definisi lain
dari baterai adalah alat untuk menyimpan tenaga listrik melalui proses elektrokimia sehingga
sumber tenaga listrik dapat diubah menjadi tenaga kimia dan sebaliknya. Yang dimaksud
dengan proses elektrokimia reversibel, adalah di dalam baterai dapat berlangsung proses
pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (proses pengosongan), dan sebaliknya dari tenaga
listrik menjadi tenaga kimia, pengisian kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-
elektroda yang dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas) yang
berlawanan di dalam sel.
Fungsi baterai atau aki pada mobil berfungsi untuk menyimpan energi listrik dalam
bentuk energi kimia yang akan digunakan untuk mensuplai (menyediakan) listik ke sistem
starter, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen komponen kelistrikan lainnya. Alat ini
menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia, yang dikeluarkannya bila diperlukan dan
mensuplainya ke masing-masing sistem kelistrikan atau alat yang memerlukannya. Karena di
dalam proses baterai kehilangan energi kimia, maka alternator mensuplainya kembali ke dalam
baterai (yang disebut pengisian). Baterai menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia. Siklus
pengisian dan pengeluaran ini terjadi berulang kali dan terus menerus.

B. Jenis-Jenis Baterai
Setiap Baterai terdiri dari Terminal Positif (Katoda) dan Terminal Negatif (Anoda)
serta Elektrolit yang berfungsi sebagai penghantar. Output Arus Listrik dari Baterai adalah
Arus Searah atau disebut juga dengan Arus DC (Direct Current). Pada umumnya, Baterai
terdiri dari empat Jenis utama yakni Baterai Primer yang hanya dapat sekali pakai (single use
battery) dan Baterai Sekunder yang dapat diisi ulang (rechargeable battery) serta Tipe Baterai
Basah dan Kering.
1. Baterai Primer (Baterai Sekali Pakai/Single Use)
Baterai Primer atau Baterai sekali pakai ini merupakan baterai yang paling sering ditemukan
di pasaran, hampir semua toko dan supermarket menjualnya. Hal ini dikarenakan penggunaannya
yang luas dengan harga yang lebih terjangkau. Baterai jenis ini pada umumnya memberikan tegangan
1,5 Volt dan terdiri dari berbagai jenis ukuran seperti AAA (sangat kecil), AA (kecil) dan C (medium)
dan D (besar). Disamping itu, terdapat juga Baterai Primer (sekali pakai) yang berbentuk kotak
dengan tegangan 6 Volt ataupun 9 Volt.
Jenis-jenis Baterai yang tergolong dalam Kategori Baterai Primer (sekali Pakai / Single use)
diantaranya adalah :
a. Baterai Zinc-Carbon (Seng-Karbon)

Baterai Zinc-Carbon juga disering disebut dengan Baterai “Heavy Duty” yang sering kita
jumpai di Toko-toko ataupun Supermarket. Baterai jenis ini terdiri dari bahan Zinc yang berfungsi
sebagai Terminal Negatif dan juga sebagai pembungkus Baterainya. Sedangkan Terminal Positifnya
adalah terbuat dari Karbon yang berbentuk Batang (rod). Baterai jenis Zinc-Carbon merupakan jenis
baterai yang relatif murah dibandingkan dengan jenis lainnya.
b. Baterai Alkaline (Alkali)
Baterai Alkaline ini memiliki daya tahan yang lebih lama dengan harga yang lebih mahal
dibanding dengan Baterai Zinc-Carbon. Elektrolit yang digunakannya adalah Potassium hydroxide
yang merupakan Zat Alkali (Alkaline) sehingga namanya juga disebut dengan Baterai Alkaline. Saat
ini, banyak Baterai yang menggunakan Alkaline sebagai Elektrolit, tetapi mereka menggunakan bahan
aktif lainnya sebagai Elektrodanya.
Anoda Zn (-) = Zn à Zn²⁺ + 2e⁻
Katoda C (+) = 2MnO2 + 2NH4⁺ 2e à Mn2O3 + 2NH3 + H2O
Reaksinya :
Anoda (-) : Zn + 2OH → ZnO + H₂O + 2e⁻
Katoda(+) : 2MnO2+ H₂O + 2e⁻→Mn₂O₃+ 2OH
Kelebihan :
Sangat baik dioperasikan pada temperatur rendah sampai -25 0C
Kekurangan :
Densitas energinya rendah , Sekali pakai.
c. Baterai Lithium
Baterai Primer Lithium menawarkan kinerja yang lebih baik dibanding jenis-jenis Baterai
Primer (sekali pakai) lainnya. Baterai Lithium dapat disimpan lebih dari 10 tahun dan dapat bekerja
pada suhu yang sangat rendah. Karena keunggulannya tersebut, Baterai jenis Lithium ini sering
digunakan untuk aplikasi Memory Backup pada Mikrokomputer maupun Jam Tangan. Baterai Lithium
biasanya dibuat seperti bentuk Uang Logam atau disebut juga dengan Baterai Koin (Coin Battery). Ada
juga yang memanggilnya Button Cell atau Baterai Kancing.
d. Baterai Silver Oxide

Baterai Silver Oxide merupakan jenis baterai yang tergolong mahal dalam harganya. Hal ini
dikarenakan tingginya harga Perak (Silver). Baterai Silver Oxide dapat dibuat untuk menghasilkan
Energi yang tinggi tetapi dengan bentuk yang relatif kecil dan ringan. Baterai jenis Silver Oxide ini
sering dibuat dalam dalam bentuk Baterai Koin (Coin Battery) / Baterai Kancing (Button Cell). Baterai
jenis Silver Oxide ini sering dipergunakan pada Jam Tangan, Kalkulator maupun aplikasi militer.
e. Baterai Zinc Air Cell
Merupakan baterai standart yang digunakan pada alat bantu dengar. Sangat tahan lama, dan
hanya memiliki anoda, katodanya memanfaatkan udara di sekitar.

2. Baterai Sekunder (Baterai Isi Ulang/Rechargeable)


Baterai Sekunder adalah jenis baterai yang dapat di isi ulang atau Rechargeable Battery. Pada
prinsipnya, cara Baterai Sekunder menghasilkan arus listrik adalah sama dengan Baterai Primer.
Hanya saja, Reaksi Kimia pada Baterai Sekunder ini dapat berbalik (Reversible). Pada saat Baterai
digunakan dengan menghubungkan beban pada terminal Baterai (discharge), Elektron akan mengalir
dari Negatif ke Positif. Sedangkan pada saat Sumber Energi Luar (Charger) dihubungkan ke Baterai
Sekunder, elektron akan mengalir dari Positif ke Negatif sehingga terjadi pengisian muatan pada
baterai. Jenis-jenis Baterai yang dapat di isi ulang (rechargeable Battery) yang sering kita temukan
antara lain seperti Baterai Ni-cd (Nickel-Cadmium), Ni-MH (Nickel-Metal Hydride) dan Li-Ion (Lithium-
Ion).
Jenis-jenis Baterai yang tergolong dalam Kategori Baterai Sekunder (Baterai Isi Ulang)
diantaranya adalah :
a. Baterai Ni-Cd (Nickel-Cadmium)

Baterai Ni-Cd (Nickel-Cadmium) adalah jenis baterai sekunder (isi ulang) yang
menggunakan Nickel Oxide Hydroxide dan Metallic Cadmium sebagai bahan Elektrolitnya. Baterai Ni-
Cd memiliki kemampuan beroperasi dalam jangkauan suhu yang luas dan siklus daya tahan yang lama.
Di satu sisi, Baterai Ni-Cd akan melakukan discharge sendiri (self discharge) sekitar 30% per bulan
saat tidak digunakan. Baterai Ni-Cd juga mengandung 15% Tosik/racun yaitu bahan Carcinogenic
Cadmium yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan Lingkungan Hidup. Saat ini, Penggunaan
dan penjualan Baterai Ni-Cd (Nickel-Cadmiun) dalam perangkat Portabel Konsumen telah dilarang
oleh EU (European Union) berdasarkan peraturan “Directive 2006/66/EC” atau dikenal dengan
“Battery Directive”.
Anode: Cd(s) + 2OH-(aq) à Cd(OH)2(s) + 2e
Katode: NiO2(s) + 2H2O(l) + 2e àNi(OH)2(s) + 2OH-(aq) +
Cd(s) + NiO (s) + 2H2O(l) à Cd(OH)2(s) + Ni(OH)2(s)
Kelebihan :
Murah , mudah dibawa/disimpan , dapat diperoleh dalam berbagai ukuran.
Kekurangan :
Pada pengeluaran arus yang tinggi mengeluarkan air, membebaskan gas amoniak [NH3(g)], yang
menyebabkan turunnya tegangan.
b. Baterai Ni-MH (Nickel-Metal Hydride)
Baterai Ni-MH (Nickel-Metal Hydride) memiliki keunggulan yang hampir sama dengan Ni-Cd,
tetapi baterai Ni-MH mempunyai kapasitas 30% lebih tinggi dibandingkan dengan Baterai Ni-Cd serta
tidak memiliki zat berbahaya Cadmium yang dapat merusak lingkungan dan kesehatan manusia.
Baterai Ni-MH dapat diisi ulang hingga ratusan kali sehingga dapat menghemat biaya dalam
pembelian baterai. Baterai Ni-MH memiliki Self-discharge sekitar 40% setiap bulan jika tidak
digunakan. Saat ini Baterai Ni-MH banyak digunakan dalam Kamera dan Radio Komunikasi. Meskipun
tidak memiliki zat berbahaya Cadmium, Baterai Ni-MH tetap mengandung sedikit zat berbahaya yang
dapat merusak kesehatan manusia dan Lingkungan hidup, sehingga perlu dilakukan daur ulang
(recycle) dan tidak boleh dibuang di sembarang tempat.
c. Baterai Li-Ion (Lithium-Ion)

Baterai jenis Li-Ion (Lithium-Ion) merupakan jenis Baterai yang paling banyak digunakan
pada peralatan Elektronika portabel seperti Digital Kamera, Handphone, Video Kamera ataupun
Laptop. Baterai Li-Ion memiliki daya tahan siklus yang tinggi dan juga lebih ringan sekitar 30% serta
menyediakan kapasitas yang lebih tinggi sekitar 30% jika dibandingkan dengan Baterai Ni-MH. Rasio
Self-discharge adalah sekitar 20% per bulan. Baterai Li-Ion lebih ramah lingkungan karena tidak
mengandung zat berbahaya Cadmium. Sama seperti Baterai Ni-MH (Nickel- Metal Hydride), Meskipun
tidak memiliki zat berbahaya Cadmium, Baterai Li-Ion tetap mengandung sedikit zat berbahaya yang
dapat merusak kesehatan manusia dan Lingkungan hidup, sehingga perlu dilakukan daur ulang
(recycle) dan tidak boleh dibuang di sembarang tempat.
d. Baterai Li-Po (Lithium-Polimer)
Dibandingkan dengan Li-Ion, baterai Li-Po memiliki daya tahan jauh lebih baik terutama saat
panas. Dan bisa karena bahannya terbuat dari senyawa polimer, bentuknya bisa flexsibel. Hanya saja
lebih mahal dan masih jarang ditemukan dipasaran.
e. Baterai Lead Acid
Biasanya dipanggil aki, banyak digunakan pada endaraan bermotor. Bentuknya besar dan
berat, tidak mungkin dipasang di perangkat portabel. Tapi masih sangat dibutuhkan untuk membuat
robot mobile, yang berukuran besar dan membutuhkan daya yang tinggi.
f. Rechargeable Alkaline
Merupakan baterai alkaline yang paling murah yang dapat di-cas ulang, memiliki umur
simpan yang lama dan cocok untuk penggunaan yang umum / moderat. Di antara baterai yang dapat
di-cas ulang, jenis baterai ini merupakan jenis yang paling rendah siklus penge-cas-an ulangnya,
sekitar 25 kali atau lebih. Namun demikian baterai ini tetap menjadi pilihan karena populernya
baterai alkaline ditambah lagi dapat di-cas ulang.
3. Baterai Tipe Kering
Contoh : Baterai Kering Sepeda Motor (1 amp), baterai remote, baterai Notebook, baterai HP,
dan lain-lain.
4. Baterai Tipe Basah
a. Baterai dengan Pengeluaran Gas
Baterai dengan pengeluaran gas adalah baterai yang umum kita lihat sehari-hari
terutama pada sepeda motor di mana pada baterai ini dilengkapi dengan selang pengeluaran
gas yang berfungsi sebagai saluran pembuang gas hasil destilasi uap cairan elektrolit ketika
baterai diberikan beban listrik.
b. Baterai dengan Sambungan Probe
Baterai ini dilengkapi dengan sebuah probe yaitu semacam alat sensor yang dapat
mendeteksi tinggi atau rendah cairan elektrolit yang terdapat didalam baterai. Bila cairan
elektrolit di dalam baterai berada pada posisi Lower Level, otomatis probe akan mengirimkan
sinyal dalam bentuk bunyi yang akan memberitahukan pemilik kendaraan untuk melakukan
pengisian kembali cairan elektrolit.
c. Baterai Bebas Pemeliharaan
Pada baterai ini gas hasil destilasi yang seharusnya keluar melalui tutup baterai yang
dapat mengakibatkan korosif pada terminal baterai di gunakan kembali (reuse) di dalam baterai
itu sendiri sehingga memungkinkan pemilik kendaraan tidak terlalu repot melakukan
perawatan pada baterai jenis ini.
d. Baterai “S”
Baterai "S" bermakna Special atau khusus, karena baterai ini mempunyai desain
khusus terutama pada bagian separatornya yang berbeda dengan desain separator pada
umumnya.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Komponen Baterai (Aki)


Di dalam baterai mobil terdapat elektrolit asam sulfat, elektroda positif dan negatif
dalam bentuk plat. Plat-plat dibuat dari timah atau berasal dari timah. Karena itu baterai tipe
ini sering disebut baterai timah. Ruangan dalamnya dibagi menjadi beberapa sel (biasanya 6
sel, untuk baterai mobil) dan di dalam masing-masing sel terdapat beberapa elemen yang
terendam di dalam elektrolit.
Baterai terdiri dari beberapa komponen antara lain : Kotak baterai, terminal baterai,
elektrolit baterai, lubang elektrolit baterai, tutup baterai dan sel baterai. Dalam satu baterai
terdiri dari beberapa sel baterai, tiap sel menghasilkan tegangan 2 - 2,2 V. Baterai 6 V terdiri
dari 3 sel, dan baterai 12 V mempunyai 6 sel baterai yang dirangkai secara seri.
Tiap sel baterai mempunyai lubang untuk mengisi elektrolit baterai, lubang tersebut
ditutup dengan tutup baterai, pada tutup terdapat lubang ventilasi yang digunakan untuk
mengalirkan uap dari elektrolit baterai. Tiap sel baterai terdapat plat positif, saparator dan plat
negatif, plat positif berwarna coklat gelap (dark brown) dan plat negatif berwarna abu-abu
metalik (metallic gray).
Komponen Baterai antara lain :
a. Pembatas Dinding Sel
Pembatas dinding sel dari sel-sel baterai, baik sel baterai positif maupun sel baterai negatif
dengan tujuan agar tidak terjadi hubungan singkat di antara sel-sel baterai tersebut dan juga
untuk menjembatani antara sel 1 hingga sel 6 yang mempunyai nilai tegangan masing-masing
sel yaitu 2 Volt.
b. Kotak baterai
Wadah yang menampung elektrolit dan elemen baterai disebut kotak baterai. Ruangan
didalamnya dibagi menjadi ruangan sesuai dengan jumlah selnya. Pada kotak baterai terdapat
garis tanda upper level dan lower level , sebagai indikator jumlah elektrolit. Dibuat dari ebonit
atau plastik, wadah untuk accu 6 volt terbagi atas 3 sel, dan untuk accu 12 volt terbagi atas 6
sel. Pada kotak baterai terdapat garis tanda permukaan atas dan bawah (Upper dan Lower).
Pelat-pelat posisinya ditinggikan dari dasar dan diberi penyekat, tujuannya agar tidak terjadi
hubungan singkat apabila ada bahan aktif (timah dan lain-lain) terjatuh dari pelat. Tutup baterai
dibuat dari bahan yang sama seperti bak/wadah.
c. Tutup Kotak Baterai
Tutup kotak baterai berada di bagian atas yang menjadi penutup dari sebuah kotak
baterai yang berfungsi melindungi komponen-komponen baterai bagian dalam dari kejatuhan
partikel kotoran dan debu yang beterbangan di dalam bengkel ataupun cairan pelumas yang
tertumpah secara tidak sengaja oleh teknisi bengkel.
d. Terminal Baterai
Terminal baterai berfungsi sebagai tempat mengikat kabel-kabel terminal baterai yang
akan menuju kepada terminal-terminal lain semisal terminal pada kunci kontak, desain terminal
baterai secara kasat mata tidak mempunyai perbedaan yang berarti namun bila kita perhatikan
secara seksama sebenarnya kedua terminal tersebut mempunyai diameter yang berbeda antar
terminal (+) dengan terminal (-). umumnya perbedaan tersebut terletak pada terminal (+) yang
mempunyai diameter terminalnya lebih besar dari diameter terminal (-). Hal ini di desain
dengan sengaja dengan tujuan untuk menghindari kesalahan pemasangan oleh teknisi mesin
ketika melihat tanda-tanda (+) dan (-) yang tercetak dengan bentuk reflika timbul pada baterai
telah mengalami keruskan atau keausan.
e. Elektrolit Baterai
Elektrolit baterai merupakan campuran antara air suling (H2O) dengan asam sulfat
(SO4), komposisi campuran adalah 64 % H2O dan dan 36 % SO4. Dari campuran tersebut
diperoleh elektrolit baterai dengan berat jenis 1,270. Berat jenis elektrolit pada baterai saat ini
dalam keadaan terisi penuh ialah 1,260 atau 1,280 (pada temperatur 200C). Perbedaan ini
disebabkan perbandingan antara air sulingan dengan asam sulfat pada masing-masing tipe
berbeda. Elektrolit yang berat jenisnya 1,260 mengandung 65% air sulingan dan 35% asam
sulfat, sedangkan elektrolit yang berat jenisnya 1,280 mengandung 63% air sulingan dan 37%
asam sulfat. Pembetulan BJ = Harga pembacaan + 0,0007 x (Temp. elektrolit - 200C)
f. Sumbat Ventilasi
Sumbat ventilasi ialah tutup untuk lubang pengisian elektrolit. Sumbat ini juga
berfungsi untuk memisahkan gas hidrogen (yang terbentuk saat pengisian) dan uap asam sulfat
di dalam baterai dengan cara membiarkan gas hidrogen keluar lewat lubang ventilasi,
sedangkan uap asam sulfat mengembun pada tepian ventilasi dan menetes kembali ke bawah.
g. Pelat Positif dan Negatif
Pelat positif dan negatif merupakan komponen utama suatu baterai. Kualitas pelat
sangat menentukan kualitas baterai tersebut, pelat-pelat tersebut terdiri dari paduan timbal-
antimon, yang diisi dengan suatu bahan aktif. Bahan aktif pada pelat positif
adalah TimbalPeroksida (PbO2) yang berbentuk kristal dengan butir-butir yang sangat kecil
dan berwarna kecoklat-coklatan. Sedang pada pelat negatif adalah spons-timbal yang berwarna
abu-abu.
Plat Positif :
1. Lead grid
2. Lead peroxida (grid filling)
Plat Negatif :
1. Lead grid
2. Lead sulfat (grid filling)
Hal hal tentang plat :
1. Plat positif terbuat dari lead peroxida
2. Plat negatif terbuat dari spongy lead
3. Biasanya plat negatif satu lebih banyak dari plat positif, meskipun beberapa baterai memiliki
jumlah kedua plat yang sama.
4. Plat pembatas, terbat dari bahan isolasi dipasang antara plat positif dan negatif.
5. Kemasan baterai dibuat dari bahan plastik atau bahan lain yang tahan terhadap asam.
6. Cairan didalam baterai disebut sebagai elektrolit. Cairan mengandung kira-kira 60% air dan
40% asam sulfat.
h. Separator dan Lapisan Serat (Fiber Glass)
Antara plat positif dan negatif disisipkan lembaran separator yang terbuat dari serat
cellulosa yang diperkuat dengan resin. Lembaran lapisan serat gelas dipakai untuk melindungi
bahan aktif dari pelat positif, karena timbal peroksida mempunyai daya kohesi yang lebih
rendah dan mudah rontok jika dibandingkan dengan bahan aktif dari pelat negatif. Selain itu
lapisan serat gelas juga berfungsi melindungi separator.
i. Penghubung sel
Untuk menghubungkan tiap-tiap sel dari sel-sel baterai pada sel baterai (-) dan (+).Suatu
baterai 12 volt mempunyai 6 sel, sedang baterai 6 volt mempunyai 3 sel. Sel merupakan unit
dasar suatu baterai dan mempunyai voltase sebesar 2 volt. Penghubung sel ini terbuat dari
paduan timbal-antimon. Ada dua cara menghubungkan sel-sel tersebut. Yang pertama melalui
atas dinding penyekat (Over The Partition) dan yang kedua melalui dinding penyekat (Through
The Partition). Terminal terdapat pada kedua sel ujung, satu bertanda positif (+) dan yang lain
negatif (-). Melalui kedua terminal ini listrik dialirkan. Sel Baterai untuk menambah daya
baterai dalam satuan ampere.
j. Separator
Separator berfungsi untuk memisahkan tiap-tiap sel (-) maupun sel
(+). Caramerekatkan wadah dengan tutup baterai ada tiga cara, yang pertama
menggunakan sealing compound (aspal), yang kedua menggunakan bahan perekat/lem, dan
yang ketiga dengan bantuan panas (heat sealing). Biasanya untuk yang pertama digunakan
dengan wadah/tutup ebonit, yang kedua untuk wadah polystyren, sedangkan yang ketiga untuk
wadah polypropylene.
k. Alas Baterai
Alas baterai mempunyai fungsi sebagai kedudukan dan penumpu berat dari totalitas
berat baterai, oleh karena ketika membongkar atau memasang baterai hendaknya hati-hati agar
kondisi baterai tidak jatuh yang dapat menyebabkan pecah atau retak pada bagian alas baterai
sehingga cairan elektrolit pada baterai dapat merembes keluar (bocor baterai).
Contoh Konstruksi Baterai Aki Mobil dan Motor :
1. Konstruksi sebuah sel

Konstruksi Sel Baterai Aki Mobil Dan Motor Baterai terdiri dari beberapa sel dan setiap
sel terdiri dari pelat positif dan pelat negatif dan sel ini dibuat dari pelat logam timbel berpori,
dengan maksud dan tujuan untuk mempermudah reaksi kimia pada permukaan berpori tersebut
sedangkan bahan aktif dari pelat positif adalah timbel dioksida (PbO2) berwarna coklat dan
untuk pelat negatif adalah timbel (Pb) berwarna abu – abu.
2. Konstruksi blok sel

l
Konstruksi Blok Sel Baterai Aki Mobil Dan Motor
Batang penghubung sel-sel adalah pelat – pelat yang tergabung di dalam blok blok sel
dan pelat positif dibatasi oleh isolasi (separator) yang terbuat dari ebonit atau pelastik kemudian
blok – blok sel ini dimasukkan dalam blok baterai yang diisi larutan asam sulfat (H2SO4) serta
setiap blok sel menghasilkan tegangan sebesar 2 Volt.
3. Hubungan blok sel

Hubungan Sel Baterai Aki Mobil Dan Motor


Tujuan dari menghubungkan blok – blok sel secara seri adalah untuk memperoleh
tegangan yang lebih tinggi misalnya untuk memperoleh tegangan 12 Volt, baterai
membutuhkan 6 blok sel yang masing – masing bertegangan 2 Volt.

B. Reaksi Kimia pada Baterai (Aki)


Baterai merupakan pembangkitan listrik secara kimia. Listrik dibangkitkan akibat
reaksi kimia antara plat positif, elektrolit baterai dan plat negatif. Saat baterai dihubungkan
dengan sumber listrik arus searah maka terjadi proses pengisian (charge). Proses tersebut
secara kimia dapat dirumuskan sebagai berikut:
Katoda Pb (-) : PbSO4 +H2 → Pb+ H2 SO4
Anoda PbO2 (+) : PbSO4 + SO4+ 2H2O → PbO2+ 2H2SO4
Reaksi total : PbSO4 + 2H2O + PbSO4 à PbO2 + 2H2SO42- + Pb
Saat sistem starter berfungsi maka energi listrik yang tersimpan di baterai akan
mengalir ke beban, proses ini sering disebut proses pengosongan (discharge).
Proses pengosongan secara kimia dapat dirumuskan sebagai berikut:\
Anoda : PbO2 + H2 + 2e + H2SO4 + à PbSO4 +2H2O
Katoda : Pb + SO4- + à PbSO4
Dari reaksi kimia tersebut terdapat perbedaan elektrolit baterai saat kapasitas baterai
penuh dan kosong, dimana saat baterai penuh elektrolit terdiri dari 2H2SO4, sedangkan saat
kosong elektrolit baterai adalah 2H2O.
Proses Elektrokimia pada Baterai Mobil dan Motor :
1. Baterai dalam keadaan saat di isi air dan diberi arus penuh

Proses Pengisian Baterai Arus Penuh


Saat baterai berisikan air asam sulfat dan sudah dalam keadaan diberi arus penuh maka
pada saat temperatur 20°C, berat jenis air baterai = 1,285 Kg/1 dan dalam keadaan ini bahan
aktif pada pelat positif adalah timbel dioksid (PbO2) bewarna coklat sedangkan pada pelat
negatif timbel (Pb) berwarna abu-abu.
2. Baterai dalam keadaan dipakai
Proses Baterai Saat Terpakai
Saat baterai dalam keadaan dipakai maka Oksigen (O2) yang berada pada pelat positif
bereaksi dengan hidrogen (H) dan membentuk air (H2O) dan pada waktu yang bersamaan
membuat timbel Pb pada pelat positif bereaksi dengan sisa asam (SO4) sehingga menjadi
timbel sulfat (PbSO4) sedangkan pada pelat negatif juga mengalami reaksi dengan sisa asam
(SO4) sehingga berubah menjadi timbel sulfat (PbSO4) pula.
3. Baterai dalam keadaan kosong Proses Baterai Saat Kondisi Kosong

Saat baterai dalam keadaan kosong maka bila reaksi berlangsung terus menerus
membuat arus listrik akan habis sehingga asam sulfat terbagi menjadi dua bagian, satu bagian
membentuk air (H2O) dan bagian lain bereaksi dengan bahan pelat dan membentuk timbel
sulfat (PbO4) yang menyebabkan berat jenis elektrolit menurun 1,08 kg/l.
4. Baterai dalam keadaan pengisian arus listrik
Proses Baterai Saat Pengisian Arus Listrik
Saat baterai dalam pengisian arus listrik membuat keadaan akan terbalik dikarenakan
oksigen dalam asam baterai bereaksi dengan timbel pada pelat positif sehingga sisa asam
terurai dari pelat – pelat dan bereaksi dengan hidrogen di dalam asam baterai. Maka hal ini
akan menambah besarnya berat jenis air baterai yang mana penambahan ini akan berlangsung
selama pengisian sampai berat jenis mencapai 1,285 kg/l sehingga dalam keadaan ini baterai
telah terisi penuh.

C. Rangkaian Instalasi Pemakaian Baterai (Aki)


1. Rangkaian seri

Pada Rangkaian Seri jika dua buah baterai di jumper menjadi satu rangkaian, maka
tegangannya akan bertambah tetapi arusnya tetap.
2. Rangkaian paralel
Pada Rangkaian Paralel jika dua buah baterai di jumper menjadi satu, maka tegangannya
tidak bertambah (tetap) tetapi arusnya bertambah.
3. Rangkaian seri parallel

Pada Rangkaian Seri-Paralel, jika tiga buah baterai di jumper menjadi satu, maka
tegangannya bertambah, (terakumulasi hanya dua buah baterai) dan arusnya pun bertambah
lebih besar.
D. Rangkaian Instalasi Pengisian Baterai (Aki)
1. Pengisian lambat

Pengisian lambat membutuhkan waktu 6 - 8 jam


2. Pengisian cepat
Pengisian cepat membutuhkan waktu 3 jam

E. Rating Kapasitas Baterai (Aki)


Energi yang tersimpan dalam baterai harus cukup kuat untuk starter, untuk itu baterai harus
terisi penuh. Kapasitas baterai menunjukkan jumlah listrik yang disimpan baterai yang dapat
dilepaskan sebagai sumber listrik. Kapasitas baterai dipengaruhi oleh ukuran plat, jumlah plat,
jumlah sel dan jumlah elektrolit baterai. Terdapat 3 ukuran yang sering menunjukkan kapasitas
baterai, yaitu:
1. Cranking Current Ampere (CCA)
Kapasitas baterai tergantung pada bahan plat yang bersinggungan dengan larutan
elektrolit, bukan hanya jumlah plat tetapi besar ukuran (luas permukaan singgung) pada plat
yang akan menentukan kapasitasnya. The Internasional standard memberikan nilai untuk
capasitas baterai dengan SAE Cranking Current atau Cold Cranking Current. Nilai CCA dari
suatu baterai adalah arus (dalam ampere) dari baterai yang diisi penuh sehingga dapat
memberikan arus untuk 30 detik pada 18 derajat Celsius selama itu tetap menjaga tegangan
setiap sel 1.2 volt atau lebih.
2. Reserve Capacity
Kapasitas layanan adalah banyaknya waktu dalam menit pada baterai yang diisi penuh
dapat memberikan arus sebesar 25 ampere pada 27 derajat Celsius setelah sistim pengisian
dilepas. Tegangan tidak boleh turun dibawah 1.75 volt per sel (10.5 volt total untuk baterai 12
volt).
3. Ampere Hour
Kapasitas baterai adalah banyaknya arus pada baterai yang diisi penuh dapat
menyediakan arus selama 20 jam pada 27 derajat Celsius, tanpa penurunan tegangan tiap sel
dibawah 1.75 volt. Sebagai contoh: Sebuah Baterai yang secara terus menerus mengalirkan 3
ampere untuk 20 jam dinilai memiliki 60 AH. Rumus menentukan kapasitas baterai adalah:
AH = A (amper) x H (Jam)
JIS mendefinisikan kapasitas baterai sebagai jumlah listrik yang dilepaskan sampai
tegangan pengeluaran akhir menjadi 10,5 V dalam 5 jam. Sebagai contoh baterai dalam
keadaan terisi penuh dikeluarkan muatannya secara terus menerus 10 A selama 5 jam sampai
mencapai tegangan pengeluaran akhir (10,5 V). Maka kapasitas baterai ialah 50 AH (10 x 5
jam) 1 Oc.
F. Stiker Spesifikasi Baterai
Baterai otomotif yang baru memiliki striker yang ditempelkan untuk memberikan
informasi tentang spesifikasi baterai tersebut, salah satu model stiker baterai seperti tampak
dibawah ini Pada stiker di gambar di atas menunjukkan nomer kode area yaitu N57. Baterai
tersebut memiliki 11 plat per sel dengan nilai 380 Cold Cranking Ampere dan tegangan baterai
yang dihasilkan adalah 12 volt.

G. Pemeriksaan Baterai (Aki)


Baterai harus diperiksa secara periodik dan diuji kemampuannya. Terdapat 3 kelompok
pemeriksaan dan pengujian baterai yang sering dilakukan, yaitu:
1. Pemeriksaan Visual
2. Pemeriksaan elektrolit dan kebocoran
3. Pengujian Beban
Pemeriksaan visual meliputi :
1. Kotak baterai
Kotak baterai sering mengalami kerusakan yang dapat didentifikasi secara visual, jenis
kerusakan kotak baterai antara lain: kotak retak akibat benturan, mengembang akibat over
charging, bocor akibat keretakan atau mengembang
2. Sel-sel baterai
Sel baterai sering mengalami gannguan yaitu sell yang mengembang akibat over
charging maupun mengkristal dan sel yang rontok karena getaran, kualitas yang kurang baik
maupun usia baterai.
3. Terminal baterai dan konektor kabel
Terminal baterai dan konektor merupakan bagian baterai yang sering mengalami
kerusakan, bentuk kerusakan paling banyak adalah korosi yang disebabkan oleh uap elektrolit
baterai maupun panas akibat kenektor kendor atau kotor.
4. Jumlah elektrolit
Jumlah elektrolik perlu diperiksa secara periodik. Bila pengisian berlebihan (over
charging) maka elektrolit cepat berkurang karena penguapan berlebihan. Pemeriksaan jumlah
elektrolit dapat dilakukan dengan cepat karena kotak dibuat dari plastic yang tembus
pandang. Jumlah elektrolit harus berada diantara garis Upper Level dan Lower Level.
5. Kabel Baterai
Kabel baterai dialiri arus yang sangat besar, saat mesin distarter besar arus dapat
mencapai 250 – 500 A, tergantung dari daya motor starter, dengan arus sebesar itu kabel akan
panas. Panas pada kabel menyebabkan elasitas kabel menurun, isolator muda pecah dan
terkupas, hal ini terjadi terutama pada isolator dekat dengan terminal baterai.
6. Pemegang Baterai
Pemengang baterai harus dapat mengikat baterai dengan kuat agar goncangan baterai
dapat dihindari, sehingga usia baterai dapat lebih lama. Gangguan pada pemegang baterai
antara lain kendor akibat mur pengikat karat untuk itu lindungi mur dengan mengoleskan
vaselin/ grease.
Pemeriksaan Elektrolit adalah jumlah elektrolit baterai harus selalu dikontrol, jumlah
yang baik adalah diantara tanda batas Upper Level dengan Lower Level. Jumlah elektrolit yang
kurang menyebabkan sel baterai cepat rusak, sedang jumlah elektrolit berlebihan menyebabkan
tumpahnya elektrolit saat batarai panas akibat pengisian atau pengosongan berlebihan. Akibat
proses penguapan saat pengisian memungkinkan jumlah elektrolit berkurang, untuk menambah
jumlah elektrolit yang kurang cukup dengan menambah H2O atau terjual dengan nama Air
Accu.
Penyebab elektrolit cepat berkurang dapat disebabkan oleh overcharging, oleh karena bila
berkurangnya elektrolit tidak wajar maka periksa dan setel arus pengisian. Keretakan baterai
dapat pula menyebabkan elektrolit cepat berkurang, selain itu cairan elektrolit dapat mengenai
bagian kendaraan, karena cairan bersifat korotif maka bagian kendaraan yang terkena elektrolit
akan korosi.
Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai menggunakan alat hydrometer. Pemeriksaan berat
jenis elektrolit baterai merupakan salah satu metode untuk mengetahui kapasitas baterai.
Baterai penuh pada suhu 20 ºC mempunyai Bj 1,27-1,28, dan baterai kosong mempunyai Bj
1,100 -1,130.
Berat jenis elektrolit berubah sebesar 0,0007 setiap perubahan 1 ºC. Spesifikasi berat jenis
normal ditentukan pada 20 ºC, oleh karena itu saat pengukuran temperatur elektrolit harus
diamati. Rumus untuk mengkoreksi hasil pengukuran adalah:
S 20 ºC = St + 0,0007 x (t - 20)
S 20 ºC : Berat jenis pada temperatur 20 ºC
St : Nilai pengukuran berat jenis
t : Temperatur elektrolit saat pengukuran
Contoh:
Tentukan berat jenis baterai bila hasil pengukuran pada temperature 0ºC, menunjukkan berat
jenis 1,260.
S 20 ºC = St + 0,0007 x (t - 20)
= 1,260 + 0,0007 x ( 0 – 20)
= 1,260 – 0,014
= 1,246
Tindakan yang harus dilakukan terkait hasil pengukuran elektrolit adalah sebagai berikut:
Tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil pengukuran BJ elektrolit
HASIL PENGUKURAN TINDAKAN
Tambahkan air suling agar berat jenis
1.280 Atau lebih
berkurang

1.220 – 1.270 Tidak Perlu Tindakan

Lakukan pengisian penuh, ukur berat


1.210 atau kurang jenis. Bila masih dibawah 1.210
ganti baterai.
Perbedaan antar sel kurang dari
Tidak perlu tindakan
0.040
Lakukan pengisian penuh, ukur berat
Perbedaan berat jenis antar sel jenis. Bila berat jenis antar sel
0.040 atau lebih melebihi 0.030, setel berat jenis.Bila
tidak bisa dilakukan, ganti baterai

Hydrometer adalah alat untuk mendeteksi berat jenis pada cairan elektrolit pada baterai. Cara
mengoprasikan Hidro meter sebagai berikut:
1. Masukan ujung hydrometer kedalam lubang sel sampai menjentuh permukaan caira elektrolit.
2. Tekan karet pada ujung hydrometer sampai ke dalam.
3. Setelah kembali ke posisi semula maka kalian dapat melihat hasil yang di tentukan pada
aurometer.
Cara menghitung hasil penggukururan berat jenis air elektrolit dapat dilihat pada table diatas
sebagai berikut:
a. Good/warna hijau = Kondisi air elektrolit sangat baik
b. Fair /warna putih = Kondisi caira accu baik
c. Recharge/warna merah =Kondisi air elektrolit perlu pengisian / stroom
Kebocoran Arus disebabkan adanya kebocoran arus listrik menyebabkan baterai
mengalami pengosongan, sehingga bila kendaraan lama tidak digunakan maka energi listrik
yang tersimpan pada baterai dapat berkurang cukup banyak sehingga mesin sulit dihidupkan.
Mobil sulit distart di pagi hari, adalah salah satu akibat yang ditimbulkan dari :
1. Clamp Pengikat kutub + dan – aki yang kurang kencang, atau timbulnya kerak putih disekitar
kepala aki.
2. Kondisi air accu (electrolit) yang kurang sesuai dengan yang dipersyaratkan di bagian luar aki.
3. Bagian body accu sudah mengembung atau bocor.

H. Perawatan dan Perbaikan Baterai (Aki)


1. Memeriksa Tegangan Baterai
a. Periksa tegangan baterai dengan menggunakan Multitester, tegangan yang baik 12 - 13,5 Volt.

b. Bukalah semua tutup baterai lalu periksa tiap-tiap sel baterai dengan menggunakan
Multitester.
c. Jika baterai yang diukur 12 Volt berarti tiap sel harus turun 2 Volt.
d. Berhati-hatilah jangan sampai merusak sel-sel dari tiap sel baterai yang di ukur.
2. Memeriksa Kondisi Berat Jenis Cairan Elektolit

Lakukan pemeriksaan dengan menggunakan Hidrometer, Bacalah pada takaran ukuran


yang ada :
Hijau = Sangat Baik
Putih = Baik
Merah = Kurang
Berat jenis standar 1,26-1,28 kg/l
3. Memeriksa Terminal Baterai
Periksa terminal baterai dari kemungkinan korosif atau timbul jelaga salju akibat terkena uap
dari cairan elektrolit, jika timbul demikian bersihkan, jangan lupa periksa juga sambungan-
sambungan kabel terminal baterai dari karat atau putus.
Kerusakan-kerusakan pada baterai :
1. Kotak baterai retak atau pecah.
2. Sel baterai rusak.
3. Tutup baterai tersumbat sehingga baterai melembung.
4. Terminal baterai korosif.
5. Air aki selalu kering.
6. Tegangan baterai selalu turun.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Baterai adalah alat listrik-kimiawi yang menyimpan energi dan mengeluarkan
tenaganya dalam bentuk listrik. Tentunya sebagai alat yang mengeluarkan energi listrik, baterai
mempunyai fungsi yang sangat banyak dan beraneka ragam.
Baterai ada dua tipe yaitu baterai kering dan baterai basah. Di dalam baterai mobil
terdapat elektrolit asam sulfat, elektroda positif dan negatif dalam bentuk plat. Plat-plat dibuat
dari timah atau berasal dari timah. Pemeriksaan baterai dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu
pemeriksaan secara visual baterai dan pemeriksaan elektrolit.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan baru bagi pembaca mengenai
baterai, saran penulis untuk menjaga agar baterai dapat awet dan tahan lama maka perlu
dilakukan pemeriksaan dan perawatan baterai secara berkala.

DAFTAR PUSTAKA
www.Teknikelektronika.com (Diakses 5 Maret 2015)
http://ki-tapunya.blogspot.com (Diakses 5 Maret 2015)
http://fathurrahmanbima.blogspot.com (Diakses 5 Maret 2015)
http://otomotif-komputer.blogspot.com (Diakses 5 Maret 2015)
http://otomotifdasar.blogspot.com (Diakses 5 Maret 2015)
http://nisha-khoerunnisya.blogspot.com (Diakses 7 Maret 2015)
http://www.kelasrobot.com (Diakses 7 Maret 2015)
http://sanfordlegenda.blogspot.com (Diakses 7 Maret 2015)
http://brainly.co.id (Diakses 7 Maret 2015)

You might also like