Professional Documents
Culture Documents
Merasa percaya diri dengan perasaan yang rasional dan realistis di mana kita merasa aman terhadap
masalah fisik, mental, dan emosional.
Untuk itu, olahraga adalah sarana penting yang membantu kita mendapatkan penampilan fisik yang
oke sehingga mencapai kepercayaan diri. Oleh karena itu, mari kita lihat manfaat penting dari
olahraga terkait dengan pembentukan kepercayaan diri melalui penampilan fisik.
a. Merasa berprestasi: Setiap kali berolahraga akan meningkatkan pribadi Anda karena memberikan
perasaan bahwa Anda telah melakukan sesuatu daripada pasif hanya duduk dan merenungkan
masalah.
b. Merasa bahagia: Ketika berolahraga, tubuh melepaskan zat kimia yang dikenal sebagai endorfin
yang mengurangi stres dan membuat Anda merasa baik secara psikologis. Hal ini meningkatkan
kepercayaan diri Anda.
c. Menyehatkan fisik: Olahraga teratur membuat sistem kekebalan tubuh lebih kuat sehingga baik
untuk melawan berbagai penyakit dan infeksi. Anda pun terbebas dari penyakit.
d. memeprbaiki penampilan: Olahraga memberi Anda penampilan yang baik, citra tubuh Anda pun
membaik. Anda akan merasa tampil lebih menarik dan ini akan memicu kepercayaan diri.
e. Mengubah pola pikir: Saat berpikir negatif dan cemas, berolahraga dapat mengalihkan pola pikir ini
dan membuat Anda merasa percaya diri dan positif.
ASPEK ETIKA DAN ISU DISKRIMINASI GENDER
Etika berasal dari kata latin “ethike” artinya ilmu tentang moral atau watak (character).
Moral berasal dari kata latin “mos” yaitu adat istiadat atau tatakrama.
Guru atau pelatih olahraga hendaknya menyadari bahwa metode paling efektif dalam mengajarkan
nilai-nilai moral adalah dengan keteladanan (percontohan).
Pelajaran buruk dari sudut pandang etika terhadap praktek olahraga sebenarnya banyak terjadi,
beberapa diantaranya adalah :
Memperlakukan atlet tidak manusiawi demi pencapaian prestise atau sebagai ajang bisnis
Dampak buruk dari pemberian penghargaan yang berlebihan
Sportivitas yang buruk
Kurangnya kegembiraan dalam olahraga
Pengaruh uang
ETIKA
pemikiran sistematis tentang moralitas
Etika kekuatannya tidak sama dengan hukum
Pelanggaran etika hukumannya bersifat sosial
etika terkait dengan moral dan tingkah laku, menjelaskan aturan yang tepat tentang sikap
Situasional dalam kegiatan aktivitas olahraga banyak memberi pelajaran berarti terhadap sistem etika
dan moral
MORAL
Moral selalu mengacu pada baik-buruknya manusia sebagai manusia
Nilai moral itu beraneka macam, termasuk loyalitas, kebajikan, kehormatan, kebenaran, respek,
keramahan, integritas, keadilan, kooperasi, tugas dll
Moralitas langsung mengatakan pada kita “inilah cara Anda melakukan sesuatu…”.
Moral berpengaruh langsung terhadap motivasi danperilaku namun memiliki hubungan yang tak
begitu kuat
Lima aspek penting yang memunculkan nilai etika dan moral dalam kegiatan olahraga:
Justice and aquality (keadilan dan persamaan)
Self -respect (penghormatan pada diri sendiri)
Respect for others (penghormatan pada orang lain)
Respect for rulesand authority (penghormatan pada peraturan dan atasan)
a sense of perspective or relative values (kesadaran akan sudut pandang nilai atau nilai
terkait) (Freeman, 1982).
Isu diskriminasi gender dalam olahraga hakekatnya berakar dari sistempatriarchat. Mitos-mitos
fisiologi diatas sebenarnya tidak beralasan bagi wanita untuk tidak berpartisipasi dalam aktivitas
olahraga. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat sekarang ini
memungkinkan seluruh bentuk aktivitas olahraga yang selama ini dimainkan oleh kaum laki-laki juga
dapat dimainkan oleh wanita.
Motivasi
Seorang guru yang mengajar pendidikan jasmani seyogianya memahami caranya bersikap selama
mengajar. Pemberian motivasi merupakan salah satu faktor yang perlu dipersiapkan sebelum proses
pembelajaran, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai harapan.
Studi ilmiah dan pengalaman menunjukkan bahwa motivasi merupakan energi psikologis yang sangat
penting dalam kegiatan olahraga. Motivasi dalam olahraga adalah aspek psikologis yang telah banyak
menarik perhatian banyak ahli. Motivasi adalah dasar untuk menggerakkan dan mengarahkan
perbuatan dan perilaku seseorang dalam olahraga.
a). Pengertian
Motivasi berasal dari kata bahasa Latin “movere” yang artinya bergerak. Aspek motivasi merupakan
aspek yang paling banyak disoroti dalam program pembinaan olahraga (Weiberg & Gould dalam
Satiadarma, 2000). Motivasi dapat diartikan sebagai suatu kekuatan atau tenaga pendorong untuk
melakukan sesuatu hal atau menampilkan sesuatu perilaku tertentu (Gunarsa, 2004). Motivasi adalah
energi psikologis yang bersifat abstrak. Wujudnya hanya dapat diamati dalam bentuk manifestasi
tingkah laku yang ditampilkannya (Husdarta, 2010). Alderman (1974) mendefenisikan motivasi
sebagai suatu kecenderungan untuk berperilaku secara selektif ke suatu arah tertentu yang
dikendalikan oleh adanya konsekuensi tertentu, dan perilaku tersebut akan bertahan sampai sasaran
perilaku dapat dicapai. Sifat selektif dari perilaku berarti individu yang berperilaku membuat suatu
keputusan untuk memilih tindakannya.
b). Sumber motivasi
Sejumlah pakar (Anshel, 1997; Duda, 1993; Weinberg & Gould, 1995) mengemukakan adanya
beberapa sumber motivasi, yaitu:
1. Orientasi Pelaku (Trait Centered/ Participant Centered Orientation).
Orientasi ini mengemukakan bahwa sumber motivasi terletak pada diri siswa atau individu yang
bersangkutan. Jadi, motivasi merupakan bentuk kecenderungan pribadi atau “trait”seseorang. Aliran
ini percaya bahwa seorang juara pada dasarnya memang telah memiliki mental juara, sehingga
motivasinya untuk menjadi juara memang menunjang perilakunya, betapapun ia harus menghadapi
berbagai situasi yang sulit.
c). Teori motif dan motivasi
Tingkah laku seseorang pada hakikatnya ditentukan oleh suatu kebutuhan untuk mencapai tujuan.
Seseorang melakukan perbuatan atau tindakan, selalu didasarkan dan ditentukan oleh faktor-faktor
yang datang dari dalam dan dipengaruhi oleh apa yang dipikirkannya.
d). Klasifikasi motivasi
Klasifikasi yang paling populer membagi motivasi menjadi dua bentuk yaitu motivasi intrinsik
(motivasi yang berasal dari dalam diri) dan motivasi ekstrinsik (motivasi yang berasal dari luar).
e). Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
Perbedaan motivasi antara individu-individu disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi setiap
individu. David Krech dan E.L. Ballachey (1962) menyatakan bahwa motivasi dipengaruhi oleh:
pengalaman akan pemenuhan kebutuhan, perasaan dan pikiran dalam diri individu dan
lingkungannya. Perasaan dan pikiran individu dapat melibatkan persepsi individu tentang dirinya.
f). Teknik-teknik meningkatkan motivasi
Teknik untuk meningkatkan motivasi beberapa dikenal sebagai, (1) teknik verbal, (2) tingkah laku, (3)
insentif, (4) supertisi, (5) citra mental.
1) Teknik verbal dapat dilakukan dengan cara:
pembicaraan pembangkit semangat,
pendekatan individu,
diskusi.
c) Berikan semacam petunjuk yang dapat meyakinkan siswa bahwa dengan latihan yang baik ia dapat
mengatasi semua kelemahan
a) Gugahan (arousal)
Gugahan (arousal) seringkali disetarakan dengan dorongan, aktivasi, kesiapan, atau eksitasi. Gugahan
mutlak dibutuhkan oleh seorang siswa atau atlet dalam menampilkan kinerja geraknya. Karena,
reaksi, pengambilan keputusan dan gerakan-gerakan dalam olahraga hanya terlaksana jika siswa atau
atlet telah memiliki derajat kesiapan tertentu secara fisik maupun mental.
b) Stress
Stress atau situasi yang dianggap menekan, merupakan kondisi umum yang dihadapi seseorang
termasuk di dalamnya siswa, dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Siswa pada umumnya
mengalami stress sampai pada taraf tertentu. Tuntutan dan tekanan untuk mengikuti proses dan tugas-
tugas pembelajaran dapat menimbulkan stress yang berdampak tertentu pada siswa. Terbatasnya
peluang untuk berekreasi dapat menimbulkan stress.
c) Kecemasan
Kecemasan adalah reaksi emosi terhadap suatu kondisi yang dipersepsi mengancam. Kecemasan
merupakan keadaan emosi negatif yang ditandai oleh adanya perasaan khawatir, was-was, dan disertai
dengan peningkatan gugahan sistem ketubuhan (Satiadarma, 2000). Kecemasan menggambarkan
perasaan siswa bahwa sesuatu yang tidak dikehendaki akan terjadi. Hal yang tidak dikehendaki
misalnya siswa tidak dapat menampilkan tugas geraknya dengan baik, guru dipandang demikian
superior sehingga ia akan dihukum dengan kegagalannya, kegagalan akan menyebabkan dirinya
dicemooh oleh teman-teman dan seterusnya membentuk kecemasan berantai.
e) Sumber Kecemasan
Sumber kecemasan dapat dibedakan atas dua macam yaitu: (1) Sumber kecemasan dari dalam diri, (2)
sumber kecemasan dari luar diri.
Sumber kecemasan dari dalam diri, ragam penyebabnya yaitu, 1) siswa menghadapi kesulitan
mengikuti tugas-tugas gerak yang diberikan guru
f) Gejala-gejala kecemasan
Sumber-sumber pencetus kecemasan siswa harus diketahui oleh pihak yang berkompeten sedini
mungkin agar kecemasan yang dirasakan dapat diminimalkan. Siswa yang merasakan kecemasan
yang berlebihan akan menunjukkan prestasibelajar yang tidak akan maksimal. Gejala-gejala
kecemasan perlu dikenali, gejala-gejala tersebut dibedakan atas dua macam (1) gejala fisik; (2) gejala
psikis.