Professional Documents
Culture Documents
Menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor 52 tahun 2009, Kursus tani merupakan
proses belajar mengajar yang diperuntukkan bagi para pelaku utama beserta keluarganya yang
diselenggarakan secara sistematis, teratur dan dalam jangka waktu tertentu. Anonima (2012)
menyatakan bahwa kursus tani adalah kegiatan belajar dan mengajar bagi para petani dalam
Kursus tani adalah suatu pertemuan yang ditujukan untuk pemecahan suatu permasalahan
yang timbul dalam usaha tani, yang memerlukan beberapa alternatif penanggulangannya dan
melibatkan para petani, tokoh masyarakat, kontak tani dan sebagainya di suatu daerah (Suparti,
2002). Dijelaskan lebih lanjut bahwa kursus tani perlu diadakan apabila masalah tersebut benar-
benar memerlukan perubahan perilaku petani itu sendiri, dalam memperoleh jawaban dan
Kursus Tani membekali sasaran dengan pengalaman belajar yang dapat digunakan untuk
yang berguna bagi pemecahan masalah atau pemenuhan kebutuhan di masa mendatang yang
Kegiatan kursus perlu menggunakan lebih dari satu jenis metode. Jumlah peserta yang
mengikuti kursus tani berkisar antara 20 – 30 orang, dan waktu pelaksanaannya disesuaikan
dengan tujuan yang ingin dicapai. Setelah kegiatan kursus berlangsung perlu dilakukan
bimbingan lanjutan, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan kursus tani
Rokhman (2012) menyatakan bahwa tujuan kursus tani adalah sebagai berikut :
c. Meningkatkan pengetahuan dan kecakapan wanita tani dalam membantu memecahkan masalah-
d. Menyiapkan pemuda-pemudi tani sebagai petani-petani yang dinamis dan terampil dimasa yang
akan datang.
e. Menumbuhkan calon-calon kontak tani-nelayan yang bersedia dan mampu menyebarluasklan
informasi untuk mengatasinya, penting dan menyangkut sebagian besar lapisan petani, hal ini
1. Efektif untuk menyebarkan pengetahuan dan keterampilan secara mendalam dan sistematis,
Pelaksanaan kegiatan kursus tani perlu dipersiapkan dengan baik terutama menyangkut
kondisi sosial, ekonomi dan budaya sasaran yang akan dijadikan sebagai peserta kursus,
perencanaan dan konsultasi dengan pemerintah daerah (Anonima, 2012). Teknik mempersiapkan
kursus tani meliputi meneliti keadaan petani (tradisi, norma), menganalisis masalah, menyiapkan
rencana kursus, konsultasi dengan kontak tani dan pemerintah daerah (Padmowihardjo, 1999).
Menurut Rokhman (2012), teknik pelaksanaan kursus tani dibedakan menjadi 3 tahap,
Rokhman (2012) menyatakan bahwa perencanaan kursus tani, meliputi kegiatan sebagai
berikut :
1) Menetapkan kebutuhan belajar, yang dapat ditempuh melaui berbagai cara antara lain: a)
informasi dari pejabat daerah, dan tokoh masyarakat setempat serta d) pertemuan/musyawarah
Meliputi empat aspek terdiri dari: sasaran didik, perilaku yang diubah, materi yang diajarkan dan
lingkungan.
Rokhman (2012) menyebutkan bahwa tahap pelaksanaan kursus tani meliputi kegiatan
sebagai berikut :
1) Persiapan :
diperlukan.
2) Pemberian pelajaran
Proses belajar dalam kursus tani berpedoman pada lima prinsip belajar, yakni: a) Belajar dengan
Evaluasi dilaksanakan sesuai dengan rencana. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaannya, antara lain: a) Isi evaluasi harus sesuai dengan rumusan tujuan belajar dan isi
bahan pelajaran yang telah diberikan, b) Evaluasi dikenakan sama dan merata terhadap semua
Kursus Tani (STTKT), karena : a) STTKT merupakan perangsang bagi setiap peserta untuk
peserta yang telah mendapatkannya, c) STTKT merupakan bukti bagi peserta untuk
Rokhman (2012) menyebutkan bahwa tahap pelaksanaan kursus tani meliputi kegiatan
sebagai berikut :
1) Evaluasi Lapangan
Evaluasi lapangan dilakukan untuk menilai efektivitas penerapan praktis darim kursus yang telah
dilaksanakan. Cara evaluasi dapat melalui wawancara, pengamatan lapangan, dan mengisi daftar
pertanyaan (kuesioner).
Kegiatan Evaluasi Penyelenggaraan Kursus Tani
2) Bimbingan lanjutan
Bimbingan lanjutan dilakukan setelah para lulusan kursus kembali ke daerah masing-masinng,
(a) Manfaat bimbingan lanjutan : a) Membantu para lulusan menerapkan secara tepat hasi
para lulusan, agar dapat menyebarluaskan pengetahuan, kecakapan serta ketrampilan yang
berkesinambungan antara penyuluh pertanian dengan para lulusan, d) Menjalin hubungan akrab
Bimbingan lanjutan dapat ditempuh melalui cara-cara : a) Menyediakan bahan bacaan berupa
buku, majalah, brosur, leaflet pertanian, kepada para lulusan secara teratur, b) Mengujungi
lulusan secarta teratur baik ke runah maupun ke tempat usaha taninya (anjang sana-anjang
Rokhman (2012) menyatakan bahwa keunggulan kursus tani adalah sebagai berikut :
a. Sangat efektif untuk mengajarkan pengetahuan dan keterampilan secara mendalam dan
sistematis.
d. Lulusan dapat dipakai sebagai kader untuk mendorong tumbuhnya kelompok tani.
a. Metode ini relatif mahal serta memerlukan persiapan dan pelaksanaan yang cermat.
b. Kurangnya sarana dan alat bantu pengajaran sering mengganggu tercapainya tujuan.
7. Evaluasi
Evaluasi penyuluhan pertanian merupakan suatu proses sistematis untuk memperoleh
informasi yang relevan dan mengetahui sejauh mana perubahan perilaku petani dan hambatan
yang dihadapi petani, sejauhmana efektivitas rancangan program penyuluhan pertanian dalam
Evaluasi dilakukan setelah semua proses pelatihan dilewati dengan menggunakan alat
evaluasi yang disiapkan sebelumnya (Ulum, 2010). Dijelaskan lebih lanjut bahwa hasil evaluasi
yang didapatkan akan digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan follow up yang akan
dijalankan pasca pelatihan. Untuk itu perangkat evaluasi yang valid dibutuhkan untuk dapat
mengukur dan memetakan kapasitas peserta, sehingga kegiatan follow up yang diberikan tepat
Evaluasi harus dilandasi oleh data atau fakta yang dapat dipercaya. Karena itu,
pengumpulan data/fakta harus dilakukan sebaik-baiknya dalam arti tepat (valid) dan teliti
1. Kriteria pendapat, yaitu kriteria yang didasarkan atas pendapat peserta pelatihan (melalui
3. Kriteria prilaku, yang didapat dengan menggunakan tes keterampilan atau mengamati secara
4. Kriteria hasil, yang dihubungkan dengan hasil yang diperoleh pasca pelatihan.
Reference :
Djumena, Nunu dkk. Program Latihan. Cetakan ke-empat. Universitas Terbuka, Jakarta. (Materi Pokok
LUHT 4331/2SKS/Modul 1-6).
Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press.
Surakarta.
Padmowihardjo, Soedijanto. 1999. Metode Penyuluhan Pertanian. Cetakan ke-dua. Universitas
Terbuka, Jakarta. (Materi Pokok LUHT 4230 / 3SKS / MODUL 1-9).
Suparti, Endah. 2002. Praktek Kerja Lapangan. Cetakan ke-empat. Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka, Jakarta. (Materi Pokok LUHT 4491 / 4SKS / Modul 1-12).