Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Cakupan ASI Eksklusif di Puskesmas Dawe yaitu 11,9%, droup out ASI
Eksklusif satu bulan pertama 65%. Study pendahuluan 70% karena produksi ASI
kurang. Upaya pemerintah belum optimal, diperlukan upaya alternatif untuk
meningkatkan produksi ASI dengan pijat oksitosin dan aromaterapi. Membuktikan
perbedaan efektifitas pijat oksitosin tehnik Effleurage, aromaterapi rose dan kombinasi
pijat oksitosin tehnik Effleurage dan aromaterapi rose terhadap kadar prolaktin.
Jenis penelitian quasy eksperimen rancangan non randomized controlled trial desain
pretest posttes control group. Jumlah sampel 40. Analisis data secara univariat,
bivariat dengan independent t test dan metode anova. Hasil berdasarkan analisis
bivariat menunjukkan rata – rata hormon prolaktin pada kelompok pijat 34,33 ng/
ml, sd 47,13 ng/ml. Kelompok aromaterapi rata – rata 45,04 ng/ml, sd 156,04 ng/ml,
kelompok pijat dan aromaterapi rata – rata 224,99 sd 145,45 ng/ml, kelompok kontrol
rata – rata 14,97 sd 155,17 ng/ml, p value 0,004 (p < 0,05) artinya ada perbedaan
bermakna rata rata kadar hormon prolaktin ketiga perlakuan. Pijat oksitosin tehnik
effleurage dan aromaterapi rose paling efektif terhadap peningkatan kadar hormon
prolaktin ( 95% CI 120,95-329,02 ; p value 0,008). Perlunya sosialisasi, penerapan,
dukungan, pelatihan serta kebijakan program manajemen laktasi di Dinas Kesehatan
Kabupaten tentang terapi komplementer kombinasi pijat oksitosin tehnik effleurage
dan aromaterapi rose.
Kata kunci : Pijat oksitosin tehnik effleurage, aromaterapi rose, kadar hormon prolaktin
1
Jurnal Ilmiah Bidan
ABSTRACT
2
Efektifitas Kombinasi Pijat Oksitosin
3
Jurnal Ilmiah Bidan
4
Efektifitas Kombinasi Pijat Oksitosin
rata – rata umur 25,9 tahun, dan tersebar ke 4 kelompok. Responden berdasarkan
antara 25,9 ± 2,07 (23tahun–27tahun). tingkat pendidikan terbanyak adalah
Kelompok aromaterapi umur termuda 20 pendidikan dasar yaitu 26 orang (65%)
tahun, tertua 35 tahun, rata – rata umur dengan p value 0,000 ada perbedaan rerata
27,6 tahun, dan tersebar antara 27,6 ± tingkat pendidikan pada ke 4 kelompok.
5,29 ( 22 tahun – 32 tahun ). Kelompok Responden berdasarkan pekerjaan
pijat dengan aromaterapi umur termuda terbanyak adalah tidak bekerja sebanyak
20 tahun, tertua 35 tahun, rata – rata umur 23 orang (57,5%) dengan p value 0,343
27 tahun, dan tersebar antara 27 ± 4,29 tidak ada perbedaan rerata pekerjaan
(22 tahun – 32 tahun). Kelompok kontrol pada ke 4 kelompok, sedangkan paritas
umur termuda 20 tahun, tertua 35 tahun, responden terbanyak multipara sebanyak
rata – rata umur 25 tahun, dan tersebar 21 orang (52,5%) dengan p value 0,752
antara 25 ± 5,63 (20 tahun – 35 tahun), tidak ada perbedaan rerata paritas pada
serta nilai signifikansi 0,645 artinya ke 4 kelompok. Hal ini berdasarkan tabel
tidak ada perbedaaan rerata umur pada sebagai berikut :
Tabel 1
Perbandingan karakteristik responden antar kelompok pada ibu post partum
normal di Desa Margorejo Tahun 2013
a
Independent t test
b
Chi Square
5
Jurnal Ilmiah Bidan
6
Efektifitas Kombinasi Pijat Oksitosin
Tabel 2
Perbandingan Kadar Hormon Prolaktin Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada
ibu post partum normal di Desa Margorejo Tahun 2013
No Variabel kadar Kelompok perlakuan P
hormon prolaktin Pijat (1) Aromaterapi(2) Kombinasi(3) Kontrol(4)
1 Sebelum
perlakuan (pre)
a. Mean±SD 288.69±171.8 334±142.56 183.7±104.79 374.97±135.09 0,027c
b. Min-mak 37-499 53.63-454.21 73.77-425.55 167.86-87.5
2 Sesudah
perlakuan (post)
a. Mean±SD 347.5 ± 146.4 409.58± 94.18 451.68 ±54.93 389.94± 14.8 0,153d
b. Min-mak 156.57-499.6 155.91-490.2 339.26-86.17 164.23-95.84
3 Pre – post
p value 0,017e 0,059e 0,005e 0,0575e
4 Rerata selisih
a. 1 vs 4 0,717a
b. 2 vs 4 0,673a
c. 3 vs 4 0,006a
d. 1 vs 2 0,838a
5 Rerata selisih
seluruh perlakuan
a. Mean±SD 34,33±47,13 45,04±156,04 224,99±145,42 14,97±155,17 0,004c
b. Min-mak -48,28-119,57 -293,19-327,52 13,53-412,13 -321,40-229,09
6 Efektifitas 6191-68,050 66,59-156,67 120,95-329,02 97,88-127,82 0,008g
perlakuan
95% CI
a
Independent t test e
Wilcoxon
c
Anova g
Post Hoc (Bonferoni)
d
Kruskal wallis
7
Jurnal Ilmiah Bidan
8
Efektifitas Kombinasi Pijat Oksitosin
penting untuk membantu mempercepat pada impuls syaraf yang dituju karena
supply/produksi ASI dan mencegah kulit akan menyerap minyak esensial,
terjadinya pembengkakan payudara aromaterapi merangsang reseptor
(engorgement). Bila bayi sudah lancar/ penciuman pada hidung serta pada
established menyusuinya, maka biarkan saat yang bersamaan terapi fisik dari
bayi menyusu on demand/tidak perlu pijat tehnik effleurage, mengakibatkan
dijadwal lagi seperti di awal-awal peredaran darah menjadi lancar, otot
kelahiran, sehingga kadar hormon relaksasi serta kondisi psikologis ibu
prolaktin meningkat. menjadi lebih nyaman, sehingga akan
Aromaterapi adalah satu memberikan kenyamanan pada bayi yang
cara pengobatan penyakit dengan disusui.18 Pijat oksitosin merangsang
menggunakan bebauan dari tanaman produksi oksitosin oleh kelenjar
yang harum, gurih, dan enak yang hipofise posterior (neurohipofise).
disebut minyak atsiri. Minyak atsiri Oksitosin memasuki darah dan
atau minyak esensial dapat diserap ke menyebabkan kontraksi sel-sel khusus
dalam tubuh melalui kulit atau sistem (sel-sel mioepitel) yang mengelilingi
penciuman. Aromaterapi terapi yang alveolus mammae dan duktus laktiferus.
dioleskan pada kulit akan diserap Kontraksi sel-sel khusus ini mendorong
melalui sistem integumen masuk ke ASI keluar dari alveolus melalui duktus
dalam sistem peredaran darah dan pada laktiferus menuju ke sinus laktiferus
waktu yang bersamaan reseptor bau dimana ia akan disimpan. Pada saat
pada hidung melalui neurotransmiter bayi menghisap ASI di dalam sinus
merangsang bagian otak yaitu amigdala tertekan keluar ke mulut bayi. Gerakan
dan hipokampus yang berfungsi sebagai ASI dari sinus ini dinamakan “Let
penyimpan emosi dan kenangan Down” atau pelepasan.6-15 Pada waktu
sehingga mempengaruhi kesehatan fisik, yang bersamaan merangsang kelenjar
emosional, dan mental.16 Walaupun adenohipofise sehingga prolaktin
terjadi peningkatan rata – rata kadar memasuki darah dan menyebabkan sel –
hormon prolaktin, namun metode sel acinus dalam alveolus memproduksi
aromaterapi yang dioleskan pada kulit ASI (prolaktin reflek).2,5,15,17 Pijat
kurang efektif bila tidak dikombinasikan aromaterapi telah terbukti memiliki efek
dengan pijat karena dapat daya serap positif dan sejalan dengan tujuannya,
oleh tubuh(kulit) kurang optimal. yaitu meningkatkan rangsangan
Kombinasi pijat oksitosin dan pada impuls syaraf karena kulit akan
aromaterapi adalah tindakan yang menyerap minyak esensial, aromaterapi
dilakukan pada ibu menyusui yang merangsang reseptor penciuman pada
berupa back massage pada punggung hidung serta pada saat yang bersamaan
ibu dengan menggunakan aromaterapi terapi fisik dari pijat, mengakibatkan
essential oil. Kombinasi dua terapi peredaran darah menjadi lancar, otot
ini akan meningkatkan rangsangan relaksasi serta kondisi psikologis ibu
9
Jurnal Ilmiah Bidan
menjadi lebih nyaman, sehingga akan dari ke tiga perlakuan. Analisis lebih
memberikan kenyamanan pada bayi lanjut membuktikan bahwa kelompok
yang disusui. yang berbeda secara signifikan adalah
Hormon prolaktin memegang kombinasi pijat dan aromaterapi dengan
peranan dalam proses laktasi, karena pijat, kombinasi pijat dan aromaterapi
aktifitas prolaktin dihambat oleh estrogen dengan aromaterapi, kombinasi pijat
dan progesteron yang kadarnya memang dan aromaterapi dengan kontrol, artinya
tinggi. Secara alami akibat lepasnya yang paling efektif terhadap peningkatan
plasenta dan kurang berfungsinya korpus kadar hormon prolaktin adalah kombinasi
luteum pada saat proses persalinan pijat oksitosin dan aromaterapi rose.
maka estrogen dan progesteron Pijat oksitosin merupakan reseptor
sangat berkurang, didukung dengan mekanik secara langsung pada kulit,
adanya isapan bayi yang merangsang sehingga secara simultan merangsang
puting susu dan kalang payudara, impul saraf aferen pada sistem limbik
akan merangsang ujung-ujung saraf sepanjang vertebra dan costa 5 – 6.
sensoris yang befungsi sebagai reseptor Rangsangan tersebut memberikan umpan
mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke balik pada kelenjar hipofise posterior
hipotalamus melalui medula spinalis dan (neurohipofise) sehingga oksitosin
mesensephalon menekan pengeluaran disekresi memasuki sistem peredaran
faktor-faktor yang menghambat sekresi darah. Oksitosin yang memasuki darah,
prolaktin dan sebaliknya merangsang menyebabkan kontraksi sel-sel khusus
pengeluaran faktor-faktor yang memacu yaitu sel-sel mioepitel yang mengelilingi
sekresi prolaktin. Faktor-faktor yang alveolus mammae dan duktus laktiferus.
memacu sekresi prolaktin akan Kontraksi sel sel mioepitel mendorong
merangsang adenohipofise (hipofise ASI keluar dari alveolus melalui duktus
anterior) sehingga keluar prolaktin. laktiferus menuju ke sinus laktiferus.
Hormon ini merangsang sel-sel alveoli Pada saat bayi menghisap ASI di dalam
yang berfungsi untuk membuat air sinus tertekan keluar ke mulut bayi.
susu. Kadar prolaktin pada ibu yang Aliran ASI dari sinus ini dinamakan “Let
menyusui akan menjadi normal 3 bulan Down” atau pelepasan.6-15 Pada waktu
setelah melahirkan sampai penyapihan yang bersamaan merangsang kelenjar
anak dan pada saat tersebut tidak akan adenohipofise (hipolamus part anterior)
ada peningkatan prolaktin walaupun sehingga prolaktin memasuki darah dan
ada isapan bayi, namun pengeluaran air menyebabkan sel – sel acinus dalam
susu tetap berlangsung. Pada ibu yang alveolus memproduksi ASI (prolaktin
melahirkan anak tetapi tidak menyusui, reflek). 15,17
kadar prolaktin akan menjadi normal Wewangian aromaterapi dapat
minggu ke 2-3. mempengaruhi kondisi psikis, daya
Ada perbedaan rata – rata kadar ingat dan emosi seseorang. Mekanisme
hormon prolaktin yang bermakna kerja perawatan aromaterapi dalam
10
Efektifitas Kombinasi Pijat Oksitosin
tubuh manusia berlangsung melalui dua Pusat penciuman ini hanya sebesar biji
sistem fisiologis, yaitu sistem sirkulasi buah delima pada pangkal otak yang
tubuh (penyerapan kulit) dan sistem mengandung sel – sel neuron. Sel neuron
penciuman. Aroma yang terkandung menginterpretasikan aromaterapi rose
di dalam minyak essensial dapat / bau dan akan mempengaruhi sistem
berpengaruh langsung terhadap otak limbik kemudian rangsangan dikirim
manusia melalui sistem penciuman atau ke hipotalamus. Aroma minyak esensial
diserap melalui kulit dan masuk sistem yang dihirup, merupakan molekul yang
peredaran darah.12 mudah menguap mengan dung unsur
Dr.Alan Huck (neurology psikiater aromaterapi ke puncak hidung. Rambut
dan Direktur Pusat Penelitian Bau dan getar berfungsi sebagai reseptor yang
Rasa di Chicago), bau berpengaruh menghantarkan pesan elektrokimia ke
langsung terhadap otak manusia, pusat emosi dan daya ingat seseorang.
mirip narkotika. Organ penciuman Selanjutnya mengantarkan umpan balik
merupakan sarana komunikasi alamiah ke seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi.
pada manusia. Organ penciuman Pesan yang diantarkan ke seluruh tubuh
merupakan satu – satunya indera perasa akan dikonversikan menjadi suatu aksi
dengan berbagai reseptor saraf yang dengan pelepasan substansi neurokimia
berhubungan langsung dengan dunia berupa perasaan senang, rileks, tenang,
luar dan merupakan saluran langsung suasana hati bahagia dan meningkatkan
ke otak akan meningkatkan gelombang intelektualitas.16-18 Mekanisme kerja
- gelombang alfa di dalam otak. aromaterapi melalui penyerapan kulit
Hanya sejumlah 8 molekul yang dapat mempengaruhi efek aromatik. Kulit
memacu impuls elektrik pada ujung kaya akan aliran darah dan kelenjar
saraf. Sedangkan secara kasar terdapat keringat yang mengatur lepasnya panas
40 ujung saraf yang harus dirangsang dari tubuh, membantu mengendalikan
sebelum seseorang sadar bau apa yang temperatur tubuh. Kulit juga berfungsi
dicium. Bau merupakan suatu molekul sebagai system pembuangan kecil : urea,
yang mudah menguap ke udara dan garam, dan air, keluar sebagai keringat.
akan masuk ke rongga hidung melalui Kulit juga mengurangi radiasi sinar
penghirupan sehingga akan direkam Ultraviolet (UV) dari matahari, dan sel-
oleh otak sebagai proses penciuman. sel epidermis menggunakan sinar UV
Proses penciuman terbagi tiga tahap ini untuk mensintesa vitamin D. Dan
yaitu tahap pertama penerimaan molekul pada akhirnya kulit berisi organ sensor,
bau oleh olfactory epithelium, yang bernama reseptor sensor (penerima
merupakan suatu reseptor yang berisi sensor), yang berhubungan dengan
20 juta ujung saraf, selanjutnya pada pangkal saraf.
tahap kedua bau ditransmisikan sebagai Aromaterapi yang dioleskan
suatu pesan ke pusat penciuman yang pada permukaan kulit akan diresorbsi
terletak pada bagian belakang hidung. oleh lapisan epidermis, sebuah jaringan
11
Jurnal Ilmiah Bidan
12
Efektifitas Kombinasi Pijat Oksitosin
13
Jurnal Ilmiah Bidan
14