Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Minyak goreng bekas atau yang lebih dikenal dengan minyak jelantah
adalah minyak limbah yang berasal dari jenis – jenis minyak goreng seperti
misalnya minyak jagung, minyak sayur, minyak samin, dan sebagainnya. Minyak
goerng bekas adalah minyak bekas pemakaian kebutuhan rumah tangga pada
umumnya, dapat digunakan kembali untuk keperluan kuliner akan tetapi bila
ditinjau dari komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa –
senyawa yang bersifat karsinogenik, yang terjadi selama proses penggorengan
(Wardani, 2014).
Tanda awal kerusakan minyak terbentuknya akrolein pada minyak goreng.
Akrolein ini menyebabkan rasa gatal pada tenggorokan pada saat mengkomsumsi
makanan yang digoreng menggunakan minyak goreng berulang kali. Akrolein
terbentuk dari hidrasi gliserol yang membentuk aldehida tidak jenuh atau akrolein
(Kataren, 2012).
CH2 – OH CH = O
Panas
+ H2O
CH – OH C =O
CH2 – OH CH2
Persyaratan
No Jenis Uji Satuan
Mutu 1 Mutu 2
1 Keadaan
Bau - Normal Normal
Rasa - Normal Normal
Warna - Putih, kuning Putih, kuning
pucat sampai pucat sampai
kuning kuning
2 Kadar air %b/b Maks 0,1 Mask 0,15
3 Bilangan asam mg KOH /g Maks 0,6 Maks 2
4 Bilangan Peroksida Mek O2 / Maks 10 Maks 10
Kg
5 Asam linoleat
(C18:3) dalam
% maks 2 maks 2
komposisi asam
lemak minyak
6 Cemaran logam
Timbal (Pb) mg/kg maks 0,1 maks 0,1
Timah (Sn) mg/kg maks 40,0/250* maks 40,0/250*
Raksa (Hg) mg/kg maks 0,05 maks 0,1
Selain SNI ada juga penggolongan kelas mutu minyak kelapa berdasarkan
rekomendasi Asia Pacific Coconut Community tahun 2006 adalah sebagai berikut
Refined Oil
Grade II
(Minyak yang sudah dimurnikan)
Gambar 3. Struktur kimia dari cis-asam lemak tak jenuh (asam oleat),
trans- asam lemak tak jenuh (asam elaidat) dibandingkan
dengan asam lemak jenuh (asam stearat)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
larutan divorteks.
4.2 Pembahasan
Minyak merupakan senyawa yang termasuk pada golongan lipid. Minyak
adalah trigliserida atau triasilgliserol yang berarti triester dari gliserol.
Berdasarkan asalnya,minyak dapat digolongkan menjadi dua yaitu minyak yang
dihasilkan tumbuh-tumbuhan (minyak nabati) dan hewan (minyak hewani), dan
minyak yang diperoleh dari kegiatan penambangan (minyak bumi) (Cocks, 1966).
Percobaan kali ini dilakukan pengujian Malondialdehid (MDA) pada
sampel minyak bekas/jelantah, dengan tujuan mengetahui tingkat kerusakan
minyak jelantah. Malondialdehid (MDA) merupakan suatu senyawa organik yang
sangat reaktif dan berpotensi mutagenik berupa produk sampingan dari
metabolisme lipid (lemak) dalam tubuh. Senyawa malonaldehid (MDA) ini sangat
menentukan kerusakan minyak, semakin besar kadar malonaldehid dalam minyak,
maka semakin tinggi nilai TBA. Jika nilai TBA tinggi, maka kualitas minyak
semakin turun atau semakin tinggi derajat ketengikannya (Sudarmadji, dkk 1997).
Menurut Rice Evan dkk (1991) dalam Chalid dkk (2008), uji TBA ini
secara tidak langsung dapat menentukan kadar radikal bebas pada oksidasi lipid.
Menurut Muchtadi (2012), menyatakan bahwa radikal bebas didefinisikan sebagai
suatu molekul, atom, atau beberapa grup atom yang mempunyai satu atau lebih
elektron yang tidak berpasangan pada orbital terluarnya.
Analisa kadar radikal bebas dalam praktikum ini dilakukan dengan
mengukur kadar MDA minyak jelantah percobaan dengan metode
spektrofotometri menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Metode ini didasarkan
pada reaksi antara kompleks MDA dengan TBA dalam suasana asam yang
membentuk kompleks MDA-TBA yang berwarna merah yang kemudian diukur
intensitasnya dengan spektrofotometer UV-Vis. Tujuan dilakukan uji TBA untuk
mengetahui adanya reaksi lebih lanjut pada lemak yang menyebabkan ketengikan.
Prinsip uji TBA berdasarkan atas terbentuknya pigmen berwarna merah sebagai
hasil dari reaksi kondensasi antara molekul TBA dengan molekul malonaldehid.
Lemak yang tengik akan bereaksi dengan asam thiobartiturat menghasilkan warna
merah. Intensitas warna merah menunjukkan derajat ketengikan dari minyak
tersebut. (Khotimah dkk, 2013).
Proses oksidasi lipid, selain malonaldehid (MDA) terbentuk juga radikal
bebas yang lain, tetapi radikal bebas tersebut mempunyai waktu paruh yang
pendek sehingga sulit diperiksa dalam laboratorium (Cherubini dkk, 2005 di
dalam Suwandi, T., 2012). Kemampuan TBA bereaksi dengan aldehida atau keton
karena adanya atom karbon nomor 5 (C-5) TBA yang reaktid (Guzman-Chozas
et.al., 1998). Rasio reaksi antara TBA dengan malonaldehida adalah 2 : 1
(Guzman-Chozas et.al., 1998).
Percobaan ini dilakukan dengan 20 mL sampel minyak bekas/jelantah
dimasukan ke dalam tabung reaksi, dilakukan secara duplo. Kemudian
ditambahkan 2 mL larutan TBA 0,37%. Larutan TBA 0,37% dibuat dengan
menimbang sebanyak 0,185 gram TBA powder, kemudian dilarutkan dengan HCl
0,25 N di dalam labu ukur sampai tanda tera. Pada percobaan ini ditambahkan
TBA, di mana penambahan TBA dan dilakukan pemanasan. Tujuan pemanasan
adalah agar TBA segera bereaksi dengan supernatan dan memberikan warna
merah yang menandakan bahwa mengandung malondialdehida (MDA). Berikut
ini reaksi kimia yang terjadi antara TBA dengan MDA :
Gambar 4. Pembentukan MDA-TBA
Minyak jelantah yang telah dicampur TBA 0,37% tersebut divorteks dan
dipanaskan selama 15 menit pada penangas air mendidih hingga membentuk dua
lapisan, setelah dipanaskan supernatan/filtrat yang berada di permukaan bawah
yang diambil kemudian dimasukkan dalam kuvet dan diukur absorbansinya pada
panjang gelombang 535 nm.
Senyawa 1,1,3,3-tetraetoksipropana (TEP) digunakan dalam pembuatan
kurva standar karena TEP dapat dioksidasi dalam suasana asam menjadi senyawa
aldehid yangdapat bereaksi dengan TBA (Conti et .al.,1991). Metode ini
merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk mengukur keberadaan
radikal bebas dan peroksidasi lipid, mempunyai kepekaan yang cukup tinggi,
mudah diaplikasikan untuk berbagai sampel pada berbagai tahap oksidasi lipid
dan biayanya (Nawar,1985).
Sebelum dilakukan pengukuran absorbansi dari sampel dilakukan
pengukuran terhadap larutan standar terlebih dahulu untuk mendapatkan kurva
kalibrasi. Sehingga didapatkan R2 = 0,9996. Nilai linearitas yang didapat sudah
mendekati 1. Hal ini menunjukan bahwa pengukuran yang dilakukan sudah
akurat. Persamaan regresi linier y = 79,52x + 0,0072. Kurva kalibrasi larutan
standar dapat dilihat pada Gambar 5.
http://iloaprilio.student.umm.ac.id.
Chalid., M. A., dan Jubaedah, I., 2008, Analisa Radikal Bebas Pada Minyak
Hidayatullah : Jakarta.
Cherubini, A., Ruggiero, C., Polidori, M.C., Mecocci, P., 2005, Potensial marker
Cocks, L., dan Rede, C. (1966). Laboratory Handbook for Oil and Fats Analylists.
Press,Jakarta
Frying Oil to Methyl Esters for Biodiesel. Journal of Oil Palm Research
Volume 18 .
Muchtadi, D., 2012, Pangan Dan Kesehatan Jantung, Alfabeta : Bandung Nawar,
Rice - Evans, C., Anthony, T.D., 1991, Techniques In Free Radical Research,
Elsevier
Liberty. Yogyakarta.
Suwandi, T., 2012, Pemberian Ekstrak Bunga Rosella Menurunkan Malonaldehid.
Pada Tikus Yang Diberi Minyak Jelantah, Pasca Sarjana Program Studi
Winarno, F. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta