You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Darah adalah suatu cairan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang
warnanya merah. Darah berfungsi sebagai alat pengangkut yaitu mengambil
oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh, mengangkut
karbondioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru, mengambil zat
makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan
tubuh, mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan
melalui kulit dan ginjal, sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit,
menyebarkan panas ke seluruh tubuh (Syaifuddin, 2006).
Pada tubuh orang dewasa sehat terdapat darah kira-kira 1/13 dari berat badan
atau empat sampai lima liter. Bila terjadi kehilangan darah dalam jumlah banyak
dan waktu singkat akibat perdarahan, pembedahan ataupun komplikasi dari
melahirkan, yang paling mendesak adalah mengganti cairan yang hilang dengan
segera. Transfusi sel darah merah dapat menjadi penting karena akan
mengembalikan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah (Syaifuddin, 2006).
Transfusi darah adalah proses pemindahan atau pemberian darah dari
seseorang (donor) kepada orang lain (resipien). Transfusi bertujuan mengganti
darah yang hilang akibat perdarahan, luka bakar, mengatasi shock,
mempertahankan daya tahan tubuh terhadap infeksi (Tarwoto, 2006).

1.2 Tujuan
1. Untuk melaksanakan dan menentukan golongan darah
2. Untuk mengetahui pemeriksaan hemoglobin dengan menggunakan Hb Diaspect
3. Melaksanakan uji dan menentukan golongan darah.

1.3 Prinsip
1. Terbentuk atau tidaknya penggumpalan pada darah ketika ditambah
agglutinin/serum (A,B,anti Rhesus).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Darah

Darah adalah komponen esensial mahluk hidup yang berfungsi sebagai


pembawa oksigen dari Paru-Paru kejaringan dan Karbon dioksida dari jaringan ke
Paru-Paru untuk dikeluarkan, membawa zat nutrien dari saluran cerna ke jaringan
kemudian menghantarkan sisa metabolisme melalui organ sekresi seperti Ginjal,
menghantarkan hormon dan materi-materi pembekuan darah.
Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam istilah A, B, O, tetapi
pada tahun 1990 dan 1901, Dr Landsteiner menemukan antigen (aglutinogen)
yang terdapat di dalam sel darah merah dan juga menemukan antibodi (aglutinin)
yang terdapat di dalam plasma darah. Atas dasar macam antigen yang ditemukan
tersebut.
Fungsi penggolongan darah manusia sangat besar manfaatnya, yaitu untuk
transfusi darah dan membantu penyelidikan tindak kriminal. Transfusi darah
adalah pemberian darah dari seseorang yang disebut dengan donor. Kepada orang
yang memerlukan yang disebut dengan resipien. Dalam proses transfusi darah
diusahakan agar aglutinogen pada darah donor tidak berjumpa dengan zat antinya
yang terdapat di dalam plasma darah resipien. Pada umumnya transfusi darah
dapat dilakukan dalam keadaan sebagai berikut : kecelakaan dan tubuh luka parah,
tubuh yang terbakar, penyakit kronis, kekurangan darah yang akut, pada saat
tubuh kehilangan banyak darah, misalnya pada waktu operasi (Prawirohartono,
1995).
Penggolongan darah penting dilakukan sebelum transfusi darah karena
pencampuran golongan darah yang tidak cocok menyebabkan aglutinasi dan
destruksi sel darah merah (Samsuri, 2004).

Darah adalah suatu cairan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah
yang warnanya merah. Darah berfungsi sebagai alat pengangkut yaitu mengambil
oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh, mengangkut
karbondioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru, mengambil zat
makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan
tubuh, mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan
melalui kulit dan ginjal, sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit,
menyebarkan panas ke seluruh tubuh (Syaifuddin, 2006).
Transfusi darah adalah proses pemindahan atau pemberian darah dari
seseorang (donor) kepada orang lain (resipien). Transfusi bertujuan mengganti
darah yang hilang akibat perdarahan, luka bakar,
mengatasi shock, mempertahankan daya tahan tubuh terhadap infeksi (Tarwoto,
2006).

a. Struktur Darah terdiri dari :


1. Plasma : Plasma darah terdiri dari air yang didalamnya terlarut berbagai
macam zat, baik zat organik maupun zat anorganik dan zat yang berguna
maupun zat sisa yang tidak berguna sehingga jumlahnya lebih kurang 7-10%.
Zat yang terlarut dalam plasma darah dapat dikelompokkan menjadi beberapa
macam, yaitu:
a) Zat makanan dan mineral, seperti glukosa, asam amino, asam lemak,
kolesterol, serta garam-garam mineral.
b) Zat-zat yang diproduksi sel, seperti enzim, hormon, dan antibodi.
c) Protein darah, yang tersusun atas beberapa asam amino, yaitu:
 Albumin, yang sangat penting untuk menjaga tekanan osmotik darah.
 Fibrinogen, sangat penting untuk proses pembekuan darah
 Globulin, untuk membentuk gemaglobulin, yaitu komponen zat kebal yang
sangat penting.
d) zat-zat metabolisme, seperti urea, asam urat, dan zat-zat sisa lainnya.
e) gas-gas pernapasan yang larut dalam plasma, seperti O2, CO2, dan N2.
Plasma ialah cairan darah (55%) sebagian besar terdiri dari air (95%), 7%
protein, 1% nutrient. Didalam plasma terdapat sel-sel darah dan lempingan
darah, Albumin dan Gamma globulin yang berguna untuk mempertahankan
tekanan osmotik koloid, dan gamma globulin juga mengandung antibody
(imunoglobulin) seperti IgM, IgG, IgA, IgD, IgE untuk mempertahankan
tubuh terhadap mikroorganisme. Didalam plasma juga terdapat zat/faktor-
faktor pembeku darah, komplemen, haptoglobin, transferin, feritin,
seruloplasmin, kinina, enzym, polipeptida, glukosa, asam amino, lipida,
berbagai mineral, dan metabolit, hormon dan vitamin-vitamin.
2. Sel-sel darah : kurang lebih 45% terdiri dari Eritrosit (44%), sedang sisanya
1% terdiri dari Leukosit atau sel darah putih dan Trombosit. Sel Leukosit
terdiri dari Basofil, Eosinofil, Neutrofil, Limfosit, dan Monosit.
Karakteristik darah :
a) Warna : Darah arteri berwarna merah muda karena banyak oksigen yang
berikatan dengan hemoglobin dalam sel darah merah. Darah Vena berwarna
merah tua / gelap karena kurang oksigen dibandingkan dengan darah Arteri.
b) Viskositas : Viskositas darah atau kekentalan darah ¾ lebih tinggi dari pada
viskositas air yaitu sekitar 1.048 sampai 1.066.
c) pH: pH darah bersifat alkaline dengan pHδ 7.35 sampai 7.45.
d) Volume : pada orang dewasa volume darah sekitar 70 sampai 75 ml/kg BB
atau sekitar 4 sampai 5 liter darah.
b. Jenis-jenis Sel Darah
1. Sel Darah Putih (Leukosit)
Leukosit dalam darah atau sel darah putih berperan sebagai sistem
imunitas tubuh. Jumlah dalam keadaan normal adalah 5000-10000 sel/mm3.
Leukosit terdiri dari 2 kategori yaitu granulosit dan agranulosit.
a) Granulosit yaitu sel darah putih yang didalamnya terdapat granula.
b) Agranulosit : merupakan bagian dari sel darah putih yang mempunyai 1 sel
lobus dan sitoplasmanya tidak mempunyai granula.
c) Sel Trombosit
Trombosit dalam darah berfungsi sebagai faktor pembeku darah dan
hemostasis ( menghentikan perdarahan ). Jumlahnya dalam darah dalam
keadaan normal sekitar 150.000 sampai dengan 300.000 /ml darah dan
mempunyai masa hidup sekitar 1 sampai 2 minggu atau kira-kira 8 hari.
c. Sel Eritrosit
Sel darah merah merupakan cakram bikonkaf dengan diameter sekitar 7.5
mikron, tebal bagian tepi 2 mikron dan bagian tengahnya 1 mikron atau
kurang, tersusun atas membran yang sangat tipis sehingga sangat mudah
diffusi oksigen, karbon dioksida dan sitoplasma, tetapi tidak mempunyai inti
sel. Eritrosit dapat mencapai umur 120 hari. Setiap harinya ada 1/120 x
5x5.1012 Eritrosit yang mati.
Sel darah merah yang matang mengandung 200-300 juta hemoglobin,
terdiri Hem merupakan gabungan dari protoporfirin dengan besi dan globin
adalah bagian dari protein yang tersusun oleh 2 rantai alfa dan 2 rantai beta
dan enzim-enzim seperti Glucose 6-phosphate dehydrogenase(G6PD).
Hemoglobin mengandung kira-kira 95% besi dan berfungsi membawa
oksigen dengan cara mengikat oksigen ( menjadi oksihemoglobin ) dan
diedarkan keseluruh tubuh untuk kebutuhan metabolisme.
d. Fungsi Darah
Darah merupakan jaringan penyokong istimewa yang mempunyai banyak
fungsi, yaitu:
1. Mengangkut oksigen dan karbondioksida dari alat pernapasan ke jaringan-
jaringan ke seluruh tubuh
2. Mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh
3. Mengangkut sisa-sisa metabolisme ke alat ekskresi
4. Mengedarkan hormon dari kelenjar hormon ke tempat yang membutuhkan
5. Alat Peredaran Darah

2.2 Hemoglobin
Hemoglobin adalah protein yang terdapat pada sel darah merah. Berfungsi
sebagai pengangkut oksigen dari Paru-Paru dan dalam peredaran darah untuk
dibawa ke jaringan dan membawa karbon dioksida dari jaringan tubuh ke Paru-
Paru.
Struktur Hemoglobin terdiri atas dua unsur utama yaitu :
a. Besi yang mengandung pigmen Hem
b. Protein Globin, seperti halnya jenis protein lain, globin mempunyai rantai
panjang dari asam amino. Ada empat rantai globin yaitu alpha (α ), beta (β),
delta (δ) dan gamma (ð), dan enzim-enzim spt G6PD
Ada tiga jenis Hemoglobin yaitu :
 HbA merupakan mayoritas dari hemoglobin orang dewasa, mempunyai
rantai globin 2 alfa dan 2 beta.
 HbA2 merupakan minoritas dari hemoglobin orang dewasa, mempunyai
rantai globin 2 alfa dan 2 beta.
 HbF merupakan hemoglobin fetal, mempunyai rantai globin 2 alfa dan 2
gamma. Saat bayi lahir 2/3 jenis hemoglobinnya adalah jenis hemoglobin
HbF dan 1/3nya adalah HbA. Menjelang usia 5 tahun menjadi HbA > 95
%, HbA2 < 3.5 % dan HbF < 1.5%.

Hemoglobin mengandung kira-kira 95% Besi (Fe) dan berfungsi membawa


oksigen dengan cara mengikat oksigen menjadi Oksihemoglobin dan diedarkan
keseluruh tubuh untuk kebutuhan metabolisme. Disamping Oksigen, hemoglobin
juga membawa Karbondioksida dan dengan Karbon monooksida membentuk
ikatan Karbon Monoksihemoglobin (HbCO), juga berperan dalam keseimbangan
ph darah.

Sintesis hemoglobin terjadi selama proses Eritropoisis, pematangan sel darah


merah akan mempengaruhi fungsi hemoglobin. Proses pembentukan sel darah
merah (Eritropoeisis ) pada orang dewasa terjadi di sumsum tulang seperti pada
tulang tengkorak, vertebra, pelvis, sternum, iga, dan epifis tulang-tulang panjang.
Pada usia 0-3 bulan intrauterine terjadi pada yolk sac, pada usia 3-6 bulan
intrauterine terjadi pada hati dan limpa. Dalam proses pembentukan sel darah
merah membutuhkan bahan zat besi, vitamin B12, asam folat, vitamin B6 (
piridoksin ), protein dan faktor lain. Kekurangan salah satu unsur diatas akan
mengakibatkan penurunan produksi sel darah sehingga mengakibatkan Anemia
yang ditandai dengan Kadar hemoglobin yang rendah/kurang dari normal.
Metode Pemeriksaan Hemoglobin

Ada beberapa cara pemeriksaan hemoglobin diantaranya adalah :

1. Pemeriksaan Hb cara Sahli , metode ini sekarang sudah banyak ditinggalkan


karena tingkat kesalahannya yang tinggi.
2. Pemeriksaan Hb metode Cyanmethemoglobin, yaitu cara pemeriksaan
hemoglobin dengan menggunakan larutan Drabskin dan diukur dengan alat
spektrofotometer pada panjang gelombang tertentu.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan bahan


A. Penentuan Golongan Darah
Alat :
1. Kartu tes golongan darah (jika tidak ada bisa diganti dengan objek glass)
2. Kapas
3. Blood lancet
4. Auto lancet
5. Darah kapiler
6. Paket golongan darah

Bahan :

1. Alkohol 70%
2. Aglutinin a (serum alfa)
3. Aglutinin b (serum beta)
4. Aglutinin d (anti rhesus)
B. Pemeriksaan Hemoglobin Diaspect
Alat dan Bahan :
1. Alat Diaspect
2. Kuvet
3. Blood Lancet
4. Alkohol pad (alkohol swab)
5. Tissue
3.2 Posedur Kerja
A. Penentuan Golongan Darah
1. Siapkan kartu uji kertas golongan darah object glass yang telah diberi
nomor 1-4
2. Sterilkan salah satu ujung jari dengan kapas yang telah dibasahi dengan
alkohol 70%
3. Tusukkan lancet dengan hati-hati dan mantap ke ujung jari yang telah
steril, lalu tekanlah ujung jari hingga darah keluar
4. Teteskan darah pada kartu uji/kertas golongan darah/object glass sebanyak
4 kali pada tempat yang berbeda sesuai nomor
5. Teteskan aglutinin a (serum alfa) sebanyak 1 tetes pada sampel darah
pertama, lalu aduklah dengan gerakan memutar menggunakan tusuk gigi.
Amatilah apa yang terjadi.
6. Lakukan langkah nomor 5 untuk aglutinin b (serum beta) dan aglutinin D
(anti rhesus).

Catatan :

1. Buanglah lancet setiap kali habis digunakan! Jangan gunakan lancet untuk
lebih dari orang
2. Jangan sampai keliru memasukkan tuutp (pipet) serum alfa ke botol serum
beta dan sebaliknya.

B. Pemeriksaan Hemoglobin Diaspect


1. Bersihkan ujung jari dengan kapas yang telah dibasahi alkohol (alkohol
swab)
2. Tusuk ujung jari dengan blood lancet hingga keluar darah
3. Bersihkan darah yang keluar satu kali
4. Kemudian kuvet diletakkan diatas tetesan darah yang ke-2
5. Masukkan kuvet kedalam alat diaspect
6. Ditunggu (±15 detik) hingga keluar skala pembacaan pada alat diaspect
DAFTAR PUSTAKA

Amri, Azalista. 2013. Laporan Pemeriksaan Darah. Situs


web:http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&c
ad=rja&ved=0CC4QFjAB&url=http%3A%2F%2Fimamri.wordpress.com%2Ftag
%2Faglutinasi%2F&ei=qHazUrvyLYyzrgfYqIGYDA&usg=AFQjCNGm6EWX
CBj8RVqoegEzb-F9t09ztA (Akses : 20 Desember 2013)
Anonim a. 2011. Chapter I Darah. Universitas Sumatera. Situs
web:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21754/4/Chapter%20I.pdf (A
kses: 6 Oktober 2013)
Dewi, Sari. 2009. Sistem Peredaran Darah Manusia. Situs web:
aas07.files.wordpress.com/2009/06/sistem-peredaran-darah-manusia2.pdf (Akses:
6 Oktober 2013)
Nugraha, Eka. 2010. Fisiologi Darah. Situs web:
file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/195903041987031-
EKA_NUGRAHA/FISIOLOGI_DARAH_new.pdf (Akses: 6 Oktober 2013)
Onysuci. 2010. Tinjauan Pustaka Darah. Situs web:
digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i.pdf
(Akses : 6 Oktober 2013)
Setiawan, Eka. 2013. Laporan Praktikum Afister. Situs
web:http://ekasetiawanfapetunja.blogspot.com/2013/04/laporan-praktikum-
afister.html(Akses: 20 Desember 2013)

You might also like