You are on page 1of 9

NOMOR HADIR : 21

MATA PELATIHAN : NASIONALISME

NAMA PELATIHAN : A-3 TH 2019

KASUS 1

Best practice advokasi kebijakan daerah perspektif difabel: pengalaman PPRBM solo

Tugas :

Penerapan dimensi – dimensi kualitas pelayanan menurut gasperz dan arif faizal dan sujudi

a. Dilingkungan keluarga
 Memberikan kasih sayang yang sama kepada setiap anak tanpa pilih kasih
b. Dilingkungan masyarakat

Lingkungan pendidikan

 Mendapatkan bimbingan dan perhatian khusus dari guru


 Memberikan fasilitas khusus demi kemudahan siswa difabel dalam beraktifitas

Tempat kerja

 Memberikan kemudahan atau keringanan dalam pekerjaan serta memberikan hak


dan kewajiban yang sama terhadap kaum difabel

Pemukiman

 Memberikan rasa aman dan nyaman serta bersikap ramah kepada penyandang
disabilitas

Tempat umum

 Memberikan fasilitas khusus kepada penyandang disabilitas di temat umum


seperti lift khusus disabilitas dan trotoar khusus disabilitas
c. Bidang pelayanan

Kesehatan

 Bebas mengutarakan keluhan penyakit tanpa ada intimidasi dan diskriminasi


 Mendapatkan pelayanan yang ramah serta mendapatkan informasi yang jelas dari
dokter
 Memberikan kemudahan kepada pasien dalam mendapatkan pelayanan kesehatan

Pendidikan

Membentuk layanan disabilitas didunia pendidikan seperti menyediakan kursi khusun


untuk penyandang disabilitas

Mata pencarian

 Menghargai dan memberikan kemudahan serta menghormati hak-hak dari


penyandang disabilitas dalam pekerjaan

Sosial

 Terciptanya lingkungan yang ramah tanpa membeda-bedakan penyandang difabel


 Penyandang difabel diberikan kesempatan yang sama dalam menyampaikan
pendapat

Pemberdayaan

 Adanya pelatihan keterampilan khusus bagi penyandang difabel sehingga mereka


bisa terjun dalam masyarakat

Advokasi

 Adanya peraturan daerah yang mengatur hak – hak penyandang difabel baik
ditempat umum, sekolah maupun dalam lingkungan kerja
 Memberikan kemudahan kepada penyandang difabel dalam mendapatkan
pelayanan hukum

KASUS 2

Best practice : Strategi Penataan PKL di Kota Bandung

Tugas :

1. Identifikasikan tahap dan langkah operasional penataan PKL di Kota Bandung (


Persiapan, pelaksanaan, tindak lanjut )
 Persiapan , pemerintah kota bandung membentuk peraturan daerah no 4 Tahun 2011
tentang penataan dan pembinaan pedagang kaki lima pasal 24 ayat 1 dan 2. Setelah
itu peraturan daerah tersebut disosialisasikan kepada masyarakat dengan cara
pemasangan spanduk dilokasi zona merah kawasan terlarang PKL serta
pemberitahuan di media cetak
 Pelaksanaan, menyiagakan personel Pol PP di sekitar zona yang dilarang ditempati
PKL
 Tindak lanjut, melakukan persidangan kepada pelanggar dan memberikan sangsi
terhadap pelanggar sesuai dengan perda yang berlaku yaitu denda senilai 1 juta rupiah
2. Diskusikan kemampuan integritas menurut Hutson yang dibutuhkan personil Pol PP
dalam melaksanakan strategi penataan PKL di Kota Bandung
 Mempertahankan keyakinan secara terbuka dan berani. Walikota harus
menjelaskan secara tugas yang dijalani oleh anggota Pol PP serta resiko yang
dijalani dari tugas tersebut
 Mendengarkan kata hati dan menjalankan prinsip – prinsip hidup, bahwa tugas
yang dijalankan Pol PP bertujuan baik untuk kenyamanan dan ketertiban kota.
 Bertindak secara terhormat dan benar. Petugas diharapkan tidak bertindak anarkis
terhadap pelanggar
 Personil yang menjaga dan membangun reputasi baik

KASUS 3

Kabupaten Bantaeng : Inovasi Membangun Sektor Pendidikan

Tugas : Identifikasi

1. Masalah pendidikan di Kabupaten Bantaeng

Jawaban :

Adanya kebijakan yang tidak mengarah pada pengelolaan proses belajar mengajar yang
professional dan beban guru kelas yang terlalu berat. Hal itu disebabkan mutu tenaga edukasi
dan kepala sekolah sebagai ujung tombak pelaku pendidikan dilapangan masih rendah. Tak
hanya itu saja rendahnya tingkat kesehatan, belum tuntasnya penanganan anak – anak yang
bersal dari orang tua miskin untuk mendapatkan pelayanan pendidikan, masih banyaknya
anak yang tidak berakte kelahiran sehingga penerimaan siswa tidak mendukung APM (
angka partisipasi murni ) dan belum terimplementasinya good governance di tingkat sekolah,
juga kendala memajukan dunia pendidikan

2. Strategi Pelaksanaan Program

Jawaban :

 Menjaring permasalahan, membuat skala prioritas, memvalidasi data, merumuskan


kebijakan program dan kegiatan
 Melakukan sosialisasi sekaligus menentukan mitra kerja dalam penyelesaian masalah

3. Hasil yang dicapai

Jawaban :

Hasil yang dicapai dalam pelaksanaan program tersebut yaitu APM/APK menigkat
hingga rata – rata 8,7% per tahun, putus sekolah dapat ditekan 10 % pertahun

4. Manfaat program

Jawaban :

 Kerjasama yang erat dengan seluruh stakeholder untuk diloibatkan dalam proses
pengambilan keputusan
 Dengan menerapkan MBS, dukungan masyrakat terhadap pendidikan semakin
menigkat
 Adanya komitmen pada pendidikan, kabupaten bantaeng telah menjadi contoh dalam
proses belajar – mengajar

5. Dampak program

Jawaban :

Kekurangan guru teratasi hingga mencapai perbandingan guru dan siswa 1:21 Sudah
220 guru yang dalam proses perkuliahan di Universitas Terbuka, Unismuh dan UNM
untuk siap disertifikasi di tahun 2007 dan tahun 2008 dan program ini akan terus
berlanjut.

Transparansi RAPBS mendorong peningkatan dukungan masyarakat kepada sekolah


dalam hal ini dukungan pendanaan dan sumber daya lainnya. Adanya dukungan DPRD
dan Bappeda menyebabkan anggaran pendidikan di Kabupaten Bantaeng dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan.

Penerapan MBS juga mendorong sekolah dalam berinisiatif untuk menyusun program
yang partisipatif.

6. Apa langkah – langkah dan terobosan ( inovasi )

 Perubahan guru kelas menjadi guru bidang studi di SD untuk kelas IV, V dan VI,
memungkinkan meringankan beban kerja dan terjadinya spesialisasi dalam rangka
mempercepat peningkatan mutu.
 Penerbitan akte kelahiran secara gratis bagi anak sekolah, agar aturan tentang anak
usia sekolah memasuki sekolah dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sehingga
APM (angka partisipasi mutu) berangsur-angsur dapat diatasi.
 Diberikan dana sehat untuk Wajar Dikdas (Pendidikan Dasar) agar kesehatan anak
terkontrol, sehingga motivasi anak dalam mengikuti proses belajar mengajar dapat
meningkat (kerjasama dengan Puskesmas terdekat).
 Diberikan dana subsidi bagi siswa yang tidak mampu untuk dibebaskan dari segala
biaya pendidikan dan meringankan beban anak yang lain yaitu:SD/MI mulai tahun
2003 @ Rp. 6.000 / bulan / siswa SMP/MTs mulai tahun 2004 @ Rp. 10.000/bulan
dan siswa SMA/MA/SMK mulai tahun 2007 @ Rp. 60.000/bulan /siswa
 Segera melakukan perbaikan manajemen sekolah dengan menerapkan Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS).
 Menggelar gerakan Wajib Belajar 12 tahun sekaligus memberikan bantuan bagi anak-
anak usia sekolah yang miskin yang belum sekolah dan putus sekolah serta
membebaskan dari iuran komite.
 Mengangkat guru kontrak daerah sebanyak 130 orang dimulai tahun 2002/2003. Hal
ini dapat menanggulangi kekurangan guru pada atau pendidikan yang kekurangan
guru.
 Melakukan peningkatan kualitas pendidik melalui program kemitraan dengan
Perguruan Tinggi serta peningkatan kualitas guru melalui pelatihan.

TUGAS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DENGAN KISAH TELADAN

SILA DALAM PANCASILA KISAH TELADAN IMPLEMENTASI NILAI-NILAI


PANCASILA

Kemanusian 38-40 57-59

a. Aktor
1. Ibu Rabiah lahir di Sigeri, Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), 29 Juni 1957.
Setamat SMP, ia melanjutkan sekolah di Penjenang Kesehatan (PK), sekolah kesehatan
setingkat SPK. Masuk ke PK pada 1975-1976.Lulus PK, April 1977, Ibu Rabiah jadi
pegawai negeri sipil di Puskesmas Liukang Tanggaya, Pulau Saputan, Kecamatan Liukang
Tanggaya, Kabupaten Pangkep. Status itu masih disandangnya hingga kini. Di Puskesmas
Liukang Tanggaya, wilayah kerjanya meliputi 25 pulau. Di antaranya, Pulau Sumanga,
Saelo, Satanga, dan Kapoposan Bali
2. Wapres M Jusuf Kalla
3. Kick Andy

b. Rumusan Masalah
1. Perjalanan yang sangat berisiko dengan selalu mengarungi lautan yang sering kali tidak
ramah bahkan pernah perahu beliau bocor dan terdampar dipulau karang kapas tujuh hari
tujuh malam dengan konsumsi sangat terbatas
2. Gaji yang diterima tidaklah besar dan tidak ada jaminan asuransi

1. Bentuk Penerapan Terhadap Nilai-Nilai Nasionalisme


Bentuk penerapan nilai-nilai dalam kisah ini adalah

a. Ibu Rabiah bekerja sebagai pelayanan dan tanggung jawab kepada masyarakat. Ia
memandang bahwa mereka juga saudara kita dan rakyat Indonesia berhak untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan. Seperti yang ia katakan suatu waktu “Tidak ada yang
boleh meninggal karena melahirkan dan tidak ada pula yang boleh meninggal karena diare”.
b. Ibu Rabiah Walaupun hasil gaji yang diterima tidaklah besar dan tidak ada jaminan asuransi,
namun Ia tetap mengabdikan dirinya untuk membantu pasien yang membutuhkan jasanya.
c. Ibu Rabiah harus berbagi nasi yang dimasak dari beras seliter untuk 14 orang per hari ketika
beliau terdampar dipualau karang kapas
d. Keberanian ibu rabiah ketika harus memberikan cairan infus yang sudah kadaluarsa lima
tahun kepada pasiennya Di Pulau Sapuka, penyakit diare mewabah dan persediaan cairan
infus sudah habis, sementara satu pasien dalam kondisi sekarat setelah itu alhamdulillah
pasiennya mulai sehat
e. Wapres M Jusuf Kalla sanagt mengapresiasi kinerja beliau dengan memberikan hadiah
berupa uang 200 juta
f. Kick Andy mengakat acara ini agar semua masyarakat indonesia tahu bahwa masih ada
orang yang mau berjuang tanpa pamrih dan mengharapkan apapun

2. Dampak Jika Nilai-Nilai Nasionalisme Tidak Diterapkan


a. Banyaknya masyarakat kepulauan yang meninggal dunia karena penyakit diare dan
melahirkan
b. Banyak masyarakat tidak mendapatkan pelayan sebagaiman mestinya
c. Kurangnya semangat etos kerja
d. Banyak orang tidak tahu akan perjuangan seseorang
e. Terjadinya kesenjangan sosial
f. Deskriminatif
g. Peraturan tidak berjalan sebagaiman mestinya
4. . Gagasan Alternatif Pemecahan Masalah

1. Penanaman kembali nilai-nilai nasioanlisme sebagai ASN ( rasa tanggung jawab, moralitas,
bekerja sungguh-sungguh, disiplin)

2. Memberi anggaran lebih terhadap daerah terpencil seperti di daerah ibuk rabiah

5. Konsekuensi Penerapan Setiap Gagasan Pemecahan Masalah

1. Dengan penenaman kembali nilai-nilai nasionalisme ASN, maka terbentu ASN yang
memiliki rasa nasionalisme yang kuat dan integritas yang kuat agar bisa melayani dengan
mengedepankan tugasnya sebagai pelayanan masyarakat, pelaksana kebijakan dan
pemersatu bangsa
2. Dengan memberi anggaran lebih bisa membuat pelayanan publik lebih mencukupi untuk
melayani masyarakat
3. Dengan memberi anggaran lebih bisa menambah tenaga medis disetiap daerah atau pulau
SILA DALAM PANCASILA KISAH TELADAN IMPLEMENTASI NILAI-NILAI
PANCASILA

Keadilan sosial 87-88 85-86

A. AKTOR
1. Mar’ie Muhammad, Menteri Keuangan pada masa Orde Baru

B. RUMUSAN MASALAH

pendapatan Mar’ie Muhammad menurun setelah manjadi Dirjen pajak dibandingkan


sebelumnya menjadi direktur pembina BUMN

C. BENTUK PENERAPAN TERHADAP NILAI-NILAI NASIONALISME

 Mar’ie tampak saat menjadi Dirjen Pajak tahun 1988-1993. Jabatan tersebut tidak lantas
membuatnya hidup mewah.
 Selama menjabat ia tidak meminta fasilitas macam-macam, tapi lebih memilih
menunjukkan kinerja.

D. DAMPAK JIKA NILAI NASIONALISME TIDAK DITERAPKAN

 bisa saja akan terjadi mengambil keuntungan sendiri dengan melakukan korupsi dan
pencucian uang
 masyarakat semakin susah karena pelayanan yang seharusnya tidak didapatkan sebagai
mana mestinya
E. GAGASAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Penanaman kembali nilai-nilai nasioanlisme sebagai ASN ( rasa tanggung jawab, moralitas,
bekerja sung guh-sungguh, dan disiplin)

F. KONSEKUENSI PENERAPAN SETIAP GAGASAN PEMECAHAN MASALAH

Dengan penenaman kembali nilai-nilai nasionalisme ASN, maka terbentu ASN yang
memiliki rasa nasionalisme yang kuat dan integritas yang kuat agar bisa melayani dengan
mengedepankan tugasnya sebagai pelayanan masyarakat, pelaksana kebijakan dan pemersatu
bangsa

You might also like