You are on page 1of 13

TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN DAN

INDUSTRI

“Teknik Budidaya dan Morfologi Tanaman Kakao (Theobroma cacao


L.)”

Oleh:

JUMARDI
D1F116012

JURUSAN PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kakao (Theobroma cacao L.) telah dikenal di Indonesia sejak tahun 1560,
tetapi baru menjadi komoditi yang penting sejak tahun 1951. Kakao merupakan
tumbuhan tahunan (perennial) berbentuk pohon, di alam dapat mencapai
ketinggian 10m. Meskipun demikian, dalam pembudidayaan tingginya dibuat
tidak lebih dari 5m tetapi dengan tajuk menyamping yang meluas. Hal ini
dilakukan untuk memperbanyak cabang produktif. Kakao secara umum adalah
tumbuhan menyerbuk silang dan memiliki sistem inkompatibilitas-sendiri
(lihat penyerbukan). Walaupun demikian, beberapa varietas kakao mampu
melakukan penyerbukan sendiri dan menghasilkan jenis komoditi dengan nilai
jual yang lebih tinggi.
Di Indonesia, kakao mulia dihasilkan oleh beberapa perkebunan tua di
Jawa, seperti di Kabupaten Jember yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara
XII (Persero). Kultivar-kultivar penghasil kakao mulia berasal
dari pemuliaan yang dilakukan pada masa kolonial Belanda, dan dikenal dari
namanya yang berawalan "DR" (misalnya DR-38). Singkatan ini diambil dari
singkatan nama perkebunan tempat dilakukannya seleksi (Djati Roenggo, di
daerah Ungaran, Jawa Tengah). Kakao mulia berpenyerbukan sendiri dan berasal
dari tipe Criollo.
Produksi kakao telah meningkat dari 1,5 juta ton pada tahun 1983-1984
menjadi 3,5 juta ton pada tahun 2003-2004, hampir seluruhnya karena perluasan
area produksi daripada menghasilkan meningkat. Kakao ditanam baik oleh
perkebunan besar dan agroindustri produsen kecil, sebagian besar produksi
berasal dari jutaan petani yang memiliki beberapa pohon masing-masing.
Buah tumbuh dari bunga yang diserbuki. Ukuran buah jauh lebih besar
dari bunganya, dan berbentuk bulat hingga memanjang. Buah terdiri dari 5 daun
buah dan memiliki ruang dan di dalamnya terdapat biji. Warna buah berubah-
ubah. Sewaktu muda berwarna hijau hingga ungu. Apabila masak kulit luar buah
biasanya berwarna kuning.Biji terangkai pada plasenta yang tumbuh dari pangkal
buah, di bagian dalam. Biji dilindungi oleh salut biji (aril) lunak berwarna putih.
Dalam istilah pertanian disebut pulp. Endospermia biji mengandung lemak
dengan kadar yang cukup tinggi. Dalam pengolahan pascapanen, pulp
difermentasi selama tiga hari lalu biji dikeringkan di bawah sinar matahari.
Sebuah pohon mulai berbuah dan dipanen ketika tanaman sudah berumur
empat atau lima tahun. Sebuah pohon dewasa mungkin memiliki 6.000 bunga
dalam setahun, namun hanya sekitar 20 buah. Sekitar 300-600 bibit (kira-kira dari
10 buah) yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg pasta kakao.Sebagian besar
daerah produsen kakao di Indonesia menghasilkan kakao curah. Kakao curah
berasal dari kultivar-kultivar yang self-incompatible. Kualitas kakao curah
biasanya rendah, meskipun produksinya lebih tinggi. Bukan rasa yang diutamakan
tetapi biasanya kandungan lemaknya.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan msalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Tuliskan Klasifikasi Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) ?
2. Jelaskan Morfologi dari Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) ?
3. Jelaskan Sistem Budidaya Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui dan memahami Klasifikasi Tanaman Kakao


(Theobroma cacao L.).
2. Untuk mengetahui dan memahami Morfologi dari Tanaman Kakao
(Theobroma cacao L.).
3. Untuk mengetahui dan memahami Budidaya Tanaman Kakao (Theobroma
cacao L.).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.)

Menurut Wildan Hafsaki (2001). Kedudukan tanaman kakao dalam


taksonomi tumbuhan diklasifikasikan:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Malvales
Familia : Sterculiaceae
Genus : Theobroma
Spesies : Theobroma cacao L.

B. Morfologi Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.)

 Akar
Sistem perakaran kakao sangat berbeda tergantung dari keadaan tanah
tempat tanaman tumbuh. Pada tanah-tanah yang permukaan air tanahnya dalam
terutama pada lereng – lereng gunung, akar tunggang tumbuh panjang dan akar-
akar lateral menembus sangat jauh ke dalam tanah. Sebaliknya pada tanah yang
permukaan air tanahnya tinggi, akar tunggang tumbuh tidak begitu dalam dan akar
lateral berkembang dekat permukaan tanah.
Ukuran akar tanaman kakao untuk panjang lurus ke bawah kira-kira ± 15
meter dan akar untuk kesamping ± 8 meter. Akar tunggang ini berbentuk kerucut
panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang-cabang banyak dan bercabang cabang
lagi. Warna akarnya adalah kecoklatan. Perkembangan pada sebagian besar akar
lateral tanaman kakao berada pada dekat permukaan tanah.
 Batang
Tinggi tanaman kakao jika dibudidayakan di kebun maka tinggi tanaman
kakao umur 3 tahun mencapai 1,8 – 3 meter dan pada umur 12 tahun dapat
mencapai 4,5 – 7 meter. Tinggi tanaman tersebut beragam , dipengaruhi oleh
intensitas naungan dan faktor-faktor tumbuh yang tersedia. Tanaman kakao
bersifat dimorfisme, artinya mempunyai dua bentuk tunas vegetatif. Tunas yang
arah pertumbuhannya ke atas disebut dengan tunas ortotrop atau tunas air
(wiwilan atau chupon), sedangkan tunas yang arah pertumbuhannya ke samping
disebut dengan plagiotrop (cabang kipas atau fan).
Batang tanaman kakao memiliki jenis batang yang bercabang atau
memiliki banyak ranting yang tersebar di setiap mata batang tersebut. Batang
tanaman kakao memiliki warna batang yaitu coklat kehitaman, memiliki kulit
yang berkerang keras dan bergetah kekuningan, kulit dari batang tanaman ini
berserat-serat tebal dan kuat dan dapat digunakan sebagai pengikat.
 Daun
Sama dengan sifat percabangannya, daun kakao juga bersifat dimorfisme.
Pada tunas ortotrop, tangkai daunnya panjang, yaitu 7,5-10 cm sedangkan pada
tunas plagiotrop panjang tangkai daunnya hanya sekitar 2,5 cm. Tangkai daun
bentuknya silinder dan bersisik halus, bergantung pada tipenya. Salah satu sifat
khusus daun kakao yaitu adanya dua persendian (articulation) yang terletak di
pangkal dan ujung tangkai daunyang membuat daun mapu membuat gerakan
untuk menyesuaikan dengan arah datangnya sinar matahari.
Bentuk helai daun bulat memanjang (oblongus), ujung daun meruncing
(acuminatus) dan pangkal daun runcing (acutus). Susunan daun tulang menyirip
dan tulang daun menonjol ke permukaan bawah helai daun. Tepi daun rata, daging
daun tipis tetapi kuat seperti perkamen. Warna daun dewasa hijau tua bergantung
pada kultivarnya. Panjang daun dewasa 30 cm dan lebarnya 10 cm. Permukaan
daun licin dan mengkilap.
 Bunga
Tanaman kakao bersifat kauliflori. Artinya bunga tumbuh dan berkembang
dari bekas ketiak daun pada batang dan cabang. Tempat tumbuh bunga tersebut
semakin lama semakin membesar dan menebal atau biasa disebut dengan bantalan
bunga (cushioll).Daun mahkota panjangnya 6-8 mm, terdiri atas dua bagian.
Bagian pangkal berbentuk seperti kuku binatang (claw) dan bisanya terdapat dua
garis merah. Bagian ujungnya berupa lembaran tipis, fleksibel, dan berwarna
putih.
Bunga kakao mempunyai rumus K5C5A5+5G (5) artinya, bunga disusun
oleh 5 daun kelopak yang bebas satu sama lain, 5 daun mahkota, 10 tangkai sari
yang tersusun dalam 2 lingkaran dan masing-masing terdiri dari 5 tangkai sari
tetapi hanya 1 lingkaran yang fertil, dan 5 daun buah yang bersatu. Bunga kakao
berwarna putih, ungu atau kemerahan. Warna yang kuat terdapat pada benang sari
dan daun mahkota. Warna bunga ini khas untuk setiap kultivar. Tangkai bunga
kecil tetapi panjang (1-1,5 cm).
 Buah
Buah kakao berupa buah buni yang daging bijinya sangat lunak. Kulit
buah mempunyai sepuluh alur dan tebalnya 1 – 2 cm, Warna buah kakao sangat
beragam, tetapi pada dasarnya hanya ada dua macam warna. Buah yang ketika
muda berwarna hijau atau hijau agak putih jika sudah masak akan berwarna
kuning. Sementara itu, buah yang ketika muda berwarna merah, setelah masak
berwarna jingga (oranye).
Buah tanaman kakao berbentuk lonjong dengan ujung bawah berbentuk
lancip dan ujung atasnya terdapat batang buah. Buah tanaman kakao yang muda
memiliki warna hijau tua dan ada juga kakao yang memiliki warna buah
kemerahan. Dan warna buah kakao yang sudah matang memiliki warna hijau
kekuningan sampai kuning pekat. Kematangan yang baik untuk buah kakao
adalah yang berwarna hijau kekuningan.
 Biji
Biji tanaman kakao berbentuk lonjong dan pipih, biji tersebut memiliki
lender yang mengandung glukosa, biji inilah yang selanjutnya akan dikelolah dan
dijadikan serbuk coklat murni. Biji kakao tinggi akan berbagai giji yang banyak
gunanya untuk tubuh manusia. Serbuk kakao di produksi sebagai bahan
pembuatan berbagai makanan baik itu bahan pembuatan kue, maupun berbagai
cemilan yang di konsumsi masyarakat dunia.
Biji kakao selain untuk bahan pembuatan makanan, dapat juga digunakan
sebagai bibit kakao yang akan menghasilkan tanaman kakao yang baru. Untuk
mendapatkan bibit kakao yang baik sebagainya bibit kakao tersebut berasal dari
balai penelitian bibit di Indonesia. Selain untuk menjamin pertumbuhan
tanamannya yang baik juga dapat menjamin tingginya produktifitas hasil dari
perkebunan kakao yang di usahakan.

C. Teknik Budidaya Tanaman Kakao Lengkap

Kakao atau Theobroma cacao L adalah jenid tanaman pohon yang sangat
populer dengan olahan buahnya. Cokelat adalah olahan yang berasal dari biji
kakao. Kakao diduga berasal dari daratan Amerika dan tepatnya di Amerika
Selatan. Pohon kakao di alam bebas dapat mencapai ketinggian hingga belasan
meter. Namun untuk pohon kakao budidaya ketinggiannya hanya dibuat mencapai
5 meter saja karena untuk memaksimalkan produksi buahnya.
Indonesia adalah penghasil kakao terbesar ketiga di dunia dengan
kontribusi sebesar 13% dari kebutuhan dunia. Hal tersebut didukung karena lokasi
geografis Indonesia yang sangat cocok untuk budidaya kakao. Maka dari itu
sangat tidak heran petani di Indonesia sangat banyak yang membudidayakan
kakao.
 Syarat tumbuh tanaman kakao
1. Tanaman kakao tumbuh baik pada dataran rendah dengan ketinggian
maksimum 1200 mdpl
2. Tanaman kakao membutuhkan curah hujan berkisar 1100-3000 mm/tahun
3. Suhu ideal tanaman kakao yaitu 30-32 derajat celcius.
4. pH terbaik untuk tanaman kakao berkisar antara 6-7,5
 Persiapan Lahan
Budidaya kakao sangat mengharapkan tanah yang kaya akan nutrisi di
dalamnya. Pengolahan lahan dilakukan dengan membersihkan lahan dari gulma
dan kotoran yang mengganggu. Gunakan tanaman penutup tanah seperti jenis
tanaman polong-polongan. Pengolahan tanah budidaya kakao dapat dilakukan
dengan cara mekanis.
 Tanaman pelindung atau naungan
Tanaman pelindung dalam budidaya kakao sangatlah penting
kegunaannya. Kegunaan utama dari pohon pelindung yaitu melindungi tanaman
kakao dari paparan sinar matahari langsung. pohon pelindung juga berguna
sebagai peredam suhu maksimum pada musim kemarau yang dapat merusak
tanaman kakao. Kegunaan lainnya adalah sebagai penahan angina sebab daun
muda pada tanaman kakao sangat mudah rontok apabila angina yang kencang.
Pohon pelindung pada tanaman kakao sebaiknya ditanam 1 tahun sebelum
tanaman kakao ditanam. Tanaman penaung yang populer digunakan petani
kakao adalah pohon gamal, lamtoro, dan albazia.
 Pembibitan Tanaman Kakao
Tanaman Kakao dapat diperbanyak secara generatif dengan generatif dan
juga vegetatif. Perbanyakan secara generatif dapat dilakukan dengan penyemaian
biji kakao. Selain itu perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan
menggunakan stek ataupun okulasi.
 Kebutuhan Bibit Tanaman Kakao
Jumlah bibit tanaman kakao yang dibutuhkan sangat tergantung dengan
luas lahan tanaman kakao serta jarak tanaman yang akan digunakan. Pada jarak
tanam 2,5 x 2,5 m membutuhkan bibit sekitar 1600 hingga 1650 batang bibit.
Sedangkan untuk jarak tanam 3 x 3 m hanya membutuhkan bibit 1000 hingga
1100 batang.
 Penanaman Bibit Kakao
Sebelum masuk ketahap penanaman sebaiknya pastikan terlebih dahulu
bibit yang akan digunakan. Bibit kakao yang sudah siap untuk ditanam ke lahan
adalah bibit yang telah berumur 5 bulan. pada umur tersebut bibit sudah mencapai
ketinggian 50 cm dengan daun berjumlah 20-35 helai daun. Sedangkan batang
sudah berdiameter 8 mm.
Selanjutnya setelah semua hal tersebut dipastikan maka hal yang
selanjutnya harus dilakukan adalah membuat ajir tanaman dengan ketinggian 1 m.
Pengaturan jarak tanam harus disesuaikan dengan jumlah bibit yang sudah
disiapkan.
 Pemeliharaan Tanaman Kakao
Pada pemeliharaan tanaman kakao ada beberapa hal yang harus dilakukan
antara lain pemangkasan, penyiangan, pemupukan dan pengendalian hama dan
penyakit. Pemangkasan Tanaman Kakao Ada tiga tipe pemangkasan pada
budidaya kakao yaitu:
a) Pemangkasan Bentuk
Pemangkasan bentuk pada tanaman buah kakao bertujuan untuk
membentuk tajuk tanaman kakao. Budidaya tanaman kakao sangat tergantung
pada pertumbuhan cabang lateralnya sehingga pemangkasan cabang sangat
bertujuan untuk membentuk cabang-cabang lateral tersebut. Cabang-cabang
lateral adalah cabang yang akan memunculkan buah kakao.
Pemangkasan tahap pertama dilakukan dengan cara memangkas bagian
pucuk tanaman kakao yang telah berumur 4-6 bulan setelah tanam. pemangkasan
pucuk dilakukan pada ujung tunas paling atas hal tersebut dilakukan agar
meningkatkan pertumbuhan cabang samping. Setelah itu lakukan pemangkasan
tahap kedua setelah tanaman berumur 7-9 bulan. Pemangkasan bentuk tahap
kedua dilakukan dengan cara memotong cabang lateral dengan tinggi 50 cm dari
dasar tanah. Hal ini dilakukan untuk merangsang pertumbuhan cabang lateral
tersebut.
b) Pemangkasan Tunas Air
Pemangkasan tunas air pada pohon muda bertujuan untuk membentuk
pohon yang lebih kuat serta mengurangi cabang lateral yang tumbuh berlebihan.
Sedangkan pada tanaman tua pemangkasan ini bertujuan untuk memicu
pertumbuhan buah karena nutrisi yang seharusnya tersebar kecabang lateral dapat
terfokuskan pada pertumbuhan buah saja.
Pemangkasan ini dilakukan setiap 90 hari sekali setelah tanaman
dilakukan pemangkasan bentuk. Pemangkasan dilakukan pada cabang dengan
ketinggian 50 cm dari permukaan tanah. Selain itu pemangkasan juga dilakukan
pada tunas vertical yang tidak tumbuh.
c) Pemangkasan Sanitasi
Pemangkasan ini bertujuan untuk mengurangi resiko terserang hama dan
penyakit. Pemangkasan sanitasi akan memberikan sinar matahari yang masuk
pada tanaman lebih banyak dan juga sirkulasi udara lebih teratur. Pemangkasan
ini dilakukan setiap 4-5 bulan sekali dengan cara memotong cabang utama yang
dianggap mengurangi sirkulasi udara dan menghalangi cahaya matahari.
Pemangkasan ini juga bertujuan untuk meregenerasi cabang yang sudah tua
dengan cabang yang lebih muda.
 Penyiangan
Penyiangan harus dilakukan secara teratur agar pertumbuhan hama dan
penyakit dapat dicegah sejak dini. Penyiangan sebaiknya dilakukan setiap satu
bulan sekali. Penyiangan dilakukan dengan cara membersihkan tanaman liar yang
tumbuh disekitar wilayah pertanaman, dengan begitu unsur hara dapat maksimal
diserap oleh tanaman kakao dan bukan tanaman pengganggu.
 Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan cara ditugal dengan menggunakan pupuk
urea TSP dan KCl. Dosis pupuk sendiri ditetapkan berdasarkan umur tanaman.
Pemupukan pertama pada tanaman kakao dilakukan ketika tanaman telah berumur
2 bulan setelah tanam.
Umur 2 bulan: 15 kg urea, 15 kg TSP, 9 kg KCl
Umur 6 bulan: 15 kg urea, 15 kg TSP, 9 kg KCl
Umur 10 bulan: 25 kg urea, 25 kg TSP, 13 kg KCl
Umur 14 bulan: 30 kg urea, 30 kg TSP, 15 kg KCl
Umur 18 bulan: 30 kg urea, 30 kg TSP, 45 kg KCl
Umur 22 bulan: 30 kg urea, 30 kg TSP, 45 kg KCl
Umur 32 bulan: 160 kg urea, 200 kg TSP, 250 kg KCl
Umur 36 bulan: 140 kg urea, 250 kg TSP, 250 kg KCl
Umur 42 bulan: 140 kg urea, 200 kg TSP, 250 kg KCl
 Penen
Panen buah kakao sudah dapat dilakukan ketika buah telah berumur 5-6
bulan setelah bunga muncul. Buah kakao yang sudah dapat dipanen memiliki
warna yang kuning. Pemanenan dilakukan dengan cara memetik buah langsung
dari pohonnya dapat menggunakan pisau atau gunting buah yang tajam dengan
menyisakan 1/3 bagian tangkai buah pada pohon.
Setelah buah dipanen lakukan pemecahan buah untuk mengeluarkan
bijinya. Selanjutnya biji buah dilakukan pengeringan dengan cara dijemur.
Penjemuran ketika cuaca cerah dapat memakan waktu selama 2 hari. Setelah biji
kakao kering dapat dilakukan sortasi berdasarkan bentuk dan kualitas, setelah itu
buah barulah bisa dijual ke pengepul ataupun tengkulak,
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kakao merupakan salah satu komoditas andalan yang berperan penting


dalam perekonomian Indonesia. Besarnya minat masyarakat untuk
mengembangkan tanaman kakao terlihat nyata dengan banyaknya permintaan
benih serta pelatihan budidaya kakao. Kakao atau Theobroma cacao L.,
merupakan salah satu komoditas perkebunan yang cocok dengan kultur tanah dan
iklim di Indonesia. Tanaman ini termasuk golongan tumbuhan tropis.
Di Indonesia, kakao banyak tumbuh di daerah Sulawesi, Lampung, dan
Flores, Nusa Tenggara Timur. Maklum, di daerah tersebut banyak terdapat lahan
tidur yang cocok ditanami kakao. Indonesia adalah penghasil kakao terbesar
ketiga di dunia dengan kontribusi sebesar 13% dari kebutuhan dunia. Hal tersebut
didukung karena lokasi geografis Indonesia yang sangat cocok untuk budidaya
kakao. Maka dari itu sangat tidak heran petani di Indonesia sangat banyak yang
membudidayakan kakao.

B. Saran
Saran yang dapat saya sampaikan pada pembuatan makalh ini yaitu bahwa
dalam budidaya tanaman kakao itu harus memperhatikan teknik-teknik budidaya
yang baik sebagai langkah awal dalam pencegahan.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Sarmidi. 2005. Teknologi Pasca Panen Kakao Untuk Masyarakat


Perkakaoan Indonesia. BPPT Press: Jakarta.

Rubiyo dan Widi Amaria, 2013, Ketahanan Tanaman Kakao Terhadap Penyakit
Busuk Buah (Phytophthora palmivora Butl.), Sukabumi, Jurnal
Perspektif Vol. 12 No. 1/Juni 2013. Hlm 23-36.

Siregar, Tumpal dan Slamet Riyadi. 1898. Budidaya, Pengolahan dan


Pemasaran Cokelat. Penebar Swadaya: Jakarta.

Sunanto, Hatta. 1992. Budidaya Cokelat, Pengolahan Hasil, dan Aspek


Ekonominya. Kanisius: Yogyakarta.

Wahyudi T, dkk., 2008, Panduan Lengkap Kakao Manajemen Agribisnis Dari


Hulu Hingga Hilir, Depok, Penebar Swadaya.

You might also like