Professional Documents
Culture Documents
LATAR BELAKANG
2
Tabel 1. Jumlah Penduduk Wilayah Kecamatan Kresek Tahun 2018
4
2) Kepemilikan Sanitasi Dasar
Sanitasi Dasar adalah sanitasi mínimum yang diperlukan untuk
menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan yang
menitikberatkan pada pengawasan berbagai faktor lingkungan yang
mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Kepemilikan sarana sanitasi dasar
diwilayah BLUD Puskesmas Kresek meliputi:
a. Jamban Keluarga
Dari jumlah penduduk sebanyak 66.207 jiwa yang ada di Kecamatan
Kresek, jumlah penduduk yang menggunakan jamban keluarga sebanyak
46.402 jiwa (70.09%) terdiri dari 7.265 sarana leher angsa dan 12 sarana
komunal.
b. Akses Terhadap Air Bersih
Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas
(layak) menurut kecamatan dan puskesmas dari jumlah penduduk 66.207 Jiwa,
yang mendapat akses air bersih ada 57.792 Jiwa (87.29%), yang terdiri dari
sumur gali terlindung 1.332 jiwa, sumur bor dengan pompa 32.478 jiwa dan
pengguna PDAM sebanyak 23.982 jiwa.
3) Tempat Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengolahan Makanan (TPM)
Tempat tempat Umum (TTU) dan Tempat Umum Pengolahan
Makanan (TUPM) merupakan suatu sarana yang dikunjungi banyak orang dan
berpotensi menjadi tempat persebaran penyakit. TTU meliputi terminal, pasar,
tempat ibadah, statsiun, tempat rekreasi, dll. Sedangkan TUPM meliputi hotel,
restoran, depot air dll. TTU dan TPM yang sehat adalah yang memenuhi syarat
kesehatan yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan samah, sarana
pembungan air limbah (SPAL), ventilasi yang baik dan luas lantai ruangan
yang sesuai dengan jumlah pengunjung dan memiliki pencahayaan yang
cukup.
Jumlah Tempat-tempat Umum (TTU) yang ada di Kecamatan Kresek
sebanyak 57 unit, sedangkan TTU yang memenuhi syarat kesehatan 47 unit
(82.46%). Untuk Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) berjumlah 86 unit
TPM, sedangkan TPM yang memenuhi syarat kesehatan berjumlah 56 unit
5
(65.12%).
1.2.4 Keadaan Perilaku Masyarakat
Perilaku dapat diartikan sebagai suatu keadaan jiwa (berfikir,
berpendapat, bersikap) untuk memberikan respon terhadap situasi di luar
subyek yang dapat bersifat pasif (tanpa tindakan) atau aktif yaitu dengan
adanya tindakan. Komponen perilaku terdiri dari aspek pengetahuan, sikap dan
tindakan, dari mulai mengetahui lalu menerima atau menolak dan melakukan
tindakan sebagai perwujudan dari pikiran dan jiwa.
Untuk menggambarkan perilaku masyarakat yang berpengaruh
terhadap kesehatan digunakan indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) yang terdiri dari 10 indikator yaitu sebagai berikut:
1) Rumah Tangga Sehat
Jumlah PHBS Rumah Tangga yang dipantau 1.890 rumah, dari jumlah rumah
tangga tersebut yang yang ber-Prilaku Hidup Bersih dan Sehat hanya 1.264 rumah
tangga (66.88%) menunjukan bahwa persentase rumah tangga sehat di Kecamatan
Kresek masih kurang jika dibandingkan dengan standar pelayanan minimal (65 %).
2) ASI Ekslusif
Air Susu Ibu diyakini dan terbukti merupakan makanan bayi yang paling
tinggi manfaatnya bagi bayi dari semua aspek di Kecamatan Kresek dari berbagai
kegiatan seperti penyuluhan kepada ibu hamil pembentukan Kelompok Peminat
Kesehatan Ibu dan Anak (KPKIA), dari seluruh bayi 0 – 6 bulan yang ada sebanyak
800 bayi, sedangkan bayi yang diberi ASI Ekslusif mencapai 791 bayi (91.38%),
cakupan ini sudah melampaui target pencapaian dibandingkan dengan target capaian
kinerja minimal yaitu 80.00%.
3) Posyandu
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kepada masyarakat berbagai
upaya dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat dengan
Posyandu merupakan salah satu UKBM yang sangat populer. Posyandu
dikelompokkan menjadi Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri. Di Kecamatan
Kresek jumlah Posyandu ada 58 pos, terdiri dari Posyandu Pratama berjumlah 0
posyandu, Madya 57 Posyandu, Purnama 2 Posyandu dan Mandiri 0 posyandu. Dari
6
data tersebut Posyandu di wilayah Kecamatan Kresek masih di dominasi oleh Strata
Madya.
4) Polindes dan Poskesdes
Pondok Bersalin Desa (POLINDES) didirikan dengan tujuan untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak khususnya di wilayah pedesaan
yang jauh dari jangkauan pelayana kesehatan. Dalam upaya mendukung pelaksanaan
desa siaga di wilayah Kecamatan Kresek terdapat 3 polindes terdiri dari Polindes di
Desa Pasirampo dan Desa Jengkol, dan Polindes Desa Renged.
5) Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin
Dalam rangka meningkatkan jangkauan pelayanan masyarakat yang jauh
BLUD Puskesmas Kresek melaksanakan Puskesmas Keliling yang menjangkau 9
desa dilaksanakan setiap hari selasa dengan mobil puskesmas keliling.
7
1.3 Profil Puskesmas Kresek
Puskesmas adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang membina peran
serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan
terpadu di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok dan usaha kesehatan
integritas yang kegiatanya merupakan kegiatan lintas sektoral.
Puskesmas Kresek berupaya melaksanakan kegiatan pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat secara maksimal, sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan yang mengutamakan kepuasan pelanggan dengan
mengedepankan mutu setiap bidang pelayanan dan berupaya menjangkau
semua lapisan masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas dalam
memberikan pelayanan dan pembinaan kesehatan baik kegiatan dalam gedung
dan di luar gedung.
1.3.1 Visi dan Misi
Dalam menjalankan fungsinya, maka Puskesmas Kresek telah
menentapkan Visi, yaitu: “mewujudkan pembangunan kesehatan
bewawasan lingkungan menuju masyarakat kecamatan kresek sehat dan
mandiri”, dengan melaksanakan misi:
1) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara paripurna
2) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat secara terpadu
3) Meningkatkan upaya pencegahan penyakit
4) Meningkatkan sinergi kemitraan dengan sektor terkait
1.3.2 Moto
Motto Puskesmas Kresek adalah “BERSINAR” yang artinya adalah :
1) Bersih, Puskesmas bebas dari sampah lingkungan, sampah medis dan non
medis, sampah organik dan non organik.
2) Sehat, Memiliki lingkungan kerja yang sehat dan tidak menjadi sumber
penularan penyakit.
3) Indah, Keselarasan dalam penataan lingkungan kerja.
4) Nyaman, Kondisi puskesmas yang menyenangkan dalam memenuhi
kepuasan pelanggan.
8
5) Amanah, Menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan sepenuh hati dan
bertanggung jawab.
1.3.3 Sistem Pelaporan
Strategi penyusunan profil dilakukan dengan metode cek silang data
analisa, korelasi dari seluruh program, keakuratan dan informasi yang disajikan
dapat memberikan gambaran yang jelas dari kondisi dan situasi yang ada,
sehingga dapat dilakukan pengolahan data di tingkat Puskesmas. Penyajian data
dilakukan dalam bentuk tabel dan grafik, sedang dalam pembahasan menyajikan
perbandingan pencapaian indikator dari tahun sebelumnya dan target yang akan
dicapai. Profil Puskesmas mengacu kepada tabel indikator Indonesia Sehat 2010
dengan sumber data yang diperoleh dari Kecamatan, Pendidikan, BPS
Kecamatan, Balai Pengobatan Swasta yang ada di Kecamatan Kresek dan dari
kegiatan internal puskesmas.
1.3.4 Wilayah Kerja dan Kependudukan
Skala 1 : 5.000
9
1.3.5 Jumlah Angka Kesakitan
10
1.3.6 Upaya Kesehatan
1.3.6.1 Pemantauan Rumah Tangga yang Ber PHBS
Dari hasil kegiatan pemantauan Rumah tangga ber PHBS pada tahun 2017
jumlah sarana/rumah tangga sebanyak 12.375, jumlah rumah yang diperiksa 1.890
rumah dan yang ber PHBS mencapai 1.264 rumah (66.88%), ada kenaikan dari
tahun sebelumnya yang hanya 61.64%.
11
pelayanan kesehatan sebanyak 3.097 orang (63.63%), terdiri dari lansia laki-laki
sebanyak 807 orang (35.96%) dan lansia perempuan 2.290 orang (87.30%).
Keluarga Binaan
Ny…..
Rumah
Ny….. Rumah
Rumah
Rumah Rumah
Rumah Ny.Sartiah 12
Ny….. Ny…..
Rawa
Gambar 1.4 Lokasi Pemukiman Keluarga Binaan
13
1. Keluarga Ny.Sartiah
Keluarga terdiri dari Ny.Sartiah sebagai kepala keluarga, suami
ibu sartiah sudah meninggal, dan memiliki 4 orang anak. Anak
yang pertama,kedua dan keempat sudah tidak tinggal bersama
dengan Ny. Sartiah. Ny.Sartiah hanya tinggal bersama anak
ketiganya laki-laki dan menantunya. Ny.Sartiah memiliki 2 orang
cucu yang berusia 7 tahun dan 2 tahun.
Rafi Cucu L 2 - - -
tahu
n
Gudang
Ruang keluarga
15
Gambar 1.5 Denah Rumah Keluarga Ny.Sartiah
b. Lingkungan Pemukiman
Bagian belakang rumah Ny.Sartiah berbatasan langsung
dengan rumah penduduk lain. Bagian kiri, dan kanan rumah
berbatasan dengan jalan setapak dan rumah penduduk.
c. Pola Makan
Keluarga Ny.Sartiah rata-rata makan 3 kali sehari, yaitu
pagi, siang, dan malam hari. Makanan selalu diolah oleh
menantunya Ny.Marni . Menu sehari-hari antara lain nasi, ikan,
sayur, tempe, tahu dan telur. Keluarga Ny.Sartiah jarang makan
daging sapi ataupun ayam, dan jarang mengonsumsi buah-buahan
namun rutin mengonsumsi sayur. Air minum didapat dari
merebus air sumur bor .
e. Kebiasaan Berobat
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, biasanya keluarga
berobat ke klinik yang berjarak kurang lebih 2 km dari rumah.
Untuk mencapai klinik, biasanya Ny.Sartiah menggunakan
motor. Keluarga Ny.Sartiah jarang minum obat dari dokter
16
biasanya jika sakit mereka membeli obat di warung dan bila
belum sembuh dan sangat mengganggu baru mereka berobat ke
puskesmas. Seluruh anggota keluarga Ny.Sartiah terdaftar di
BPJS.
f. Riwayat Penyakit
Ny.Sartiah memiliki riwayat penyakit hipertensi, namun
tidak meminum obat secara teratur. Ny.Sartiah juga sering
mengeluhkan badannya suka pegal-pegal terutama didaerah kaki
dan pinggang, anaknya Tn.Soleh juga sering mengeluhkan hal
serupa, keluhan tersebut muncul setelah pasien pulang dari
bekerja sebagai supir truk. Menantunya juga sering mengeluhkan
hal serupa, apabila pasien menggendong anak keduanya dalam
waktu yang lama. Sedangkan cucunya sering menderita batuk
pilek dan demam akibat sering jajan es sembarangan.
17
2. Kebersihan Diri Keluarga Ny.Sartiah sering membasuh tangan
dengan sabun sebelum makan.
18
2. Non-Medis
• Jarang berolahraga.
• Sering mengangkat beban berat secara langsung
• Jarang makan daging dan buah-buahan.
• Tn. Soleh mempunyai kebiasaan merokok.
19
1.4 Penentuan Area Masalah
1.4.1 Penjabaran Area Masalah pada Tiap Keluarga Binaan
A. Medis
Riwayat nyeri otot (myalgia)
Riwayat hipertensi
Riwayat ISPA
B. Non Medis
Jendela yang jarang dibuka.
Jarang berolahraga.
Sering mengangkat beban berat secara langsung
Jarang makan daging dan buah-buahan.
Mempunyai kebiasaan merokok
20
suatu teknik membuat keputusan yang dibuat oleh suatu kelompok orang yang
mempunyai keahlian yang sama. Proses penetapan metode Delphi dimulai
dengan identifikasi masalah yang akan dicari penyelesaiannya.
21
Hasil dari pre-survey tentang pengetahuan, sikap dan perilaku tentang ISPA
pada keluarga binaan sesuai dengan Tabel 1.25 didapatkan pengetahuan adalah
buruk sebesar 63%, sikap adalah buruk sebesar 53% dan perilaku adalah buruk
sebesar 80%.
Berdasarkan wawancara dan pengumpulan data dari kunjungan ke keluarga
binaan yang bertempat tinggal di Desa Talok RT/RW 01/01, maka dilakukanlah
diskusi kelompok dan merumuskan serta menetapkan area masalah yaitu,
“Pengetahuan Mengenai Myalgia pada Keluarga Binaan Di Desa Talok
RT/RW 01/01 Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten”.
2. Data sekunder :
a. Myalgia atau nyeri otot merupakan memiliki angka kejadian
urutan ke dari 10 besar penyakit di Puskesmas Kresek yaitu
sebanyak 9208 jiwa selama tahun 2018 (Data Laporan Tahunan
Puskesmas Kresek tahun 2018).
3. Data tersier :
a. Prevalensi ISPA di dunia sebanyak 935.000 orang pada tahun
22
2013 (Chen, 2018).
b. Prevalensi ISPA menurut diagnosis tenaga kesehatan di Indonesia
di Provinsi Banten adalah 5,5% yang dimana angka ini masih
tinggi meskipun Angka ini sudah turun dari rata-rata tahun 2013
yaitu 17% (Riskesdas, 2018).
24
25
26
27