You are on page 1of 27

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 Gambaran Umum Kecamatan Secara Geografis


1.1.1 Situasi Keadaan Umum
Kecamatan Kresek merupakan salah satu wilayah di
Kabupaten Tanggerang terletak sebelah Barat Kabupaten Tangerang
dengan jarak ± 27 Km2. Kecamatan Kresek memiliki 9 desa binaan/
wilayah kerja yang diantaranya adalah Desa Kresek,

Gambar 1.1 Peta Kecamatan Kresek (Google Maps)

Desa Talok, Desa Renged, Desa Patrasana, Desa Pasirampo,


Desa Koper, Desa Jengkol, Desa Kemuning, Desa Ranca Ilat. Desa
Talok sebagai daerah binaan yang dipilih oleh Puskesmas Kresek
(Profil Puskesmas Kresek, 2018).

Gambar 1.2 Peta Desa Kresek (Google Maps)


1
1.1.2 Batas Wilayah
Kecamatan Kresek berupa dataran rendah dan berupa
lahan pertanian dengan batas wilayah Kecamatan Kresek
sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Kronjo
Sebelah Barat : Kabupaten Serang
Sebelah Timur : Kecamatan Gunung Kaler
Sebelah Selatan : Kecamatan Sukamulya

1.2 Gambaran Umum Kecamatan Secara Demografi


1.2.1 Situasi Kependudukan
Kecamatan Kresek terdiri dari 9 desa dengan jumlah penduduk
sebanyak 66.207 jiwa, yang terdiri dari jumlah penduduk laki-laki sebesar
33.588 jiwa (50,73%) dan jumlah penduduk perempuan sebesar 32.619 jiwa
(49,27%). Jumlah rumah 8.072 dengan jumlah kepala keluarga sebanyak
18.889 KK. Dengan rata-rata per KK 3.5 jiwa, tingkat kepadatan penduduk
mencapai 2.365,38 jiwa per km2.

2
Tabel 1. Jumlah Penduduk Wilayah Kecamatan Kresek Tahun 2018

Luas Jumlah Rata- Kepadatan


Jumlah
No Desa Wilayah Rumah rata Penduduk
Penduduk
(Km2) Tangga jiwa/KK /Km2
1. Koper 3.81 4.377 1.439 6.53 2464.57
2. Pasir Ampo 2.48 6.182 1.500 4.30 2600.81
3. Patrasana 3.18 7.802 1.151 6.76 2445.28
4. Renged 2.34 7.896 1.171 6.58 3294.87
5. Talok 2.45 6.506 2.310 2.64 2492.65
6. Jengkol 2.60 6.202 1.101 3.95 1672.31
7. Kemuning 3.57 10.306 1.168 5.26 1720.73
8. Ranca Ilat 4.47 7.386 1.435 7.08 2273.60
7. Kresek 3.09 9.550 1.100 6.60 2348.87
Total 27.99 66.207 12.375 5.28 2.335
Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok
Umur di Kecamatan Kresek Tahun 2018

Kelompok Umur Jenis Kelamin


No.
(tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah
1. 0-4 3.028 2.824 5.852
2. 5-9 3.024 2.747 5.771
3. 10 – 14 3.107 2.908 6.015
4. 15 – 19 3.267 3.124 6.391
5. 20 – 24 3.264 3.045 6.391
6. 25 - 29 3.111 2.824 5.935
7. 30 - 34 2.552 2.648 5.200
8. 35 - 39 2.554 2.565 5.119
9. 40 - 44 2.284 2.331 4.615
10. 45 - 49 2.048 2.017 4.065
11. 50 - 54 1.800 1.711 3.511
12. 55 - 59 1.305 1.251 2.556
13. 60 - 64 1.057 1.079 2.136
14. 65 - 69 597 656 1.253
15. 70 - 74 344 489 833
16. 75+ 246 400 646
Jumlah (Kecamatan) 33.588 32.619 66.207

1.2.2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


IPM merupakan kinerja pembangunan wilayah terhadap pembangunan
manusia itu sendiri, dengan upaya peningkatan kualitas penduduk sumber
3
daya, baik aspek fisik (kesehatan), aspek intelektual (pendidikan), aspek
kesejahteraan ekonomi (daya beli) serta pasrtisipasi pembangunan akan
meningkat. Dalam penyusunan IPM terkait erat dengan tiga komponen yaitu
angka harapan hidup (AHH), Angka indeks pendidikan (lama sekolah), dan
kemampuan daya beli (PPP).
1.2.3 Keadaan Lingkungan
Faktor lingkungan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi
derajat kesehatan. Dengan keadaan lingkungan yang sehat maka status derajat
kesehatan akan terpelihara dan lebih meningkat, sebaliknya bila keadaan
lingkungan kurang sehat dapat mempengaruhi terhadap status kesehatan
masyarakat, yang dapat di nilai dari keadaan lingkungan adalah sebagai
berikut:
1) Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan yaitu bangunan yang memiliki jamban, sarana air bersih, tempat
sampah dan sarana pengelolaan air limbah, ventilasi rumah yang cukup,
kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah bersih dan kedap air.
Jumlah rumah yang ada di wilayah BLUD Puskesmas Kresek adalah
12.375 rumah, jumlah rumah yang dilakukan pembinaan sebanyak 8072 rumah
(65.23%), jumlah rumah belum memenuhi syarat kesehatan 3.286 (40.71%)
sedangkan jumlah rumah yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 4.786
(59.29%) dari jumlah rumah yang diperiksa menurut data program kesehatan
lingkungan.

4
2) Kepemilikan Sanitasi Dasar
Sanitasi Dasar adalah sanitasi mínimum yang diperlukan untuk
menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan yang
menitikberatkan pada pengawasan berbagai faktor lingkungan yang
mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Kepemilikan sarana sanitasi dasar
diwilayah BLUD Puskesmas Kresek meliputi:
a. Jamban Keluarga
Dari jumlah penduduk sebanyak 66.207 jiwa yang ada di Kecamatan
Kresek, jumlah penduduk yang menggunakan jamban keluarga sebanyak
46.402 jiwa (70.09%) terdiri dari 7.265 sarana leher angsa dan 12 sarana
komunal.
b. Akses Terhadap Air Bersih
Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas
(layak) menurut kecamatan dan puskesmas dari jumlah penduduk 66.207 Jiwa,
yang mendapat akses air bersih ada 57.792 Jiwa (87.29%), yang terdiri dari
sumur gali terlindung 1.332 jiwa, sumur bor dengan pompa 32.478 jiwa dan
pengguna PDAM sebanyak 23.982 jiwa.
3) Tempat Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengolahan Makanan (TPM)
Tempat tempat Umum (TTU) dan Tempat Umum Pengolahan
Makanan (TUPM) merupakan suatu sarana yang dikunjungi banyak orang dan
berpotensi menjadi tempat persebaran penyakit. TTU meliputi terminal, pasar,
tempat ibadah, statsiun, tempat rekreasi, dll. Sedangkan TUPM meliputi hotel,
restoran, depot air dll. TTU dan TPM yang sehat adalah yang memenuhi syarat
kesehatan yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan samah, sarana
pembungan air limbah (SPAL), ventilasi yang baik dan luas lantai ruangan
yang sesuai dengan jumlah pengunjung dan memiliki pencahayaan yang
cukup.
Jumlah Tempat-tempat Umum (TTU) yang ada di Kecamatan Kresek
sebanyak 57 unit, sedangkan TTU yang memenuhi syarat kesehatan 47 unit
(82.46%). Untuk Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) berjumlah 86 unit
TPM, sedangkan TPM yang memenuhi syarat kesehatan berjumlah 56 unit

5
(65.12%).
1.2.4 Keadaan Perilaku Masyarakat
Perilaku dapat diartikan sebagai suatu keadaan jiwa (berfikir,
berpendapat, bersikap) untuk memberikan respon terhadap situasi di luar
subyek yang dapat bersifat pasif (tanpa tindakan) atau aktif yaitu dengan
adanya tindakan. Komponen perilaku terdiri dari aspek pengetahuan, sikap dan
tindakan, dari mulai mengetahui lalu menerima atau menolak dan melakukan
tindakan sebagai perwujudan dari pikiran dan jiwa.
Untuk menggambarkan perilaku masyarakat yang berpengaruh
terhadap kesehatan digunakan indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) yang terdiri dari 10 indikator yaitu sebagai berikut:
1) Rumah Tangga Sehat
Jumlah PHBS Rumah Tangga yang dipantau 1.890 rumah, dari jumlah rumah
tangga tersebut yang yang ber-Prilaku Hidup Bersih dan Sehat hanya 1.264 rumah
tangga (66.88%) menunjukan bahwa persentase rumah tangga sehat di Kecamatan
Kresek masih kurang jika dibandingkan dengan standar pelayanan minimal (65 %).
2) ASI Ekslusif
Air Susu Ibu diyakini dan terbukti merupakan makanan bayi yang paling
tinggi manfaatnya bagi bayi dari semua aspek di Kecamatan Kresek dari berbagai
kegiatan seperti penyuluhan kepada ibu hamil pembentukan Kelompok Peminat
Kesehatan Ibu dan Anak (KPKIA), dari seluruh bayi 0 – 6 bulan yang ada sebanyak
800 bayi, sedangkan bayi yang diberi ASI Ekslusif mencapai 791 bayi (91.38%),
cakupan ini sudah melampaui target pencapaian dibandingkan dengan target capaian
kinerja minimal yaitu 80.00%.
3) Posyandu
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kepada masyarakat berbagai
upaya dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat dengan
Posyandu merupakan salah satu UKBM yang sangat populer. Posyandu
dikelompokkan menjadi Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri. Di Kecamatan
Kresek jumlah Posyandu ada 58 pos, terdiri dari Posyandu Pratama berjumlah 0
posyandu, Madya 57 Posyandu, Purnama 2 Posyandu dan Mandiri 0 posyandu. Dari

6
data tersebut Posyandu di wilayah Kecamatan Kresek masih di dominasi oleh Strata
Madya.
4) Polindes dan Poskesdes
Pondok Bersalin Desa (POLINDES) didirikan dengan tujuan untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak khususnya di wilayah pedesaan
yang jauh dari jangkauan pelayana kesehatan. Dalam upaya mendukung pelaksanaan
desa siaga di wilayah Kecamatan Kresek terdapat 3 polindes terdiri dari Polindes di
Desa Pasirampo dan Desa Jengkol, dan Polindes Desa Renged.
5) Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin
Dalam rangka meningkatkan jangkauan pelayanan masyarakat yang jauh
BLUD Puskesmas Kresek melaksanakan Puskesmas Keliling yang menjangkau 9
desa dilaksanakan setiap hari selasa dengan mobil puskesmas keliling.

7
1.3 Profil Puskesmas Kresek
Puskesmas adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang membina peran
serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan
terpadu di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok dan usaha kesehatan
integritas yang kegiatanya merupakan kegiatan lintas sektoral.
Puskesmas Kresek berupaya melaksanakan kegiatan pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat secara maksimal, sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan yang mengutamakan kepuasan pelanggan dengan
mengedepankan mutu setiap bidang pelayanan dan berupaya menjangkau
semua lapisan masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas dalam
memberikan pelayanan dan pembinaan kesehatan baik kegiatan dalam gedung
dan di luar gedung.
1.3.1 Visi dan Misi
Dalam menjalankan fungsinya, maka Puskesmas Kresek telah
menentapkan Visi, yaitu: “mewujudkan pembangunan kesehatan
bewawasan lingkungan menuju masyarakat kecamatan kresek sehat dan
mandiri”, dengan melaksanakan misi:
1) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara paripurna
2) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat secara terpadu
3) Meningkatkan upaya pencegahan penyakit
4) Meningkatkan sinergi kemitraan dengan sektor terkait
1.3.2 Moto
Motto Puskesmas Kresek adalah “BERSINAR” yang artinya adalah :
1) Bersih, Puskesmas bebas dari sampah lingkungan, sampah medis dan non
medis, sampah organik dan non organik.
2) Sehat, Memiliki lingkungan kerja yang sehat dan tidak menjadi sumber
penularan penyakit.
3) Indah, Keselarasan dalam penataan lingkungan kerja.
4) Nyaman, Kondisi puskesmas yang menyenangkan dalam memenuhi
kepuasan pelanggan.

8
5) Amanah, Menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan sepenuh hati dan
bertanggung jawab.
1.3.3 Sistem Pelaporan
Strategi penyusunan profil dilakukan dengan metode cek silang data
analisa, korelasi dari seluruh program, keakuratan dan informasi yang disajikan
dapat memberikan gambaran yang jelas dari kondisi dan situasi yang ada,
sehingga dapat dilakukan pengolahan data di tingkat Puskesmas. Penyajian data
dilakukan dalam bentuk tabel dan grafik, sedang dalam pembahasan menyajikan
perbandingan pencapaian indikator dari tahun sebelumnya dan target yang akan
dicapai. Profil Puskesmas mengacu kepada tabel indikator Indonesia Sehat 2010
dengan sumber data yang diperoleh dari Kecamatan, Pendidikan, BPS
Kecamatan, Balai Pengobatan Swasta yang ada di Kecamatan Kresek dan dari
kegiatan internal puskesmas.
1.3.4 Wilayah Kerja dan Kependudukan

Skala 1 : 5.000

Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Kresek


Sumber: Profil Kesehatan Kresek, 2018

9
1.3.5 Jumlah Angka Kesakitan

Diagram 1. Sepuluh Besar Penyakit di BLUD Puskesmas Kresek Tahun 2017


Sumber: Profil Kesehatan Kresek, 2017

Dari grafik diatas 10 besar penyakit di BLUD Puskesmas Kresek penyakit


ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) berada di posisi teratas yaitu 9.208, diikuti
Hipertensi Essensial sebanyak 3.221,Fharingitis 2.626 ,DM 1.729, dan Myalgia
1.588, sedangkan yang ke 10 (sepuluh) atau yang terendah yaitu Penyakit Diare
sebanyak 794 penderita.
Selain itu kunjungan Penyakit Tidak Menular seperti Hypertensi dan
Diabetes Melitus juga sangat tinggi, karena diharuskan setiap pasien untuk
melakukan kontrol secara teratur disamping itu memang jumlah kasus tersebut
cenderung meningkat.

10
1.3.6 Upaya Kesehatan
1.3.6.1 Pemantauan Rumah Tangga yang Ber PHBS
Dari hasil kegiatan pemantauan Rumah tangga ber PHBS pada tahun 2017
jumlah sarana/rumah tangga sebanyak 12.375, jumlah rumah yang diperiksa 1.890
rumah dan yang ber PHBS mencapai 1.264 rumah (66.88%), ada kenaikan dari
tahun sebelumnya yang hanya 61.64%.

Diagram 2. Jumlah Rumah Tangga Ber-PHBS di BLUD Puskesmas Kresek


Tahun 2018
Sumber: Profil Kesehatan Kresek, 2018

1.3.6.2 Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut


Dalam melakukan pelayanan kesehatan terhadap kelompok khusus terutama
kelompok Usia Lanjut di BLUD Puskesmas Kresek, pelayanan dilakukan di dalam
gedung Puskesmas disediakan secara khusus Klinik Pelayanan Lansia dan
memberikan pelayanan setiap hari kerja dan pelayanan luar gedung dilayani di Pos
Pelayanan terpadu (Posbindu) di 9 desa binaan.
Pada tahun 2018 jumlah lansia usia diatas 60 tahun yang ada 4.867, ada
peningkatan jumlah lansia dari tahun 2016 yaitu 3.367 orang, yang mendapat

11
pelayanan kesehatan sebanyak 3.097 orang (63.63%), terdiri dari lansia laki-laki
sebanyak 807 orang (35.96%) dan lansia perempuan 2.290 orang (87.30%).

Diagram 3. Cakupan Pelayanan lanjut Usia >60 Tahun di BLUD Puskesmas


Kresek Tahun 2018
Sumber: Profil Kesehatan Kresek, 2018

Keluarga Binaan

Keluarga binaan berada di Kampung Talok, Kecamatan


Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Keluarga binaan
kelompok kami terdiri dari lima kepala keluarga, yaitu:
1. Ny.Sartiah
2. Tn. Tajul
3. Ny. Suhaemi
4. Tn. Ifki
5. Tn. Edi
Adapun lokasi pemukiman keluarga binaan kelompok kami:

Ny…..

Rumah
Ny….. Rumah

Rumah
Rumah Rumah

Rumah Ny.Sartiah 12
Ny….. Ny…..

Rawa
Gambar 1.4 Lokasi Pemukiman Keluarga Binaan

13
1. Keluarga Ny.Sartiah
Keluarga terdiri dari Ny.Sartiah sebagai kepala keluarga, suami
ibu sartiah sudah meninggal, dan memiliki 4 orang anak. Anak
yang pertama,kedua dan keempat sudah tidak tinggal bersama
dengan Ny. Sartiah. Ny.Sartiah hanya tinggal bersama anak
ketiganya laki-laki dan menantunya. Ny.Sartiah memiliki 2 orang
cucu yang berusia 7 tahun dan 2 tahun.

Tabel 1.6 Data Anggota Keluarga Ny.Sartinah


Nama Status JK Um Pendidikan Pekerjaan Penghasilan
ur
Keluarga

Ny.Sartiah Nenek P 60 SD kelas 4 Mengasuh Tidak


thn cucu Berpenghasilan

Tn. Soleh Anak ke- L 38 SMA Supir < Rp. 1.000.000,00


3 thn

Ny. Marni Menantu P 28 SMP IRT Tidak


thn Berpenghasilan

Soraya Cucu P 7 SD kelas 2 - -


thn

Rafi Cucu L 2 - - -
tahu
n

JK: Jenis Kelamin; L: Laki-laki; P: Perempuan

Keluarga Ny.Sartiah berlima tinggal di Desa Talok RT


01/RW 01, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten. Ny.Sartiah berusia 60 tahun dan sudah tidak bekerja.
Ny.Sartiah memiliki anak Tn. Soleh berusia 38 tahun yang
tinggal serumah dengannya dan bekerja sebagai supir dengan
penghasilan per bulan < Rp 1.000.000. Istrinya, Ny. Marni,
berusia 28 tahun dan merupakan seorang ibu rumah tangga.
Ny.Sartiah memiliki 2 orang anak, yaitu Soraya dan Rafi. Soraya
14
saat ini berusia 7 tahun dan duduk di bangku sekolah dasar kelas
2 dan Rafi saat ini berusia 2 tahun dan belum sekolah.

a. Bangunan Tempat Tinggal


Rumah keluarga Ny.Sartiah milik sendiri, dengan ukuran
bangunan 6m x 6m dan luas bangunan 36 m2. Di dalam rumah
terdapat 2 kamar tidur, 1 gudang, 1 kamar mandi, 1 dapur, dan 1
ruang tamu yang juga bisa digunakan sebagai ruang keluarga.
Bangunan rumah tidak bertingkat dan lantai rumah keramik. Atap
terbuat dari genteng dengan langit- langit yang tidak memiliki
plafon. Terdapat 4 jendela di depan rumah yang jarang dibuka.
Ventilasi terdapat di depan rumah sebanyak 4 buah, permanen
tertutup kawat. Pada kedua kamar tidur 1 buah jendela dan terdapat
2 ventilasi. Luas masing-masing kamar tidur kurang lebih 2x3 m,
pencahayaan pada kedua kamar cukup karena terdapat jendela.
Terdapat 1 buah lampu di tiap ruangan. Di bagian depan rumah
terdapat teras berukuran 1x2 m, dan ruang tamu dengan luas 3x4
meter. Di bagian belakang rumah terdapat dapur berukuran kurang
lebih 2x3 m dan kamar mandi di dalam rumah ukuran 2x2 m. Air
untuk MCK didapat dari sumur bor yang berwarna jernih, tidak
berbau, dan tidak berasa . Pembuangan limbah cair rumah tangga
langsung ke selokan dibelakang rumah dan ditampung di septitank.
Keluarga Ny.Sartiah tidak memiliki tempat pembuangan sampah.
Sampah biasanya dibakar atau dibuang ke kali dekat rumah

Gudang

Ruang keluarga

15
Gambar 1.5 Denah Rumah Keluarga Ny.Sartiah

b. Lingkungan Pemukiman
Bagian belakang rumah Ny.Sartiah berbatasan langsung
dengan rumah penduduk lain. Bagian kiri, dan kanan rumah
berbatasan dengan jalan setapak dan rumah penduduk.

c. Pola Makan
Keluarga Ny.Sartiah rata-rata makan 3 kali sehari, yaitu
pagi, siang, dan malam hari. Makanan selalu diolah oleh
menantunya Ny.Marni . Menu sehari-hari antara lain nasi, ikan,
sayur, tempe, tahu dan telur. Keluarga Ny.Sartiah jarang makan
daging sapi ataupun ayam, dan jarang mengonsumsi buah-buahan
namun rutin mengonsumsi sayur. Air minum didapat dari
merebus air sumur bor .

d. Riwayat Obstetri dan Pola Asuh Anak


Saat ini tidak ada wanita yang sedang hamil dan terdapat
balita dalam keluarga Ny.Sartiah. Semua cucu Ny.Sartiah lahir
dengan pertolongan bidan. Ny. Marni memberikan ASI eksklusif
saat anak- anaknya bayi sampai anak-anaknya berusia 6 bulan.
Setelah 6 bulan ASI masih diberikan diiringi dengan pemberian
MPASI. Ny. Marni baru berhenti memberikan ASI kepada anak-
anaknya ketika anak-anaknya sudah berusia 1 tahun.

e. Kebiasaan Berobat
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, biasanya keluarga
berobat ke klinik yang berjarak kurang lebih 2 km dari rumah.
Untuk mencapai klinik, biasanya Ny.Sartiah menggunakan
motor. Keluarga Ny.Sartiah jarang minum obat dari dokter
16
biasanya jika sakit mereka membeli obat di warung dan bila
belum sembuh dan sangat mengganggu baru mereka berobat ke
puskesmas. Seluruh anggota keluarga Ny.Sartiah terdaftar di
BPJS.

f. Riwayat Penyakit
Ny.Sartiah memiliki riwayat penyakit hipertensi, namun
tidak meminum obat secara teratur. Ny.Sartiah juga sering
mengeluhkan badannya suka pegal-pegal terutama didaerah kaki
dan pinggang, anaknya Tn.Soleh juga sering mengeluhkan hal
serupa, keluhan tersebut muncul setelah pasien pulang dari
bekerja sebagai supir truk. Menantunya juga sering mengeluhkan
hal serupa, apabila pasien menggendong anak keduanya dalam
waktu yang lama. Sedangkan cucunya sering menderita batuk
pilek dan demam akibat sering jajan es sembarangan.

g. Perilaku dan Aktivitas Sehari-hari


Keluarga Ny.Sartiah mengaku jarang berolahraga.
Mereka juga mengangkat beban berat secara langsung tanpa
jongkok terlebih dahulu. Keluarga Ny.Sartiah terbiasa mandi 2
kali sehari, dan sikat gigi 2 kali sehari. Keluarga Ny.Sartiah sering
membasuh tangan menggunakan sabun setiap sebelum makan.
Tn. Soleh mempunyai kebiasaan merokok sehari bisa 3-4 batang.

Tabel 1.7 Faktor Internal Keluarga Tn. Abdul

No. Faktor Internal Permasalahan


1. Pola makan Keluarga Ny.Sartiah umumnya makan 3 kali
sehari, menu makanan antara lain nasi, sayur,
tahu, tempe, telur, ikan. Keluarga tn. Abdul
jarang makan daging sapi,ayam, dan buah-buahan.

17
2. Kebersihan Diri Keluarga Ny.Sartiah sering membasuh tangan
dengan sabun sebelum makan.

3. Merokok Anak Ny.Sartiah yaitu Tn.Soleh mempunyai


kebiasaan merokok.

Tabel 1.8 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Abdul

No. Faktor Eksternal Permasalahan


2
1. Luas bangunan Luas bangunan 36 m
2. Ruangan dalam rumah Ruang tamu berukuran 3x4 meter, 2 kamar tidur dengan ukuran
masing-masing 2x3m, kamar mandi dalam rumah ukuran 2x2
m, dan dapur ukuran 2x3 m
3. Jendela dan Ventilasi Terdapat 4 jendela di depan rumah yang jarang dibuka. Ventilasi
terdapat di depan rumah sebanyak 4 buah, permanen tertutup
kawat. Pada kedua kamar tidur masing-masing terdapat 1 jendela
yang jarang dibuka dan 2 ventilasi.

4. MCK MCK dilakukan di dalam rumah, menggunakan air sumur bor


dan pompa
5. Pencahayaan Setiap ruangan memiliki 1 lampu. Sinar matahari masuk ke
semua ruangan.
6. Saluran pembuangan Limbah cair rumah tangga langsung dibuang ke selokan dan
kotoran di tampung di septitank
limbah cair
7. Tempat pembuangan Keluarga Ny.Sartiah tidak memiliki tempat pembuangan sampah.
sampah Sampah dibuang di kali atau dibakar

8. Lingkungan sekitar Bagian belakang rumah Ny.Sartiah berbatasan dengan rumah


penduduk lain dan terdapat kendang hewan ternak ayam dan bebek
rumah
milik tetangga. Sebelah rumah, kanan dan kiri berbatasan
langsung dengan jalan setapak dan rumah penduduk lain.

h. Daftar Masalah Keluarga Ny.Sartiah


1. Medis
 Riwayat Hipertensi
 Riwayat Nyeri Otot
 Riwayat ISPA

18
2. Non-Medis

• Jendela yang jarang dibuka.

• Jarang berolahraga.
• Sering mengangkat beban berat secara langsung
• Jarang makan daging dan buah-buahan.
• Tn. Soleh mempunyai kebiasaan merokok.

19
1.4 Penentuan Area Masalah
1.4.1 Penjabaran Area Masalah pada Tiap Keluarga Binaan

Setelah dilakukan pre-survey satu dengan wawancara kuesioner dan


observasi, ditemukan pada tiap keluarga binaan berbagai permasalahan yang
kami urutkan sebagai berikut :

A. Medis
 Riwayat nyeri otot (myalgia)
 Riwayat hipertensi
 Riwayat ISPA

B. Non Medis
 Jendela yang jarang dibuka.
 Jarang berolahraga.
 Sering mengangkat beban berat secara langsung
 Jarang makan daging dan buah-buahan.
 Mempunyai kebiasaan merokok

1.4.2 Penentuan Area Masalah

Terdapat 2 metode yang bisa digunakan untuk menentukan area


masalah yaitu metode Delbeq dan Delphi. Pada penelitian ini digunakan
metode Delphi. Metode Delphi seperti terlihat pada Bagan 1.10 merupakan

20
suatu teknik membuat keputusan yang dibuat oleh suatu kelompok orang yang
mempunyai keahlian yang sama. Proses penetapan metode Delphi dimulai
dengan identifikasi masalah yang akan dicari penyelesaiannya.

Gambar 1.10 Proses Metode Delphi

Dari masalah-masalah yang ditemukan pada keluarga, penulis


memutuskan untuk mengangkat permasalahan mengenai riwayat Nyeri Otot
atau Myalgia berulang pada keluarga binaan di Desa Talok, Kecamatan Kresek,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Selanjutnya dilakukan pre-survey 2
pada keluarga binaan untuk menilai aspek pengetahuan, sikap, dan perilaku dari
keluarga binaan yang berhubungan dengan penangan ISPA berulang dirumah.

Tabel 1.21 Hasil Pre-survey pada Keluarga Binaan

Aspek Baik Buruk


Pengetahuan 37% 63%
Sikap 47% 53%
Perilaku 20% 80%

21
Hasil dari pre-survey tentang pengetahuan, sikap dan perilaku tentang ISPA
pada keluarga binaan sesuai dengan Tabel 1.25 didapatkan pengetahuan adalah
buruk sebesar 63%, sikap adalah buruk sebesar 53% dan perilaku adalah buruk
sebesar 80%.
Berdasarkan wawancara dan pengumpulan data dari kunjungan ke keluarga
binaan yang bertempat tinggal di Desa Talok RT/RW 01/01, maka dilakukanlah
diskusi kelompok dan merumuskan serta menetapkan area masalah yaitu,
“Pengetahuan Mengenai Myalgia pada Keluarga Binaan Di Desa Talok
RT/RW 01/01 Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten”.

1.5. Alasan Pemilihan Area Masalah


Pemilihan area masalah kesehatan ini didasarkan atas berbagai
pertimbangan, yaitu :
1. Data primer :
a. Terdapat anggota keluarga pada keluarga binaan yang memiliki
keluhan nyeri otot
b. Anggota keluarga binaan yang merasa terganggu dengan keluhan
tersebut.
c. Keluarga binaan mengaku keluhan tersebut suka mengganggu
aktifitas sehari-hari

2. Data sekunder :
a. Myalgia atau nyeri otot merupakan memiliki angka kejadian
urutan ke dari 10 besar penyakit di Puskesmas Kresek yaitu
sebanyak 9208 jiwa selama tahun 2018 (Data Laporan Tahunan
Puskesmas Kresek tahun 2018).

3. Data tersier :
a. Prevalensi ISPA di dunia sebanyak 935.000 orang pada tahun

22
2013 (Chen, 2018).
b. Prevalensi ISPA menurut diagnosis tenaga kesehatan di Indonesia
di Provinsi Banten adalah 5,5% yang dimana angka ini masih
tinggi meskipun Angka ini sudah turun dari rata-rata tahun 2013
yaitu 17% (Riskesdas, 2018).

4. Data agama Islam :

Allah SWT menciptakan siang dan malam untuk kepentingan manusia.


Siang mencari nafkah atau bekerja, malam istirahat, karena tubuh kita pun
punya hak istirahat. Menurut Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim
Rassulullah Saw bersabdda “Sesungguhnya tubuhmu punya hak atas
dirimu. Kedua matamu memiliki hak atas dirimu” .
Bagi Muslim, seluruh aktivitas adalah ibadah. Hayatuna kulluha ‘ibadah.
Selama aktivitas itu ditujukan untuk mencari keridhoan-Nya,
melaksanakan perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya.
“Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya
kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian
dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-
Nya.” (QS. Al-Qashash:73).
Di antara wujud kasih sayang Allah kepada makhluk-Nya, adalah
dengan menciptakan siang dan malam untuk mereka, serta menjadikannya
silih berganti. Demikian itu agar mereka dapat beristirahat pada malam
hari dan mencari rezeki dan manfaat di siang hari, dan agar mereka
mengetahui karunia Allah kepada mereka sehingga mereka mensyukuri
karunia-Nya(1). (1) Tiga ayat di atas menunjukkan bahwa penciptaan bumi
dengan bentuk seperti ini dengan posisinya terhadap matahari yang
berotasi sekali dalam sehari dan berevolusi sekali dalam satu tahun, tidak
diragukan lagi, adalah gambaran dari kekuasaan, kebijaksanaan dan
kemahaesaan Allah. Ayat ini juga mengingatkan manusia pada satu
hakikat yang wajib mereka sadari, yaitu seandainya Allah menciptakan
bumi tanpa adanya pergantian siang dan malam, maka tidak akan ada
23
Tuhan selain Dia yang dapat memberikan nikmat kepada mereka dengan
siang dan malam yang datang silih berganti. Tidak adanya pergantian siang
dan malam dapat terjadi jika bumi melakukan rotasi dan revolusinya dalam
jangka waktu yang sama, yaitu kira-kira 365 hari. Dari rotasi dan revolusi
seperti itu akan terjadi perubahan yang sangat mendasar. Di antaranya
kegelapan akan terus-menerus menutupi separuh bumi dan cahaya akan
terus-menerus menyinari separuh yang lain. Akibatnya, panas udara pada
bagian yang terus-menerus tersinari akan sangat tinggi dan tidak dapat
diantisipasi, sementara bagian yang tertutup oleh kegelapan akan menjadi
beku. Dengan demikian, kedua belahan bumi menjadi tidak cocok bagi
kehidupan. Adapun sistem bumi yang ada sekarang ini telah menjamin
terjadinya pergantian malam dan siang, sehingga manusia bisa beristirahat
di malam hari dan bekerja di siang hari. Cuacanya pun menjadi cocok
untuk kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Semua ini adalah karunia
Allah kepada hamba-hamba-Nya yang menuntut pengakuan terhadap
kekuasaan-Nya dan rasa syukur yang terus menerus kepada-Nya.

24
25
26
27

You might also like