You are on page 1of 12

TUGAS AKHIR M2

PENGEMBANGAN PROFESI GURU

Disusun Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

Ketercapaian Tugas Akhir M2 PPG dalam Jabatan Angkatan 3 Tahun 2019

TUGAS AKHIR M2

PENGEMBANGAN PROFESI GURU

Oleh:
ELLYZA, S.Pd

PPG DALAM JABATAN ANGKATAN 3


PROGRAM PENDIDIKAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
TUGAS AKHIR M2
PENGEMBANGAN PROFESI GURU

1. Rumuskanlah kompetensi guru secara utuh!

2. Menghadapi abad 21 ini keterampilan belajar apa yang harus dimiliki oleh guru dan siswa?

3. Buatlah rancangan strategi pengembangan guru berkelanjutan!


JAWABAN

1. Rumuskanlah kompetensi guru secara utuh?

Pendidikan berdampak pada kemajuan suatu bangsa, artinya semakin banyak jumlah
orang yang menempuh pendidikan tinggi maka akan memberikan sumbangan pemikiran yang
besar kepada bangsanya. Pelaku peran pendidikan tersebut tidak lain adalah guru.
Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-
kewajiban secara tangungjawab dan layak .
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Nomor 20 Tahun 2003
dirumuskan tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Menurut Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1)
kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan


materi pembelajaran mata pelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan
substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut, serta menambah wawasan
keilmuan sebagai guru. Indikator esensial dari kompetensi profesional meliputi (1)
memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, (2) memahami struktur, konsep,
dan metode keilmuan yang koheren dengan materi ajar, (3) memahami hubungan konsep
antar mata pelajaran terkait, dan (4) menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan
sehari-hari. Namun demikian, kompetensi profesional guru tidak sebatas hanya menguasai
materi, guru juga harus mampu mengelola program pembelajaran (administrasi guru),
mengelola kelas dalam pembelajaran, mampu mengintegrasikan dan beradaptasi dengan
perkembangan jaman khususnya di era abad 21, serta pengembangan karir guru itu sendiri
melalui karya ilmiah/penelitian.
Kompetensi Pedagogik merupakan pemahaman guru terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksananaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengakulturasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi
pedagogik meliputi sub kompetensi (1) memahami karakteristik peserta didik dari aspek fisik,
sosial, moral, kultural, emosional dan intelektual, (2) memahami latar belakang keluarga dan
masyarakat peserta didik dan kebutuhan belajar dalam konteks kebhinekaan budaya, (3)
memahami gaya belajar dan kesulitan belajar peserta didik, (4) memfasilitasi pengembangan
potensi peserta didik, (5) menguasai teori dan prinsip belajar serta pembelajaran yang
mendidik, (6) mengembangkan kurikulum ang mendorong keterlibatan peserta didik dalam
pembelajaran, (7) merancang pembelajaran yang mendidik, (8) melaksanakan pembelajaran
yang mendidik, (9) mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran, Sukanti (2008).

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan


kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta
didik, dan berakhlak mulia. Seorang guru harus memiliki kompetensi ini. Sjarkawi (2006)
mengatakan kepribadian (personality) sebagai sifat yang khas yang dimiliki oleh seseorang
dalam hal ini kepribadian adalah karakter atau identitas. Rubio (2010:42) menjaskan bahwa
seorang guru harus menggunakan kemampuan personalnya yangberperan penting dalam
proses pembelajaran, hasil atau aprestasi, dan perilaku peserta didik. Kemampuan kompetensi
kepribadian guru meliputi kepedulian, memahami peserta didik secara individu, hubungan
murid dan guru, dan lingkungan kelas.
Sebagai seorang teladan di depan peserta didik, sebelum guru mengajarkan karakter
pada peserta didik, guru harus memiliki kepribadian yang baik sebagai seorang pendidik
untuk memberikan contoh real karakter-karakter baik yang harus dikembangkan peserta
didik. Adanya guru dengan kepribadian yang baik akan mendukung tercapainya tujuan
kurikulum 2013 yaitu membentuk karakter pada peserta didik. Indikator esensial dalam
kompetensi kepribadian meliputi (1) kepribadian yang mantap dan stabil meliputi bertindak
sesuai dengan norma sosial, bangga menjadi guru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak
sesuai dengan norma, (2) kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan kemandirian dalam
bertindaksebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru, (3) kepribadian yang arif
adalah menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemamfaatan peserta didik, sekolah dan
masyarakat dan menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak, (4) kepribadian
yang berwibawa meliputi perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik ,disegani
namun tidak di takuti, (5) berakhlak mulia yaitu dapat menjadi teladan bertindak sesuai
dengan norma religius (imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong).

Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua peserta didik, dan masyarakat
sekitar. Slameto (2003) mengemukakan bahwa kompetensi sosial berkaitan dengan
kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi secara efektif
dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua peserta didik, dan
masyarakat sekitar. Kompetensi sosial sangat perlu dan harus dimiliki seorang guru karena
berlangsungnya pendidikan dampaknya akan dirasakan tidak hanya oleh peserta didik itu
sendiri tetapi juga oleh masyarakat yang menerima dan memakai lulusannya.
Pada akhirnya, berdasarkan paparan di atas dalam rangka menghadapi abad 21 dan
untuk mengembangkan kompetensinya dapat dirumuskan bahwa setidaknya guru harus
melakukan tiga komponen, yaitu pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif.
Lebih lanjut, sebagai upaya menyiapkan dan menyongsong pendidikan dan generasi abad 21,
perlu disipkan secara serius dari sekarang dengan menanamkan Akhlak (karakter),
Kompetensi, dan Literasi baik guru maupun siswa.
2. Menghadapi abad 21 ini keterampilan belajar apa yang harus dimiliki oleh guru
dan siswa?

Dalam kaitannya dengan pemberlakuan Kurikulum 2013 yang mengharuskan dunia


pendidikan memperbaharui terus kurikulumnya agar tidak ketinggalan jaman. Konteks tidak
ketinggalan jaman ini merujuk kepada kebutuhan dunia pendidikan akan kurikulum yang
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan abad 21.

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menciptakan peradaban di suatu
negara. Maju atau mundurnya negara ditentukan oleh kualitas pendidikan. Dalam
perkembangannya, pendidikan senantiasa mengalami perubahan. Hal ini disebabkan seiring
dengan semakin berubahnya zaman, yang ditandai dengan pesatnya kemajuan teknologi dan
informasi. Guru merupakan elemen terpenting dalam sebuah sistem pendidikan karena itu
merupakan ujung tombak. Proses belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pengetahuan
guru.

Pada abad 21 keterampilan belajar yang harus dimiliki guru adalah dalam hal-hal
berikut:

1. Kesabaran dan Kegigihan

Keterampilan terpenting yang harus dimiliki oleh setiap guru adalah kesabaran. Memiliki
kesabaran dan dan kegigihan diperlukan untuk menghadapi siswa yang memiliki jiwa
petualang dan eksplorsi yang tiada henti. Juga, kesabaran membantu guru untuk mengatasi
hari-hari yang berulang di kelas.

2. Memahami Perkembangan Teknologi

Kita sekarang berada di era digital. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak kemajuan telah
dicapai dalam teknologi pendidikan dan kita melihat pertumbuhan yang sangat cepat. Tidak
hanya itu, perlu kiranya bagi guru generasi milenial untuk akrab dengan teknologi terbaru,
lebih dari itu juga untuk mengetahui alat digital mana yang sesuai untuk siswa dan kelas
mereka.
3. Imajinasi Kreatifitas

Alat paling efektif yang dapat digunakan oleh seorang guru adalah imajinasinya. Saat ini, di
ruang kelas di seluruh Amerika Serikat, ada Standar Pemerintah Umum (CCSS) yang mana
banyak dari para guru yang semakin menyadari pentingnya menghidupkan jiwa kreatif
mereka dalam mengajar sehingga mereka perlu menggunakan imajinasi mereka lebih dari
sebelumnya. Guru harus kreatif dan menggunakan cara-cara unik untuk melibatkan siswa
mereka dalam pembelajaran.

4. Berperan Sebagai Tim

Salah satu ciri guru yang professional adalah mampu bekerja bersama dan bekerja sebagai
anggota tim. Ini disebut pengajaran tim. Ketika para guru bekerja bersama sebagai sebuah
tim, mereka memberi siswa kesempatan yang lebih baik untuk belajar dan menikmati
pembelajaran.

5. Memanajemen ‘Reputasi Online’ Seorang Guru

Di zaman ini, bisa dikatakan bahwa sebagian besar guru aktif di media sosial. Ini berarti
bahwa orang tersebut memiliki ‘Reputasi Dunia Maya’. Para guru hari ini perlu mengetahui
cara mengelola reputasi online mereka dan tentu saja, mereka memiliki hak untuk hadir di
jejaring sosial dan memanfaatkannya sebagai media pembelajaran. LinkedIn misalnya, sangat
penting untuk menghubungi rekan kerja, tetapi mungkin bukan ide yang baik untuk hadir di
situs obrolan atau jejaring sosial di mana siswa ada di sana.

Pada abad 21 keterampilan belajar yang harus dimiliki siswa adalah dalam hal-hal
berikut:

1. Creativity and Innovation


Manusia yang akan sukses di abad 21 adalah orang-orang yang kreatif dan memiliki
keberagaman ide. Sehingga, dalam dimensi kreatif ini, gurunya pun harus kreatif. Tidak lagi
hanya mengharapkan kemampuan siswa pada level mendeskripsikan sesuatu, namun
bagaimana siswa mampu mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-
gagasan baru kepada yang lain; bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan
berbeda.
2. Critical Thinking and Problem Solving.
Yang dimaksud masalah di sini ada dua macam, masalah yang sifatnya akademis dan
otentis. Masalah akademis tentu saja masalah yang terkait pada ranah kognisi yang mereka
jalani. Masalah otentis lebih kepada masalah yang sering mereka jumpai sehari-hari di sekitar
mereka. Siswa dituntut mampu menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk berusaha
menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dengan mandiri, siswa juga memiliki
kemampuan untuk menyusun dan mengungkapkan, menganalisa, dan menyelesaikan
masalah.

3. Communication
Di abad 21, siswa yang mampu bertahan adalah yang bisa berkomunikasi dengan
berbagai cara, baik tertulis maupun verbal. Siswa dituntut untuk memahami, mengelola, dan
menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan, tulisan, dan
multimedia. Siswa diberikan kesempatan menggunakan kemampuannya untuk mengutarakan
ide-idenya, baik itu pada saat berdiskusi dengan teman-temannya maupun ketika
menyelesaikan masalah dari gurunya. Siswa tidak boleh lagi anti ICT, mereka harus biasa
dengan komunikasi yang bertekhnologi. Demikian juga gurunya.

4. Collaboration
Ternyata juga, hidup di abad 21 tidak tergantung lagi pada persaingan. Justru, orang-
orang sukses di abad ini adalah orang-orang yang bisa bekerja sama atau berkolaborasi
dengan berbagai kepentingan. Siswa harus mampu kemampuannya dalam kerjasama
berkelompok dan kepemimpinan; beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggungjawab;
bekerja secara produktif dengan yang lain; menempatkan empati pada tempatnya;
menghormati perspektif berbeda. Siswa juga menjalankan tanggung jawab pribadi dan
fleksibitas secara pribadi, pada tempat kerja, dan hubungan masyarakat; menetapkan dan
mencapai standar dan tujuan yang tinggi untuk diri sendiri dan orang lain; memaklumi
kerancuan.
3. Buatlah rancangan strategi pengembangan guru berkelanjutan!

Pengembangan guru berkelanjutan setidaknya harus melakukan tiga komponen, yaitu


pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif. Pengembangan diri merupakan
upaya-upaya guru dalam rangka meningkatkan profesionalismenya. Salah satu yang
merupakan kegiatan PKB adalah melakukan pengembangan diri melalui 2 cara yaitu; (1)
diklat fungsional dan 2) kegiatan kolektif.
Diklat fungsional dapat berupa mengikuti pelatihan-pelatihan, seminar nasional maupun
internasional yang sifatnya membuga wawasan dan pengetahuan baru. Kegiatan kolektif
misalnya mengikuti pertemuan MGMP, bedah buku dan lain sebagainya yang bersifat
diskusi, sharing bertukar pengalaman dan pengetahuan dengan rekan guru lainnya.
Pengembangan guru berkelanjutan selanjutnya adalah publikasi Ilmiah. Saat ini
kemenristekdikti melalui beberapa universitas tengah mensyaratkan publikasi ilmiah
terindeks Scopus atau diterbitkan pada jurnal nasional maupun internasional bereputasi
kepada mahasiswa sebagai syarat kelulusan. Arah ini baik, dikarenakan dengan kegiatan
publikasi ini setidaknya akan meningkatkan daya literasi seseorang yang selanjutnya akan
memberi hal positif lain untuk dapat melakukan riset mengembangkan potensi diri. Hal ini
dapat kita rencanakan menjadi program tiap tahun atau semester misalnya untuk menuliskan
PTK atau hasil riset lain dalam bentuk jurnal yang kemudian dinilaikan.
Karya inovatif bisa merupakan penemuan baru, hasil pengembangan, atau hasil
modifikasi sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran
di sekolah dan pengembangan dunia pendidikan, sains/teknologi, dan seni. Karya inovatif ini
misalnya bisa berupa pengembangan alat peraga akuntansi, media pembelajaran yang
biasanya menggunakan power point dikembangkan dengan articulate yang dilengkapi
dengan soal-soal latihan. Tidak hanya berupa produk, karya inovatif dapat juga berupa model
pembelajaran yang dikembangkan, misalnya penerapan model pembelajaran STEM.
Adapun rancangan pengembangan guru berkelanjutan sebagai berikut.

Nama Sekolah: SMK NEGERI 2 KUALUH SELATAN Evaluasi diri terhadap


Alamat : Jl. Besar Tanjung Pasir kompetensi terkait
Kecamatan : kualuh selatan (diisi kemudian)
Kabupaten : Labuhanbatu Utara
Nama Guru: ELLYZA,S.Pd
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Pedagogik
1. Menguasai karakteristik peserta didik
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip belajar
yang mendidik
3. Pengembangan kurikulum
4. Kegiatan belajar yang mendidik
5. Pengembangan potensi peserta didik
6. Komunikasi dengan peserta didik
7. Penilaian dan evaluasi
Kepribadian
8. Bertindak sesuai norma agama, hukum, sosial, dan
kebudayaan nasional
9. Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan
10. Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi dan rasa
bangga menjadi seorang guru
Sosial
11. Bersikap inklusif, bertindak objektif serta tidak
diskriminatif
12. Komunikasi dengan sesama guru, tenaga
kependidikan, orang tua, peserta didik, dan
masyarakat
Profesinal
13. Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir
keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang
diampu
14. Pengembangan keprofesionalan melalui tindakan
yang reflektif
A. Pengembangan Diri

Mengikuti pelatihan-pelatihan, seminar nasional maupun


internasional yang sifatnya membuga wawasan dan
pengetahuan baru
Mengikuti pertemuan MGMP, bedah buku dan lain
sebagainya yang bersifat diskusi, sharing bertukar
pengalaman dan pengetahuan dengan rekan guru lainnya
B. Kompetensi menghasilkan Publikasi Ilmiah

Guru melakukan penelitian PTK dan publikasi jurnal baik


nasional maupun internasional.

Membuat buku ajar (Modul, diktat, buku)

C. Kompetensi menghasilkan Karya Inovatif


Membuat alat peraga
Mengembangkan media pembelajaran

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran


SMK NEGERI 2 KUALUH SELATAN

Drs. ABDUL HAMID SEMBIRING Ellyza, S.Pd


NIP. :197006251997 02 1 0001
DAFTAR PUSTAKA
Rubio, C. M. (2009). Effective teachers-professional and personal skills. Ensayos, 57, 2171-
9098.
Sjarkawi. 2006. Pembentukan Kepribadian Melalui Peningkatan Pertimbangan
Moral.Jakarta : Depdiknas Dirjen Dikti.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi.Jakarta : Rineka Cipta.
Sukanti. 2008. Meningkatkan kompetensi guru melalui pelaksanaan tindakan kelas.
JurnalPendidikan Akutansi Indonesia, Vol. VI, No. 1.

You might also like