You are on page 1of 8

ISSN : 2354-5852

e-ISSN : 2579-5783

Efektivitas Buku Saku PHBS di Sekolah dalam Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat

Muthmainah Farida Hanif1, Mury Ririanty2, Iken Nafikadhini3


123Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember
Email : Muthmainahfaridahanif@gmail.com

Abstract
School children become one of the most vulnerable groups to health problems due to environmental
factors and poor lifestyles, so they need for a strong support from the environment in the formation of Clean
and Healthy Behavior (PHBS) among school children. The methods and props used in health promotion need
to be given careful attention, so that the material or ingredients can easily accepted, assimilated and
absorbed by the target. The PHBS pocketbook in school is one of publication media of health promotion
which had been through expert test and late published, but the PHBS pocketbook in school has not done
effectiveness test to the target audiences. This study aimed to analyze the effectiveness of PHBS pocketbook
in schools in improving knowledge, attitudes and intentions of PHBS in primary school children. This
research was a real experimental study used Pretest Posttest design with control group conducted in SDN
Krembangan Selatan 10, SDN Perak Barat 6 and SDN Kemayoran 1. The results of this study indicate that
the value of knowledge, attitude and intention are better after the intervention had given to the experimental
group A through the PHBS pocketbook in school and counseling, as well as experiment group B through the
PHBS pocketbook in school, while the control group has the same value because no intervention was done.
PHBS pocketbook media in those school proved able to increase knowledge, attitude and intention in clean
and healthy life behavior in elementary school children.

Keywords: pocketbook, Effectiveness, Behavior, PHBS, School

1. Pendahuluan (2016), siswa SDN Krembangan Selatan 10


PHBS di Sekolah adalah pondasi dari di kelurahan Krembangan Selatan, siswa
perilaku kesehatan yang bisa diraih oleh SDN Perak Barat 6 di kelurahan Perak Barat
siswa. Oleh karena itu, harus dipromosikan dan siswa SDN Kemayoran 1 di kelurahan
program kesehatan sekolah terkait kebersihan Kemayoran merupakan siswa yang paling
diri dan sanitasi lingkungan untuk mencegah banyak berkunjung kepuskesmas untuk
penyakit di lingkungan sekolah. Proses melakukan pengobatan sebanyak 27 kali, 25
belajar mengajar harus mengedepankan kali dan 24 kali di tahun 2017(13).
pendidikan kesehatan PHBS agar siswa Pengobatan yang dilakukan diantaranya
mampu mandiri dalam mempraktikkan pengobatan penyakit diare, flu, batuk,
kesehatan dasar melalui kegiatan intra dan demam, gatal-gatal, dan demam berdarah.
ekstrakurikuler yang sesuai (17). Penyakit-penyakit tersebut berkaitan erat
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan dengan PHBS.
Surabaya (2016), rata-rata prosentase PHBS Anak sekolah menjadi salah satu
di rumah tangga kota Surabaya sebesar kelompok paling rentan terhadap terjadinya
75,07%, angka ini telah mencapai target masalah kesehatan karena faktor lingkungan
PHBS di rumah tangga provinsi Jawa Timur dan pola hidup yang kurang baik. Data
sebesar 53%, namun, masih ada wilayah nasional mencatat bahwa 16% angka
kerja puskesmas yang paling rendah yaitu kejadian keracunan nasional terjadi di
puskesmas Krembangan Selatan dengan lingkungan sekolah dan diare menempati
prosentase 48 % (2).Terdapat 3 kelurahan urutan pertama dari angka kejadian infeksi
yang dinaungi oleh Puskesmas Krembangan saluran pencernaan pada tahun 2006 sampai
Selatan yaitu kelurahan Krembangan Selatan, 2010. Sedangkan 5.000 anak meninggal
Perak Barat dan Kemayoran. Berdasarkan dunia setiap hari akibat serangan diare. Data
data dari puskesmas Krembangan Selatan tersebut menunjukkan perlunya suatu

Jurnal Kesehatan Vol. 6. No. 2. Agustus 2018 | 46


ISSN : 2354-5852
e-ISSN : 2579-5783

dukungan yang kuat dari lingkungan dalam Penelitianinidilaksanakan pada bulan


pembentukan PHBS dikalangan anak sekolah Maret-April 2018 di SDN Krembangan
(6). Selatan 10 sebagai kelompok eksperimen A
Perubahan perilaku seseorang dapat yang mendapatkan intervensi buku saku
dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan PHBS di sekolah dan penyuluhan, SDN
intensi. Upaya penyampaian informasi Perak Barat 6 sebagai kelompok eksperimen
pemilihan media sangat penting dan perlu B mendapatkan intervensi buku saku PHBS
diperhatikan karena pemilihan dan di sekolah saja, dan SDN Kemayoran 1
penyampaian yang benar akan memberikan Surabaya sebagai kelompok kontrol yang
hasil yang maksimal dalam peningkatan tidak mendapatkan intervensi.
pengetahuan, sikap dan intensi (8). Buku
saku merupakan salah satu media cetak 2.1 Metode Pengumpulan Data
promosi kesehatan yang memiliki kelebihan Metode pengumpulan data yang
diantaranya tahan lama, mencakup banyak digunakan yaitu wawancaara dengan
orang, biaya tidak tinggi, dapat dibawa pendekatan pretest dan posttest. Penentuan
kemana-mana, mempermudah pemahaman besar sampel pada penelitian ini dengan
dan meningkatkan gairah belajar (6). menggunakan probability sampling yaitu
Penerbitan buku ini pada tahun 2015 oleh proportionatestratified random
UPT. Penerbitan Universitas Jember dengan sampling,didapatkan hasil sampel sebanyak
nomor ISBN 9786029030754. Buku saku ini 86 responden dari total keseluruhan 600
telah melalui uji coba ahli media, ahli orang. Sampel yang didapatkan dibagi ke 3
promosi kesehatan dan ahli perilaku sekolah menggunakan rumus alokasi
kesehatan, namun buku saku PHBS di proportional menjadi kelompok eksperimen
sekolah ini belum dilakukan uji efektvitas
A 28 responden, kelompok eksperimen B 29
kepada khalayak sasaran.
Peneliti menggunakan teori difusi inovasi responden dan kelompok kontrol 29
oleh Rogers dalam Glanz et al., difusi responden.
merupakan keseluruhan penyebaran sebuah 2.2 Metode Analisis Data
inovasi, proses dimana sebuah inovasi Analisis data yang digunakan
dikomunikasikan melalui saluran tertentu menggunakan analisis univariat dan analisis
dari waktu ke waktu di antara anggota sistem, bivariat. Analisis univariat untuk
sedangkan inovasi merupakan ide, praktek, mendeskripsikan karakteristik setiap variabel
atau objek yang dianggap baru oleh individu penelitianmeliputi jenis kelamin, pendidikan,
atau unit adaptasi lainnya (4).Tujuan pengetahuan, sikap dan intensi (10). Analisis
penelitian ini untuk menganalisis efektivitas bivariat yang digunakan peneliti yaitu Uji
buku saku PHBS di sekolahdalam Willcoxon Rank Test yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan intensi mengetahui perbedaan dari pengetahuan,
PHBS pada anaksekolahdasar. sikap, dan intensi mengenai PHBS sebelum
2. Metode dan sesudah diberikan intervensi. Selain itu,
Penelitian ini jenis penelitian kuantitatif Uji Kruskal Wallisdigunakan untuk
menggunakan eksperimen sungguhan dengan menentukan adakah perbedaan signifikan
rancangan Pretest Posttest dengan kelompok secara statistik antara dua atau lebih
kontrol yang melibatkan lebih dari satu kelompok variabel independen pada variabel
variabel bebas. dependen dengan tujuan menentukan
Pre Perla- Post kelompok yang paling tinggi hasilnya dan
test kuan test dianggap paling efektif.
Eksperimen 01 X (a) 02
A 3. Hasil dan Pembahasan
EksperimenB 01 X (b) 02 3.1Hasil Penelitian
Karakteristik Responden
Kontrol 01 02 Tabel 1. Karakteristik Responden

47 | Jurnal Kesehatan Vol. 6. No. 2. Agustus 2018


ISSN : 2354-5852
e-ISSN : 2579-5783

Karak nh Ekspe- Ekspe- Kon- pada kategori baik, setelah diberikan posttest
teristik rimen rimen trol responden mengalami peningkatan
Respon- A B pengetahuan sebanyak 21 responden atau
den n % n % n % 75% memiliki pengetahuan baik.
Jenis Kelamin Hasil uji statistik yang dilakukan pada tiga
Laki- 38 13 46,4 12 41,4 13 44,9 kelompok ini menggunakan uji Wilcoxon
laki sign rank dengan SPSS 20 (α=0,05).
Perem- 48 15 53,6 17 59,6 16 55,1 Kelompok eksperimen A sebesar 0,000,
puan kelompok eksperimen B sebesar 0,001 yang
Total 86 28 100 29 100 29 100
menunjukkan nilai p< α (α=0,05), maka
Tingkat Pendidikan
keputusan yang diambil adalah Ho ditolak
Kelas 4 28 9 32 8 29 11 39
Kelas 5 29 10 36 11 39 8 29 atau hipotesis penelitian diterima, artinya
Kelas 6 27 9 32 9 32 9 32 terdapat perbedaan pengetahuan yang lebih
Total 86 28 100 29 100 29 100 baik saat setelah dilakukan intervensi. Pada
Berdasarkan tabel 1 Sebaran responden kelompok kontrol, memiliki nilai Asymp.
berdasarkan jenis kelamin terbanyak pada Sig. (1-tailed) sebesar 0,705 yang
masing-masing kelompok yaitu berjenis menunjukkan nilai p> α (α=0,05), maka
kelamin perempuan dengan total 48 orang. keputusan yang diambil, tidak adanya
Berdasarkan tingkat pendidikan kelompok perbedaan pengetahuan pada kelompok
eksperimen A kelas 5 merupakanresponden kontrol ini karena tidakdilakukannya
yang paling banyak yaitu 29 orang (36%). intervensi apapun.
Distribusi yang paling banyak pada
kelompok eksperimen B yaitukelas 5 (39%). Perbedaan Sikap tentang PHBS di
Sedangkan, kelompok control memiliki Sekolah pada Kelompok Eksperimen A,
responden paling banyak dari kelas 4 Eksperimen B dan Kontrol
sebanyak 11 orang (39%). Tabel 3. Nilai Sikap pada
Kelompok Eksperimen
Perbedaan Pengetahuan tentang PHBS di A, Eksperimen B dan
Sekolah pada Kelompok Eksperimen A, Kontrol
Eksperimen B dan Kontrol Sikap Ekspe- Ekspe- Kon-
Tabel 2. Nilai Pengetahuan pada Kelompok rimen rimen trol
Eksperimen A, Eksperimen B dan A B
Kontrol Sebelum
Penge- Ekspe- Ekspe- Kon- n % n % n %
tahuan rimen rimen trol Kurang 12 43 10 35 10 35
A B Sedang 12 43 14 48 14 48
Sebelum Baik 4 14 5 17 5 17
n % n % n % Sesudah
Kurang 14 50 10 35 13 45 Kurang 2 7 4 15 13 45
Sedang 11 40 14 48 14 48 Sedang 3 11 10 34 12 41
Baik 10 21 5 17 2 7 Baik 23 82 15 51 4 14
Sesudah P- 0,000 0,005 0,206
Kurang 2 7 3 10 12 41 value
Sedang 5 18 15 52 13 49 Berdasarkan tabel 3 nilai pre test pada
Baik 21 75 11 38 3 10
kelompok eksperimen B yang diberikan buku
P-value 0,000 0,001 0,705 saku PHBS di sekolah, memiliki nilai
Berdasarkan tabel 2 Nilai pre test pada pengetahuan baik sebanyak 5 responden atau
kelompok eksperimen A yang diberikan 17%, setelah diberikan posttest responden
buku saku PHBS di sekolah dan penyuluhan mengalami peningkatan pengetahuan
yaitu sebanyak 3 responden atau 10% berada sebanyak 11 responden atau 38% dan 15

Jurnal Kesehatan Vol. 6. No. 2. Agustus 2018 | 48


ISSN : 2354-5852
e-ISSN : 2579-5783

responden atau 52% memiliki pengetahuan penurunan 1 responden dengan prosentase


sedang. Nilai pre test pada kelompok kontrol 14%.
yaitu 2 responden atau 7% memiliki Hasil uji statistikWilcoxon sign
pengetahuan baik, setelah diberikan posttest rankmenunjukkan kelompok eksperimen A
tidak ada peningkatan yang signifikan, hanya sebesar 0,000, kelompok eksperimen B
meningkat 1 responden dengan prosentase memiliki nilai sebesar 0,000 yang
10%. menunjukkan nilai p< α (α=0,05), maka
Hasil uji statistik Wilcoxon sign rank keputusan yang diambil adalah Ho ditolak
menunjukkan kelompok eksperimen A atau hipotesis penelitian diterima, artinya
sebesar 0,000, kelompok eksperimen B terdapat perbedaan pengetahuan yang lebih
sebesar 0,005 yang menunjukkan nilai p< α baik saat setelah dilakukan intervensi
(α=0,05), maka keputusan yang diambil menggunakan buku saku PHBS di sekolah.
adalah Ho ditolak atau hipotesis penelitian Pada kelompok kontrol, memiliki nilai
diterima, artinya terdapat perbedaan Asymp. Sig. (1-tailed) sebesar 0,275 yang
pengetahuan yang lebih baik saat setelah menunjukkan nilai p> α (α=0,05), maka
dilakukan intervensi menggunakan buku saku keputusan yang diambil sebaliknya, tidak
PHBS di sekolah. Pada kelompok kontrol, adanya perbedaan pengetahuan pada
memiliki nilai Asymp. Sig. (1-tailed) sebesar kelompok kontrol ini karena
0,206 yang menunjukkan nilai p> α (α=0,05), tidakdilakukannya intervensi apapun.
maka keputusan yang diambil adalah Ho
diterima atau hipotesis penelitian ditolak, Efektivitas Media Promosi Kesehatan
Buku Saku PHBS di Sekolah dalam
artinya tidak adanya perbedaan pengetahuan
Meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan
pada kelompok kontrol ini karena Intensi
tidakdilakukannya intervensi apapun. Tabel 5. Efektifitas Media Buku
Saku PHBS di sekolah
Perbedaan Intensi tentang PHBS di
Kelom- Mean Rank
Sekolah pada Kelompok Eksperimen A, pok Penge- Sikap Intensi
Eksperimen B dan Kontrol
tahuan
Tabel 4. Nilai Intensi pada
Kelompok Eksperimen Eksperi- 60,39 56,34 58,16
A, Eksperimen B dan men A
Kontrol Eksperi- 43,62 46,29 48,16
Intensi Ekspe- Ekspe- Kon- men B
rimen rimen trol Kontrol 27,07 28,31 24,69
A B Berdasarkan tabel 5 hasil uji statistik nilai
Sebelum pengetahuan pada tiga kelompok ini
n % n % n % menggunakan Uji Kruskal Wallis dengan
Kurang 11 39 7 24 10 35 SPSS 20. Kelompok eksperimen A yang
Sedang 15 54 18 62 17 58 diberikan buku saku PHBS di sekolah dan
Baik 2 7 4 14 2 7 penyuluhan, memiliki nilai mean rank 60,39.
Sesudah Kelompok eksperimen B yang diberikan
Kurang 1 3 3 10 8 28 buku saku PHBS di sekolah memiliki nilai
Sedang 3 11 13 45 18 62
mean rank 43,62, dan kelompok kontrol
Baik 24 86 13 45 3 10
memiliki nilai mean rank 27,07. Hal ini
P- 0,000 0,000 0,275
menunjukkan bahwa perlakuan kelompok
value
eksperimen A lebih efektif dari pada
Nilai pre test pada kelompok kontrol yaitu
perlakuan kelompok eksperimen B, dan
5 responden atau 17% memiliki sikap baik,
kelompok eksperimen B lebih efektif
setelah diberikan posttest mengalami
daripada kelompok kontrol.

49 | Jurnal Kesehatan Vol. 6. No. 2. Agustus 2018


ISSN : 2354-5852
e-ISSN : 2579-5783

Hasil uji statistik nilai sikap pada peningkatan pengetahuan antara pretest dan
kelompok eksperimen A memiliki nilai mean post test, artinya terdapat perbedaan
rank 56,34. Kelompok eksperimen B 46,29, pengetahuan yang lebih baik saat setelah
dan kelompok kontrol 28,31, sedangkan hasil dilakukan intervensi. Pada kelompok kontrol
uji statistik nilai intensi pada pada kelompok tidak terdapat perbedaan yang signifikan,
eksperimen A memiliki nilai mean rank artinya tidak adanya perbedaan pengetahuan
58,16, kelompok eksperimen B memiliki pada kelompok kontrol ini karena tidak
nilai mean rank 46,16, dan kelompok kontrol dilakukannya intervensi apapun.
memiliki nilai mean rank 24,69. Hal ini Berdasarkan uji diatas dapat diketahui
menunjukkan bahwa perlakuan kelompok bahwa terdapat perbedaan tingkat
eksperimen A lebih efektif dari pada pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian
perlakuan kelompok eksperimen B, dan intervensi. Penelitian laindengan judul
kelompok eksperimen B lebih efektif hubungan tingkat pengetahuan dengan
daripada kelompok kontrol dalam perilaku anak sekolah tentang hidup bersih
meningkatkan sikap dan intensi responden. dan sehat di Sekolah Dasar Negeri wilayah
Puskesmas Selemadeg Timur II menjelaskan
3.2 Pembahasan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan
Karakteristik Responden
siswa semakin baik tingkat perilakunya. Hal
Jenis kelamin responden merupakan
ini menunjukkan adanya hubungan tingkat
pengelompokan responden yang dibedakan
pengetahuan dengan perilaku anak sekolah
antara laki-laki dan perempuan. Hasil
dasar negeri wilayah Puskesmas Selemadeg
penelitian menunjukkan bahwa sebaran
Timur II (16).
responden berdasarkan jenis kelamin yang
paling banyak adalah pada perempuan. Perbedaan Sikap tentang PHBS di
Tingkat Pendidikan responden merupakan Sekolah pada Kelompok Eksperimen A,
pengelompokkan responden berdasarkan Eksperimen B dan Kontrol
tingkat kelas. Determinan perilaku Hasil analisis menunjukkan bahwa
menjelaskan bahwa determinan internal yang terdapat perbedaan sikap signifikan pada
termasuk dalam perilaku yaitu karakteristik kelompok eksperimen A dan B, mayoritas
seseorang yang bersifat given atau bawaan responden mengalami peningkatan sikap
seperti kecerdasan, emosi, tingkat antara pretest dan post test, artinya terdapat
pendidikan, dan jenis kelamin. Kesimpulan perbedaan sikap yang lebih baik saat setelah
yang didapat adalah faktor jenis kelamin dan dilakukan intervensi menggunakan buku saku
pendidikan merupakan karakteristik yang PHBS di sekolah. Pada kelompok kontrol
bersifat bawaan yang dapat mempengaruhi diketahui tidak ada perbedaan signifikan.
respon setiap individu terhadap sebuah Nilai post test sikap pada kelompok
rangsangan atau stimulus (3). kontrol diketahui mengalami penurunan 1
responden dari kategori baik, hal ini sesuai
Perbedaan Pengetahuan tentang PHBS di
dengan penelitian sebelumnya oleh Saloso
Sekolah pada Kelompok Eksperimen A,
tentang pengaruh media audio (lagu anak-
Eksperimen B dan Kontrol
anak) dan media visual (kartu bergambar)
Penambahan intervensi dengan
terhadap pengetahuan gizi (PUGS dan
penyuluhan merupakan sarana edukatif untuk
PHBS) serta tingkat penerimaannya pada
meningkatkan pengetahuan seseorang.
anak usia sekolah dasar negeri di Kota Bogor
Tujuan akhir penyuluhan adalah adanya
yang menyatakan bahwa penurunan jumlah
perubahan perilaku manusia yang dilakukan
pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh
secara edukatif (9). Hasil analisis
sebagian besar kelompok kontrol saat postest
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
disebabkan oleh pendidikan gizi dan PHBS
signifikan pada kelompok eksperimen A dan
yang tidak didapatkan kelompok kontrol
B, mayoritas responden mengalami

Jurnal Kesehatan Vol. 6. No. 2. Agustus 2018 | 50


ISSN : 2354-5852
e-ISSN : 2579-5783

(14).Penelitian yang dilakukan oleh Nuryanto kelompok eksperimen B, responden mampu


et al. yang menjelaskan bahwa peningkatan menerima inovasi yang ada dan buku saku
sikap anak disebabkan oleh meningkatnya PHBS di sekolah efektif dalam menigkatkan
pengetahuan anak. Peningkatan pengetahuan pengetahuan, sikap dan intensi dalam
akan membantu sikap anak dan berPHBS. Terdapat 3 tahapan difusi inovasi
mempengaruhi kebiasaan anak (9). yang telah dilalui, yaitu pengetahuan,
persuasi, dan keputusan. Pada tahap
Perbedaan Intensi tentang PHBS di pengetahuan, sasaran telah di berikan
Sekolah pada Kelompok Eksperimen A, informasi mengenai 8 indikator PHBS baik
Eksperimen B dan Kontrol
melalui buku saku PHBS di sekolah maupun
Hasil
dari penyuluhan, kemudian pada tahap
analisismenunjukkanbahwaterdapatperbedaa
persuasi terlihat mulai adanya ketertarikan
n sikap signifikan pada kelompok eksperimen
A dan B, responden terhadap buku saku PHBS di
mayoritasrespondenmengalamipeningkatan sekolah sebagai pegangan dalam berPHBS.
intensi antara pretest dan post test, artinya Pada tahap keputusan terdapat peningkatan
terdapat perbedaan sikap yang lebih baik saat nilai pengetahuan, sikap dan niat responden
setelah dilakukan intervensi. Pada kelompok yang menyatakan menerima inovasi berupa
control diketahui tidak ada perbedaan media cetak tersebut.
signifikan. Media promosi sebagai alat untuk
Penelitian yang dilakukan oleh Gusti promosi kesehatan yang kuat dengan
menjelaskan bahwa perubahan perilaku jangkauan yang luas. Manfaat dari intervensi
seseorang dapat dipengaruhi oleh menggunakan media promosi dapat
pengetahuan, sikap dan intensi. Hasil mempertahankan niat dan meningkatkan
penelitian menunjukkan adanya hubungan perhatian responden terhadap intervensi yang
antara pengetahuan dengan sikap terhadap diberikan.Penelitian lain yang mendukung
pengelolaan sampah berkelanjutan; ada terkait efektifitas media promosi kesehatan
hubungan antara pengetahuan tentang tentang PHBS yaitu berupa video animasi
pengelolaan sampah berkelanjutan dengan cuci tangan pakai sabun sebagai salah satu
intensi perilaku pengelolaan sampah alternatif penerapan PHBS untuk anak
berkelanjutan; dan ada hubungan antara sikap tunadaksa, media tersebut terbukti efektif
terhadap pengelolaan sampah berkelanjutan (7).Penelitian yang dilakukan oleh Bayu
dengan intensi perilaku pengelolaan sampah menjelaskan bahwa adanya efektivitas dari
berkelanjutan pada siswa sekolah dasar (5). media promosi kesehatan berupa media
cetak, dalam penelitian ini menggunakan
Efektivitas Media Promosi Kesehatan
media cetak brosur dan leaflet pada pasien
Buku Saku PHBS di Sekolah dalam hipertensi, hasilnya informan memutuskan
Meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan untuk menerima/megadopsi media promosi
Intensi kesehatan dengan cara melaksanakan anjuran
Pengukuran efektivitas media buku saku
pada media cetak tersebut tanpa adanya
PHBS di sekolah ini berdasarkan hasil mean paksaan melainkan informan sadar akan
rank dari 3 kelompok, dengan hasil pada pentingnya kesehatan (1). Media “Piring
kelompok eksperimen A lebih efektif dari Makanku” produk Kementerian Kesehatan
pada perlakuan kelompok eksperimen B, dan RI terbukti efektif dalam meningkatkan
kelompok eksperimen B lebih efektif pengetahuan, sikap dan praktik gizi seimbang
daripada kelompok kontrol. Hal ini dalam sekali makan, karena terdapat
menunjukkan bahwa media cetak yaitu buku perbedaan yang signifikan nilai lebih baik
saku PHBS di sekolah efektif dalam diantara kelompok perlakuan dan kelompok
meningkatkan pengetahuan, sikap dan intensi kontrol dalam hasil nilai posttest
PHBS. pengetahuan, sikap, dan
Proses difusi inovasi telah terjadi di dalam praktik(12).Penelitian tentang buku saku
yang dilakukan oleh Eliana dan Solikhah,
penelitian kelompok eksperimen A dan

51 | Jurnal Kesehatan Vol. 6. No. 2. Agustus 2018


ISSN : 2354-5852
e-ISSN : 2579-5783

menyatakan bahwa adanya efektivitas dari dan SDN Kemayoran 1 telah bersedia
buku saku gizi berdasarkan perbedaan tingkat menjadi responden dalam penelitian
pengetahuan gizi antara sebelum (pre test)
dan sesudah (post test) diberikan buku saku Daftar Pustaka
gizi dengan nilai mean sebelum diberikan Bayu, D. (2017). Efektivitas Media Promosi
buku saku 71,33 dan mean sesudah diberikan Kesehatan Leaflet dan Brosur pada
buku saku 91,07 artinya ada pengaruh Buku Pasien Hipertensi. Digital Repository
Saku Gizi terhadap tingkat pengetahuan gizi Universitas Jember. [diakses 24
pada anak kelas 5 Sekolah Dasar Desember 2017]. Diunduh dari
Muhammadiyah Dadapan Desa Wonokerto http://repository.unej.ac.id/handle/
Kecamatan Turi Kabupaten Sleman 123456789/81298
Yogyakarta (15).
Dinas Kesehatan Kota Surabaya. 2016.
4. Simpulan dan Saran Laporan PHBS kota Surabaya.
4.1 Simpulan Surabaya: Dinas Kesehatan Kota
a. Karakteristik responden dalam Surabaya
penelitian ini yaitu pendidikan
responden mulai kelas 4 sampai 6 dan Gani, H.A., Istiaji, E., Kusuma, A.I. 2014.
jenis kelamin responden sebagian besar Perbedaan Efektivitas Leaflet dan
Poster Produk Komisi Penanggulangan
berjenis kelain perempuan;
b. Nilai pengetahuan lebih baik saat setelah AIDS Kabupaten Jember dalam
diberikannya intervensi pada kelompok Perilaku Pencegahan HIV/AIDS.
eksperimen A dan B; Jurnal IKESMA Volume 10. Jember:
Universitas Jember
c. Nilai sikap lebih baik saat setelah
diberikannya intervensi pada kelompok Glanz, Karen., Barbara K. Rimer., K.
eksperimen A dan B; Viswanath. 2008. Health Behavior And
d. Nilai intensi lebih baik saat setelah Health Education. San Fransisco:
diberikannya intervensi pada kelompok Jossey Bass
eksperimen;
e. Media buku saku PHBS di sekolah dan Gusti, Isyandi, Bahri, Afandi. (2015).
penyuluhan efektif dalam meningkatkan Hubungan Pengetahuan, Sikap dan
pengetahuan, sikap dan intensi pada Intensi Perilaku Pengelolaan Sampah
kelompok eksperimen A, namun buku Berkelanjutan Pada Siswa Sekolah
saku PHBS di sekolah saja juga efektif Dasar di Kota Padang. Jurnal
pada kelompok eksperimen B daripada Dinamika Lingkungan Indonesia,
kelompok kontrol yang tidak diberikan Volume 2, No. 2, [diakses 09 Oktober
perlakuan apapun. 2017]. Diunduh dari
file:///C:/Users/USER/
4.2 Saran Downloads/JurnalDinamikaLingkunga
Perlu adanya penelitian selanjutnya untuk n.pdf
menguji keefektifan buku saku PHBS di
sekolah menggunakan variabel praktik dalam Kholid, A. 2014. Promosi Kesehatan:
berPHBS. Penelitian lanjutan dapat pula D’engan Pendekatan Teori Perilaku,
Media, dan Aplikasi untuk Mahasiswa
dilakukan dengan variabel yang sama yaitu
dan Praktisi Kesehatan. Jakarta:
pengetahuan, sikap dan intensi kepada
Rajawali Pers.
populasi yang lebih luas dan merata,
dikarenakan penelitian ini hanya tertuju Mangarapian, B.M.P., (2017). Penilaian
kepada satu wilayah saja. Efektifitas Media Promosi Kesehatan
Ucapan Terima Kasih Berupa Video Animasi Cuci Tangan
Tim peneliti mengucapkan terima kasih Pakai Sabun sebagai Salah Satu
kepada seluruh warga sekolah SDN Alternatif Penerapan Perilaku Hidup
Krembangan Selatan 10, SDN Perak Barat 6 Bersih dan Sehat (PHBS) Untuk Anak
Tunadaksa. Digital Repository

Jurnal Kesehatan Vol. 6. No. 2. Agustus 2018 | 52


ISSN : 2354-5852
e-ISSN : 2579-5783

Universitas Jember [diakses 25 Juni Lingkungan, Volume 4 No 1.


2018]. Diunduh dari Poltekkes Denpasar
http://repository.unej.ac.id/bitstream/h
andle/123456789/80929/Brahma Susanto, Tantut, Lantin, Emi, Syahroni.
(2016). A cross-sectional study on
Luthviatin, N., Zulkarnain, E., Istiaji, E., Clean and Healthy Living Program
Rokhmah., D. 2012. Dasar-Dasar Behavior (CHLB) among Islamic
Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Boarding Schools in Indonesia.
Jember: UPT Penerbitan UNEJ. International Journal of Nursing
Sciences. Volume 3 Halaman 291-298.
Nuryanto,Pramono,Puruhita,N.,Muis,S. 2014.
Pengaruh Pendidikan Gizi terhadap
Pengetahuan dan Sikap tentang Gizi
Anak Sekolah Dasar. JurnalGizi
Indonesia. Universitas Diponegoro
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. 2014. Promosi Kesehatan
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Pratama, A.P., Zulkarnain, E., Ririanty, M.
(2017). Efektivitas Media Promosi
“Piring Makanku” Pedoman Gizi
Seimbang Sebagai Panduan Sekali
Makan. Jurnal Pustaka Kesehatan,
Vol.6,No. 1, 53-59.
Puskesmas Krembangan Selatan. 2017. Data
Kunjungan Puskesmas. Surabaya
Saloso, I. 2011. Pengaruh Media Audio
(Lagu Anak-anak) dan Media Visual
(Kartu Bergambar) terhadap
Pengetahuan Gizi (PUGS dan PHBS)
serta Tingkat Penerimaannya pada
Anak Usia Sekolah Dasar Negeri di
Kota Bogor. Skripsi. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Solikhah, Eliana. (2012). Pengaruh Buku
Saku Gizi Terhadap Tingkat
Pengetahuan Gizi Pada Anak Kelas 5
Muhammadiyah Dadapan Desa
Wonokerto Kecamatan Turi
Kabupaten Sleman Yogyakarta. Jurnal
KESMAS UAD, Vol 6 No. 2.
Sulastri, K., Nyoman, I., Gede. (2014).
Hubungan Tingkat Pengetahuan
dengan Perilaku Anak Sekolah tentang
Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah
Dasar Negeri Wilayah Puskesmas
Selemadeg Timur II. Jurnal Kesehatan

53 | Jurnal Kesehatan Vol. 6. No. 2. Agustus 2018

You might also like