You are on page 1of 3

PANDUAN PRAKTEK KLINIS

SMF ILMU KESEHATAN ANAK


CEREBRAL PALSY
2016
RSUP SANGLAH No. Revisi Halaman
DENPASAR No. Dokumen
00 1/3

Ditetapkan oleh:
Direktur Utama
PPK Tanggal terbit:
Dr. I Wayan Sudana, M.Kes
NIP 19650409 199509 1 001
No.ICD 10 G.80.9
Sekelompok kelainan postur tubuh dan motorik yang
Pengertian bersifat non-progresif akibat lesi atau kelainan otak pada
masa perkembangan
1. Pada anamnesis digali mengenai keluhan orang
tua. Biasanya pasien dikeluhkan dengan
keterlambatan perkembangan baik motorik,
bahasa maupun personal social.
2. Faktor risiko prenatal seperti riwayat abortus pada
ibu, riwayat melahirkan bayi mati.
3. Faktor risiko masa antenatal: bayi kurang bulan,
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), malformasi
sitem saraf, kelahiran multipel, ibu mendapatkan
Anamnesis terapi hormon estrogen dan tiroid selama
kehamilan.
4. Faktor risiko masa neonatal: bayi lahir dari ibu
yang menderita korioamnionitis, sepsis, infeksi
TORCH, APGAR score rendah, kern ikterus,
persalinan dengan komplikasi dan kejang
neonatal.
5. Riwayat keluarga: adanya riwayat anggota
keluarga lain yang mengalami cerebral palsy
awitan dini.
Tonus otot tampak abnormal, flasid atau spastik. Awalnya
bayi dengan cebral palsy tampak hipotonus kemudian
menjadi spastik setelah 2-3 bulan. Postur tubuh yang
Pemeriksaan
abnormal dan disertai dengan kelainan yang lain seperti
Fisik
iritabilitas dimana bayi sangat mudah terangsang,
gangguan oromotor (kesulitan menghisap dan menelan),
sekresi air liur yang berlebihan
Keterlambatan perkembangan yang didapatkan pada
Kriteria
anamnesis dan dari kelainan tonus dan postur yang
Diagnosis
didapatkan pada pemeriksaan fisik.
Diagnosis Global Development Delay
Banding Keterlambatan motorik
Pemeriksaan
Pemeriksaan CT scan kepala dan MRI
Penunjang
Konsultasi IRM, ortopedi
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
CEREBRAL PALSY
2016
RSUP SANGLAH No. Revisi Halaman
DENPASAR No. Dokumen
00 2/3
Perawatan
Rawat jalan
Rumah Sakit
Terapi
1.Fisioterapi
Terapi/tindakan
2. Tatalaksana gangguan penyerta seperti epilepsi
(ICD 9 CM)
3. Terapi medikamentosa bersifat simptomatis
4. Asupan gizi yang adekuat
Tempat
Poli Tumbuh Kembang- Pediatri Sosial RSUP Sanglah
Pelayanan
Penyulit
Informed
Lisan dan tertulis
Consent
1. Dokter Spesialis Anak
2. Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh
Kembang
Tenaga Standar
3. Residen madya dan senior
4. Dokter spesialis kesehatan fisik dan
rehablitasi medik.
Masa Pemulihan -
Hasil -
Patologi -
Otopsi -
1. Ad vitam: dubius ad bonam
Prognosis 2. Ad functionam: dubius ad malam
3. Ad sanactionam: dubius
1. Stimulasi setiap ada kesempatan
2. Menyediakan lingkungan yang nyaman demi
Tindak Lanjut optimalisasi tumbuh kembang anak
3. Memotivasi keluarga untuk menyediakan pola diet
optimal
Tingkat Eviden IA
& Rekomendasi A
Indikator Medis Asimetris tonus dan fungsi otot membaik
1. Deteksi dan stimulasi dini
Edukasi
2. Stimulasi setiap ada kesempatan
Kepustakaan 1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoman Pelayanan
Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: Ikatan
Dokter Anak Indonesia; 2011.
2. Soetjiningsih, Ranuh IGNG. Tumbuh Kembang Anak
edisi2. 2002;2:309-315.
3. Aram M. Dorothy: “Down syndrome”, dalam:
Berhrman RE, Vaughan SC, penyunting. Nelson
Textbook of Pediatri. Edisi ke-13.
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
CEREBRAL PALSY
2016
RSUP SANGLAH No. Revisi Halaman
DENPASAR No. Dokumen
00 3/3
Philadelpia:Saunders.2010.h.98-101
4. Thomason, Graham. A systematic review of
intervention for children with cerebral palsy: the state
of evidence. 2014.p 390-1

You might also like