You are on page 1of 11

LAPORAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

INFEKSI NOSOCOMIAL
RUANG IRNA PARU

Oleh Kelompok I :

Abdul Rauf
Alimuddin
Egi Diah Syafitri
Eni Wahyuni
Erin Saputra
Evi Mulyati
Hana Marista
Harianti
Hikma Ilmul Yaqin
Jahmat

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

(STIKES) MATARAM
Tahun Akademik 2018/2019
Lembar pengesahan

Pembimbing Ruangan Irna paru Pembimbing Akademik

NS. I Gusti Ayu Febrianie S.kep Citra Septriana, S.Si,M.pd


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Infeksi Nosokomial

Topik : infeksi nosokomial


Bidang Studi : keperawatan medical bedah
Sasaran : pasien dan keluarga
Hari/Tanggal : sabtu, 26 januari 2019
Waktu : 10.00-10.40 WITA
Tempat : Ruang IRNA paru
Jumlah audiens : 20 orang
Luas ruangan : 5x7 meter
Ventilasi : cukup
Penyuluh : Kelompok 1
Moderator : jahmat
Pembicara : Harianti
Domenstrator : erin saputra dan eni wahyuni
Observer : Hikma Ilmul Yaqin dan egi diah syafitri
Dokumentasi : hana marista dan evi mulyati
fasilitator : abdul rauf dan alimuddin

1. Latar Belakang
Infeksi nosocomial adalah suatu infeksi yang terjadi di rumah sakit atau infeksi oleh kuman
yang dapat selama berada di rumah sakit. Infeksi nosocomial tidak saja menyangkut
penderita tetapi juga kontak dengan rumah sakit termasuk staf rumah sakit, relawan,
pengunjung dan pengantar serta pasien itu sendiri. Contohnya, apabila seseorang penjenguk
atau pasien menderita TBC dan tidak sengaja bersin di depan orang lain dengan penurunan
daya tahan tubuh, beberapa hari kemudian orang yang terkena bersin melakukan
pemeriksaan dan hasilnya positif TBC maka bisa dikatakan pasien tersebut terkena infeksi
nusocomial.
Dari sini kami, kelompok 1 melihat rawannya terjadi infeksi nosocomial di ruang irna paru
karena semua pasiennya didiagnosa TBC dan keluarga serta pengunjung tidak menyadari
pentingnya infeksi nosocomial ini.
2. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penjelasan tentang infeksi nosocomial, diharapkan dapat
menyadarkan keluarga dan pasien untuk menghindari dan waspada terhadap infeksi
nosocomial ini.

3. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mendapatkan penjelasan tentang infeksi nosocomial, keluarga dan pasien dapat :
a. Menyebutkan Pengertian infeksi nosocomial.
b. Menyebutkan cara penularan
c. Menyebutkan cara pencegahan

4. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab

5. Media
a. Poster
b. Leaflet
c. Hand drub / hand soap

6. Evaluasi
a. Keluarga dan pasien dapat menyebutkan pengertian infeksi nosocomial.
b. Keluarga dan pasien dapat menyebutkan cara penularan
c. Keluarga dan pasien dapat menyebutkan cara pencegahan.

7. Pengorganisasian & Uraian Tugas


a. Pembawa acara
Uraian tugas :
1) Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.
2) Mengatur proses dan lama penyuluhan.
3) Menutup acara penyuluhan.
b. Penyuluh / Pengajar
Uraian tugas :
1) Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta.
2) Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan.
3) Memotivasi peserta untuk bertanya.
c. Fasilitator
Uraian tugas :
1) Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
2) Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
3) Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
4) Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi peserta.
d. Observer
Uraian tugas :
1) Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan.
2) Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
3) Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan.
4) Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan.
5) Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak sesuai
dengan rencana penyuluhan.

e. Dokumentasi
1) Dokumentasi selama kegiatan

8. Proses Penyuluhan

No Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta


1 3 Menit Pembukaan:
 Memperkenalkan diri  Menyambut salam
dan mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dari penyuluhan.  Mendengar
dan memperhatikan
 Melakukan kontrak waktu.  Mendengar
dan memperhatikan
 Mendengar
 Menyebutkan materi penyuluhan dan memperhatikan
yang akan diberi kan

2 15 Pelaksanaan :
Menit  Menjelaskan tentang pengertian  Mendengar
infeksi nusocomial dan memperhatikan
 Menjelaskan tentang cara penularan  Mendengar
dan memperhatikan

 Menjelaskan tentang cara  Mendengar


pencegahan dan memperhatikan

3 5 Menit Evaluasi :
 Memberikan kesempatan pada  Memberikan kesempatan
keluarga kunjung dan pasien untuk pada keluarga kunjung dan
bertanya pasien untuk bertanya
 Menanyakan pada keluarga kunjung  Menjawab & menjelaskan
dan pasien tentang materi yang pertanyaan
diberikan dan reinforcement bila
dapat menjawab & menjelaskan
kembali pertanyaan/materi
4 2 Menit Teriminasi :
 Mengucapkan terimakasih kepada  Mendengar dan memjawab
keluarga kunjung dan pasien
 Mengucapkan salam  Mendengar dan membalas
salam

9. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
 Kesiapan Media meliputi : poster dan leaflet
 Penentuan waktu : 10.00-10.40 WITA
 Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di ruang IRNA paru.
b. Evaluasi Proses
 Keluarga dan pasien dalam ruangan.
 Kegiatan penyuluhan berjalan tertib.
 Keluarga dan pasien mengajukan pertanyaan
c. Evaluasi Hasil
 Keluarga dan pasien mengetahui tentang infeksi nosocomial (pengertian, penularan
dan pencegahan)
 Penyaji mereview materi dan peserta dapat menjawab dengan benar 75% dari
pertanyaan penyuluh.

10. Materi
Terlampir

Lampiran materi

1. Pengertian Infeksi Nosokomial


Infeksi nosokomial atau infeksi yang diperoleh dari rumah sakit adalah infeksi yang
tidak diderita pasien saat masuk ke rumah sakit melainkan setelah ± 72 jam berada di
tempat tersebut. Infeksi nosokomial ini terjadi di seluruh dunia dan berpengaruh buruk pada
kondisi kesehatan di negara-negara miskin dan berkembang. Infeksi nosokomial ini
termasuk salah satu penyebab kematian terbesar pada pasien yang menjalani perawatan di
rumah sakit.
Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai
suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang muncul selama seseorang
tersebut dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala selama seseorang itu
dirawat atau setelah selesai dirawat disebut infeksi nosokomial (Harrison, 2001).

2. Transmisi (cara penularan)


a. Kontak (contact transmission):
1) Direct/Langsung: kontak badan ke badan transfer kuman penyebab secara fisik
pada saat pemeriksaan fisik, memandikan pasien
2) Indirect/Tidak langsung : kontak melalui objek (benda/alat) perantara: jarum, kasa,
tangan yang tidak dicuci
b. Droplet : partikel droplet > 5 μm melalui batuk, bersin, bicara, jarak sebar pendek,
tidak bertahan lama di udara, paling banyak pada mukosa bibir, hidung, mulut.
c. Airborne : partikel kecil ukuran < 5 μm, bertahan lama di udara, jarak penyebaran
jauh, dapat terinhalasi, contoh: Mycobacterium tuberculosis, virus campak, Varisela
(cacar air), spora jamur.
d. Melalui Vehikulum : Bahan yang dapat berperan dalam mempertahankan kehidupan
kuman penyebab sampai masuk (tertelan atau terokulasi) pada pejamu yang rentan.
Contoh: air, darah, tinja, makanan
e. Melalui Vektor : Serangga atau binatang lain yang dapat menularkan kuman
penyebab cara menggigit pejamu yang rentan atau menimbun kuman penyebab pada
kulit pejamu atau makanan. Contoh: nyamuk, lalat, pinjal/kutu, binatang pengerat.

3. Pencegahan Infeksi Nosokomial


a. Mencuci tangan
Mencuci tangan secara rutin adalah tindakan terpenting untuk mencegah penularan
infeksi nosokomial karena mampu mengurangi risiko penularan mikroorganisme kulit
dari satu orang ke orang lainnya. Mencuci tangan ada 2 alat yang bisa digunakan yaitu
hand drub dan hand soap.
Kapan waktu mencuci tangan
1) Sebelum makan dan sebelum menyiapkan makanan
2) Sebelum dan setelah menyentuh orang sakit
3) Sesudah menggunakan kamar mandi
4) Setelah batuk atau bersin atau membuang ingus
5) Setelah mengganti popok atau pembalut,
6) Sebelum dan setelah mengobati luka
7) Setelah membersihkan atau membuang sampah
8) Setelah menyentuh hewan atau kotoran hewan
Enam Langkah cuci tangan :
1) Gosok tangan dengan posisi telapak tangan pada telapak tangan
2) Telapak kanan di atas punggung tangan kiri dengan jari-jari saling menjalin dan
sebaliknya
3) Telapak pada telapak dengan jari-jari saling menjalin
4) Punggung jari-jari pada telapak tangan berlawanan dengan jari-jari saling
mengunci
5) Gosok memutar dengan ibu jari tangan kanan mengunci pada telapak kiri dan
sebaliknya
6) Gosok memutar, kearah belakang dan kearah depan dengan jari-jari tangan
kanan mengunci pada telapak tangan kiri dan sebaliknya.
b. Kebersihan ruangan.
Kebersihan permukaan ruangan rumah sakit terkadang diremehkan, namun penting.
Metode kebersihan modern mampu membasmi virus influenza, gastroenteritis, bakteri
MRSA secara efektif.

c. Sistem isolasi.
Sistem isolasi berfungsi untuk mencegah penyebaran organisme penyakit ke bagian
lain di dalam rumah sakit. Khususnya diberlakukan pada pasien yang berisiko
menularkan infeksi mereka.
d. Tidak membolehkan anak dibaeah usia 12 tahun berkunjung ke rumah sakit.
Dikarenakan Anak-anak mudah terserang penyakit. Anak-anak rentan terhadap infeksi
karena daya tahan tubuhnya yang lebih rendah dibandingkan dengan orang dewasa.
e. Membatasi pengunjung yang menjenguk pasien di rumah sakit, karena akan
menimbulkan ruangan yang sesak, masuk dengan membawa kuman dari luar rumah
sakit.
f. Menggunakan Masker
Masker, sebagai pelindung terhadap penyakit yang ditularkan melalui udara.
Begitupun dengan pasien yang menderita infeksi saluran nafas, mereka harus
menggunakan masker saat keluar dari kamar penderita. Begitu juga dengan pengunjung,
pengunjung disarankan menggunakan masker sebagai cara untuk mencegah terhadap
infeksi atau penularan selama di rumah sakit.
g. Etika Batuk
Etika Batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar, dengan cara menutup
hidung dan mulut dengan tissue atau lengan baju. jadi bakteri tidak menyebar ke udara
dan tidak menular ke orang lain
Etika batuk :
1) Bila merasa akan batuk atau bersin, segeralah berpaling/menjauh sedikit dari
orang-orang disekitar
2) Kemudian tutuplah hidung dan mulut dengan menggunakan tissue / saputangan
atau lengan dalam baju
3) Segera buang tissue yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah;
4) Cucilah tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau gel pembersih
tangan
5) Bila perlu gunakan masker.

DAFTAR PUSTAKA

Babb, JR. Liffe, AJ. Pocket Reference to Hospital Acquired infection. Science Press limited,
Cleveland Street, London; 1995

Depkes RI bekerjasama dengan Perdalin. 2009. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian


Infeksi di Rumah Sakit dan Fasiltas Pelayanan Kesehatan Lainnya. SK Menkes No
382/Menkes/2007. Jakarta: Kemenkes RI
Depkes RI. 2006. Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Pelayanan Kesehatan. Depkes
RI: Ditjen Bina Yan Med
_____. 2007. Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasiltas Pelayanan Kesehatan Lainnya. SK Menkes No 270/MENKES/2007. Jakarta:
Depkes RI
Ducel, G. et al. Prevention of hospital-acquired infections, A practical guide. 2nd edition.
World Health Organization. Department of Communicable disease, Surveillance and
Response; 2002
Notoatmodjo S. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rhineka Cipta
Siegel JD et al. and HICPAC CDC. 2007. Guideline for Isolation Precaution: Preventing
Transmission of Infectious Agent in Healthcare Setting. CDC hal 1-92
Soeparman, dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI, Jakarta; 2001

Suwarni, A. Studi Diskriptif Pola Upaya Penyehatan Lingkungan Hubungannya dengan Rerata
Lama Hari Perawatan dan Kejadian Infeksi Nosokomial Studi Kasus: Penderita Pasca
Bedah Rawat Inap di Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta Provinsi DIY Tahun 1999.
Badan Litbang Kesehatan Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial, Yogyakarta;
2001

Wenzel. Infection control in the hospital,in International society for infectious diseases, second
ed, Boston; 2002

You might also like