Professional Documents
Culture Documents
Coba bayangkan betapa sedihnya hati kita, kalau tiba-tiba melihat tanaman hias kesayangan kita menjadi
rusak, robek, compang camping, lemas, layu atau bahkan mati akibat serangan hama. Belum lagi kerugian
material yang harus kita tanggung. Bayangkan betapa menderitanya hati kita kalau anthurium atau
aglaonema yang bernilai jutaan rupiah tiba-tiba menjadi rusak dan mati.
Untuk itu, mengenal, mencegah atau menanggulangi serangan hama wajib diketahui secara dini. Berikut ini
beberapa jenis hama yang sering menyerang tanaman hias beserta cara penangulangannya.
Kutu putih merupakan hama yang paling banyak ditemui menyerang tanaman hias. Kehadirannya cukup
mudah dideteksi. Mereka bergerombol di batang, daun, ketiak daun, bawah daun sampai pucuk daun.
Disebut kutu putih karena warnanya yang terlihat putih karena adanya semacam serbuk berwarna putih
Kutu putih menghisap cairan daun, sehingga menyebabkan daun menjadi kisut. Kutu putih juga
mengeluarkan semacam cairan “madu” yang lama kelamaan akan berubah menjadi jelaga berwarna hitam
di permukaan daun. Selain mengakibatkan kerusakan pada tanaman, kutu putih juga bisa menularkan virus
Beberapa hobiis sering kesulitan memberantas kutu putih. Hal ini diakibatkan adanya semacam lapisan lilin
yang menyelimuti tubuh si kutu. Lapisan lilin ini melindungi tubuh kutu putih termasuk dari serangan
insektisida. Cara sederhana yang sering dilakukan adalah dengan menyemprotkan larutan detergen cair
dengan dosis satu sendok makan detergen cair dengan satu liter air. Setelah di semprot dengan cairan
detergen, maka lapisan lilin pada kutu putih akan hilang, dan warna kutu berubah menjadi kekuningan. Ini
menandakan bahwa “perisai” si kutu sudah hilang. Sekarang giliran insektisida beraksi menumpas si kutu.
Insektisida yang umum digunakan seperti Decis, Curacron, Confidor, Rumba, dll dosis 2 ml/Liter.
Penyemprotan insektisida bisa diulang seminggu kemudian, sampai serangan hilang. Satu hal yang perlu
diingat, agar media tanam tidak terkontaminasi dengan larutan detergen yang bersifat alkalis, maka
sebaiknya setelah treatmen ini, media tanam diganti dengan yang baru dan steril.
2. Root Mealy Bugs
Root Mealy Bugs berbentuk seperti kutu putih, tetapi hidup menempel pada akar tanaman. Tanaman yang
terserang akan menjadi kurus, kerdil, daun menjadi kecil dan layu. Untuk mengetahui serangan hama ini,
maka perlu mencabut tanaman dari media. Penanganan yang umum dilakukan adalah dengan
menyemprotkan insektisida sistemik seperti Confidor, supracide dengan dosis seperti aturan yang tertera
(umumnya 2 ml/Liter). Untuk menjamin bahwa serangan root mealy bugs bisa diberantas dengan tuntas,
3. Ulat
Dua macam ulat yang biasa menyerang tanaman hias adalah Spodoptera yang menyerang daun dan
Noctuidae yang memakan batang. Serangan spodoptera ditandai dengan adanya daun yang robek/rusak.
Sedangkan serangan Noctuidae lebih sulit dideteksi, karena mereka menggorok batang tanaman dari
Pada tahap serangan ringan, penanggulangan dengan manual, yaitu membunuh ulat yang tampak. Tetapi
apabila serangan sudah mulai serius, maka digunakan insektisida seperti Decis, Confidor, Curacron, dosis 2
ml/Liter.
4. Belalang
Gejala serangan belalang hampir mirip dengan serangan Spodoptera. Belalang mempunyai kemampuan
untuk berpindah kedaun atau tanaman lain dengan cepat, sehingga serangannya dengan mudah bisa
berpindah-pindah.
Pada serangan ringan, penanggulangan bisa dilakukan dengan memungut dan membuang belalang yang
tampak, tetapi pada serangan yang serius, maka pemakaian insektisida seperti Decis, Confidor, Curacron
5. Tungau (Thrips)
Tungau berbentuk seperti lintah dengan ukuran yang kecil dan melekat kuat dibalik daun serta pelepah
tanaman. Thrips akan menghisap cairan tanaman sehingga akan membuat daun mengkerut, menguning,
Pada serangan ringan, penanggulangan bisa dilakukan dengan mengerik kumpulan thrips dengan kuku
atau alat lain.Tetapi pada serangan yang serius, maka digunakan insektisida seperti Decis, Confidor,
Hama ini berbentuk seperti siput yang berukuran kecil dan tidak mempunyai cangkang. Gejala serangan
hampir mirip dengan serangan ulat atau belalang, tetapi dalam area yang lebih kecil karena pergerakan
keong yang lambat. Keong tanpa cangkang aktif dimalam hari, makanya pengendalian mekanis bisa
dilakukan dimalam hari. Sedangkan pengendalian secara kimia bisa dilakukan dengan aplikasi insektisida
7. Aphid
Aphid adalah serangga kecil yang berbentuk seperti buah pear dengan warna hijau atau coklat. Aphid
menghisap cairan tanaman, sehingga menyebabkan daun menjadi keriting, tanaman menjadi terhambat
pertumbuhannya dan menjadi kerdil. Aphid juga mengeluarkan cairan seperti madu yang akan berubah
Pengendaliannya sama dengan hama yang lain yaitu menggunakan penyemprotan insektisida seperti
8. Spider Mite
Seperti namanya hama ini adalah keluarga laba-laba yang berbentuk kecil. Spider Mite juga menghisap
cairan pada tanaman. Serangan hama ini mengakibatkan daun berwarna kuning, kemudian muncul bercak-
Serangan Spider mite secara besar bisa mengakibatkan daun habis dan tanaman mati. Spider mite lebih
kebal terhadap insektisida. Untuk itu disarankan menggunakan akarisida seperti Kelthane sesuai dosis
dikemasannya.
9. Fungus Gnats
Adalah serangga yang berbentuk seperti nyamuk berwarna hitam. Larvanya yang berbentuk seperti cacing
hidup didalam media tanam dan sering makan akar halus tanaman. Fungus Gnat dewasa merusak
seludang bunga, dengan gejala seranganmunculnya bintik-bintik hitam pada seludang bunga.
Pada fase masih menjadi larva, maka penanganannya dilakuakn dengan menaburkan Nematisida seperti
Furadan G ke media tanam. Sedangkan pada fase dewasa, dilakukan penyemprotan insektisida seperti
10. Cacing
Cacing yang sering menjadi hama adalah Cacing liang (Radhopolus Similis) yang menghisap cairan pada
akar tanaman. Gejala tanaman yang terserang hama ini adalah tanaman menjadi lambat tumbuh dan kerdil
serta menghasilkan bunga yang kecil. Untuk mengatasinya digunakan Nematisida seperti Furadan G yang
ditaburkan pada media tanam sesuai aturan yang tertera dalam kemasan.
Demikianlah sepuluh hama yang sering dijumpai menyerang tanaman hias. Tindakan terbaik adalah
melakukan pencegahan sebelum hama menyerang tanaman, yaitu dengan sering mengontrol tanaman dan
perkembangannya. Penggunaan media tanam yang steril serta penggantian media tanam secara terjadwal,
menjaga kebersihan lingkungan tempat tanaman diletakkan, serta menjauhkan tanaman yang sudah
Apabila serangan hama sudah terjadi, untuk skala serangan awal, cara manual / mekanis lebih dianjurkan.
Sedangkan apabila serangan sudah memasuki tahap serius, maka penggunaan insektisida, akarisida dan
nematisida tidak terelakkan lagi. Dosis yang dianjurkan adalah seperti yang tertera pada kemasan, atau
umumnya bisa menggunakan dosis 2 ml/Liter untuk yang berbentuk cair. Dan dosis 2 Gr/Liter untuk yang
berbentuk powder. Sedangkan Nematisida seperti Furadan G yang berbetuk butiran disesuaikan dengan
Aplikasi pestisida pada tanaman hias sebaiknya digunakan secara bijak, mengingat dampak negative yang
bisa ditimbulkan. Karena umumnya tanaman hias diletakkan berdekatan dengan manusia, disamping juga
pertimbangan akan adanya kemungkinan serangga menjadi semakin kebal dengan insektisida yang
Sumber :
3. Mengenal dan Merawat Anthurium Daun, Hendra tanjung & Drs. Agus Andoko – Agromedia Pustaka
Ada beberapa jenis-jenis hama yang akan diuraikan dibawah ini, yang dapat
menyebabkan kerusakan terhadap tanaman sayuran di dalam greenhouse, berikut
cara pengendaliannya.
Tungau (mites)
Tungau yang menyerang tanaman sayuran adalah tungau merah (Tetranychus
cinnabarinus Boisduval) dan tungau kuning (Polyphagotarsonemus latus Bank).
Tungau menyerang tanaman dengan memasukan stiletnya menyerang tanaman
dengan memasukan stiletnya dengan menyuntikkan air ludahnya yang beracun.
Gejala serangan
Gejala serangan tungau ditandai berupa titik kecil berwarna terang yang kemudian
berkembang menjadi bercak tidak teratur berwarna putih atau hijau. Sering juga
terjadi perubahan warna daun dari kuning menjadi keperakan. Kemudian kerusakan
lainnya adalah daun mengeriting, melengkung dan terpelintir, nekrosis pada daun
muda, dan bahkan pada tanaman yang baru tumbuh.
Apabila daun di balik maka pada daun sebelah bawah akan terlihat sekumpulan
hama yang tampak seperti titik-titik merah atau kuning.
Siklus hidup
Perkembangan populasi tungau sangat cepat, karena siklus hidupnya pendek dan
fertilitasnya tinggi. Pada kondisi udara yang panas dan kelembaban rendah serta
sedikit hujan, populasi tungau akan berkembang cepat. Hampir semua telur
berpotensi menetas menjadi larva, meskipun telur tersebut tidah dibuahi. Telur yang
dibuahi akan berkelamin betina sedangkan yang tidak dibuahi akan berkelamin
jantan.
Sejak dari fase larva, spider mite sudah menjadi parasit dan menghisap cairan pada
daun-daun tanaman yang terserang, dan semakin berat bila larvanya sudah tumbuh
dewasa, karena gerakannya akan semakin aktif dan menyebar ke banyak tanaman.
Teknik pengendalian.
Pengendalian secara kultur teknis dapat dilakukan dengan cara menjaga
kelembaban agar tetap cukup tinggi, karena tungau menyukai kelembaban yang
rendah (<80%)>30ºC), sehingga dengan peningkatan kelembaban dan penurunan
suhu, akan terjadi kondisi fisik yang kurang mendukung bagi perkembangan tungau,
hal ini dapat menghambat kemampuan makan dan menurunkan perkembang biakan
tungau.
Alternatif lain adalah pengendalian secara kimiawi, dengan menggunakan pestisida.
Jenis pestisida yang digunakan adalah akarisida. Beberapa pestisida yang dapat
digunakan adalah Kelthane 200 EC, Agrimec 18 EC, Pegasus 500 EC, Curacron
500 EC, dan Mitac 200 EC.