Professional Documents
Culture Documents
Definisi
Intra Uterine Fetal Death (IUFD) atau kematian janin dalam kandungan
adalah terjadinya kematian janin ketika masih berada dalam rahim yang beratnya
500 gram dan atau usia kehamilan 20 minggu atau lebih.1
Ada juga pendapat lain yang mengatakan kematian janin dalam kehamilan
adalah kematian janin dalam kehamilan sebelum proses persalinan berlangsung
pada usia kehamilan 28 minggu ke atas atau berat janin 1000 gram ke atas.3
1,2,3,4
Manifestasi Klinis dan Pemeriksaan
• DJJ tidak terdengar
• Uterus tidak membesar, fundus uteri turun
• Pergerakan anak tidak teraba lagi oleh pemeriksa
• Palpasi anak menjadi tidak jelas
• Reaksi biologis menjadi negatif setelah anak mati kurang lebih 10 hari
• Pada rontgen dapat dilihat adanya:
1,2,3,4
Diagnosis dan Diagnosis Banding
Tabel 1. Diagnosis dan Diagnosis Banding IUFD
Gejala dan Tanda yang Gejala dan Tanda yang Kemungkinan
Selalu Ada Kadang- Kadang Ada Diagnosis
o Gerakan janin o Syok, uterus Solutio plasenta
berkurang atau hilang, tegang/kaku, gawat
nyeri perut hilang janin atau DJJ tidak
timbul atau menetap, terdengar
perdarahan pervaginam
sesudah hamil 22
minggu
o Gerakan janin dan DJJ o Syok, perut kembung/ Ruptur uteri
tidak ada, perdarahan, cairan bebas intra
nyeri perut hebat abdominal, kontur
uterus abnormal,
abdomen nyeri, bagian-
bagian janin teraba,
denyut nadi ibu cepat
o Gerakan janin o Cairan ketuban Gawat janin
berkurang atau hilang, bercampur mekonium
DJJ abnormal
(<100/mnt/>180/mnt)
o Gerakan janin/DJJ o Tanda-tanda kehamilan Kamatian janin
hilang berhenti, TFU
1,2,,3,4
Penatalaksanaan
Kematian janin dapat terjadi akibat gangguan pertumbuhan janin, gawat
janin atau kelainan bawaan atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya
sehingga tidak diobati.
● Jika pemeriksaan Radiologik tersedia, konfirmasi kematian janin setelah 5
hari. Tanda-tandanya berupa overlapping tulang tengkorak, hiperfleksi
columna vertebralis, gelembung udara didalam jantung dan edema scalp.
● USG merupakan sarana penunjang diagnostik yang baik untuk memastikan
kematian janin dimana gambarannya menunjukkan janin tanpa tanda
kehidupan, tidak ada denyut jantung janin, ukuran kepala janin dan cairan
ketuban berkurang.
● Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada pasien. Sebaiknya pasien
selalu didampingi oleh orang terdekatnya. Yakinkan bahwa kemungkinan
besar dapat lahir pervaginam.
● Pilihan cara persalinan dapat secara aktif dengan induksi maupun ekspektatif,
perlu dibicarakan dengan pasien dan keluarganya sebelum keputusan diambil.
● Bila pilihan penanganan adalah ekspektatif maka tunggu persalinan spontan
hingga 2 minggu dan yakinkan bahwa 90 % persalinan spontan akan terjadi
tanpa komplikasi
● Jika trombosit dalam 2 minggu menurun tanpa persalinan spontan, lakukan
penanganan aktif.
● Jika penanganan aktif akan dilakukan, nilai servik yaitu
¾ Jika servik matang,lakukan induksi persalinan dengan oksitosin atau
prostaglandin.
¾ Jika serviks belum matang, lakukan pematangan serviks dengan
prostaglandin atau kateter foley, dengan catatan jangan lakukan
amniotomi karena berisiko infeksi
¾ Persalinan dengan seksio sesarea merupakan alternatif terakhir
DAFTAR PUSTAKA
1. Achadiat, C.M., 2004, Prosedur Tetap Obstetri & Ginekologi, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta
1. Cuningham, F.G., Gant, N.F., Leveno K.J., Gilstrap III L.C., Hauth, J.C.,
Wenstrom, K.D., 2001. Williams Obstetrics (21st edition). The McGraw-Hill
Companies, Inc. United States of America.
3. Mochtar, R., 1998, Sinopsis Obstetri Patologi, Edisi II, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta
4. Wiknjosastro, H., Saifuddin, B, A., Rachimhadhi, T. 2002. Ilmu Kebidanan.
Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.