Professional Documents
Culture Documents
Gejala jantung koroner disebut gejala Heberden Herrick, Gejala Heberden herrick itu meliputi :
Klasifikasinya :
Kelas I
Tanpa pembatasan kegiatan fisik
Tanpa Gejala pada kegiatan biasa
Kelas II
Sedikit Dibatasi kegiatan fisik
Waktu istirahat tidak ada keluhan
Kegiatan fisik menimbulkan kelelahan, jantung berdebar, sesak nafas
Kelas III
Kegiatan fisik sangat di batasi
Waktu istirahat tidak ada keluhan
Sedikit kegiatan fisik menimbulkan kelelahan, jantung berdebar, sesak nafas
Kelas IV
waktu istirahat dapat menimbulkan kelelahan, jantung berdebar, sesak nafas apalagi kerja fisik
ringan.
Upaya apa sajayang harus dilakukan untuk mencegah penyakit jantung koroner :
Tidak Merokok
Pola makan diusia muda, jangan terlalu banyak makan terutama makanan yang
mengandung lemak
Latihan olah raga teratur sesuai umur dan kekuatan tubuh
Cukup istirahat
Hidup sederhana dan bekerja secara tenang dan teratur
Permeriksaan / check up secara teratur
Tindakan pengobatan yang harus dilakukan apabila ibu hamil dengan penyakit jantung koroner
Pengobatan
Kelas I
Tidak perlu memerlukan pengobatan tambahan
Kelas II
Biasanya tidak memerlukan pengobatan tambahan, mengurangi kerja terutama antara kehamilan
28-36 minggu
Kelas III
Memerlukan digitalisasi / obat lainnya, sebaiknya di rawat di Rumah Sakit sejak kehamilan 28-
30 minggu
Kelas IV
Harus di rawat di Rumah Sakit dan diberikan pengobatan bekerjasama dengan ahli penyakit
dalam / kardiolog
Keguguran / aburtus
Bayi lahir pada usia kehamilan 28-36 minggu / prematur
Lahir cukup bulan namun dengan berat badan lahir rendah
Lahir mati
Kematian janin dalam rahim.
Referensi :
Prawiroraharjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta Yayasan Bina Pustaka, 1976
Wardoyo AB. Pencegahan penyakit Jantung Koroner. Solo CV Aneka, 1996
Moerdowo, RM. Sekitar Masalah Serangan Jantung. Jakarta Bhratara Karya Aksara, 1984
Wahyudi. Berbagai Macam Penyakit Perawatan dan Pengobatannya. Surabaya Usaha Nasional
Politeknik Kesehatan Semarang Prodi Kebidanan Magelang
JANTUNG adalah organ vital pada manusia yang bertugas memompakan darah beroksigen
keseluruh tubuh, kepada janin juga tentunya jika ibu sedang dalam proses kehamilan. Janin yang
terus tumbuh menuntut makanan berupa oksigen dan nutrisi dari ibunya dan ini terpenuhi lewat
aliran darah yang terus meningkat pada tubuh ibu. Akibatnya, jantung ibu pun akan semakin
meningkat daya kerjanya apalagi selama kehamilan juga terjadi proses pengenceran darah
(hemodilasi) untuk menjamin lancarnya suplai darah pada ibu dan janin. Kerja keras itu ditandai
dengan meningkatnya denyut jantung ibu.
1. Kelas I adalah mereka yang masih bisa melakukan berbagai kegiatan tanpa gangguan.
2. Kelas II adalah mereka penderita dengan pembatasan gerak fisik. Artinya saat beristirahat
mereka tidak merasakan keluhan, tetapi dengan kegiatan fisik biasa seperti melakukan tugas
rumah tangga mereka mudah merasa lelah dan jantung berdebar.
3. Kelas III bila hanya dengan berkegiatan ringan saja bisa membuat si penderita merasa terganggu
misalnya sesak nafas.
4. Kelas IV adalah penderita yang sama sekali tak mampu melakukan aktivitas fisik apapun tanpa
keluhan. Penyakit jantungnya termasuk berat.
Penderita kelas I dan II masih bisa menjalani kehamilan dengan pengawasan ketat dokter
kandungan dan dokter spesialis jantung. Untuk kelas III bisa jadi dokter menganjurkan untuk
berada dalam pengawasan dokter di rumah sakit lebih-lebih setelah kehamilan berusia 28
minggu. Sedang kelas IV umumnya dokter tidak memperbolehkan untuk hamil.
Penderita jantung yang masih boleh hamil tentu harus selalu dalam pengawasan ketat dan kerja
sama kuat antara dokter kandungan dan dokter spesialis jantung. Perlu anda tahu, ada dua hal
yang sangat mempengaruhi kerja jantung dan bisa memperburuk kondisi ibu hamil berpenyakit
jantung yaitu pertambahan berat badan dan anemia. Kedua hal ini memerlukan pengawasan yang
ketat. Bila ibu hamil terlalu sering mengeluh sesak nafas, bisa jadi dokter menyarankan untuk
dirawat di rumah sakit. Pada dasarnya ibu hamil memerlukan lebih banyak waktu untuk
beristirahat.
Jika memang sudah terjadi proses kehamilan pada ibu berpenyakit jantung dan kehamilan
berjalan lancar melahirkan normal tentu bisa dilakukan. Bila perlu, dokter akan menggunakan
alat bantu berbentuk tang (cunam) atau vakum ekstraksi agar kelahiran bayi jadi lebih mudah.
Tindakan tersebut tentu akan dilakukan jika terjadi kondisi yang memburuk baik pada ibu
ataupun janin. Bila perlu, operasi caesar pun bisa dilakukan.
Related Posts:
A. KONSEP DASAR
1. Penyakit jantung
Keperluan jani yang sedang tumbuh akan oksigen san zat-zat makanan bertambah dalam
berlangsungnya kehamilan, yang harus dipenuhi melalui darah ibu. Untuk itu banyaknya darah yang
beredar bertambah, sehingga jantung harus bekerja lebih keras. Oleh krena it di dalam kehamilan selalu
terjadi perubahan-perubahan pada system kardiovaskular yang biasanya masih dalam batas-batas
fisiologis.
Perubahan-perubahan tersebut disebabkan oleh :
a. Hipervolumia : dimulai sejak kehamilan 28 minggu dan mencapai puncak pada 28-32 minggu, lalu
menetap.
b. Jantung dan diafragma terdorong ke atas oleh pembesaran rahim.
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit jantung. Saat-saat yang berbahaya bagi penderita adalah :
a. Pada kehamilan 32-36 minggu dimana volume darah mencapai puncaknya.
b. Pada kala II wanita mengerahkan tenaganya untuk mengedan dan memerlukan tenaga jantung yang
erat.
c. Pada post partum,dimana darah dari ruang internilus plasenta yang sudah lahir, sekarang masuk
dalam sirkulasi darah ibu.
d. Pada masa nifas, karena kemungkinan adanya infeksi.
2. Hipertensi
Hipertensi dalam kehamilan berarti bahwa wanita telah menderita hipertensi sebelum hamil, disebut
juga sebagai pre eklamasi tidak murni seperti mposed preeklamsia bia diserta pula dengan proteinnuria
dan edemia.
Penyebab utama hipertensi dalam kehamilan adalah :
a. hipertensi esensial
b. Penyakit ginjal
Menurut Sims ( 1970 ) penyakit hipertensi dan penyakit ginjal yang dengan hipertensi adalah sebagai
berikut :
1. Penyakit hipertensi
a. Hipertensi esensial : ringan, sedang, berat, ganas( progresif )
b. Hipertensi renovaskuler ( penyakit pembulu darah ginjal )
c. Kartisio aorta
d. Aldosteronisme primer
e. Feokromositoma
2. Penyakit ginjal dan saluran kencing
a. Glomerulonefritis ( mendadak, menahun, sindomaneftrotik )
b. Pielonefritis ( mendadak, menahun, )
c. Lupus eritmatusus, dengan glomerulitis, dengan glomerulonefritis
d. Skelodermo dengan kelainan ginjal
e. Pariarteritis nodosa dengan kelainan ginjal
f. Gagal ginjal mendadak
g. Penyakit polikistik
h. Nefropatia diabetic
a. Hipertensi esensial
Adalah penyakit hipertnsi yang mungkin disebabkan faktor heriditer dan dipengaruhi oleh faktor emosi
dan lingkungan. Wanita hamil dengan hipertensi tidak menunjukkan gejala-gejala lain kecuali hipertensi.
Terbanyak dijupai adalah hipertensi jinak dengan tensi sekitar 140/90 sapai 160/100 mmHg. Jarang
berubah menjadi ganas secara mendadak sampai sistolik 200 atau lebih. Gejala-gejala seperti kelainan
kantung, arteriskelorosis, perdarahan otak dan penyakit ginjal baru timbul setelah dalam waktu lama
dan penyakit terus berlanjut.
1) Kehamilan dengan hipertensi esensial akan berlangsung normal sampai aterme.
2) Pada kehamilan setelah 30 minggu 30 % adakan menunjukkan kenaikan tekanan darah namun tanpa
gejala.
3) Kira-kira 20 % akan menunjukkan kenaikan tekanan darh yang mencolok, bisa disertai dengan
proteinnuria dan edema ( preeklamsia tidak murni ) dengan keluhan : sakit kepala, nyeri epigastrium,
nyeri muntah, dan gangguan penglihatan ( visus ).
b. Penyakit ginjal hipertensi
Penyakit ginjal dengan gejala hipertensi dan dapat dijumpai pada wanita hamil adalah :
- Glomerulonefritis akut dan kronik
- Pielonefritis akut dan kronik
Pemeriksaan :
- Pemeriksaan urine lengkap dan faal ginjal
- Pemeriksaan retina
- Pemeriksaan umum tekanan darah dan nadi
- Kuantitatif albumin air kencing ( urin )
- Darah lengkap dan ureum berdarah
- Dll
B. Etiologi
1. Penyakit jantung
- Hipervolumia
- Pembesaran rahim
- Demam rematik
2. Hipertensi
- Hipertensi esensial
- Hipertensi ginjal
D. Penatalaksanaan
1. Penyakit jantung
Pengobatan dan penatalaksanaan penyakit jantung dalam kehamilan tergantung pada gerajat
fungsionalnya :
- Kelas I : tidak ada pengobatan tambahan yang dibutuhkan.
- Kelas II : Biasanya tidak memerlukan terapi tambahan. Kurangi kerja fisik
terutama antara kehamilan28-36 minggu.
- Kelas III : Memerlukan digitalisasi atau obat lainnya. Sebaiknya dirawat di RS
sejak kehamilan 28 – 30 minggu.
- kelas IV : Harus dirawat di RS dan dinerikan pengobatan bekerjasama dengan
kardiolog.
2. Hipertensi
a. Hipertensi esensial
- Istirahat
- Pengawasan pertumbuhan janin
- Obat penenang ( solusio charcot, diazepam, romatozin, phenobarbital ).
- Obat hipotensif
- Pengakhiran kehamilan ( dilakukan apabila terjadi upper imposed pre axlamsia, hipertensi ganas )
b. Penyakit ginjal
- Istirahat.
- Diit rendah garam
- Diberikan obat hiptensif ( apabila tekanan darah sangat tinggi )
f. Pernafasan
- Pernafasan mungkin kurang dari 14 x / menit
- Krekle
- Hemoptisis
- Takipnea
- Dispnea
- Ortopnea
g. Kemanan
Infeksi streptokokus berulang
h. Pemeriksaan disgnostic
- SDP ( sel darah putih )
- Hb dan HT ( hemoglobin dan memoktorit )
- GDA ( gas darah arteri )
- LED ( laju endap darah
- EKG ( Elektrodiograf )
- Echokardiograf
- Pencitraan jantung radionukleutida
- Amniosentris
- Seri ultrasonografi
- Tes presor supnie
- Kratinin serum
- Urine lengkaptes
- Strees kontraksi
- Tes cairan amniotikultrasonografi
2. Diagnosa Keperawatan
a. Diagnosa keperawatan pada ibu hamil dengan penyakit jantung :
1. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan volume sirkulasi, disritmia,
perubahan kontratiktilitas miokard, dan perubahan inotropik pada jantung.
2. Kelebihan volum cairan berhubungan dengan peningkatan volum sirkulasi, perubahan faal ginjal,
intake cairan yang berlebihan.
3. Penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan perubahan volume sirkulasi.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuat pertahanan primer dan skunder, penyakit/kondisi
kronis, ruang pengetahuan tentang proses infeksi.
5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan cardiac output.
6. Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar ) berhubungan dengan kurangnnya informasi dan
interpretasi yang salah.
Sahabat, Tahukah anda bahwa Kehamilan dengan penyakit jantung termasuk dalam kategori
berisiko tinggi karena membahayakan keselamatan jiwa ibu hamil. Berdasarkan berat ringannya
penyakit jantung digolongkan dalam beberapa tingkatan. Bahkan ada yang tidak boleh hamil
pada keadaan dimana jantung mengalami kegagalan fungsi yang berat misalnya pada penyakit
jantung berikut ini : Myocard Infark Acut, Hipertensi Pulmonal, Sindrom Marfan, Sindrom
Eisenmenger (dari berbagai sumber)
Pada kasus kehamilan dengan penyakit jantung harus dalam pengawasan seorang dokter
kandungan dan dokter spesialis penyakit jantung.
Pemeriksaan yang dilakukan pada ibu hamil dengan penyakit jantung antara lain ECG (elektro
cardiografi), Echocardiografi pada ibu dan USG (ultrasonografi) untuk memantau keadaan
kesehatan bayi. Pemeriksaan penunjang ini bertujuan untuk memantau kondisi kesehatan jantung
ibu dan keadaan bayi. Selain itu pemeriksaan tekanan darah dan laboratorium darah juga
dilakukan secara teratur dan berkala selama kehamilan.
Beberapa penyakit seperti anemia, infeksi, kegagalan fungsi ginjal dan kenaikan tekanan darah
pada ibu dengan penyakit jantung dalam kehamilan sedapat mungkin dihindari agar tidak
memperberat komplikasi yang kemungkinan terjadi. Usahakan agar selama hamil tidak
mengalami tekanan mental (stres)
Bisakah saya mendapat gambaran tentang bagaimana beban kerja jantung saya ketika
hamil?
Dalam kondisi tidak hamil, penyakit jantung itu sendiri sudah mengalami permasalahan dalam
memompakan darah ke seluruh tubuh. Terlebih pada saat hamil. Pada saat hamil, mulai minggu
ke enam, volume darah ibu semakin meningkat sampai dengan 50% karena terjadi proses
pengenceran darah. Selain itu terjadi peningkatan denyut jantung ibu. Aliran darah akan lebih
banyak dipompakan ke peredaran darah rahim dan ari-ari untuk memenuhi kebutuhan
pertumbuhan janin.
Apa akibat penyakit jantung pada ibu hamil terhadap janin dalam kandungan?
Akibat penyakit jantung dalam kehamilan, terjadi peningkatan denyut jantung ibu hamil dan
sebagai akibat lanjut semakin lama jantung akan mengalami kelelahan. Akhirnya pengiriman
oksigen dan zat makanan dari ibu ke janin menjadi terganggu dan semakin berkurang. Sang janin
dalam kandungan akan mengalami gangguan pertumbuhan juga kekurangan oksigen. Salah satu
bahaya kehamilan dengan penyakit jantung adalah ibu hamil berpotensi mengalami keguguran
dan kelahiran premature, terutama bila selama kehamilannya sang ibu tidak mendapat
penanganan pemeriksaan kehamilan dan pengobatan dengan tepat.
Lalu apa yang harus saya lakukan ketika hamil dengan keadaan sakit jantung?
Jika seorang ibu hamil menderita penyakit jantung, selain ibu hamil harus berada dalam
pengawasan seorang dokter juga ia harus cukup banyak istirahat untuk mengurangi beban kerja
jantung.
1. Berusaha untuk rileks dan selalu berpikir positif agar jantung tetap memompa darah
dengan tenang dan teratur.
2. Istirahat yang cukup 8 sampai 10 jam perhari
3. Hindari aktifitas yang melelahkan agar jantung tidak bertambah berat beban kerjanya.
4. Belajarlah untuk latihan pernafasan dengan benar. Hal ini penting sebagai proses adaptasi
tubuh terhadap pembesaran perut yang semakin mendesak rongga dada ( diafragma ).
Dalam keadaan normal tanpa kelainan jantung kadang beberapa ibu hamil juga mengeluh
agak sesak nafas akibat semakin membesarnya rahim
5. Perhatikan setiap perubahan atau keluhan yang terasa lebih berat dari biasanya, misalnya
sesak nafas, nyeri dada atau dada berdebar-debar lebih cepat, pusing dan mudah pingsan.
Dalam keadaan seperti ini segera periksa ke dokter.
6. Teratur minum obat jantung yang diresepkan dokter dan diimbangi dengan diet khusus
penderita jantung
7. Menjaga agar tidak mengalami anemia dan infeksi saluran kencing dan saluran nafas.
8. Minum suplemen zat besi secara teratur sesuai anjuran bidan atau dokter untuk
mencegah anemia selama kehamilan berlangsung. Mengkonsumsi makanan bergisi
terutama yang mengandung zat besi dan asam folat.
9. Hindari minuman berkafein ( kopi )
10. Ibu hamil dengan penyakit jantung harus menghindari nikotin ( rokok )
11. Menjaga kebersihan diri selama hamil,terutama kebersihan alat kelamin.
12. Kontrol sesuai jadwal yang telah ditentukan bidan, dokter kandungan maupun dokter
spesialis penyakit jantung.