You are on page 1of 2

Hama dan penyakit tanaman jeruk yang sering menyerang tanaman jeruk hama dan penyakit

tanaman jeruk ini merupakan hama dan penyakit tanaman jeruk 1. Penyakit Citrus Vein Phloem
Degeneration (CVPD)

Penyebab :
Bakteri Liberobacter asiaticum.

Nama Internasional :
Huang Lung Bin

Daerah penyebaran :
Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.

Gejala Penyakit :
• Gejala luar
Gejala khas CVPD adalah belang - belang kuning (blotching), mulai berkembang pada bagian ujung
tanaman (pertumbuhan baru) pada daun yang ketuaannya sempurna, bukan pada daun muda atau
tunas. Gejala ini sulit dibedakan dengan gejala kekurangan hara Zn. Tulang - tulang daun dan urat-
urat daun tampak lebih menonjol dengan warna hijau gelap (kontras dengan warna lamina daun).
Pengamatan gejala sebaiknya dilakukan pada permukaan atas dan bawah daun. Gejala belang -
belang pada bagian atas sama dengan bagian bawah. Pada gejala lanjut daun menjadi lebih kaku dan
lebih kecil, tulang daun menjadi berwarna kuning. Gejala ini sangat jelas pada jeruk manis, tetapi
kurang jelas pada daun jeruk Mandarin.

Infeksi pada tanaman muda ditandai dengan kuncup yang berkembang lambat, pertumbuhannya
menjulang ke atas, daun menebal, ukuran menjadi lebih kecil dengan gejala khas blotching, mottle,
belang - belang kuning tidak teratur.

Pada tanaman dewasa, gejala sering bervariasi.

a. Gejala greening sektoral diawali dengan munculnya gejala blotching pada cabang - cabang
tertentu, diiringi dengan pertumbuhan tunas air lebih banyak dari tanaman normal di luar musim
pertunasan. Daun - daun pada cabang sakit mencuat ke atas seperti sikat.
b. Pada gejala berat, daun bisa menguning seluruhnya (seperti defisiensi unsur N) dan terjadi
pengerasan tulang daun primer dan sekunder yang dikenal dengan Vein Crocking, daun juga menjadi
lebih kaku dan menebal. Gejala ini merupakan indikator adanya kerusakan lebih berat pada
pembuluh angkut / pholem.
c. Pada tanaman yang sudah berproduksi, menyebabkan ukuran buah menjadi lebih kecil - kecil
hingga sebesar kelereng “nilek” dan bentuk tidak simetris (Lop sided). Kadang-kadang ditemukan
buah “red nose” (warna orange pada pangkal buah, terutama di tempat - tempat yang terlindung
dari sinar matahari. Buah jeruk yang terserang bijinya abortus, kehitaman dan rasanya asam.

• Gejala dalam
Irisan tipis ibu tulang daun yang bergejala khas CVPD, terlihat jaringan floemnya tampak lebih tebal,
karena adanya pengempisan pembuluh tapis dalam floem berupa jalur - jalur putih. Bila diberi
pewarna KI akan terlihat adanya akumulasi pati yang berlebihan dalam sel - sel tersebut

Dalam menetapkan bahwa tanaman jeruk terserang CVPD harus hati - hati. Di lapangan, baik
petugas maupun petani masih mengalami kerancuan, karena gejala serangan penyakit ini mirip
dengan gejala kekurangan unsur makro / mikro (Zn,Fe, Mn, Mg, dan lain - lain).

Untuk mengetahui lebih lanjut, apakah tanaman jeruk terserang penyakit CVPD dapat diketahui
dengan menggunakan : 1) Mikroskop Elektron, 2) Polymerase Chain Reaction - PCR (Spesifik primer),
3) Uji Serologi (metoda I – ELISA dan DIBA), 4) Hibridisasi DNA, 5) Uji penularan dengan
penyambungan (okulasi mata tempel) dan serangga vektor, serta 5) Uji dengan tanaman indikator
Madame vinous dan Vinca rosea.

Morfologi dan daur penyakit :


Belum ada laporan mengenai bentuk morfologi patogen. Patogen ini dapat ditularkan melalui bibit
tanaman sakit dan vektor Diaphorina citri yang viruliverous(mengandung patogen penyebab
penyakit yang dapat ditularkan). Penularan melalui alat - alat pertanian yang digunakan dalam
pengolahan tanah maupun pemangkasan masih perlu dibuktikan. Vektor D. citri baru dapat
menularkan CVPD ke tanaman sehat 168 – 380 jam setelah menghisap tanaman sakit. Gejala
penyakit tampak pada tanaman kurang lebih 4,5 bulan setelah penularan penyakit.

Faktor - faktor yang mempengaruhi penyakit :


Tingkat populasi serangga penular, kecepatan angin, tingkat ketahanan varietas berpengaruh
terhadap kecepatan penularan penyakit ini.

Tanaman inang lain :


Anggota Rutaceae seperti Poncirus tripoliata Raf., Kemuning (Murraya paniculata L.), Swinglea
glutinosa Merr., Clausena indica, Atalantia missionis dan Triphasia aurantiola, tapak dara / Periwinkel
(Vinca rosea L.), Maja (Aegle marmeles), dan Kawista (Limnocitrus lettoralis).

Pengendalian : Penerapan PTKJS


Peraturan: Melarang membawa / memasukkan benih jeruk dari daerah serangan ke daerah lain yang
masih bebas penyakit CVPD (belum terserang).

You might also like