You are on page 1of 7

Volume 4, Nomor 1, Pebruari 2008 Jurnal APLIKASI

ISSN.1907-753X

Prediksi Sedimentasi Kali Mas Surabaya


Ismail Saud
Staft Pengajar Program Studi D-III Teknik Sipil FTSP - ITS
email: ismail@ce.its.ac.id

ABSTRAK

Kali Surabaya merupakan sungai yang sangat potensial sebagai pengendali banjir
dan transportasi air. Perubahan penggunaan lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS)
Brantas bagian hulu berdampak pada proses angkutan sediment sepanjang Kali
Mas. Kondisi angkutan sedimen dari tahun ke tahun semakin meningkat, sehingga
semakin memperkecil bank full capacity karena banyaknya pengendapan di
sepanjang Kali Mas. Proses utama yang menyebabkan terbawanya sediment oleh
aliran sungai adalah proses erosi. Erosi yang terjadi karena turunnya air hujan,
yang bukan hanya membantu memperbanyak kandungan sedimen juga menjadi
factor hilangnya partikel tanah yang kemudian terbawa dalam aliran sungai
sebagai "suspended load". Dan akan mengendap di Kali Mas. Untuk
mengoptimalkan kapasitas penampang Kali Mas diperlukan pengerukan, Agar
pelaksanaan pengerukan dapat berjalan dengan baik yang ditinjau dari waktu
maupun lokasi, maka diperlukan analisis mengenai prediksi besarnya sedimentasi
dan distribusinya. Dari hasil analisa di peroleh besarnya suspended load = 58.05
m3/hari, bed load = 35.60 m3/hari dan Total load = 913.65 m3/hari.

1. PENDAHULUAN prediksi sedimentasi yang diharapkan dapat


memberikan hasil tentang besarnya jumlah
Proses sedimentasi yang terjadi pada
sedimentasi akibat pengaruh degradasi pada
beberapa saluran pembuang di Kota
DAS Brantas terutama pada Kali Mas di
Surabaya yang bermuara / outfall di Kali Mas
Surabaya yang nantinya dapat berguna untuk
mempunyai pengaruh terhadap
mempermudah dalam pemeliharaan sungai
berkurangnya kapasitas tampung pada
terutama dalam hal pengerukan sedimen
beberapa saluran tersebut. Tingginya
yang dapat mengembalikan fungsi sungai
angkutan sedimen dari erosi lahan di bagian
sebagai saluran drainase kota.
hulu menyebabkan semakin tingginya biaya
pemeliharaan untuk memperbesar daya
tampung sungai dan saluran di Kota 2. DASAR TEORI
Surabaya agar dapat berfungsi secara
2.1. Kapasita Angkutan Sedimen
optimal.
Selain itu kualitas air di Kalimas sangat jelek Kapasitas angkutan sedimen pada
karena buangan limbah domestik dan penampang memanjang sungai. Pada
sampah sehingga mencemari Kali Mas, hal penampang memanjang sungai adalah
ini sangat berpengaruh kalau Kali Mas besaran sedimen yang lewat penampang
difungsikan sebagai transportasi air tersebut dalam satuan waktu tertentu.
terutama menimbulkan bau yang tidak Terjadinya penggerusan, pengendapan atau
sedap dan kotor. mengalami angkutan seimbang perlu
Pemerintah pusat, Propinsi Jawa Timur dan diketahui kuantitas sedimen yang terangkut
Kota Surabaya beserta jajarannya sudah dalam proses tersebut.
berupaya secara maksimal untuk melakukan Sungai disebut dalam keadaan seimbang jika
pemeliharaan berupa pengalian sedimen, kapasitas sedimen yang masuk pada suatu
namun hasilnya belum sesuai yang di penampang memanjang sungai sama dengan
harapkan. Berkaitan dengan hal tersebut kapasitas sedimen yang keluar dalam satuan
diatas maka diperlukan analisis tentang waktu tertentu. Pengendapan terjadi

Halaman 20 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini
Jurnal APLIKASI Volume 4, Nomor 1, Pebruari 2008
ISSN.1907-753X

dimana kapasitas sedimen yang masuk lebih degradasi dan agradasi yang disebut sebagai
besar dari kapasitas sedimen seimbang “alterasi dasar sungai”.
dalam satuan waktu. Sedangkan Beberapa formulasi untuk menghitung
penggerusan adalah suatu keadaan dimana jumlah transportasi muatan dasar telah
kapasitas sedimen yang masuk lebih kecil dikembangkan oleh beberapa peneliti dari
dari kapasitas sedimen seimbang dalam tahun ke tahun. Formula muatan dasar ini
satuan waktu. didasarkan pada prinsip bahwa kapasitas
Gambaran berikut ini memperlihatkan aliran sediment transport sepanjang dasar
keadaan suatu penampang sungai apakah bervariasi secara langsung dengan
akan terjadi penggerusan, pengendapan perbedaan antara shear stress pada partikel
atau mengalami angkutan seimbang. dasar dan shear stress (tegangan geser)
kritis yang diijinkan untuk partikel yang
bergerak. Beberapa formula, Meyer Peter
Muller (1948) didasarkan pada hasil
pengendapan
T1 eksperimental yang minim. Einstein (1950)
mempunyai latar belakang semi teoritis,
seimbang T2 teori statistic dan probabilitas yang dipakai
sebagai dasar pembentukan formula dan
eksperimental dipakai koreksi berbagai
konstanta.
Penggerusan Formula ini sangat sesuai digunakan dalam
menetukan angkutan sedimen yang
Gamb. 1 - Angkutan sedimen pada bergradasi, dan kondisi aliran yang
penampang memanjang sungai menyebabkan terbentuk konfigurasi dasar.

Bila : 1. Frijlink
T1 < T2 maka terjadi penggerusan
(degradasi) Qb = ( φ.D35)/(g.µ.R.I)1/2
T1 = T2 terjadi pengangkutan sediment dalam m3/dt/m’
tetapi kondisi dasar stabil Ψ = ( Δ.D50 )/(µ.R.I)
T1 > T2 maka terjadi pengendapan µ = (C / CD90)3/2
(agradasi) C D90 = 18 log (12R/D90)
T = kapasitas pengangkutan C = 18 log (12R / k)
Adapun beberapa faktor yang menentukan K = 10(Log 12 H – (V x 5,75U*))
angkutan sedimen (sediment transport)
adalah (Mardjikoen, 1988) : Dimana :
R = Jari – jari Hidroulis
a. Sifat - sifat aliran air (flow D90 = Diameter butiran
characteristic) g = Gravitasi
b. Sifat - sifat sedimen (sediment I = Kemiringan dasar sungai
characteristic)
c. Pengaruhnya timbal balik ( interaction )) 2. Meyer – Peter dan Muller (1948)

Qb = φ ( g. Δ . D503)1/2
2.2. Angkutan sediment di sungai φ = ( 4 Ψ‘– 0.188) 3/2
a. Muatan Dasar (Bed Load Transport) Ψ = μ . τ / (Δ. ρw. G. D50)
τ = ρw. g. R. I
Muatan dasar (bed load) adalah partikel μ = ( C/C‘ )3/2
yang bergerak pada dasar sungai dengan C‘ = 18 log ( 12R / D90 )
cara berguling, meluncur dan meloncat.
Muatan dasar keadaanya selalu
bergerak,oleh sebab itu pada sepanjang 3. Formula Einstein
aliran dasar sungai selalu terjadi proses
Einstein menetapkan persamaan muatan
dasar sebagai persamaan yang meng

Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 21
Volume 4, Nomor 1, Pebruari 2008 Jurnal APLIKASI
ISSN.1907-753X

hubungkan material dasar dengan antara angkutan sedimen dan debit air
pengaliran setempat (local flow). Per dengan persamaan:
samaan itu menggambarkan keadaan
seimbang daripada pertukaran butiran Qs = a. Qwb
dasar antara lapisan dasar (bed layer)
dan dasarnya. Einstein menggunakan D= Dimana :
D35 untuk parameter angkutan, Qs = Beban layang (ton/hari)
sedangkan untuk kekasaran digunakan D c = Konsentrasi sedimen (mg/lt)
= D65. Hubungan antara kemungkinan Qw = Debit sungai (m3/det)
butiran akan terangkut dengan a,b = Konstanta
intensitas ang kutan dasar dijabarkan
sebagai berikut : b. Total Muatan (Total Lod)

Qb = ( φ ( g. Δ . D353)1/2 ).B 1. Englund dan Hansen


φ = 0.044638 + (0.36249.Ψ‘) –
(0.226795. Ψ2) + (0.036. Ψ3) ‐ Qb = φ. I ( m3/dt/m)
Ψ = ( μ . R. I ) / ( Δ. D35 ) ‐ φ = 0,1 . ( 1/f ). Ψ2.5
τ = ρw. g. R. I ‐ W = ( R . I )/( Δ. D50 )
μ = ( C/C‘ )3/2 ‐ f = ( 2.g )/C2
C‘ = 18 log ( 12R / D65 ) ‐ C = V / ( R. I )1/2
C = V / ( R. I )1/2 ‐ A = Luas penampang basah ( m2
A = Luas penampang basah ( m2 ) )
P = Keliling basah ( m ) ‐ P = Keliling basah ( m )
R = Jari – jari hidroulis (A/P) ‐ R = Jari – jari hidroulis (A/P)
V = Kecepatan ( m/dt ) ‐ V = Kecepatan ( m/dt )
Q = Debit ( m3/dt ) → V. A ‐ Q = Debit ( m3/dt ) → V. A

Dimana :
a. Muatan Layang ( Suspended Load R = Jari – jari Hidroulis
Transport ) D50 = Diameter butiran
Muatan layang (suspended load) yaitu g = Gravitasi
partikel yang bergerak dalam pusaran I = Kemiringan dasar sungai
aliran yang cenderung terus menerus
melayang bersama aliran. Ukuran par
tikelnya lebih kecil dari 0,1 mm. 3. METODOLOGI
Langkah – langkah yang dilakukan dalam
1. Metode USBR studi ini adalah sebagai berikut :
‐ Melakukan pengukuran debit secara
Muatan layang (suspended load) dapat langsung dilapangan dengan mengukur
juga dihitung dengan menggunakan luas penampang basah dan kecepatan
metode USBR (United State Beureu diukur dengan current meter
Reclamation) dimana untuk menghitung
‐ Melakukan pengambilan sample sedimen
angkutan muatan layang.diperlukan
‐ Menganalisa butiran sediment di
pengukuran debit air (Qw) dalam
laboratorium
m3/det, yang dikombinasikan dengan
‐ Melakukan perhitungan angkutan
konsentrasi sedimen (C) dalam mg/lt,
sediment meliputi : Suspended load,
yang menghasilkan debit sedimen dalam
Bed load, dan Total load.
ton/hari dihitung dengan persamaan
(Strand, 1982:7)

Qs = 0,0864 C. Qw

Dari perhitungan, dibuat lengkung aliran


sedimen yang merupakan garis regresi

Halaman 22 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini
Jurnal APLIKASI Volume 4, Nomor 1, Pebruari 2008
ISSN.1907-753X

4. ANALISA Tabel.2 - Ringkasan Hasil Pengamatan


konsentrasi sedimen melayang
Titik Pengamatan
T‐5 T‐6
K.mas K.mas
Jb. Yos Sudarso Jb. Petekan

Kiri 63.00 60.00

Konsentrasi 
Sedimen (C) 
ppm
Tengah 69.00 61.00

Kanan 65.00 62.00


C, ppm Rerata 65.67 61.00
D 35 (mm) 0.04 0.04
D 50 (mm) 0.06 0.06
D 60 (mm) 0.07 0.08
D 90 (mm) 0.70 0.70
Keterangan Lokasi Kanan Tengah

Tabel 3 - Diskripsi material sedimen dan


nilai Spesific Gravity (GS)

Gamb. 2 - Skema 1 Permodelan Sistem Kali


Surabaya, Kali Mas dan kali 1

Wonokromo

4.1. Perhitungan Angkutan Sedimen Hasil


Pengamatan
a. Perhitungan angkutan sedimen
layang (suspended load ).
Seperti telah dijelaskan bahwa
perhitungan angkutan sedimen
layang dapat ditentukan
berdasarkan hasil pengukuran
langsung dari debit air dan
konsentrasi sedimen. Dimana
perumusannya adalah :
Qs = 0,0864 x Qw x C ton/hari
Gamb. 3 – Skema 2 Permodelan Sistem Kali dimana :
Surabaya, Kali Mas dan kali Qs = debit sedimen (sedimen
Wonokromo transport) ton/hari
Qw = debit aliran (m3/det)
Tabel .1 – Titik Pengukuran Debit Kali Mas C = konsentrasi sedimen (mg/lt)
No Lokasi / Waktu
Tanggal : 26 Juli 2006
KOORDINAT UTM
K = 0,0864 = faktor peruba han
Lokasi KIRI KANAN unit.
5 K. Mas
Jemb.Yos Sudarso
X - 0692607
Y - 9196868
X - 0692822
Y - 9196882
Hasil perhitungan sedimen layang
Jam : 12.50 untuk lokasi pengamatan adalah
6 K. Mas X - 0691934 X - 0691894
Jemb. Petekan Y - 9201158 Y - 9201156 sebagai berikut :
Jam : 14.35

Sumber : Hasil Pengamatan

Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 23
Volume 4, Nomor 1, Pebruari 2008 Jurnal APLIKASI
ISSN.1907-753X

Tabel.4- Perhitungan Suspended Load Tabel.6 - Perhitungan Bed Load Kali Mas
Kali Mas dengan Metode USBR Metode Meyer Peter and
Muller ( MPM )
Titik Pengamatan
T‐5 T‐6
K.mas K.mas
Jb. Yos Sudarso Jb. Petekan

B (m) 16.00 15.00


H (m) 1.33 1.95
A (m2) 17.70 62.70
P (m) 16.49 36.64
R (m) 1.07 1.71
V (m/dt) 0.50 0.47
Qw m3/dt 8.79 29.35
Qs ton/hari 49.88 154.70
Qs m3/hari 18.63 58.05

b. Perhitungan angkutan sedimen dasar


(bed load).
Dengan menggunakan persamaan
dari :
1. Meyer Peter Muler.
2. Einstein
3. Frijlink
Dimana perhitungan tersebut meng
gunakan data distribusi ukuran butir Tabel.7 – Perhitungan Bed Load Kali Mas
endapan dasar dan hidrolis sungai. Metode Einstein
Hasil perhitungan sedimen dasar
berdasarkan data pengamatan di
masing-masing titik pengambilan Titik Pengamatan
T‐5 T‐6
adalah sebagai berikut : K.mas K.mas
Jb. Yos Sudarso Jb. Petekan
Tabel.5 - Data Konsentrasi Sedimen dan
Analisis D 35, D 50, D 60 dan B (m) 16.00 36.00
D 90 H (m) 1.33 1.95
2
A (m ) 17.70 62.70
Titik Pengamatan
P (m) 16.49 36.64
T‐5 T‐6
K.mas K.mas R (m) 1.07 1.71
Jb. Yos Sudarso Jb. Petekan V (m/dt) 0.50 0.47
3
Qw (m /dt) 8.79 29.40
Kiri 63.00 60.00 0.5
C (m /dt) 60.82 45.40
Konsentrasi 
Sedimen (C) 

0.5
C' (m /dt) 94.77 97.37
ppm

Tengah 69.00 61.00


μ 0.80 0.68
Ψ 2.13 2.91
Kanan 65.00 62.00
C, ppm Rerata 65.67 61.00
Φ 0.14 0.07
D 35 (mm) 0.04 0.04 m3/dt 0.000001 0.000001
Qb (Debit 
D 50 (mm) 0.06 0.06 m3/hr 0.12 0.13
Bed Load)
D 60 (mm) 0.07 0.08 ton/hr 0.31 0.34
D 90 (mm) 0.70 0.70
Keterangan Lokasi Kanan Tengah
Slope rata ‐ rata 0.001 0.001
Spes.Gravity (Gs) 2.68 2.67
Rap. Massa sed. (ρs) 2.68 2.67
Δ 0.63 0.62

Keterangan :
ρw (Rapat massa air)  = 1.00 ton/m3
ρs (Rapat massa sedimen)  = Gs . ρw

Halaman 24 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini
Jurnal APLIKASI Volume 4, Nomor 1, Pebruari 2008
ISSN.1907-753X

Tabel.8 - Perhitungan Bed Load Kali Mas Tabel.9 - Perhitungan Total Load
Metode Frijlink Metode Engelund dan Hansen

Titik Pengamatan Titik Pengamatan
T‐5 T‐6 T‐5 T‐6
K.mas K.mas K.mas K.mas
Jb. Yos Sudarso Jb. Petekan Jb. Yos Sudarso Jb. Petekan

B (m) 16.00 36.00 B (m) 16.00 36.00


H (m) 1.33 1.95 H (m) 1.33 1.95
2 2
A (m ) 17.70 62.70 A (m ) 17.70 62.70
P (m) 16.49 36.64 P (m) 16.49 36.64
R (m) 1.07 1.71 R (m) 1.07 1.71
V (m/dt) 0.50 0.47 V (m/dt) 0.50 0.47
3 3
Qw (m /dt) 8.79 29.40 Qw (m /dt) 8.79 29.40
U* 0.0256 0.0323 C 15.16 11.32
k (m) 0.0067 0.0705 f 0.09 0.15
C 60.78 45.38 Ψ 30.60 45.65
Cd90 78.46 81.43 Φ 6064.69 9190.66
m3/dt 0.00630 0.01057
μ 0.68 0.42
Q (total) m3/hr 544.35 913.65
Ψ 0.77 0.85
ton/hr 1457.24 2434.88
Φ 3.40 3.70
m3/dt 0.000064 0.000017
Qb (Debit 
m3/hr 5.56 14.38
Bed Load)
ton/hr 14.88 38.33 5. KESIMPULAN
‐ Perhitungan Sedimentasi di Kali Mas
pada titik pengamatan Jembatan
Yos Sudarso dan Jembatan Petekan
4.2. Perhitungan angkutan sedimen total ‐ Besarnya Debit yang terukur di
(total load). Jembatan Yoa Sudarso = 8.75 m3/dt
dan di Jembatan Petekan = 29.35
Untuk menghitung angkutan sedimen
m3/dt.
total bisa digunakan metode
‐ Perhitungan Suspended Load di
penjumlahan antara sedimen layang
Jembatan Yoa Sudarso = 18 m3/hari
(suspended load) dengan sedimen dasar
dan di Jembatan Petekan = 58.05
(bed load) atau
m3/hari.
‐ Perhitungan Bed Load di Jembatan
Qt = Qs + Qb
Yoa Sudarso = 16.90 m3/hari dan di
Jembatan Petekan = 35.60 m3/hari.
Namun demikian ada beberapa formula
‐ Perhitungan Total Sedimen ( Total
empiris yang juga dapat digunakan
Load ) di Jembatan Yos Sudarso =
menghitung laju sedimen total, dimana
544.35 m3/hari dan di Jembatan
hasil perhitungan sudah merupakan laju
Petekan = 913.65 m3/dt.
angkutan sedimen total (Qt),
diantaranya:
6. DAFTAR PUSTAKA
a. Engelund and Hansen
b. Kikawa – Ashida
‐ Unibraw 2006, Studi Sediment
Hasil perhitungan sedimen total di Transport Sistem Kali Surabaya, Kali
masing-masing titik pengambilan adalah Mas, dan Kali Wonokromo. Unibraw
sebagai berikut : Malang.

‐ JICA. 1998. The Studi on


Comrehensive Management Plan for
The Water Resources of The Brantas

Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 25
Volume 4, Nomor 1, Pebruari 2008 Jurnal APLIKASI
ISSN.1907-753X

River Basin in The Republic of


Indonesia. Surabaya.

‐ Chow VT 1959, Open Channel


Hydraulics Mc Graw Hill Kogakusha,
LTD.

‐ Thorne CR 1987, Sediment


Transport in Gravel – Bed Rivers.
John Wiley & Son, New York.

‐ Meyer – Peter, E and Muller, R 1948,


Formulas for Bed load Transport in
Proc. 2nd Congr. IAHR Stockholm,
Vol. 2, Paper. 2, PP : 39 – 64.

‐ Einstein, H. A. 1950, The Bed Load


Function, for Sediment Transport in
open channel flow. US. Dept. of
Agric. Bull. 1026.

Halaman 26 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini

You might also like