You are on page 1of 14

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI &

STIMULUS PERSEPSI Oleh : DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK


INDOENESIA PROGRAM STUDI S – 1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2001 PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI &
STIMULUS PERSEPSI A. DESKRIPSI Manusia adalah mahluk sosial yang
terus menerus membutuhkan orang lain disekitarnya. Salah satu
kebutuhannya adalah kebutuhan sosial untuk melakukan interaksi sesama
manusia. Kebutuhan sosial yang dimaksud adalah rasa dimiliki oleh orang
lain, pengakuan dari orang lain, penghargaaan orang lain, serta pernyataan
diri. Interaksi yang dilakukan tidak selamanya memberikan hasil yang sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh individu sehingga mungkin terjadi suatu
gangguan terhadap kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang
lain. Untuk mengatasi gangguan interaksi pada klien jiwa, therapi aktivitas
kelompok sering diperlukan dalam praktek keperawatan kesehatan jiwa
karena merupakan keterampilan therapeutik. Therapi aktivitas kelompok
merupakan bagian dari therapi modalitas yang berupaya meningkatkan
psikotherapi dengan sejumlah klien dalam waktu yang bersamaan. Ada dua
tujuan umum dari terapi aktivitas kelompok ini yaitu tujuan terapeutik dan
tujuan rehabilitatif. Tujuan terapeutik meliputi : 1) Menggunakan kegiatan
untuk memfasilitasi interaksi, 2) Mendorong sosialisasi dengan lingkungan
(hubungan dengan luar diri klien), 3)Meningkatkan stimulus realitas dan
respon individu, 4) Memotivasi dan mendorong fungsi kognitif dan afektif, 5)
Meningkatkan rasa dimiliki, 6) Meningkatkan rasa percaya diri, 7)Belajar
cara baru dalam menyelesaikan masalah. Sedangkan tujuan rehabilitatif
meliputi 1) Meningkatkan kemampuan untuk ekpresi diri, 2) Meningkatkan
kemampuan empati, 3) Meningkatkan keterampilan sosial, 4) Meningkatkan
pola penyelesaian masalah. Beberapa aspek dari klien yang harus
diperhatikan dalam penjaringan klien yang akan diberikan aktivitas
kelompok adalah : 1. Aspek emosi Gelisah, curiga, merasa tidak berguna,
tidak dicintai, tidak dihargai, tidak diperhatikan, merasa disisihkan, merasa
terpencil, klien merasakan takut dan cemas, menyendiri, menghindar dari
orang lain 2. Aspek intelektual Klien tidak ada inisiatif untuk memulai
pembicaraan, jika ditanya klien menjawab seperlunya, jawaban klien sesuai
dengan pertanyaan perawat 3. Aspek sosial Klien sudah dapat membina
hubungan saling percaya dengan perawat, klien mengatakan bersedia
mengikuti therapi aktivitas, klien mau berinteraksi minimal dengan satu
perawat lain ke satu klien lain Therapi aktivitas kelompok sosialisasi dan
stimulasi persepsi merupakan sebagian dari terapi aktifitas kelompok yang
bisa dilaksanakan dalam praktek keperawatan jiwa. Terapi ini diharapkan
dapat memacu klien untuk melakukan hubungan interpersonal yang adekuat
dan mengidentifikasi secara benar stimulus persepsi eksternal. B. MASALAH
KEPERAWATAN Therapi aktivitas kelompok sosialisasi & stimulasi persepsi
ditujukan pada klien dengan masalah keperawatan : 1. Isolasi sosial :
Menarik diri 2. Harga diri rendah 3. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
C. TUJUAN 1. Tujuan Umum Klien mampu meningkatkan hubungan
interpersonal antar anggota kelompok dan memotivasi proses pikir dan
afektif 2. Tujuan Khusus - Klien mampu mengidentifikasi dan
mengklasifikasi stimulus eksternal yang diberikan melalui gambar - Klien
mampu menyebutkan identitas dirinya - Klien mampu menyebutkan identitas
klien lain - Klien mampu berespon terhadap klien lain dengan mendengarkan
klien lain yang sedang berbicara - Klien mampu memberikan tanggapan pada
pertanyaan yang diajukan - Klien mampu menterjemahkan perintah sesuai
dengan permainan - Klien mampu mengikuti aturan main yang telah
ditetapkan - Klien mampu mengemukakan pendapat mengenai therapi
aktivitas kelompok yang dilakukan D. PERSIAPAN 1. Analisa situasi
meliputi : waktu pelaksanaan, jumlah perawat, pembagian tugas perawat,
alat bantu yang dipakai dan persiapan ruangan 2. Uraian tugas perawat
(therapist) a. Leader dan Co-Leader bertugas menganalisa dan
mengobservasi pola-pola komunikasi dalam kelompok, membantu anggota
kelompok untuk menyadari dinamisasi kelompok, menjadi motivator,
membantu kelompok untuk menetapkan tujuan dan membuat peraturan.
Pemimpin dan anggota kelompok mendiskusikan apa yang harus dilakukan
selanjutnya, memotivasi kesatuan kelompok dan membantu kelompok untuk
berkembang dan bergerak secara dinamis b. Fasilitator bertugas memberikan
stimulus kepada anggota kelompok lain agar dapat mengikuti jalannya
kegiatan dalam kelompok c. Observer bertugas mencatat serta mengamati
respon klien, jalannya aktivitas therapi, peserta yang aktif dan pasif dalam
kelompok serta yang drop out (tidak dapat mengikuti kegiatan sampai
selesai) 3. Proses Seleksi a. Berdasarkan observasi prilaku sehari-hari klien
yang dikelola oleh perawat b. Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai
prilaku klien sehari-hari serta kemungkinan dilakukan therapi kelompok
pada klien tersebut dengan perawat ruangan c. Melakukan kontak pada klien
untuk mengikuti aktivitas yang akan dilakukan 4. Program antisipasi
masalah Suatu intervensi keperawatan yang dilakukan dalam mengantisipasi
keadaan yang bersifat darurat atau emergensi yang dapat mempengaruhi
proses pelaksanaan kegiatan therapi aktivitas kelompok. E. KEGIATAN 1.
Perkenalan Kelompok perawat memperkenalkan identitas diri masing-
masing dipimpin oleh leader. Leader menjelaskan peraturan kegiatan dalam
kelompok. 2. Kegiatan Klien mencari pasangan yang tepat, melakukan
perkenalan dengan pasangan, melakukan perkenalan di depan kelompok,
melakukan perintah permainan dan memberikan jawaban atas pertanyaan
dari kelompok. 3. Evaluasi Setelah mengikuti kegiatan klien dipersilahkan
untuk mengemukakan perasaan dan pendapatnya tentang kegiatan 4.
Terminasi/Penutup Leader menjelaskan kembali tujuan dan manfaat
kegiatan, klien menyebutkan kembali tujuan dan manfaat kegiatan. F.
KRITERIA EVALUASI Presentasi jumlah klien yang mengikuti kegiatan
sesuai dengan yang direncanakan : - 80% klien mendapatkan pasangan yang
tepat - 90% dari jumlah klien mampu menyebutkan identitas dirinya - 90%
dari jumlah klien mampu menyebutkan identitas klien lain - 80% dari jumlah
klien mampu bersepon terhadap klien lain dengan mendengarkan klien lain
yang sedang berbicara - 80% dari jumlah klien mampu memberikan
tanggapan pada pertanyaan yang diajukan - 70% dari jumlah klien mampu
menterjemahkan perintah permainan - 70% dari jumlah klien mampu
mengikuti aturan main yang telah ditentukan - 50% dari jumlah klien mau
mengemukakan pendapat tentang therapi aktifitas kelompok yang dilakukan
G. RENCANA PELAKSANAAN 1. Kriteria klien yang mengikuti terapi TAK
di ruang Jiwa RSUD Dr. Soetomo Surabaya. - Klien menarik diri yang sudah
mulai berinteraksi dengan beberapa klien lain - Klien halusinasi yang sudah
dapat mengontrol halusinasinya 2. Peserta : 3. Masalah Keperawatan -
Menarik diri - Harga diri rendah - Halusinasi 4. Persiapan a. Analisa Situasi
1). Waktu Pelaksanaan Hari/Tanggal : Selasa, 2 Oktober 2001 Waktu :
Pk.08.00 – 10.00 WIB Alokasi Waktu : Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
Permainan (35 menit) Ekpress feeling (15 menit) Penutup (5 menit) 2).
Jumlah Perawat Mahasiswa PSIK : 5 Orang Perawat Ruangan : 1 orang 3).
Pembagian Tugas Leader : Co-Leader : Observer : Fasilitator : 4). Alat Bantu
Tape Recorder & Kaset Gambar-gambar berpasangan Kotak kecil Balon dan
kertas perintah b. Proses Pelaksanaan 1). Perkenalan - Kelompok perawat
memperkenalkan diri, urutan ditunjuk oleh pembimbing untuk memulai
menyebut nama, kemudian leader menjelaskan tujuan dan peraturan
kegiatan dalam kelompok - Bila akan mengemukakan perasaannya klien
diminta untuk lebih dulu menunjukkan tangannnya - Bila klien ingin keluar
untuk minum, BAB/BAK harus minta ijin pada perawat - Pada akhir
perkenalan pemimpin mengevaluasi kemampuan identifikasi terhadap
perawat dengan menanyakan nama perawat yang ditunjuk oleh leader 2).
Permainan - Klien yang telah diseleksi dikumpulkan di tempat yang cukup
luas dan duduk membentuk lingkaran - Leader memberikan lembaran kertas
yang bergambar pasangan dari alat-yang setiap hari digunakan : piring
dengan sendok, sapu dengan tempat sampah, pensil dengan buku, sepatu
dengan kaus kaki, meja dengan kursi, dan membagikan pada setiap peserta
secara acak. - Selanjutnya peserta mencari pasangannya yang sesuai dengan
gambar yang dipegang. Selanjutnya berkenalan dan menanyakan identitas
selengkapnya : nama, alamat, hobby, yang disukai tentang dirinya, serta
ketrampilan yang dimiliki. - Selanjutnya masing-masing peserta
menerangkan pada kelompok identitas dirinya dan pasangannya selengkap-
lengkapnya. - Kemudian co leader memutar kaset lagu dangdut untuk
berjoget bersama masing-masing pasangan dengan berpegangan tangan.
Musik dihentikan selanjutnya masing-masing pasangan meledakkan balon
untuk mencari kegiatan yang dituliskan pada kertas didalam balon. Setelah
kertas perintah dibaca, masing-masing pasangan melakukan kegiatan yang
diminta. - Setelah selesai, Leader, Co leader dan motifator memotivasi klien
lain untuk menanyakan sesuatu kepada klien yang sedang didepan.
Kemudian klien yang didepan menjawab pertanyaan tersebut, setelah klien
menjawab pertanyaan perawat memberikan reinforcement positip dan
memperjelas apa yang dibicarakan /dijawab oleh klien. Kemudian
dilemparkan kepada klien lagi sehingga klien memiliki persepsi yang
positip/baik tanpa dipengaruhi oleh perawat. - Kemudian dilanjutkan dengan
pasangan berikutnya dengan cara yang sama - Selama kegiatan berlangsung
observer mengamati jalannya acara . 3). Peer Review (Evaluasi Kelompok) -
Klien dapat mengemukakan perasaannya setelah memperkenalkan dirinya -
Klien mengemukakan perasaannya setelah disapa oleh klien lain dengan
menyebut nama - Klien mengemukakan pendapat tentang kegiatan ini
4).Terminasi - Klien dapat menyebutkan kembali tujuan kegiatan - Leader
menjelaskan kembali tentang tujuan dan manfaat dari kegiatan kelompok ini
5. Antisipasi Masalah a. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas
kelompok - Memanggil klien - Memberi kesempatan kepada klien tersebut
untuk menjawab sapaan perawat atau klien yang lain b. Bila klien
meninggalkan permainan tanpa pamit : - Panggil nama klien - Tanya alasan
klien meninggalkan permainan - Berikan penjelasan tentang tujuan
permainan dan berikan penjelasan pada klien bahwa klien dapat
melaksanakan keperluannya setelah itu klien boleh kembali lagi c. Bila ada
klien lain ingin ikut - Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan
pada klien yang telah dipilih - Katakan pada klien lain bahwa ada permainan
lain yang mungkin dapat diikuti oleh klien tersebut - Jika klien memaksa,
beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi peran pada permainan
tersebut DAFTAR PUSTAKA Herawaty, Netty, Materi Kuliah Terapi
Aktivitas Kelompok, FIK Jakarta 1999 Gail Wiscart Stuart, Sandra J.
Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3, EGC, Jakarta 1995
Pelaksanaan TAK Tanggal : 9 Mei 1997 pukul 10.00- 11.00 . Tempat : Ruang
Perawatan Melati. Jumlah peserta : 10 Orang dengan masalah GHS :
Menarik diri. Metode : Bermain dan bernyanyi bersama. Pembagian tugas
anggota : Leader : : Co leader : : Motifator : : : : Observer : Jalannya Acara :
1. FASE PERKENALAN. - Mengumpulkan anggota diruang Perawatan
Melati. Perawat melakukan kontrak ulang untuk mengikuti TAK, perawat
berhasil mengumpulkan sepuluh orang klien sesuai dengan rencana semula. -
Leader memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan kegiatan TAK kepada
klien kemudian co leader menjelaskan aturan permainan. 2. FASE KERJA
Leadermemberikan lembaran kertas yang bergambar pasangan dari alat-
yang setiap hari digunakan : piring dengan sendok, sapu dengan tempat
sampah, pensil dengan buku, sepatu dengan kaus kaki, meja dengan kursi,
dan membagikan pada setiap peserta secara acak, selanjutnya peserta
mencari pasangannya yang sesuai dengan gambar yang dipegang.
Selanjutnya berkenalan dan menanyakan identitas selengkapnya : Nama,
alamat, hobby, yang disukai tentang dirinya, serta ketrampilan yang dimiliki.
Selanjutnya masing-masing peserta menerangkan pada kelompok identitas
dirinya dan pasangannya selengkap-lengkapnya. Kemudian co leader
memutar kaset lagu dangdut untuk berjoget bersama masing-masing
pasangan dengan berpegangan tangan. Musik dihentikan selanjutnya masing-
masing pasangan harus menampilkan suatu ketrampilan didepa kelompok.
Co leader menyiapkan gitar, dan masing-masing pasangan menyanyikan lagu
dengan diiringi gitar. Setelah berhenti menyanyi Leader , Co leader dan
motifator memotifasi klien lain untuk menanyakan sesuatu kepada klien yang
sedang didepan. Kemudian klien yang didepan menjawab pertanyaan
tersebut , setelah klien menjawab pertanyaan dan selesai bernyanyi perawat
memberikan reinforcement positip dan memperjelas apa yang dibicarakan
/dijawab oleh klien. Kemudian dilemparkan kepada klien lagi ,sehingga klien
memiliki persepsi yang positip / baik tampa dipengaruhi oleh perawat.
Selama kegiatan berlangsung observer mengamati jalanya acara . 3. FASE
TERMINASI. - Melakukan sharing perasaan antara klien dan perawat
tentang terapi aktifitas kelompok yang dilakukan. Klien : Merasa senang
karena tidak melamun ,dapat mengurangi setress, terjalin keakraban,tidak
membosankan,mengisi waktu luang dan klien menanyakan kapan ada acara
seperti ini lagi.? Perawat : Merasa senang karena klien dapat kooperatif
mengikuti kegiatan TAK. Merasa dibutuhkan oleh klien. - Melakukan
evaluasi : a. Proses 90 % klien berpartisipasi aktif. 90 % Klien dapat
memberikan respon verbal dan non verbal yang sesuai dengan Stimulus
external. 90 % Klien mampu bekerja sama dalam kelompok. 100 %Klien
mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai. b. Hasil 90 % Klien mampu
memperkenalkan diri /menyebutkan nama,alamt serta mampu menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh klien lain. 80 % Klien mampu menyanyikan
sebuah lagu. 50 % Klien mampu mengungkapkan manfaat kegiatan TAK. -
Terakhir leader menyimpulkan manfaat seluruh kegiatan dan memotifasi
kepada klien untuk melakukan kegiatan serupa/yang lain bersama klien lain..
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
SOSIALISASI & STIMULUS PERSEPSI

Oleh :

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDOENESIA


PROGRAM STUDI  S – 1  ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2001
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
SOSIALISASI & STIMULUS PERSEPSI
 

A. DESKRIPSI
    

Manusia adalah mahluk sosial yang terus menerus membutuhkan orang lain disekitarnya.
Salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan sosial untuk melakukan interaksi sesama manusia.
Kebutuhan sosial yang dimaksud adalah rasa dimiliki oleh orang lain, pengakuan dari orang
lain, penghargaaan orang lain, serta pernyataan diri. Interaksi yang dilakukan tidak selamanya
memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh individu sehingga mungkin
terjadi suatu gangguan terhadap kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain.

Untuk mengatasi gangguan interaksi pada klien jiwa, therapi aktivitas kelompok sering
diperlukan dalam praktek keperawatan kesehatan jiwa karena merupakan keterampilan
therapeutik. Therapi aktivitas kelompok merupakan bagian dari therapi modalitas yang
berupaya meningkatkan psikotherapi dengan sejumlah klien dalam waktu yang bersamaan.

Ada dua tujuan umum dari terapi aktivitas kelompok ini yaitu tujuan terapeutik dan tujuan
rehabilitatif. Tujuan terapeutik meliputi : 1) Menggunakan kegiatan untuk memfasilitasi
interaksi, 2) Mendorong sosialisasi dengan lingkungan (hubungan dengan luar diri klien),
3)Meningkatkan stimulus realitas dan respon individu, 4) Memotivasi dan mendorong fungsi
kognitif dan afektif, 5) Meningkatkan rasa dimiliki, 6) Meningkatkan rasa percaya diri,
7)Belajar cara baru dalam menyelesaikan masalah.

Sedangkan tujuan rehabilitatif meliputi 1) Meningkatkan kemampuan untuk ekpresi diri, 2)


Meningkatkan kemampuan empati, 3) Meningkatkan keterampilan sosial, 4) Meningkatkan
pola penyelesaian masalah.

Beberapa aspek dari klien yang harus diperhatikan dalam penjaringan klien yang akan
diberikan aktivitas kelompok adalah :

1. Aspek emosi

Gelisah, curiga, merasa tidak berguna, tidak dicintai, tidak dihargai, tidak diperhatikan,
merasa disisihkan, merasa terpencil, klien merasakan takut dan cemas, menyendiri,
menghindar dari orang lain

2. Aspek intelektual

Klien tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, jika ditanya klien menjawab
seperlunya, jawaban klien sesuai dengan pertanyaan perawat

3. Aspek sosial
Klien sudah dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat, klien mengatakan
bersedia mengikuti therapi aktivitas, klien mau berinteraksi minimal dengan satu perawat lain
ke satu klien lain

Therapi aktivitas kelompok sosialisasi dan stimulasi persepsi merupakan sebagian dari terapi
aktifitas kelompok yang bisa dilaksanakan dalam praktek keperawatan jiwa. Terapi ini
diharapkan dapat memacu klien untuk melakukan hubungan interpersonal yang adekuat dan
mengidentifikasi secara benar stimulus persepsi eksternal.

B. MASALAH KEPERAWATAN
    

Therapi aktivitas kelompok sosialisasi & stimulasi persepsi ditujukan pada klien dengan
masalah keperawatan :

1. Isolasi sosial : Menarik diri


2. Harga diri rendah
3. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi

C. TUJUAN
    

1. Tujuan Umum

Klien mampu meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota kelompok dan memotivasi
proses pikir dan afektif

2. Tujuan Khusus

-         Klien mampu mengidentifikasi dan mengklasifikasi stimulus eksternal yang diberikan
melalui gambar
-         Klien mampu menyebutkan identitas dirinya
-         Klien mampu menyebutkan identitas klien lain
-         Klien mampu berespon terhadap klien lain dengan mendengarkan klien lain yang sedang
berbicara
-         Klien mampu memberikan tanggapan pada pertanyaan yang diajukan
-         Klien mampu menterjemahkan perintah sesuai dengan permainan
-         Klien mampu mengikuti aturan main yang telah ditetapkan
-         Klien mampu mengemukakan pendapat mengenai therapi aktivitas kelompok yang dilakukan

D. PERSIAPAN
   

1. Analisa situasi meliputi : waktu pelaksanaan, jumlah perawat, pembagian tugas


perawat, alat bantu yang dipakai dan persiapan ruangan
2. Uraian tugas perawat (therapist)
a.       Leader dan Co-Leader bertugas menganalisa dan mengobservasi pola-pola komunikasi
dalam kelompok, membantu anggota kelompok untuk menyadari dinamisasi kelompok,
menjadi motivator, membantu kelompok untuk menetapkan tujuan dan membuat peraturan.
Pemimpin dan anggota kelompok mendiskusikan apa yang harus dilakukan selanjutnya,
memotivasi kesatuan kelompok dan membantu kelompok untuk berkembang dan bergerak
secara dinamis
b.      Fasilitator bertugas memberikan stimulus kepada anggota kelompok lain agar dapat
mengikuti jalannya kegiatan dalam kelompok
c.       Observer bertugas mencatat serta mengamati respon klien, jalannya aktivitas therapi, peserta
yang aktif dan pasif dalam kelompok serta yang drop out (tidak dapat mengikuti kegiatan
sampai selesai)

3. Proses Seleksi

a.       Berdasarkan observasi prilaku sehari-hari klien yang dikelola oleh perawat
b.      Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai prilaku klien sehari-hari serta kemungkinan
dilakukan therapi kelompok pada klien tersebut dengan perawat ruangan
c.       Melakukan kontak pada klien untuk mengikuti aktivitas yang akan dilakukan

4. Program antisipasi masalah

Suatu intervensi keperawatan yang dilakukan dalam mengantisipasi keadaan yang bersifat
darurat atau emergensi yang dapat mempengaruhi proses pelaksanaan kegiatan therapi
aktivitas kelompok.

E. KEGIATAN
    

1. Perkenalan

Kelompok perawat memperkenalkan identitas diri masing-masing dipimpin oleh leader.


Leader menjelaskan peraturan kegiatan dalam kelompok.

2. Kegiatan

Klien mencari pasangan yang tepat, melakukan perkenalan dengan pasangan, melakukan
perkenalan di depan kelompok, melakukan perintah permainan dan memberikan jawaban atas
pertanyaan dari kelompok.

3. Evaluasi

Setelah mengikuti kegiatan klien dipersilahkan untuk mengemukakan perasaan dan


pendapatnya tentang kegiatan

4. Terminasi/Penutup

Leader menjelaskan kembali tujuan dan manfaat kegiatan, klien menyebutkan kembali tujuan
dan manfaat kegiatan.
F. KRITERIA EVALUASI
     

Presentasi jumlah klien yang mengikuti kegiatan sesuai dengan yang direncanakan :
-         80% klien mendapatkan pasangan yang tepat
-         90% dari jumlah klien mampu menyebutkan identitas dirinya
-         90% dari jumlah klien mampu menyebutkan identitas klien lain
-         80% dari jumlah klien mampu bersepon terhadap klien lain dengan mendengarkan klien lain
yang sedang berbicara
-         80% dari jumlah klien mampu memberikan tanggapan pada pertanyaan yang diajukan
-         70% dari jumlah klien mampu menterjemahkan perintah permainan
-         70% dari jumlah klien mampu mengikuti aturan main yang telah ditentukan
-         50% dari jumlah klien mau mengemukakan pendapat tentang therapi aktifitas kelompok yang
dilakukan

G. RENCANA PELAKSANAAN
   

1. Kriteria klien yang mengikuti terapi TAK di ruang Jiwa RSUD Dr. Soetomo
Surabaya.

-         Klien menarik diri yang sudah mulai berinteraksi dengan beberapa klien lain
-         Klien halusinasi yang sudah dapat mengontrol halusinasinya

2. Peserta :

3. Masalah Keperawatan

-         Menarik diri


-         Harga diri rendah
-         Halusinasi

4. Persiapan

a.       Analisa Situasi


1). Waktu Pelaksanaan
      Hari/Tanggal                 : Selasa, 2 Oktober 2001
      Waktu                          : Pk.08.00 – 10.00 WIB
      Alokasi Waktu             : Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
                                            Permainan (35 menit)
  Ekpress feeling (15 menit)
  Penutup (5 menit)
2). Jumlah Perawat
      Mahasiswa PSIK         : 5 Orang
      Perawat Ruangan          : 1 orang

3). Pembagian Tugas


      Leader                         :
      Co-Leader                   :
      Observer                      :
                                         
      Fasilitator                     :

4). Alat Bantu


      Tape Recorder & Kaset
      Gambar-gambar berpasangan
      Kotak kecil
      Balon dan kertas perintah
b.      Proses Pelaksanaan
1). Perkenalan
-         Kelompok perawat memperkenalkan diri, urutan ditunjuk oleh pembimbing untuk memulai
menyebut nama, kemudian leader menjelaskan tujuan dan peraturan kegiatan dalam
kelompok
-         Bila akan mengemukakan perasaannya klien diminta untuk lebih dulu menunjukkan
tangannnya
-         Bila klien ingin keluar untuk minum, BAB/BAK harus minta ijin pada perawat
-         Pada akhir perkenalan pemimpin mengevaluasi kemampuan identifikasi terhadap perawat
dengan menanyakan nama perawat yang ditunjuk oleh leader
2). Permainan
-         Klien yang telah diseleksi dikumpulkan di tempat yang cukup luas dan duduk membentuk
lingkaran
-         Leader memberikan lembaran kertas yang bergambar pasangan dari alat-yang setiap hari
digunakan : piring dengan sendok, sapu dengan tempat sampah, pensil dengan buku, sepatu
dengan kaus kaki, meja dengan kursi, dan membagikan pada setiap peserta secara acak.
-         Selanjutnya peserta mencari pasangannya yang sesuai dengan gambar yang dipegang.
Selanjutnya berkenalan dan menanyakan identitas selengkapnya : nama, alamat, hobby, yang
disukai tentang dirinya, serta ketrampilan yang dimiliki.
-         Selanjutnya masing-masing peserta menerangkan pada kelompok identitas dirinya dan
pasangannya selengkap-lengkapnya.
-         Kemudian  co leader memutar kaset lagu dangdut untuk berjoget bersama masing-masing
pasangan dengan berpegangan tangan. Musik dihentikan selanjutnya masing-masing
pasangan meledakkan balon untuk mencari kegiatan yang dituliskan pada kertas didalam
balon. Setelah kertas perintah dibaca, masing-masing pasangan melakukan kegiatan yang
diminta.
-         Setelah selesai, Leader, Co leader dan motifator memotivasi klien lain untuk menanyakan
sesuatu kepada klien yang sedang didepan. Kemudian klien yang didepan menjawab
pertanyaan tersebut, setelah klien menjawab pertanyaan perawat memberikan reinforcement
positip dan memperjelas apa yang dibicarakan /dijawab oleh klien. Kemudian dilemparkan
kepada klien lagi sehingga klien memiliki persepsi yang positip/baik tanpa dipengaruhi oleh
perawat.
-         Kemudian dilanjutkan dengan pasangan berikutnya dengan cara yang sama
-         Selama kegiatan berlangsung observer mengamati jalannya acara .
3). Peer Review (Evaluasi Kelompok)
-         Klien dapat mengemukakan perasaannya setelah memperkenalkan dirinya
-         Klien mengemukakan perasaannya setelah disapa oleh klien lain dengan menyebut nama
-         Klien mengemukakan pendapat tentang kegiatan ini
4).Terminasi
-         Klien dapat menyebutkan kembali tujuan kegiatan
-         Leader menjelaskan kembali tentang tujuan  dan manfaat dari kegiatan kelompok ini

5. Antisipasi Masalah

a.       Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok


-         Memanggil klien
-         Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan perawat atau klien yang
lain
b.      Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit :
-         Panggil nama klien
-         Tanya alasan klien meninggalkan permainan
-         Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada klien bahwa klien
dapat melaksanakan keperluannya setelah itu klien boleh kembali lagi
c.       Bila ada klien lain ingin ikut
-         Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah dipilih
-         Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat diikuti oleh klien
tersebut
-         Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi peran pada
permainan tersebut

DAFTAR PUSTAKA
Herawaty, Netty, Materi Kuliah Terapi Aktivitas Kelompok, FIK Jakarta 1999
Gail Wiscart Stuart, Sandra J. Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3, EGC, Jakarta
1995

Pelaksanaan TAK
Tanggal                        : 9 Mei 1997  pukul  10.00- 11.00 .
Tempat             : Ruang Perawatan Melati.
Jumlah peserta              : 10 Orang dengan masalah GHS : Menarik diri.
Metode                        : Bermain dan bernyanyi bersama.

Pembagian tugas anggota          : Leader            :


                                                : Co leader       :
                                                : Motifator        :
                                                                        :
                                                                        :
                                                : Observer        :

Jalannya Acara :
1.         FASE PERKENALAN.
-           Mengumpulkan anggota diruang Perawatan Melati.
Perawat melakukan kontrak ulang untuk mengikuti  TAK, perawat berhasil mengumpulkan
sepuluh orang klien sesuai dengan rencana semula.
-           Leader memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan kegiatan TAK kepada klien
kemudian co leader menjelaskan aturan permainan.
            2.         FASE KERJA
Leadermemberikan lembaran kertas yang bergambar pasangan dari alat-yang setiap hari
digunakan : piring dengan sendok, sapu dengan tempat sampah, pensil dengan buku, sepatu
dengan kaus kaki, meja dengan kursi, dan membagikan pada setiap peserta secara acak,
selanjutnya peserta mencari pasangannya yang sesuai dengan gambar yang dipegang.
Selanjutnya berkenalan dan menanyakan identitas selengkapnya : Nama, alamat, hobby, yang
disukai tentang dirinya, serta ketrampilan yang dimiliki. Selanjutnya masing-masing peserta
menerangkan pada kelompok identitas dirinya dan pasangannya selengkap-lengkapnya.
Kemudian  co leader memutar kaset lagu dangdut untuk berjoget bersama masing-masing
pasangan dengan berpegangan tangan. Musik dihentikan selanjutnya masing-masing
pasangan harus menampilkan suatu ketrampilan didepa kelompok. Co leader menyiapkan
gitar, dan masing-masing pasangan menyanyikan lagu dengan diiringi gitar. Setelah berhenti
menyanyi Leader , Co leader dan motifator memotifasi klien lain untuk menanyakan sesuatu
kepada klien yang sedang didepan. Kemudian klien yang didepan menjawab pertanyaan
tersebut , setelah klien menjawab pertanyaan dan selesai bernyanyi perawat memberikan
reinforcement positip dan memperjelas apa yang dibicarakan /dijawab oleh klien. Kemudian
dilemparkan kepada klien lagi ,sehingga klien memiliki persepsi yang positip / baik tampa
dipengaruhi oleh perawat. Selama kegiatan berlangsung observer mengamati jalanya acara .

3.         FASE TERMINASI.


-           Melakukan sharing perasaan antara klien dan perawat tentang terapi aktifitas
kelompok yang dilakukan.
Klien : Merasa senang karena tidak melamun ,dapat mengurangi setress, terjalin
keakraban,tidak membosankan,mengisi waktu luang dan klien menanyakan kapan ada acara
seperti ini lagi.?
Perawat : Merasa senang karena klien dapat kooperatif mengikuti kegiatan TAK.
Merasa dibutuhkan oleh klien.
-           Melakukan evaluasi :
a. Proses
90 % klien berpartisipasi aktif.
90 % Klien dapat memberikan respon verbal dan non verbal yang sesuai dengan Stimulus
external.
90 % Klien mampu bekerja sama dalam kelompok.
100 %Klien mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai.
b. Hasil
90 % Klien mampu memperkenalkan diri /menyebutkan nama,alamt serta          mampu
menjawab pertanyaan yang  diajukan oleh klien lain.
80 % Klien mampu menyanyikan sebuah lagu.
50 % Klien mampu mengungkapkan manfaat kegiatan TAK.
-           Terakhir leader menyimpulkan manfaat seluruh kegiatan dan memotifasi kepada klien
untuk melakukan kegiatan serupa/yang lain bersama klien lain..

You might also like