You are on page 1of 12

A.

PENGERTIAN AQIDAH ISLAM

Aqidah menurut bahasa berasal dari isim masdar, berarti iman, keyakinan dan kepercayaan. Sedangkan menurut istilah, aqidah Islam adalah sesuatu yang diyakini atau diimani kebenarannya oleh hati manusia sebagai pandangan yang benar dan sesuai ajaran Islam dengan berpedoman kepada sumber hukun Islam yakni Al Quran dan Al Hadist. Aqidah Islamiyyah adalah suatu kepercayaan yang harus dimiliki oleh setiap manusia beragama Islam, sebab aqidah Islam ini merupakan pondasi yang mendasar bagi keimanan seseorang untuk berbakti kepada Allah SWT dan Rosululloh SAW. Aqidah Islam yang disampaikan oleh Rosululloh SAW kepada umatnya pada dasarnya adalah sama dengan aqidah Islam yang diajarkan oleh para Nabi dan Rosul terdahulu, karena sumber ajarannya adalah sama yaitu Allah SWT. Oleh karena itu aqidah Islam tidak akan mengalami perubahan, meskipun waktu, tempat dan zaman mengalami perubahan yang signifikan. Allah berfirman :

Artinya : Dia telah mensyariatkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka padanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama) Nya orang yang kembali ( kepada-Nya). (QS. As Syuro : 13)

Yang dimaksud Aqidah Islam disini adalah : 1. Percaya tentang adanya Allah SWT beserta sifat-sifat-Nya baik sifat wajib bagi Allah, sifat mustahil bagi Allah maupun sifat jaiz bagi Allah 2. Parcaya tentang adanya alam ghaib, alam yang tidak bisa diindra oleh mata manusia seperti alam Jin, Syetan, Malaikat, dan lain-lain 3. Percaya tentang adanya wahyu Allah berupa kitab-kitab yang diturunkan kepada para Nabi dan Rosul 4. Percaya tentang adanya para Nabi dan Rosul, beliaulah yang memberikan petunjuk kepada manusia agar dapat membedakan antara barang yang benar atau bathil 5. Percaya tentang adanya hari akhir serta peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hari akhir seperti hisab, pahala, siksa, surga, neraka dan sebagainya 6. Percaya tentang adanya qodho dan qodar Allah, bahwa segala sesuatu yang ada didunia ini semuanya yang menentukan itu adalah Allah SWT Aqidah Islam bukan merupakan hasil dari rekayasa perasaan dan pikiran Rosululloh SAW semata, melainkan merupakan ajaran secara langsung dari Allah SWT. Allah SWT berfirman :

Artinya : Dan tiadalah yang diucapkan itu ( Al Quran ) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yang di wahyukan ( Kepadanya ) ( QS. An Najm : 3-4 ) Aqidah Islam yang dibawa dan diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah bukan aqidah yang baru. Kehadiran aqidah Islam ini untuk memurnikan kembali aqidah-aqidah yang pernah diajarkan oeh para Nabi dan Rosul terdahulu. Misalnya penyelewengan aqidah orang-orang Yahudi dan Nasroni kepada Nabi Sulaiman As, tentang sihir yang dihimpun dibawah tahtanya, penyelewengan orang-orang Yahudi dan Nasroni kepada Nabi Isa As, tentang tuduhan mereka terhadap Maryam berbuat zina dan melahirkan Nabi Isa, Nabi Luth dituduh berzina dengan kedua putrinya sendiri dan sebagainya. Oleh karena itu kedatangan Islam untuk mempertebal keimanan seseorang dengan membawa aqidah yang benar dan di ridhoi Allah SWT.

B. PRINSIP AQIDAH ISLAM DALAM KEHIDUPAN

Aqidah adalah kepercayaan yang harus diyakini oleh hati seseorang, misalnya percaya kepada Allah SWT, dan tauhid adalah mengesakan Allah SWT serta ilmu kalam adalah ilmu yang mempelajari tentang kalamulloh. Dengan demikian inti dari berbagai istilah tersebut adalah sama, yakni adanya kepercayaan kepada Allah SWT dengan kata lain disebut dengan istilah aqidah islam. Terdapat tiga hal penting yang menunjukkan prinsip aqida Islam dalam kehidupan, yaitu : 1. Aqidah Islam Terpelihara Keasliannya Aqidah Islam merupakan suatu ajaran yang terjamin dan terpelihara keasliannya, seiring dengan terjaminnya kemurniannya Al Quran, karena ajaran aqidah secara menyeluruh tertuang dadalam kitab Al Quran dan sebagai penjelasan terdapat didalam Al Hadist. Dan secara historis bahwa kitab suci yang paling terjaga kemurniannya adalah Al Quran. Usaha untuk memelihara kemurnian kitab suci Al Quran ini sudah dimulai sejak zaman Rosululloh SAW, kemudian para sahabat, tabiin dan para generasi penerus sampai sekarang. Firman Allah SWT :

Artinya : Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Quran dan sesungguhnya kmi benar-benar memeliharanya ( QS. Al Hijr : 9 ) 2. Aqidah Islam Sesuai Dengan Fitroh Manusia Secara fitroh manusia memiliki makna, bahwa manusia secara naluri mengakui akan adanya Allah SWT. Oleh karena itu, manusia adalah makhluk yang suci dan cinta kepada kebenaran, dan kebenaran yang hakiki itu tidak bisa didapatkan kecuali dari Allah SWT. Firman Allah SWT :

Artinya : Maka hadapkanlah wajahmu lurus kepada agama ( Allah ) ( tetaplah atas ) Firoh Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitroh itu. Tidak ada perubahan pada fitroh Allah, itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan mansia tidak mengetahui ( QS. Ar Rum : 30 ) Al Quran juga menegaskan bahwa sesungguhnya manusia telah bertauid sejak ia masih dalam alam arwah, sebagaimana firman Allah SWT :

Artinya : Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mareka (seraya berfirman): Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab: Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi . (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan), (QS. Al Arof : 172) 3. Aqidah Islam Sesuai Dengan Akal Manusia Aqidah Islam yang diajarkan para Nabi dan Rosulnya adalah sangat sesuai dengan akal manusia, rumusan aqidah Islam sangat sederhana, praktis dan tidak membingungkan manusia, sehingga mudah diterima oleh akal manusia dengan baik dan benar. Firman Allah SWT :

Artinya:

Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan kami wahyukan kepadanya: Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku. Dan mereka berkata: Tuhan yang maha pemurah telah mengambil (mempunyai) anak, Maha suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliaka. Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya. Konsep yang demikian ini adalah mudah sekali diterima oleh akal dan sangat logis jika dianalisis oleh setiap akal manusia yaitu semua akal sehat akan bisa dengan mudah menerimanya.

C. PENINGKATAN KUALITAS AQIDAH DALAM KEHIDUPAN

Aqidah adalah tauqifiyah artinya tidak bisa ditetapkan kecuali dengan dalil syari, tidak ada medan ijtihad dan berpendapat didalamnya terbatas kepada apa yang ada didalam Al Quran dan As Sunnah. Sebab tidak seorang pun yang lebih mengetahui tentang Allah SWT, tentang apa-apa yang wajib bagi-Nya dan apa yang harus disucikan dari-Nya melainkan Allah SWT sendiri. Dan tidak seorang pun sesudah Allah yang lebih mengetahui tentang Allah selain Rosululloh SAW. Oleh kerena itu Manhaj As Salafush Sholih dan para pengikutnya dalam mengambil aqidah terbatas pada Al Quran dan As Sunnah. Maka segala apa yang ditunjukkan oleh Al Quran dan As Sunnah tentang hak Allah mereka mengimaninya, meyakininya dan mengamalkannya. Sedangkan apa yang tidak ditunjukkan olah Al Quran dan As Sunna mereka menolak dan menafikannya dari Allah SWT. Karena itu, tidak ada pertentangan diantara mereka didalam itiqod. Bahkan aqidah mereka adalah satu dan jamaah mereka juga satu. Karena Allah sudah menjamin orang yang berpegang teguh dengan Al Quran dan As Sunnah Rosul-Nya dengan kesatuan kata, kebenaran aqidah dan kesatuan manhaj. Allah SWT berfirman :

Artinya : Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai (QS. Al Imron : 103)

Artinya: Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu Barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. (QS. Thoha : 123)

Karena itulah mereka dinamakan firqoh najiyah (golongan yang selamat). Sebab Rosululloh SAW telah bersaksi bahwa merekalah yang selamat, ketika membertahukan bahwa umat ini akan terpecah menjadi 73 golongan yang kesemuanya di neraka, kecuali satu golongan. Ketika ditanya tentang yang satu itu, beliau menjawab :

Artinya : Mereka adalah orang yang berada di atas ajaran yang sama dengan ajaran pada hari ini, dan para sahabatku (HR. Ahmad) Kebenaran sabda baginda Rosululloh SAW tersebut telah terbukti ketika sebagian manusia membangun aqidahnya diatas landasan selain Kitab dan Sunnah yaitu diatas landasan ilmu kalam dan kaidah-kaidah manthiq yang diwarisi dari filsafat Yunani dan Romawi. Maka terjadilah penyimpangan dan perpecahan dalam aqidah yang mengakibatkan pecahnya umat dan retaknya masyarakat Islam.

D. DALIL NAQLI YANG BERHUBUNGAN DEGAN AQIDAH ISLAM

Manusia pada dasarnya adalah beriman kepada Allah SWT, dan mengakui bahwa hanya Tuhan Allah SWT yang berhak disembah bagi seluruh alam semesta. Oleh karena itu seorang muslim harus memprioritaskan perbuatannya setiap saat hanya untuk Allah SWT. Manusia diciptakan oleh Allah dan nantinya akan kembali kepada Allah SWT. Perbuatan apapun yang dilakukan seorang muslimharus berlandaskan aqidah Islamiyyah dan itu semua semata-mata karena Allah SWT. Firman Allah SWT :

Artinya: Sesungguhnya sholatku, ibadahku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam (QS. Al Anam : 162) Dari uraian kalimat yang terkandung didalamnya sudah jelas bahwa ibadah, hidup dan matinya seseorang hanyalah untuk Allah SWT, oleh karenanya seharusnya setiap perbuata seseorang harus berlandaskan keimanan dan keyakinan kepada Allah yang disertai dengan niat yang tulus agar setiap tindakannya selalu mendapatkan bimbingan dan ridho dari Allah SWT.

Artinya: Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan kepada Engkaulah kami mohon pertolongan (QS. Al Fatihah : 5)

Artinya: Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tiada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah sholat untuk mengingat Aku. (QS. Thoha : 14) Dalil naqli dari ayat-ayat Al Quran yang menerangkan tentang aqidah Islam sangat banyak sekali, dan diantara dalil naqli yang lain adalah berupa hadist Rosulullah SAW, diantaranya ialah :

Artinya:

Hendaklah yang pertama kali engkau serukan kepada mereka ialah hendaknya mereka beribadah kepada Allah SWT (Muttafaqun Alaih)

Artinya: Wahai Muadz apa hak Allah atas hamba-hambaNya? Muadz bin jabal menjawab: Allah dan RosulNya yang lebih tahu. Rosululloh SAW bersabda : yaitu hendaknya mereka beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun (HR. An Nasai)

Artinya: Sesuatu yang Aku khawatirkan pada kalian adalah syirik kecil, para sahabat bertanya Apa yang dimaksud dengan syirik kecil wahai Rosululloh ? Rosululloh SAW menjawab yaitu riya . Pada hari kiamat Allah berfirman setelah membalas manusia dengan amal perbuatan mereka, pergilah kepada orang-orang yang kalian lakukan riya didunia, kemudian lihatlah apakah kalian mendapatkan tebusan dari mereka ? (HR. Ahmad)

Dari penjelasan beberapa dalil naqli yang ada dapat disimpulkan, bahwa untuk memelihara aqidah Islamiyyah, seseorang muslim harus memperhatikan berbagai hal sebagai berikut. 1. 2. 3. 4. 5. Selalu beribadah, bertawakkal dan berharap hanya kepada Allah SWT Selalu meminta perlindungan dan pertolongan kepada Allah SWT Selalu berdzikir kepada Allah dimanapun ia berada Menjauh diri dari perbuatan maksiat, munafik, dan musyrik Amal perbuatan sepenuhnya hanya kepada Allah semata

E. HUBUNGAN AQIDAH DENGAN AKHLAQ

Dilihat dari segi obyek pembahasannya, aqidah membahas masalah Tuhan baik dari segi zat, sifat dan perbuatanNya. Kepercayaan yang mantap kepada Tuhan yang demikian itu, akan menjadi landasan untuk mengarahkan amal perbuatan yang dilakukan manusia, sehingga perbuatab yang dilakukan manusaia itu akan tertuju semata-nata karena Allah SWT. Denagn demikian aqidah akan mengarahkan pebuatan manusia menjadi amal perbuatan yang ikhlas, dan keikhlasan ini merupalan salah satu akhlak mulia. Firman Allah SWT :

Artinya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (QS. Al Bayyinah : 5) Dilihat dari segi fungsinya aqidah menghendaki agar seseorang yang bertauhid itu meniru dan menyontoh terhadap subyek yang terdapat didalam rukun iman itu. Jika kita percaya bahwa Allah SWT memiliki sifat-sifat yang mulia, maka sebaiknya yamg bertauhid meniru sifat-sifatNya. Misalnya Allah SWT memounyai sifat Rohman dan Rohim, maka sebaiknya manusia meniru sifat tersebut dengan mengembangkan sikap kasih sayang terhadap sesama dimuka bumi ini. Selanjutnya beriman kepada para Rosul Khususnya Nabi Muhammad SAW, juga harus disertai dengan upaya mencontoh akhlak Rosululloh dan mencintai segala apa yang pernah dilaukan beliau. Firman Allah SWT :

Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah ( QS. Al Ahzab : 21 )

Artinya : Dan sesungguhnya Engkau Muhammad benar-benar berbudi pekerti mulia ( QS. Al Qolam : 4 ) Mengikuti dan mencintai Rosululloah, oleh Allah SWT dinilai sama dengan mencintai dan mentaatiNya. Degan cara demikian beriman kepada Allah, kepda para Rosul akan menimbulakn akhlak yang mulia, hal ini dapat diperkuat lagi dengan cara meniru sifat-sifat yang wajib bagi Rosul yaitu siddiq, amanah, tabligh, dan fathonah, jika semua itu ditiru oleh manusia yang mengimaninya, laka akan dapat menimbulkan akhlaq yang mulia an disinilah letek akhllak dengan tauhid. Olah karena itu antara aqidah Islam dengan akhlak karimah mempunyai hubungan erat. Akhlaq karimah tidak lain adalah sebagai cerminan dari aqidah atau keyakinan yang telah berakar didalam libuk hati manusia. Aqidah yang baik akan melahirkan akhlaq yang baik, dan sebaliknya, akhlaq yang baik akan melahirkan aqidah yang baik pula, karena itu akhlaq senantiasa diisi dengan kesadaran aqidah yang baik. Dengan demikian aqidah harus disertai dengan perbuatab yang baik, dan sebaliknya, karena perbuatam apapun tidak akan berimplikasi imbalan pahala cila tidak dilandasi oleh aqidah yang benar, dan aqidah yang benar tidak akan menambahkan amal sholeh apabila tida isertai dengan perbuatanyang sholeh pula.

F. AQIDAH ISLAM MELURSKAN AQIDAH YANG DISELEWENGKAN

Aqidah Islam yang dibawa dan disampaikan oleh Rosululloh SAW kepada ummatnya bukan merupakan aqidah yang masih baru dan bukan aqidah yang memperbarui aqidah-aqidah lama yang pernah dibawa oleh para Nabi Muhammad SAW ini hanya meluruskan aqidah-aqidah islam yang diselewengkan oleh kaum Yahudi dan Nasroni. Orang-orang Yahudi gan Nasroni banyak sekali menyelewengkan aqidah-aqidah Islam yang benar, hal demikian ini banyak terdapat didalam Al Quran diantaranya sebagai berikut :

Orang-orang Yahudi menuduh Nabi Sulaiman as mengajarkan dan mengamalkan ilmu sihir, padahal sihiritu adalah perbatan syetan yang dilaknat Allah SWT, hal demikian ini dibantah oeh Allah SWT dalam firman-Nya :

Artinya : Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat[78] di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, ( QS. Al Baqoroh : 102 ) - Orang-orang Yahudi mengingkari Nabi Isa as, dan mereka menuduh Maryam ( Ibu Nabi Isa as) berbuat zina denga seorang laki-laki bernama Yusuf An Najjar, mereka menuduh Nabi Isa as adalah anak haram, anak zina, tuduhan demikian ini dibantah oleh Allah SWT dalam firman-Nya :

Artinya: Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia. (QS. Al Imron : 59 )

You might also like