You are on page 1of 10

CASE REPORT SESSION EFUSI PLEURA

Disusun Oleh : Sugenthiran Muagan Putri Nur Aini Rulianov 1301-1210-0220 1301-1210-0158 1301-1210-0052

Preseptor : Yana Ahmad, dr., Sp.PD-KP

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2011 I. Keterangan Umum

Nama Jenis Kelamin Umur Alamat Pekerjaan Status Perkawinan Agama Tgl Masuk RS Tgl Pemeriksaan II. Anamnesis Keluhan Utama Sesak nafas Anamnesis Khusus

: Tn. O : Laki-laki : 62 tahun : Kp. Cilayu RT 03/RW 08, Cimahi Utara, Cimahi : Wiraswasta : Menikah : Islam : 26 Oktober 2011 : 31 Oktober 2011

Sejak kira-kira 1 bulan yang lalu, pasien mengeluh sesak nafas yang dirasakan semakin berat. Keluhan disertai batuk berdahak berwarna putih, penurunan berat badan sebanyak 5 kg dalam 2 bulan terakhir dan keringat malam. Keluhan demam yang naik turun dan batuk berdarah disangkal pasien. Keluhan sesak dirasakan berkurang jika pasien berbaring miring ke kiri. Keluhan tidak disertai dengan suara mengi. Keluhan sering terbangun malam karena sesak, keluhan tidur dengan lebih dari satu bantal disangkal. Riwayat kontak dengan penderita yang batuk-batuk lama tidak diakui pasien. Riwayat asma ataupun bersin-bersin pada pagi hari disangkal pasien. Riwayat tekanan darah tinggi maupun kencing manis disangkal pasien. Riwayat merokok disangkal pasien. III. Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum Kesan sakit Kesadaran Tanda Vital Tekanan Darah Nadi : 110/70 mmHg : 76x/menit : : Sakit sedang CM

Pernafasan Suhu Kepala Rambut Mata Hidung Mulut Leher JVP KGB Trakea Thoraks

: 28/menit : 36,8 C

: tidak kusam, sedikit rontok : konjunctiva : tidak anemis sklera : tidak ikterik : pernapasan cuping hidung (-) : perioral cyanosis (-)

: 5+1 cmH2O : tidak teraba membesar : di tengah

Bentuk dan gerak asimetris Sela iga normal, sudut epigastrium > 90 Pulmo : VF ka<VF ki, sonor, VBS ka < VBS ki, VR ki = ka, Ronkhi -/-, wheezing -/BPH ICS V kanan, peranjakan (+) Cor : Ictus cordis tidak terlihat, teraba di ICS V LMCS, tidak kuat angkat Batas kanan: LSD ICS V Batas kiri : ICS V LMCS Batas atas : ICS III kiri BJ S1, S2 normal, S3 (-), S4 (-), murmur (-) Abdomen Datar, lembut, NT (-), BU (+) normal. Hepar dan Lien tidak teraba Pekak samping (-), ruang Traube kosong Ekstremitas

Akral teraba hangat CRT <2 Spoon nail (-), clubbing finger (-), sianosis -/Edema (-/-) IV. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorium Laju Endap Darah : 53/65 Hb Ht Leukosit Trombosit SGOT SGPT Kimia Klinik Albumin Protein total LDH : 2.5gr/dl : 6.0 gr/dl : 336 Meq/L : 10.6 mg/dl : 31 mg% : 6300/mm3 : 36000/mm3 : 39 /L : 24 /L

Analisis cairan pleura Hitung jenis PMN MN Warna Kejernihan LDH cairan pleura Jumlah sel : 48% : 52% : merah : keruh : 1476 IU/dl : 600/mm3

Glukosa cairan pleura : 28,9 mg/dl Protein cairan pleura : 4273 mg/dl Pemeriksaan BTA Jenis Sampel : Sputum BTA tidak ditemukan

Lekosit Epitel

: >25/LpB : >10/LpB

Pemeriksaan Radiologi Cor tidak dapat dinilai, batas kanan berselubung Sinus dan diafragma kanan berselubung, kiri normal Pulmo: Sinus kanan kabur, kiri normal Corakan bronko vaskuler normal Tidak tampak bercak lunak Tampak perselubungan opak homogen di hemitoraks kanan atas sampai bawah Kesan: Efusi pleura kanan IV. Diagnosa Banding Efusi Pleura kanan ec. TBC Efusi Pleura kanan ec.keganasan paru

V. Diagnosa Kerja Efusi Pleura Kanan ec.TBC VI. Penatalaksanaan Umum: Oksigen Diet biasa Khusus: OAT kategori 1 CTT VII. Prognosis Quo ad vitam Quo ad functionam : ad bonam : dubia ad bonam

PEMBAHASAN 1. Mengapa pasien didiagnosis dengan Efusi Pleura Kanan ec.TBC? 2. Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan pada pasien ini?

3. Bagaimana pengobatan pada pasien ini?

Tujuan terapi pada efusi pleura adalah menghilangkan gejala (nyeri dan sesak), mengobati penyakit dasarnya, mencegah fibrosis pleura dengan penurunan fungsi paru, dan mencegah kekambuhan. Cairan pleura dapat dikeluarkan dengan jalan aspirasi se dengan pemasangan selang toraks yang di (WSD). Aspirasi cairan (torakosentesis) berulang merupakan tindak cara berulang atau an penanganan hubungkan dengan Waler Seal Drainage

yang tidak berbeda dengan torakosentesis untuk tujuan diagnostik. Cairan yang dikeluarkan pada setiap kali pengambilan sebaiknya tidak lebih dari 1000 ml untuk mencegah terjadinya edema paru akibat pengembangan paru secara men Selain itu, pengeluaran cairan daam jumlah besar menimbulkan refleks vagal, berupa batuk-batuk, bradikardi, aritmi yang berat, dan hipotensi. Jika jumlah cairan cukup banyak, sebaiknya dipasang selang aman. Pleurodesis bertujuan untuk fusi lapisan pleura visceralis dan parietal dalam mencegah reakumulasi cairan atau udara dalam rongga paru. Berbagai zat kimia yang digunakan untuk menginduksi pleurodesis adalah talk, Corynebacterium parvum, doksisiklin, tetrasiklin, dan bleomisin Selain itu, untuk mencegah rekurensi, perlu dicari etiologi dari efusi pleura dan dilakukan penanganan terhadap etiologi tersebut. Pada pasien ini, etiologi efusi pleuranya adalah TB, karena itu perlu dilakukan pengobatan terhadap penyakit TB toraks dihubungkan dengan WSD, sehingga cairan dapat dikeluar kan secara lambat dengan dadak . secara tiba-tiba bisa

Pengobatan TB Tujuan Pengobatan Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap OAT. Prinsip pengobatan Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan prinsip - prinsip sebagai berikut:

OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengawasan langsung (DOT= Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO). Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan. Tahap awal (intensif) Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam Tahap Lanjutan Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister sehingga mencegah jangka waktu yang lebih lama terjadinya kekambuhan Paduan OAT dan Peruntukannya 1. Kategori-1 (2HRZE/ 4H3R3) Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru: Pasien baru TB paru BTA positif Pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif Pasien TB ekstra paru secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat. menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. 2 bulan.

2. Kategori -2 (2HRZES/ HRZE/ 5H3R3E3) Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnya:

Pasien kambuh Pasien gagal Pasien dengan pengobatan setelah default (terputus)

Catatan: Untuk pasien yang berumur 60 tahun ke atas dosis maksimal untuk streptomisin adalah500mg tanpa memperhatikan berat badan. Untuk perempuan hamil lihat pengobatan TB dalam keadaan khusus. Cara melarutkan streptomisin vial 1 gram yaitu dengan menambahkan aquabidest sebanyak 3,7ml sehingga menjadi 4ml. (1ml = 250mg) 3. OAT Sisipan (HRZE) Paket sisipan KDT adalah sama seperti paduan paket untuk tahap intensif kategori 1 yang diberikan selama sebulan (28 hari).

Penggunaan OAT lapis kedua misalnya golongan aminoglikosida (misalnya kanamisin) dan golongan kuinolon tidak dianjurkan diberikan kepada pasien baru tanpa indikasi yang jelas karena potensi obat tersebut jauh lebih rendah daripada OAT lapis pertama. Di samping itu dapat juga meningkatkan terjadinya risiko resistensi pada OAT lapis kedua.

4. Bagaimana prognosis pada pasien ini? Prognosis pada pasien ini adalah Quo ad vitam : ad bonam Karena keluhan yang mengancam jiwa (sesak) sudah berkurang. Quo ad functionam : dubia ad bonam Penyakit dapat sembuh dan fungsi organ bisa kembali normal apabila pengobatan dilakukan secara teratur dan lengkap.

You might also like