You are on page 1of 3

Tri Nur Jayanti 220110100131

Anatomi dan Fisiologi sistem Muskuloskeletal

Sistem muskuloskeletal terdiri dari: MUSKULER, terdiri dari: 1. OTOT Fungsi: mengontrol gerakan, mempertahankan postur tubuh, dan menghasilkan panas. Jenis otot, terdiri dari: a. Otot rangka, disebut juga otot lurik (tampak daerah gelap/ miosin dan terang/ aktin yang berselang-seling), otot rangka (melekat pada rangka), dan otot sadar/ volunter. Bentuk dan struktur: Berbentuk silindris, panjang sampai 30 cm, lebar berkisar 10-100 mikron. Setiap serabut memiliki banyak inti pada bagian perifer. Setiap serabut dilapisi oleh sarkolema, didalam sarkolema terdapat miofibril. Serabut otot yang dilapisi sarkolema berkelompok membentuk 15-30 serabut otot dan dilapisi fasiculus. Masing-masing fasiculus dilapisi oleh perimisium. Jaringan ikat yang meliputi serabut otot rangka disebut endomysium. Masing-masing endomysium dilapisi oleh epimysium. Lokasi: Melekat pada rangka Aksi: Kontraksinya sangat cepat, kuat, sebentar, dan cepat lelah. b. Otot polos; disebut juga otot involunter/ otonom. Bentuk dan struktur: seperti gelendong, berbentuk spindel, inti sentral, panjang 15-500 mikron. Sitoplasmanya tdd sarkoplasma yang mengandung miofibril yang tersusun atas myofilamen. Lokasi: pada dinding berongga seperti pada saluran kandung kemih dan uterus, pencernaan, pernafasan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah. Aksi: kontraksinya kuat, lambat, dan lama. c. Otot jantung; disebut juga otot serat lintang involunter. Bentuk dan struktur: tdd serabut otot yang bercabang dan bersatu dengan serabut disebelahnya (anastomosoma), mempunyai garis gelap dan terang, inti sentral. Lokasi: dinding jantung. Aksi: kontraksinya otomatis dan ritmis. Karakteristik otot, terdiri dari: a. b. c. d. Eksitabilitas/ irritabilitas; kemampuan otot untuk menerima dan merespon stimulus. Kontraktibilitas; kemampuan otot untuk memendek. Ekstensibilitas; kemampuan otot untuk memanjang. Elastisitas; kemampuan otot untuk kembali keukuran dan bentuk semula setelah memendek atau memanjang.

Kerja otot: Fleksor (bengkok) >< Ekstentor (meluruskan) Supinasi (menengadah) >< Pronasi (tertelungkup) Defresor (menurunkan) >< Lepator (menaikkan)
1

Tri Nur Jayanti 220110100131

Anatomi dan Fisiologi sistem Muskuloskeletal

Sinergis (searah) >< Antagonis (berlawanan) Dilatator (melebarkan) >< Konstriktor (menyempitkan) Adduktor (dekat) >< Abduktor (jauh) 2. TENDON; tali/urat daging yang kuat, fleksibel, terbuat dari fibrous protein (kolagen), berfungsi melekatkan tulang dengan otot atau otot dengan otot. 3. LIGAMEN Merupakan pembalut/ selubung yang sangat kuat, merupakan jaringan elastis penghubung yang terdiri atas kolagen. Ligamen membungkus tulang dengan tulang yang diikat oleh sendi. SKELETAL, terdiri dari: 1. TULANG Fungsi tulang: memberi bentuk tubuh, melindungi organ tubuh vital, menunjang tegaknya tubuh, tempat melekatnya otot rangka, tempat pembentukan sel-sel darah merah, tempat cadangan mineral terutama Ca dan Fosfat, tempat menyimpan energi. Struktur tulang: Osteoprogenitor (sel mesenkim yang dapat berdiferensiasi menjadi osteoblas), Osteoblas (sel tulang muda, akan membentuk osteosit), Osteosit (sel tulang dewasa), Osteoklas (sel yang berkembang dari monosit, terdapat dipermukaan tulang, berfungsi untuk perkembangan, pemeliharaan, perawatan, dan perbaikan tulang). Jenis tulang: Tulang rawan (kartilago); tidak mengandung pembuluh darah dan saraf, ruang antar sel tulang rawan mengandung zat perekat dan sedikit zat kapur, bersifat lentur.

hialin

fibrosa

elastis

a. Tulang rawan hialin; mempunyai matriks yang homogen dan bersifat halus, dan rapat. Terdapat pada cincin trakea, cuping hidung, dan persendian. b. Tulang rawan fibrosa; matriksnya tersusun kasar dan tidak teratur, terdapat pada antar ruas tulang belakang dan simfisis pubis. c. Tulang rawan elastis; matriksnya mengandung serat elastis bercabang-cabang, terdapat pada epiglotis, laring, dan daun telinga. Tulang keras (osteon); dibentuk oleh sel pembentuk tulang (osteoblas), ruang antar sel tulang keras banyak mengandung zat kapur, sedikit zat perekat, bersifat keras.
Tulang tak beraturan Tulang berongga udara

a. Tulang panjang; bentuknya panjang, bulat, dan berongga. Contoh: femur, ulna. b. Tulang pendek; bentuknya pendek, seperti kubus/ bulat. Contoh: carpus, tarsus.
2

Tri Nur Jayanti 220110100131

Anatomi dan Fisiologi sistem Muskuloskeletal

c. Tulang pipih; bentuknya pipih (gepeng). Contoh: dahi, ubun-ubun, iga, scapula. d. Tulang tak beraturan; bentuknya kompleks. Contoh: tl rahang, ruas tl belakang. e. Tulang berongga udara; Contoh: os maxilla. Klasifikasi tulang berdasarkan penyusunnya dari luar ke dalam secara berurutan: 1) Periosteum; mengandung osteoblas, jaringan ikat, dan pembuluh darah. Merupakan tempat melekatnya otot ke tulang, berperan dalam pertumbuhan, reparasi tulang. 2) Tl kompak; padat, halus, homogen, terdapat medullary cavity yang mengandung yellow bone marrow ditengahnya. Tersusun atas Osteon yang mengandung saluran (Haversian Kanal) tempat pembuluh darah dan saraf yang dikelilingi oleh lamellae. 3) Tl spongioasa; tersusun atas honeycomb network yang disebut trabekula, yang menyebabkan tulang dapat menahan tekanan. Rongga antara trebakula terisi red bone marrow yang mengandung pembuluh darah yang memberi nutrisi pada tulang. 4) Sumsung tulang; berwujud seperti jelly yang kental, dilindungi oleh tulang spongiosa. Berperan untuk memproduksi sel-sel darah. Pembagian skeletal: 1) Skeletal aksial; tdd 28 tl tengkorak, 33 tl belakang, 3 tl dada, dan 12 pasang tl rusuk. 2) Skeletal apendikuler; bagian atas tdd 2 humerus, 2 radius, 2 hasta/ ulna, 2x8 karpal, 2x5 metakarpal, 2x14 palanges dan bagian bawah tdd 2 femur, 2 patella, 2 tibia, 2 fibula, 2x7 tarsal, 2x5 metatarsal, 2x12 palanges, tl gelang panggul. 2. SENDI; merupakan hubungan antar dua tulang sehingga memudahkan terjadinya gerakan. Sendi dibagi menjadi: 1) Synarthrosis, tidak memungkinkan terjadinya pergerakan, strukturnya terdiri atas fibrosa, misalnya persendian tulang tengkorak. 2) Amphiarthrosis, memungkinkan terjadinya gerakan yang sifatnya kaku, strukturnya adalah kartilago, misalnya persendian antar ruas-ruas tulang. 3) Diarthrosis, memungkinkan pergerakan yang bebas, strukturnya terdiri dari sinovial. Sendi gerak ini dibedakan menjadi 6 macam, yaitu: Sendi peluru: dapat digerakkan kesegala arah. Contoh: sendi antara tulang lengan atas dengan tulang belikat. Sendi pelana: dapat digerakkan kedua arah. Contoh: sendi antara tl telapak tangan dengan pergelangan tangan. Sendi putar: dapat digerakkan secara berputar. Contoh: persendian antara tulang leher dengan tulang atlas. Sendi luncur: menimbulkan gerakan menggeser dan tidak berporos, Contoh: persendian antar tl pergerlangan tangan. Sendi engsel: dapat digerakkan kesatu arah. Contoh: persendian antara tulang lengan atas dengan tulang hasta. Sendi ovoid: memungkinkan gerakan berporos dua dengan gerakan kekiri dan kekanan, maju mundur dan muka belakang. Contoh: persendian antar tulang pengumpil dan tulang pergelangan tangan.
3

You might also like