Professional Documents
Culture Documents
1. Untuk mengetahui perubahan parameter-parametar gelombang untuk perairan dangkal, menengah, dan dalam. 2. Mengetahui tipe-tipe gelombang dilihat dari perairan dan parameter-paramater gelombang. 3. Dapat mengambarkan muka gelombang dating dengan sudut tertentu dan mengetahui seberapa jauh kemampuan gelombang dalam memodifikasi dasar laut maupun sekitar pantai. 4. Dapat mengetahui refraksi gelombang serta manganaliasa akibat dari refraksi gelombang. 5. Dapat menganbarkan muka gelombang perairan dangkal tanpa dan dengan refraksi.
2.1 DEFINISI DAN FAKTOR TERJADINYA GELOMBANG Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik
sinusoidal.Gelombang laut disebabkan oleh angin.Angin di atas lautan mentransfer energinya ke perairan, menyebabkan riak-riak, alun/bukit, dan berubah menjadi apa yang kita sebut sebagai gelombang. (Acehpedia., 2009, GelombangLaut, )
Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. Gelombang laut disebabkan oleh angin. Angin di atas lautan mentransfer energinya ke perairan, menyebabkan riak-riak, alun/bukit, dan berubah menjadi apa yang kita sebut sebagai gelombang. www.wikipedia.com
Gelombang adalah gerakan naik turun suatu tubuh perairan yang dinyatakan dengan naik turunnya permukaan air secara bergantian. www.dscribs.com
Menurut Pond dan Pickard (1983) dalam Yadranka (2006), gelombang merupakan fenomena naik-turunnya permukaan air laut, yang bergerak dari suatu daerah pembentukan gelombang ke arah kapal hingga akhirnya terbaur dan sebagian lagi dipantulkan. Pond dan Pickard (1983) dalam Yadranka (2006) Gelombang adalah bentuk dari getaran yang merambat pada suatu medium.Pada gelombang yang merambat adalah gelombangnya, bukan zat medium perantaranya.Satu gelombang dapat dilihat panjangnya dengan menghitung jarak antara lembah dan bukit (gelombang tranversal) atau
menhitung jarak antara satu rapatan dengan satu renggangan (gelombang longitudinal).Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam waktu satu detik. http://suryatika.wordpress.com/gelombang/1-1-pengertian-gelombang/
2.2 MEKANISME TERBENTUKNYA GELOMBANG OLEH ANGIN Gelombang Laut yang dibangkitkan oleh Angin Pada tahun 1779, Benyamin franklin megatakan, Udara yang bergerakyaitu angin, melewati permukaan yang halus, akanmengganggupermukaan, dan menjadikan permukaan tersebut bergelombang, jika angin bertiup terus, maka menjadi elemen gelombang.
Dengan kata lain, jika dua lapisan fluida yang mempunyai perbedaan kecepatan bertemu, maka akan ada tegangan friksi diantara keduanya, maka akan ada transfer energi. Di permukaan laut, kebanyakan energi yang ditransfer merupakan hasil dari gelombang, namun dengan proporsi yang kecil merupakan hasil dari arus yang dibangkitkan oleh angin.Pada tahun 1925 Harold Jeffrey S. menganggap gelombang memperoleh energy dari angin karena perbedaan tekanan yang disebabkan efek dari puncak gelombang. (Gambar 3) Walaupun hipotesadari Jeffrey gagal menjelaskan bentuk gelombang yang sangat kecil, tapi berlaku jika : 1. Kecepatan angin lebih besar dari kecepatan gelombang. 2. Kecepatan angin melebihi 1 m/s 3. Gelombang cukup curam untuk memberikan efek berlindung /naungan. Secara empiris, dapat ditunjukkan bahwa efek naungan akan maksimum jika kecepatan angin diperkirakan tiga kali lebih besar dari kecepatan gelombang. Di laut yang terbuka, gelombang yang dibangkitkan oleh angin mempunyai kecuraman (H/L) sekitar 0,03 0,06. Secara umum, semakin besar perbedaan kecepatandan gelombang, semakin curam gelombangnya.Namun seperti yang kitalihat kemudian, kecepatan gelombang di laut dalam tidak ada hubungannya dengan kecuraman gelombang, tetapi panjang gelombangnya, semakin besar panjang gelombang, semakin cepat gelombang berjalan. 3
Gambar 3. Model pembentukangelombang Jeffrey (Sumber: The Open University, 2004) Perhatian urutan kejadian jika, setelah cuaca tenang. Angin mulai bertiup, sampai bertiup kencang untuk beberapa waktu. Pertumbuhan gelombang yang tidak signifikan terjadi jika kecepatan angin melebihi 1 m/s. kemudian gelombangcuram yang kecil akan terbentuk dengan meningkatnya kecepatan angin. Bahkan sampai angin mencapai kecepatan yang konstan, gelombang terustumbuh dengan kenaikan yang cepat sampai mencapai ukuran dan panjang gelombang (dan kemudian kecepatan) yang sebanding dengan 1/3 kecepatan angin. Dibawah posisi ini, gelombangterusmeningkatukurannya,
panjanggelombangdankecepatannya, tetapidenganlaju yang berkurang. Selanjutnya mungkin diharapkan gelombang tumbuh yang sama dengan kecepatan angin, namun
dalam prakteknya pertumbuhan gelombangberhenti pada saat kecepatan gelombang masih dibawah kecepatan angin, ha lini karena : 1. Beberapa energy angin ditransferkankepermukaan laut melalui gaya tangensial, yang
kemudian menghasilkan arus permukaan 2. 3. Beberapa energiangin didisipasikan/dikurangi oleh gesekan. Energi hilang dari gelombang lebih besar sebagai hasil dari While Chapping yaitu
pecahnya puncak gelombang karena dibawah kedepan oleh angin yang lebih cepat dari perjalanan gelombang itu sendiri. Banyak pengurangan/disipasi energy selama while Chapping dikonversikan menjadi momentum air, memperkuat arus permukaan yang diawali oleh proses 1 diatas. http://staff.unila.ac.id/ekoefendi/2011/10/28/wave/
Bagian-bagiangelombanggelombang ideal adalah : a. Crest :merupakan titik tertinggi atau puncak sebuah gelombang b. Trough : merupakan titik terendah ataulembahsebuah gelombang c. Wave height : merupakan jarak vertical antara crest dan trough atau disebut juga tinggi gelombang
d. Wave lenght :merupakan jarak berturut-turut antara dua buah crest atau dua buah trough, disebut juga satu panjang gelombang
e. Wave period : waktu yang dibutuhkan crest untuk kembali pada titik semula secara berturut-turut, disebut juga periode gelombang
f. Wave steepnees : perbandingan antara panjang gelombang dengan tinggi gelombang, disebut juga kemiringan gelombang.
Puncak gelombang adalah titik tertinggi pada gelombang (misal b dan f) Dasar gelombang adalah titik-titik terendah pada gelombang (misal d dan h) Bukit gelombang adalah lengkungan obc atau efg Lembah gelombang adalah cekungan cde atau ghi Amplitude (A) adalah nilai mutlak simpangan terbesar yang dapat dicapai oleh partikel (misal b b1 atau d d1)
Panjang Gelombang () adalah jarak antara dua puncak berurutan (misal bf ) atau jarak antara dua dasar berurutan (misal dh)
2.4 KLASIFIKASI GELOMBANG 1. Klasifikasi gelombang berdasarkan kedalaman relatif : Kedalaman relatif = d/L d/L< 0.05 = Gelombang periode dangkal 0.05<d/L< 0.5 = Gelombang periode menengah d/L> 0.5 = Gelombang perairan dalam
2. Klasifikasigelombangberdasarkanperiode : Periode 0 0,2 Detik 0,2 0,9 Detik 0,9 -15 Detik 15 30 Detik 0,5 menit 1 jam PanjangGelombang Beberapa centimeter Mencapai 130 meter Beberaparatus meter Ribuan meter Ribuan kilometer JenisGelombang Riak (Riplles) Gelombangangin Gelombangbesar (Swell) Long Swell Gelombangdenganperiode yang panjang (termasuk Tsunami) 5, 12, 25 jam Beberapa kilometer Pasangsurut
http://jun13-oseanografidanilmukelautan.blogspot.com/2011/01/gelombanglaut.html
3. Klasifikasi gelombang berdasarkan tinggi gelombang : H/d dan H/L << : gelombang amplitude kecil H/d dan H/L >> : gelombang amplitude besar
2.5 KECEPATAN RAMBAT GELOMBANG Kecepatan rambat gelombangadalah besar kecepatan dari suatu gelombang untuk merambat.Kecepatan rambat gelombang didapatkan dari persamaan disperse gelombang Persamaan disperse gelombang : 2 = g k tanhkd C= = C= = C= Dengan hubungan C = C= C2 = C = C = Didapatkan rumus untuk kecepatan rambat gelombang :
= =
C=
2.6 ENERGI GELOMBANG Energi yang terkandungdi dalam gelombang dengan panjang L, dan permukan sama pi dengan dasar perairan merupakan jumlah dari energy kinetic dan energy potensial. Ek= mv2 Energi potensial yang timbul akibat adanya elevasi muka air tanpa ada gangguan (z = 0) yaitu : Ep = mgh
Energi kinetik rata-rata persatuan luas adalah : Ek = Maka energi total rata-rata persatuan luas permukaan gelombang adalah : Etot = Ep Ek = atauEtot = 1/8
2.7 TRANSFORMASI GELOMBANG Transformasi gelombang terbagi menjadi 4 yaitu : 1. Gelombang dengan refraksi : yaitu jika muka gelombang yang dating menuju pantai, dan membentuk sudut dengan garis sejajar dengan garis pantai, makasalah satu ujung gelombang beradapadaperairan dangkal dan ujung yang lain pada perairan dalam. Ujung gelombang perairan dalam akan bergerak lebih cepat dan akan melengkung di pantai. Dan lengkungan ini dapat dibuat dengan prinsip Huygens 2. Gelombang difraksi : yaitu perubahan kecepatan geombang karena adanya proses breakwater, namun gelombangakan tetap terjadi 3. Gelombang refleksi : yaitu perubahan kecepatan gelombang karena Adanya breakwater, namun gelombang tidak terjadi lagi 4. Gelombang pecah : yaitu gelombang yang terjadi karena adanya efek soaling (pendangkalan), yang menyebabkan tinggi gelombang yang semakin tinggi.
3.1 PERHITUNGAN MANUAL 3.1.1 PARAMETER GELOMBANG I 3.1.1.1 TABEL 1 DATA 1 Data yang diketahui (olahan)
d (m) 4 To 12 d (olah) 4,6 Ho 1,045 Lo 224,713 d/Lo 0,02047 Tipe gelombang menengah L (m) 78,8411 C (m/s) 6,57 Cg (m/s) 3,285 H (m) 1,2743 E 2038,891 P 6697,7915
a. Lo = Lo=
( ( ) )
Lo=224,713 b. = = 0,02047
c. Panjang gelombang (L) Interpolasi d/Lo dengan d/L Diketahui
A 0,019
( ( (
78,8411
d. Penentuan Tipe Gelombang Ketentuan Gelombang Perairan dalam (d/L > 0,5) Gelombang Perairan menengah (0,05<d/L<0,5) Gelombang Perairan dangkal (d/L < 0,05) Diketahui d/L = 0,05< < 0,5
Maka termasuk gelombang perairan menengah e. Kecepatan rambat Gelombang (C) Termasuk perairan menengah maka
C = 6,57
f.
( ) ( )
( 3,285
A 0,019
d 1,24
10
( ( (
)( ) (
) )( ) )
( 2038,891
i.
11
a. Lo = Lo =
( ( ) )
Lo = 224,713 b. = = 0,02937
c. Panjang gelombang (L) Interpolasi d/Lo dengan d/L Diketahui A 0,029 ( ( ( ( 0,070545 B d/Lo C d d/L 0,03 0,029371 0,07007 0,07135 0,070545 )( ) ) )( ) )
78,8411
d. Penentuan tipe Gelombang Ketentuan Gelombang Perairan dalam (d/L > 0,5) Gelombang Perairan menengah (0,05<d/L<0,5) Gelombang Perairan dangkal (d/L < 0,05) Diketahui d/L = 0,070545 0,05 < 0,070545 < 0,5 12
C = 7,795
f.
(
3,8973
( )
e. Tinggi Gelombang (H) Interpolasi d/Lo dengan H/Ho Diketahui A 0,029 B d/Lo c D H/Ho 0,03 0,029371 1,133 1,25 1,176378
( ( (
)( ) (
) )( ) )
1,176378
13
1,2293
f.
Energi Gelombang
( 1,2293 )2 1897,518
g. Fluks Energi (P)
14
3.1.1.2 TABEL 2
a. Lo = Lo =
( ( ) )
Lo = 263,726 b. = = 0,0137
c. Panjang gelombang (L) Interpolasi d/Lo dengan d/L Diketahui A 0,013 B d/Lo c d d/L 0,014 0,013651 0,04612 0,04791 0,047284
( ( (
)( ) (
) )( ) )
0,047284
76,13498
d. Penentuan tipe Gelombang Ketentuan Gelombang Perairan dalam (d/L > 0,5)
15
Gelombang Perairan menengah (0,05<d/L<0,5) Gelombang Perairan dangkal (d/L < 0,05) Diketahui d/L = 0,044509 0,047284 < 0,05 Maka termasuk gelombang perairan dangkal
C = 5,939697
f.
g. Tinggi Gelombang (H) Interpolasi d/Lo dengan H/Ho Diketahui A 0,013 B d/L c 0,014 0,013651 d 1,35 H/Ho 1,327 1,335038
( ( ( ( 1,335038
)( )
) )( ) )
16
h. Energi Gelombang
( 1,395115 )2 2443,879
17
a. Lo = Lo =
( ( ) )
Lo = 263,726 b. = = 0,0243
c. Panjang gelombang (L) Interpolasi d/Lo dengan d/L Diketahui A 0,024 b d/Lo C d d/L 0,025 0,024268 0,0634 0,06478 0,063769
( ( (
)( ) (
) )( ) )
0,063769
100,3618
d. Penentuan tipe Gelombang Ketentuan Gelombang Perairan dalam (d/L > 0,5) Gelombang Perairan menengah (0,05<d/L<0,5) Gelombang Perairan dangkal (d/L < 0,05) Diketahui d/L =
18
< 0,5 Maka termasuk gelombang perairan menengah e. Kecepatan rambat Gelombang (C) Termasuk perairan menengah maka
C = 7,7181
j.
( ( ) ( )
3,8590489
f.
Tinggi Gelombang (H) Interpolasi d/Lo dengan H/Ho Diketahui A 0,024 b d/L C d H/Ho 0,025 0,024268 1,179 1,169 1,176324
( ( (
)( ) (
) )( ) )
1,176324
1,229259
g. Energi Gelombang
( 1,229259 )2 1897,346
20
a. 0,57135 b. Penentuan tipe gelombang Ketentuan Gelombang Perairan dalam (d/L > 0,5) Gelombang Perairan menengah (0,05 < d/L< 0,5) Gelombang Perairan dangkal (d/L < 0,05) Diketahui d/L = 0,57135 > 0,5 Maka termasuk gelombang perairan dalam c. Kecepatan rambat Gelombang (C) Termasuk perairan dalam maka
C = 18,89
21
9,4433
h. Tinggi Gelombang (H) Interpolasi d/Lo dengan H/Ho Diketahui a B d/L c d H/Ho 0,57087 0,57186 0,571354 0,995 0,995 0,995 0,52739 0,52838 0,527877 0,993 0,993 0,993 ( ( ( ( 0,995 )( ) ) )( ) )
g.
=1
h.
22
= 0,571
i.
= 139,32
j.
=1
k.
= 0,00718
23
a.
= 0,52788
b. Penentuan tipe gelombang Ketentuan Gelombang Perairan dalam (d/L > 0,5) Gelombang Perairan menengah (0,05 < d/L< 0,5) Gelombang Perairan dangkal (d/L < 0,05)
Diketahui d/L = 0,52788 > 0,5 Maka termasuk gelombang perairan dalam c. Kecepatan rambat Gelombang (C) Termasuk perairan dalam maka
C = 18,8
24
9,3859
h. Tinggi Gelombang (H) Interpolasi d/L dengan H/Ho Diketahui A b d/L c d H/Ho 0,52739 0,52838 0,527877 0,993 0,993 0,993
( ( (
)( )
) )( ) )
( 0,993
g.
= 0,988
25
h.
= 0,521
i.
= 137,82
j.
= 0,9939
k.
= 0,00717
26
a.
= 0,833 b. Penentuan tipe gelombang Ketentuan Gelombang Perairan dalam (d/L > 0,5) Gelombang Perairan menengah (0,05 < d/L< 0,5) Gelombang Perairan dangkal (d/L < 0,05) Diketahui d/L = 0,833 > 0,5 Maka termasuk gelombang perairan dalam c. Kecepatan rambat Gelombang (C) Termasuk perairan dalam maka
C =21,667
27
10,8334
f. Tinggi Gelombang (H) Interpolasi d/L dengan H/Ho Diketahui a B d/L c 0,83004 0,84004 0,833029
d 1 1
H/H0 1
( ( ( ( 1
)( )
) )( ) )
H = Ho x 1 H = 1,65 x 1 H = 1,65
g.
h.
28
= 0,833
i.
= 182,32
j.
=1
k.
= 0,00548
29
DATA 2
a.
= 0,667
b. Penentuan tipe gelombang Ketentuan Gelombang Perairan dalam (d/L > 0,5) Gelombang Perairan menengah (0,05 < d/L< 0,5) Gelombang Perairan dangkal (d/L < 0,05)
Diketahui d/L = 0,667 > 0,5 Maka termasuk gelombang perairan dalam c. Kecepatan rambat Gelombang (C) Termasuk perairan dalam maka
C =19,384
30
9,692
f. Tinggi Gelombang (H) Interpolasi d/L dengan H/Ho Diketahui a B d/L c d H/H0 0,66032 0,67029 0,666999 0,998 0,998 0,998 ( ( ( ( 0,998 )( ) )( ) ) )
g.
0,8004
31
h.
= 0,5339
i.
= 146,22
j.
= 0,8946
k.
= 0,00547
32
3.1.3 GELOMBANG DENGAN REFRAKSI 3.1.3.1 TABEL 5 DATA 1 Data yang diketahui (olahan) d olah(m) C L Lpeta 8,8 44,6 20,90646 183,9768 6,344
d (m) 44
a. Kecepatan rambat Gelombang (C) C = = 20,90646 b. Panjang Gelombang (L) L= C T = 20,90646 x 8,8 = 183,9768 c. Lpeta Lpeta Lpeta Lpeta
= 6,344
DATA 2 Data yang diketahui (olahan) d olah(m) C L Lpeta 8,8 36,6 18,93885 166,6619 5,747
d (m) 36
33
= = 18,93885
c. Lpeta
34
3.1.3.2 TABEL 6 DATA 1 Data yang diketahui (olahan) d d (m) T olah(m) C L Lpeta 32,4 8,8 33 17,98333 158,2533 5,457009 a. Kecepatan rambat Gelombang (C) C = = 17,98333
= 5,457009
DATA 2
Data yang diketahui (olahan) d olah(m) C L Lpeta 8,8 28,1 16,59458 146,0323 5,035596
d (m) T 27,5
35
C =
= 16, 59458
c. Lpeta
36
DATA 1
Data yang diketahui (olahan) d d (m) T olah(m) C L Lpeta 44 12,8 44,6 20,90646 267,6027 9,2276782 a. Kecepatan rambat Gelombang (C)
C =
= 20,90646
= 9,2276782
37
DATA 2
Data yang diketahui (olahan) d olah(m) C L Lpeta 36 12,8 36,6 18,93885 242,4173 8,3592161 a. Kecepatan rambat Gelombang (C) d (m) T C = = 18,93885
= 8,3592161
38
3.1.4.2 TABEL 8
DATA 1
DATA 1
Data yang diketahui (olahan) d olah(m) C L Lpeta 44 12,8 44,6 20,90646 267,6027 9,2276782 a. Kecepatan rambat Gelombang (C) d (m) T
C =
= 20,90646
= 9,2276782
39
DATA 2
Data yang diketahui (olahan) d olah(m) C L Lpeta 36 12,8 36,6 18,93885 242,4173 8,3592161 a. Kecepatan rambat Gelombang (C) d (m) T C = = 18,93885
= 8,3592161
40
3.1.5 KEMIRINGAN SINAR GELOMBANG 3.1.5 TABEL 9 DATA 1 Data yang diketahui (olahan) Tipe d(m) L(m) d S(m) d(m) L(m) d/L Gelombang 160 248,3 42,6 3000 161 248,9 0,645 dalam
a.
= 0,645
b. Penentuan tipe gelombang Ketentuan Gelombang Perairan dalam (d/L > 0,5) Gelombang Perairan menengah (0,05 < d/L< 0,5) Gelombang Perairan dangkal (d/L < 0,05)
Diketahui d/L = 0,645 > 0,5 Maka termasuk gelombang perairan dalam
C = 19,709
41
d. Cd Cd = C1 Cd = C = 19,71
e. S S = S = S = 42,6 ( )
f. Slope S= S= S = 0,054
42
DATA 2
Data yang diketahui (olahan) Tipe d(m) L(m) d S(m) d(m) L(m) d/L Gelombang 142,9 228 42,6 2900 144 228,6 0,628 dalam = 0,628
a.
b. Penentuan tipe gelombang Ketentuan Gelombang Perairan dalam (d/L > 0,5) Gelombang Perairan menengah (0,05 < d/L< 0,5) Gelombang Perairan dangkal (d/L < 0,05)
Diketahui d/L = 0,628 > 0,5 Maka termasuk gelombang perairan dalam
C =18,887
d. Cd
43
Cd = C1 Cd = C = 19,71
e. S S = S = S = 40,4 ( )
f. Slope S= S= S = 0,049371
44
3.2.1.2 TABEL 2
To 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Ho 1,045 1,045 1,045 1,045 1,045 1,045 1,045 1,045 1,045 1,045
d(m) olah 3,6 6,4 10,1 16,1 29,7 51,9 89,5 121 151 301
To 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13
Lo 263,726 263,726 263,726 263,726 263,726 263,726 263,726 263,726 263,726 263,726
D/Lo 0,0137 0,0243 0,0383 0,061 0,1126 0,1968 0,3394 0,4573 0,571 1,1398
Tipe gelombang dangkal menengah menengah menengah menengah menengah menengah menengah dalam dalam
L(m) 76,135 100,36 124,17 152,84 195,59 233,34 257,16 262,11 263,33 263,73
C(m/s) 5,94 7,718 9,549 11,76 15,04 17,95 19,78 20,16 20,27 20,29
Cg(m/s) 5,94 3,859 4,774 5,878 7,522 8,974 9,89 10,08 10,14 10,14
H(m) 1,395 1,229 1,912 1,035 0,966 0,958 1,004 1,03 1,04 1,045
E(j) 2443,88 1897,35 4592,6 1346,21 1170,68 1153,01 1266,31 1333,05 1357,5 1371,17
P(J m/s) 14515,9 7321,949 21927,37 7912,566 8805,244 10347,14 12524,41 13438,37 13759,16 13908,24
45
3.2.2.2 TABEL 4
d (m) 250 160 120 100 90 70 50 25 10 5 L (m) 300,23 240,18 192,15 153,72 122,97 98,379 78,703 62,963 50,37 40,296 Ld 300,23 300,23 300,23 300,23 300,23 300,23 300,23 300,23 300,23 300,23 Ho`(m) 1,65 1,65 1,65 1,65 1,65 1,65 1,65 1,65 1,65 1,65 d (m) 250,6 160,6 120,6 100,6 90,6 70,6 50,6 25,6 10,6 5,6 L (m) 300,8 240,8 192,8 154,3 123,6 98,98 79,3 63,56 50,97 40,9 Ld 300,83 300,83 300,83 300,83 300,83 300,83 300,83 300,83 300,83 300,83 d/L 0,83 0,67 0,63 0,65 0,73 0,71 0,64 0,4 0,21 0,14 Tipe Gelombang dalam dalam dalam dalam dalam dalam dalam menengah menengah menengah C 21,7 19,4 17,3 15,5 13,9 12,4 11,1 9,9 8,29 6,67 Cd 21,7 21,7 21,7 21,7 21,7 21,7 21,7 21,7 21,7 21,7 Cg 10,8 9,69 8,67 7,76 6,94 6,21 5,56 20,3 19,6 16,3 H 1,65 1,65 1,65 1,65 1,65 1,65 1,65 1,61 1,51 1,55 L/Ld 1 0,8 0,64 0,51 0,41 0,33 0,26 0,21 0,17 0,14 d/Ld 0,83 0,53 0,4 0,33 0,3 0,23 0,17 0,09 0,04 0,02 L/H 182,3 146,2 117,1 93,71 74,97 60,05 48,16 39,48 33,8 26,46 C/Cd 1 0,89 0,8 0,72 0,64 0,57 0,51 0,46 0,38 0,31 H/Ld 0,0055 0,0055 0,0055 0,0055 0,0055 0,0055 0,0055 0,0054 0,005 0,0051
46
3.2.3 GELOMBANG DENGAN REFRAKSI 3.2.3.1 TABEL 5 d olah(m) 44,6 36,6 29,6 27,6 24,6 18,6 14,6 3,6
d (m) 44 36 29 27 24 18 14 3
3.2.3.2 TABEL 6 d olah(m) 33 28,1 22,9 18,4 14,8 10,8 7,2 3,5
47
3.2.4 GELOMBANG TANPA REFRAKSI 3.2.4.1 TABEL 7 d olah(m) 44,6 36,6 29,6 27,6 24,6 18,6 14,6 3,6
d (m) 44 36 29 27 24 18 14 3
3.2.4.2 TABEL 8 d olah(m) 44,6 36,6 29,6 27,6 24,6 18,6 14,6 3,6
d (m) 44 36 29 27 24 18 14 3
48
3.2.5 KEMIRINGAN SINAR GELOMBANG 3.2.4.1 TABEL 9 Tipe S(m) d(m) L(m) d/L Gelombang 3000 161 248,9 0,645 dalam 2900 144 228,6 0,628 dalam 2700 132 225,8 0,583 dalam 2500 119 221,5 0,538 dalam 2200 105 195,3 0,538 dalam 2000 94 163,7 0,574 dalam 1800 83,7 136,7 0,612 dalam 1500 69,8 124,7 0,56 dalam 1200 52,5 110 0,477 menengah 900 41,5 100,6 0,412 menengah 700 27,6 72 0,383 menengah 400 22,8 60,72 0,375 menengah 200 14,2 53,4 0,266 menengah 100 4,64 52,56 0,088 menengah 0 1,84 89,88 0,02 dangkal
d(m) 160 142,9 131 118,6 104,4 93,42 83,12 69,16 51,87 40,88 27 22,19 13,63 4,04 1,24
L(m) 248,3 228 225,2 220,9 194,7 163,1 136,1 124,1 109,4 100 71,4 60,12 52,8 51,96 89,28
d 42,6 42,6 42,6 42,6 42,6 42,6 42,6 42,6 42,6 42,6 42,6 42,6 42,6 42,6 42,6
C 19,709 18,887 18,772 18,593 17,455 15,982 14,608 13,949 13,069 12,459 10,514 9,6473 8,8128 6,4283 4,2464
Cd 19,71 19,71 19,71 19,71 19,71 19,71 19,71 19,71 19,71 19,71 19,71 19,71 19,71 19,71 19,71
S 42,6 40,4 40,1 39,7 36,8 33,3 30,1 28,6 26,7 25,3 21,2 19,3 17,6 12,8 8,39
Slope 0,054 0,049 0,049 0,048 0,048 0,047 0,047 0,047 0,044 0,046 0,039 0,057 0,071 0,046 0
49
BAB IV ANALISA
4.1 Parameter Gelombang I Pada perhitungan menggunakan parameter gelombang I dengan nilai data yang diketahui adalah nilai kedalaman, To dan Ho. Untuk nilai kedalaman dan To berbeda satu sama lain pada setiap tabel sedangkan untuk nilai Ho sama untuk masing masing tabel. Pada hasil perhitungan untuk tabel I ditemukan bahwa tipe gelombang yang paling dominan adalah tipe gelombang perairan menengah sebanyak 8 data. Dari pengolahan sebanyak 10 data didapatkan satu data pada data ke 9 dan 10 adalah tipe gelombang dalam. Untuk Tabel II tipe gelombang yang paling dominan juga tipe perairan menengah. Dari 10 data , data pertama merupakan perairan laut dangkal untuk data ke 2 sampai 8 adalah tipe perairan menengah dan pada tata ke 9 dan 10 merupakan tipe perairan dalam. Dapat terlihat pula, pada analisa mengenai parameter gelombang I ini diketahui bahwa seiring bertambahnya nilai kedalaman maka nilai (L) panjang gelombang dan nilai (C) cepat rambat gelombang juga akan bertambah. Selain itu nilai (p) fluks energi juga bertambah seiring dengan bertambahnya kedalaman.
50
4.2 Parameter Gelombang II Pada perhitungan menggunakan parameter gelombang II, penulis
menggunakan tabel III dan IV. Dengan nilai data yang diketahui adalah nilai kedalaman, L, Ld dan Ho. Untuk nilai kedalaman, L, dan Ld berbeda satu sama lain pada setiap tabel sedangkan untuk nilai Ho sama untuk masing masing tabel. Pada hasil perhitungan untuk tabel III ditemukan bahwa tipe gelombang yang paling dominan adalah tipe gelombang perairan menengah. Dari pengolahan sebanyak 10 data didapatkan data ke 1 dan 2 adalah perairan dalam. Sedangkan untuk tipe gelombang perairan dangkal terletak pada data sampel ke 10 dan selebihnya untuk data ke 3 sampai 9 adalah tipe gelombang perairan menengah. Untuk Tabel IV tipe gelombangnya didominasi oleh tipe gelombang perairan dalam. Dari pengolahan sebanyak 10 data didapatkan bahwa data ke 8 sampai 10 adalah tipe gelombang perairan menengah sedangkan selebihnya adalah tipe gelombang perairan dalam. Pada perhitungan dengan parameter gelombang II dengan perhitungan parameter gelombang memiliki kesamaan yaitu nilai cepat rambat gelombang bertambah seiring dengan bertambahnya kedalaman.
4.3 Gelombang Dengan Refraksi Pada analisa gelombang dengan refraksi menggunakan data tabel ke 5 dan 6. Dengan nilai kedalaman yang berbeda namun dengan nilai periode yang sama.. Refraksi merupakan pembelokan arah penjalaran gelombang akibat adanya
perubahan kecepatan gelombang ketika memasuki perairan pantai. Pada perhitungan Gelombang dengan Refraksi diperoleh L(peta) pada tabel 5 yaitu 6,344028735, 5,746961064, 5,168250646, 4,990594149, 4,711565854, 4,096888875,
3,629728488, 1,802390802 sedangkan L(peta) pada tabel ke 6 adalah 5,457009151, 5,035595909, 4,545853686, 4,07480306, 3,654505079, 3,121832445, 2,548965517, 1,777181298 Untuk analisa dengan refraksi ini praktikan membuat wavelet. Data yang digunakan dalam pembuatan wavelet hanya sampai data ke 4. Hal itu disebabkan pada data ke 4 garis gelombang telah mendekati pantai. Dari hasil gambar, data yang
51
diperoleh bergelombang hal itu dikarenakan adanya pembelokan cahaya atau refraksi. Pembelokan cahaya ini atau refraksi hanya dapat terjadi pada perairan dangkal.
4.4 Gelombang Tanpa Refraksi Pada analisa gelombang tanpa refraksi menggunakan data tabel ke 7 dan 8. Nilai pada tabel ke 7 dan 8 memiliki nilai yang sama satu sama lain. Disebabkan data yang ada sama. Refraksi merupakan pembelokan arah penjalaran gelombang akibat
adanya perubahan kecepatan gelombang ketika memasuki perairan pantai. Pada perhitungan Gelombang Tanpa Refraksi diperoleh L(peta) yaitu 9,22767816, 8,359216094, 7,517455486, 7,259046036, 6,853186696, 5,959111091,
5,279605073, 2,621659349. Untuk analisa tanpa refraksi ini praktikan membuat wavelet. Data yang digunakan dalam pembuatan wavelet hanya sampai data ke 4. Hal itu disebabkan pada data ke 4 garis gelombang telah mendekati pantai. Dari hasil gambar, data yang diperoleh masih sejajar hal tersebut karena tidak adanya refraksi atau pembelokan cahaya. Hasil dari pembuatan wavelet sama seperti prinsip Huygens yang bahwa setiap muka gelombang dapat dianggap memproduksi wavelet atau gelombang-gelombang baru dengan panjang gelombang yang sama dengan panjang gelombang sebelumnya. Wavelet bisa diumpamakan gelombang yang ditimbulkan oleh batu yang dijatuhkan ke dalam air. Karena dalam data panjang gelombang berbeda maka dihasilkan jari-jari gelombang yang berbeda pula.
4.5 Kemiringan Sinar Gelombang Dari hasil pengolahan data pada tabel XI didapatkan tipe gelombang yang paling dominan adalah tipe gelombang perairan dalam dikarenakan nilai d/L > 0,5. Pada data ke-9 sampai ke-14 merupakan gelombang perairan menengah karena 0,05<d/L<0,5 dan data ke-15 merupakan gelombang perairan dangkal karena d/L<0,05.
52
Pengaruh kedalaman terhadap perameter lain seperti kecepatan rambat gelombang (C), S, dan nilai Slope yaitu semakin kecil kedalaman suatu perairan maka nilai parameter-parameter tersebut semakin kecil. Sedangkan nilai Cd nilainya selalu sama dengan nilai C pada perairan terdalam.
53
BAB V KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum dan melalukan perhitungan serta menganalisis data yang ada maka praktikan dapat menyimpulkan antara lain sebagai berikut: 1. Cepat rambat gelombang akan bertambah sesui dengan bertambahnya kedalaman dari suatu perairan. 2. Tipe tipe gelombang ada 3 yaitu gelombang perairan dalam, menengah dan dangkal. 3. Refraksi dapat diakibatkan oleh adanya perbedaan kedalaman. 4. Akibat dari refraksi adalah terjadi pembelokan gelombang. Jadi gambar yang ditimbulkan pada wavelet dengan refraksi tidak akan sejajar seperti pada gambar wavelet pada tanpa refraksi.
54
DAFTAR PUSTAKA
Hutabarat,sahala dan stewart M.Evans.1984.Pengantar Oseanografi.Jakarta: Universitas Indonesia Raharjo,santoso.1983.Oseanografi Perikanan 1.Jakarta:Departemen Pendidikan dan kebudayaan Sari Ningsih, Nining. 2002. Modul Mata Kuliah Oseanografi Fisika.Bandung:ITB. Modul praktikum oseanografi fisika 2011 http://acehpedia.org/Gelombang_laut, 22 November 2011,pukul 08:30 wib http://jun13-oseanografidanilmukelautan.blogspot.com/2011/01/gelombang-laut.html.24 November 2011. Pukul 09:45 www.dscibs.com http://suryatika.wordpress.com/gelombang/1-1-pengertian-gelombang/ www.wikipedia.com http://jun13-oseanografidanilmukelautan.blogspot.com/2011/01/gelombang-laut.html
55