Professional Documents
Culture Documents
Definisi spiritualitas Spiritualitas adalah keyakinan dalam hubungannya dengan Yang Maha Kuasa (Hamid, A.
Y, 2000) yang merupakan dasar harapan manusia (Ebersole, 2001). Dimensi spiritual berupaya untuk mempertahankan keselarasan dengan dunia luar, berjuang untuk menjawab atau mendapatkan kekuatan ketika sedang menghadapi stres emosional, penyakit fisik, atau kematian (Kozier, Erb,
Blais &Wilkinson, 1995; Murray & Zentner, 1993; Hamid, A. Y, 2000). Mikcley et al. (1992) yang dikutip oleh Hamid, A. Y (2000) menguraikan spiritualitas sebagai suatu yang multidimensi, yaitu dimensi eksistansial yang berfokus pada tujuan dan arti
Kernel for Word to PDF Demo arti dan tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta rasa keterikatan, dan kebutuhan
untuk member dan mendapatkan maaf (Hamid, A. Y 2000). Keterkaitan antara spiritualitas dan depresi
Kernel for Word to dalam penurunan Aktivitas spiritualitas dapat berpengaruh positifPDF Demo stres (Dahl & ONeal,
1993; Potter & Perry, 2005). Sendiony, F.E. (1989) menyatakan bahwa pengalaman beragama (Islam) dapat meningkatkan derajat kesehatan seseorang bebas dari stres, cemas dan depresi (a state
of wellbeing) (Hawari, 2005). Menurut Sukardja (2000) cara mengatasi depresi mental penderita
dan/atau keluarga diberi bimbingan mental, kalau perlu dengan bantuan ahli agama. Suatu proyek yang berjudul Global Burden of Disease disponsori oleh WHO yang menyatakan bahwa gangguan jiwa depresi menempati urutan ke-4 sebagai penyebab
ketidakmampuan (disability) seseorang dalam menjalankan fungsi kehidupannya sehari-hari (Kaelber, C.T, 2002; Hawari, 2005). Dalam kaitannya dengan depresi tersebut banyak penelitian yang telah dilakukan dan tidak kurang dari 80 makalah yang telah dipublikasikan yang
berkesimpulan bahwa komitmen agama bermanfaat bagi upaya pencegahan depresi dan dapat bertindak sebagai kekuatan pelindung dan penyangga seseorang dari resiko menderita depresi (Larson, D.B., et al, 2000; Hawari, 2005).
Kernel for empat to PDF berbeda Berdasarkan hasil penelitian terhadap Wordagama yang Demo ditemukan bahwa mereka
mempunyai persepsi tentang Tuhan dan bentuk sembahyang yang berbeda menurut usia, seks, agama dan kepribadian anak. Hal inilah yang akan mempengaruhi perkembangan spiritual
Kernel for Word to PDF Demo tersebut selanjutnya hingga mencapai usia dewasa sampai lanjut usia.
Dokumen Scribd.com Page 2
2.
Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terdekat dan merupakan tempat belajar pertama bagi anak. Dalam keluarga yang terpenting bukan apa yang diajarkan oleh orang tua pada anaknya tetapi apa yang dipelajari anak tentang Tuhan. Oleh karena itu peran orang tua sangat menetukan
dalam perkenmbangan spiritualitas anak. 3. Latar belakang etnik dan budaya Sikap, keyakinan dan nilai dipengaruhi oleh latar belakang etnik dan social budaya. Pada
umumnya seseorang akan mengikuti tradisi agama dan spiritual keluarga. Perlu diperhatikan apapun tradisi agama atau system kepercayaan yang dianut individu, tetap saja pengalaman spiritual unik bagi tiap individu.
Kernel for Word to dihadapi tersebut buruk. Perubahan dalam kehidupan dan krisis yangPDF Demo merupakan pengalaman
spiritual selain juga pengalaman yang bersifat fisikal dan emosional. 6. Terpisah dari ikatan spiritual
Kernel for akut. Seringkali membuat individu merasa terisolasi dan Menderita sakit terutama yang bersifat Word to PDF Demo
kehilangan kebebasan pribadi dan sistem dukungan sosial (sosial support system ). Klien yang dirawat merasa terisolasi dalam ruangan yang asing baginya dan merasa tidak aman. Salah satu
Kernel for Word to PDF Demo contoh adalah klien merasa tidak dapat berkumpul dengan keluarga atau teman dekat yang
Dokumen Scribd.com Page 3
biasanya memberikan dukungan setiap saat diinginkan. Terpisahnya klien dari ikatan spiritual
beresiko terjadinya perubahan spiritualnya. 7. Issue moral terkait dengan terapi Pada kebanyakan agama, proses penyembuhan dianggap cara Tuhan untuk menunjukkan
kebesarannya walaupun ada beberapa agama yang menolak intervensi pengobatan. Prosedur medis seringkali dapat dipengaruhi oleh pengajaran agama. Konflik antara jenis terapi dengan keyakinan agama sering dialami oleh pasien dan tenaga kesehatan. 8. Asuhan keperawatan yang kurang tepat Ketika memberikan asuhan keperawatan kepada klien, perawat diharapkan peka terhadap kebutuhan spiritual klien. Sayangnya, terkadang perawat tidak memberikan asuhan spiritual
Kernel for Word to biasanya memverbalisasikan distress yang Individu yang mengalami gangguan fungsi spiritualPDF Demo
dialaminya atau mengekspresikan kebutuhan untuk mendapatkan bantuan. 2. Perubahan perilaku
Kernel for Word to PDF Demo Perubahan perilaku juga dapat merupakan manifestasi gangguan fungsi spiritual. Perasaan
bersalah, rasa takut, depresi dan ansietas mungkin menunjukkan perubahan fungsi spiritual.
Setiap manusia mempunyai tiga kebutuhan spiritual yang sama yaitu : (1) kebutuhan akan arti dan tujuan hidup (2) kebutuhan untuk mencintai dan berhubungan (3) kebutuhan untuk mendapatkan pengampunan. Kebutuhan klien tersebut sering ditemui oleh perawat dalam
menjalankan perannya sebagai pemberi pelayanan/asuhan keperawatan. Ketika keperawatan menyusun perencanaan untuk menjadi contoh peran spiritual bagi kliennya, perawat juga menyusun tujuan bagi dirinya sendiri.
Menurut Taylor, Lilis & Le Mone (1997) yang dikutip oleh Hamid, A. Y (2000), dalam hal ini perawat akan : 1. Mempunyai pegangan tentang keyakinan spiritual yang memenuhi kebutuhannya untuk dapat
Kernel for Word to PDF Demo mempengaruhi gaya hidup mereka, berespon terhadap penyakit, pilihan pelayanan kesehatan
dan pilihan terapi atau treatment. 7. 8. Menunjukkan kepekaan terhadap kebutuhan spiritual klien.
Kernel for Word to sesuai Demo Menyusun strategi asuhan keperawatan yang paling PDF untuk membantu klien yang sedang
mengalami distres spiritual.
REFERENSI
Hawari D, (2005). Dimensi Religi Dalam Praktek Psikiatri dan Psikologi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, hal: 113-160 Potter dan Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan; Konsep, Proses dan Praktik ed. 4, alih bahasa Yasmin Asih. Jakarta: EGC, hal: 732, 738-739, 752