Professional Documents
Culture Documents
Daftar Isi :
2. Editorial
Artikel :
3. Akupunktur dan Perkembangannya
6. Sejarah Perkembangan Unit Akupunktur Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo
8. Beberapa Alat Elektronik Yang Dipakai dalam Akupunktur
14. Pengobatan Vitiligo dengan Akupuntur
Karya Sriwidodo 17. Pengaruh Akupunktur terhadap Nilai Gama Globulin
20. Efek Penusukan Titik San Yin Ciao (IV, 6) terhadap Hiper-
glikemia pada NIDDM
24. Efek Akupunktur pada Hiperlipoproteinemia
31. Akupunktur Analgesi pada Bedah Beku di Daerah Penis
35. Pengobatan Nyeri Kepala dengan Akupunktur
37. Sonopunktur
Redaksi
Akupunktur merupakan salah satu cabang Ilmu Kedokteran perdalam Ilmu Akupunktur selama setahun lebih pada Ludwig
Timur yang telah lama dikenal di Indonesia, bersama dengan Boltzmann Acupuncture Institute, Vienna. Beliau menyusun
datangnya perantau Cina ke Indonesia. Namun suatu lembaga buku sederhana yang memberi petunjuk tentang titik-titik
pengobatan akupunktur resmi di Indonesia baru muncul pada akupunktur, yang merupakan buku akupunktur pertama
tahun 1963. Pada tahun itu oleh Menteri Kesehatan R.I. di- dalam bahasa Indonesia.
bentuk team riset Ilmu Pengobatan Timur, dengan tujuan me- Pada tahun 1970, untuk pertama kalinya Bagian Akupunk-
neliti dan mengembangkan pengobatan Timur, antara lain tur RSCM memberikan keterangan keahlian dalam bidang
tentang penggunaan jamu dan akupunktur sebagai sarana pe- Ilmu Akupunktur kepada beberapa dokter yang sudah cukup
ningkatan kesehatan masyarakat. Ditetapkan Rumah Sakit lama belajar dan bekerja di Bagian Akupunktur RSCM, antara
Umum Pusat di Jakarta sebagai pilot proyek dalam bidang lain kepada Dr. Tse Ching San, Dr. Erastus Wangsa Saputra,
akupunktur. Dr. Stefanus Wiran dan Dr. Haryanto Budi yang sampai saat
Beberapa dokter dari berbagai bidang keahlian di lingkung- ini semua masih bertugas membina Unit Akupunktur RSCM;
an FKUI/RSCM mengikuti pendidikan Ilmu Akupunktur di juga kepada Dr. Kiswojo yang kemudian pindah tugas ke tern-
RSCM. Untuk pertama-kalinya pendidikan tersebut diberikan pat lain.
oleh team dokter dari Republik Rakyat Cina, di bawah pim- Menjelang akhir masa jabatan Dr. Juliar Sihlman, yaitu pada
pinan Dr. Huang Sien Ming yang datang ke Indonesia atas tahun 1971, pimpinan Bagian Akupunktur RSCM dipercaya-
undangan Pemerintah R.I. Dalam pengamatan klinik telah di- kan kepada Dr. Tse Ching San. Menyadari akan minat pende-
lihat manfaat pengobatan akupunktur dan ternyata sambutan rita untuk berobat akupunktur yang meningkat serta timbul-
masyarakat cukup besar. Klinik Akupunktur RSCM ini ke- nya minat para dokter untuk mempelajari Ilmu Akupunktur,
mudian berkembang menjadi Sub-bagian Akupunktur dari Bagian Akupunktur menyiapkan diri dengan menyusun kuri-
bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM. Kepala Sub-bagian kulum pendidikan dokter ahli akupunktur, serta melengkapi-
ini adalah Prof. Dr. Oei Eng Tie. Poliklinik pada saat itu ber- nya dengan buku-buku ilmiah tentang Ilmu Akupunktur.
tempat di barak 2 RSCM dengan 3 tempat tidur untuk pen- Pada tahun 1972, Ilmu Akupunktur menarik perhatian ilmu
derita rawat jalan. Kedokteran Barat setelah kunjungan Presiden Amerika Serikat
Pada tahun 1966, Direktur RSCM memberi kesempatan ke RRC. Pada tahun itu pula Bagian Akupunktur RSCM untuk
bagi calon dokter lulusan FKUI untuk melamar menjadi pertama kalinya mendapat kepercayaan dari Departemen Ke-
asisten ahli Akupunktur, di samping kesempatan untuk me- sehatan Republik Indonesia, yang mengirimkan 3 orang dokter
lamar sebagai asisten ahli Pulmonologi dan Kardiologi. Pada untuk dididik menjadi dokter ahli dalam bidang Ilmu Aku-
tahun 1967, Sub-bagian Akupunktur FKUI/RSCM berkem- punktur. Sejak itu hampir setiap tahun Bagian Akupunktur
bang menjadi Bagian Akupunktur RSCM dengan bertempat RSCM menerima tugas dari Departemen Kesehatan RI untuk
di sudut gedung Eykman di sayap kanan kompleks RSCM. mendidik 3 — 4 orang dokter menjadi dokter ahli akupunktur.
Poliklinik Akupunktur saat itu memiliki 9 tempat tidur untuk Pada tahun 1973, Bagian Akupunktur RSCM dengan ban-
penderita rawat jalan dan dikelola oleh 5 orang dokter. tuan Departemen Sosial menerbitkan buku tentang llmu Aku-
Sejak tahun 1969, pimpinan Bagian Akupunktur RSCM punktur yang pert ama di Indonesia. Juga dibuat peta akupunk-
dipercayakan kepada Dr. Juliar Sihlman, setelah beliau mem- tur dalam tulisan latin dan disusun status poliklinik khusus
PENDAHULUAN
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, bagian ini mempunyai
lstilah akupunktur berasal dari kata acus dan punctura prinsip yang sama dengan Ohmmeter atau Ampermeter, se-
yang berarti jarum dan tusuk l ' 2 , jadi pada dasarnya alat yang hingga dapat menentukan letak titik akupunktur secara tepat,
dipakai terutama adalah jarum. Jarum dipakai untuk perang- sekaligus mengukur besar tahanan listrik dan kekuatan arus
sangan titik-titik akupunktur. Selain itu, pada masa sekarang listriknya4,6 .
ini perangsangan dapat pula diberikan secara efektif dengan Prinsip kerja Ohmmeter :
berbagai alat seperti Ultrasound (Sonopunktur), Laser, atau Telah diketahui bahwa tahanan arus listrik suatu benda baru
dengan arus listrik (elektroakupunktur). dapat diukur bila dialirkan arus listrik ke benda tersebut.
Perkembangan alat-alat elektronik dalam akupunktur di- Pada Ohmmeter prinsipnya adalah benda dialiri listrik dan
mulai sejak tahun 1816 di Perancis oleh Louis Berlioz. Pada diukur tahanan listriknya (Gambar 1). Sedangkan pada Amper-
tahun 1825, di Perancis elektroakupunktur dipakai untuk meter, yang mengukur besar kuat arus, tidak diperlukan
pengobatan gout, rematik dan lain-lain. L.H. Cohen (1875) sumber arus listrik karena sumbernya adalah benda yang di-
mulai memakai elektroakupunktur untuk anestesi operasi ukur tersebut.
tumor kelenjar di Amerika. Nakatani (1950) menemukan alat
Neurometer yang digunakan untuk mencari lokasi titik
akupunktur dan untuk terapi. Pada tahun 1953 Reinholdt
Voll mengembangkan alat yang disebut EAV (Electroacu-
puncture According to Voll) yang berguna untuk diagnosis
dan terapi 3,4,5
ELEKTROAKUPUNKTUR
Definisi : Penggunaan arus listrik untuk menstimulasi jarum
akupunktur4,6
Gambar 1. Ohmmeter
• STIMULATOR LISTRIK ("ELECTRICAL ACUPUNCTURE APPA-
RATUS") Prinsip pengukuraan titik akupunktur :
Pada dasarnya alat ini terdiri atas dua bagian, yaitu : Titik akupunktur mempunyai tahanan listrik kulit yang
Acupoint Detector (untuk mencari lokasi titik akupunktur) lebih rendah dibanding jaringan sekitarnya 3 ' 6 ' 8 . Jadi bila titik
dan Stimulator (untuk perangsangan). akupunktur dialiri listrik, akan terjadi penyimpangan pada
skala Ohmmeter yang lebih kecil bila dibandingkan dengan
Acupoint Detector
penyimpangan yang ditimbulkan oleh jaringan yang bukan
Oleh Volt, Niboyet dan Nogier telah didapatkan bahwa titik akupunktur. Perlu dikemukakan, untuk menentukan
titik akupunktur mempunyai tahanan listrik yang lebih rendah tahanan listrik suatu benda diperlukan kuat arus listrik ter-
daripada tempat lainnya di kulit. Nakatani menyatakan, tentu. Di sini untuk membedakan titik akupunktur dengan
titik akupunktur merupakan tempat terbaik untuk meng- jaringan sekitarnya diperlukan kuat arus tertentu yang mampu
hantarkan arus listrik oleh karena mempunyai sifat konduksi menembus tahanan listrik keduanya, akan tetapi tidak terlalu
yang baik7,8 . besar. Menurut Nakatani, kuat arus listrik yang dialirkan untuk
Secara garis besar dapat dikatakan, arus searah tetap (D.C.) Nakatani mekanismenya dapat diterangkan dengan simpatiko-
hanya dirasakan pasien pada waktu arus masuk dan keluar viserokutaneo refleks. Dengan alat ini keadaan abnormal
tubuh saja. Selama perangsangan pasien tidak akan merasa pada tiap meridian (=ryodoraku) dapat diketahui secara
apa-apa. Hal ini disebabkan karena sebagian energi arus diubah obyektif dengan pengukuran hantaran listrik pada titik-titik
menjadi panas 6 ' 8 ' 9 . Arus bolak-balik dan arus searah pulsasi di kulit.
ternyata memberikan rangsangan yang cukup dalam tubuh Bila diberikan stimulasi yang cukup (biasanya dipakai arus
manusia sehingga jenis arus ini sering dipakai untuk dalam sebesar 200mAmp dan tegangan sebesar 21 Volt) pada titik-
elektroakupunktur. Dalam penggunaannya dikenal bentuk titik ukur (REPP = Reactive electro -permeable point), ter-
rangsang kontinyu, rangsang dense disperse dan rangsang dapat impuls aferen melalui saraf simpatis dan terjadilah re-
diskontinyu. gulasi saraf otonom dari visera. Dengan demikian terjadilah
Frekuensi yang digunakan berkisar antara beberapa Herts penyembuhan.
(Hz) sampai dengan 10 Khz, disesuaikan dengan maksud pe- Dalam teori Ryodoraku, Ryodoraku abnormal bila terdapat
rangsangan. Cara merangsang titik akupunktur dapat dilaku- peninggian/penurunan hantaran listrik dibandingkan nilai rata-
kan melalui elektroda atau dengan melalui jarum. Bila melalui rata dari ke-24 Ryodoraku. Pada keadaan normal nilai dari
jarum, harus diperhatikan mana jarum yang dihubungkan hantaran listrik kanan dan kiri kurang lebih sama. Adanya
dengan elektroda positif dan mana yang dengan elektroda perbedaan yang bermakna menandakan adanya keadaan ab-
negatif. Bila tidak digunakan jarum, biasanya digunakan normal yaitu adanya keadaan sakit sesuai dengan teori Yin
a. Jarak dan ketetapan pembacaan Penggunaannya harus memakai media, sebab ultrasound
b. Kecepatan dan arah dari Indicator Drop tidak dapat menembus udara/hampa udara tetapi dapat me-
Menurut Voll tiap faktor ini berhubungan dengan keadaan lalui benda padat/cair. Dosis yang dipakai sebaiknya dosis
patologis yang spesifik. Selanjutnya Voll mengklasifikasikan rendah. Lebih baik memakai dosis rendah dengan waktu terapi
faktor-faktor ini ke dalam sub unit, yang masing-masing ber- yang lebih lama daripada sebaliknya.
hubungan pada gejala tertentu, yaitu : Stimulator
nilai antara 100 — 90 : terdapat peradangan total Menghasilkan aliran kontraktil yang tidak berpolarisasi
50 : keadaan normal untuk menstimulasi otot-otot dengan persarafan normal.
28 — 20 : terdapat degenerasi yang kuat
Pulsa yang dipakai adalah pulsa bifasik dengan lama U detik
Bila angka mula-mula 80 kemudian drop sampai dengan frekuensi 1—100 Hz.
30 : kemungkinan ada keganasan 3 '4 .
2) Terapi Cara Pemakaian
Frekuensi rendah 0,8—10 Hz selama ± 1 menit dapat diguna- Soundhead diletakkan pada daerah yang dituju, secara
kan untuk men-charge titik akupunktur, misalnya dengan stationer atau bergerak. Bila dilakukan secara bergerak, sound-
a. Gelombang alternating (Alternating relaxation impulse + head digerakkan perlahan membentuk lingkaran - lingkaran
diikuti —) kecil setiap dua detik. Untuk daerah yang luas, soundhead
b. Negative saw tooth (spike —) digerakkan sepanjang daerah yang diobati, dan pengulangan
c. Juga dapat digunakan untuk discharging. Di sini biasanya gerakan dilakukan setiap 60 detik. Lama tiap terapi berkisar
dipakai gelombang spike + (Positive saw tooth) 4 antara 6 - 10 menit disesuaikan dengan keadaan pasien. Untuk
tiap titik dilakukan pengobatan selama 15 detik sampai 60
ALAT ULTRASOUND (MINISOUND LINDQUIST) detik. Dosis dihitung berdasarkan Watt dan waktu. Pada waktu
terapi pasien tidak boleh merasa sakit, bila terdapat perasaan
Alat ini terdiri atas :
sakit/tidak enak berarti intensitas yang diberikan terlalu tinggi.
- Sumber ultrasound
Pada keadaan akut diperlukan ± 5 kali terapi dengan
- Stimulator
frekuensi 1—2 X/hari. Sedangkan pada keadaan kronis diperlu-
- Soundhead yang dapat diganti ukurannya sesuai dengan
kan 10—15 kali terapi dengan frekuensi 1—2 hari sekali, di-
daerah yang diobati
lanjutkan dengan 2—3 minggu kemudian bila terapi berhasil.
Prinsip sumber "ultrasound"
Indikasi
Pengobatan dengan ultrasound berdasarkan sifat khas dari
Terutama untuk nyeri dan pegal yang berhubungan dengan :
energi yang penetratif. Energi ini merupakan energi mekanis
1) Bursitis non spesifik, periartritis, fibrositis, tenosinovitis,
yang terdiri atas suara frekuensi tinggi yang tidak dapat di-
miofasitis dan miositis.
deteksi dengan telinga (frekuensi 1 juta Siklus/detik). Dalam
2) Rematoid artritis dan osteoartritis.
alat ini energi suara ini dibuat sebagai pulsa intermittent 60 X/
3) Neuritis jenis non paralitik seperti brakial neuralgia, skiatika
detik dengan masa istirahat dan pulsasi yang kira-kira sama.
dan nyeri pasca amputasi.
Hal ini berdasarkan bahwa pengobatan dengan pulsa inter-
mittent dapat dilakukan lebih lama tanpa mengganggu pasien Kontra Indikasi
meskipun timbul panas. 1) Proses infeksi akut
PENDAHULUAN
Gamaglobulin adalah bagian dari sistem protein yang ter-
dapat di dalam Imunoglobulin dalam sistem imunitas tu-
buh1,2,3
Fungsi imunologik di dalam tubuh diperankan oleh kelom-
pok sel yang mempunyai kemampuan untuk :
1) mengenal antigen
2) memberi respon yang spesifik terhadap antigen Dan Ganong WF, hal 382 4
3) membentuk Immunological Memory yang mampu memberi
respon yang cepat, kuat dan tepat terhadap antigen berikut- Empat rantai polipeptida terdiri dari sepasang rantai H (heavy)
nya. dan sepasang rantai L (light). Rantai H untuk tiap-tiap kelas
Kelompok sel tersebut terdiri dari sel limfoid dan sel pem- berbeda dan menentukan karakteristik masing-masing kelas.
bantu, yang satu dengan lain bekerja sama. Rantai L sendiri dari komponen kappa (K) dan lamda (X),
Ada lima tipe imunoglobulin tubuh manusia yang dihasil- yang sama pada semua kelas imunoglobulin.
kan oleh sistem imun tubuh, yaitu Ig A, Ig D, Ig E, Ig G, dan
(Lihat Tabel II)
Ig M. Secara umum, imunoglobulin terbentuk dari variasi
empat rantai dasar polipeptida yang masing-masing mengan- Ig G sering disebut sebagai Gamaglobulin. Ig G merupakan
dung ikatan disulfida. I munoglobulin yang dominan di dalam tubuh, jumlahnya
80% dari total imunoglobulin. Kadar dalam serum adalah 0,6
g% — 1,6 g%, terutama diproduksi oleh jaringan limfoid di
* Penulis saat ini bertugas di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta timus, traktus gastro intestinal, traktus respiratorius dan
Rata-rata Rata-
konsentrasi Berat rata Rantai Jumlah
Jenis S Fungsi biologis
dalam serum Molekul 20, w survival H subjenis
(mg/100 ml) T/2 (hari)
traktus urinarius. Ig G dapat melalui plasenta dan mempunyai ratorium. Darah dikirim dan diperiksa di laboratorium Mikro-
kemampuan untuk mengikat komplemen. Ig G berperan dalam biologi FKUI. Kemudian dalam keadaan berbaring dilakukan
i munitas terhadap sebagian besar organisme yang dapat me- penusukan dengan jarum baja tahan karat pada titik He Ku
nimbulkan infeksi termasuk bakteri, virus, parasit dan fung- (1L4) dan Cu San Li (1II.36). Pada titik He Ku (II.4) dipakai
us1,2 jarum buatan Cina no. 32 dengan panjang 1 inci dan titik Cu
San Li (1II.36) dipakai jarum no. 32 sepanjang 1 h inci. Pe-
PENGARUH AKUPUNKTUR TERHADAP SISTEM IMUN nusukan dilakukan sampai terasa sensasi penjaruman (te ci).
Omura berdasarkan penelitiannya- mendapatkan bahwa Kemudian diberikan rangsang listrik dengan stimulator tipe
penusukan pada titik He Ku (II.4) Cu San Li (1II.36) dapat 711 dengan frekuensi 15 Hertz dan tegangan 0,3 — 0,5 V se-
meninggikan daya tahan tubuh terhadap infeksi, melalui pe- lama 15 menit. Akupunktur dilakukan sebanyak dua belas
ningkatan nilai gamaglobulin5 . kali, dengan jadwal kunjungan dua hari sekali. Pengambilan
Peneliti lain, yaitu Rogora juga mendapatkan peningkatan darah diulang setelah kunjungan ke enam dan ke duabelas.
nilai gamaglobulin yang bermakna dengan akupunktur yang Selama pengobatan dengan akupunktur penderita dilarang
menggunakan rangsang listrik pada titik yang sama. Namun minum obat/vitamin.
mekanisine terjadinya peningkatan nilai gamaglobulin dengan Perhitungan statistik dilakukan dengan menggunakan rumus
6
akupunktur belum dapat dijelaskan . t dari Fisher, untuk melihat pengaruh akupunktur terhadap
Sablovic dan Michon mendapatkan, pada akupunktur peningkatan nilai gamaglobulin.
dengan atau tanpa perangsangan listrik dapat mempengaruhi
komposisi sel limfoid B dan T dari komposisi yang tidak nor-
mal menjadi normal. Pada saat yang sama juga terjadi perbaik-
an gejala klinis 7 .
KESIMPULAN
• Akupunktur pada titik He Ku (I1.4) dan Cu San Li (III.36)
dapat meningkatkan nilai gamaglobulin secara bermakna
(P < 0,05). Peningkatan tersebut adalah 25,64% setelah 6 kali
penusukan dan 41,88% setelah 12 kali penusukan.
• Pada evaluasi terlihat perbaikan daripada keluhan subyektif Untuk segala surat-surat, pergunakan alamat :
maupun gejala -gejala klinis, meskipun pada penelitian ini
belum dilakukan pengamatan khusus terhadap hal-hal tersebut. Redaksi Majalah Cermin Dunia Kedokteran
• Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat se- P.O.. Box 3105 Jakarta 10002
jauh mana akupunktur dapat mempengaruhi sistem imuno-
logik tersebut, serta meninjau kemungkinan mekanisme kerja
akupunktur pada sistem imun tubuh.
ABSTRAK 2 jam sesudah penusukan > 10% dari kadar gula darah inisial,
Telah dilakukan penelitian pada 20 kasus mengenai pengaruh dengan angka keberhasilan 94% dari 47 kasus (penurunan
akupunktur terhadap penurunan kadar gula darah pada pen- kadar gula darah sebesar 22,9% yaitu dari 201,2 mg% menjadi
derita NIDDM. Akupunktur dilakukan pada titik San Yin 150,5 mg%). Sedangkan pada penderita IDDM penurunan
Ciao (IV.6) dan titik kontrol, dengan manipulasi manual kadar gula darah < 10%/menetap/meninggi pada 83% dari
sampai didapatkan sensasi penjaruman; titik ditinggal selama 30 kasus. Dari 47 kasus NIDDM didapatkan penurunan kadar
30 menit dan dimanipulasi setiap 5 menit. Dari hasil penelitian gula darah > 20% pada 26 kasus, 15—20% pada 15 kasus,
didapatkan, akupunktur pada titik San Yin Ciao (IV.6) dapat > 10% pada 5 kasus, < 10%/naik pada 1 kasus.
menurunkan kadar gula darah secara bermakna (p < 0,001) Dijelaskan, penusukan titik San Yin Ciao (IV.6) menyebab-
yaitu 19,20%; sedangkan akupunktur pada titik kontrol tidak kan dilepaskannya suatu substansi yang merangsang sekresi
menurunkan kadar gula darah secara bermakna (p > 0,05) insulin, yaitu serotonin; dan mengaktifkan serabut saraf oto-
yaitu 4,90%. nom tertentu. Walaupun dijelaskan pula bahwa serotonin
yang dihasilkan tidak khusus hanya pada penusukan San Yin
PENDAHULUAN Ciao (IV.6), karena terjadi pula pada penusukan titik aku-
Diabetes melitus adalah suatu penyakit menahun, dan se- r,2
punktur lain, selain itu serotonin yang dihasilkan tidak cukup
nantiasa merupakan suatu problema kesehatan yang besar . untuk merangsang sekresi insulin.
Seperti diketahui, diabetes melitus menurut WHO dibagi Diduga bahwa penusukan titik San Yin Ciao (IV.6) akan
menjadi : mengaktifkan serabut saraf otonom tertentu dalam sel B
— Tipe I : "Insulin Dependent Diabetes Mellitus" (IDDM) pankreas yang menimbulkan suatu refleks otonom; di mama
— Tipe II : "Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus" i mpuls melalui serabut aferen ke pusat susunan saraf pusat
(NIDDM) yang mungkin terletak di nuklei hipotalamus atau korteks
— Tipe lain: — Penyakit pankreas serebri, kemudian melalui serabut eferen otonom menghambat
— Penyakit hormon tonus alfa adrenergik dan merangsang tonus ß adrenergik se-
— Karena obat/kimia hingga menimbulkan sekresi insulin 3 . (Lihat lampiran)
— Kelainan reseptor insulin Dijelaskan juga bahwa titik San Yin Ciao (IV.6) pada pe-
— Sindrom genetik nelitian ini karena San Yin Ciao terletak pada Meridian Limpa-
— Lain-lain pankreas, dan sering digunakan untuk penyakit dengan kelain-
Dari beberapa penelitian di luar negeri, ternyata akupunk- an pankreas, dan juga merupakan titik yang berfungsi di
tur juga berkhasiat mengobati diabetes; salah satu penelitian bidang endokrin.
yang menarik adalah yang dilakukan oleh C. Ionescu Tirgoviste Di Indonesia sendiri belum ada penelitian tentang efek
dan kawan-kawan, bahwa terdapat perbedaan efek akupunktur pengobatan akupunktur pada penderita diabetes pada umum-
pada penderita "Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus" nya, maupun penelitian mengenai efek titik San Yin Ciao
dengan penderita "Insulin Dependent Diabetes Mellitus". (IV.6) terhadap hiperglikemia pada penderita "Non Insulin
Dalam penelitiannya dilakukan penusukan pada titik San Yin Dependent Diabetes Mellitus" pada khususnya.
Ciao (IV.6) pada penderita NIDDM dan IDDM. Didapatkan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau
bahwa pada penderita NIDDM penurunan kadar gula darah tidaknya efek penusukan titik San Yin Ciao (IV.6) terhadap
pada penderita diabetes melitus limpa dalam keadaan Se. 245,25 mg% dan sesudah penusukan 195,25 mg%. Sedangkan
Pada penusukan titik San Yin Ciao (IV.6) dalam penelitian kadar gula darah pada titik kontrol sebelum penusukan 191,50
ini didapatkan penurunan kadar gula darah lebih dari 10% mg% dan sesudah penusukan 182,75 mg%.
pada 90% dari 20 kasus, dan pada penusukan titik kontrol • Persentase penurunan kadar gula darah pada titik :
didapatkan penurunan kadar gula darah lebih dari 10% pada San Yin Ciao (IV.6) : > 20% pada 11 kasus
45% dari 20 kasus; sedangkan Tirgoviste mendapatkan bahwa 15—20% pada 2 kasus
penusukan titik San Yin Ciao dapat menurunkan kadar gula > 10% pada 5 kasus
darah lebih dari 10% pada 94% dari 47 kasus. naik/ < 10% pada 2 kasus
Dari Tabel I. Gambaran kadar gula darah sebelum dan se- Kontrol : > 20% pada 3 kasus
sudah penusukan titik San Yin Ciao; tampak kadar gula darah 15—20% pada 2 kasus
rata-rata sebelum penusukan 245,25 mg% dan sesudah pe- > 10% pada 4 kasus
nusukan 195,25 mg%. Persentase penurunan kadar gula darah naik/ < 10% pada 11 kasus
adalah 19,20% dan didapatkan penurunan kadar gula darah
secara bermakna (P < 0,001).
Dari Tabel II. Gambaran kadar gula darah sebelum dan se-
sudah penusukan titik kontrol; tampak kadar gula darah rata-
rata setelah penusukan 191,50 mg% dan sesudah penusukan
182,75 mg%. Persentase penurunan kadar gula darah adalah
4,9% dan didapatkan penurunan kadar gula darah secara tidak
bertnakna (P > 0,05).
Tabel III. Perbandingan kadar gula darah puasa sebelum
penusukan titik San Yin Ciao (IV.6) dan kontrol, ternyata
didapatkan perbedaan secara bermakna (P > 0,001). Maka
kemaknaan penurunan kadar gula darah pada titik San Yin
Ciao (IV.6) tidak dapat dibandingkan dengan kemaknaan
penurunan kadar gula darah pada titik kontrol. Jadi pada
penelitian ini hanya dapat dinilai bahwa : penusukan titik
San Yin Ciao (IV.6) dapat menurunkan kadar gula darah
secara sangat bermakna (P < 0,001) dan penurunan kadar gula
darah pada titik keontrol tidak dapat menurunkan kadar gula
darah secara bermakna (P > 0,05). Terdapatnya perbedaan
kadar gula darah puasa sebelum penusukan pada titik San Yin
Ciao (IV.6) dan titik kontrol dapat disebabkan karena : kadar
gula darah sendiri sudah tidak stabil, maka pada penelitian ini
dilakukan disain bersilang, di mana kasus penelitian dan kon-
trol adalah sama. Tapi ternyata masih didapatkan perbedaan
kadar gula.darah yang menyolok. Kemungkinan lain perbeda-
an kadar gula puasa pada penderita penelitian dan kontrol
karena terdapat jarak waktu antara penusukan I dan II selama
1 minggu dan penderita sudah mendapat diet.
Tabel IV. Persentase penurunan kadar gula darah sesudah
penusukan pada titik San Yin Ciao (IV.6) dan titik kontrol,
tampak :
• pada penusukan titik San Yin Ciao (IV.6) :
KEPUSTAKAAN
— penurunan kadar gula darah > 20% pada 11 kasus
— penurunan kadar gula darah < 10%/naik pada 2 kasus 1. Utoyo Sukaton. Penanggulangan Diabetes Melitus sebagai Masalah
• pada penusukan titik kontrol : Kesehatan Masyarakat di Indonesia. Dalam : Simposium Berkala
Diabetes Melitus Bagian/Unit Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM,
— penurunan kadar gula darah > 20% pada 3 kasus
Jakarta 1981, 1 - 5.
— penurunan kadar gula darah < 10%/naik pada 11 kasus. 2. Supartondo. Kriteria Diagnostik Baru untuk Diabetes Melitus.
Dalam : Simposium Berkala Diabetes Melitus Bagian/Unit Ilmu
KESIMPULAN Penyakit Dalam FKUI/RSCM, Jakarta 1981, 6 - 18.
• Penusukan pada titik San Yin Ciao (IV.6) dapat menurun- 3. Ionescu-Tirgoviste C, Mincu I. Testing the Pancreatic Reserve by
Acupuncture. Am J Acup 1974; 2 : 95 - 101.
kan kadar gula darah secara bermakna (p < 0,001). Sedang-
4. Ionescu-Tirgoviste C, Mihalache NE, Sumionescu L, Mincu. The
kan penusukan pada titik kontrol yang terletak 1 inci ke atas Hypoglycemia Mechanism of the Acupuncture Point Spleen-Pancreas
dan ke samping dari titik San Yin Ciao (IV.6) penurunan 6. Am J Acup 1975; 3 : 18- 23.
kadar gula darahnya tidak bermakna. 5. Omura Y. Acupuncture Medicine Its Historical and Clinical Back-
• Besarnya penurunan kadar gula darah tersebut adalah : ground. Japan Publication Inc. 1982.
6. Anonim. Anatomical Atlas of Chinese Acupuncture Points. Junan,
pada titik San Yin Ciao (IV.6) sebesar 19,20%, sedangkan China: Shandong Science and Technology Press. 1982, 227.
pada titik kontrol sebesar 4,90%. Nilai rata-rata kadar gula 7. Anonim. Essentials of Chinese Acupuncture. 1st. ed. Beijing
darah pada titik San Yin Ciao (IV.6) sebelum penusukan Foreign Language Press, 1980, 153.
Tabel VI. Gambaran berat badan, tinggi badan, tensi sebelum dan sesudah akupunktur
Dari tabel di atas tampak beberapa kasus berat badan yang lebih dari normal menurun (0,5 — 2,5 kg), tensi me-
nurun sedikit dan gejala subyektif sebagian berkurang sampai hilang.
ABSTRAK
ache dengan pengobatan akupunktur, setelah cara-cara peng-
Telah dilakukan pengobatan akupunktur pada seorang wa- obatan lainnya mengalami kegagalan4 . Khoe mengobati lebih
nita umur 20 tahun yang menderita nyeri kepala, dan telah dari 1000 penderita nyeri kepala tanpa kelainan organis/
diobati dengan obat-obatan tanpa hasil yang memuaskan. penyakit serius dengan akupunktur dan perbaikan nutrisi,
Pengobatan akupunktur dilakukan dengan penusukan pada dengan hasil yang baik 2
titik-titik di kepala, tubuh dan anggota gerak. Setelah peng- .
obatan pertama, gejala mereda dan menghilang sesudah peng- KASUS
obatan yang keenam. Pengobatan diberikan dua kali seminggu. Seorang wanita, umur 20 tahun dirujuk dari Bagian Saraf
Diperkirakan, akupunktur merangsang pelepasan senyawa yang ke Poli Akupunktur dengan diagnosis sefalgia. Pada saat datang
mirip morfin endogen, mempunyai efek vasodilatasi dan mem- pasien menyatakan merasa nyeri kepala hebat mual-mual.
perbaiki supply oksigen ke dalam jaringan, sehingga mem- Keluhan tersebut diderita setiap hari sejak 2 minggu sebelum-
punyai efek penyembuhan nyeri. nya. Telah berobat ke dokter dan dikatakan masuk angin, lalu
diberi obat. Keluhan mual hilang tetapi nyeri kepala tidak
PENDAHULUAN berkurang. Pasien kemudian berobat ke Bagian Penyakit
Sefalgia atau nyeri kepala merupakan suatu keluhan yang Dalam dan diberi obat tetapi keluhan tetap. Pasien lalu dirujuk
subyektif, tanpa dapat dibuatkan definisinya yang tepat. ke Bagian Saraf, dan pada pemeriksaan neurologis, foto ke-
Walaupun demikian sefalgia mudah dimengerti, karena hampir pala dan fundus okuli tidak ditemukan kelainan. Pasien diberi
semua orang pernah mengalaminya. Gejala yang banyak di- obat dan keluhan hilang setelah makan obat, tetapi setelah
jumpai dalam kehidupan dan praktek kedokteran sehari-hari obat habis keluhan timbul lagi (obat yang diberikan pada
ini dapat disebabkan oleh banyak jenis penyakit dan kelainan. kunjungan pertama adalah Nelstan, Lexotan, dan Laroxyl;
Baik kelainan di dalam otak, tengkorak maupun di luar struk- pada kunjungan kedua adalah Optalidon dan Tolvon). Akhir-
tur tersebut1 nya pasien dirujuk ke Poll Akupunktur.
Seorang ahli nyeri kepala di Amerika Serikat pernah me- Nyeri kepala seperti itu telah sering diderita selama dua
nyatakan, sekitar 85% penduduk pernah menderita nyeri tahun terakhir ini. Pada waktu timbul kepala terasa nyeri
kepala. Nyeri kepala merupakan salah satu keluhan utama dari hebat, berdenyut-denyut, lama serangan kurang lebih 1 jam
banyak penduduk. Setiap tahun lebih dari 42 juta orang men- dan waktu timbulnya tidak menentu serta letak nyerinya tidak
derita nyeri kepala, dan berjuta-juta di antaranya menderita dapat ditentukan karena terasa menyeluruh. Keluhan hilang
nyeri yang begitu hebat sehingga tidak dapat bekerja. Dari bila berobat ke dokter, untuk kemudian timbul lagi setelah
jumlah itu, hanya sekitar 10% yang disebabkan oleh penyakit 1 — 2 minggu.
organis yang serius 2 . Selama ini pasien sering merasa kunang-kunang bila bangkit
Penelitian akhir-akhir ini menyatakan, penggunaan aku- sesudah jongkok. Selalu merasa sakit pada waktu menstruasi
punktur dalam pengobatan nyeri kepala memberi hasil yang (dismenorea) sejak menarche. Dua tahun yang lalu pernah
memuaskan. Ternyata pula pengobatan akupunktur memberi- menderita sakit panas selama 3 minggu dan dikatakan dokter
kan efek jangka panjang dan lebih dari sekedar plasebo 3 . Kho sebagai gejala tifoid.
pernah melaporkan kesembuhan seorang pasien cluster head- Pada pemeriksaan fisik, pasien tampak sakit, kesadaran
PENDAHULUAN
Aminopterin memblokir biosintesa dari purin, pirimidin
Salah satu aplikasi antibodi monoklonal adalah untuk dan glisin. Yang terakhir disebutkan dapat diatasi dengan me-
diagnostik. HCG (Human Chorionic Gonadotropin) adalah makai media RPMI 1640. Hipoksantin dan timidin membantu
hormon yang dalam jumlah besar terdapat dalam air seni sel hasil fusi dalam sintesa nukleotida. (Lihat Gambar 1)
wanita hamil, terutama dalam 3 bulan pertama kehamilan. Sel NS 1 resisten terhadap 8 azaguanin. Oleh karena itu, sel
HCG berasal dari jaringan trofoblas yang diekskresikan ke tersebut kekurangan enzim hipoksantin guanin fosforibose-
dalam air seni, dan dapat diisolasi dari plasenta atau air seni transferase (HGPRTase) yang sebenarnya dibutuhkan untuk
wanita hamil1,2. biosintesa nukleotida. Sel NS 1 -NS 1 serta sel mieloma NS 1
Mencit balb C diimunisasi dengan Antigen HCG, sehingga itu tidak dapat tumbuh karena biosintesa diblokir dengan HAT
hibrid yang terbentuk dari limfosit B mencit dan sel mieloma medium.
(NS 1 ), dengan bantuan PEG (polietilen glikol) dapat mem- Sel limpa normal dan sel limpa-limpa hasil fusi bersifat
pertahankan sifat dari keduanya, yaitu: kemampuan sel-sel pasif, dan langsung akan terseleksi karena mempunyai po-
B untuk menghasilkan antibodi spesifik — dalam hal ini tensial tumbuh yang terbatas dalam kultur. Dalam waktu 2
HCG — dan imortalitas se] mieloma3,4 Mieloma tersebut harus minggu umumnya mereka akan mati.
bersifat non secretors, resisten terhadap 8 azaguanine, dan da- Dalam hal sel NS 1 limpa (normal antibody producing
pat diterima HAT3,4 (hipoksantin aminoptcrin timidin). Hasil cell), maka normal cell akan menyediakan suatu enzim yaitu
fusi dari NS 1 dan sel imun limpa adalah campuran sel NS 1- HGPRTase yang dibutuhkan oleh fuse partner NS 1 . Selanjut-
NS 1 , sel NS 1 -limpa, sel limpa-limpa. nya sel hibrid akan menggunakan hipoksantin dari luar (dari
medium HAT) untuk kemudian mensintesa nukleotida. Ini
berarti sel dapat tumbuh terus dalam medium HAT.
Prosedur
Persiapan pertama adalah menumbuhkan dan memelihara
mieloma. Dengan menggunakan media pertumbuhan RPMI
1640, sel mieloma disimpan dalam inkubator 37°C dengan 5%
CO 2 . Biasanya mempunyai waktu ganda sesudah 16 — 24 jam. complete Frcund adjuvant secara intraperitoneal sebanyak 3 x
Banyaknya sel dihitung dengan hemacytometer dengan me- suntikan dengan selang waktu 2 minggu. Tahap terakhir yaitu
makai vital stain. beberapa hari sebelum fusi, disuntikkan secara intravena. Se-
Di samping itu dikerjakan juga imunisasi mencit dengan lanjutnya dilakukan fusi, yaitu dengan 50% polietilen glikol
antigen HCG (1000 IU/kg BB) yang telah diemulsikan dengan antara sel mieloma dan sel imun limpa mencit balb C yang
Gambar 2. Cara : Antigen dan imunisasi _ sudah disuntik dengan antigen HCG tadi. Kemudian tambah-
kan media HAT ke dalam kultur jaringan. Pada tahap ini ter-
jadi proses seleksi sel NS 1 — NS 1, sel NS 1 — limpa dan sel
li mpa — limpa. Untuk proses ini diperlukan waktu ± 2 minggu.
Gambar 3. Mekanisme
PENDAHULUAN pun humoral. Pertahanan non spesifik terhadap antigen ini di-
Suatu bidang baru farmakologi yang masih dalam taraf peng- sebut paramunitas, dan zat bersangkutan disebut penginduksi
galian serta pertentangan adalah pengembangan senyawa yang paraimunitas. Induktor semacam ini biasanya tidak atau se-
dapat menstimulasi respon imun. Dasar pemikirannya adalah, dikit sekali kerja antigennya, malahan sebagian bekerja se-
senyawa semacam ini dapat digunakan untuk meningkatkan bagai mitogen yaitu menaikkan proliferasi sel yang berperan
respon imun pasien yang menderita berbagai bentuk penyakit pada imunitas. Sel tujuan adalah makrofag, granulosit, lim-
imunodefisiensi baik yang umum maupun yang selektif. Sejak fosit T dan B; karena induktor paramunitas ini terutama
zaman dulu sampai zaman modern saat inf, sudah dilakukan menstimulasi mekanisme pertahanan seluler. Mitogen ini dapat
usaha medis yang disebut terapi stimulasi non spesifik. Pe- bekerja langsung maupun tak langsung (misalnya melalui
nanganan yang dulu sering dilakukan, misalnya membuat abses sistem komplemen atau limfosit, melalui produksi inter-
buatan dengan minyak terpentin, membuat radang korosif feron atau enzim lisosomal) untuk meningkatkan fagositosis
lokal dengan cara dibakar, atau menahan aliran darah. Abad- mikro dan makro (lihat gambar 1). Mekanisme pertahanan
abad berikutnya disadari bahwa dengan menyuntikkan ber- spesifik maupun non spesifik umumnya saling berpengaruh.
bagai "zat perangsang", pertahanan terhadap infeksi dapat di- Dalam hal ini pengaruh pada beberapa sistem pertahanan
tingkatkan. Sebagai contoh disuntikkan darah sendiri, susu, mungkin terjadi, hingga mempersulit penggunaan imunomo-
kasein dan otolisat bakteri. Tampaknya rangsang radang lokal dulator ini dalam praktek.
dapat meningkatkan keseluruhan pertahanan tubuh terhadap
penyakit. Apakah hal ini dapat dibuktikan dengan uji eks-
perimental pada hewan percobaan?
Fauve melakukan percobaan sebagai berikut: mencit di-
suntik secara dorsal dengan magnesiumsilikat, suatu iritansia
yang tak bertindak sebagai antigen. Beberapa hari kemudian
hewan tersebut diinfeksi dengan berbagai kuman patogen
antara lain bakteri, ragi juga dengan sel kanker. Berbeda
dengan hewan kontrol, hewan yang diberi granuloma dapat
bertahan hidup.
Jenis benzodiazepin n %
Beberapa unsur rejimen terapi antara lain lama pemberian
Klorodiazepoksid 89 18,7 dosis dan bentuk sediaan, dicatat juga dalam survei ini. Lama
Diazepam 288 60,6 pemberian benzodiazepin yang tercatat paling banyak berkisar
Klobazam 71 14,9 antara 1-3 hari, sebanyak 66,9% seperti terlihat pada tabel IV.
Klorazepat 2 0,5
Lorazepam 17 3,6 Sedangkan dosis harian rata-rata masih berada dalam batas
Prazepam 5 1,1 dosis lazim (tabel V).
Temazepam 1 0,2 Usia para penderita yang menerima obat benzodiazepin di-
Bromazepam 2 0,5 peroleh dari usia yang ditulis oleh dokter pada resep. Tabel VI
Jumlah 475 100,0 memperlihatkan bahwa sebagian besar resep benzodiazepin
ditujukan pada penderita di alas usia 12 tahun (85,7%), dan
Tabel III. Distribusi prosentase jenis keahlian dokter penulis resep ben- hanya sebagian kecil ditujukan untuk anak di bawah usia
zodiazepin di 3 RS kelas C (1983) 12 tahun.
Jenis keahlian dokter % PEMBICARAAN
1. Dokter umum 64,6 Pada survei ini diperoleh prosentase resep psikotropika yang
2. Dokter ahli kesehatan jiwa 12,4 lebih tinggi dari hasil survei sebelumnya (10%). Survei serupa
3. Dokter ahli kesehatan anak 0,8 terhadap obat-obat sedativa pada beberapa apotek swasta di
4. Dokter ahli penyakit dalam 10,5
5. Dokter ahli penyakit saraf 6,3 Medan mengungkapkan, sekitar 17% dari resep umum adalah
6. Lain-lain keahlian 5,4 resep yang mengandung sedativa 3 . Padahal asumsi sebelumnya
dikatakan, pengunjung rumah sakit kelas C berbeda dengan
Jumlah 100,0 pengunjung praktek dokter swasta, dan diharapkan pengguna-
an psikotropika yang lebih rendah. Namun kenyataannya tidak
Tabel IV. Distribusi frekuensi dan prosentase preskripsi benzodiazepin
demikian. Faktor perkembangan waktu yang diikuti perkem-
berdasarkan lama pemberian (1983)
bangan tingkat hidup masyarakat mungkin merupakan salah
lama pemberian dan % * satu penyebab meningkatnya penggunaan psikotropika. Di
Jenis benzodiazepin 1-3 hari 4-5 hari > 6 hari samping itu kemajuan tingkat pengetahuan masyarakat se-
makin menyadarkan mereka akan pentingnya pelayanan ke-
% % %
sehatan masyarakat dan mungkin disertai dengan semakin
klordiazepoksid 73,4 26,6 - baiknya pelayanan kesehatan pemerintah, sehingga tidak ada
diazepam 71,1 27,3 1,6 perbedaan kelas sosial pengunjung rumah sakit atau praktek
klobazam 65,0 53,0 -
lorazepam 48,5 42,5 9,1 dokter swasta.
klorazepat 26,3 73,7 Hasil survei ini menjadi semakin menarik karena hampir
prazepam -- 100 - setengah dari`seluruh item psikotropika (42,1%) adalah go-
temazepam 50,0 50,0 - longan benzodiazepin, dan sebagian besar adalah diazepam
bromazepam 55,0 45,0 - (60,6%). Inipun sesuai dengan survei di Medan bahwa diaze-
keseluruhan benzodiazepin 66,9 31,3 1,4
pam adalah obat yang paling dipreskripsi di antara golongan
* Prosentase dihitung dari jumlah masing-masing kelompok obat sedativa 3 .
M. Edhie Sulaksono
Pusat Penelitian Penyakit Menular
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan RI
'It .0
The 7 th AOCN will be held in Bali Beach Hotel from 20 thru 24 September 1987, succeeded
by a Regional Symposium on Evoked Potentials and Clinical Neurophysiology (RSECN) from
25 thru 26 September 1987.
700 participants are expected from 22 countries.
Secretariat of the Congress will be
RSCM FKUI Dep Neurology
Salemba 6 Jakarta 10430
Indonesia