You are on page 1of 18

A. Pengertian Bank Undang-undang yang mengatur mengenai perbankan diatur dalam Undang-undang No.

7 tahun 1992 telah diubah terakhir Undang-undang No. 10 tahun 1998. Disebutkan dalam undangundang tersebut bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Dari pengertian tersebut dapat dikemukakan bahwa usaha bank selalu berkaitan dengan masalah keuangan, yaitu : menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Dengan demikian bank sebagai suatu badan berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary) dari dua pihak, yaitu pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dan pihak yang kekurangan dana (defisit unit). Fungsi utama dari bank adalah menyediakan jasa menyangkut penyimpanan nilai dan perluasan kredit. Lisensi bank diberikan oleh otoriter supervisi keuangan dan memberikan hak untuk melakukan jasa perbankan dasar, seperti menerima tabungan dan memberikan pinjaman.

Bank sebagai perantara keuangan (financial intermediary), maksudnya adalah bank menjadi perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak yang membutuhkan dana (defisit unit). Bank memiliki fungsi sebagai Agen Pembangunan (Agent of Development) sebagai badan usaha, bank tidaklah semata-mata mengejar keuntungan (profit oriented), tetapi bank turut bertanggung jawab dalam pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dalam hal ini bank juga memiliki tanggung jawab sosial.

B. Jenis Bank & Definisi


1

Secara umum bank adalah suatu badan usaha yang memiliki wewenang dan fungsi untuk untuk menghimpun dana masyarakat umum untuk disalurkan kepada yang memerlukan dana tersebut. Berikut di bawah ini adalah macam-macam dan jenis-jenis bank yang ada di Indonesia beserta arti definisi masing-masing bank : 1. Bank Sentral Bank sentral adalah bank yang didirikan berdasarkan Undang-undang nomor 13 tahun 1968 yang memiliki tugas untuk mengatur peredaran uang, mengatur pengerahan dana-dana, mengatur perbankan, mengatur perkreditan, menjaga stabilitas mata uang, mengajukan pencetakan/penambahan mata uang rupiah dan lain sebagainya. Bank sentral hanya ada satu sebagai pusat dari seluruh bank yang ada di Indonesia. Secara umum, fungsi bank sentral dalam sistem perbankan antara lain: 1. Melaksanakan kebijakan moneter dan keuangan; 2. Memberi nasehat pada pemerintah untuk soal-soal moneter dan keuangan; 3. Melakukan pengawasan, pembinaan,dan pengaturan perbankan; 4. Sebagai Bankers Bank atau Lender Of Last Resort; 5. Memelihara stabilitas moneter; 6. Melancarkan pembiayaan pembangunan ekonomi; 7. Mendorong pengembangan perbankan dan sistem keuangan yang sehat. Pada Bab II Pasal 4 point 1 UU Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, dikatakan bahwa Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. Kemudian pada pasal 8 disebutkan tentang tugas-tugas BI adalah: 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter; 2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran; 3. Mengatur dan mengawasi bank. 2. Bank Umum Pada Pasal 1 (butir 3) UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas UU Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, disebutkan bahwa Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dengan demikian ada dua cara yang dapat ditempuh oleh bank dalam menjalankan usahanya, yaitu:
2

1. Secara konvensional. Dalam hal ini bank menggunakan cara-cara yang biasa dipraktekkan dalam dunia perbankan pada umumnya, yaitu menggunakan instrumen bunga (interest). Bank akan memberikan jasa bunga tertentu kepada penabung, deposan, atau giran, di sisi lain bank akan mengenakan jasa atau biaya bunga juga kepada debitur, tentunya dengan tingkat yang lebih tinggi. 2. Prinsip Syariah Pada butir 13 Pasal 1 UU Nomor 10 Tahun 1998 ini, dijelaskan bahwa Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina). Sifat jasa yang diberikan adalah umum. Bank Umum sering juga disebut Bank Komersial. Usaha-usaha bank umum yang utama antara lain:
a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito,

tabungan; b. memberikan kredit;


c. menerbitkan surat pengakuan hutang

d. memindahkan uang;
e. menempatkan dana pada atau meminjamkan dana dari bank lain; f. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga;

g.

menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.

Bank umum di Indonesia dilihat dari kepemilikannya terdiri atas:


a. Bank pemerintah, seperti BRI, BNI, BTN.

b. Bank Pembangunan Daerah (BPD), seperti BPD DKI Jakarta. c. Bank Swasta Nasional Devisa, seperti BCA, NISP, Bank Danamon. d. Bank Swasta Nasional Bukan Devisa. e. Bank Campuran, contoh Sumitomo Niaga Bank.

f. Bank Asing, seperti Bank of America, Bank of Tokyo. Bank umum ada yang disebut Bank Devisa dan Bank Non Devisa:

Bank Umum Devisa artinya yang ruang lingkup gerak operasionalnya sampai ke luar negeri.

Bank Umum Non Devisa artinya ruang lingkup gerak operasionalnya di dalam negeri saja.

3. Bank Perkreditan Rakyat / BPR Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang dimaksud Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Pembagian bank selain didasarkan Undang-Undang Perbankan dapat juga dibagi menurut kemampuan bank menciptakan alat pembayaran, yang meliputi: 1. Bank Primer yaitu bank yang dapat menciptakan alat pembayaran baik berupa uang kartal maupun uang giral. Bank yang termasuk kelompok ini adalah: a. Bank Sentral atau Bank Indonesia sebagai pencipta uang kartal. Selain itu tugas Bank Sentral diantaranya adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran dan mengatur dan mengawasi bank. b. Bank Umum sebagai pencipta uang giral (uang yang hanya berlaku secara khusus dan tidak berlaku secara umum). 2. Bank Sekunder yaitu bank yang tidak dapat menciptakan alat pembayaran dan hanya berperan sebagai perantara dalam perkreditan yang tergolong dalam bank ini adalah Bank Perkreditan Rakyat.
4

C. Bank Asing di Indonesia Bank Asing diperkenankan menjalankan usahanya di Indonesia hanya dibidang bank pembangunan dan/atau bank umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang ini, dengan mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi pembangunan Negara dan kepentingan nasional pada umumnya. Bank Asing tersebut dalam ayat (1) hanya dapat didirikan dan menjalankan usaha sebagai bank setelah mendapat izin usaha dari Menteri Keuangan. Izin tersebut diberikan oleh Menteri Keuangan sesudah mendengar pertimbangan Bank Indonesia. Bank Asing tersebut dalam pasal 19 hanya dapat didirikan dalam bentuk : a. Cabang dari bank yang sudah ada diluar negeri; b. Suatu Bank Campuran antara Bank Asing dan Bank Nasional di Indonesia yang berbadan hukum Indonesia dan berbentuk perseroan terbatas. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor: 3 Tahun 1968 Tanggal: 16 Pebruari 1968 mengenai Perpajakkan dan Hak Transfer pada Pasal 8 dinyatakan bahwa Kepada Bank Asing tidak diberikan pembebasan pajak. yang sebagaimana di jelaskan bahwa Dilihat dari sifat usahanya, Bank Asing memang pada hakekatnya tidak dapat disamakan demikian saja dengan penanaman modal asing di dalam suatu obyek produktip dengan segala risikonya. Di mana penanaman modal asing dalam obyek produktip pada umumnya membutuhkan beberapa waktu sebelum mulai memberikan hasil dan karena itu layak diberi kelonggaran-kelonggaran pajak, maka Bank Asing sebagai suatu usaha dalam bidang pemberian jasa-jasa dengan pengurusan yang baik tanpa banyak risiko, akan dapat lebih cepat memperoleh hasil dari kegiatannya. D. Pinjaman Rugi Penyediaan/Ketentuan ( Loan Loss Provision PPAP) Dana yang disisihkan oleh bank yang untuk menutup kerugian yang diantisipasi atas pinjaman. Mereka muncul di laporan laba-rugi sebagai beban operasi. Umumnya, bank melakukan bisnis mereka dengan mengambil deposito dan membuat pinjaman mereka menggunakan deposito. Ini adalah sedikit lebih rumit (misalnya investasi, sekuritisasi, dll), bagaimanapun ini adalah model perbankan dasar. Bank harus menyeimbangkan piutang pinjaman mereka yaitu pokok dan pembayaran bunga dari peminjam, dengan permintaan untuk deposito yaitu permintaan dari deposan untuk seluruh atau sebagian dari deposito mereka. Dalam setiap kelompok pinjaman, bank berharap ada menjadi beberapa pinjaman yang tidak berfungsi
5

sebagaimana diharapkan. Pinjaman mungkin tunggakan pada pembayaran mereka atau di default dari pinjaman sepenuhnya, menciptakan kerugian bagi bank pada pendapatan yang diharapkan. Oleh karena itu, bank menyisihkan sebagian atas pengembalian pinjaman yang diharapkan dari semua pinjaman dalam portofolionya untuk menutup semua atau bagian, dari kerugian. Dalam hal terjadi kerugian, bukannya mengambil kerugian dalam arus kas, bank dapat menggunakan jumlah disisihkan untuk menutup kerugian. Karena bank tidak mengharapkan semua pinjaman terlambat, biasanya ada cukup dalam cadangan kerugian pinjaman untuk menutupi kerugian yang lengkap untuk setiap nomor satu atau kecil pinjaman bila diperlukan. Cadangan kerugian pinjaman bertindak sebagai dana asuransi internal. Untuk menentukan jumlah kerugian provisi kredit, regulator bank memerlukan skrining secara rutin portofolio pinjaman bank, peringkat masing-masing aset (yaitu pinjaman) atau kelompok aset oleh pasar kondisi, jaminan kondisi, dan faktor risiko bisnis lainnya. Menurut Administrator Federal Bank Nasional, jumlah yang disisihkan untuk kerugian pinjaman sekitar 2% -2.5% dari piutang pinjaman, tergantung pada kualitas kredit dalam portofolio. Secara operasional, karena jumlah kerugian provisi kredit, cash flow tetap tersedia. Jumlah kerugian provisi kredit memastikan bahwa bank akan memiliki dana yang cukup untuk memberikan layanan kepada penabung. E. Pembentukkan Dana Cadangan Perusahaan yang boleh Membentuk Dana Cadangan antara lain : 1. Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat 2. Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi 3. Pembiayaan Konsumen 4. Anjak Piutang 5. Usaha Asuransi 6. Lembaga Penjamin Simpanan 7. Perusahaan Kehutanan 8. Perusahaan Pertambangan 9. Industri Pengolahan Limbah Industri Peraturan Menteri Keuangan No.81/PMK.03/2009 tanggal 22 April 2009

Skema: Bank Umum

Skema: Bank Perkreditan Rakyat Untuk dapat mencadangkan piutang tak tertagih jumlahnya ditentukan berdasarkan criteria kualitas kredit. Berdasarkan SE - 09/PJ.42/1999, pengertian kredit yang digolongkan "Lancar", "Perhatian Khusus", "Kurang Lancar", "Diragukan", dan "Macet", disesuaikan dengan pengertian yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia

Prosedur Penghitungannya

1. Besarnya nilai agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang pada cadangan paling tinggi adalah : a. 100% (seratus persen) dari nilai agunan yang bersifat likuid; b. 75% (tujuh puluh lima persen) dari nilai agunan lainnya atau sebesar nilai yang ditetapkan perusahaan penilai. 2. Jumlah piutang yang digunakan sebagai dasar untuk membentuk dana cadangan adalah pokok pinjaman yang diberikan oleh bank umum atau BPR baik menjalankan dengan prinsip konvensional maupun prinsip syariah. 3. Kerugian yang berasal dari piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dibebankan pada perkiraan cadangan piutang tak tertagih. 4. Dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih seluruhnya atau sebagian tidak dipakai untuk menutup kerugian jumlah kelebihan cadangan tersebut diperhitungkan sebagai penghasilan. 5. Dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih dipakai untuk menutup kerugian namun tidak mencukupi, jumlah kekurangan cadangan tersebut diperhitungkan sebagai kerugian. F. Aspek Perpajakan PPh Badan Pembentukan dana cadangan
Bunga kredit Non Performing (NPL) Loan Write-Off (penghapusan piutang tak tertagih) Interest Subsidy For Staff Loans

Withholding Tax Bunga Deposito / tabungan dan diskonto SBI Value Added Tax
Jasa Custodian

PPh Badan

Dana Cadangan Tidak semua perusahaan boleh membentuk dana cadangan. hanya bidang usaha yang memiliki ketidakpastian dalam pendapatan yang akan diperolehnya yang boleh melakukan pencadangan. Bidang usaha tersebut adalah :
1. Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat; 2. Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi; 3. Pembiayaan Konsumen; 4. Anjak Piutang; 5. Usaha Asuransi; 6. Lembaga penjamin simpanan; 7. Perusahaan Kehutanan; 8. Perusahaan Pertambangan; dan

9. Industri Pengolahan Limbah Pabrik Pembentukan Dana Cadangan yang Dapat Dikurangkan Sebagai Biaya Dalam perlakuan PPh, pembentukan atau pemupukan dana cadangan piutang adalah merupakan biaya yang tidak dapat dikurangkan sebagai biaya pengurang dalam menghitung penghasilan kena pajak. Namun berdasarkan ketentuan Pasal 9 ayat (1) huruf c UndangUndang Nomor 36 Tahun 2008, mengatur bahwa terdapat beberapa jenis usaha yang dapat membentuk dana cadangan piutang yang boleh dikurangkan sebagai biaya. Aturan lebih lanjut dari ketentuan pasal ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 81/PMK.03/2009 tanggal 22 April 2009 tentang Pembentukan atau Pemupukan Dana Cadangan yang Boleh Dikurangkan sebagai Biaya. Menindak lanjuti ketentuan pasal 9 ayat (1) huruf c Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, Menteri Keuangan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 81/PMK.03/2009 telah menetapkan dana cadangan yang boleh dikurangkan sebagai biaya, yaitu : a. Cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank atau badan usaha lain yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang. b. Cadangan usaha untuk asuransi.

c. Cadangan penjamin untuk lembaga penjamin simpanan, yaitu cadangan penjaminan untuk lembaga yang berfungsi menjamin simpanan nasabah penyimpan dan turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya. d. Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan, yaitu cadangan biaya untuk kegiatan yang bertujuan sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukannya. e. Cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan, yaitu cadangan biaya penanaman kembali bagi perusahaan yang diwajibkan melakukan penanaman kembali atas hutan yang telah dieksploitasi untuk usaha terkait dengan sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu. f. Cadangan biaya untuk penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri untuk usaha pengolahan limbah industri. Ilustrasi Perhitungan Cadangan Penghitungan Piutang Periode I Data Piutang : Bank ABC memberikan piutang/pinjaman kepada debitur-debitur dibawah ini : A sebesar 1500 B sebesar 2200 C sebesar 3100 D sebesar 4000

Kondisi : Pada Periode I, Bank ABC mengklasifikasikan piutang-piutangnya sebagai berikut : Piutang A diklasifikasikan Lancar (Kelompok I) Piutang B diklasifikasikan Kurang lancar (Kelompok III) Piutang C diklasifikasikan Diragukan (Kelompok IV) Piutang D diklasifikasikan Macet (Kelompok V)

Perhitungan cadangan piutang tak tertagih (periode I) I II III Lancar Diragukan A : 1500 C : 3100 x x x 1% 15% 50% = = = 15 330 1550 Kurang lancar B : 2200

10

IV

Macet

D : 4000 10800

100% =

4000 5895

Periode II Pada Periode II, Bank ABC mengklasifikasikan piutangnya sebagai berikut : Piutang A diklasifikasikan Lancar (Kelompok I) Piutang B diklasifikasikan Kurang Lancar (Kelompok III) Piutang C diklasifikasikan Diragukan (Kelompok IV) Piutang D diklasifikasikan Macet (Kelompok V) Tambahan Piutang E sebesar 1.000, diklasifikasikan lancar (Kelompok I)

Perhitungan cadangan piutang tak tertagih (periode II) Cadangan Periode Lalu I II III IV Lancar A : 1500 x 1% = E : 1000 x 1% = Kurang lancar B : 2200 x 15% = Diragukan Macet C : 3100 x 50% = D : 4000 x 100% = 11800 -/- Cadangan Periode Sebelumnya Biaya Cadangan yang Dibebankan di P II Asumsi : Biaya Cadangan perkomersil Koreksi Fiskal Periode III 20 10 10 5895 15 10 330 1550 4000 5905 15 330 1550 4000

selisih 10 10

Pada Periode III, Bank ABC mengklasifikasikan piutang-nya sebagai berikut : Piutang A dilunasi Piutang E diklasifikasikan Lancar (Kelompok I) Piutang B diklasifikasikan Kurang Lancar (Kelompok III) Piutang C diklasifikasikan Diragukan (Kelompok IV) Piutang D dihapusbukukan

11

Perhitungan cadangan piutang tak tertagih (periode III) I II III IV Lancar Kurang lancar Diragukan Macet A:0 E : 1000 B : 2200 C : 3100 - :6300 Sehingga : Cadangan Awal Penghapusan Piutang Cadangan setelah penghapusan piutang Cadangan akhir periode III Biaya cadangan yang dibebankan Di periode III Biaya cadangan per komersial Koreksi Fiskal Bunga Kredit Non Performing (NPL) Keputusan Dirjen Pajak No. KEP-184/PJ./2002 tanggal 11 April 2002 Kredit non-performing adalah kredit yang diberikan oleh bank yang digolongkan sebagai kredit kurang lancar, diragukan, dan macet.

x x x x x

1% 1% 15% 50%

= = = =

0 10 330 1550 1890

100% =

5.905 (4.000) 1.905 1.890

15 (20) 35

Penghasilan

Penghasilan bank berupa bunga kredit non-performing diakui pada saat penghasilan bunga tersebut diterima oleh bank (Cash Basis).

Dalam hal bank membukukan penerimaan bunga kredit non-performing sebagai pengurang pokok kredit, saat pengakuan penghasilan ditunda hingga saat diterimanya penghasilan bunga setelah pelunasan pokok kredit.

Bank wajib menyerahkan daftar debitur yang kreditnya digolongkan kurang lancar, diragukan, dan macet kepada Kantor Pelayanan Pajak tempat bank terdaftar sebagai Wajib Pajak

12

Loan Write-off (Penghapusan Piutang Tak Tertagih) Peraturan Menteri Keuangan No. 105/PMK.03/2009 tanggal 10 Juni 2009 Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat : 1. Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan rugi laba komersial. 2. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN) atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang bersangkutan. 3. Telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus (dapat berupa penerbitan internal asosiasi atau sejenisnya), dan 4. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak (dilampirkan dalam SPT-nya). G. Witholding Tax Buga Deposito /Tabugan (PP NO 131 Tahun 2000) Atas penghasilan berupa bunga dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh dari deposito dan tabungan serta Sertifikat Bank Indonesia. Termasuk bunga yang diterima atau diperoleh dari deposito dan tabungan yang ditempatkan di luar negri melalui bank yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia atau cabang bank luar negri Indonesia. Deposito adalah deposito dengan nama dan dalam bentuk apapun juga termasuk deposito berjangka, sertifikat deposito dan deposito on call baik dalam mata uang rupiah maupun dalam mata uang asing yang ditempatkan pada atau diterbitkan oleh bank. Tabungan adalah simpanan pada bank dengan nama apapun termasuk giro yang penarikannya dilakukan dengan syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh masing-masing bank. Manfaat tabungan/deposito yang diterima atau diperoleh dari perusahaan asuransi termasuk dalam pengertian bunga yang dikenakan PPh Final.

H. Value Added Tax Jasa Custodian yang dilakukan Bank antara lain :
13

a. Jasa Penitipan (Safe Custody)

Meliputi Jasa penyimpanan, penjagaan serta pemeliharaan sebaik-baiknya sekuritas yang dimiliki pemodal. Dalam melakukan jasa penitipan ini Bank akan memberikan laporan rutin kepada pemodal atas jumlah dan nilai sekuritas yang di simpannya.
b. Jasa Settlement

Meliputi kegiatan penerimaan dan pengiriman sejumlah sekuritas milik pemodal dari/kepada pihak tertentu kemudian melakukan pembayaran atau menerima pembayaran sejumlah uang milik pemodal dari/kepada pihak tertentu; dan melakukan transaksi valuta asing dan pembayaran sehubungan dengan transaksi sekuritas diatas.
c. Jasa Corporate Actions

Meliputi jasa yang diberikan untuk melindungi hak pemodal atas sekuritas yang dimiliki sehubungan dengan tindakan yang diambil oleh emitmen, antara lain pembagian deviden, saham bonus, penawaran terbatas dan lain-lain. Untuk pelaksanaan tugas ini, digunakan jasa perbankan lainnya seperti lalu lintas giro, remittance, foreign exchange dan lain-lain.
d. Jasa Registrasi

Meliputi kegiatan registrasi saham atas permintaan pemodal, guna melindungi hak kepemilikan pemodal atas sekuritas. Pembayaran biaya registrasi kepada Biro Administrasi Efek (BAE) juga dilakukan lalu lintas giro. Jasa Custodian yang berupa jasa penitipan adalah jasa yang terutang Pajak Pertambahan Nilai. Jasa Custodian yang berupa jasa-jasa yang telah disebutkan di atas adalah Jasa Perbankan sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dan karena jasa tersebut hanya dapat dilakukan oleh perbankan, maka merupakan jasa yang dikecualikan dari Pengenaan Pajak pertambahan Nilai. Hal ini juga diperkuat dengan dibuatnya Surat Edaran Dirjen Pajak No.SE-25/PJ.53/1995 tanggal 8 Juni 1995.

I. Interest Subsidy for Staff Loans

14

Dasar hukum atas Interest Subsidy for Staff Loans adalah Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE16/PJ.43/1999 tanggal 6 April 1999. Dalam hal terjadi pemberian pinjaman (kredit) oleh perusahaan kepada karyawannya dengan tingkat suku bunga yang lebih rendah dari tingkat suku bunga yang berlaku di pasar. Bagi perusahaan yang memberikan pinjaman maka selisih tingkat suku bunga yang dibayar oleh perusahaan kepada pihak lain (Harga Pokok atau tingkat suku bunga pinjaman yang dibayarkan untuk dana tersebut) dengan bunga yang dibebankan kepada karyawan, merupakan koreksi fiskal bagi perusahaan yang memberikan pinjaman karena tidak boleh dibiayakan. J. Manajemen Kas (Cash Management) Manajemen kas adalah istilah luas yang mengacu pada koleksi, konsentrasi,

dan pencairan uang tunai. Ini meliputi tingkat perusahaan likuiditas, manajemen saldo kas, dan jangka pendek yang strategi investasi. Mengelola arus kas adalah pekerjaan yang paling penting dari manajer bisnis. Jika suatu saat perusahaan gagal membayar kewajiban pada saat jatuh tempo karena kurangnya uang tunai, perusahaan akan bangkrut. Konsekuensi yang mengerikan memaksa perusahaan untuk mengelola uang mereka dengan benar. Selain itu, manajemen kas yang efisien berarti lebih dari sekedar mencegah kebangkrutan. Ini meningkatkan profitabilitas dan mengurangi risiko yang dihadapi perusahaan. Manajemen kas sangat penting untuk bisnis baru dan berkembang. Seperti dalam buku Jeffrey P. Davidson dan Charles W. Dean, Perangkap Arus Buku, arus kas bisa menjadi masalah bahkan ketika sebuah usaha kecil memiliki banyak klien, menawarkan produk unggulan kepada pelanggan, dan menikmati reputasi sterling dalam industrinya. Perusahaan menderita masalah arus kas tidak memiliki Margin Of Safety dalam hal biaya tak terduga. Mereka juga mungkin mengalami kesulitan dalam mencari dana untuk inovasi atau ekspansi. Akhirnya, arus kas yang rugi menyulitkan perusahaan ntuk merekrut dan mempertahankan karyawan yang baik. Keuangan manajemen teknik yang digunakan oleh bendahara perusahaan untuk mempercepat penagihan piutang, pembayaran kontrol untuk hutang usaha, dan efisien mengelola kas. Perusahaan-perusahaan besar menghimpun dana dari account yang berbeda menjadi satu Rekening Konsentrasi dan berinvestasi kelebihan dana di Pasar Uang. Akun-akun lokal sering ditarik ke nol-dana setiap hari. Dalam menyalurkan pembayaran kepada kreditur perdagangan, bendahara mencoba untuk mengontrol arus keluar dana oleh waktu pembayaran dengan penerimaan tagihan dari hutang usaha. Sebuah alat yang sering digunakan dalam
15

Manajemen

Kas adalah

pengendalian

pembayaran

perusahaan

untuk

mencocokkan

pengumpulan piutang terhadap pengeluaran untuk mitra dagang. Akun manajemen keuangan di sebuah perusahaan bank atau broker, menggabungkan dana pasar uang dan account broker atau investasi dengan menulis cek dan akses kartu debit. Adalah wajar bila pengeluaran bisnis besar terjadi dalam produksi barang atau penyediaan jasa. Dalam kebanyakan kasus, bisnis menimbulkan biaya tersebut sebelum pembayaran yang sesuai diterima dari pelanggan. Selain itu, gaji karyawan dan biaya lainnya menguras dana cukup besar dari kebanyakan perusahaan. Faktor-faktor ini membuat manajemen kas yang efektif merupakan bagian penting dari perencanaan keuangan setiap bisnis. Tanpa uang tunai untuk persediaan, pembayaran gaji karyawan, dan biaya lainnya, keadaan darurat sangat dekat. Ketika kas diterima dalam pertukaran untuk produk atau jasa yang diberikan, banyak pemilik usaha kecil, yang bermaksud untuk mengembangkan perusahaan mereka dengan mengutang, menghabiskan sebagian atau seluruh dana tersebut. Kunci untuk manajemen kas berhasil terletak pada tabulasi proyeksi realistis, memantau koleksi dan pengeluaran, mendirikan penagihan yang efektif dan langkah-langkah pengumpulan, dan mematuhi pembatasan anggaran.

16

Sumber-sumber: http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en %7Cid&u=http://www.investinganswers.com/financial-dictionary/debt-bankruptcy/loan-lossprovision-600 http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en %7Cid&u=http://www.answers.com/topic/cash-management http://suarapembaca.detik.com/read/2010/03/23/180759/1323859/471/peta-persainganperbankan-indonesia http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/1967/14TAHUN~1967UU.HTM http://miftachr.blog.uns.ac.id/2010/01/aproses-perizinan-di-indonesia-untuk-mendirikanperusahaan-perbangkan-perindustrian-bidang-usaha-perdagangan/ http://www.infobanknews.com/2010/12/jejak-langkah-kepemilikan-bank-di-indonesia/ http://www.antaranews.com/berita/1273574464/bi-bank-asing-paling-siap-terapkan-psak http://www.harianpelita.com/read/20293/2/ekonomi-&-keuangan/perketat-izin-bank-asing/

17

Laporan Kuliah Aspek Pajak atas Transaksi-transaksi Khusus

Materi : Pemajakan atas Industri Baik Nasional Maupun Cabang Bank Asing Tanggal : 10 Maret 2012

Kelompok 4 Celia Fauzia Paramastri Cinthya Rotua Daniella Novitaria Deacy Maya Dining Setyawati Wibawa

Program Studi Ilmu Administrasi Fiskal Program Ekstensi Ilmu Administrasi FISIP UI

18

You might also like