You are on page 1of 13

1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam tubuh kits darah sangat penting, tnpa darah kita tidak dapat hidup darah merupakan cairan ekstar seluler , yang terletak didalam daluran saluran terdiri dari yakni pembuluh pumbuluh darah organ jaringan tubuh sedangkan pembuluh darah dari organ organ kembali ke jantung. Di laboratorium klinik, pemeriksaan jumlah leukosit adalah salah satu pemeriksaan rutin yang sering dilakukan pemeriksaan dipakai metode kamar hitung . metode ini mudah dilakukan , ringan dan alatnya mudah didapat. Darah dalam jumlah tertentu diencerkan 10 kali atau 20 klai dengan larutan Truk yang mampu menghancurkan eritrisot dan trombosit kecuali leukosit. Untk melayani masyarakat khususnya dibidang kesehatan, pelayanan laboratorium klonik mempunyai peranan yang sangat penting yaitu sebagai penunjang diasnosa suatu penyakit unyuk mengetahui adanya infeksi didalam tubuh dapat diketahui dari pemeriksaan jumlah leukosit didalam darah. Dalam melakukan pemeriksaan jumlah leukosit di beberapa laboratorium klinik sering dilakukan general cheek-up diman jumlah passien bisa sampai 100 orang/hari, hal ini dapat memebuat petugas menjadi sibuk dan menyebabkan ytertundanya perhitungan leukosit. Dalam hal ini penulis melakukan penelitian tentang Pengaruh lamanya penyimpanan darah EDTA terhadap jumlah leukosit.

Darah EDTA dapat untuk bebrapa macam pemeriksaan hematologi, seperti penetapan kadar aemoglobin, hitung jumlah leukosit, eritrosit, trombosit, retikulosit, penetrapan laju endap darah. 1.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan un tuk mengetahui pengaruh lamanya waktu penyimpanan darah EDTA terhadapa jumlah leukosit yang langsung dibaca dan yang ditunda hingga 5 jam pada suhu kamar 1.3. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang pengaruh lamanya waktu penyimpanan darah EDTA terhadap jumlah leukosit, maka penulis ingin mengatahui pengaruh jumlah leukosit penyimpanan sampai 5 jam dengan jumlah leukosit yang apabila langsung dibaca. 1.4. Batasan Masalah Dalam hal ini penulis membatasi mesalah penelitian untuk mengetahui pengaruh lamanya waktu penyimpanan darah EDTA terhadapa jumlah leukosit. 1.5. Teknis Penelitian. 1. Tempat Penelitian di Laborattorium ??? 2. Jumlah sampel diperiksa sebanyak ?? 3. Lamanya penelitian ??? C.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Darah Darah merupakan bagisn bahism penting dari sistem transport dalam tubuh kita, darah merupakan cairan darah ekstra seluler, yang terletak didalam saluran tersendiri yakni pembuluh pembuluh darah, yang membawa darah kejantung ke organ oergan kembali ke jantung. Darah mepeunyai peranan penting dalam transport oksigebn ( ) yang

dilakukan sel darah merah atau eritrosit, transport zat makanan bahan bahan metabolik hormon p hotmon elektrolit dan bahan p- bahan lain untuk menjaga keseimbangan yang ada didalam organ tubuh. Darah terdiri dari dua bagian besar yaitu : 1. Plasma darah, merupakan bagian yang cair. 2. Bagisan korpuskulis yakni sel sel darah atau dapat pula disebut sebagi benda benda darah yang terdiri atas sel darah putih atau leukosit , sel darah merah atau merah atau eritrosit dan pembeku darah atau trombosit.

2.2

Fungsi Darah 1. Alat transport makan yang diserap ari saluran cerna dan diedarkan keseluruh tubuh. 2. Alat transport keseluruh tubuh. 3. Alat transoptr bahan buangan dari jaringan kealat alat ekskresi seperti paru pru (gas), ginjal atau kulit (bahan terlarut dalam air) dan hati untuk diteruskan ke empedu dan saluran seebagai tinja. 4. Alat transport antar jaringan dari bahan bahan yang diperlukan oleh suatu jarinagn lain , hal ini tampak jelas. 5. Memepertahnakn keseimbnahn dinamis (homoetasis) dalam tubuh, termasuk didalamnya ialah mempertahnkan suhu tubuh, mengatur keseimbnagn distribusi air dan memperthankan keseimbnagn distribusi air dan mempertahankan keseimbnagn adam basa sehingga Ph darah dan cairan tubuh tetap dalam keadaan seharusnya. 6. Mempertahnakn tubuh dari agresi benda atau senywa asing yang umunya selalu dianggap punya potensi menimbulkan ancaman. yang diambila dari paru paru atau insang untuk dibawa

2.3

Fungsi Leukosit Fungsi sel sel darah putih dalam garis besarnya dibagi dua yaitu : a. Fungsi Defensip Fungsi memperthanakn terhadapa benda benda asing termasuk kuman kuman penyebab infeksi, leukosit yang berperan dalam hal ini adalah :

Monosit : Memakan benda benda asing yang berukuran besar (Makrophage)

Neutrophil : memakan benda benda asing yang berukuran kecil (mikrophage)

Limphosit : membentuk anti bodi, disamping plasma sel.

b. Fungsi Reparatif Fungsi yang memperbaiki atau mencegah terjadinya keusakan , terutama kerusakan vaskuler. Leukosit yang terutama mencegah peranan dalam hal ini ialah basofil yang menghsailkan heparin, dengan heparin inni pembenytukan trombus pembuluh pembuluh darah dapat dicegah, fungsi eosinofiil belum diketahui dengan pasti. 2.4 Kelainan leukosit. Bahwa leukosit terytama berfungsi dalam jaringan variasi jumlah leukosit maupun tiap jenis leukosit total maupun tiap jenis leukosit dalam sirkulasi ditentukan oleh perubahan perubahan dalam hal : 1. masuknya sel kedalam sirkulasi. 2. Kelurnya sel dalam sistem vaskuler Perubahan perubahan itu sendiri dapat terjadi sebentar saja sehingga munghkin tidak sempaty diketahui, tetapi mungkin juga berlandsung beberapa hari atau minggu, perybahan perubahan itu dapat merupakan respon terhdapa rnagsangan fisiologik maupun patlogik.

Selain perybahan kuantitaf ditas, leukosit juga dapat mengalami perubahan kualitatif atau fungsiuonal, sifat perubahan itu sendiri dapat merupakan perubahan non neoplastik atau neoplastik. Pemeriksaan leukosit bertujuanuntuk menunjang diaknosis penyakit pada beberapa penyakit,. Pemeriksaan leukosit saaj sudah cukup memberi informasi, seperti misalnya pada leukimia, teapi lebih sering pemeriksaan leukosit dilakukan bersama sama dengan pemeriksaan laboratorium yang lain untuk menunjang diagnosisi. Selain itu pemeriksaan laukosit, kadang kadang dipakai meramalkan prognosisi dan mencaritakan perjalann penyakit. 2.5 Peninggian dan Penurunan Jumlah Leukosit 1. Peningkatan jumlah leukosit Leukositosis berarti jumlah leukosit yang meningkat melebihhi normal kerana yang dominan dalam darah tepi adalh neutrofit, maka sebagahaian besar leukositosis disebabkan oleh neutrofil fisiologik dapat disebabkan oleh geka badan yang berlebihan, hipoksia, stres. Neutrofil pada keadaan ini lebis sesuai disebut pseudu neutrofil karena pada kakekatnya perubahan jumlah neutrofil disini merupakan redistribusi antar sel sel yang didalam tempat penimbunan dengan sel sel yang ada didalam sirkulasi tanpa peningkatan prodaksi neutrofil yang patologik biasanya terjadi akibat penyakit dan biasnay merupakan respon terhadapa kerusakan jaringan.

2. Penurunan jumlah Leukosit. Neutropenia menunjukkan penurunan jumlah absolut neutrofil hingga dibawah 2000 sel / mekanisme neutrofenia mencakup :

a. Penurunan jumlha neutrofil yang dilepaskan oleh susm sum tulang kedalam sirkulasi, akibat produksi yang berkurang atau infektif. b. Peningkatan destruksi leukosit c. Gangguan distribusi leukosit antara sirkulasi dan cadangan d. Kombinasi ketiganya. Pada beberapa kelainan kogenital granulositopenia merupakan sebagian dari gejala penyakit yang mungkin juag mencakup gangguan deferensiasi dan maturasi granulosit, adanay zat penghambat granulo poesisi. Bebrapa hal yang sering dipersalahkan adalah obat obat kadang kadang mmerusak granulosit. 2.6. Jenis jenis Leukosit 1. Eosinofill, sel ini serupa dengan neutrofilia plasmanya lebih kasar dan berwarna lebih merah gelap kerana menagndung (protein basa) dan jarang terdapat lebih 3 lobus inti, mielosit, eosinofil, dapat diketahui tetapi stadium sebelumnya tak dapat dibedakan dari prekusor neutrofil, eosiinofil memsuki eksudat peradangan dan nyata memainkan pranan istimewa respon alergi (pada sediaan nilai normal 1 3 %).

2. Limposit, sebagian besar limposit dalam darah tepi yang merupakan sel kecil yang diameter kecil 10 intinya yang gelap

berbentuk bundar atau agak berlekuk kromatin kasar dan berabtas, sitoplasma berwarna biru langit kira kira 10 % limposit yang beredar merupakan sel lebih besar dengan diameter 12 -16 3. Basofil, ini terlihat hanya kadang kadang dalam darah tepi normal basofil memiliki tenpat tempat peleketan dan

degranulanya nilai normal basofil adalah 0 1%. 4. Monosit, memiliki bermacam macam biasnya lebih besar daripada leukosit darah tepi berdiameter 16 20 dan memiliki

inti besar ditengan atau berlekuk ditangah dengan kromatin megelompok sitoplasma yang melimpah berwarna biru pucat dan mengandung banyak vakuola (pada sediaan hapus niali 2 8 %) 5. Neutrofil sel ini yang berdiamter 12 15 memiliki initi yang

khas padat terdiri atas sitoplasma pucat antar 2 dan 5 lobus dengan angka tidak teratur dan mengandung banyak granula merah jambu atau merah lembayung.

2.7.

EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetate) Darah EDTA adalah dalam bentuk garam Na atau K taupun Li dan garam garam ini mengubah ion Ca dari darah menjdai bentuk yang bukan ion 1 mg EDTA mencegah 1 mil darah untuk membeku. EDTA mempunyai sifat : Tidak berpengaruh terhadap bentuk dan besar eritosit Tidak mempengaruhi morfologi dari leukosit Tidak mempercepat pecah trombosit Darah EDTA dapat dipakai untuk beberapa macam pemeriksaan hematologi seperti penetapan kadar haemoglobin hitung jumlah leukosit, eritrosit, trombosit, retikulosit, penetapan laju endap darah menurut westegren dan wintrobe tetapi dapat dipakai untuk percobaan haemoragik dan pemeriksaan faal trombosit.

10

Bab III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif pengesahan menggunakan metode kamar hitung, sample yang digunakn adalah darah vena mediana cubiti sebanyak 30 sample. 3.2. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium?????? Tanggal ????? 3.3. Bahan, Alat dan Reagensia 3.3.1.Bahan Darah vena mediana cubiti anti coagulagen EDTA. Cara pengambilan carah Vena : a. Pasang turniquit lalu bersihkan vena yang akan ditusuk dengan alkohol 70% b. Tusuk vena dengan spuit steril membentuk c. Ambil darah kira kira 1cc C

d. Masukkan dalam botol/ tabung reaksi yang berisi EDTA e. Goyang perlahan lahan 2 menit, bahan siap untuk diperiksa

11

3.3.2.Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Haema cytometer 2. Kaca penutup 3. Mikroskop 4. Tabung reaksi 2 5 5. Lencet 6. Tissue 7. Kapas kering 8. Rak tabung 9. Spuit 3 ml 3.3.3. Reagensia Larutan Turk Komposisi : gantian violet 1% dalam air Asam Asetat glasial Aguadest add 1 ml 1 ml 100 ml

Larutan ini bersifat asam lemak dan hipotesis yang menyebabkan eritrosit pecah.

12

3.4

Rancangan 3.4.1. Prinsip kerja. Darah dalam jumlah tetentu diencerkan 10 x atau 20 x dengan larutan yang mampu menghancurkan eritrosit dan trombosit kecuali leukosit.

3.4.2. Cara kerja a. Darah yang ada dicampur homogen lalu isap darah EDTA tepat pada garis tanda 0,5. b. Bersihkan ujung pipet leukosit, kemudian hisap larutan Truk sampai tanda garis 11. c. Lepaskan karet penghisap dan kedua ujung pipet dengan ibu jari telunjuk sambil menggoyangkan pipet tersebut selama 3 4 menit. d. Buang 3 4 tetes cairan dalam pipet tersebut dan tempelkan ujung pipet pada sisi kaca penutup kamar hitung improved neubaueur, cairan tersebut mebhisi kamar hitung. e. Diamkan selama 3 5 menit agra leukosit leukosit mengendap pada kamar hitung dan lihat dibawah mikroskop dengan objektif 10 x.

13

3.4.3. Cara penghitungan a. Keempat bidang besar pada sudut seluruh permukaan yang dibagi dengan + + + .

b. Faktor pengenceran c. Tinggi bidang

= 20 x. = 1/10 mm

d. Setiap kamar yang dihitung luasnya = 1

Perhitungan X 10 X 20 KETERANGAN : ABCD 10 20 4 Nilai Normal Janin 1 Tahun 4 7 Tahun Dewasa = 10.000 28.000/ = 8.800 18.000 / = 6.000 15.000/ = 5.000 10.000/ = Jumlah leukosit pada 4 bidang besar = Tinggi kaca penutup = Pengenceran = Jumlah bidang besar kamar hitung

You might also like