You are on page 1of 11

Skill Lab 'Pemeriksaan EKG'

Bismillaahirrohmaanirrohiim... Ini bukan untuk belajar EKG dari awal sih, tapi saya cuma ingin share tentang point penilaian Skill Lab yang saya pelajari pada beberapa hari yang lalu. Hehe, cekidot. Jadi, sebelum kita melakukan pemeriksaan apapun terhadap pasien, jangan lupakan satu hal penting yang paling sering terabaikan, yaitu minta ijin. Nah, kalau saya dan temanteman sih lebih akrab menyapanya sebagai Inform Consent. Hal tersebut mudah kok, kita dapat melakukannya secara lisan maupun tulisan. Tapi, kalau EKG sih saya rasa cukup lisan saja. Hehe. Langkah-langkah pemasangan EKG 1. 2. Posisikan pasien terlentang dengan dada terbuka. Bersihkan daerah pemasangan dan elektroda dengan jeli

alkohol(desinfektan) (konduktor).

kemudian

dioles

Catatan ii 09-135 FKUA

3.

Pasang

elektroda

pada

ektremitas

dan

dada.

Ektremitas Dada V1 = dipasang pada linea parasternalis dextra di RIC 4 V2 = pasang pada linea parasternalis sinistra di RIC 4 V3 = pasang pada pertengahan V2 dan V4 V4 = pasang di 1 jari medial linea midklavicula sinistra setinggi RIC 5 V5 = pasang di linea anterior Axilla sejajar V4 V6 = pasang di linea medial axilla sejajar V4 4. Rekam EKG dengan sensitifitas 1 (biasanya) secara : manual auto Warna merah dipasang di tangan kanan Warna kuning dipasang di tangan kiri Warna hitam dipasang di kaki kanan Warna hijau dipasang di kaki kiri

Catatan ii 09-135 FKUA

5.

Setelah dapat gambaran, jangan lupa bersihkan tubuh pasien dari jeli serta bersihkan alat EKG nya juga. Hehe.

6.

Next step is interpretasiiiii (waktu yang paling asyiiiik) \(^,^)/ Irama jantung : sinus/ bukan sinus

Sinus = gelombang P diikuti oleh komplek QRS dan selanjutnya gelombang T.

Bukan sinus = Salah satu antara gelombang P, kompleks QRS, dan gelombang T tidak ada.

Catatan ii 09-135 FKUA

Gambar 1 : Sinus Rhythm HR (heart rate) HR ditentukan dengan rumus tergantung iramanya Irama Sinus 1500 dibagi dengan jumlah kotak kecil antara puncak R ke R di lead II atau, 300 dibagi dengan jumlah kotak sedang antara puncak R ke R di lead II Irama Bukan Sinus Buat lead II sepanjang 6 kotak besar, hitung jumlah komples QRS yang ada, lalu jumlahnya dikali 10. Aksis 1. Resultan Q dan R di lead I. Letakkan koordinatnya di segitiga Eitnhoven 2. Resultan R dan S di lead AVF. Letakkan koordinatnya di segitiga Einthoven

Catatan ii 09-135 FKUA

Gambar 2 : Resultan Q dan R posisikan di Lead I. Resultan R dan S posisikan di lead aVF 3. Lihat, ke arah mana resultan tersebut.

Gambar 3 : Perhatikan arah resultan

Catatan ii 09-135 FKUA

4.

Jika resultannya masih berada di antara asiran dalam lingkaran di atas, maka dikatakan aksisnya normal. Namun, bila : ada deviasi ke arah > - 30` , disebut LAD (Left Axis Defiation) ada deviasi ke arah > +120`, disebut RAD (Right Axis Defiation)

Gelombang P Normalnya : 1. 2. 3. 4. Tinggi tak lebih dari 0.3 mV (3 kotak kecil) Lebar tak lebih dari 0.12 s (3 kotak kecil) Positif, kecuali di aVR Setengah gelombang atrium pertama kanan, dan merupakan setengah

depolarisasi

gelombang kedua adalah depolarisasi atrium kiri. 5. Gelombangnya simetris

Patologi bila: 1. Tinggi gel P > 0.3 mV = P pulmonal atau disebut RAH (Right atrium Hipertropi)

Catatan ii 09-135 FKUA

2.

Lebar gel P > 0.12 s = P mitral atau disebut LAH (Left Atrium Hipertropi)

Gambar 4 : EKG PR interval Normalnya : 0.12-0.2 s (3-5 kotak kecil) Bila ada pemanjangan : Block di AV node ==> Bradikardi

Catatan ii 09-135 FKUA

Gelombang Normalnya : 1. 2. 3. Defleksi ke bawah pertama Lebar < 0.04 s Tinggi < 0.1 mV

Patologi bila 4. 5. Panjang Q > 1/3 R ada QS pattern = gelombang R tidak ada.

Gambar 5 : QS pattern (tidak ada gelombang R) Q patologi bila sudah terjadi old MCI atau infark yang sudah lama, atau > 12 jam. QRS interval Normalnya < 0.12 s (3 kotak kecil)

Catatan ii 09-135 FKUA

Bila terjadi pemanjangan = Bundle Branch Block (LBBB/RBBB) Tentukan RVH atau LVH 1. RVH RVH = R/S di lead V1 RVH = S/R di lead V6 > 1 2. LVH LVH = S di V1 (atau V2) + R di V5 (atau V6) > 35 ST segmen Normalnya : 1. 2. isoelektrik, berupa garis lurus Tapi di daerah precordial (V1-V6) dapat : Patologi bila : 1. 2. NB: 1. Bila terlihat ST depresi atau N-STEMI, maka jangan hilangkan kemungkinan infark dahulu, ST depresi = iskemik ST elevasi = akut MCI naik 2 mm turun 0.05 mm > 1

Catatan ii 09-135 FKUA

cek laboratorium untuk memastikan: enzim jantung (troponin T) 2. Bila gel Q patologi belum ditemukan, berarti masih berada dalam gold period untuk

menyelamatkan jantung agar tidak infark. (< 12 jam) Gelombang T Normalnya : Sama besar dengan P baik tinggi maupun lebar. Positif di lead I, II, V3-V6 Negatif di aVR

Patologi bila : T flat T inverted (ischemic)

Tambahan : Bila ditemukan kelainan di satu tempat saja, tidak bermakna. Bila di temukan di beberapa tempat, dapat ditentukan bagian jantung mana yang infark : 0. 1. inferior = lead II, III, aVF anteroseptal = lead V1-V4

10

Catatan ii 09-135 FKUA

2. 3. 4. 5.

anterior = lead V3, V4 lateral = lead I, aVL, V5-V6 lateral tinggi =lead I, aVL, V5-V6 posterior = lead V1-V3

11

Catatan ii 09-135 FKUA

You might also like