Professional Documents
Culture Documents
TERMINO
LOGI
INFLAMASI
RADIKAL BEBAS
DAUN PEGAGAN
sangat reaktif dan radikal bebas yang mengandung atau melibatkan molekul oksigen Vulnus Laceratum : Luka robek, memiliki tepi yang tidak rata. Intak : Utuh, tidak rusak. Daun Pegagan : Centella asiatica, biasanya tumbuh liar, terdapat di seluruh Indonesia. Helai daun tunggal, bertangkai panjang, tepinya bergerigi. Isokor : Ukuran pupil sama besar Sikatriks :(Scar) adalah penonjolan kulit akibat penumpukan jaringan fibrosa sebagai pengganti jaringan kolagen normal JVP (Jugular Venous Pressure): Tekanan vena jugularis, pemeriksaan fisik sistem kardiovaskuler. Memberikan informasi mengenai fungsi atrium dan ventrikel kanan pada jantung.
Ronkhi : Suara napas tidak normal atau bunyi nafas tambahan yang merupakan suara getaran dari jaringan paru-paru yang sakit Soepel : Keadaan fleksibel, elastis pada abdomen saat dipalpasi WTH (Wound Toilet and Hecting) : pembersihan luka dan penjahitan Laserasi : Luka robek atau luka bergerigi yang disebabkan oleh trauma benda tumpul. Prognosis : Ramalan terhadap kemungkinan perjalanan dan atau hasil akhir suatu penyakit. Macam Prognosis: Ad Vitam : Menunjuk pada pengaruh penyakit pada proses Ad Functionam : Menunjuk pada pengaruh penyakit terhadap fungsi organ dan fungsi manusia dalam
INFLAMASI
DEFINISI
Reaksi fisiologis lokal jaringan tubuh terhadap
jejas Respon terhadap jejas pada jaringan hidup yang memiliki vaskularisasi Merupakan upaya pertahanan tubuhuntuk menghilangkan penyebab dan akibat dari suatu jejas. Distimulasi oleh kerusakan yg disebabkan bahan kimiawi,fisik , maupun biologis
PATOGENESIS UMUM
Vasokontriksi sementara vasodilatasi aliran
darah permeabilitas cairan plasma darah keluar viskositas darah naik stasis marginasi-rolling-adhesi-transmigrasi kemotaksis aktifasi leukosit fagositosis (recognition-engulfment-degradation)
Jenis
AKUT
terjadi secara cepat (menit hari)
Reaksi jaringan yang terjadi SEGERA setelah
jaringan mengalami jejas Etiologi : Infeksi (bakteri, virus, parasit) dan toksin mikroba Trauma Agen fisik dan kimia Nekrosis jaringan Benda asing Reaksi imun (reaksi hipersensitivitas)
sebentar vasodilatasi membuka anyaman kapiler di daerah tsb aliran darah meningkat teraba hangat dan kemerahan
B. Kemotaksis
Menuju daerah yang terkena jejas Kemotraktan :
Endogen : c5a,kemokin ,leukotrienB4 Eksogen : bakteri,lemak, sebagian peptida
C. Aktifasi leukosit
Langkah-langkah fagositosis : 1. perkenalan & pelekatan partikel pada leukosit yang menelan difasilitasi opsonin 2. penelanan dengan pembentukan vakuola fagositik (dimakan) 3. Degradasi atau dicerna
KRONIS
Dapat
dianggap sebagai inflamasi memanjang (minggu bulan tahunan) Terjadi inflamasi aktif, jejas jar & penyembuhan secara serentak Etiologi : o Infeksi yg persisten oleh mikroorganisme tertentu o Dimediasi reaksi imun o Paparn bahan toksik yang berlangsung lama o Progresi dari penyakit akut o Inflamasi akut yang berulang ulang o Inflamasi kronik primer
Sel-sel yg berperan
Makrofag
Sel yg dominan
monosit keluar & mencapai jar ekstravask, monosit makrofag Diaktivasi oleh berbagai stimulus seperti sitokin, toksin bakteri & mediator kimiawi lainnya Limfosit Dimobilisasi oleh adanya rangsang imun spesifik (infeksi) & pd inflamasi yg diperantarai nonimun (infark / trauma jaringan)
Ketika
Eosinofil
Lebih banyak pada reaksi imunitas yg dimediasi oleh IgE Sel Mast Menghasilkan sitokin yg berperan dalam fibrosis Inflamasi Granulamatosa Pola khas : akumulasi fokal makrofag aktif (epitheloid) 2 tipe : Benda asing imun
MORFOLOGI
AKUT
Inflamasi serous Inflamasi catarhal Inflamasi fibronous Inflamasi Hemorhagis Inflamasi supurativa Inflamasi membranous Ulkus
KRONIS Ulkus kronis Rongga abses Penebalan dinding pembuluh darah oleh jar ikat Inflamasi granulomatous fibrosis
Mediator Inflamasi
Gejala Klinik
Selain itu Gejala Klinik dari inflamasi / peradangan ialah timbul nya demam, leukositosis, Rubor (kemerahan) limfadenopati, dan peningkatan laju Calor (naik nya temperature) endapan darah. Tumor (Pembengkakan) Dolor (nyeri) Hubungan demam dan Inflamasi: Functio Laesa Terjadi Inflamasi berperan nya makrofag dan eosinophil Kemerahan dan panas pelepasan pirogen endogen disebabkan karena dari makrofag dan eosinophil meningkatnya aliran darah pirogen (substansi penghasil pada lokasi inflamasi, demam)bekerja pada pusat Bengkak diakibatkan karena pengatur suhu di hipotalamus akumulasi cairan menimbulkan demam Nyeri disebabkan pelepasan bahan kimia yang menstimulasi Limfadenopati ialah tanda infeksi ujung syaraf, dimana pembuluh darah atau Kehilangan fungsi disebabkan limfa (imfadonus) mengalirkan oleh multifactor atau gabungan materi terinfeksi. dari beberapa faktor, Leukositosis merupakan penigkatan sel darah putih.
Gambaran Umum
Akut
Eksudasi Cairan
Kronis
Infiltrasi sel monosit
(protein plasma) Adanya emigrasi leukosit, terutama neutrophil Vasodilatasi pembuluh darah
(makrofag, leukosit, sel plasma) Destruksi jaringan, diikuti agen penyebab dan produk dari sel-sel inflamasi Inflamasi Granulomatous Granulasi, dapat meluas ke lapisan otot Fibrosis Poliferasi pembuluh darah, limfosit, makrofag, dan jaringan ikat
RADIKAL BEBAS
Dari proses metabolisme dalam tubuh superoksida (O2*) hidroksil (*OH) peroksil (ROO*) singlet oksigen oksida nitrit (NO*) peroksinitrit (ONOO*)
2. Dari luar tubuh asap rokok Polusi Radiasi sinar UV obat tertentu pestisida limbah industri dan ozon
kanker berperan dalam komunikasi antar sel (biosinyal) sel Kupffer dan apoptosis atau peristiwa matinya sel (Wu et al. 2004)
Efek Negatif
menyebabkan kerusakan sel-sel jaringan dan
enzim- enzim oksidasi terhadap berbagai komponen sel seperti protein dan DNA yang dapat meyebabkan timbulnya penyakit degenerative seperti kanker dan penuanaan sel (Hseu et al. 2008) penyebab penuaan sel yang ditandai dengan penimbunan pigmen lipofusin intrasel terutama pada jantung, hati dan otak
ROS (Reactive Oxygen Species) senyawa pengoksidasi turunan oksigen yang bersifat sangat reaktif. ROS alkoxyl (RO) hydroxyl radicals (OH) carbonate (CO3-) peroxyl radicals (RO2) carbon dioxide (CO2-) hydrogen peroxide (H2O2) atomic chlorine (Cl) organic peroxides (ROOH) hypoclorous acid superoxide anion (O2-) (HOCL) hydroperoxyl (HO2) singlet oxygen ( 1O2) hydorxyl radical (OH )
Kondisi dimana terjadi peningkatan ROS yang akan menyebabkan kerusakan sel, jaringan atau organ.
Pada kondisi ini radikal bebas akan menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid membran sel dan merusak organisasi membran sel.
Stress oksidatif
Menyebabkan : - Infertilitas - Kanker - Penyakit Jantung - Alzheimer - Penuaan dini - Dll.
Antioksidan
Kerusakan DNA Seperti pada protein, kecil kemungkinan terjadinya kerusakan di DNA menjadi suatu reaksi berantai, biasanya kerusakan terjadi bila ada lesi pada susunan molekul, apabila tidak dapat diatasi, dan terjadi sebelum replikasi maka akan terjadi mutasi. Radikal oksigen dapat menyerang DNA jika terbentuk disekitar DNA seperti pada radiasi biologis.
Kerusakan protein Protein dan asam nukleat lebih tahan terhadap radikal bebas daripada PUFA, sehingga kecil kemungkinan dalam terjadinya reaksi berantai yang cepat. Serangan radikal bebas terhadap protein sangat jarang kecuali bila sangat ekstensif. Terjadi hanya jika radikal tersebut mampu berakumulasi (jarang pada sel normal), atau bila kerusakannya terfokus pada daerah tertentu dalam protein. Salah satu penyebab kerusakan terfokus adalah jika protein berikatan dengan ion logam transisi.
Klasifikasi luka
Berdasarkan penyebab
Ekskoriasi atau luka lecet Vulnus scisum atau luka sayat Vulnus laseratum atau luka robek Vulnus punctum atau luka tusuk Vulnus morsum atau luka karena gigitan binatang Vulnus combotio atau luka bakar
Luka bersih o Luka sayat elektif o Steril, potensial terinfeksi o Tidak ada kontak dengan orofaring, traktus respiratorius,traktus elimentarius, traktus genitourinarius. Luka bersih tercemar o Luka sayat elektif o Potensi terinfeksi : spillage minimal, flora normal o Kontak dengan orofaring, respiratorius, elimentarius dan genitourinarius o Proses penyembuhan lebih lama Luka tercemar o Potensi terinfeksi: spillage dari traktus elimentarius, kandung empedu, traktus genito urinarius, urine o Luka trauma baru : laserasi, fraktur terbuka, luka penetrasi. Luka kotor o Akibat proses pembedahan yang sangat terkontaminasi
penyembuhan yang terjadi segera setelah bertautnya tepi luka biasanya dengan jahitan.
diusahakan
yaitu luka yang tidak mengalami penyembuhan primer. Tipe ini dikarakteristikkan oleh adanya luka yang luas dan hilangnya jaringan dalam jumlah besar. Proses penyembuhan terjadi lebih kompleks dan lebih lama. Luka jenis ini biasanya tetap terbuka.
Tertiary Intention Healing (penyembuhan luka tertier) yaitu luka
yang dibiarkan terbuka selama beberapa hari setelah tindakan debridement. Setelah diyakini bersih, tepi luka dipertautkan (47 hari). Luka ini merupakan tipe penyembuhan luka yang
fase inflamasi, proliferasi dan maturasi. Antara satu fase dengan fase yang lain merupakan suatu kesinambungan yang tidak dapat dipisahkan.
Faktor intrinsik
faktor dari penderita yang dapat berpengaruh dalam proses penyembuhan meliputi : usia, status nutrisi dan hidrasi, oksigenasi dan perfusi jaringan, status imunologi, dan penyakit penyerta (hipertensi, DM, Arthereosclerosis).
Faktor Ekstrinsik
faktor yang didapat dari luar penderita yang dapat berpengaruh dalam proses penyembuhan luka, meliputi : pengobatan, radiasi, stres psikologis, infeksi, iskemia dan trauma jaringan (InETNA,2004:13).
Evaluasi luka
anamnesis pemeriksaan fisik (lokasi dan eksplorasi).
Tindakan Antiseptik
Prinsipnya untuk mensucihamakan kulit. Untuk melakukan pencucian/pembersihan luka digunakan cairan atau larutan antiseptik Alkohol, sifatnya bakterisida kuat dan cepat (efektif dalam 2 menit).
Yodium Povidon Yodium (Betadine, septadine dan isodine) Yodoform Klorhesidin (Hibiscrub, savlon, hibitane)
Kalium permanganat Perhidrol (Peroksida air, H2O2) Merkuri klorida (sublimat) Merkurokrom (obat merah)dalam larutan 5-10%
Oksidansia
Basa ammonium kuartener (rivanol), merupakan turunan aridin dan berupa serbuk berwarna kuning dam konsentrasi 0,1%. Kegunaannya sebagai antiseptik borok bernanah, kompres dan irigasi luka terinfeksi.
Dalam proses pencucian/pembersihan luka yang perlu diperhatikan adalah pemilihan cairan pencuci dan teknik pencucian luka. Penggunaan cairan pencuci yang tidak tepat akan menghambat pertumbuhan jaringan sehingga memperlama waktu rawat dan meningkatkan biaya perawatan. Selain larutan antiseptik yang telah dijelaskan diatas ada cairan pencuci luka lain yang saat ini sering digunakan yaitu Normal Saline. Normal saline atau disebut juga NaCl 0,9%.
Pembersihan Luka
Tujuan
dilakukannya pembersihan luka adalah meningkatkan, memperbaiki dan mempercepat proses penyembuhan luka; menghindari terjadinya infeksi; membuang jaringan nekrosis dan debris. Langkah yang harus diperhatikan dalam pembersihan luka : Irigasi dengan sebanyak-banyaknya dengan tujuan untuk membuang jaringan mati dan benda asing. Hilangkan semua benda asing dan eksisi semua jaringan mati. Berikan antiseptik Bila diperlukan tindakan ini dapat dilakukan dengan pemberian anastesi lokal Bila perlu lakukan penutupan luka
Penjahitan luka
Luka bersih dan diyakini tidak mengalami infeksi serta berumur kurang dari 8 jam boleh dijahit primer, sedangkan luka yang terkontaminasi berat dan atau tidak berbatas tegas sebaiknya dibiarkan sembuh per sekundam atau per tertiam.
Penutupan Luka
Mengupayakan kondisi lingkungan yang baik pada luka sehingga proses penyembuhan berlangsung optimal.
Pembalutan
Pertimbangan dalam menutup dan membalut luka sangat tergantung pada penilaian kondisi luka. Pembalutan berfungsi sebagai pelindung terhadap penguapan, infeksi, mengupayakan lingkungan yang baik bagi luka dalam proses penyembuhan, sebagai fiksasi dan efek penekanan yang mencegah berkumpulnya rembesan darah yang menyebabkan hematom.
Pemberian Antibiotik
Prinsipnya pada luka bersih tidak perlu diberikan antibiotik dan pada luka terkontaminasi atau kotor maka perlu diberikan antibiotik.
Pengangkatan Jahitan
Jahitan diangkat bila fungsinya sudah tidak diperlukan lagi. Waktu pengangkatan jahitan tergantung dari berbagai faktor seperti, lokasi, jenis pengangkatan luka, usia, kesehatan, sikap penderita dan adanya
1 2
3
4 5 6
5 hari
5-7 hari 7-10+ hari 7-10+ hari
Luka lecet/gores/tersayat
Cucilah dengan air dan tutuplah luka dengan plester atau band aid. Namun jika luka gores/robek terlalu besar, harus segera ditangani dokter.
HISTOLOGI KULIT
Integumentum atau kulit dibagi menjadi 2 lapisan : Epidermis 1. Stratum basale 2. Stratum spinosum 3. Stratum granulosum 4. Stratum lucidum 5. Stratum Corneum Dermis 1. Stratum papilare 2. Stratum reticulare
antialergi dan stimulan Saponin yang ada menghambat produksi jaringan bekas luka yang berlebihan (menghambat terjadinya keloid) Meningkatkan sirkulasi darah pada lengan dan kaki Mencegah varises dan salah urat Menurunkan gejala stres dan depresi
Asiatokosida fungsinya untuk penyembuhan luka. Madekassoida fungsinya untuk memperbaiki kerusakan sel dan merangsang sintesis kolagen (pembentukan serat fibroblast). Triterpenoid genin Flavonoid pigmen warna aktivitas-aktivitas farmakologi Fitosterol Untuk mengurangi kolesterol n ldl dalam darah
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia Enterostomal Therapy Nurse
Association (InETNA) & Tim Perawatan Luka dan Stoma Rumah Sakit Dharmais. 2004,Perawatan Luka, Makalah Mandiri, Jakarta http://dunia-askep.blogspot.com/2011/08/vulnuslaseratum.html#ixzz1uqUbZA6C Mansjoer.Arif, dkk. Eds.2000.Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jakarta : Media Aesculapius FKUI. Walton,Robert L. 1990. Perawatan Luka dan Penderita Perlukaan Ganda, Alih bahasa. Sonny Samsudin, Cetakan I. Jakarta : EGC.