Professional Documents
Culture Documents
Trauma maksilofasial merupakan trauma fisik yang dapat mengenai jaringan keras dan lunak wajah. Trauma maksilofasial ini dibagi atas fraktur pada organ yang terjadi yaitu: 3
Fraktur Fraktur Fraktur Fraktur Fraktur tulang tulang tulang tulang tulang hidung zigoma dan arkus zigoma maksila (mid Fasial) orbita mandibula
Penatalaksanaan kegawatdaruratan pada trauma maksilofasial oleh dokter umum hanya mencakup bantuan hidup dasar (Basic Life Support)
berguna menurunkan tingkat kecacatan dan kematian pasien penanganan selanjutnya di rumah sakit.
Oleh karena itu para dokter umum harus mengetahui prinsip dasar ATLS (Advance
A. ANATOMI MAKSILOFASIAL
Trauma maksilofasial adalah suatu ruda paksa yang mengenai wajah dan jaringan sekitarnya. Fraktur adalah hilang atau putusnya kontinuitas jaringan keras tubuh. fraktur yang terjadi pada tulang-tulang wajah yaitu
orbitozigomatikus nasal, maksila dan mandibula
Fraktur maksilofasial mencangkup trauma pada jaringan keras wajah yang terdiri dari:
Os Nasal Os arkus Zygomaticum OS mandibula (Dentis, Os Alveolus) Os Maxilla OS orbita
Pada fraktur nasal : Pada fraktur tulang hidung, tulang yang mengalami dislokasi tampak tidak simetris. Fraktur ini dapat disertai fraktur septum nasi. Pemeriksaan dilakukan dengan visualisasi dan palpasi.
- Visualisasi : deformitas tulang hidung, laserasi, epistaksis, bentuk garis hidung yang tidak normal (deviasi septum), ekhimosis. -Palpasi : luka robek, oedem, hematom, nyeri tekan, tulang hidung yang bergerak, krepitasi.
Fraktur zygomatikus
Secara elektif Fraktur arkus bisa dengan pendekatan Gillies Klasik
Fraktur Maxilla
Pada fraktur Le Fort I : arch bar,
fiksasi maksilomandibular, dan suspensi kraniomandibular yang didapatkan dari pengawatan sirkumzigomatik