Professional Documents
Culture Documents
Latar Belakang
5 juta kematian bayi terjadi setiap tahun
19 % akibat asfiksia waktu lahir 90 % bayi yang lahir : N 10 % bayi memerlukan resusitasi < 1 % bayi lahir memerlukan resusutasi secara
lengkap ( ekstensif )
100 kelahiran
90 N
10 sc
Pemberian obat-obatan
ABC resusitasi
A. Jalan nafas : Posisi dan bersih
B.Pernafasan : Merangsang pernafasan C. Sirkulasi : menilai frekwensi jantung dan warna kulit
plasenta ibu darah janin difusi Paru-paru janin sumber oksigen/ jalan untuk mengeluarkan CO Alveoli janin selama intra uterine berisi cairan Hampir seluruh darah dari jantung kanan tidak dapat melalui paru-paru karena konstriksi pembuluh darah janin Hampir seluruh darah melalui duktus arteriosus masuk ke aorta
plasenta dan segera tergantung kpd paru2sbg sumber oksigen Karena itu segera setelah lahir paru2 harus terisi oksigen dan pembuluh darah di paru harus berelaksasi untuk bisa memberikan perfusi pada alveoli dan menyerap oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh
foramen ovale akan menutup saat bayi dilahirkan Duktus arteriosus botali,yaitu pembuluh darah yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta Duktus venosus,yaitu pembuluh darah yang menghubungkan umbilikalis dengan vena cava inferior
paru dan diganti oleh udara yang akan terdifusi kedalam pembuluh darah disekeliling alveoli B. Arteri umbilikalis diklem tahanan pada sirkulasi plasenta TD sistemik C. Tekanan udara + O di alveoli pembuluh darah alveoli relaksasi D. Keadaan relaksasi dan tekanan darah sistemik akan tekanan darah pulmonal Tangisan pertama dan tarikan nafas dalam merupakan mekanisme yang kuat untuk menyingkirkan cairan dari jln nafas
pembuluh darah paru relaksasi , maka duktus arteriosus dengan cepat menutup Aliran darah dg cepat dipindahkan dari duktus arteriosus ke paru2, dimana terjadi pengambilan oksigen lagi untuk diedarkan ke seluruh tubuh
uteroplasenta Post Partum : Berkaitan dengan jalan nafas Bayi tidak bernafas dengan kuat Kehilangan darah yg banyak Oksigen atau kegagalan peningkatan tekanan udara di paru 2 arteriol di paru tetap konstriksi , bisa menetap dan mengakibatkan hipertensi pulmonal persisten
cairan yg ada di alveoli terdorong keluar ke jar interstesial O masuk arteriol pulmonal berelaksasi Jika hal ini terganggu, maka arteriol tetap mengalami vaso konstriksi dan pembuluh darah sistemik tidak mendapat O akibatnya terjadi vaso konstriksi organ yang lain, seperti usus, ginjal, otot dan kulit Jika hal ini berlanjut terus akan terjadi gagal sirkulasi dan kerusakan otak yang permanen
Menipisnya persediaan glikogen Menurunnya produksi surfaktan (kebutuhan O2, glukosa, perfusi paru-paru yg adequate)
Hypoksia
Menurunnya pH
Asidosis metabolisme
Hypoglikemia
Vasokonstriksi pulmonary
Penurunan berat atau gagal menambah berat (penggunaan kalori untuk energi dan pertumbuhan)
Distress pernafasan
Hypoksia lanjut
Terapi oksigen
Perkembangan
Bakal paru-paru terbentuk Kedua bronchi membesar Di bentuk segmen bronchus Differensial lobus Dibentuk alveolus Dibentuk Surfaktan Struktur Matang
A P G A R
: Rupa (warna kulit) : Nadi/frekuensi jantung : Menyeringai (akibat reflek kateter dlm hidung) : Keaktifan/tonus otot : Pernafasan
Nilai
A P
G A
Pucat
Tdk ada
Tdk ada
Lumpuh
Tdk
Menangis kuat
JUMLAH
kriteria sbb : Nilai APGAR 7 10 : Bayi normal Nilai APGAR 4 6 : Asfiksia ringan sedang Nilai APGAR 0 3 : Asfiksia berat
Bila nilai APGAR dlm 2 mnt tdk mencapai nilai 7, maka
RESUSITASI
PENGERTIAN Adl suatu tindakan yg dilakukan u/ mencegah tjdnya kematian atau kecacatan (mencegah progresifitas dari asfiksia)
INDIKASI
Adanya depresi pernafasan dan sirkulasi yg mengarah ke kondisi bayi tidak bugar
primer, tekanan darah akan tetap bertahan Kebanyakan bayi baru lahir berada dalam keadaan antara apneu primer dan apneu sekunder Seringkali keadaan yang membahayakan ini dimulai sebelum atau selama proses persalinan, sehinggasaat lahir sulit bagi kita untuk menilai sudah berapa lama bayi tersebut dalam keadaan bahaya Cepat lambatnya pulihnya tanda vital, menunjukkan lamanya tanda kegawatan bayi
PENATALAKSANAAN RESUSITASI
A. Langkah Awal (dilakukan dlm 30 dtk) 1. Jaga posisi bayi ttp hangat selimuti bayi 2. Atur posisi bayi kepala sedikit ekstensi 3. Isap lendir bayi hisap lendir dr mulut dulu baru hidung. 4. Keringkan & Rangsang bayi keringkan mulai muka,kepala & bagian tubuh lain dg sedikit tekanan. Lalu lakukan rangsangan taktil.
5. Atur kembali posisi kepala & selimuti bayi ganti kain yg basah dg yg kering selimuti kecuali muka & dada,kepala bayi sedikit ekstensi. 6. Penilaian bayi berdasarkan 3 gejala yg sangat penting : usaha bernafas,frekuensi denyut jantung & warna kulit.
REAKSI PENGHISAPAN
Reaksi penghisapan dpt dilihat dr reflek pd saat jln
nafas dibersihkan. Apabila bayi dlm keadaan menyeringai, batuk/bersin reaksi penghisapan baik.
frekuensi denyut jantung. Bila bayi Apnoe/sukar bernafas lakukan rangsangan taktil, beri O2 berkonsentrasi 100% kecepatan 5 liter/mnt bila stlh beberapa dtk tdk tjd reaksi atas ransangan taktil mulai pemberian VTP
bernafas spontan teratur lanjutkan menilai warna kulit. Bila frekuensi denyut jantung < dr 100x/mnt, wlaupun bayi bernafas spontan indikasi dilakukan VTP. Apabila denyut jantung tdk dpt dideteksi epinefrin diberikan, saat yg sama VTP & kompresi dada dimulai.
100x/mnt #. VTP dilanjutkan dgn memantau frekuensi denyut jantung bayi. #. Apabila frekuensi denyut jantung bayi < 60x/mnt mulai kompresi dada. Apabila frekuensi denyut jantung bayi < 60x/mnt VTP dilanjutkan periksa ventilasi apakah adekuat & O2 yg diberikan benar 100% segera mulai kompresi dada.
bernafas spontan & frekuensi denyut jantung bayi > dr 100x/mnt. Apabila terdpt sianosis sentral O2 tetap diberikan Apabila sianosis perifer O2 tdk perlu diberikan.
sungkup & tabung oksigen. Kecepatan ventilasi 40 60x/mnt Tekanan ventilasi u/ nafas pertama 30 40 cmH2O, stlh nafas pertama butuh tekanan 15 20 cmH2O. Suara nafas didengar dg stetoskop adanya suara nafas dikedua paru2x mrpk indikasi bhw bayi mendpt ventilasi dg benar.
dipasang kateter orogastrik & ttp terpasang slm ventilasi krn selama ventilasi udara dr orofaring dpt msk ke dlm esofagus & lambung Alat yg dipakai ialah pipa orogatrik nomor 8F semprit 20ml.
KOMPRESI DADA
Kompresi dada dilakukan bagian bawah tulang dada
dibwh garis khayal yg menghubkan kedua putting susu bayi Rasio kompresi dada & ventilasi dlm 1 mnt ialah 90 kompresi dada & 30 ventilasi (rasio 3 : 1) kompresi dada dilakukan 3x dlm 1 dtk & dtk u/ ventilasi 1x
MEMBERIKAN OBAT-OBATAN
Obat2xan diberikan bila Frekuensi jantung bayi ttp
dibawah 60x/mnt wlaupun telah dilakukan ventilasi adekuat (dg O2 100%) & kompresi dada u/ paling sedikit 30 dtk atau Frekuensi Jantung Nol. Dosis obat obat didasarkan pada BB bayi Vena umbikalis ialah t4 yg dipilih u/ pemberian obat Epinefrin ialah obat pertama yg diberikan.
10.000 diberikan IV / memakai pipa endotrakeal. Volume expanders digunakan u/ menanggulangi efek hipovelemia.dosis 10 ml/kg diberikan IV dg kecepatan pemberian wkt 5 10 mnt.
LAHIR
Bersihkan dari mekoneum? Bernafas/menangis? Tonus otot baik Warna kulit merah Cukup bulan?
YA
Perawatan rutin: Memberi kehangatan Membersihkan jalan nafas Mengeringkan Berikan kehangatan Posisikan, bersihkan jalan nafas Keringkan, rangsang, perbaiki lagi posisi Beri Oksigen (bila perlu)
TIDAK
Evaluasi pernafasan. Frekuensi jantung, warna kulit
Apneu/ FJ <100
Berikan VTP
FJ >100 & kemerahan Perawatan supportif
FJ <60
Berikan VTP Lakukan kompresi dada Nilai efektifitas : Ventilasi Pertimbangkan ke mungkinan Pem,berian adrenalin Pertimbangkan kemungkinan: metabolik Hipovolemia asidosis berat
FJ >60
Berikan Epineprin
Pertimbangkan : Reflek neuromuskular pernafasan Malformasi jalan nafas Gangguan pada jalan nafas, seperti : pneumothoraxs, hernia diafragmatika Penyakit jantung bawaan FJ <60/ sianosis menetap atau gagal memberi VTP