You are on page 1of 264

Hematologi

Bagian / Instalasi Patologi Klinik FK UNSYIAH

2011

HEMATOLOGI : adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang komponen darah sel-sel darah dan kelainan-kelainan fungsional nya

DARAH
AIR CAIR ZAT TERLARUT DARAH ERITROSIT SEL LEKOSIT TROMBOSIT PROTEIN KARBOHIDRAT LIPID MINERAL VITAMIN ENZYM DLL

Fungsi darah secara umum :

Untuk media transportasi Memelihara keseimbangan air Mengatur keseimbangan asam basa Mengatur suhu tubuh

ERITROSIT : DIPRODUKSI DI SUMSUM TULANG

( DEWASA )
HORMON ERITROPOEITIN ( CORTEKS RENALIS ) HIDUP DALAM SIRKULASI DENGAN WAKTU PARUH 120 HARI TDD : 65 % AIR DAN 33 % Hb

HEMOGLOBIN : TERDAPAT DALAN ERITROSIT FUNGSI: Mengikat O2 CO2 (Jar Paru) Sel (jar)

TDD: 4 RANTAI POLIPEPTIDA ( 22 )

SINTESA HEMOGLOBIN

Hb terdiri dari :
- 4 rantai poli peptida yang masing mengandung heme - 1Mol Hb tdd 2 ps polipeptida - setiap polipeptida tdd ssn as amino - Gen globin tersusun 2 kelompok,

- ,,, pada khromosome 11 dan


- , pada khromosome 16 - 65 % Hb disintesa pada eritroblas dan 35 % pada

stadium retikulosit
- Sintesa Heme terjadi pad mitokhondria

HEMOGLOBIN NORMAL PADA ORANG DEWASA


HbA STRUKTUR NORMAL (%) 22 96 98 HbF 22 0,5 0,8 HbA2 22 1,5 - 3,3

BAHAN YANG DIPERLUKAN

- ASAM AMINO / PROTEIN


- MINERAL : BESI, MANGAN, KOBALT,Cu, Zn - VITAMIN : B12, AS.FOLAT, AS. PANTOTENAT - HORMON : ERITROPOIETIN, TIROXIN DAN ANDROGEN

NILAI NORMAL HEMOGLOBIN : Laki-laki dewasa 13,0 17,5 gr/dl Wanita dewasa 12,3 15,3 gr/dl Baby 15,2 23,5 gr/dl Infant 10,8 - 12,8 gr/dl Anak-anak 11,1 14,3 gr/dl

METODE PEMERIKSAAN Hb : SAHLI :

MANUAL
VISUAL

SIANMETH HEMOGLOBIN
MANUAL FOTOMETER

ANEMIA gejala-2 / sindroma


Hb PCV Juml.Eri Hipoksia : Otak - konsentrasi,lesu Otot - letih,lelah Kompensasi : -heart ratekardiomegali -payah jantung -prioritas flow (acral dingin)
13

Pendekatan pada pend.Anemia :


Anamnesis : onset gejala,tanda2 perdarahan, obat2(rutin/tradisional),pekerjaan,hobby, riwayat perjalanan, riwayat keluarga, diet, keluhan gastrointestinal,pola haid,riwayat kehamilan/partus, alkohol, dll Pemeriksaan fisik : kepucatan konjungtiva, bibir/ mulut/ lidah / gusi,kuku,rambut,ikterus, petekhiae, hepar / lien,kelenjar limfe,rectal/vaginal toucher, kaki(ulkus,arthritis)
14

Pemeriksaan Laboratorium&Penunjang: - Full blood count bukti adanya anemia (Hb, PCV, Eri) & kelas anemia (MCV/ MCH/ MCHC) - Hitung retikulosit refleksi respons sum. tulang - Status besi (Besi Serum,TIBC,% saturasi transferrin, cadangan besi) - Kimia darah (bilirubin direk/total),Urine dan Tinja .
15

-Pemeriks aan radiologik (X-foto, USG, MRI) -Pemeriksaan kardiologi (EKG, Treadmill, Echokardiografi)

Penting ! :
- Buktikan adanya Anemia (Hb,PCV,Eri) - Tentukan jenis anemianya - Tentukan kausa anemianya
16

17

18

ANEMIA
PENYEBAB: 1. Blood loss ; akut, menahun

2. Nutritional :
- Def : B12, As. Folat &Zat Besi 3. Kegagalan sumsum tulang: - aplastik / hypoplastik : - Radiasi - Keganasan - Toksis

LANJUTAN 4. Hemolitik : Herediter : kelainan membran, kelainan enzim dan hemoglobinopathi Didapat : kelainan imunologik, infeksi, zat kimia dll

KLASIFIKASI ANEMIA :
1. Berdasarkan proses/mekanismenya : - Anemia krn gangguan produksi bisa pada SIH disum.tulang produksi semua sel drh terganggu (anemia/ lekopenia / trombositopenia = pansitopenia) , atau krn hambatan produksi eritropoitin dari ginjal (anemia krn gagal ginjal kronik)

21

- Anemia krn destruksi eritrosit : pada anemia hemolitik . - Anemia krn hilangnya darah : anemia pada perdarahan akut / kronik .
ii. Berdasarkan patofisiologinya :

- Anemia krn gangguan pada SIH (Anemia Aplastik)


22

- Anemia Krn Gangguan Proliferasi

Normoblast : bisa krn gangguan metab.DNA (pada anemia megaloblastik) atau karena sintesis Epoitin terhambat pada gagal ginjal kronik - Anemia krn gangguan sintesis Hb atau maturasi normoblast (anemia defisiensi Fe , Nutrisi, Protein) atau krn infeksi (bakteri, Virus, jamur,parasit) / radang .

- Anemia krn hemolisis (An.Hemolitik) - Anemia krn perdarahan akut/kronis


23

III. Berdasarkan morfologi Eritrosit : - Klasifikasi anemia dpt ditentukan dari morfologi eritrosit (Ukuran dan Warna / kepucatan), yaitu dari pengamatan dibawah Mikroskop atau dengan kalkulasi Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC) - Kriteria ukuran: Normositik, mikrositik, makrositik - Kriteria warna: Normokromik, hipokromik

24

- Menentukan ukuran eritrosit : * ukuran eri dibandingkan dg inti limfosit kecil : bila sama = normositik lbh kecil = mikrositik lbh besar = makrositik * ditentukan dgn MCV(Mean Cell Volume) MCV= PCV/Eri X 1000 (fL) (1 fL=10-12L= 1m3) Normal : dewasa= 80-100 fL Anak<1 thn = 76- 86 fL MCV normal = normositik MCV < normal=mikrositik MCV > normal=makrositik 25

Bandingkan ukuran eritrosit dengan inti limfosit kecil .

26

Menentukan warna eritrosit :


- ditentukan dari diameter central pallor(CP) dibandingkan thdp diameter eritrosit . - CP terjadi krn bentuk eritrosit yg bikonkaf sehingga CP krn tipis dan kandungan Hb lbh sedikit akan tercat lebih pucat . CP 1/3 Diameter eri = normokromik CP> Diameter eri = hipokromik
27

28

- Eritrosit dgn central palor(CP)nya perhatikan


perbandingan CP dgn diameter eritrosit

29

- Warna ditentukan dari MCH (Mean Cell Hb) : MCH= Hb/Eri (pg) Normal: dewasa MCH=27-32 pg anak-2 - MCH=23-31 pg (1pg=10-12g=1g) MCH= normal normokromik MCH< normal hipokromik - MCHC(Mean Cell Hb Concentration) : MCHC=Hb/PCV (g/dL) Normal: MCHC = 32-36 g/dL

30

Klasifikasi Anemia berdasarkan morfologi: I. Anemia Hipokromik-Mikrositik II. Anemia Normokromik-Normositik III. Anemia Makrositik

31

- Gambaran hapusan Hipokromik-Mikrositik

32

- Gambaran hapusan NormokromikNormositik , perhatikan perbandingan ukuran eritrosit dengan inti limfosit kecil .

33

- Gambaran hapusan Makrositik , disini tampak oval-makrosit, ciri yang dapat dijumpai pada Anemia Megaloblastik

34

Anemia Hipokromik-Mikrositik
- Semua keadaan yg menurunkan sintesis Hb memberikan gambaran hipokromikmikrositik .

- Anemia Kurang Besi (AKB) adalah penyebab tersering dari kasus-2 anemia dan Anemia Hipokromik-Mikrositik harus diperhatikan juga kausa2 lainnya (DD) sebelum menegakkan diagnosis AKB
35

LEKOSIT Lekosit merupakan satu unit yang aktif dari sistem pertahanan tubuh. Dibentuk disumsum tulang dan jaringan limfe selanjutnya masuk kesirkulasi dan mulai menjalankan fungsinya

Fungsi lekosit :
Khemotaksis
Fagositosis Membunuh dan mencerna bakteri

Jenis-jenis lekosit : 1. Polimorfonuklear : Neutrofil Eosinofil Basofil

2. Mononuklear
Limfosit Monosit

Nilai rujukan jumlah lekosit :


Nilai normal
Laki2 dan wanita Anak2 s/d 10 thn

SI Unit
( sel x 109 perliter )
4,0 10,0 4,0 10,0

Traditional units
( Sel per mm3 )
4000 10 000 4000 10 000

Anak2 3 thn
Infant ( 3 9 bln ) Bayi baru lahir

4,0 11,0
4,0 15,0 10,0 20,0

4000 11 000
4000 15 000 10 000 20 000

KELAINAN LEKOSIT

KELAINAN JUMLAH 1. LEKOSITOSIS

KELAINAN MORFOLOGI 1. GRANUL TOKSIK

RINGAN JLH LEKOSIT : 10 15 .103/l SEDANG JLH LEKOSIT : 15 20 .103/l

2. BADAN DOHLE
3. BATANG AUER 4. HIPERSEGME NTASI

BERAT JLH LEKOSIT : 20 50 .103/l

Pengambilan Sampel Darah, Kadar Hb dan Hitung Lekosit

41

Pengambilan Sampel Darah :


Antikoagulansia : Ethylene Diamine TetraaceticAcid (EDTA) - Macam : - Sodium EDTA (Na2EDTA) - Potassium EDTA (K2, K3EDTA) - Lithium EDTA - Cara Kerja : - chelating agent - Dosis : - 1-2 mg untuk 1 ml darah - Penyiapan : buat larutan EDTA 10% dlm aquadest bagi dalam botol-2 @ 20 L (~ 2 mgEDTA) keringkan ( 1 btl utk 2 ml darah)
42

Sodium Citrate :
- Konsentrasi :0.109 M (3.2%), 3.8%

- Dosis : 1. LED Westergren 4 vol drh : 1 vol Sitrat 2. Faal Hemostasis - 9 vol drh : 1 vol Sitrat Heparin : - Untuk pemeriksaan OFT dan Mikrohematokrit - Dosis : 1 mg (0.1 0.2 ml larutan) atau 10-20 IU heparin / ml darah .

43

Pengambilan sampel darah :


Cara : 1. Tusuk Kulit (untuk vol drh < 0.5 ml) 2. Vena

Pendekatan : - Teliti pemeriksaan yg diminta tentukan vol drh yg akan diambil dan macam sampel drh yg diperlukan . - Persiapan pasien : puasa ? Brp lama ? Obat2 yg perlu dihindari ? - Jelaskan prosedur yg akan dilakukan (terutama pd anak2), beri posisi yg paling enak utk pasien .

44

Pengambilan sampel tusuk kulit :


Lokasi : - ujung jari III-IV tangan - Cuping telinga - Tumit dan ibujari kaki (pada bayi)

Bahan / Alat :
- Lancet steril / autoclick - Kapas alkohol 70% - Botol / tempat penampung
45

Prosedur : - Desinfeksi dgn alkohol 70% - Fiksasi - Penusukan (cepat, tepat, tegak lurus) Peringatan :

- Tetes darah pertama yg keluar dihapus - Jangan dipijat-pijat .


46

47

48

49

50

51

52

53

54

Darah Vena
Lokalisasi : - vena superficial, cukup besar, fiksasi baik (V.Mediana Cubiti ,vv.dorsum manus) Bahan & Alat : - Semperit & jarum steril (no. 18-21) - Kapas alkohol 70% - Tourniquet - Penampung : tabung/botol (plain , anticoagulated)

55

Prosedur :

- periksa form permintaan persiapan sesuai permintaan klinisi (persiapan penderita, semperit, penampung, antikoagulansia) beri label pd semua tabung2/botol2 penampung .
- Tentukan lokasi penusukan, periksa , kalau perlu lakukan pembendungan di proksimal lokasi vena (jangan terlalu lama, < 1 menit)

56

57

58

59

Desinfeksi lokasi penusukan dgn kapas alkohol 70%, sirkular, mulai dari pusat keluar (perifer) Fiksasi vena dgn ibu jari tangan kiri pada bagian distal lokasi penusukan . Penusukan : - arah jarum sejajar dgn arah vena dan sedatar mungkin (bentuk sudut < 300), lubang jarum bisa menghadap keatas/kebawah .

60

61

62

63

64

65

66

Bila arah tepat, tampak darah memasuki pangkal jarum isap darah pelan2 sampai tercapai jumlah yg dikehendaki lepaskan bendungan , tekan tempat penusukan dgn kapas cabut jarum pelan2 dan angkat lengan (lebih tinggi dari dada) sambil tetap menekan luka tusukan . Lepaskan jarum dari semperit, tampung darah kedalam penampung (alirkan pelan2 melalui tepi dinding dalam tabung/botol), goyang penampung pelan2 pd yg dgn antikoagulan .

67

Penentuan Kadar Hb
Ada beberapa cara penentuan kadar Hb : 1. Metode Berat Jenis (metode Cupri-Sulfat) 2. Metode Gasometrik (O2 atau CO) 3. Metode Kimia (kadar Fe dari Hb) 4. Metode Kolorimetrik

68

Metode Kolorimetrik :
1. Direct Matching methods (Tallqvist) 2. Metode Hematin-Asam (Sahli)

3. Metode Hematin-alkali
4. Metode Oksihemoglobin 5. Metode Sianmethemoglobin
69

Metode Hematin-Asam (Sahli) :


Prinsip : - darah + lar.asam lemah (HCl 0.1N) hematin asam diukur kadarnya dgn membandingkan warna lar.hematin-asam dgn warna standar secara visual . Bahan & Alat : - Hb-meter Sahli

70

Hb-meter Sahli terdiri dari :


1. Gelas standar berwarna coklat 2. Tabung Sahli berskala (g% dan %) 3. Pipet Sahli (volume 20 L) 4. Pengaduk gelas 5. Pipet Pasteur 6. Larutan HCl 0.1N 7. Aquadest

71

72

Prosedur Kerja :
- Tab.Sahli diisi dgn lar.HCl 0.1N sampai tanda 2 g% . - Darah tusuk-kulit (langsung) atau darah-EDTA dihisap kedalam pipet Sahli sampai tepat tanda 20 cmm - Bagian luar pipet Sahli dibersihkan dari sisa darah .

73

- Tiup 20 cmm darah dari pipet kedalam lar.HCl dlm tabung Sahli, hati2 sambil dibilas beberapa kali bersama lar.HCl 0.1N - Campur rata lar.darah-HCl 0.1N , dan tunggu 10 menit sampai terbentuk lengkap hematinasam . - Encerkan lar.hematin-asam dgn aquadest sampai warnanya sama dgn warna kacastandar dari kotak Sahli baca tepi meniskus larutan pd skala didinding tabung Sahli (dlm g%)

74

Perhatikan : warna kaca-standar mudah berubah (karena waktu, suhu, sinar matahari) sewaktu-waktu harus dikaliberasi (dibandingkan dengan metode-rujukan SianmetHb) ditentukan Faktor-Koreksi nya (pada kotak Sahli biasanya ditempelkan nilai Faktor-Koreksi yang berlaku saat itu)

75

Cara menentukan Faktor-Koreksi :


1. Periksa sedikitnya 10 sampel darah dgn cara Sahli dan SianmetHb (yg sudah di kaliberasi) 2. Hitung rata-2 nilai Hb dari cara Sahli (misalnya X g%), dan nilai Hb cara SianmetHb (misalnya Y g%)

76

3. Nilai yg dianggap benar (SianmetHb = Y) = Faktor-Koreksi x nilai Hb-Sahli (= X)

Y=FxX

F=Y:X
4. Tiap kali mendapatkan nilai Hb dari Sahli, harus dikalikan dgn Faktor-Koreksinya (F)

77

Angka Kesalahan :

Angka kesalahan = 5 10%, karena : 1. Faktor Alat : - vol.pipet kurang tepat - warna kaca standar - kadar tepat larutan HCl 2. Faktor manusia : - pengambilan darah - penglihatan petugas - bias (intensitas warna)
78

Cara Sianmethemoglobin :
Alat : spektrofotometer Reagensia : R/ NaHCO3 1.0 g KCN 50.0 mg K3Fe(CN)6 200.0 mg Aquadest 1000.0 ml Modifikasi : tambahkan detergent (Sterox-SE, Nonidet P40, Saponic-218, Triton X-100) utk lebih melisiskan eritrosit mengurangi kekeruhan (pH 7.0-7.4) dan reaksi lbh cepat 79 (< 5 men)

Prinsip : darah + lar.drabkin Hb , + K3Fe(CN)6 MetHb . MetHb + KCN SianmetHb

Prosedur : 1. 20 l darah masukkan kedalam tabung berisi 5 ml lar.Drabkin ( dilusi 1:250 ) 2. Campur baik-2, biarkan 10 menit kuvet 3. Baca absorbans pd spektrofotometer ( = 540 nm ) dgn lar. Drabkin sbg blanko .
80

4. Masukkan kedalam kuvet lain, lar.standar HiCN yg telah diketahui kadarnya , dan baca absorbansnya pada = 540 nm . Kalkulasi : Abs sampel

Kdr Hb (g/dl) =
Abs standar

x kdr stdr HiCN

Atau dari beberapa kadar lar.Standar HiCN (Standar HiCN pd berbagai pengenceran) dpt dibuat KurvaStandar Hb

81

Hitung Sel Darah :


Metode : I. Cara Langsung (Direk) - dgn Kamar Hitung - dgn Alat Hitung Sel Elektronik II. Cara Tidak Langsung (Indirek) - dgn evaluasi darah tepi

82

Cara Hitung Manual dgn Kamar Hitung :

Prinsip :

darah diencerkan dgn lar.pengencer tertentu sel-2 dlm larutan dihitung dalam Kamar Hitung , dibawah mikroskop .

83

Alat dan Bahan :


1. Kamar Penghitung (Improved Neubauer) 2. Pipet / pipet Thoma (utk lekosit dan eritrosit) 3. Lar.Pengencer : - Hayem - Turk - As.asetat glasial - Rees-Ecker

- utk eritrosit - utk Lekosit - utk lekosit - utk trombosit

84

Kamar Penghitung Improved Neubauer :


Kamar penghitung ini punya 2 alur (got) & 2 pematang dan dlm kamar penghitung ini ada 2 Area-Penghitung

Tiap Area-Penghitung mempunyai : - 1 kotak besar (3x3 mm2), terbagi atas 9 kotak (@ 1x1 mm2), dan 4 dari 9 kotak ini , yg terletak disudut kiri & kanan atas , serta sudut kiri & kanan bawah merupakan kotakpenghitungan untuk Lekosit (Kotak-W)
85

- kemudian 1 dari 9 kotak, yg terletak ditengah, dibagi lagi atas 25 kotak-kecil @ 0.2x0.2 mm2 ; dari 25 kotak-kecil ini, 5 kotak diantaranya , yaitu yg terletak 2 kotak disudut kiri-kanan atas, 2 kotak disudut kiri-kanan bawah dan 1 kotak dibagian tengah merupakan kotakpenghitungan untuk Eritrosit (Kotak-E)

86

87

88

Bila diatas kamar-penghitung ditutup dengan gelas penutup jarak antara gelas-penutup dengan dasar kotak-penghitung = 0.1 mm
Dengan demikian, volume kotak-kotak penghitung diatas adalah : Vol.Kotak Lekosit (W) = 1x1x0.1 = 0.1 mm3 Vol.Kotak Eritrosit (E) = 0.2x0.2x0.1 = 0.004 mm3

89

90

Prinsip Kerja :
Darah tusuk-kulit/darah EDTA diencerkan dalam lar.pengencer tertentu (1:20 utk lekosit dgn Pipet Thoma utk lekosit ; 1:200 utk eritrosit dgn pipet Thoma utk eritrosit) campur baik-2 Masukkan lar.darah kedalam Kamar-Penghitung melalui tepi gelas-penutup sampai tepat mengisi Daerah-Penghitung amati dibawah mikroskop (Obj.10x utk lekosit ; 45x untuk eritrosit dan trombosit)
91

92

93

Prosedur Kerja :
Hisap darah tusuk-kulit / EDTA dgn pipet Thoma untuk Lekosit atau Eritrosit , sampai tanda 0.5

Lanjutkan dgn menghisap lar.pengencer kedalam pipet Thoma (utk Lekosit atau Eritrosit) diatas , sampai tanda 11 utk lekosit (pengenceran 20x ?) dan sampai tanda 101 utk eritrosit (pengenceran 200x ?)
94

95

96

97

98

Setelah itu , campur baik-2 darah dan lar.pengencer yg berada dalam bag.perut pipet Thoma (perhatikan cara mengocok pipet tsb)
Setelah tercampur baik , buang 4-5 tetes larutan yg ada dalam batang pipet Thoma (bagian ini tidak mengandung darah , jadi harus dibuang) Selanjutnya masukkan lar.darah dlm pipet Thoma kedalam kamar-hitung , sampai mengisi dgn tepat seluruh area-penghitungan .
99

100

101

Buang beberapa tetes larutan yg ada dlm batang pipet

102

103

104

105

Untuk memudahkan penghitungan sel , biarkan kamar-hitung beberapa saat agar sel-2 darah mengendap pada dasar area-penghitungan , dengan meletakkannya pada petri-dish yg berisi kertas tissue basah / lembab (menjaga agar lar.darah pada kamar-hitung tidak kering) Lihat kamar-hitung dibawah mikroskop dan perhatikan distribusi sel2 dalam kotak2penghitungan harus merata .

106

107

108

109

Hitung jumlah sel dlm Kotak-Penghitungan :


Lekosit hitung dlm 4 Kotak-W Eritrosit hitung dlm 5 Kotak-E Trombosit hitung dlm 4 Kotak-W

110

111

Kalkulasi :
Prinsip pada Hitung Sel Darah dgn Kamar-Hitung :
1. Volume lar.darah dalam Kotak-Penghitungan harus diketahui . 2. Besarnya pengenceran 3. Jumlah sel yang terhitung dalam Kotak Penghitungan yang ditentukan .
112

1. Volume lar.darah pada Kotak-Penghitungan : Vol. 4 kotak-W = 4x0.1 = 0.4 mm3 Vol. 5 kotak-E = 5x0.004 = 0.02 mm3

2. Besarnya Pengenceran : (pengenceran dgn Pipet Thoma) Pengenceran lekosit = 20x Pengenceran eritrosit & Trombosit = 200x

113

3. Jumlah sel darah yg terhitung dlm KotakPenghitungan : Juml.Leko dlm 4 kotak-W mis = P/0.4 mm3 Juml.Eri dlm 5 kotak-E mis = Q/0.02 mm3 Juml.Trombo dlm 4 kotak-W mis = R/0.4 mm3

Maka jumlah sel / mm3 darah :

Lekosit = 1/0.4 x 20 x P = 50 P/mm3


Eritrosit = 1/0.02 x 200 x Q = 10.000 Q/mm3

Trombosit = 1/0.4 x 200 x R = 500 R/mm3


114

Hitung Sel Direk dgn Alat Hitung Sel Elektronik :


Ada 2 cara :

1. Cara Impedansi Elektrik :


- prinsip : larutan sel darah dialirkan melalui apertura yg punya 2 elektroda pada kedua sisinya, sehingga sel dlm larutan yg bersifat konduktor akan memberikan pulsa resistensi saat me lalui apertura tsb.
Jumlah pulsa = jumlah sel yg lewat apertura ;

Tinggi pulsa = volume sel .


115

Gbr 1. Diagram Skematis Impedansi-Elektrik

116

2. Cara Sitometri-Arus (Flow Cytometry) : Prinsip : - sel dalam larutan darah dialirkan melalui flow-cell yg diberi sinar sinar tsb akan dipendarkan oleh sel dan pendaran sinar ditangkap oleh reflektor2 tertentu yg akan membaca ukuran sel, kepadatan sel (inti maupun granula2 didalamnya)

117

Gbr 2.Skema metode Sitometri-Arus

118

Hitung Sel Cara Indirek ( dari Hapusan Darah Tepi ) :


Dari hapusan darah tepi dapat diperkirakan jumlah lekosit dan trombosit (rendah / normal / tinggi) berdasarkan jumlah rata2 lekosit dan trombosit perlapangan pandang dibawah mikroskop . Luas lapangan pandang sangat menentukan rata2 jumlah sel, dan ini sangat tergantung dari jenis mikroskop yg digunakan (FN-nya)
119

Ada beberapa macam mikroskop dgn FN tertentu ; makin besar FN, makin luas lapanganpandangnya .
Untuk memperkirakan jumlah sel : - Trombosit (dgn obyektif 100x, miny.imersi) * utk FN-18 : trombo dlm 18 lp x 1000 = trombo/mm3 * utk FN-22 : trombo dlm 11 lp x 1000 = trombo/mm3

120

Untuk Lekosit (dgn obyektif 10x) : - Utk FN-18 * bila didapatkan lekosit/lp antara 1535 normal * atau : jumlah lekosit dlm darah = rata2 juml lekosit/lp x 300 . - Utk FN-22 * bila didapatkan lekosit/lp antara 22 50 normal . * atau : jumlah lekosit dlm darah = rata2 juml lekosit/lp x 200
121

Hitung Eritrosit , Trombosit dan Retikulosit :

Praktikum Hema-2

122

Hitung Eritrosit dan Trombosit menggunakan Kamar-Hitung Improved Neubauer sudah dijelaskan dalam penerangan Praktika Hema-1

123

- Retikulosit :
Retikulosit = Eritrosit muda, tak berinti, mengandung sisa ribosom & RNA yang bereaksi dgn cat Brilliant Cresyl Blue (BCB) atau New Methylene Blue (NMB) membentuk presipitat granul / filamen berwarna hijau-biru . Reaksi terjadi pada eritrosit hidup (belum difiksasi = supravital) Karena lebih muda ukuran > eritrosit
124

Hitung Retikulosit :
Prinsip : - darah dgn pengecatan supravital hitung banyaknya retikulosit dibandingkan terhadap 1000 eritrosit dinyatakan dlm persen (%) atau permil () Reagensia : - Lar. Brilliant Cresyl Blue (BCB) 1% - Lar. New Methylene Blue (NMB) 1%
125

Prosedur :
- darah tusuk-kulit / EDTA dicampur sama banyak dgn cat supravital (BCB 1%) utk darah yg anemis, jumlah cat dikurangi (2 darah : 1 BCB) , campur baik-baik 15 menit .

126

Buat sediaan Retikulosit : 1. Sediaan kering :

- buat hapusan darah dari darah-BCB - setelah kering bisa langsung diamati dibawah mikroskop atau cat ulang dgn cat Wright (obyektif 100x, minyak imersi)

127

2. Sediaan basah : - teteskan 1 tetes darah-BCB diatas gelas obyek dan tutup dgn gelaspenutup . - bila perlu tutup tepi gelas-penutup dengan vaselin . - periksa dibawah mikroskop (obyektif 100x, minyak imersi)

128

Kalkulasi :
- hitung 1000 eritrosit dan catat berapa retikulosit yg dijumpai diantaranya (dalam % atau ) - hati2 : - bedakan dgn benda-inklusi HbH - granula trombosit dan lekosit tercat juga sering dikelirukan dgn retikulosit . - angka kesalahan (CV) = >25%
129

130

Tahap maturasi retikulosit menurut Heilmeyer

131

- Inklusi HbH (4) pada HbH Disease tampak dgn


pengecatan BCB (bedakan dengan retikulosit)

132

Tabel 1. Jumlah eritrosit dihitung dan presisi retikulosit


Hitung retik(%) 1 3 5 10 20 30 40 CV 2% 27,700 11,100 7,750 5,000 4,000 3,500 3,000 CV 5% 4,500 1,350 1,100 900 650 550 500
133

Pada Anemia didapat bias dlm penghitungan retikulosit krn jumlah eritrosit relatif rendah sehingga jumlah retikulosit yg terhitung relatif tinggi perlu koreksi : PCV penderita Corrected Retic =% Retik x --------------------PCV normal

(PCV normal = 50% ; = 40%)

134

Pada kondisi tertentu Corrected Retic msh blm menggambarkan eritropoisis krn pengaruh Shift Retic (retik yg berada di darah tepi lebih lama sebelum menjadi eritrosit matur) Besarnya shift sebanding dgn rangsangan eritropoitin .

Koreksi : Corrected Reticulocyte Indeks Prod.Retik = --------------------------------(IPR) Maturation Time (didarah tepi)

135

- Pemeriksaan Retikulosit :
1. Cara manual : - Pengecatan dgn Brilliant Cresyl Blue (BCB) atau New Methylene Blue (NMB) 2. Cara Otomatik : - Dengan alat hitung sel darah elektronik (otomatik)
136

CV of Manual & Automatic Retic.count.:

CV Manual Reticulocyte 1%
Reticulocyte 9%

CV Automatic 6.4%
5.8%

47.3%
27.2%

137

Pembuatan Hapusan Darah Tepi, Pengecatan , dan Hitung Jenis Lekosit

Praktikum Hema-3

138

Hapusan Darah Tepi :

Cara membuat hapusan darah : 1. Alat : - Gelas obyek - Gelas penggesek (tepi rata, bersih)

2. Teknik : - 1 tetes darah tusuk-kulit/darah-EDTA pada salah satu ujung gelas-obyek . - tempatkan tepi gelas penggesek dgn sudut 300 didepan tetesan darah

139

- geser gelas-penggesek hingga tepinya menyentuh tetesan darah biarkan darah menyebar rata disepanjang tepi gelaspenggesek .

- gesek dgn cepat gelas-penggesek kedepan sehingga seluruh darah pada tepinya tergesek merata pada gelas-obyek .
- keringkan hapusan diudara/ditiup-tiup

140

141

- Sudut penggesekan dgn gelas obyek dan HDT


yang ideal dgn counting area nya :

142

Tebal hapusan tergantung pada :


- Gerak pelan , sudut < 300 hapusan tipis

- Gerak cepat , sudut > 300 hapusan tebal


Hapusan darah ini siap untuk pengecatan yang dikehendaki .

143

Bagaimana bila tetesan darah terlalu banyak / tebal ? Utk menghindari hapusan yg terlalu tebal , setelah tepi gelas-penggesek menyentuh tetesan darah dan darah telah merata ditepinya , kita angkat dan pindahkan posisi tepi gelaspenggesek lebih kedepan dan baru kemudian kita gesekkan kedepan .

144

145

Pengecatan Hapusan Darah Tepi :


Untuk pengecatan rutin hapusan darah tepi, dapat dipakai beberapa macam cat Romanowsky :

- Giemsa - Wright - May-Grunwald-Giemsa, dll

146

Pengecatan dgn cat WRIGHT :


Cat Wright terdiri dari - cat Wright yg mengandung Eosin dan Methylene Blue , dgn pelarut methanol . - larutan buffer phosphate (pH=6.4) dgn komposisi : KH2PO4 . 6.63 g Na2HPO4 .. 3.20 g Aquadest ad .. 1000 ml
147

Teknik Pengecatan :
Hapusan darah kering difiksasi dgn meneteskan cat Wright menutupi rata hapusan darah selama 2 menit . Lanjutkan dgn meneteskan larutan buffer sama atau 1.5 kalinya diatas cat Wright . Campurkan cat dan buffer dgn meniup-niup diatasnya sampai timbul warna metalik (metallic sheen) tunggu 20 menit
148

149

150

151

152

Cuci hapusan dgn air / aquadest diatas hapusan pd posisi hapusan mendatar sampai seluruh lapisan cat hanyut tercuci . Keringkan hapusan darah dgn memiringkannya pada satu sisi diatas kertas penghisap ( tissue paper)

153

154

Eritrosit akan tampak berwarna merah-jingga ; bila tampak lebih biru , bisa disebabkan karena pH buffer terlalu alkalis atau pencucian kurang bersih . Inti lekosit tampak berwarna ungu ; bila tampak lebih biru , ini disebabkan karena waktu pengecatan yg terlalu singkat .

Waktu fiksasi dan pengecatan harus ditetapkan setiap menggunakan bahan cat baru utk mendapatkan hasil pengecatan yg ideal .
155

Dari hapusan darah yg sudah tercat , dapat dilakukan pemeriksaan : 1. Hitung Jenis Lekosit (Differential Counting) 2. Evaluasi Hapusan Darah Tepi

156

Hitung Jenis Lekosit (Differential Counting) :


Hitung Jenis Lekosit dilakukan dgn mengamati dan mengidentifikasi paling sedikit 100 lekosit , dgn obyektif 100x dan dgn minyak imersi kemudian dikelompokkan dlm 6 jenis lekosit :

Eosinofil / Basofil / Netrofil-Batang (Stab=Band) / Netrofil-Segmen (PMN) / Limfosit / Monosit

157

158

159

160

1. mieloblas, 4. metamielosit, 6. N.Segmen, 8. Monosit

161

2. promielosit, 5. Stab.N, 6. Segmented N, 7. Eosinofil

162

3. Mielosit, 4. Metamielosit, 5. Stab N, 7. Eosinofil, 10. Normoblas ortokromik, 11. Netrofil ? ,

163

2. Promielosit, 3. Mielosit, 6. N.Segmen, 9. normoblas polikromatofilik .

164

Eosinofil Mielositik

165

Basofil

166

167

168

169

Prosedur Teknis :
Penghitungan dilakukan pada counting area , dimulai dari 1 tepi dan bergerak ketepi lain, kemudian pindah sejauh 2-3 lap.pandang kekiri atau kekanan dan menuju ketepi semula dan selanjutnya menyisir seluruh lap.pandang secara merata . Hit.Jenis dapat dilakukan dgn alat diff-counter atau secara manual dari tabel seperti :
170

1 Eos Baso Stab Segmen Limfo Mono Juml 10 /

3 / / /

5 /

9 /

10 /

% 4 1

5 59 27 4

//// //// / /// // // /// //// / 10 10

//// //// //// //// //// //// //// /// / /// / // /// /// // /// // /// / / /

10 10 10 10 10 10 10 100
171

Hasilnya dilaporkan sebagai : Eos / Baso / Stab / Segm / Lim / Mono 4 1 5 59 27 4


Dari hasil Hitung-Jenis, dapat ditentukan : - Eosinofilia - Limfositosis - Limfopenia - Monositosis - Shift to the left : pe stab dgn/tanpa lekositosis pd infeksi bakterial .
172

Evaluasi Hapusan Darah Tepi

Praktikum Hema-4
173

Evaluasi Hapusan Darah Tepi :


Evaluasi hapusan darah tepi dilakukan secara bertahap : 1. Pemeriksaan dgn Obyektif 10x 1.1. penilaian mutu hapusan darah : - lapisan darah cukup tipis eritrosit dan lekosit saling terpisah . - jangan ada endapan cat - sel2 tercat dgn baik - lekosit tdk menggerombol dibagian ekor .
174

1.2. Penaksiran jumlah lekosit, kesan hitung-jenis lekosit, dan ada/tidak sel-2 abnormal .

- penaksiran lekosit dilakukan pada counting area, tergantung dari jenis mikroskop yg dipakai (ukuran FN = Field Number nya)

175

- Utk FN-18 : bila jumlah lekosit per lap.pandang sekitar 15-35 juml.lekosit normal . Utk FN-22 : bila jumlah lekosit per lap.pandang sekitar 22-50 juml.lekosit normal
- Kesan hitung-jenis lekosit dpt dilakukan dgn mengamati beberapa lap.pandang hapusan .

176

2. Pemeriksaan dgn obyektif 100x dan dgn minyak imersi .


2.1 Eritrosit : Ukuran bandingkan ukuran eritrosit dgn inti limfosit kecil, laporkan normo / mikro / makrositik . Warna bandingkan diameter central pallor dgn diameter eritrosit laporkan normokromik atau hipokromik , anisokromia (double population)

177

178

- Eritrosit dgn central palor(CP)nya perhatikan


perbandingan CP dgn diameter eritrosit

179

- Gambaran hapusan NormokromikNormositik , perhatikan perbandingan ukuran eritrosit dengan inti limfosit kecil .

180

- Gambaran hapusan Hipokromik-Mikrositik

181

- Gambaran hapusan Makrositik , disini tampak oval-makrosit, ciri yang dapat dijumpai pada Anemia Megaloblastik

182

- Anemia Megaloblastik , perhatikan sel ovalmakrosit dan hipersegmentasi netrofil .

183

Bentuk :
perhatikan bentuk2 eritrosit seperti :

- Ovalosit - Sferosit - Schistosit (Fragmentosit) - Stomatosit - Sel Target - Tear Drop Cell - Sel Helmet (Bite cell) - Echinosit (Krenasi) - Akantosit
184

185

186

Benda inklusi eritrosit :


- normoblast - Howell-Jolly bodies - Basophilic stippling - Cincin dari Cabot - Heinz bodies - Granula siderotik (Pappenheimer bodies) - Parasit malaria (Plasmodium) - Bentukan Rouleaux - Otoaglutinasi

187

188

189

- Sferosit = eritrosit yang bundar, tercat lebih gelap dan ukurannya lebih kecil .Seringkali herediter .

190

- Leptosit = Planocyte ; eritrosit dgn CP yang luas (hampir sama dgn eritrosit)

191

- Ovalosit (eliptosit) = bentuk eritrosit yg oval seringkali herediter

192

- Stomatosit = eritrosit dgn CP berbentuk celah karena bentuk eritrosit yg seperti mangkuk .

193

- Sel Target = codocyte ; dibagian tengah CP didapatkan bagian yg tercat gelap .

194

- Sel Krenasi (crenated cell = Echinocyte)

195

- Gambaran Anisositosis = eritrosit dengan ukuran yang bervariasi .

196

- Fragmentosit = schistocyte , yaitu fragmen pecahan eritrosit (pada proses hemolisis)

197

- Acanthocyte = eritrosit dgn taju-taju yang runcing dan tidak beraturan panjangnya

198

- Tear Drop Cells = dacryocyte ; eritrosit berbentuk tetesan air .

199

- Formasi Rouleaux = tumpukan eritrosit seperti tumpukan uang logam (stalk of coins)

200

- Howell-Jolly body (tanda ) , adalah sisa inti dan


Pappenheimer bodies (tanda ) = granula siderotik yang mengandung besi (tercat dengan pengecatan besi atau = Siderosit)

201

- Basophilic stippling (tanda )- bintik2 inklusi basofilik


hasil agregat dari ribosom , menyolok pada keracunan timah (Lead intoxication)

202

- Heinz bodies : tampak dgn pengecatan supravital


(Methyl-violet), partikel presipitat Hb dgn lokasi dekat tepi membran eritrosit , tanda kerusakan oksidatif eritrosit .

203

204

Bila dijumpai normoblast dalam jumlah cukup banyak ( 10 dlm 100 lekosit), perlu dilakukan koreksi terhadap hasil hitung lekosit , karena inti normoblast akan ikut terhitung sebagai lekosit :

Tentukan jumlah normoblast dalam 100 lekosit , misalnya N .


Koreksi Lekosit = 100 / (100 + N) x Hit.Lekosit
205

2.2

Lekosit :
- dapat dilakukan Hitung Jenis Lekosit . - perhatikan adanya lekosit imatur (mieloblas smp metamielosit , limfoblas, monoblas) , adanya shift to the left , reaksi lekemoid . - perhatikan segmen netrofil , laporkan bila dijumpai hipersegmentasi (shift to the right) atau hiposegmentasi (pada anomaly Pelger-Het)
206

207

208

- Anemia Megaloblastik , perhatikan sel ovalmakrosit dan hipersegmentasi netrofil .

209

- Anomali Pelger-Huet : kegagalan segmentasi herediter inti 2, kromatin padat menggumpal .

210

- Perhatikan benda-inklusi / bentukan dalam lekosit : Granula toksik granula kasar, gelap, sering dijumpai pada infeksi bakteri
Vakuola sering dijumpai pada infeksi bakteri ; bersama granula toksik menunjukkan tanda-2 degenerasi netrofil

211

Auer-Rod : - benda inklusi patologik, batang, merah, agregat dari lisosom, tunggal/multipel pd sitoplasma sel mieloblas atau monoblas

Dhle Bodies : - inklusi oval, kebiruan, tunggal atau banyak, berasal dari RNA, sering pd infeksi berat, khemoterapi atau adanya perubahan2 toksik, dan kelainan lekosit kongenital (May-Hegglin , Chediak-Higashi)
212

- Granula Toksik & Vakuola dalam sitoplasma netrofil , biasanya dijumpai pada infeksi bakterial berat / septikemia .

213

- Auer Rod dlm sitoplasma mieloblas pada AML .

214

Auer Rod dlm sitoplasma mieloblas pada AML .

215

- Sel Limfosit Atipik ( inti yg plasmasitoid ) ,biasanya pada infeksi virus .

216

- Sel Limfosit Atipik (inti monositoid)

217

2.3 Trombosit :
- memperkirakan jumlah trombosit : Utk mikroskop dgn FN-18 : juml.trombo/mm3 = juml.trombo dlm 18 lp x 1000 / mm3 Normal : rata2 trombo 8-25 / lp atau trombosit tampak menggerombol . Utk mikroskop dgn FN-22 : juml trombo/mm3 = juml trombo dlm 11 lp x 1000 / mm3 Normal : rata2 trombo 13-40 / lp atau trombosit tampak menggerombol
218

Memperhatikan morfologi trombosit : - adanya mega / giant thrombocyte menunjukkan turn-over trombosit yg meningkat misalnya pada perdarahan

219

Pemeriksaan LED, PCV, Rumpel-Leede test, Bleeding Time, Clotting Time, & Retraksi Bekuan

Praktikum Hema-5
220

Laju Endap Darah (LED)


Mengukur kecepatan pengendapan eritrosit dari plasmanya (satuan : mm/jam) Metode pemeriksaan : 1. Metode Westergren 2. Metode Wintrobe

221

222

Westergren
(Metode rujukan)

Wintrobe

Tabung Skala Vol.darah Prinsip

Normal

300 x 2.5 mm 120 x 2.5 mm 0 200 mm 0 10 cm 2 ml 1 ml Darah diencerkan : Drh-EDTA tanpa diencerkan 4 drh-EDTA:1 NaCl 4 drh : 1 sitrat 3.2 / 3.8% : 0 15 mm/jam : 0 10 mm/jam : 0 20 mm/jam : 0 20 mm/jam

223

Westergren
(metode rujukan)

Wintrobe Masukkan drh hati2 kedalam tabung sampai batas atas, letakkan tegak lurus pd rak (suhu kamar) Baca hasil tepat setelah 1 jam

Teknik

Isi pipet dgn lar.darah smp tanda 0, letakkan tegak lurus pd rak (suhu kamar) Baca hasil tepat setelah 1 jam

224

225

226

227

228

229

230

Tahap Sedimentasi Darah :


1. Tahap pembentukan rouleaux 2. Tahap sedimentasi cepat dlm 1 jam pertama 3. Tahap sedimentasi lambat jam berikutnya

231

Faktor2 yg mempengaruhi LED :


1. Panjang & diameter tabung LED 2. Protein plasma (Fibrinogen, Globulin, Albumin, CRP) 3. Posisi tabung miring LED 4. Suhu kamar LED 5. Ekses antikoagulan LED 6. Darah beku sebagian LED 7. Drh > 2 jam sferis rouleaux terhambat LED
232

LED meningkat pada keadaan-2 :

Infeksi Keganasan Anemia Mieloma Multipel Keradangan Keracunan logam Lekemia

233

Pemeriksaan Hematokrit
(Packed Cell Volume = PCV) Penentuan proporsi packed red cells terhadap volume darah total setelah pemusingan Metode Pemeriksaan : 1. Metode Makro (WINTROBE) 2. Metode Mikro (MicroHematocrit) Satuan : % atau l/l
234

WINTROBE Tabung Sampel 10 cm x 2.5 mm Drh-EDTA 1 ml Drh-Heparin 2000 g/30 men

MICRO HEMATOCRIT Kapiler 75 x 1 mm Drh-EDTA plain Drh langsung heparinized 10.000-15.000 g/3-5 menit : 40 54% : 37 47%

Sentrifus

Normal

: 40 - 54% : 37 47%

235

236

237

238

239

Faktor kesalahan :
Ekses antikoagulan eri mengkerut PCV Sampel darah kurang homogen (pengocokan kurang) Kecepatan & lama pemusingan tdk tepat Trapped plasma (1-3%) pd sferositosis , anemia makrositik , talasemia , anemia hipokromik .
Trapped plasma tdk perlu dikoreksi kecuali bila PCV diperlukan utk menghitung Blood Volume
240

Masa Perdarahan (Bleeding Time)


Yaitu waktu yg terukur sejak timbulnya sampai berhentinya perdarahan dari luka standar yg dibuat pada kulit (terbentuknya sumbat hemostatik) BT adalah cara menilai fungsi vaskular , jumlah serta fungsi trombosit Metode pemeriksaan : - Metode DUKE - Metode IVY / TEMPLATE

241

Metode DUKE Alat


Lancet steril

Metode IVY / TEMPLATE


Lancet steril / template Tensimeter (40 mmHg)

Lokasi

Cuping telinga 1 luka standar

Volar lengan bawah 2 luka-standar (6x1 mm, jarak 1 cm)

Normal

1-3 menit

1-7 menit

242

Teknik Duke :

Disinfeksi cuping telinga dgn alkohol 70% (bebaskan cuping dari perhiasan, rambut) Tegangkan cuping, tusuk dgn lancet steril tegak lurus pd tepi bawah cuping . Bila drh mulai tampak, jalankan stopwatch atau catat waktunya

243

Tiap 30 detik selanjutnya, hisap tetesan darah dgn kertas saring (jangan menyentuh kulit) sampai tak ada lagi bercak darah pd kertas saring . Catat waktu berhentinya perdarahan sbg Masa Perdarahan (atau lbh praktis dgn menghitung jumlah bercak darah pd kertas saring dan mengalikannya dgn 30 detik)
244

245

Catatan : hati-2 pd trombositopenia dibawah 50 x 109/L , perdarahan pd Bleeding Time sukar berhenti . Pada BT yg lanjutkan dgn pemeriksaan Agregasi Trombosit .
246

Tes Rumpel-Leede (Tes Tourniquet) :


Tes ini digunakan utk mengetahui kelainan vaskular (resistensi kapiler) dan trombosit (terutama jumlahnya)

Pada trombositopenia tes ini sering positif , dan tes ini bisa positif walaupun BT-nya normal

247

Alat : Tensimeter Teknik : - pasang tensimeter dgn tekanan diantara Sistolik dan Diastolik, maksimum 100 mmHg . Pertahankan 5 menit . - setelah 5 menit, lepaskan bendungan dan hitung jumlah petekhiae yg terbentuk :

248

Cara menilai kepositifan Petekhiae :


I . Pada area ( 5 cm), volar lengan bawah 5 cm distal fossa cubiti / siku , periksa timbulnya petekhiae 15 menit setelah bendungan dilepaskan Normal : petekhiae 5 . II. Setelah bendungan dilepaskan, tunggu 15 menit, kemudian periksa volar lengan bawah : - ada < 10 petekhiae = negatif - ada 10-20 petekhiae = meragukan - ada > 20 petekhiae = positif
249

III. Setelah bendungan dilepaskan, tunggu 15 menit dan periksa lengan bawah :
- bila ada 5 petekhiae = negatif - ada > 5 petekhiae dibag.volar = positif-1 - banyak petekhiae dibag.volar = positif-2 - banyak petekhiae dibag.volar & dorsal = positif-3 . - bila petekhiae bergabung (conflueren) = positif-4

250

Catatan : pemeriksaan Rumpel-Leede punya banyak modifikasi dalam cara menginterpretasi hasil pemeriksaannya .

251

252

Masa Pembekuan ( Clotting Time ) :


Tujuan : menentukan waktu yg diperlukan darah untuk membeku fungsi jalur koagulasi intrinsik .

Bahan : darah tanpa antikoagulansia


Alat : - 3 tabung clotting (10x1 cm) bersih dan kering . - Stopwatch
253

Teknik (Modifikasi-I) :
3 ml darah vena (pasang stopwatch saat darah tampak masuk ke pangkal jarum) bagi dlm 3 tabung @ 1 ml .

Inkubasi 3 tabung pd 370C (waterbath atau digenggam) selama 4 menit , kemudian setiap 30 dtk setelahnya miringkan ke-3 tabung dan perhatikan tabung mana yg sudah tampak membeku catat waktunya ( I )
254

Setiap 30 detik berikutnya miringkan 2 tabung sisanya dan perhatikan tabung mana yg sudah tampak membeku catat waktunya ( II ) Setiap 30 detik selanjutnya mirngkan dan perhatikan tabung ke-3 , bila sdh tampak membeku catat waktunya ( III )

Ambil rata-rata dari I + II + III


Normal : 5 15 menit
255

256

Teknik (Modifikasi-II) :
Ambil 3 ml darah vena (pasang stopwatch saat darah tampak memasuki pangkal jarum) bagi dlm 3 tabung @ 1 ml , beri tanda Tabung-I, II, dan III . Simpan ke-3 tabung pd 370C (waterbath atau digenggam), biarkan 4 menit kemudian setiap 30 detik periksa Tabung-I (Tabung-II dan III biarkan) dan catat bila tabung-I tampak membeku .
257

Selanjutnya tiap 30 detik berikutnya periksa Tabung-II (Tabung-III biarkan) dan catat waktunya bila Tabung-II sudah tampak membeku .
Setiap 30 detik selanjutnya, periksa Tabung-III dan catat waktunya bila Tabung-III sudah tampak membeku . Waktu Pembekuan = waktu pembekuan dari Tabung III
258

Catatan : Pemeriksaan Clotting Time punya banyak modifikasi cara / prosedur pelaksanaannya .

259

Tes Retraksi Bekuan (Clot Retraction) :


Tujuan : mengukur kemampuan bekuan darah utk menarik/melepaskan bekuannya dari dinding tabung . Normal : 2 jam setelah membeku retraksi sebagian Setelah 24 jam retraksi lengkap

Retraksi bekuan sgt dipengaruhi jumlah & fungsi trombosit


260

Prosedur :
Hasil Clotting Time setelah membeku, biarkan dlm waterbath 370C dan diamati 2 jam setelah membeku : - bila retraksi sebagian laporkan . - bila belum ada retraksi , teruskan sampai 24 jam laporkan sudah/belum terjadi retraksi lengkap .

261

Modifikasi McFarlane :

Ambil 5 ml drh vena (catat waktu saat darah tampak pd pangkal jarum), masukkan dlm tabung-sentrifus berskala dan tempatkan kawatberkait didalamnya Inkubasikan tabung-darah tsb dlm waterbath 370C sampai membeku sempurna dan biarkan 1 jam dan tarik kawat dari tabung hingga sekuruh bekuan terangkat keluar .
262

Biarkan beberapa saat sampai tdk ada lagi serum menetes dari bekuan . Baca pd skala tabung berapa vol.serum yg tersisa dan hitung berapa % vol.serum tsb dibandingkan thdp vol.darah semula (5 ml)

Normal : % retraksi bekuan = 48 64%

263

Tes Lisis Bekuan (Clot Lysis Test) :


Hasil tes Retraksi Bekuan setelah inkubasi 24 jam kemudian dilanjutkan utk melihat terjadinya lisis bekuan .

Lisis positif bila tampak serum menjadi berwarna kemerahan .


Lisis sempurna sudah terjadi setelah inkubasi 48 jam .

264

You might also like