Professional Documents
Culture Documents
Definisi
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 380C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
Epidemiologi
USA 2-4% Di Asia, kejadiannya lbh tinggi. 20% KDK.
Faktor Resiko
Demam Riwayat Kejang Demam Pada Orangtua Atau Saudara Kandung Perkembangan Terlambat Problem Pada Masa Neonatus Anak Dalam Perawatan Khusus Kadar Natrium Rendah
KLASIFIKASI
1. Kejang Demam Sederhana (Simple Febrile Seizure) Kejang berlangsung singkat < 15 menit Kejang umum tonik dan atau klonik Umumnya berhenti sendiri Tanpa gerakan fokal atau berulang dalam 24 jam Kejang Demam Komplikata (Complex Febrile Seizure) Kejang lama > 15 menit Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam
Patofisiologi
Manifestasi klinis
Terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat
Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu demam, berlangsung singkat dengan sifat bangkitan dapat berbentuk tonikklonik, tonik, klonik, fokal atau akinetik.
Umumnya kejang berhenti sendiri. Begitu kejang berhenti anak tidak memberikan reaksi apapun untuk sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit anak akan terbangun dan sadar kembali tanpa adanya kelainan saraf.
Diagnosis
Anamnesis: Biasanya didapatkan riwayat kejang deman pada anggota keluarga lainnya (ayah, ibu atau saudara kandung).
Pemeriksaan neurologis: Tidak didapatkan kelainan
Pemeriksaan laboratorium: Pemeriksaan rutin tidak dianjurkan, kecuali untuk mengevaluasi sumber infeksi atau mencari penyebab (darah tepi, elektrolit dan gula darah)
Pemeriksaan radiologi: X-ray kepala, CT Scan kepala atau MRI tidak rutin dan hanya dikerjakan atas indikasi
Pemeriksaan cairan serebrospinal (CSS): Tindakan pungsi lumbal untuk pemeriksaan CSS dilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis.
Pada bayi kecil, klinis meningitis tidak jelas, maka tindakan pungsi lumbal dikerjakan dengan ketentuan sebagai berikut: Bayi < 12 bulan: diharuskan Bayi antara 12-18 bulan: dianjurkan Bayi > 18 bulan: tidak rutin, kecuali bila ada tanda-tanda menigitis Pemeriksaan elektroensefalografi (EEG): Tidak direkomendasikan, kecuali pada kejang demam yang tidak khas (misalnya kejang demam komplikata pada anak usia >6 tahun atau kejang demam fokal)
Diagnosis Banding
- Epilepsi - Meningitis - Ensefalitis
Penatalaksanaan
1. Mencari dan Mengobati Penyebab 2. Pengobatan profilaksis. Ada 2 cara profilaksis, yaitu:
1. Profilaksis intermiten pada waktu demam. 2. Profilaksis terus menerus dengan antikonvulsan tiap hari (rumatan).
Prognosis
Dengan penanggulangan yang tepat dan cepat, prognosisnya baik dan tidak perlu menyebabkan kematian Lennox-Buchtal (1973) :1 Pada anak berumur kurang dari 13 tahun, terulangnya kejang pada wanita 50% dan pria 33%. Pada anak berumur antara 14 bulan dan 3 tahun dengan riwayat keluarga adanya kejang, terulangnya kejang adalah 50%, sedang pada tanpa riwayat kejang adalah 25%.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien Jenis Kelamin Agama : An. A : Perempuan : Islam
: Bantar Gebang,
: 7 Maret 2011/ 2 tahun, 6 bulan : Belum Sekolah
AYAH
Nama Agama : Tn. M : Islam
IBU
Nama Agama : Ny. S : Islam
Alamat : Jl. Cipinang Bali no.31 Kp. Melayu, Jakarta Timur Pekerjaan Penghasilan /bulan : Pedagang : Rp 2.500.000,-
Alamat : Jl. Cipinang Bali no.31 Kp. Melayu, Jakarta Timur Pekerjaan Tangga Penghasilan : Ibu Rumah
:-
RIWAYAT PENYAKIT
Anamnesis didapatkan secara Alloanamnesis (Ibu Kandung) pada tanggal 6 Oktober 2013
Kesimpulan riwayat kehamilan/ kelahiran: Tidak ada masalah dalam kehamilan dan persalinan
RIWAYAT PERKEMBANGAN
Pertumbuhan gigi I: 6 bulan (Normal: 5-9 bulan)
Psikomotor Tengkurap Duduk Berdiri Berjalan Bicara : : : : : Umur 3 bulan Umur 6 bulan Umur 11 bulan Umur 13 bulan Umur 12 bulan (Normal: 3-4 bulan) (Normal: 6-9 bulan) (Normal: 9-12 bulan) (Normal: 13 bulan) (Normal: 9-12 bulan)
: Tidak ada
RIWAYAT MAKANAN
Umur (bulan) 02 24 46 68 8 10 10 -12
ASI/PASI
ASI ASI ASI ASI + PASI ASI + PASI ASI + PASI
Buah Biskuit + + +
Tempe
3x/hari
RIWAYAT IMUNISASI
Vaksin Dasar ( umur ) Ulangan ( umur )
BCG
DPT / PT Polio Campak
Kesimpulan riwayat imunisasi : imunisasi dasar sesuai jadwal dan lengkap. Imunisasi ulangan belum dilakukan
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Keadaan Umum
Kesan Sakit Kesadaran Kesan Gizi Keadaan lain dyspnoe (-) : tampak sakit sedang : compos mentis (cengeng) : gizi baik : anemis (-), ikterik (-), sianosis (-),
Data Antropometri
Berat Badan sekarang Tinggi Badan Lingkar Kepala LLA : 13 kg : 88 cm : 48 cm : 16 cm
TANDA VITAL
Nadi
140x / menit, kuat, isi cukup, ekual kanan dan kiri, regular
Tekanan Darah
Nafas Suhu
90/60 mmHg
36x / menit, tipe torako-abdominal, inspirasi : ekspirasi = 1 : 2 38,2O C, axilla (diukur dengan termometer air raksa)
KEPALA
Normocephali
RAMBUT
Rambut hitam, distribusi merata dan tidak mudah dicabut, cukup tebal
WAJAH
Wajah simetris, tidak ada pembengkakan
MATA :
Visus bedside Sklera ikterik Konjunctiva anemis Exophthalmus Strabismus Nistagmus Refleks cahaya Injeksi konjunctiva : kesan baik Ptosis : -/: -/Lagofthalmus : -/: -/Cekung : +/+ : -/Kornea jernih : +/+ : -/Lensa jernih : +/+ : -/Pupil : bulat, isokor : langsung +/+ , tidak langsung +/+ : -/-
TELINGA
Bentuk Nyeri tarik aurikula Liang telinga Serumen Cairan : normotia : -/: lapang : -/: -/Tuli Nyeri tekan tragus Membran timpani Refleks cahaya : -/: -/: sulit dinilai : sulit dinilai
HIDUNG
Bentuk Sekret : -/ Mukosa hiperemis : simetris : -/Napas cuping hidung Deviasi septum ::-/-
BIBIR
Simetris saat diam, mukosa berwarna merah muda, kering (+), sianosis (-)
MULUT
Oral higiene baik, gigi caries (-), trismus (-), mukosa gusi dan pipi : merah muda, hiperemis (-), ulkus (-), halitosis (-), lidah : normoglosia, ulkus (-), hiperemis (-) massa (-)
TENGGOROKAN
tonsil T1-T1 tidak hiperemis, kripta tidak melebar, detritus (-), arcus faring hiperemis (-), dinding posterior faring hiperemis (-), licin, tidak bergranul, ulkus (-) massa (-)
LEHER
Bentuk tidak tampak kelainan, tidak tampak pembesaran tiroid maupun KGB, tidak tampak deviasi trakea, tidak teraba pembesaran tiroid maupun KGB, trakea teraba di tengah
THORAKS :
Inspeksi :
Inspeksi: bentuk thoraks simetris pada saat statis dan dinamis, tidak ada pernafasan yang tertinggal, pernafasan torako-abdominal, pembesaran KGB aksila -/- tidak tampak retraksi suprasternal dan sela iga, ictus cordis terlihat pada ICS V linea midclavicularis kiri, pulsasi abnormal (-)
Palpasi
tidak terdapat nyeri tekan dan benjolan, gerak napas simetris kanan dan kiri, vocal fremitus sama kuat kanan dan kiri, teraba ictus cordis pada ICS V linea midclavicularis kiri, denyut kuat
Perkusi
sonor di kedua lapang paru, batas atas jantung setinggi interkostal II di linea parasternalis kiri, batas kiri jantung setinggi interkostalis IV medial dari linea midklavikulatis kiri, batas kanan jantung setinggi interkostalis IV di linea parasternalis kanan.
Auskultasi
suara napas vesikuler, reguler, ronchi -/-, wheezing -/-, bunyi jantung I-II reguler, punctum maksimum pada ICS V 1 cm linea midclavicularis kiri, murmur (-), gallop (-)
ABDOMEN :
Inspeksi :
perut rata tidak dijumpai adanya benjolan, kulit keriput(-) gerakan peristaltik (-)
Palpasi :
supel dan tidak teraba adanya massa maupun pembesaran organ, nyeri tekan (-), turgor kulit baik
Perkusi :
timpani pada seluruh lapang perut, nyeri ketok abdomen (-)
Auskultasi :
bising usus (+), frekuensi 5 x / menit
ANOGENITALIA
jenis kelamin perempuan, tanda radang (-), ulkus (-), sekret (-), fissura ani (-)
KGB :
Preaurikuler Postaurikuler Submandibula Supraclavicula Axilla Inguinal : tidak teraba membesar : tidak teraba membesar : tidak teraba membesar : tidak teraba membesar : tidak teraba membesar : tidak teraba membesar
ANGGOTA GERAK
Tangan
Tonus otot Sendi Refleks fisiologis Refleks patologis Akral hangat Lain-lain
Kanan
normotonus aktif (+) (-) (+) oedem (-)
Kiri
normotonus aktif (+) (-) (+) oedem (-)
Kaki
Tonus otot Sendi Refleks fisiologis Refleks patologis Akral hangat Lain-lain
Kanan
normotonus aktif (+) (-) (+) oedem (-)
Kiri
normotonus aktif (+) (-) (+) oedem (-)
KULIT
warna sawo matang merata, tidak anemis, tidak ikterik, tidak sianosis, turgor kulit baik, lembab, pengisian kapiler < 2 detik, petechie (-)
TULANG BELAKANG
bentuk normal, tidak terdapat deviasi, benjolan (-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal 7September 2013 Jenis Pemeriksaan HEMATOLOGI RUTIN Leukosit Hemoglobin Hematokrit Trombosit LED Basofil Eosinofil Netrofil batang Netrofil segmen Limfosit Monosit KIMIA DARAH Gula Darah Sewaktu ELEKTROLIT Natrium Kalium Klorida 130 mmol/L 3,0 mmol/L 98 mmol/L 135-155 3,6-5,5 98-109 118 mg/dL 33-111 6,6 ribu/L 11,8 g/dL 36 % 283 ribu/ L 25 mm/jam 1% 0% 1% 50 % 48 % 14 % 5,5-15,5 10,8-12,8 35-43 229-553 0-10 0-1 1-5 3-6 25-60 25-50 1-6 Hasil Nilai Normal
RESUME
Pasien seorang anak perempuan berusia 2 tahun 6 bulan datang dengan keluhan kejang sejak 14 jam SMRS. Kejang 3x,seluruh tubuh kelojotan, 1-2 menit,keluar cairan berbusa dari mulut pasien warna bening,jumlah sedikit, lidah tidak tergigit, kepala tidak terbentur saat kejang berlangsung.Setelah kejang berhenti pasien tertidur, setelah bangun dari tidur pasien langsung menangis. Sejak 1hari SMRS pasien demam (+) mendadak tinggi disertai BAB cair yang berlangsung 5-6 kali sehari, volume gelas belimbing, cair dengan sedikit ampas, berwarna kuning, terdapat lendir, tidak ada darah, serta tidak berbau.Nafsu makan pasien menurun semenjak sakit.
Pada pemeriksaan fisik saat pasien sudah di rawat inap didapatkan Keadaan umum Tampak Sakit Sedang, tampak rewel, status gizi baik, tinggi normal, T:38,2 C, N: 140x/menit,P: 36x/menit,mata cekung +/+, bibir kering (+).
Dari pemeriksaan Laboratorium didapatkan:Leu: 6,6 rb/uL, LED: 25 mm/jam, monosit: 14%, Natrium: 130mmol/L Kalium: 3,0 mmol/L.Feses lengkap: warna cokelat, cair (+), lendir (+), lemak (+).
DIAGNOSIS BANDING
Kejang:
Kejang Demam Kompleks Epilepsi yang terprovokasi oleh demam
Diare:
Diare Akut dengan Dehidrasi sedanget causa infeksi virus Diare Akut dengan Dehidrasi sedanget causa infeksi bakteri
DIAGNOSIS KERJA
PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa
Tirah baring Observasi tandatanda vital Feses ditampung
Medikamentosa:
Rawat inap Rehidrasi oral 75cc/kgBB dalam 3 jam IVFD Tridex 27 B 16tpm Paracetamol 3x3/4 Cth Diazepam oral 3x5 mg L Bio 3x1 sach Zinc 2x10mg
PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
ANALISA KASUS
Pasien, perempuan, 2 tahun 6 bulan
Kejang Didahului demam >38 C
ANALISA KASUS
BAB cair 5-6x/hari Volume gelas Aqua Cair sedikit ampas berwarna kuning tidak terdapat lendir/darah tidak berbau
Gejala
ANALISA KASUS
bakteri Anamnesis : BAB cair pasien memiliki karakteristik tidak berbau virus
proses infeksi
jamur
Demam
parasit
Dehidrasi
N N N N N
Sangat kurang Sangat cekung Sangat cekung Kering & membiru > 140
Nilai 0-2 : dehidrasi ringan 3-6 : dehidrasi sedang SKOR PASIEN 4 (DEHIDRASI SEDANG) 7- 12 : dehidrasi berat
ANALISA KASUS
Leukosit LED Natrium Kalium Feses lengkap
6,6 rb/uL Leukosit normal
Belum menyingkirkan adanya infeksi. Pada infeksi virus, leukosit dapat turun atau normal
25 mm/jam
Meningkat
130mmol/ L
Hiponatremi
3,0 mmol/L
Hipokalemi
Bisa diakibatkan oleh diare Menandakan adanya infeksi pada lapisan usus paling luar
warna cokelat
cair (+)
lendir (+)
lemak (+).
Kejang Demam Kompleks Didahului demam Usia Kejang pertama usia 1 tahun 6 tahun
Frekuensi
>15 menit frekuensi serangan lebih Berulang 1 kali atau lebih dari 4 kali / tahun dalam 24 jam Kejang fokal/ parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial Normal kejang lama dan bersifat lokal
Pola
EEG
Daftar Pustaka
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Short, Jhon R; Gray, J.P; Dodge, J.A. Ikhtisar Penyakit Anak. Edisi Keenam. Jilid Dua. Binarupa Aksara. Jakarta: 1994; hal 62-3. S, Soetomenggolo; Taslim; Ismail,S. Buku Ajar Neurologis Anak. Cetakan Kedua. BP. IDAI. Jakarta: 2000; hal 244-51. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. Buku Kuliah 2. Ilmu Kesehatan Anak. Bagian IKA FK UI. Jakarta: 1985; hal 847-55. Mansjoer, A; Suprohaita; Wardhan, W.I; Setiowulan, W. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Edisi Ketiga. Media Aesculapius. FK UI. Jakarta: 2000; hal 434-7. ILAE, Commission on Epidemiology and Prognosis. Epilepsia. 1993;34;592-8 Pusponegoro, H.D, dkk. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2004; hal 210-1. Febrile Sizure. 2002. Pada laman http://aappolicy.aappublication.org/cgi/content/abstract/pediatrics. Diakses pada tanggal 15 September 2013 Behrman, Kliegman, Arvinka. Nelson. Ilmu Kesehatan Anak. Vol 3. Edisi 15. EGC. Jakarta: 1999;hal 575-8 Infants and children: Acute Management of Seizures. Edisi kedua. 2004. Pada laman www.health.nsw.gov.au/fcsd/rmc/cib/circulars/2004/cir2004-66.pdf. Diakses pada tanggal 15 September 2013 Prodigy Guidance Convulsion. 2001. Pada Lamanhttp://www.prodigy.nhs.uk/guidance.asp?gt=febrile%20convulsion. Diakses pada tanggal 15 September 2013 Committee on Quality Improvement and Subcommitte on Febrile Seizure. Practice Parameter: Long Term Treatment of The Child with Simple Febrile Seizure. Pediatrics. 1999; 103:1307-9. Sastroasmoro, S, dkk, Panduan Pelayanan Medis Departmen Ilmu Penyakit Anak. Cetakan Pertama. RSUP Nasional Dr Ciptomangunkusumo. Jakarta: 2007; hal 252
11. 12.
~Thank you~