Anatomi Saluran Pencernaan A. Saluran Cerna Bagian Atas : - Cavum Oris - Faring - Esofagus - Lambung - Intestinum tenue - Duodenum B. Saluran Cerna Bagian Bawah : - Jejunum - Ileum - Caecum - Apendix vermiformis - Colon - Rectum - Anus PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS DEFINISI Perdarahan saluran cerna bagian atas adalah perdarahan dari saluran cerna bagian atas sampai ligamentum Treitz (sekitar duodenum).
Perdarahan ini dapat berupa hematemesis,Melena, ataupun perdarahan yang terselubung.
Hematemesis di definisikan sebagai muntah darah melena sebagai berak yang berwarna hitam,lembek, terkadang mengandung darah yang sudah berubah warna. Bentuk . Perdarahan saluran cerna bagian atas warna darah yang dimuntahkan tergantung dari konsentrasi asam lambung dilambung dan campurannya dengan darah,kalau muntah segera setelah perdarahan akan terlihat kemerahan, sesudahnya akan berubah merah tua,abu-abu atau hitam.Endapan bekuan darah pada muntahan bisa terlihat sebagai ampas kopi.
Hematemesis umumnya menandakan perdarahan proksimal dari ligamentum Treitz,.karena perdarahan dibawah duodenum sangat jarang masuk ke lambung. Perdarahan yang banyak selain memberikan gejala hematemesis juga meemberikan gejala melena,sedangkan melena tidak selalu disertai oleh hematemesis.
Pada umumnya MELENA berasal dari perdarahan esofagus,lambung atau duodenum.
Warna hitam dari melena karena kontak darah dengan asam lambung yang membentuk hematin, tinja berbentuk seperti teer,agak lengket dan berbau yang khas. ( ACID HEMATIN ) ETIOLOGI Perdarahan SCBA 1. Varises esofagus 2. Ulkus peptikum duodenum 3. Robekan Mallory Weiss
VARISES ESOFAGUS Obstruksi v porta dan tekanan balik pada v gastrika hipertensi portal v submukosa esofagus berdilatasi Hipertensi portal : tekanan vena porta > 30 cm NaCl Penyebab hipertensi portal : intrahepatik : sirosis hati ekstra hepatik : trombosis v porta, sindrom Budd Chiari Gejala klinis perdarahan, biasanya tanpa disertai nyeri perut stigmata penyakit hati kronis koagulopati, trombositopenia
ETIOLOGI Pemeriksan : endoskopi : kondisi dan derajat varises USG : kolateral vena porta
ULKUS PEPTIKUM- DUODENUM Riwayat penyakit ulkus sebelumnya Mual, nyeri perut, diare Pemeriksaan : endoskopi
ROBEKAN MALLORY-WEISS Robeknya mukosa pada batas esofago- gastrik perdarahan arteri Berhubungan dengan hiatus hernia, alkohol Gejala klinis : muntah-muntah dan teregangnya abdomen perdarahan umumnya berhenti spontan
Varise Esofagus Grade 3 Varises Esofagus grade 2 Ulkus Gastric Robekan Mallory Weiss PATOGENESIS Perdarahan Saluran Cerna Permukaan saluran makan sangat luas dan kaya akan vaskularisasi perdarahan Etiologi: - Erosi mukosa - Malformasi pembuluh drh - Koagulopatia - Hipertensi portal Bersifat akut dan kronik Terjadi nyata dan banyak; tersembunyi dan sedikit-sedikit
Pemeriksaan awal, status hemodinamik Resusitasi Anamnesi , pemeriksaan fisik, pemeriksaan yang diperlukan Memastikan perdarahan SCBA atau SCBB Menentukan diagnosis pasti penyebab perdarahan Terapi untuk menghentikan perdarahan, penyembuhan penyebab perdarahan, mencegah perdarahan berulang
Hematemesis, melena, atau hematochezia Penilaian klinis awal: hemodinamik, urine output, kesadaran, penyakit yang mendasari, pasang NGT Tidak stabil (perdarahan berat) Akses intravena Blood typing dan cross matching Resusitasi Cairan Stabil ( perdarahan tidak berat) Anamnesis dan pemeriksaan fisik lengkap Lanjutkan dengan pemeriksaan penunjang Kondisi membaik Lanjutkan monitoring klinis Anamnesis dan pemeriksaan fisik lengkap Tidak ada perbaikan Lanjutkan dengan pemeriksaan penunjang Konsultasi bedah awal (sesuai indikasi) Alur penilaian awal perdarahan saluran cerna Pemeriksaan awal pada perdarahan SCBA Tentukan derajat perdarahan dan status hemodinamik : 1) tekanan darah dan nadi posisi baring 2) Perubahan ortostatik tekanan darah dan nadi 3) ada tidaknya vasokonstriksi perifer (akral dingin) 4) Kelayakan nafas 5) tingkat kesadaran 6) produksi urin (anuria/oliguria <30ml/jam ) FOKUS PENTING DERAJAT PERDARAHAN RINGAN Kehilangan darah < 15% Volume darah dipertahankan oleh homeostasis tubuh
SEDANG Kehilangan darah 15 30% Takikardi, curah jtg , sekresi hormon aldosteron & antidiuretik, vasokonstriksi perifer.
BERAT Kehilangan darah > 30% Hipotensi, curah jtg , kerusakan organ 14 Perdarahan masif : membutuhkan > 4 unit darah/12 jam hematemesis, hematokesia hemodinamik tidak stabil hipotensi, syok DD : varises esofagus, ulkus peptikum, gastritis, robekan Mallory Weiss, fistula aorta-enterik Perdarahan tidak masif : hematemesis, melena, gejala anemia hemodinamik stabil DD : esofagitis, gastritis, ulkus peptikum, teleangiektasis vaskuler lambung, neoplasma
JUMLAH PERDARAHAN Stabilisasi Hemodinamik PEMERIKSAAN LANJUTAN Membedakan perdarahan SCBA dan SCBB
DIAGNOSIS PENYEBAB Klasifikasi aktivitas perdarahan tukak peptik menurut forrest TERAPI PERDARAHAN SCBA NON Endoskopi Endoskopi Terapi Radiologi Pembedahan Terapi non endoskopi - Bilas Lambung lewat pipa nasogastrik dgn air suhu kamar - Pemberian vit. K 3 x 1 ampul - Vasopressin (pitresin & pituritary gland - Encerkan vasopressin 50 unit dlm 100 ml dekstrose 5 % diberikan 0,5-1 mg/menit/iv selama 20-60 menit dapat diulang 3-6 jam - Dilanjutkan per infus 0,1-0,5 U/menit - Vasopressin diberikan bersama nitrogliserin 40 mcg/menit titrasi sampai maks. 400 mcg/menit pertahankan tek. Sistolik 90 mmHg - Somatostatin : bolus 250 mcg/iv dilanjutkan per infus 250 mcg/jam selama 12-24 jam/ sampai perdarahan berhenti - Octreotide : bolus 100 mcg/iv dilanjutkan per infus 25 mcg/jam selama 8-24 jam/sampai perdarahan berhenti - Omeprazol 80 mg/iv dilanjutkan per infus 8 mg/kgBB/jam selama 72 jam - Antasida, Sukralfat, Antagonis reseptor H2 - Balon tamponade utk varises esofagus (Sengstaken Blakemore tube) Terapi Endoskopi Untuk tukak dgn perdarahan masih aktif/tukak dgn pembuluh darah yang tampak Metode yg digunakan yaitu : Contact thermal (mono/bipolar elektrokoagulasi, heater probe) Non contact thermal (laser) Non thermal (penyuntikan adrenalin 1: 1000 0,5-1 ml tiap suntik dgn batas maks 10 ml/cyanoacrylate) Ligasi varises utk varises esofagus dari distal dan mendekati cardia dlm gerakan spiral setiap 1-2 cm Skleroterapi Endoskopi dgn sklerosan polidokanol 3%, NaCl 0,9% dan alkohol absolut sama banyak dan disuntikan dimulai dari bagian paling distal ke proksimal bergerak spiral sampai sejauh 5 cm
Alur penatalaksanaan perdarahan saluran cerna bagian atas