You are on page 1of 80

1

OLEH :
M.FAISAL IDRUS
2
PENDAHULUAN
Sejak tahun 1967 dalam bidang psikiatri dan pelayanan
kesehatan jiwa dikembangkan pendekatan Eklektik
Holistik
Eklektik (Detail Principle) penderita harus diperiksa secara
terperinci dan menurut pola yang membedakan masing-
masing dunia dan alam kehidupannya (organo-biologik,
psiko-edukatif, eksistensi individual manusia)
Holistik memandang manusia sebagai unitas keseluruhan
yang utuh.
Terapi psikiatrik meliputi :
1. Terapi Psikofarmaka
2. Psikoterapi
3. Sosio-Rehabitatif
3
PENATALAKSANAAN DALAM BIDANG PSIKIATRI
PENATA
LAKSANAAN
PSIKIATRI
ORGANO
BIOLOGIK
PSIKO
EDUKATIF
SOSIO
KULTURAL
PSIKO
BIOLOGIK
TERAPI
SOMATIK
PSIKOFARMAKA
PSIKOTERAPI
E.C.T
PSIKOSOSIAL
REHABILITASI
TERAPI SOSIAL
BUDAYA
4
PENATALAKSANAAN ASPEK
PSIKOBIOLOGIK
TERDIRI DARI :
1. PSIKOFARMAKA
2. ELECTRO CONVULSIVE THERAPI
5
Psikofarmaka
Definisi :
Psikofarmaka adalah suatu cabang dari
farmakologi yang mempelajari berbagai segi dari
sekumpulan obat-obatan yang mempunyai efek
pada fungsi psikis atau proses-proses mental
(psychotropic drug) dan perilaku
Segi-segi yang terutama perlu diketahui :
1. Sifat farmakologik dan efeknya
2. Indikasi dan petunjuk penggunaan diklinik
3. Efek samping dan interaksi
6
Penggolongan Psikofarmaka
Obat psikotropik dibagi atas 6 golongan yi :
1. Anti Psikotik
2. Anti Depresan
3. Anti Cemas
4. Anti Mania
5. Anti Insomnia
6. Psikostimualnsia
7
Anti Psikotik
Kelompok ini dibagi dalam 7 golongan, yi :
1. Golongan Phenothiazine
2. Golongan Butyrophenon
3. Golongan Thioxantine
4. Golongan Dihidroindolone
5. Golongan Dibenzoxapine
6. Golongan Diphenylbutylpiperidine
7. Golongan Dibenzodiazepine

8
Sifat-sifat klinik dan farmaokologik
Mekanisme kerja : memblokir reseptor dopamin
didalam SSP, kecuali clozapine
Absorpsi : kadar dalam plasma dicapai 2 4 jam
setelah pemberian dosis oral
Eliminasi : Half life bervariasi secara individu
berkisar antara 10-40 jam
Metabolisme : Oxidasi dimikrosom dan konyugasi
di hati
Sifat adiktif : tidak ada
Toleransi : tidak menonjol pada efek anti psikotik
tapi sering berkembang pada efek samping.
Indeks terapeutik (perbandingan dosis letal
dengan dosis terapeutik) : tinggi
9
Golongan Phenothiazine
Rumus kimianya mempunyai inti trisiklik
Terbagi dalam 3 golongan berdasarkan
perbedaan rantai samping pada alam
nitrogen, yaitu :
1. Sub Golongan Alifatik
2. Sub Golongan Piperidine
3. Sub Golongan Piperazine
10
Sub Golongan Alifatik
Karakteristik Umum :
1. Efek sedasi kuat
2. Efek anti emetik cukup kuat
3. Efek anti kolinergik dan blockade alfa
adrenergik.
4. Efek samping ekstra piramidal
Contoh sedian obat :
1. Chlorpromazine (Promactil, Largactil)
2. Levopromazine (Nozinan
11
Sub Golongan Piperidine
Karakteristik Umum :
1. hampir sama dengan golongan Alifatik
2. Efek emetik lebih kurang
Sifat-sifat Khusus :
1. Efek antikolinergik sangat kuat
2. Efek anti emetik tidak ada
3. Dosis tinggi retinopati pigmentosa
4. Paling sedikit menimbulkan abnormalitas EKG
Sediaan : Thioridazine (Melleril) 10,25,50,100mg
12
Sub Golongan Piperazine
Karakteristik Umum :
1. Efek sedasi, antikholinergik dan blockade
alfa adrenergik kurang kuat
2. Efek emetik jauh lebih kuat
3. Efek samping Ekstra Piramidal kuat
4. Dapat menimbulkan reaksi Distonia Akut
Sediaan obat :
1. Pherpenazine (trilafon) 4. 8 mg
2. Trifluoperazine (Stelazine) 1, 5 mg
13
Golongan Butyrophenon
Sifat karakteristik sangat mirip dengan sub
golongan piperazine dari golongan
phenothiazine
Selain sebagai antipsikotik juga efektif
dalam pengobatan gangguan Sindrom
Gilles De la Touretta.
Sediaan : Haloperidol 0,5 mg, 1,5 mg dan
5 mg.
14
Golongan Thioxanthene
Rumus kimia mirip dengan golongan
Phenothiazine
Sifat farmakologik sama dengan CPZ
Contoh Sediaan :
- Chlorprothixene (taractan)
Golongan Dihidroindolone
Efek menurunkan nafsu makan dan berat badan
Sediaan Molindone (moban)
15
Golongan Dibenzoxapine
Sifat farmakologik :
1. Sangat poten sebagai penghambat dopamin
dengan waktu paruh yang panjang
2. Efek sedasi sedang
3. Efek samping ekstra piramidal
4. Efek abnormal pada EKG seperti Thioridazine
5. Dapat digunakan pada pengobatan Gilles dela
Touretta
Contoh sediaan : Pimozide (Orap) 1, 4 mg
Potensi anti psikotik intermediate
Contoh : Loxapine (Loxitone)
Golongan Diphenylbutylpiperidine
16
Golongan Dibenzodiazepine
Sifat farmakologis :
- Efek antipsikotiknya sangat kuat, meskipun
efek dopaminergik minimal
- Bermanfaat pada skizofrenia dengan
cemas, tegang dan hiperaktif
- Efek samping agranulositosis
- Tidak menimbulkan efek samping EPS
- Belum pernah dilaporkan ES Tardive
diskinesia
Sediaan : Clozapine (Clozaril, Leponex)
17
Indikasi Anti Psikotik
1. Skizofrenia
2. Psikosis Reaktif Singkat
3. Mania
4. Gangguan Waham
5. Sindroma Otak Organik
6. Gangguan Perkembangan Perpasif
7. Problem Perilaku pada Retardasi Mental
8. Depresi Berat dengan Gejala Psikotik
9. Gangguan Kepribadian
10. Sindrom De la Touretta
11. Huntingtons Disease
12. Hemibalisme
13. Nausea dan Vomiting
14. Intractable Hiccough
18
Efek Samping Anti Psikotik
1. Sedasi
2. Efek Antikolinergik
3. Efek adrenergik
4. Aritmia jantung & kematian mendadak
5. Reaksi Distonia Akut
6. Drugs induced Parkinson
7. Akathisia
8. Rabbit Syndrom
9. Tardive Dyskinesia
10. Neuroleptik
11. Agranulocytosis
12. Cholestatic Jaundice
13. Foto syntetic
19
Anti Depresan
Anti depresan adalah obat yang berfungsi :
1. Meningkatkan afek, orang yang depresi
2. Membangkitkan energi
3. Meningkatkan ketersediaan neurotransmitter
(serotonin & norepinefrin)
Terbagi atas 4 golongan :
1. Heterosiklik (trisiklik & tetrasiklik)
2. MAOI (Mono Amino Oxydase Inhibitor)
3. SSRI (Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor)
4. Atypical Antidepressant


20
Mekanisme Kerja Antidepresan
1. Menghambat ambilan kembali dari
neuro-transmitter serotonin dan
norepinephrin (heterosiklik).
2. Menghambat kerja dari enzim (mono
amino oxydase) yang menghancurkan
norepinefrin dan serotonin (MAOI)
3. Menghambat ambilan kembali serotonin,
tanpa mempengaruhi norepinefrin (SSRI)
21
Golongan Heterosiklik
Terdiri dari :
1. Trisiklik amitriptilin, imipramin, nortriptilin
2. Tetrasiklik amoxapin, maproptilin, mianserin
Efek farmakologik :
1. Absorbsi baik dan mudah melalui GIT
2. Larut dalam lemak dan daya ikat tinggi dengan
protein plasma
3. Mempunyai efek :
- blokade histamin (sedasi, berat badan -
- blokade muskarin kolinergik (mulut kering, konstipasi,
penglihatan dekat kabur)
- blokade -adrenergik (hipotensi postural, takikardi)
4. Efek antidepresan lambat (2 4 ,minggu setelah
pemberian)
5. Kadar dalam plasma bervariasi pada setiap individu

22
Golongan MAO Inhibitor
Kurang dipakai karena efek samping yang
membahayakan seperti krisis hipertensi,
kerusakan hati yang hebat.
Efek Farmakologik
1. Masa kerja lambat (2 4 minggu)
2. Indeks terapeutik rendah dan dapat
menjadi fatal.
3. Absorbsi mudah dan cepat
Dibedakan atas 2 sub golongan yaitu
1. Hydrazine : isocarboxacid phenelzine.
2. Non hydrazine : tranylcypromine, meclobemide

23
Golongan SSRI
Bekerja menghambat ambilan kembali dari
5 hydroxy tryptamin (serotonin) secara selektif
Efek farmakologik :
- Absorbsi mudah dan cepat
- Daya ikat denga protein plasma tinggi
- Bersifat long-acting
Sediaan :
1. Setraline 50 mg
2. Fluoxetine 20 mg
3. Paroxetine 20 mg
4. Fluvoxamine 50 mg

24
Anti Mania
Disebut juga Mood Stabilizer
Dibagi dalam 3 kelompok :
1. Lithium : (Lithium Karbonat0
- Obat standar untuk mania
2. Anti Konvulsi (Carbamazepin, Asam
Valproat, Clonazepam)
3. Penghalang Saluran Ca :
- Contohnya : - Verapamil, Diltiazem
Indikasi :
- Mania
- Perilaku agresif

25
Anti Anxietas (Cemas)
Dibagi atas 2 golongan :
1. Benzodiazepin (diazepam, alprazolam)
- Bekerja meningkatkan aktifitas GABA -
- Efek anti cemas lebih spesifik dari pendahulunya
- Cakupan terapeutik luas dan batas keamanan tinggi
- Toleransi berkembang lambat
2. Non Benzodiazepin (Buspiron, Hycroxyzine,
Clonidin, propranolol)
- Terpilih untuk pasien cemas dengan :
- Peminum alkohol
- Penyalahguna obar penenang
- Hiper sensitif dengan benzodiazepin
26
Anti Insomnia
Sinonim : Hipnotik, Somnifacient
Obat acuan standar : Phenibarbital
Indikasi : Sindrom Insomnia
Sindrom Insomnia terbagi atas 3 tipe :
1. Transient Insomnia (2 -3 hari)
2. Short term Insomnia ( sampai 3 minggu)
3. Long term Insomnia
Interaksi obat :
- CNS depresant oversedasi dan gagal
respirasi


27
Cara Pemilihan Obat :
- Ditinjau dari sifat gangguan tidur :
1. Initial Insomnia sulit masuk proses
tidur benzodiazepin
2. Delayed Insomnia proses tidur
terlalu cepat berakhir dan sulit masuk
kembali ke proses tidur. trisiklik
3. Broken Insomnia siklus tidur
normal tidak utuh dan terpecah-pecah
beberapa bagian
Pengaturan dosis :
- Pemberian tunggal dosis, anjuran 15 s/d 30
- Dosis awal dapat ditingkatkan sampai dosis
efektif dan dipertahankan sampai 1- 2 minggu
- Pada lanjut usia dosis lebih kecil dan peningkatan
dosis perlahan untuk menghindari over sedation
28
Pengaturan Dosis :
- Pemberian tunggal dosis, anjuran 15 s/d 30
- Dosis awal dapat ditingkatkan sampai dosis
efektif dan dipertahankan sampai 1- 2 minggu
- Pada lanjut usia dosis lebih kecil dan
peningkatan dosis perlahan untuk
menghindari over sedation
Lama Pemberian :
- Sebaikbya sekitar 1 2 minggu, Tidak boleh
lebih dari 2 minggu
Kontra Indikasi :
1. Sleep Apnoe Sindrom
2. Congestiv Heart Failure
3. Chronic Respiratory Disease

29
ELECTRO CONVULSIVE
THERAPI (E.C.T)
E.C.T merupakan terapi psikatrik dengan
menggunakan arus listrik singkat pada kepala
untuk menimbulkan kejang tonik klonik
E.C.T digunakan bila :
1. Tidak respon terhadap terapi farmakologi
yang adekwat
2. Adanya gangguan medis yang tidak
memungkinkan pemberian psikotropik
3. Keadaan pasien (hiperaktif, hipoaktif, menolak
makan, perilaku bunuh diri) yang memerlukan
pebaikan cepat




30
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
E.C.T
Indikasi e.C.T :
Depresi
Mania
Skizofrenia
Kontra indikasi :
Gangguan pernafasan berat
Penyakit jantung berat
Peningkatan tekanan intra kranial
Hipertensi berat
31
PERSIAPAN E.C.T
Persiapan e.C.T :
1. Informed consent / izin tindakan
2. Pemeriksaan fisik dan riwayat medis
standar
3. Pemeriksaan laboratorium sesuai riwayat
medis
4. Pemeriksaan ekg dan eeg
5. Evaluasi ahli anestesi akan resiko
penggunaan anestesi
32
PROSEDUR E.C.T
Prosedur e.C.T. :
1. Pasien dipuasakan 8 12 jam
2. Premedikasi dengan injeksi atropin 0,6 1,2
mg i.M atau s.C
3. Pemeriksaan gigi geligi dan pemasangan
tounge spatel
4. Anestesi dengan tiopental / penthotal
3mg/kgbb i.V, ketamin 6-10 mg/kgbb i.M.
5. Diberi perelaksasi otot suksinil kholin (0,5-1,5
mg/kg)
33
PENEMPATAN ELEKTRODA
E.C.T
Penempatan elektroda :
1. Bilateral bifrontotemporal (2 inci diatas
titik tengah garis yang ditarik dari meatus
akustikus eksternal ke sudut lateral
mata)
2. Unilateral hemispherium non dominan,
satu di frontotemporal dan yang lain
centroparietal.
34
JUMLAH DAN FREKWENSI E.C.T
Jumlah dan frekwensi E.C.T. :
Jumlahnya bervariasi dan ditentukan
berdasarkan respon klinis. Biasanya
efektif berkisar antara 6 12 kali
Frekwensi biasanya 3 x seminggu
pada yang bilateral, sedang unilateral
4 5 kali seminggu
35
EFEK SAMPING E.C.T
Efek samping :
1. Gangguan sistemik :
- aritmia jantung sementara
- Peningkatan tekanan darah
2. Gangguan susunan saraf pusat
- Kebingungan (confused)
- Sakit kepala
- Mual dan muntah
36
PSIKOTERAPI
Psikoterapi berasal dari dua kata, yaitu psyche
yang berarti jiwa dan therapy yang berarti
pengobatan. Jadi psikoterapi berarti
pengobatan jiwa
Sampai saat ini psikoterapi dianggap sebagai
aspek murni psikiatri yang merupakan bagian
integral dari praktek psikatri dan relevant
digunakan pada gangguan psikiatrik,
Psikoterapi digunakan untuk ,meningkatkan
sikap fleksibilitas, kebebasan, kebahagian
dalam hidup mereka
37
DEFINISI PSIKOTERAPI
Menurut Lewis R. Wolberg (1977)
Psikoterapi adalah perawatan dengan
menggunakan alat-alat psikologik terhadap
permasalahan yang berasal dari kehidupan
emosional dimana seorang ahli secara sengaja
menciptakan hubungan profesional dengan
pasien, yang bertujuan :
(1) Menghilangkan, mengubah atau menurunkan
gejala-gejala yang ada.
(2) memperantarai perbaikan pola tingkah laku
yang terganggu, dan
(3) meningkatkan pertumbuhan serta
mengembangkan kepribadian yang positif.
38
TUJUAN PSIKOTERAPI
1. Perawatan akut (intervensi klinis dan
stabilisasi)
2. Rehabilitasi (memperbaiki gangguan
perilaku berat)
3. Pemeliharaan ( pencegahan keadaan
memburuk jangka panjang)
4. Restrukturisasi (meningkatkan
perubahan yang terus menerus pada
pasien)
39
LINGKUNGAN PSIKOTERAPI
1. Rawat inap rumah sakit
2. Perawatan parsial (day care)
3. Rawat jalan
40
FORMAT PSIKOTERAPI
1. Individual
2. Keluarga / perkawinan
3. Kelompok (homogen dan heterogen)
41
TEHNIK PSIKOTERAPI
1. Eksplorasi psikoanalisa, terapi
berorientasi psikodinamik
2. Direktif terapi kognitif, desensitisasi,
terapi realitas, biofeedback, rasional
emotif.
3. Eksperiensial terapi eksistensi, terapi
seni, psikodrama, terapi berpusat klien.
4. Supportif sugestif, ventilasi,
penjaminan (reassurance), advis, pujian.
42
PSIKOTERAPI EKSPLORASI
Tujuan :
1. Mengurangi kekakuan gaya defensif
2. Memperbaiki kemampuan mengintegrasikan
pengertian intelektual dengan wawasan
emosional
3. Mengunkapkan dan melalui pengalaman
traumatik masa lalu yang menyakitkan
Peran terapis :
1. Penyusun kembali, menginterpretasikan
2. Merekonstruksi (menghubungkan data klinis
yang berkaitan dengan perkembangan awal
43
PSIKOTERAPI
DIREKTIF/ARAHAN
Tujuan :
1. Perubahan perilaku maladaptif
2. Meningkatkan dan mengajarkan perilaku
yang adaptif.
Peran terapis
Sebagai konsultan, guru, penasehat.
Tehnik :
1. Konfrontasi, meyakinkan kembali, saran,
desensitisasi
2. Paparan sistematik, pembanjiran,
pemodelan, pelatihan relaksasi.

44
PSIKOTERAPI EKSPERENSIAL
Tujuan :
1. Meningkatkan kesadaran akan
pengalaman dalam
2. Memperbaiki kemampuan mengekspresikan
emosi
3. Meningkatkan perasaan dapat dimengerti
oleh orang lain
Peran terapis :
sebagai teman, non otoriter
Tehnik :
empati, merasakan pengalaman dengan
pasien, konfrontasi,

45
PSIKO TERAPI SUPPORTIF
Tujuan :
1. Meningkatkan kesadaran realitas
2. Membantu mengembangkan ketrampilan
penyesuaian dan perilaku adaptif realitas
3. Memberikan dorongan dan asuhan
Peran terapis :
sebagai wali, guru yang mendukung
Tehnik :
1. Pernyataan penuh hormat, pujian,
meyakinkan kembali.
2. Fungsi peminjaman ego, pendidikan


46
PSIKOANALISA
Dikemukakan oleh s.Freud dan j.Breur
Tujuan utama mengangkat konflik (emosi dan motif yang
direpresi ke kesadaran sehingga dapat ditangani dengan
cara yang lebih rasional dan realistik
Tugas terapis : mempersiapkan pasien untuk menghadapi
material yang menimbulkan kecemasan yang telah
diungkapkan
Tehnik yang dilakukan : asosiasi bebas dan analisa mimpi
Lamanya terapi : 3 6 tahun, sesi 4 kali atau lebih dalam
seminggu. Masing masing sesi lamanya 45 50 menit
Indikasi : konflik psikologis yang telah berlangsung lama
dan telah menimbulkan gejala atau gangguan.
47
PSIKOTERAPI PSIKOANALITIK
Psikoterapi psikoanalitik adalah psikoterapi yang
didasarkan pada rumusan psikoanalitik yang
telah dimodifikasi secara konsepsual dan tehnik
dengan memusatkan perhatian pada konflik
pasien sekarang dan pola dinamika sekarang
Dikembangkan dari konsep psikoanalisa Freud
bahwa gangguan mental berakar dari konflik
dan ketakutan bawah sadar
Penekanan pada peran ego yang rasional.
48
TUJUAN PSIKOTERAPI
PSIKOANALITIK
1. Menurunkan rasa takut dan kecemasan
2. Mengembalikan proses pikir yang luhur
3. Membantu individu menghadapi
kenyataan
4. Memperbaiki komunikasi interpersonal


49
TERAPI KOGNITIF
Terapi kognitif adalah terapi terstruktur
jangka pendek yang menggunakan kerja-
sama aktif pasien dengan ahli terapi untuk
mencapai tujuan terapeutik.
Terapi ini berorientasi pada masalah
sekarang dan pemecahannya.
Terapi ini memfokuskan diri pada
perubahan pikiran / pandangan seseorang
terhadap masalah yang dihadapinya.
50
JENIS JENIS TERAPI KOGNITIF
1. Terapi kognitif depresi beck
2. Terapi emotif rational
51
TERAPI KOGNITIF BECK
Dikemukakan oleh Aaron Beck
Indikasi : depresi
Fokus : perubahan pandangan yang maladaptif/negatif
Depresi memiliki triad kognitif :
1. Pendapat negatif mengenai diri
2. Pandangan negatif mengenai dunia
3. Pandangan negatif mengenai masa depan
Tehnik : pendekatan ini terdiri dari 4 proses :
1. Mendapatkan pikiran otomatis
2. Menguji pikiran otomatis
3. Mengidentifikasi anggapan dasar yang maladaptif
4. Menguji keabsahan anggapan maladaptif
52
TERAPI EMOTIF RASIONAL
Dikemukakan oleh Ellis dan Bernard (1985)
Menurut Ellis, orang yang mempertahankan
pandangan hidup yang waras mengenai
kehidupan, gangguan emosional jarang terjadi.
Tujuan : mengurangi gangguan emosional dan
perilaku penaklukkan diri, dan
mengaktualisasikan diri sehingga mereka hidup
dalam eksistensi yang lebih terpenuhi,
berbahagia dengan cara mengajarkan orang
berpikir lebih rasional
Indikasi : depresi, ansietas, fobia, gangguan
kepribadian, psikotik, masalah sekseksual dan
relasional dan ketrampilan sosial.
53
TERAPI PERILAKU
Terapi perilaku adalah terapi yang secara
langsung bertujuan menghilangkan
perilaku atau sikap yang maladaptif dan
menggantinya dengan pola perilaku yang
baru
Terapi ini didasarkan pada prinsip teori
belajar (learning theory) pembiasaan
klasik dan pembiasaan pelaku
54
JENIS-JENIS TERAPI PERILAKU
1. Terapi desensitisasi
2. Terapi aversif
3. Terapi pembanjiran
4. Pemodelan
55
DESENSITISASI
Dikembangkan oleh Joseph Wolpe
Prinsip dasar : perilaku pembiasaan balik (counter
conditioning) yang menyatakan, orang dapat mengatasi
kecemasan maladaptif yang ditimbulkan oleh situasi atau
objek dengan mendekati situasi yang menakutkan secara
bertahap dan dalam suatu keadaan psikofisiologis yang
menghambat kecemasan
Desensitisasi sistematik terdiri dari 3 tahap :
1. Latihan relaksasi
2. Konstruksi hirarki
3. Desensitisasi stimulus.
Indikasi : fobia, obsesi kompulsif, gangguan seksual

56
TERAPI AVERSIF
Prinsip : perilaku yang dibentuk untuk
menghidari konsekwensi yang tidak
menyenangkan
Tehnik : ada tiga tipe pokok :
1. Pengkondisian klasik
2. Penghukuman
3. Pelatihan menghindari stimulus
berbahaya
Indikasi : gangguan perilaku destruktif
57
PEMBANJIRAN (FLOADING)
Prinsip dasar : meloloskan diri dari pengalaman yang
menimbulkan kecemasan akan memperkuat kecemasan
melalui pembiasaan
Tehnik :
1. Mendorong pasien berhadapan langsung dengan
situasi yang menakutkan, dibiarkan beberapa saat
sampai ia menjadi tenang dan menguasai
ketakutannya.
2. Melalui pembayangan situasi yang menakutkan
(tehnik implosi)
Indikasi : fobia spesifik
Kontra indikasi : kecemasan yang kuat akan
membahayakan
.
58
PEMODELAN / MODELING
PARTISIPAN
Pasien belajar perilaku baru dengan
meniru model yang tanpa rasa takut
menghadapi situasi yang menakutkan
Tehnik telah berhasil digunakan pada
fobia anak dan agorafobia
59
BIOFEEDBACK
Dikembangkan oleh Neal Miller
Didasarkan pada konsep bahwa respon autonomik
dapat dikendalikan melalui pembiasaan pelaku atau
instrumental.
Manifestasi fisiologis kecemasan dapat diturunkan
melalui pengajaran untuk menyadari perbedaan
fisiologis antara ketegangan dan relaksasi
Tehnik :
1. Pasien diberitahu mengenai status fungsi biologik
tertentu (temperatur, tekanan darah tegangan otot,
denyut jantung, aktivitas otak
2. Pasien diajar mengatur satu atau lebih keadaan
biologis tersebut yang mempengaruhi gejala .

60
PSIKOTERAPI SUPPORTIF
Psikoterapi supportif adalah bentuk
psikoterapi yang memberikan
dukungan kepada pasien yang
berada dalam keadaan krisis atau
trauma psikologis.
61
JENIS-JENIS PSIKOTERAPI
SUPPORTIF
1. Ventilasi
2. Persuasif
3. Reassurance
4. Sugestif
5. Bimbingan
6. Penyuluhan
62
VENTILASI
Bentuk psikoterapi yang memberi
kesempatan seluas-luasnya kepada
pasien untuk mengungkapkan isi hatinya
sehingga ia merasa lega dan keluhannya
berkurang.
Sikap terapis : memnjadi pendengar yang
baik dan penuh pengertian.
Topik pembahasan : permasalah yang
menjadi stres utama.
63
PERSUASI
Psikotrapi yang dilakukan dengan menerangkan secara
masuk akal tentang gejala-gejala penyakitnya yang timbul
akibat cara berpikir, perasaan dan sikap terhadap masalah
yang dihadapi.
Sikap terapis :
1. Berusaha membangun, mengubah dan menguatkan
impuls-impuls tertentu serta membebaskan dari impuls
yang mengganggu secara masuk akal dan sesuai
hati nurani.
2. Berusaha meyakinkan pasien dengan alasan yang
masuk akal bahwa gejalanya akan hilang.
Topik pembahasan : ide dan kebiasaan pasien yang
mengarah kepada terjadinya gejala
64
REASSURANCE
Psikoterapi yang berusaha meyakinkan
kembali kemampuan pasien bahwa ia
sanggup mengatasi masalah yang
dihadapinya.
Sikap terapis :
meyakinkan secara tegas dengan
menunjukkan hasil-hasil yang telah
dicapai pasien
Topik pembahasan :
pengalaman pasien yang berhasil nyata
65
SUGESTIF
Psikoterapiyang berusaha menanamkan
kepercayaan pada pasien bahwa gejala
gangguannya akan hilang.
Sikap terapis :
meyakinkan dengan tegas bahwa gejala
penyakit pasien akan menghilang
Topik pembahasan :
gejala-gejala bukan karena kerusakan
organik/fisik dan timbulnya gejala-gejala
tersebut adalah tidak logis.
66
BIMBINGAN
Psikoterapi yang memberi nasehat
dengan penuh wibawa dan pengertian
Sikap terapis : menyampaikan nasihat
dengan penuh wibawa dan pengertian
Topik bahasan : cara hubungan antar
manusia, cara komunikasi, cara bekerja
dan belajar yang baik.
67
PENYULUHAN/ KONSELING
Psikoterapi yang membantu pasien mengerti
dirinya sendiri secara lebih baik, agar ia dapat
mengatasi permasalahannya dan dapat
menyesuaikan diri
Sikap terapis :
menyampaikan secara halus dan penuh kearifan
Topik pembicaraan :
masalah pendidikan, pekerjaan, pernikahan dan
pribadi
68
TERAPI KELUARGA
Terapi keluarga adalah suatu bentuk psikoterapi
yang melibatkan suatu keluarga
Tujuan Terapi Keluarga :
1. Mengenali dan menanggulangi pola-pola
maladaptif yang terjadi dalam keluarga.
2. Menurunkan konflik, kecemasan keluarga
3. Meningkatkan kesadaran keluarga terhadap
kebutuhan masing-masing anggota keluarga
4. Meningkatkan kemampuam penanganan krisis
5. Meningkatkan hubungan peran yang sesuai
6. Membantu keluarga menghadapi tekanan baik
dari dalam maupun dari luar anggota keluarga
69
TERAPI KELOMPOK
Terapi kelompok adalah bentuk psikoterapi
yang didasarkan pada pembelajaran
hubungan interpersonal.
Individu yang bermasalah bergabung dalam
kelompok dan saling bertukar pikiran dan
pengalaman serta mengembangkan pola
perilaku yang baru

70
Tujuan Terapi Kelompok
Tujuan Terapeutik :
1. Meningkatkan kesadaran terhadap reaksi
emosi dan tindakan defensif
2. Meningkatkan identitas diri
3. Menyalurkan emosi secara konstruktif
4. Meningkatkan hubungan interpersonal atau
sosial
Tujuan Rehabilitatif :
1. Meningkatkan kemampuan eKspresi diri
2. Meningkatkan ktrampilan sosial
3. Meningkatkan Kemampuan empati
4. Meningkatkan kemampuan memecahkan
masalah
71
Indikasi Terapi Kelompok
1. Gangguan Orientasi Realita dengan
permainan simulasi
2. Gangguan Sosialisasi yang diawali dengan
perkenalan dan diakhiri dengan diskusi
tentang peran individu
3. Gangguan Persepsi stimulasi dengan hal yang
disukai
4. Gangguan Sensori dengan terapi musik
5. Penyaluran Energi dengan terapi gerak,
senam dan olah raga
72
Psikodrama
Psikodrama menggunakan struktur masalah emosi atau
pengalaman individu dalam suatu drama
Tujuan nya untuk memberi kesempatan kepada individu
menyadari perasaan, pikiran dan perilakunya yang
mempengaruhi orang lain
Urutan langkahnya :
1. Terapis mendiskusikan dalam kelompok
masalah yang akan dibahas. Kemudian disepakati
pemerannya
2. Rancangan dan penyajian drama
3. Diskusi tentang pendapat masing-masing
anggota kelompok tentang perannya.Terapis
mengarahkan diskusi pada penyelesaian
73
REHABILITASI
Rehabilitasi adalah suatu program untuk
mempersiapkan penempatan kembali pasien di
keluarga dan masyarakatnya
Program ini dilakukan oleh lembaga rehabilitasi
Kegiatan yang dilakukan antara lain :
- Terapi kelompok.
- Terapi kerja (bercocok tanam, menjahit
- Terapi seni (musik, tari, lukis)
- Olah raga, ibadah bersama
- Rekreasi
74
TERAPI SOSIO-REHABILITATIF
Terapi sosio rehabilitatif adalah upaya-
upaya yang dilakukan untuk
mempersiapkan individu kembali
kelingkungan masyarakat dan
keluarganya
Terapi ini ditujukan pada :
1. Individu
2. Lingkungannya
75
TERAPI SOSIO-REHABILITATIF (2)
Terhadap individu melalui dua cara, yaitu :
1. Secara individual dibimbing dan dibekali
ketrampilan sesuai minat dan bakatnya.
2. Bersama kelompok dengan
melibatkan dalam kegiatan kelompok
bermain, olah raga, dan rekreasi dsb.
76
TERAPI SOSIO-REHABILITATIF (3)
Terhadap lingkungan :
1. memberi penjelasan dan pengertian
kepada keluarga mengenai keadaan
pasien
2. Mendeteksi dan kemudian mengurangi
atau menghilangkan faktor-faktor
stresor dilingkungannya
3. Mendeteksi dan kemudian
mempertahankan atau meningkatkan
faktor-faktor yang mendukung
77
PREVENSI
Prevensi adalah upaya upaya
pencegahan terhadap terjadinya dan
perkembangan gangguan jiwa
Terbagi dalam tiga tahap :
1. Prevensi primer
2. Prevensi sekunder
3. Prevensi tertier
78
PREVENSI PRIMER
Mencegah timbulnya gangguan mental
dengan cara :
mendeteksi dan menghilangkan faktor-
faktor penyebab
mendidik hidup sehat
79
PREVENSI SEKUNDER
Mencegah kekambuhan dengan cara :
memberi pengobatan segera
Menganjurkan untuk teratur
memeriksakan diri dan
mempertahankan pengobatan
80
PREVENSI TERTIER
Mencegah terjadinya cacat mental dengan
cara :
pengawasan pengobatan agar tidak
terjadi cacat lebih lanjut
Usaha rehabilitasi dengan
memperhitungkan cacat yang sudah ada

You might also like