Sub bagian Endokrinologi dan Metabolik Ilmu Penyakit Dalam RSUD Dr
Moewardi / Fakultas Kedokteran Sebelas Maret Surakarta
1. Mampu mengenal dan mengerti gambaran klinis. Mengerti dan tahu bagaimana mencari informasi literatur/korespondensi. Tingkat pemahaman secara garis besar. 2. Mampu menetapkan diagnosis sendiri berdasarkan (pemeriksaan fisik, lab dan penunjang). Memutuskan apakah pasien perlu direferel / di rujuk ke spesialis. 3. A. Mampu menetapkan diagnosis sendiri berdasarkan ( pemeriksaan fisik, lab dan penunjang). Mampu memutuskan dan memberikan terapi awal sebelum dirujuk ke spesialis. Mampu merujuk kasus-kasus yang relevan pada kasus yang tidak emergensi. 3.B. Mampu menetapkan diagnosis sendiri berdasarkan ( pemeriksaan fisik, lab dan penunjang). Mampu memutuskan dan memberikan terapi awal sebelum dirujuk ke spesialis. Mampu merujuk kasus-kasus yang relevan pada kasus yang emergensi. 3A
Mampu menetapkan diagnosis sendiri berdasarkan ( pemeriksaan fisik, lab dan penunjang). Mampu memutuskan dan memberikan terapi awal sebelum dirujuk ke spesialis. Mampu merujuk kasus-kasus yang relevan pada kasus yang tidak emergensi.
Diabetes mellitus penyakit kronis dan progresip oleh multifaktorial karakteristik hiperglikemia kronik gangguan metabolism karbohidrat, protein dan lemak Resiko kematian penyakit kardiovaskuler 2-6 kali Overall, 75% of people with type 2 diabetes will die from CVD 1,2 1. Gray RP & Yudkin JS. Cardiovascular disease in diabetes mellitus In Textbook of Diabetes 2nd Edition, 1997. Blackwell Sciences 2. Kannel WB, et al. Am Heart J 1990;120:6726 Diabetes Control and Complications Trial (DCCT) Stockholm Diabetes Study U.K. Prospective Diabetes Study (UKPDS) Kumamoto study . American Diabetes Association (ADA) Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) Target HbA1c < 7 % Penurunan komplikasi makrovaskuler dan makrovaskuler
ADA (USA) 1 IDF (Europe) 2
AACE (USA) 3
PERKENI FPG (mmol/L) < 6.7 (120 mg/dl) < 6.0 (110 mg/dl) < 6.0 (110 mg/dl) 6.0 (110 mg/dl) A1C ( %) < 7 < 6.5 < 6.5 < 7 Targets Hb A1c (A1C) 1 American Diabetes Association. Diabetes Care 1999; 22(Suppl 1):S1-S114; 2 European Diabetes Policy Group. Diabetic Medicine 1999;16:716-30; 3 American Association of Clinical Endocrinologists. Endocrine Pract (2002) 8(Suppl. 1):40-82 HbA1c < 6,5 % Glukosa puasa < 110 mg/dL 2 Jam postprandial < 140 mg/dL AACE.2007 From UKPDS 33. Lancet. 1998;352:837-853. *Decreases were statistically significant. Intensive glucose control in UKPDS 33 results in: A1C 7.9% 7,0 % 0 -50 12% Lower 16% Lower 21% Lower 24% Lower 25% Lower Risk of Myocardial Infarction Risk of Diabetes- related Endpoints* Risk of Retinopathy at 12 Years* Risk of Cataract Extraction* Risk of Microvascular Endpoints* P e r c e n t a g e
o f
R i s k
Hyperglycemia Decreased Insulin secretion Increased Lipolysis Decreased Glucose Uptake Increased Hepatic Glucose Production Bays, et al,2004. J clin Endocrinol Metab 89 : 463-478 Adiposit , liver & muscle (cardiac & skeletal) PANCREAS JARINGAN ADIPOSIT JARINGAN OTOT HEPAR Increased Glucagon Decreased Incretin secretion Rodbard et al, Endocrine Practice, 2007) GASTROINTESTINAL Relative contribution of postprandial versus fasting glycaemia over HbA 1c
sixtiles HbA 1c sixtiles (%) C o n t r i b u t i o n
( % )
0 20 40 60 80 100 4.76.2 6.26.8 6.87.3 7.37.8 7.88.9 8.915.0 Fasting blood glucose Postprandial blood glucose Target HbA 1c will not be reached without bringing down postprandial hyperglycaemia Woerle HJ, et al. Diabetes Res Clin Pract 2007;77:2805 MI, myocardial infarction DECODE Study Group. Diabetologia 1999;42:64754 DECODE Study Group. Lancet 1999;354:61721 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 0 <7.8 7.811.0 >11.1 <6.1 >7.0 Postprandial plasma glucose 6.16.9 Preprandial plasma glucose mmol/L Tujuan : 1. Mencegah jangan menjadi diabetes. Menghambat perkembangan Pre-Diabetes menjadi Diabetes. 2. Mengontrol kadar glukosa darah seoptimal mungkin. 3. Mencegah dan terapi komplikasi diabetes Menghambat untuk menurunkan risiko komplikasi diebetes.
1. Edukasi 2. Perubahan Pola hidup: Aktifitas Fisik Terapi Nutrisi Medik 2. Terapi Psikososial. 3. Kontrol glikemia (self-monitoring glucose) dengan obat hipoglikemia oral(OHO). 4. Mencegah (dokter umum) dan terapi (dokter spesialis) komplikasi. TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3 Lifestyle + Metformin Lifestyle + Metformin+ Insulin basal Lifestyle + Metformin+ Sulfonylurea Lifestyle + Metformin+ Pioglitazone Lifestyle + Metformin+ GLP-1 Agonis Lifestyle + Metformin+ Insulin Basal Lifestyle + Metformin+ Pioglitazone+ Sulfonylurea Lifestyle + Metformin+ Insulin Intensive Nathan et al , Diabetes Care, 2009;32: 193-203 AACE Diabetes Mellitus Guidelines. Endocr Pract 2009;13(Suppl 1) Meningkatan sekresi insulin melalui : Penutupan K-ATP chanel yang mengakibatkan depolarisasi membran dan masuknya Ca + kedalam sel sehingga mengakibatkan sekresi insulin pada sel pancreas. Metabolisme di liver dan ginjal (hati-hati pada penyakit ini). Monoterapi dan kombinasi. Tidak boleh dikombinasi dengan glinid.
First generation : acetohexamide, chlorpropamide, tolbutamide, tolazamide. second generation: glipizide, gliclazide, glibenclamide (glyburide), gliquidone, glyclopyramide, glimepiride. Sulphonylureas (first line oral agents) pada pasien non overweight, kontra indikasi dengan metformin. 05 July 2014 PLEASE INSERT Presentation title Glucose- 6-phasphate Metabolisme ATP Depolarisasi Glukosa Sulfonilurea Sitoplasma Sel Kalsium influx Kalsium Eksositosis granule insulin K + GLUT2 Calcium Channel K + Channel
SUR1
Sekresi insulin 05 July 2014 PLEASE INSERT Presentation title 22 Glurenorm, PPAR agonist yang paling potent diantara SU, dengan potensi yang sama dengan PPAR agonist referensi (glitazone) Sulfonylurea Mekanisme dan efikesinya sama dengan sulfonylurea (reseptor pada sel pancreas ). Sekresi insulin dari sel pancreas cepat 1-2 jam. Kurang menyebabkan hipoglikemia karena sekresi insulinya beberapa jam setelah makan. Target penurunan glukosa post-prandial kurang dari pada puasa. Metabolisme di liver dan ginjal. Repaglinid lebih aman pada gagal ginjal ringan.
Efektifitas dalam kontrol glukosa selama 16 minggu. Efektifitas dengan metformin hampir sama dalam mengontrol kadar glukosa. Tidak ada perubahan berat badan diabnding placebo. Peningkatan berat badan ( 3kg selama 3 bulan) dan hipoglikemia lebih sering dari pada metformin.
Efek utamanya menurunkan produksi glukosa hepar dan meningkatkan masukan glukosa di perifir. Mekanisme utama adalah meningkatkan AMP-activated Protein kinase pada sel. Punya efek metabolik, kardiovaskuler dan anti-kanker.
Monoterapi berhubungan dengan berat badan , menekan pusat lapar dan kurang menyebabkan hipoglikemia dibanding sulfonylurea. Efek samping : abdominal pain,nausea dan diare. Kontraindikasi : disfungsi liver, gagal ginjal, gagal jantung,asidosis metabolik, dihidrasi dan alkoholis.
Monoterapi atau kombinasi (sekretagogue, thiazolidinediones dan insulin). Kombinasi metformin+ repaglinid (A1c 1,4%) Metformin merupakan (first line oral agent) pada pasien overweight diabetes mellitus tipe 2. Mekanisme sepenuhnya belum diketahui. Merupakan ligand terhadap PPAR- . Aktivasi terhadap gen transkripsi yang mengatur metabolisme karbohidrat dan lipid. Mempunyai efek terhadap liver dan jaringan perifer yang berhubungan dengan masukan dan produksi glukosa. Merangsang masukan glukosa pada otot rangka.
Selain sebagai obat hipoglikemia, juga dapat tekanan darah,meningkatkan fibrinolisis ( HDL dan Trigiserid)dan memperbaiki disfungsi endotel) Studi ADOPT (Rosiglitazone) memperbaiki kerusakan sel -pancreas dan sensitivitas insulin. Efek samping : BB, edema,anemia dan fraktur perifir pada wanita.
Kontra indikasi : disfungsi liver dan gagal jantung grade 3&4. Monoterapi atau kombinasi (metformin, sulfonylurea & insulin) Studi meta-analisis (42 studi Nissen dan Wolski ,2007): meningkatkan risiko infark miokard (Rosiglitazone) dibanding placebo. Studi RECORD, 2007 selama 3,75 th (Rosiglitazone) : tidak ada risiko infark miokard, cardiac death atau semua mortalitas.
Thiazolidinediones : meningkatkan sensitifitas insulin karena aktifasi nuclear receptors. merangsang esterifikasi dan simpanan dari free fatty acids pada adipose tissue subkutan. Pioglitazone dapat ditambahkan dengan metformin and sulfonylurea Pioglitazone jangan diberikan pada gagal jantung. Risiko fracture dapat terjadi pada pemakaian jangka panjang pada wanita yang diterapi dengan pioglitazone. Mekanisme kerja menghambat alpha- glucosidases(complex carbohydrates ) pada brush border usus halus. Menghambat gluosa post-prandial. Efek penurunan A1c lebih rendah dari pada sulfonylurea. Sebagai monoterapi untuk terapi DM tipe 2.
Meningkatkan kadar hormon increatin : GLP-1 [Glucagon-like peptidase] &GIP [Glucose- dependent insulinotropic polypeptidase] dalam sirkulasi. meningkatkan pelepasan insulin pada sel pancreas yang tergantung glukosa dan menguragi sekresi glucagon dari sel - pancreas. Hormon Increatin Adalah hormon incretin yang merupakan group peptida yang dimetabolisme secara cepat dari usus akibat respon makanan. dimana : Meningkatkan sekresi insulin dari sel -pancreas dan menghambat sekresi glukagon. Incretin Mimetics: GLP-1 analogue : Exenatide . Liraglutide. DPP-4 Inhibitor : Sitagliptine , Vildagliptine . Saxagliptin. Oligliptin. Linagliptin
Rodbard et al, Endocrine Practice, 2007) Ketika A1c antara 8-10 %. Target untuk menurunkan glukosa puasa dan post-prandial (2 Jam post-prandial) Rodbard et al, Endocrine Practice, 2007) Ketika A1c > 10 %. Rapid-acting insulin analog atau inhaled insulin dengan long-acting insulin analog atau NPH. Premixed insulin analog. Rodbard et al, Endocrine Practice, 2007) A hormone secreted by the beta cells Secreted in response to glucose or other stimuli, such as amino acids Normal response characterized by low basal levels of insulin, with surges of insulin triggered by a rise in blood glucose I n s u l i n
60 0 20 40 Breakfast Lunch Supper 1. Increases glucose uptake, particularly in muscle, liver and adipose tissue 2. Suppresses glucose output from the liver 3. Increases formation of fat 4. Inhibits breakdown of fats 5. Promotes amino-acid uptake and prevents protein breakdown Insulin binds to its receptor (1) which in turn starts many protein activation cascades (2). These include: translocation of Glut-4 transporter to the plasma membrane and influx of glucose (3), glycogen synthesis (4), glycolysis (5) and fatty acid synthesis (6).)
Depolarisation Ca 2+ Ca 2+ Voltage Dependent Ca 2+ Channel (VDCC) Proinsulin ATP ADP Closed Opened SS 01 INSULIN Insulin Secretion ATP Sensitive K + Channel C-PEPTIDE Islet Cell Glucose AA Glucokinase Insulin release from pancreas oscillates with a period of 36 minutes. High glucose level Phase I Phase II Time I n s u l i n
S e c r e t i o n
Basal 0 5 minute Biphasic Pattern Glucose-induced Insulin Secretion Insulin (U/mL) Basal insulin Breakfast Lunch Dinner 50 25 0 150 Time of day Glucose (mg/dL) 100 50 0 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 AM PM Basal glucose Prandial insulin Prandial glucose 24-hr Insulin Profiles in Normal, IGT & Late Type 2 DM 160 140 120 100 80 60 40 20 0 Normal IGT I n s u l i n
( m U / m L )
0800 1200 1600 2000 2400 0400 Clock time (hours) Polonsky KS et al. Horm Res 1998; 49: 17884. Type 2 diabetes Early Type 2
Makan Pagi Makan Siang Makan Malam Sebelum tidur Levemir NovoRapid Insulin endogen ---- ---- Profil Insulin Analog sangat mirip dengan Insulin Endogen NovoMix Time of day (hours) 400 300 200 100 0 06.00 06.00 10.00 14.00 18.00 22.00 02.00 P l a s m a
g l u c o s e
( m g / d l )
Normal Meal Meal Meal 20 15 10 5 0 P l a s m a
g l u c o s e
( m m o l / l )
Hyperglycaemia due to an increase in fasting glucose T2DM Fix the Fasting First Profile T2DM GDP, mencapai target MIXTARD - PREMIX INSULATARD NPH - INTERMEDIATE ACTRAPID SHORT ACTING ANALOG INSULIN HUMAN INSULIN NOVO NORDISK lengan Perut Paha Hypoglycemia ! Drug addiction ? Expensive ! It hurts ! I dont want it.! Tipe Rapid-acting ( insulin analogs aspart or lispro mulai kerja dalam waktu 5-15 menit dan aktif selama 3-4 jam) Tipe Short-acting (regular insulin mulai kerja dalam waktu 30 menit dan aktif selama 5-8 jam) Tipe Intermediate-acting (NPH, or semilente insulin mulai kerja 1-3 jam dan aktif selama 16-24 jam)
Tipe Long-acting ( ultralente insulin mulai kerja 4-6 jam dan aktif selama 32 jam) Tipe Insulin glargine and Insulin detemir (insulin analog mulai kerja 1-2 jam dan aktif selama 24 jam) Tipe campuran (NPH dan regular insulin mulai kerja 30 menit dan aktif selama 18-24 jam) Tipe campuran (30% Semilente to 70% Ultralente aktif selama 24 jam mempunyai profil yang benar-benar flat)
Cara menggunakan Dosis dan waktu yang tepat. Preparat insulin ( onset dan durasi ) Menentukan dosis dan waktu terhadap masukan makanan, jumlah dan type insulin. Menentukan dosis dan waktu selama latihan. Menentukan dosis, tipe dan waktu pada kondisi tertentu seperti peningkatan stress berat Dosis non fisiologis dengan dosis bolus subcutan insulin atau kombinasi.
Sulfonylurea Plus Evening NPH (Humulin N) Sulfonylurea Plus Bedtime NPH (Humulin N) Sulfonylurea Plus Evening 70/30 Insulin(Humulin 70/30) Sulfonylurea Plus Various Insulin Regimes Sulfonylurea Plus Lispro Insulin(Humalog) Sulfonylurea Plus Metformin Plus Insulin
Pengendalian glukosa darah kunci keberhasilan mencegah komplikasi selain hipertensi dan lemak.
Pada kenyataannya sulit mengendalikan kadar glukosa terutama pada DM yang telah lanjut.
Penyebab kegagalan : perjalanan penyakit yang kronis, keterbatasan obat, faktor kepatuhan pasien, faktor petugas medis.
Cara mengatasi kegagalan : penggunaan kombinasi terapi yang rasional, perubahan pola hidup & kerjasama Klinisi-pasien- keluarga.
Metformin merupakan pilihan utama dalam terapi selain perubahan pola hidup. KEBERSAMAAN LEBI H BAI K DARI SENDI RI AN...