disiapkan oleh REINCO Strategic
disampaikan pada Kursus Singkat Pertanahan "Strategi Pembebasan Tanah dan Perijinan Proyek Real Estat, di Jakarta 17 Juli 2014
Original Title
Strategi Pembebasan Tanah dan Perijinan Proyek Real Estat. Pengantar Modul
disiapkan oleh REINCO Strategic
disampaikan pada Kursus Singkat Pertanahan "Strategi Pembebasan Tanah dan Perijinan Proyek Real Estat, di Jakarta 17 Juli 2014
disiapkan oleh REINCO Strategic
disampaikan pada Kursus Singkat Pertanahan "Strategi Pembebasan Tanah dan Perijinan Proyek Real Estat, di Jakarta 17 Juli 2014
(TANTANGAN PERTANAHAN UNTUK BISNIS DAN INVESTASI BIDANG REAL ESTATE DI INDONESIA) REINCO Strategic 17 Juli 2014 I. Analisis Pembebasan Lahan 1. Analisa Harga Tanah Mentah vs Matang Analisis ini dengan cara membandingkan harga tanah mentah vs matang agar kita tahu berapa harga tanah matang. Cara termudah analisis harga tanah matang: 1) Mengetahui harga pasar tanah secondary/ sekitarnya 2) Harga tanah yang dekat dengan townhouse yang sudah jadi biasanya lebih mahal . 3) Tanah yang mengambil keuntungan dari promosi yang lebih besar, misalnya di jual tanah dekat dengan Bekasi Summarecon atau persis dekat/di samping dengan lokasi tersebut. 3 hal penting yang kita perhatikan sebelum mengakuisisi tanah 1) Saluran buang/banjir 2) Listrik. Kita juga bisa saja menggunakan travo listrik, namun harus mempertimbangkan beberapa hal berikut : a) Harus untuk skala yang cukup besar (>100 unit) dan tidak untuk kurang dari jumlah tersebut, misalnya : 20,30,50 unit. b) Lokasi travo yang terdekat yang sudah ada karena kita baru dapat menginstalasi travo lagi setelah memenuhi persyaratan tertentu. 3) Air tanah / PAM
Keuntungan tanah mentah vs tanah matang :
Keuntungan tanah mentah yaitu harga lebih murah namun harus cut and fill sebelum tanah tersebut benar-benar bisa digunakan. Keuntungan tanah matang yaitu tanah yang siap digunakan untuk pembangunan, mungkin hanya perlu sedikit pembenahan. Namun, tentu saja harganya lebih mahal daripada tanah yang sudah matang. I. Analisis Pembebasan Lahan 2. Analisa Pasar Sekitar Perumahan Kita membangun proyek harus sesuaikan dengan pangsa pasar dan kemampuan pasar/demand di daerah proyek dan atau target market kita. I. Analisis Pembebasan Lahan 3. Analisa Target Market Analisis ini terkait target kita berdasarkan perencanaan awal kita, apakah kita main di harga atau main di konsep. Main di konsep akan membuat tidak kelebihan bahan,lebih estetika, dan lebih berkualitas sedangkan main di harga akan membuat harga lebih murah tetapi estetika menjadi nomor kesekian. Untuk level perumahan, lebih baik kita main di harga. I. Analisis Pembebasan Lahan 4. Analisa Bentuk Tanah Bentuk tanah yang dimaksud adalah kontur tanahnya. Maksudnya apakah lebih tinggi (bukit atau akibat puing) atau lebih rendah (kubangan), misalnya bekas pemancingan atau sawah. Bentuk tanah yang lebih disukai yaitu yang bukit. Alasannya: Tanah yang lebih akibat berbentuk bukit dapat di jual dengan harga per rit truk. Namun, ada juga kerugiaan dari tanah yang lebih/bukit yaitu akan merusak tanah/jalan sekitarnya karena alat untuk mobilisasi mengangkut tanah adalah alat/kendaraan berat.
I. Analisis Pembebasan Lahan 5. Analisa Infrastruktur Analisis ini terkait dengan infrastuktur yang harus ada di proyek yaitu terkait saluran pembuangan, lebar jalan, fasilitas umum, fasilitas social, dan aspek legal seperti GSS (Garis Sepadan Sungai) . Dengan demikian, begitu pentingnya infrastruktur karena akan menunjang keberhasilan dan laku nya proyek kita di pasaran. II. Strategi mendapatkan lahan 1. Kerjasama bagi hasil dengan pembayaran per-akad kredit Tawarkan pola kerjasama untuk berbagi profit dengan syarat lahan dibayar perkavling setelah akad kredit dan bagi hasil profit dibayar setelah proyek selesai. II. Strategi mendapatkan lahan 2. Mark-Up Harga Dengan Pembayaran Tunda 3. Strategi Kerjasama dengan Investor Sebenarnya, strategi yang kita gunakan mirip dengan strategi mendapatkana lahan bagian I dan bagian II, hanya saja kali ini kita menawarkannya kepada pihak ketiga.
III. Trik Pembebasan Lahan Lewat Aranger/Pihak Ketiga Arranger harus membebaskan lahan dengan posisi dan lokasi tertentu yang strategis secara blok tidak terpencar-pencar atau bolong. Pembayaran dilaksanakan sesuai jumlah pembebasan dengan nilai retensi tertentu. Pembayaran dilaksanakan kepada arranger setelah dilakukan legal audit terhadap dokumen pembebasan oleh konsultan hukum ahli. Arranger wajib bertanggungjawab atas kebenaran dokumen pembebasan. Adapun bentuk jaminan arranger tergantung kesepakatan.
IV. PERIJINAN DAN LEGAL TANAH 1.IJIN LOKASI A.SURAT PERMOHONAN (proposal,data diri,lokasi) B.RAPAT KOORDINASI INSTANSI TERKAIT C.PRESENTASI DARI PEMOHON KEPADA INSTANSI TERKAIT D.PENINJAUAN LAPANGAN E.ASPEK TATA GUNA TANAH F.SK IZIN LOKASI DARI BUPATI/WALIKOTA SK IJIN BUPATI/WALIKOTA PRESENTASI PEMOHON KEPADA INSTANSI TERKAIT
RAPAT KOORDINASI INSTANSI TERKAIT SURAT PERMOHONAN PENGEMBANG
- PROPOSAL - DATA DIRI - LOKASI PENINJAUAN LAPANGAN
ASPEK TATA GUNA 2.PENGESAHAN SITE PLAN A.DOKUMEN PENDUKUNG : -- GAMBAR SITE PLAN/REVISI -- PERHITUNGAN TOTAL KAVLING DAN PERUNTUKAN -- PERHITUNGAN KOMPOSISI EFFEKTIF -- PENJELASAN RENCANA PENGEMBANGAN DI LOKASI -- BUKTI SURAT TANAH DAN PBB B. PROSES DILAKUAN DI DINAS TATARUANG DAN BANGUNAN PEMDA KABUPATEN/KOTA
IV. PERIJINAN DAN LEGAL TANAH 3.IMB A.DOKUMEN PENDUKUNG: -- GAMBAR BANGUNAN FORMAT IMB -- GAMBAR DIMENSI KAVLING -- SITE PLAN -- GAMBAR SITUASI -- PERHITUNGAN VOLUME BANGUNAN -- SURAT PERMOHONAN IMB -- BUKTI SURAT TANAH DAN PBB B. PROSES DILAKUKAN DI DINAS TATARUANG DAN BANGUNAN KABUPATEN/KOTA
IV. PERIJINAN DAN LEGAL TANAH C. PERIJINAN LAINNYA (TERGANTUNG KEBUTUHAN PADA SKALA PENGEMBANGAN) -- TRANSPORTASI DLLAJR -- AMDAL DINAS LINGKUNGAN HIDUP /BAPPEDAL -- AIR BERSIH PDAM /PENGAIRAN /PERTAMBANGAN -- LISTRIK PLN -- TELEPON PT TELKOM -- IZIN GANGGUAN BUPATI/WALIKOTA -- IZIN PENGOPERASIAN TERGANTUNG JENIS FASILITAS IV. PERIJINAN DAN LEGAL TANAH 4. LEGALITAS PERTANAHAN
A.KARAKTERISTIK TAHAH: SEBAGAI BAHAN BAKU PENGEMBANGAN SEBAGAI ASSET,SEBAGAI PERSEDIAAN,SEBAGAI YANG DITRANSAKSIKAN MEMILIKI NILAI KOMERSIAL DAN SOSIAL IV. PERIJINAN DAN LEGAL TANAH 4. LEGALITAS PERTANAHAN
B.TATA CARA PEMBEBASAN YANG AMAN DAN CEPAT: PEMERIKSAAN RIWAYAT TANAH,SURAT,KEABSAHAN,BUKTI PBB KELENGKAPAN BERKAS PENDUKUNG a) TRANSAKSI DENGAN PEMILIK ASLI/PERORANGAN/INSTITUSI SWASTA/PEMR/BUMN/D b) TRANSAKSI DENGA AHLI WARIS PENDEKATAN YANG BAIK,PERAN TOKOH YANG BERPENGARUH PEMBAYARAN LANGSUNG SESUAI KOMITMENT KEPADA YANG TERCANTUM DI SURAT TANAH DENGAN DISAKSIKAN PEJABAT SETEMPAT DISERTAI DOKUMENTASI,FILE LENGKAP/DIFOTO MOMEN MOMEN KHUSUS SEPERTI LEBARAN,LEBARAN HAJI,KEBUTUHAN KHUSUS DLL
IV. PERIJINAN DAN LEGAL TANAH 4. LEGALITAS PERTANAHAN
C. KEMUNGKINAN SENGKETA: SURAT ASPAL PENYELESAIAN WARIS TIDAK LENGKAP/SEMPURNA TATACARA AMAN TIDAK DIIKUTI (ADA YANG KURANG) ITIKAD NEGATIF PIHAK TERTENTU UTK PEMANFAATAN SENDIRI PENYELASAIAN SENGKETA (TANPA PENGADILAN CERMAT,BUKTI DATA,PERSUASIF,BANTUAN TOKOH BILA PERLU;DENGAN PENGADILAN)
IV. PERIJINAN DAN LEGAL TANAH STRUKTUR KONVERSI TANAH DAN PENGEMBANGANNYA TYPE-TYPE PEMBELI TANAH PEMBELI TANAH MENTAH SPEKULAN TANAH CALON PENGEMBAN G PENGEMBAN G END USER FUNGSI UTAMA DIMANFAATK AN SESUAI KEBUTUHAN NYA MENGUASAI SAMBIL MENUNGGU KENAIKAN HARGA DIANALISIS APA YANG PALING MENGUNTUN GKAN PEMATANGA N TANAH DAN PENGKAVLIN GAN RUMAH DIBAYAR/DIJ UAL/DISEWA KAN ATAU DIGUNAKAN SENDIRI TYPE PEMBIAYAAN DARI UANG SENDIRI
DANA SENDIRI ATAU BANK DANA SENDIRI ATAU BANK/LEMBAGA KEUANGAN KHUSUSNYA BERUPA PINJAMAN JANGKA PANJANG TYPE PENJUALAN DUJUAL KEPADA SPEKULAN ATAU PENGEMBANG DIJUAL KEPADA PENGEMBAN G/INSTANSI/P ERORANGAN DIJUAL KEPADA INSTANSI/PE RORANGAN LAMA PENGUASAA N LAHAN MINIMAL 10 TAHUN MINIMAL 8-10 TAHUN MINIMAL 2-5 TAHUN MINIMAL 5 TAHUN KAPAN SAJA V. Hunian Berimbang : Konsep dan Isu Hunian Berimbang adalah perumahan dan kawasan pemukiman yang dibangun secara berimbang dengan komposisi tertentu dalam bentuk rumah tunggal dan rumah deret Dasar hukum : Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumah-an dan Kawasan Permukiman pasal 34 sampai pasal 37, dan ditindaklanjuti dalam Permenpera Nomor 10 Tahun 2012
V. Hunian Berimbang : Konsep dan Isu Tujuan Hunian Berimbang adalah untuk : (i) menjamin tersedianya rumah mewah, rumah menengah dan rumah sederhana bagi masyarakat yang dibangun dalam satu ham- paran atau tidak dalam satu hamparan untuk rumah sederhana; (ii) mewujudkan kerukunan antarberbagai golongan masyarakat dari berbagai profesi, tingkat ekonomi dan status sosial dalam perumahan, pemukiman, lingkung an V .Hunian Berimbang : Konsep dan Isu Penyelenggaraan Hunian Berimbang : Perumahan dengan jumlah rumah sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) sampai dengan 1.000 (seribu) rumah; Permukim an dengan jumlah rumah sekurang- kurangnya 1.000 (seribu) sampai dengan 3.000 (tiga ribu) rumah; Lingkungan hunian dengan jumlah rumah sekurang- kurangnya 3.000 (tiga ribu) sampai dengan 10.000 (sepuluh ribu) rumah; Kawasan permukiman dengan jumlah rumah lebih dari 10.000 (sepuluh ribu) rumah V. Hunian Berimbang : Konsep dan Isu Lokasi Hunian Berimbang : Lokasi untuk hunian berimbang dapat dilaksanakan dalam satu kabupaten/kota pada: 1. Satu hamparan; atau 2. Tidak dalam satu hamparan. Lokasi dalam satu hamparan sekurang-kurangnya menampung 1000 (seribu) rumah Lokasi yang tidak dalam satu hamparan sekurang- kurangnya menampung 50 (lima puluh) rumah. V. Hunian Berimbang : Konsep dan Isu Komposisi Hunian Berimbang berdasarkan: Jumlah rumah : Komposisi berdasarkan jumlah rumah merupakan perbandingan jumlah rumah sederhana, jumlah rumah menengah dan jumlah rumah mewah. Perbandingan yang dimaksud adalah dalam skala 3:2:1, yaitu 3 (tiga) atau lebih rumah sederhana berbanding 2 (dua) rumah menengah berbanding 1 (satu) rumah mewah. V. Hunian Berimbang : Konsep dan Isu Komposisi Hunian Berimbang berdasarkan: Luasan lahan : komposisi berdasarkan luasan lahan merupakan perbandingan luas lahan untuk rumah sederhana, terhadap luas lahan keseluruhan. Luasan lahan tersebut minimal 25% dari luas lahan keseluruhan dengan jumlah sederhana sekurang-kurangnya sama dengan jumlah rumah mewah ditambah jumlah menengah. V. Hunian Berimbang : Konsep dan Isu Isu terkait Hunian Berimbang : Pembangunan rumah sederhana dalam skema hunian berimbang terkesan seperti pergeseran tanggungjawab penyediaan perumahan dari pemerintah ke pengembang ketika tidak tersedia insentif dari pemerintah V. Hunian Berimbang : Konsep dan Isu Isu terkait Hunian Berimbang : Konsep hunian berimbang banyak disalahpahami sebagai hanya sekedar mengurangi backlog, padahal loso utamanya adalah menjaga keserasian sosial dalam masyarakat melalui hidup berdampingan diantara beragam strata sosial dalam satu lingkungan hunian. V. Hunian Berimbang : Konsep dan Isu Isu terkait Hunian Berimbang : Pasar tanah dilepas ke pasar sehingga harga tanah tidak terkendali. Hunian Berimbang : Konsep dan Isu Isu terkait Hunian Berimbang : Penerapan konsep hunian berimbang perlu memperhatikan keberagaman daerah, dan tidak menerapkan skema one t for all Konsep hunian berimbang belum terakomodasi/terinternalisasi kedalam skema Rencana Tata Ruang. V. Hunian Berimbang : Konsep dan Isu Isu terkait Hunian Berimbang : Penerapan skema hunian berimbang kurang mengakomodasi konsep sejenis yang telah ada sebelumnya seperti skema Kawasan Siap Bangun (Kasiba) dan Lingkungan Siap Bangun (Lisiba) Penerapan suatu kebijakan publik dalam hal ini hunian berimbang membutuhkan dasar pijak yang kuat berupa hasil evaluasi pelaksanaan hunian berimbang V. Hunian Berimbang : Konsep dan Isu Isu terkait Hunian Berimbang : Penerapan hunian berimbang membutuhkan penegak-an hukum (law enforcement) yang kuat Penolakan (setidaknya tidak menjadi preferensi) dari ke-lompok strata tertentu untuk hidup berdampingan dalam satu hamparan tertentu dengan kelompok strata bawah. V. Hunian Berimbang : Konsep dan Isu Isu terkait Hunian Berimbang : Pengaturan skema hunian berimbang melalui SKB 3 (tiga) menteri tidak mempunyai legitimasi yang kuat Walaupun dianggap sulit diterapkan, namun ternyata beberapa lokasi perumahan telah berupaya menerapkan konsep hunian berimbang VI. RUU Pertanahan: Isu terkini Isu terkait RUU Pertanahan: RUU Pertanahan mengatur luas maksimum tanah hak guna bangunan (HGU) yang dapat dikuasai badan usaha. HGU kawasan perumahan maksimal 200 hektare (ha), kawasan perhotelan atau resort maksimal 100 ha, dan lahan kawasan industri maksimum 200 ha Isu terkait RUU Pertanahan: Pembatasan lahan mengancam daya saing kawasan industri. Sebab, luas kawasan industri yang ekonomis dan bisa memberi keuntungan minimal 1.000 ha. VI. RUU Pertanahan: Isu terkini TERIMA KASIH