You are on page 1of 99

TERAPI DALAM PSIKIATRI

PENDAHULUAN
Sejak tahun 1967 dalam bidang psikiatri dan pelayanan
kesehatan jiwa dikembangkan pendekatan Eklektik
Holistik
Eklektik (Detail Principle) penderita harus diperiksa secara
terperinci dan menurut pola yang membedakan masing-
masing dunia dan alam kehidupannya (organo-biologik,
psiko-edukatif, eksistensi individual manusia)
Holistik memandang manusia sebagai unitas keseluruhan
yang utuh.
Terapi psikiatrik meliputi tiga aspek kehidupan, yaitu :
1. Aspek Organo-Biologik
2. Aspek Psiko-Edukatif
3. Aspek Sosio-Kultural
2
ORGANO-BIOLOGIK
1. Insulin coma therapy
2. Pharmacological convulsive therapy
3. Electro convulsive therapy (ECT)
4. Operasi otak psycho surgery
5. Terapi farmakolgik, dg obat psikotropika
Cara 1,2,4 sangat jarang dan hampir tak
pernah dipakai lagi
PSIKO-EDUKATIF
1. Psikoterapi
2. Behaviour Therapy ( terapi perilaku )
3. Terapi / Latihan Kerja
SOSIO-KULTURAL
1. Sosial rekreasi
2. Terapi musik tari drama
3. Manipulasi Lingkungan
TERAPI KEJANG LISTRIK(ECT)
Dasar pemikiran
Schizophrenia tidak pernah terjadi bersama-
sama dg epilepsi pd seorang penderita
Gejala Psikosis hilang sesudah terjadi kejang
ECT
Sekarang ternyata pemikiran ini tidak benar.
Cerletti dan Bini menemukan alat ECT
memakai aliran listrik yg melalui 2 elektroda
yg diletakkan secara bifrontal.
Dengan alat ECT yg lebih modern
besarnya arus (ampere , voltase dan
lamanya dapat diatur secara otomatis).
Orang muda mempunyai ambang kejang
lebih rendah dan wanita lebih banyak
daripada pria
INDIKASI
Depresi berat termasuk depresi involutif
(pd usia lanjut)
Gangguan bipolar
Schizophrenia , terutama :
Tipe katatonik
Tipe schizoafektif
Akut
KONTRA INDIKASI
Mutlak
SOL (Space Occupying Lesion)
Infark Myocard
Relatif
1. Penyakit jantung: dekompensasio kordis, angina
pektoris, A-V Block, aneurisma aorta, dll
2. Kelainan tulang skoliosis, kiphosis, dll
3. Kehamilan keguguran
4. Hipertensi berat
5. Hiperpireksia
6. Diatesa Haemoragic
7. Epilepsi (?)
8. Ansietas berat
10
PERSIAPAN E.C.T
Persiapan E.C.T :
1. Informed consent / izin tindakan
2. Pemeriksaan fisik dan riwayat medis
standar
3. Pemeriksaan laboratorium sesuai riwayat
medis
4. Pemeriksaan ekg dan eeg
5. Evaluasi ahli anestesi akan resiko
penggunaan anestesi
11
PROSEDUR E.C.T
Prosedur E.C.T. :
1. Pasien dipuasakan 8 12 jam
2. Premedikasi dengan injeksi atropin 0,6 1,2 mg
i.M atau s.C
3. Pemeriksaan gigi geligi dan pemasangan tounge
spatel
4. Anestesi dengan tiopental / penthotal 3mg/kgbb
i.V, ketamin 6-10 mg/kgbb i.M.
5. Diberi perelaksasi otot suksinil kholin (0,5-1,5
mg/kg)
12
PENEMPATAN ELEKTRODA E.C.T
Penempatan elektroda :
1. Bilateral bifrontotemporal (2 inci diatas titik
tengah garis yang ditarik dari meatus
akustikus eksternal ke sudut lateral mata)
2. Unilateral hemispherium non dominan, satu
di frontotemporal dan yang lain
centroparietal.
13
EFEK SAMPING E.C.T
Efek samping :
1. Gangguan sistemik :
- aritmia jantung sementara
- Peningkatan tekanan darah
2. Gangguan susunan saraf pusat
- Kebingungan (confused)
- Sakit kepala
- Mual dan muntah
KOMPLIKASI
1. Kematian sangat jarang
2. Dislokasi + fraktur
3. Apneu (berhenti bernafas)
4. Cardiac arrest
5. Reaktivasi proses tambah lama
6. Pneumonia
7. Amnesia
8. Delirium lebih sering
15
JUMLAH DAN FREKWENSI E.C.T
Jumlah dan frekwensi E.C.T. :
Jumlahnya bervariasi dan ditentukan
berdasarkan respon klinis. Biasanya efektif
berkisar antara 6 12 kali
Frekwensi biasanya 3 x seminggu pada yang
bilateral, sedang unilateral 4 5 kali
seminggu
Terapi segera dihentikan sesudah tampak
kemajuan klinis


FASE-FASE DLM KEJANG LISTRIK
1. Fase laten: 2-5 tremor cepat
2. Fase tonik: kurang lebih 10 seluruh sistem otot
kerangka kejang tonik
3. Fase klonik : kurang lebih 30 kejang klonik
(berdenyut) menyeluruh makin lama makin
berkurang
4. Fase Apneu dan belum sadar beberapa detik
5. Fase bernafas spontan : makin lama makin teratur
beberapa menit
6. Fase sadar kembali: 5 sesudah kejang berhenti.
Pasien disorientasi beberapa menit
7. Fase tidur : - 1 jam sesudah pasien menguasai
lagi orientasinya
MEKANISME KERJA
Pasti belum diketahui
Pada kejang listrik cortex cerebri (otak
besar) terangsang dg cepat dan hebat.
Oksigen otak habis sedang supply-oxygen darah
tak cukup
An-oksemia otak hilang kesadaran
MEKANISME KERJA
Teori Psikodinamik
Efek Plasebo
Penghapusan Ingatan
Kejang sebagai agen penyembuhan
Perubahan-perubahan Biokimia
Efek terapeutik dari kenaikan ambang kejang
Neurogenesis Hippocampus
TEORI PSIKODINAMIK
Efek bermanfaat dari ECT adalah untuk
pemenuhan kebutuhan akan hukuman
pada kebencian diri, pasien depresi.
EFEK PLACEBO
Efek-efek bermanfaat sesuai dengan
pemikiran yang muluk-muluk dari
sebagian staf dan pasien.
PENGHAPUSAN MEMORI
Efek-efek Bermanfaat dari ECT
berhubungan dengan kemampuannya
untuk mengganggu memori jangka
pendek, dengan cara itu ECT menghapus
ingatan trauma-trauma yang baru, yang
menyebabkan episode depresi.
KEJANG, SEBAGAI PENGOBATAN
ECT tidak efektif ketika kejang dibawah
ambang atau hambatan secara
farmakologik.
Kejang umum yang adalah menentukan
efek antidepresi dari ECT.
TEORI BIOKIMIA
Berbagai macam perubahan biokimia
neurotransmitters, yang juga memberikan
implikasi efek terapeutik dari pengobatan
antidepresi.
Serotonin , Norefinefrin
Perubahan konsentrasi atau regulasi
keatas (up-regulation) dari reseptor-
reseptor mereka.

KENAIKAN AMBANG KEJANG
Perubahan-perubahan kimiawi
bertanggung jawab untuk mengakhir
kejang umum yang memainkan peran
yang lebih besar dalam efek ECT.
Perubahan kimiawi ini menyebabkan
kenaikan bertahap ambang kejang selama
pemberian ECT.
NEUROGENESIS HIPOCAMPUS
Beberapa penelitian pencitraan otak
(neuroimaging) menunjukkan
pengurangan volume hipokampus dari
pasien-pasien depresi.
Kenaikan kadar neurotropik yang
diperoleh otak dalam hipokampus.
Kenaikan pertumbuhan serat lumut
(mossy fiber) dan neurogenesis didalam
hipokampus
3 TEORI LAIN DARI MEKANSME KERJA ECT
1. Teori Psikologik
2. Teori Ketidak - sadaran
3. Teori Somatik
TEORI PSIKOLOGIK
Pada kejang listrik timbul perasaan
ancaman maut yg hebat pasien dapat
dianggap dapat memobilisasi semua naluri
(instinct) vital dan mekanisme defense yg
kuat.
Tetapi pemberian anesthesi sebelum ECT
tidak mempengaruhi efek terapeutik
(meniadakan perasaan ancaman maut)
TEORI KETIDAKSADARAN
Keadaan tidak sadar merupakan faktor terapi
yg pokok
Tetapi keadaan tidak sadar oleh karena obat-
obatan (ether, barbiturat tak memberi efek
terapeutik seperti ECT)
TEORI SOMATIK
Carletti : adanya ancaman maut
menimbulkan pula mekanisme defense
biologik terbentuk zat agonin efek
terapi
MEDIKASI PSIKOTROPIKA TERAPI DENGAN
PSIKOTROPIK
Obat Psikotropik
Obat-obat yg dapat mempengaruhi proses
pikir, alam perasaan/emosi, tingkah
laku/behaviour dan penghayatan pribadi
manusia
PEMBAGIAN OBAT PSIKOTROPIK
BERDASARKAN EFEK KLINISNYA
1. Anti Psikotik
2. Anti Depresan (ggn depresi)
3. Anti Anxietas
4. Anti Insomnia (ggn tidur)
5. Anti Maniakal (ggn hiperaktif)
6. Golongan Lain-lain /Tambahan
ANTI PSIKOTIK
(Neroleptik = major tranquilizer)
Dapat mensupresi gejala-gejala psikotik
Hasilnya lebih baik pada fase akut
schizophrenia, depresi psychotic dan gejala
manikal akut
Pada schizophrenia kronik dapat
mensupresi eksaserbasi akut
Contoh: khlorpromazin (largactil),
trifluoperazin (stelazine), thioridazin
(melleril), flufenazin (anatensol), sulfirid
(dogmatil)
ANTI ANXIETY
Golongan obat ini terutama berkhasiat untuk
mengurangi ansietas pathologi, ketegangan,
agitasi, tanpa mempengaruhi fungsi kognitif
dan proses persepsi.
Pada pemakaian dosis tinggi dan jangka
panjang dapat meningkatkan ketergantungan
dan gejala putus obat pada penghentian
pemakaian.
Contoh: diazepam (valium), bromozepam
(lexotan), lorazepam (ativan), klobazam
(frisium), buspiron (buspar), alprazolam
(xanax)
ANTI INSOMNIA
Golongan ini terutama menormalkan ggn
tidur yg patologi
Contoh: Nitrazepam (mogadon), triazolam
(halcion), estazolam (esilgan), flurazepam
(dalmadorm)
ANTI MANIAKAL
Golongan obat ini mempengaruhi proses
hiperaktivitas atau ggn maniakal tanpa
menyebabkan proses depresi . Pada keadaan
maniakal yg berlebihan dan akut diperlukan
antipsikotik untuk mensupresi gejala secara
cepat. Setelah fase akut diatasi baru dapat
diberi antimaniakal yg dapat bekerja profilaksis
supaya tidak timbul eksaserbasi.
Contoh: lithium carbonat (teralith) perlu
monitoring kadarnya dalam darah mudah
intoksikasi, karbamazepin (tegretol)
ANTI DEPRESAN
Berkhasiat pada depresi patologik, baik yang
psikotik atau nerotik
Golongan trisiklik generasi pertama efek
klinik 7-21 hari pengobatan, mempengaruhi
sistem otonom dan kardiovaskuler,misal :
imipramin (tofranil), amitriptilin (laroxyl),
klomipramin (anafranil)
Golongan non-trisiklik generasi kedua efek
klinik, 5-14 hari, kurang mempengaruhi sistem
otonom dan kardiovaskuler, misal : maprotilin
(ludiomil), mianserin (tolvon), trazodon (trazone),
amineptin (survector)
37
PSIKOTERAPI
Psikoterapi berasal dari dua kata, yaitu psyche
yang berarti jiwa dan therapy yang berarti
pengobatan. Jadi psikoterapi berarti
pengobatan jiwa
Sampai saat ini psikoterapi dianggap sebagai
aspek murni psikiatri yang merupakan bagian
integral dari praktek psikatri dan relevant
digunakan pada gangguan psikiatrik,
Psikoterapi digunakan untuk ,meningkatkan
sikap fleksibilitas, kebebasan, kebahagian
dalam hidup mereka
38
DEFINISI PSIKOTERAPI
Menurut Lewis R. Wolberg (1977)
Psikoterapi adalah perawatan atau pengobatan
dengan menggunakan alat-alat psikologik
terhadap permasalahan yang berasal dari
kehidupan emosional dimana seorang ahli
secara sengaja menciptakan hubungan
profesional dengan pasien, yang bertujuan :
(1) Menghilangkan, mengubah atau menurunkan
gejala-gejala yang ada.
(2) memperantarai perbaikan pola tingkah laku
yang terganggu, dan
(3) meningkatkan pertumbuhan serta
mengembangkan kepribadian yang positif.
39
TUJUAN PSIKOTERAPI
1. Perawatan akut (intervensi klinis dan
stabilisasi)
2. Rehabilitasi (memperbaiki gangguan
perilaku berat)
3. Pemeliharaan ( pencegahan keadaan
memburuk jangka panjang)
4. Restrukturisasi (meningkatkan perubahan
yang terus menerus pada pasien)
SYARAT
Fungsi ego penderita cukup utuh
Terapis cukup terlatih dalam teori dan
praktek psikoterapi serta memiliki sifat-sifat
tertentu, agar dapat diciptakan landasan
kerjasama dengan penderita, sebagai syarat
mutlak untuk melaksanakan terapi.
41
TEHNIK PSIKOTERAPI
1. Eksplorasi psikoanalisa, terapi
berorientasi psikodinamik
2. Direktif terapi kognitif, desensitisasi,
terapi realitas, biofeedback, rasional emotif.
3. Eksperiensial terapi eksistensi, terapi
seni, psikodrama, terapi berpusat klien.
4. Supportif sugestif, ventilasi, penjaminan
(reassurance), advis, pujian.
42
LINGKUNGAN PSIKOTERAPI
1. Rawat inap rumah sakit
2. Perawatan parsial (day care)
3. Rawat jalan
43
FORMAT PSIKOTERAPI
1. Individual
2. Keluarga / perkawinan
3. Kelompok (homogen dan heterogen)
JENIS-JENIS PSIKOTERAPI
1. Psikoterapi yang bersifat ekspresif
Psikoterapi rekonstruktuf
Psikoterapi reedukatif
2. Psikoterapi bersifat suportif
PSIKOTERAPI BERSIFAT EKSPRESIF
Tujuan
Membuka dunia dalam penderita
Mengaturnya kembali dan
Memberi perspektif baru kepada isi pikiran
yang disadarinya
Menyadarkan dan menginterpretasikan isi
pikiran, motivasi dan ekspresi emosional
yang kurang atau tidak disadarinya
DINAMIK PERUBAHAN TERAPEUTIK DALAM
PSIKOTERAPI
Situasi kehidupan yang mencetuskan
kesulitan usaha penyesuaian diri yang
kurang wajar
Gejala + keluhan terapis psikoterapi
memahami korelasi gejala/keluhan dengan
faktor kepribadian mengalihkan perhatian
dari gejala/keluhan ke gangguan faktor
kepribadian maturasi proses belajar
cara-cara bereaksi yang baru dan lebih
efektif.
PSIKOTERAPI REKONSTRUKTIF
Menyelami alam tak sadar melalui tekniks
seperti asosiasi bebas, interpretasi mimpi,
analisa daripada transfersi
Tujuan
Perombakan radikal daripada corak
kepribadian hingga tak hanya tercapai suatu
penyesuaian diri yang lebih efisien, akan
tetapi juga suatu maturasi daripada
perkembangan emosional dengan
dilahirkannya potensi adaptif baru
ALIRAN-ALIRAN
Psikoanalisa Freudian
Psikoanalisa non Freudian (Horney, Sullivan,
Rank, Jung, Adler dan Stekel)
Psycho-analytically oriented psychotherapy
(Alexander + French)
49
PSIKOANALISA
Dikemukakan oleh S.Freud dan J.Breur
Tujuan utama mengangkat konflik (emosi dan motif yang
direpresi ke kesadaran sehingga dapat ditangani dengan
cara yang lebih rasional dan realistik
Tugas terapis : mempersiapkan pasien untuk menghadapi
material yang menimbulkan kecemasan yang telah
diungkapkan
Tehnik yang dilakukan : asosiasi bebas dan analisa mimpi
Lamanya terapi : 3 6 tahun, sesi 4 kali atau lebih dalam
seminggu. Masing masing sesi lamanya 45 50 menit
Indikasi : konflik psikologis yang telah berlangsung lama
dan telah menimbulkan gejala atau gangguan.
50
PSIKOTERAPI PSIKOANALITIK
Psikoterapi psikoanalitik adalah psikoterapi yang
didasarkan pada rumusan psikoanalitik yang
telah dimodifikasi secara konsepsual dan tehnik
dengan memusatkan perhatian pada konflik
pasien sekarang dan pola dinamika sekarang
Dikembangkan dari konsep psikoanalisa Freud
bahwa gangguan mental berakar dari konflik
dan ketakutan bawah sadar
Penekanan pada peran ego yang rasional.
51
TUJUAN PSIKOTERAPI PSIKOANALITIK
1. Menurunkan rasa takut dan kecemasan
2. Mengembalikan proses pikir yang luhur
3. Membantu individu menghadapi kenyataan
4. Memperbaiki komunikasi interpersonal


PSIKOTERAPI REEDUKATIF
Tujuan
Membangkitkan pengertian pada penderita
tentang konflik-konflik jiwa yang dikandungnya,
yang terutama terletak dalam alam sadarnya
Aliran-aliran
Relationship therapy (John Levy, Allen, Taft)
relasi terapis penderita
Attitude therapy (David therapy) distorsi sikap
penderita
Psychobiologic therapy (Adolf Meyer)
eksplanasi atas dasar bio-psiko-sosiologik
Interview Psychotherapy (Finesinger, Stanley
Law)
Psychologic therapy / therapeutic counseling
(Rogers) dll.
53
TERAPI KOGNITIF
Terapi kognitif adalah terapi terstruktur
jangka pendek yang menggunakan kerja-
sama aktif pasien dengan ahli terapi untuk
mencapai tujuan terapeutik.
Terapi ini berorientasi pada masalah
sekarang dan pemecahannya.
Terapi ini memfokuskan diri pada perubahan
pikiran / pandangan seseorang terhadap
masalah yang dihadapinya.
54
JENIS JENIS TERAPI KOGNITIF
1. Terapi kognitif depresi beck
2. Terapi emotif rational
55
TERAPI KOGNITIF BECK
Dikemukakan oleh Aaron Beck
Indikasi : depresi
Fokus : perubahan pandangan yang maladaptif/negatif
Depresi memiliki triad kognitif :
1. Pendapat negatif mengenai diri
2. Pandangan negatif mengenai dunia
3. Pandangan negatif mengenai masa depan
Tehnik : pendekatan ini terdiri dari 4 proses :
1. Mendapatkan pikiran otomatis
2. Menguji pikiran otomatis
3. Mengidentifikasi anggapan dasar yang maladaptif
4. Menguji keabsahan anggapan maladaptif
56
TERAPI EMOTIF RASIONAL
Dikemukakan oleh Ellis dan Bernard (1985)
Menurut Ellis, orang yang mempertahankan
pandangan hidup yang waras mengenai
kehidupan, gangguan emosional jarang terjadi.
Tujuan : mengurangi gangguan emosional dan
perilaku penaklukkan diri, dan
mengaktualisasikan diri sehingga mereka hidup
dalam eksistensi yang lebih terpenuhi,
berbahagia dengan cara mengajarkan orang
berpikir lebih rasional
Indikasi : depresi, ansietas, fobia, gangguan
kepribadian, psikotik, masalah sekseksual dan
relasional dan ketrampilan sosial.
57
TERAPI PERILAKU
Terapi perilaku adalah terapi yang secara
langsung bertujuan menghilangkan perilaku
atau sikap yang maladaptif dan menggantinya
dengan pola perilaku yang baru dengan
membangkitkan aktivitas (+) melalui
perkembangan atau aktivitas lain yg bersifat
terapeutik
Terapi ini didasarkan pada prinsip teori belajar
(learning theory) pembiasaan klasik dan
pembiasaan pelaku
INDIKASI TERAPI TINGKAH LAKU

Terapi yg bertujuan untuk membangkitkan aktivitas (+) melalui
perkembangan atau aktivitas lain yg bersifat terapeutik
Orang dewasa
Pilihan I: ggn fobia, kecemasan sosial / social phobia,
obsesi-kompulsi ritual
Bermanfaat pada: impotensi, frigiditas, ekshibisionisme,
gagap, judi, mencabut rambut, obesitas, anoreksia-nervosa,
rehabilitasi sosial pada schizophrenia
Tak berguna pada: schizophrenia, depresi berat, hipomania
Anak
Pilihan I pada: enuresis nokturnus, fobia
Berguna pada: rehabilitasi edukasional pada anak dengan
mental subnormal, masalah belajar, gangguan tingkah laku
TIPE-TIPE
1. Mengurangi ansietas yang berhubungan dengan
perilaku (fobia, keadaan kompulsi) terapi
penyingkapan (exposure)
Desensitisasi + implosin/flooding
Mengatur diri
Percontohan
2. Mengurangi perilaku selera (ekshibisionisme,
obesitas) mengatur diri, pengenyangan,
aversif. Mengembangkan perilaku baru
(mempelajari keterampilan sosial) dengan latihan,
program pendidikan, percontohan, memberi
bentuk, mengatur diri, ketangkasan, cara
berjalan, memberi makan, perjanjian,
kemungkinan pemberian penghargaan.
60
JENIS-JENIS TERAPI PERILAKU
1. Terapi desensitisasi
2. Terapi aversif
3. Terapi pembanjiran
4. Pemodelan
61
DESENSITISASI
Dikembangkan oleh Joseph Wolpe
Prinsip dasar : perilaku pembiasaan balik (counter
conditioning) yang menyatakan, orang dapat mengatasi
kecemasan maladaptif yang ditimbulkan oleh situasi atau
objek dengan mendekati situasi yang menakutkan secara
bertahap dan dalam suatu keadaan psikofisiologis yang
menghambat kecemasan
Desensitisasi sistematik terdiri dari 3 tahap :
1. Latihan relaksasi
2. Konstruksi hirarki
3. Desensitisasi stimulus.
Indikasi : fobia, obsesi kompulsif, gangguan seksual

62
TERAPI AVERSIF
Prinsip : perilaku yang dibentuk untuk
menghidari konsekwensi yang tidak
menyenangkan
Tehnik : ada tiga tipe pokok :
1. Pengkondisian klasik
2. Penghukuman
3. Pelatihan menghindari stimulus
berbahaya
Indikasi : gangguan perilaku destruktif
63
PEMBANJIRAN (FLOADING)
Prinsip dasar : meloloskan diri dari pengalaman yang
menimbulkan kecemasan akan memperkuat kecemasan
melalui pembiasaan
Tehnik :
1. Mendorong pasien berhadapan langsung dengan
situasi yang menakutkan, dibiarkan beberapa saat
sampai ia menjadi tenang dan menguasai
ketakutannya.
2. Melalui pembayangan situasi yang menakutkan
(tehnik implosi)
Indikasi : fobia spesifik
Kontra indikasi : kecemasan yang kuat akan
membahayakan
.
64
PEMODELAN / MODELING PARTISIPAN
Pasien belajar perilaku baru dengan
meniru model yang tanpa rasa takut
menghadapi situasi yang menakutkan
Tehnik telah berhasil digunakan pada
fobia anak dan agorafobia
65
BIOFEEDBACK
Dikembangkan oleh Neal Miller
Didasarkan pada konsep bahwa respon autonomik
dapat dikendalikan melalui pembiasaan pelaku atau
instrumental.
Manifestasi fisiologis kecemasan dapat diturunkan
melalui pengajaran untuk menyadari perbedaan
fisiologis antara ketegangan dan relaksasi
Tehnik :
1. Pasien diberitahu mengenai status fungsi biologik
tertentu (temperatur, tekanan darah tegangan otot,
denyut jantung, aktivitas otak
2. Pasien diajar mengatur satu atau lebih keadaan
biologis tersebut yang mempengaruhi gejala .

PSIKOTERAPI SUPORTIF PALING DANGKAL
Indikasi
1. Penderita dengan kekuatan ego yang terlampau
rapuh
2. Penderita yang tak sanggup mendapatkan tilikan
(insight) kendala latar belakang gangguan karena
mekanisme pertahanan yang terlampau kokoh.
3. Penderita dengan taraf kecerdasan yang terlampau
rendah
4. Gangguan ringan
5. Kepribadian premorbid yang kuat disertai adanya
pemulihan diri yang kuat pula.
TUJUAN
Membawa penderita kepada suatu
keseimbangan emosional secepatnya, dengan
pengurangan / peniadaan gejala-gejala
sehingga penderita dapat berfungsi pada taraf
yang sedekat mungkin dengan taraf
premorbid
Diusahakan agar penderita memperkuat
mekanisme pertahanannya dan
mengembangkan pula mekanisme
pengendalian yang lebih kuat
Diusahakan agar sumber stress dikurangi /
ditiadakan
INTI PROSEDUR SUPORTIF: ALEXANDER
Bentuk pemuasan dependency-needs
Bentuk abreaksi : memberi kesempatan pada
penderitra melepaskan bendungan emosi
dengan cara mengeluarkan isi hatinya
Peninjauan situasi penderita secara objektif
dan pemberian bantuan dalam menilai
pandangan-pandangannya
Bentuk sokongan terhadap pertahanan
neurotik penderita
Bentuk manipulasi hidup
TINDAKAN SUPORTIF MELIPUTI
Menghibur (consultation), menaruh simpati
Penganjuran (encouragement), nasehat
(advice)
Memberi petunjuk untuk kegiatan sehari-hari
Sugesti, manipulasi lingkungan, dll
70
PSIKOTERAPI SUPPORTIF
Psikoterapi supportif adalah bentuk
psikoterapi yang memberikan
dukungan kepada pasien yang
berada dalam keadaan krisis atau
trauma psikologis.
71
JENIS-JENIS PSIKOTERAPI SUPPORTIF
1. Ventilasi
2. Persuasif
3. Reassurance
4. Sugestif
5. Bimbingan
6. Penyuluhan
72
VENTILASI
Bentuk psikoterapi yang memberi
kesempatan seluas-luasnya kepada pasien
untuk mengungkapkan isi hatinya sehingga
ia merasa lega dan keluhannya berkurang.
Sikap terapis : memnjadi pendengar yang
baik dan penuh pengertian.
Topik pembahasan : permasalah yang
menjadi stres utama.
73
PERSUASI
Psikotrapi yang dilakukan dengan menerangkan secara
masuk akal tentang gejala-gejala penyakitnya yang timbul
akibat cara berpikir, perasaan dan sikap terhadap masalah
yang dihadapi.
Sikap terapis :
1. Berusaha membangun, mengubah dan menguatkan
impuls-impuls tertentu serta membebaskan dari impuls
yang mengganggu secara masuk akal dan sesuai
hati nurani.
2. Berusaha meyakinkan pasien dengan alasan yang
masuk akal bahwa gejalanya akan hilang.
Topik pembahasan : ide dan kebiasaan pasien yang
mengarah kepada terjadinya gejala
74
REASSURANCE
Psikoterapi yang berusaha meyakinkan
kembali kemampuan pasien bahwa ia
sanggup mengatasi masalah yang
dihadapinya.
Sikap terapis :
meyakinkan secara tegas dengan
menunjukkan hasil-hasil yang telah dicapai
pasien
Topik pembahasan :
pengalaman pasien yang berhasil nyata
75
SUGESTIF
Psikoterapiyang berusaha menanamkan
kepercayaan pada pasien bahwa gejala
gangguannya akan hilang.
Sikap terapis :
meyakinkan dengan tegas bahwa gejala
penyakit pasien akan menghilang
Topik pembahasan :
gejala-gejala bukan karena kerusakan
organik/fisik dan timbulnya gejala-gejala
tersebut adalah tidak logis.
76
BIMBINGAN
Psikoterapi yang memberi nasehat
dengan penuh wibawa dan pengertian
Sikap terapis : menyampaikan nasihat
dengan penuh wibawa dan pengertian
Topik bahasan : cara hubungan antar
manusia, cara komunikasi, cara bekerja
dan belajar yang baik.
77
PENYULUHAN/ KONSELING
Psikoterapi yang membantu pasien mengerti
dirinya sendiri secara lebih baik, agar ia dapat
mengatasi permasalahannya dan dapat
menyesuaikan diri
Sikap terapis :
menyampaikan secara halus dan penuh kearifan
Topik pembicaraan :
masalah pendidikan, pekerjaan, pernikahan dan
pribadi
78
7/26/20
14
TERAPI KELOMPOK
Tujuan :
1. Menghapuskan gejala
2. Mengubah hubungan interpersonal
3. Mengubah dinamika keluarga pasangan
spesifik
Jenis :
1. T.K. Direktif Supportif
2. T.K. Psikodinamika Interpersonal
3. T.K. Psikoanalisis
4. T.K. Transaksional (Eric Berne)
5. T.K. Gestalt Frederic Perl

79
7/26/20
14
TERAPI KELOMPOK
Terapi kelompok adalah bentuk psikoterapi
yang didasarkan pada pembelajaran
hubungan interpersonal.
Individu yang bermasalah bergabung dalam
kelompok dan saling bertukar pikiran dan
pengalaman serta mengembangkan pola
perilaku yang baru dibimbing oleh terapis
yang profesional
Kelompoknya bisa homogen atau heterogen

PSIKOTERAPI KELOMPOK
5 8 penderita bertemu dengan 1 2 terapis
dalam suatu pertemuan selama 1 1,5 jam tiap
minggu. Didasarkan atas teori proses belajar
dengan membagi pengalaman dan memberi
perhatian kepada sesamanya. Penderita yang
dipilih adalah mereka yang dapat mengutarakan
ide dan perasaanya secara verbal dan dapat
bertahan dalam penampilannya selama proses
terapi berjalan serta dapat memberikan
tanggapan-tanggapan. Sebaiknya anggota
kelompok mempunyai latar belakang pendidikan
dan tingkat sosial yang setaraf.
TIDAK COCOK UNTUK PSIKOTERAPI
KELOMPOK
Penderita dengan kepribadian paranoid
atau psikopat
Penderita dengan narsistik atau skizoid
yang kurang berminat pada orang lain
Penderita yang bersaing secara ekstrim
untuk menarik perhatian
Penderita psikotik (?)k
82
7/26/20
14
TERAPI KELUARGA
Merupakan bentuk khusus terapi kelompok yang
melibatkan seluruh keluarga
Dasar pemikiran adalah masalah yang ditunjukkan
oleh pasien merupakan tanda adanya sesuatu
yang tidak benar dalam keluarga, sistem keluarga
yang tidak berjalan baik.
Tugas terapis :
1. Mengamati interaksi dalam keluarga
2. Membantu tiap anggota untuk menyadari cara
dirinya berinteraksi dengan orang lain dan
bagaimana tindakanya berperan dalam
timbulnya masalah keluarga.
83
7/26/20
14
TERAPI KELUARGA
Tujuan Terapi Keluarga :
1. Mengenali dan menanggulangi pola-pola
maladaptif yang terjadi dalam keluarga.
2. Menurunkan konflik, kecemasan keluarga
3. Meningkatkan kesadaran keluarga terhadap
kebutuhan masing-masing anggota keluarga
4. Meningkatkan kemampuam penanganan krisis
5. Meningkatkan hubungan peran yang sesuai
6. Membantu keluarga menghadapi tekanan baik
dari dalam maupun dari luar anggota keluarga
84
7/26/20
14
REHABILITASI

Rehabilitasi adalah suatu program untuk
mempersiapkan penempatan kembali pasien di
keluarga dan masyarakatnya
Program ini dilakukan oleh lembaga rehabilitasi
Kegiatan yang dilakukan antara lain :
- terapi kelompok.
- Terapi kerja (bercocok tanam, menjahit
- terapi seni (musik, tari, lukis)
- Olah raga, ibadah bersama
- Rekreasi
85
7/26/20
14
TERAPI SOSIO-REHABILITATIF
Terapi sosio rehabilitatif adalah upaya-
upaya yang dilakukan untuk
mempersiapkan individu kembali
kelingkungan masyarakat dan
keluarganya
Terapi ini ditujukan pada :
1. Individu
2. Lingkungannya
86
7/26/20
14
TERAPI SOSIO-REHABILITATIF (2)
Terhadap individu melalui dua cara, yaitu :
1. Secara individual dibimbing dan
dibekali ketrampilan sesuai minat dan
bakatnya.
2. Bersama kelompok dengan melibatkan
dalam kegiatan kelompok bermain, olah
raga, dan rekreasi dsb.
87
7/26/20
14
TERAPI SOSIO-REHABILITATIF (3)
Terhadap lingkungan :
1. Memberi penjelasan dan pengertian
kepada keluarga mengenai keadaan
pasien
2. Mendeteksi dan kemudian mengurangi
atau menghilangkan faktor-faktor stresor
dilingkungannya
3. Mendeteksi dan kemudian
mempertahankan atau meningkatkan
faktor-faktor yang mendukung
88
7/26/20
14
PREVENSI
Prevensi adalah upaya upaya
pencegahan terhadap terjadinya dan
perkembangan gangguan jiwa
Terbagi dalam tiga tahap :
1. Prevensi primer
2. Prevensi sekunder
3. Prevensi tertier
89
7/26/20
14
PREVENSI PRIMER
Mencegah timbulnya gangguan mental
dengan cara :
mendeteksi dan menghilangkan
faktor-faktor penyebab
mendidik hidup sehat
90
7/26/20
14
PREVENSI SEKUNDER
Mencegah kekambuhan dengan cara :
memberi pengobatan segera
Menganjurkan untuk teratur
memeriksakan diri dan
mempertahankan pengobatan
91
7/26/20
14
PREVENSI TERTIER
Mencegah terjadinya cacat mental
dengan cara :
Pengawasan pengobatan agar tidak
terjadi cacat lebih lanjut
Usaha rehabilitasi dengan
memperhitungkan cacat yang
sudah ada
SOSIO-TERAPI (MILIEU THERAPY)
Terapi yang memakai Milieu atau lingkungan sebagai
model pengobatan
Ciri utama:
Pendidikan merupakan agen terapi yang aktif dan
bukan penerima yang pasif
Demokratis sama derajat, kebersamaan, serba boleh
Semua sumber yang ada (staf + pasien) ditujukan pada
hal-hal yang terapeutik
Merupakan masyarakat kecil, biasanya menginap,
komunikasi yang tetap dan adekuat meliputi seluruh
masyarakat (komuniti). Pertemuan teratur setiap hari
pada keadaan gawat serta dihadiri semua anggota
Pengambilan keputusan dilakukan secara konsensus
SOSIO TERAPI
Segala kegiatan yg bertujuan mengembalikan
fungsi-fungsi sosial penderita, agar dapat
berorientasi terhadap diri, orang lain, waktu
dan tempat secara wajar serta dapat
menyesuaikan diri kembali terhadap
tuntutan/norma sosial. Kegiatan sosio terapi
dapat dilakukan bersama-sama atau
berselang seling dengan kegiatan yang lain
dalam proses rehabilitasi
TUJUAN SOSIO TERAPI DLM UPAYA
REHABILITASI
Mempercepat proses rehabilitasi, khususnya
dalam penyesuaian psikososial
Meyakinkan pada diri rehabilitasi maupun
lingkungan. Bahwa mereka memiliki
kemampuan (potensi) yg dpt dikembangkan.
Meningkatkan harga diri sehingga rehabilitan
memiliki motivasi yang kuat untuk
memperoleh derajat kehidupan yang layak
KEGIATAN RESOSIALISASI DLM UNIT
REHABILITASI
Pameran hasil karya rehabilitan
Pekan olahraga atau pekan kesenian antar
rehabilitan
Forum komunikasi antar rehabilitan
Kegiatan sosial di dalaml rumah sakit jiwa
Perpustakaan pasien, dl
TERAPI KERJA OCCUPATIONAL THERAPY
Terapi yang bertujuan membangkitkan
aktivitas positif melalui pekerjaan atau
aktivitas lain yang bersifat terapeutik.
Aktivitas yang bersifat terapeutik adalah
aktivitas yang diharapkan dapat memulihkan
/ meningkatkan kembali daya konsentrasi,
kemampuan komunikasi, daya ingat,
kemauan dan sebagainya melalui berbagai
kegiatan yang sesua dengan diri pasien
Terapi harus dalam waktu relatif singkat 2-3
minggu/penderita
KEGIATAN BERUPA
1. Pekerjaan
Kerajinan tangan, melukis, seni, menjahit,
menyulam, mengukir, kegiatan pertukangan
kayu, besi, dll.
2. Non Pekerjaan
Relaksasi, rekreasi, olahraga, kegiatan
rumah tangga, dll.
OCCUPATIONAL THERAPY
Latihan kerja (Vocational Training)
Latihan yang diberikan kepada penderita agar memiliki
keterampilan kerja untuk bekal kembali ke masyarakat
sebagai warga yang mandiri dan berguna.
Penyelenggaraan latihan kerja harus mencerminkan
proses belajar kerja, yang memberi kesempatan kepada
para pendidik untuk memperoleh keterampilan/kecakapan
kerja, akan tetapi tidak terlepas dari situasi resosialisasi
dan terapi.
Biasanya latihan kerja dibagi dalam 3 tahap:
Tahap percobaan: kurang lebih 1-2 bulan
Tahap pengarahan: kurang lebih 1-3 bulan
Tahap peningkatan: kurang lebih 3-6 bulan
TERIMA KASIH
ATAS
PERHATIANNYA

You might also like